Anda di halaman 1dari 58

 Biografi (kajian naratif)

 Fenomenologi
 Kajian Grounded Theory
 Etnografi
 Studi kasus
 Creswell:Kajian biografi
adalah kajian terhadap
individu dan pengalamannya
sebagaimana yang diceritakan
kepada peneliti atau
ditemukan dalam dokumen
dan materi arsip (archival
material)
 Denzin (1989a): peristiwa “turning
point” dalam hidup individu
 Kajian ini mengeksplorasi kehidupan
yang luar biasa, kegagalan hidup,
kehidupan yang tidak lazim, dll
(Heilburn, 1988).
 Penulis menceritakan dan menuliskan
kisah-kisah dari orang lain
 Kajian biografi; life history
individu yang ditulis oleh
orang lain, menggunakan
dokumen arsip dan rekaman.
Subjek biografi bisa masih
hidup atau sudah meninggal.
 Otobiografi; life history
individu yang ditulis sendiri
olehnya.
 Lifehistory; pendekatan yang diperoleh pada
ilmu sosial dan antropologi dimana peneliti
melaporkan kehidupan individu dan bagaimana
hal itu merefleksikan tema-tema budaya dalam
masyarakat, tema pribadi, dan sejarah sosial
 Oralhistory adalah pendekatan dimana
peneliti mengumpulkan ingatan pribadi dari
peristiwa, penyebabnya, dan pengaruhnya dari
individu atau beberapa individu. Informasi ini
dikumpulkan melalui rekaman tape atau
tertulis dari individu yang masih hidup atau
meninggal
1. Peneliti mulai dengan seperangkat tujuan
pengalaman tahapan fase hidup dan
pengalaman subjek. Fase tersebut bisa
anak-anak, remaja, atau dewasa awal,
ditulis secara kronologis, atau pengalaman
dalam pendidikan, perkawinan, dan
pekerjaan.
2. Selanjutnya, peneliti mengumpulkan materi
biografi kontekstual dengan menggunakan
wawancara. Fokusnya adalah mengumpul-
kan kisah-kisah
3. Kisah-kisah tersebut disusun di seputar
tema-tema yang menunjukkan peristiwa
sangat penting (epiphanies) dari
kehidupan individu
4. Peneliti mengeksplorasi makna kisah-
kisah tersebut, menyandarkan individu
untuk menyediakan penjelasan dan
pencarian makna-makna
5. Peneliti juga mencari struktur untuk
menjelaskan makna, seperti interaksi
sosial dalam kelompok, masalah budaya,
ideologi, dan konteks historis, dan
menyediakan penafsiran bagi
pengalaman individu (penafsiran silang
pada beberapa individu)
 Jika
biografi melaporkan
kehidupan individu
tunggal, kajian
fenomenologi
menjelaskan makna
pengalaman hidup dari
beberapa individu
tentang suatu konsep
atau fenomena.
 Ahli fenomenologi mengeksplorasi struktur
kesadaran dari pengalaman manusia
(Polkinghorne, 1989)
 Hal ini berakar dari perspektif filosofi dari
Edmund Husserl dan diskusi filosofi oleh
Heidegger, Sartre, dan Merleau-Ponty.
 Penelitimencari esensi
(invariant structure) atau
makna utama dari pengalaman
dan menekankan
intensionalitas kesadaran
dimana pengalaman-
pengalaman yang berisikan baik
yang kelihatan di luar maupun
kesadaran dari dalam
berdasarkan pada ingatan,
citra, dan makna
 Proses analisis data fenomenologi
dilakukan melalui reduksi
metodologi, analisis terhadap
pernyataan-pernyataan khusus dan
tema-tema, serta sebuah pencarian
bagi semua makna.
 Peneliti juga harus terlepas dari
semua prasangka, mem-bracketing
pengalamannya dan menyandarkan
pada intuisi, imajinasi, dan struktur
universal untuk mendapatkan
gambaran pengalaman
1. Kembali pada tugas tradisional filsafat.
Pada akhir abad ke-19 telah menjadi
terbatas untuk mengeksplorasi dunia
oleh makna empiris (scientism).
