FILSAFAT ILMU
Disusun oleh :
NIM : 21120094
Kelas : Salatiga
FAKULTAS HUKUM
2021
Pertanyaan 1
Jawaban :
Filsafat yaitu suatu usaha untuk menjelaskan suatu masalah tertentu dg cara berpikir yang
menyeluruh dan mendasar (Y.S. SOEMANTRI). Menyeluruh dalam arti mewadahi
hakekat sesuatu dalam kerangka pengetahuan2 lain yang lebih luas baik dlm arti moral
agama dan kemasyarakatan. Mendasar dalam arti mencari makna yang terdalam dari
sesuatu.
Filsafat yaitu sifat yg tidak saja begitu percaya bahwa ilmu itu benar. Philo/cinta =
keinginan. Ingin untuk mengetahui/ ingin berusaha untuk mengetahui sesuatu yang
diinginkan. Sofia = kepandaian dalam arti mengerti secara mendalam.Filsafat = ingin
mencapai pengertian secara mendalam, (Poejo Wijatno)
Kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan
dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya. Manusia
filosofis adalah manusia yang memiliki kesadaran diri dan akal sebagaimana ia juga
memiliki jiwa yang independen dan bersifat spiritual. (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Jawaban :
Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam bahasa filsafat
bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat dialami sebagai
suatu realitas. Ini berarti, yang disebut sebagai positif bertentangan dengan sesuatu yang
hanya ada di dalam angan-angan (impian), atau terdiri dari sesuatu yang hanya merupakan
konstruksi atas kreasi kemampuan untuk berpikir dari akal manusia. Dapat disimpulkan
bahwa pengertian positivisme secara terminologi berarti suatu paham yang dalam
"pencapaian kebenaran"-nya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang benar-benar
terjadi. Segala hal di luar itu, sama sekali tidak dikaji dalam positivisme.
• Positivisme Sosial
• Positivisme Evolusioner
Berangkat dr phisika dan biologi dengan doktrin biologi. Hal dan kesadaran itu
menampilkan sifat yg berbeda, tetapi mengenai substansi itu satu yaitu monistik
• Positivisme Kritis
Pertanyaan 3
Jelaskan pengertian dan macam – macam post positivism dalam filsafat ilmu!
Jawaban :
Ontology
bersifat nyata, artinya realita itu mempunyai keberadaan sendiri dan diatur oleh hukum-
hukum alam dan mekanisme yang bersifat tetap.
Realis kritis – artinya realitas itu memang ada, tetapi tidak akan pernah dapat dipahami
sepenuhnya.
Epistemologi
·dualis/objektif, adalah mungkin dan esensial bagi peneliti untuk mengambil jarak dan
bersikap tidak melakukan interaksi dengan objek yang diteliti.
·Nilai, faktor bias dan faktor yang mempengaruhi lainnya secara otomatis tidak
mempengaruhi hasil studi.
Objektivis modifikasi - artinya objektivitas tetap merupakan pengaturan (regulator) yang
ideal, namun objektivitas hanya dapat diperkirakan dengan penekanan khusus pada
penjaga eksternal, seperti tradisi dan komunitas yang kritis.”
Pertanyaan 4
Salah satu cabang dari filsafat ilmu adalah Filsafat phenomenology, jelaskan konsep
dasarnya!
Jawaban :
Sebagai sebuah arah baru dalam filsafat, fenomenologi dimulai oleh Edmund Husserl
(1859 – 1938), untuk mematok suatu dasar yang tak dapat dibantah, ia memakai apa yang
disebutnya metode fenomenologis. Ia kemudian dikenal sebagai tokoh besar dalam
mengembangkan fenomenologi. Namun istilah fenomenologi itu sendiri sudah ada
sebelum Husserl. Istilah fenomenologi secara filosofis pertama kali dipakai oleh J.H.
Lambert (1764). Dia memasukkan dalam kebenaran (alethiologia), ajaran mengenai gejala
(fenomenologia). Maksudnya adalah menemukan sebab-sebab subjektif dan objektif ciri-
ciri bayangan objek pengalaman inderawi (fenomen).
Secara umum pandangan fenomenologi bisa dilihat pada dua posisi. Pertama ia merupakan
reaksi terhadap dominasi positivisme, dan kedua, ia sebenarnya sebagai kritik terhadap
pemikiran kritisisme Immanuel Kant, terutama konsepnya tentang fenomena – noumena.
Kant menggunakan kata fenomena untuk menunjukkan penampakkan sesuatu dalam
kesadaran, sedangkan noumena adalah realitas (das Ding an Sich) yang berada di luar
kesadaran pengamat. Menurut Kant, manusia hanya dapat mengenal fenomena-fenomena
yang nampak dalam kesadaran, bukan noumena yaitu realitas di luar yang kita kenal.
Husserl menggunakan istilah fenomenologi untuk menunjukkan apa yang nampak dalam
kesadaran kita dengan membiarkannya termanifestasi apa adanya, tanpa memasukkan
kategori pikiran kita padanya. Berbeda dengan Kant, Husserl menyatakan bahwa apa yang
disebut fenomena adalah realitas itu sendiri yang nampak setelah kesadaran kita cair
dengan realitas. Fenomenologi Husserl justru bertujuan mencari yang esensial atau eidos
(esensi) dari apa yang disebut fenomena dengan cara membiarkan fenomena itu berbicara
sendiri tanpa dibarengi dengan prasangka (presupposition).