Pencarian bagi kebijaksanaan menjadi
hal yang dikagumi sama halnya
empirisme
2. Filosofi tanpa prasangka. Pendekatan
fenomenologi adalah menangguhkan
semua prasangka tentang apa yang
nyata hingga ditemukan lebih banyak hal
yang mendasar. Penangguhan ini disebut
sebagai epoche (Husserl)
3. Intensionalitas kesadaran. Gagasannya
adalah bahwa kesadaran selalu ditujukan
pada suatu objek. Realitas pada sebuah
objek, lalu tidak mungkin berhubungan
dengan kesadaran seseorang terhadapnya.
Menurut Husserl, realitas tidak dapat
dipisahkan menjadi subjek dan objek,
sehingga mengubah dualitas Cartesian
terhadap makna dari objek yang hadir
dalam kesadaran
4. Menolak dikotomi subjek-objek
 Peneliti
membutuhkan
pemahaman perspektif filosofis di
balik pendekatan, khususnya
konsep dalam mempelajari
bagaimana seseorang mengalami
suatu fenomena. Konsep epoche
adalah hal utama, dimana peneliti
mengurung (bracket) gagasan
awal tentang fenomena untuk
memahaminya berdasarkan
penuturan (melalui suara)
informan
 Penelitimenuliskan pertanyaan penelitiannya
untuk mengeksplorasi makna pengalaman
dari individu dan bertanya untuk
menjelaskan pengalaman hidup sehari-hari
 Penelitilalu mengumpulkan data
individu-individu yang memiliki
pengalaman fenomena.
 Secara khusus, informasi
dikumpulkan melalui wawancara
panjang dengan jumlah informan
antara 5 – 25 orang (Polkinghorne,
1989)
 Wawancara panjang ditambah dengan
refleksi diri peneliti dan sebelumnya
mengembangkan deskripsi sebagai
pekerjaan artistik
 Langkah-langkah analisis data
fenomenologi.
 Bagi Moustakas (1994) dan Polkinghorne (1989),
semua ahli fenomenologi psikologi menggunakan
rangkaian langkah yang serupa. Protokol asli
dibagi menjadi pernyataan-pernyataan atau
horisontalisasi
 Lalu, unit-unit ditransformasi menjadi kelompok-
kelompok makna (clusters of meaning) yang
diekspresikan dalam konsep-konsep psikologis
dan fenomenologis
 Akhirnya, transformasi tersebut diikat bersama
menjadi deskripsi yang umum dari pengalaman,
deskripsi tekstural dari apa yang dialami dan
deskripsi struktural dari bagaimana hal itu
dialami.
 Beberapa fenomeolog memiliki keragaman dalam
pendekatan ini dengan menggabungkan makna
pribadi dari pengalaman (Moustakas, 1994),
menggunakan analisis subjek tunggal, dan
menganalisis peran konteks dalam proses (Giorgi,
1975).
 Laporan fenomenologi berakhir
dengan pemahaman pembaca
yang lebih baik pada esensial,
struktur invarian (atau esensi)
dari pengalaman, mengenali
bahwa suatu makna penyatuan
tunggal dari pengalaman.
 Meskipun kajian fenomenologi menekankan
pada makna pengalaman sejumlah individu,
intensitas kajian grounded theory adalah
menghasilkan atau menemukan suatu teori.
Analisis data kajian grounded
theory:
 Open coding
 Axial coding
 Selective coding
 Conditional matrix
 Analisis data kajian grounded theory:
 Open coding; peneliti membentuk kategori-
kategori awal dari informasi tentang fenomena
yang dikaji dengan membagi-bagi informasi. Di
dalam setiap kategori, peneliti menemukan
beberapa properti, atau subkategori, dan
mencari data untuk membuat dimensi, atau
menunjukkan kemungkinan ekstrim dalam suatu
kontinum (properti)
 Dalam axial coding, peneliti memasangkan data
dengan cara baru setelah open coding. Hal ini
disajikan dengan menggunakan suatu paradigma
koding atau diagram logis dimana peneliti
mengidentifikasikan fenomena sentral (misalnya
kategori sentral tentang fenomena), lalu:
 Mengeksplorasi kondisi kausal (misal: kategori-kategori
dari kondisi yang mempengaruhi fenomena)
 Strategi spesifik (misal: aksi atau interaksi yang sebagai
hasil dari fenomena sentral)
 Mengidentifikasi konteks & kondisi intervening (misal:
kondisi sempit & luas yang mempengaruhi strategi)
 Menggambarkan konsekuensi (misal: hasil dari strategi)
 Dalam selective coding,
peneliti mengidentifikasi “story
line” dan menuliskan kisah yang
mengintegrasikan kategori-
kategori dalam model axial
coding.
 Pada fase ini, proposisi
kondisional (hipotesis)
umumnya disajikan
 Pada akhirnya, peneliti mungkin
mengembangkan dan memotret secara visual
suatu Conditional matrix yang menjelaskan
kondisi-kondisi sosial, historis, dan ekonomi
yang mempengaruhi fenomena sentral. Fase
analisis ini tidak banyak ditemukan dalam
kajian grounded theory
 Etnografiadalah deskripsi dan interpretasi
suatu budaya, kelompok sosial atau sistem.
Peneliti menguji hal-hal yang dapat diamati
dan mempelajari pola-pola perilaku, adat-
istiadat dan cara hidup
 Dalamkajian etnografi,
produk penelitian
meliputi baik proses
maupun hasilnya, yang
pada umumnya dalam
bentuk buku yang tebal.
 Sebagai proses, etnografi melibatkan
pengamatan jangka panjang pada kelompok,
dengan cara pengamatan terlibat dimana
peneliti melibatkan dirinya dalam hidup
sehari-hari dari orang-orang atau melalui
wawancara satu demi satu dengan anggota
kelompok
 Padaawal abad ke-20, etnografi lahir dari
antropologi budaya melalui antropolog
seperti Franz Boas, Malinowski, Redcliffe-
Brown, dan Margaret Mead
 Mazhabatau subtipe etnografi (berdasarkan
perbedaan orientasi teoritis dan sasaran):
 Fungsionalisme struktural
 Interaksionisme simbolik
 Antropologi budaya dan kognitif
 Feminisme
 Marxisme
 Etnometodologi
 Teori kritis
 Kajian budaya
 Postmodernisme
 Dipengaruhi oleh pendekatan sosiologi
(Hammersley & Atkinson, 1995) & antropologi
pendidikan (Wolcott, 1946; Fetterman, 1989),
dimana peneliti memulai kajian dengan melihat
orang-orang dalam interaksi dalam latar pada
umumnya dan mencoba mengamati pola-pola
dalam siklus kehidupan, peristiwa, dan tema
kultural
 Beberapa orang menganggap “kasus” sebagai
objek kajian, dan beberapa orang lagi
sebagai suatu metodologi, oleh karena itu
studi kasus adalah eksplorasi dari suatu
“sistem yang terbatas” atau suatu kasus
(atau kasus ganda) yang terjadi melalui
pengumpulan data yang rinci dan mendalam
melibatkan sumber-sumber informasi yang
kaya dalam konteks
 Sistem yang terbatas dibatasi oleh waktu
dan tempat, dan adalah kasus yang sedang
dikaji -- suatu program, peristiwa, aktivitas,
atau individu-individu.
 Sebagai contoh: beberapa program (kajian di
banyak tempat) atau program tunggal (di
dalam suatu tempat)
 Sumber-sumber
informasi diperoleh
dari pengamatan,
wawancara, audio
visual, dokumen, dan
laporan
 Isi kasus melibatkan
situasi kasus pada
latarnya, bisa berupa
latar fisik, sosial,
sejarah, dan ekonomi.
 Fokuskasus: keunikan, permasalahan atau
permasalahan-permasalahan, kasus yang
menggambarkan permasalahan, studi kasus
kolektif
 Jenis analisis:
 Analisis holistik pada keseluruhan kasus
 Analisis embedded pada aspek spesifik
dari kasus
 Melaluipengumpulan data, deskripsi
rinci dari kasus muncul, sebagai bentuk
dari analisis tema-tema atau
permasalahan dan interpretasi atau
pernyataan-pernyataan dari kasus
oleh peneliti
 Analisis kaya dengan konteks kasus atau
latar (setting) dimana kasus menyajikan
dirinya sendiri.
 Peneliti menarasikan kajian dengan teknik
seperti kronologis dari peristiwa utama
diikuti dengan perspektif rinci dan dekat
tentang beberapa insiden.
 Dalam kasus ganda:
 Analisis Intra Kasus
Tema-tema dalam kasus
 Analisis Antar Kasus

Anda mungkin juga menyukai