Pada tataran axiologis, filsafat positivisme memandang kebenaran ilmu itu terbatas pada
kebenaran empiric sensual – logik dan bebas nilai. Sebaliknya, filsafat fenomenologi
mengakui kebenaran ilmu secara lebih luas, yaitu mengakui kebenaran empirik sensual,
kebenaran logik, kebenaran etik dan kebenaran transcendental. Oleh karena itu, ilmu
pengetahuan yang diperoleh tidak bebas nilai (value free), akan tetapi bermuatan nilai
(value bond), tergantung pada aliran etik yang dianutnya, apakah naturalisme, hedonisme,
utilitarianisme, idealisme, vitalisme, ataukah theologisme atau pandangan filsafat yang
lain.
Peranyaan 5
Tuliskan syarat syarat yang harus dipenuhi agar pengetahuan menjadi ilmu!
Jawaban :
Peranyaan 6
Jawaban :
S = Sistematis
Pertanyaan 7
Jawaban :
Purwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, menerangkan bahwa kebenaran itu
adalah 1). Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan hal atau keadaan yang
sesungguhnya. Misalnya kebenaran berita ini masih saya ragukan, kita harus berani
membela kebenaran dan keadilan. 2). Sesuatu yang benar (sugguh-sugguh ada, betul-betul
hal demikian halnya, dan sebagainya). Misalnya kebenaran-kebenran yang diajarkan
agama. 3). Kejujuran, kelurusan hati, misalnya tidak ada seorangpun sanksi akan kebaikan
dan kebenaran hatimu. Sedang menurut Abbas Hamami, kata “kebenaran” bisa digunakan
sebagai suatu kata benda yang konkrit maupun abstrak. Jika subyek hendak menuturkan
kebenaran artinya adalah proposisi yang benar. Proposisi maksudnya adalah makna yang
dikandung dalam suatu pernyataan atau statement. Adanya kebenaran itu selalu
dihubungkan dengan pengetahuan manusia (subyek yang mengetahui) mengenai obyek.
Jadi, kebenaran ada pada seberapa jauh subjek mempunyai pengetahuan mengenai objek.
Sedangkan pengetahuan bersal mula dari banyak sumber. Sumber-sumber itu kemudian
sekaligus berfungsi sebagai ukuran kebenaran. Beberapa teori kebenaran: Teori Koherensi,
Korespondensi Dan Teori Pragmatisme.
Pertanyaan 8
Jawaban :
Pertanyaan 9
Jawaban :
MACAM-MACAM PROPOSISI
PROPOSISI KATEGORIS:
Adl proposisi yg menyatakan secara langsung ttg cocok-tidaknya hub yg ada di antara term
subjek dan predikat.
• Disebut kategoris krn proposisi ini menyatakan sesuatu ttg sesuatu hal tanpa syarat.
• Setiap proposisi kategoris mengandung 3 unsur, yaitu: Subjek, Predikat dan Kopula
• Term subjek adl term ttg sesuatu yang diakui atau diingkari oleh sesuatu
yang lain.
• Term predikat adl term yang mengakui atau mengingkari term subjek
• Tanpa kopula
Kombinasi antara kualitas dan kuantitas proposisi menghasilkan empat bentuk baku
proposisi kategoris, yaitu proposisi A, E, I dan O
1. Proposisi A: Afirmatif – Universal
Struktur keempat jenis proposisi kategoris tsb dapat disederhanakan dalam diagram sbb:
Kualitas hubungan S - P
Afirmatif Negatif
Kuantitas Universal A E
Subjek (Singular)
Partikular I O
PROPOSISI HIPOTETIS
Adalah hubungan antara term predikat dengan term subjek dengan syarat-syarat tertentu
PROPOSISI KONDISIONAL
Adalah proposisi yang menyatakan suatu kondisi atau hubungan Ketergantungan antara 2
proposisi
Contoh:
Jika seseorang silau oleh sinar matahari maka ia membutuhkan kacamata hitam
Pertanyaan 10
Ada beberapa macam cara penyimpulan (mengambil kesimpulan) dalam filsafat ilmu,
sebut dan uraikan secara ringkas!
Jawaban :
MACAM-MACAM PENYIMPULAN
Secara garis besar ada 2 cara berpikir/ cara menarik kesimpulan yg bertolak dari hal2 yg
sudah kita ketahui menuju ke pengetahuan baru:
1. Penyimpulan/penalaran langsung
Adl: kita secara langsung dan begitu saja menarik sebuah kesimpulan dari sebuah
premis atau satu2nya premis yg ada.
• Penyimpulan semacam ini merupakan sebuah proses dimana kita berpikir untuk
menemukan sebuah proposisi baru atas dasar proposisi yg sudah kita miliki(yg
lama), yg berbeda dg yang lama namun tetap harus mengikuti ide/ gagasan yg
terdapat dalam proposisi yg lama
• Penyimpulan langsung sifatnya terbatas, yaitu hanya ttg sebuah proposisi baru dan
bukan ttg sebuah kebenaran baru.
• Oposisi
KONKLUSI : E I O AI O AEO A E I
• Pembalikan Sederhana:
• Proposisi E:
• Proposisi I
• Pembalikan Aksidental/Terbatas:
• E menjadi O
Contoh :
Contoh 2:
• Contoh :
• I Obversif terhadap O
• O obversif terhadap I
• Contoh: Saat ini dan di sini Saudara sedang duduk mendengarkan kuliah
dalam kondisi, situasi serta status keberadaan Saudara di ruang kelas ini; itu
adalah POSIBILITAS: gambaran bahwa kesempurnaan saat ini dan di sini
belum dimiliki sebuah proposisisebuah aktualitas.
• Contoh: