Makalah ini
Oleh:
SUSILO 22.08.954
TUMINI 22.08.955
PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI
PONOROGO
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah pendekatan dalam kajian Islam telah mendorong perhatian
banyak sarjana di bidang studi Islam (Islamic Studies). Awalnya, kajian Islam
hanya memperoleh tempat yang sangat terbatas dan hanya dikaji dalam
konteks history of religions, comparative study of religios atau religions
wissenschaft pada umumnya.
Dalam kaitanya dengan studi agama, makna istilah fenomenologi
tidak pernah terbekukan secara tegas. Maka perlu kiranya suatu kecermatan
dalam upaya menentukan faktor-faktor yang mencakup dalam pendekatan
fenomenologis. Pendekatan fenomenologis memiliki karekteristik tersendiri
yang berbeda dengan pendekatan lainya dalam memahami agama.
Filsafat positivisme dengan paradigma kuantitatif - ilmiah dalam studi
sosial dan humaniora telah menghegemoni sekian lama di era moderen pasca
renaissance Eropa, namun kemudian terkesan memudar setelah munculnya
filsafat fenomenologi yang dielaborasi menjadi sebuah pendekatan dalam
paradigma kualitatif-alamiah di era posmodernisme guna melakukan kegiatan
penelitian ilmiah khususnya dalam studi ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Fenomenologi sebagai sebuah pendekatan terasa belum dipahami
secara logis pada masa-masa awal ketika Edmund Husserl (1859-1938) sejak
pertama kali mencetuskannya. Setelah menunggu sekian lama kemudian
terjadilah perkembangan yang sangat spektakuler dalam dunia penelitian
sehingga pendekatan fenomenologis mampu diterjemahkan dengan baik
dalam studi ilmu-ilmu sosial dan humaniora, tidak terkecuali studi Islam.1
Islam merupakan sebuah sistem universal yang mencakup seluruh
aspek kehidupan manusia. Dalam Islam, segala hal yang menyangkut
kebutuhan manusia, dipenuhi secara lengkap. Semuanya diarahkan agar
1 M. Zeni Rochmatullah Ilyas dan Afdol Abdul Hanaf, Pendekatan Studi Islam
(Yogyakarta:Jejak Pustaka, 2022), 1–2.
manusia mampu menjalani kehidupan yang lebih baik dan manusiawi sesuai
dengan kodrat kemanusiaanya. Apabila hal itu dilaksanakan, maka akan
selamat dalam kehidupan dunia dan akhirat. Layaknya sebuah sistem, Islam
memiliki sumber ajaran yang lengkap, yaitu berupa Al-Qur’an dan Hadis.
Rasulullah menjamin, jika seluruh manusia berpegang teguh dengan Al-
Qur’an dan Hadis dalam kehidupannya, maka ia tidak akan pernah tersesat
selama-lamanya.2
Studi Islam yang dimaksud dalam materi ini adalah upaya memahami
dengan menganalisis secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama
Islam, pokok-pokok ajaran Islam, sejarah Islam, maupun realitas
pelaksanaannya dalam kehidupan melalui beberapa metode dan
pendekatan yang secara operasional-konseptual dapat memberikan pandangan
tentang Islam. Tentunya, menemukan dan menguji pendektan-pendekatan
tersebut dilakukan melalui penelitian. Penelitian (reaserch) adalah upaya
sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu masalah dan menemukan
prinsip-prinsip umum.3 Dari gambaran permasalahan tersebut, penulis perlu
memaparkan secara komprehensif beberapa materi tentang karakteristik studi
Islam beserta perkembangannya dan berbagai metode pendekatan studi Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menjadikan pokok
permasalah pada pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dan fungsi fenomenologi?
2. Bagaimana penggunaan fenomenologi dalam studi Islam?
3. Bagaimana pendekatan fenomenologi dalam studi Islam?
4. Bagaimana penerapkan fenomenologi dalam studi islam?
2 Supiana, Metodologi Studi Islam (Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama, 2012), 73.
3 Hammis Syafaq et al., Pengantar Studi Islam (Surabaya: Nuwailah Ahsana, 2021), 7.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah tersebut
antara lain:
1. Mengetahui pengertian dan fungsi fenomenologi
2. Mengetahui penggunaan fenomenologi dalam studi Islam.
3. Mengetahui pendekatan fenomenologi dalam studi Islam
4. Mengetahui penerapan fenomenologi dalam studi islam
BAB II
PEMBAHASAN
2. Fungsi Fenomenologi
Berikut ini fungsi dari fenomenologi :
a. Sebagai pembelajaran dalam keagamaan. Dengan memahami tentang
fenomenologi, seseorang di mungkinkan dapat memahami hakikat
keberagamaan secara mendalam. Di karenakan, fenomenologi itu
mengajarkan tentang fenomena-fenomena yang terjadi terhadap
keagamaan khususnya agama Islam .
b. Sebagai konstruksi taksonomis untuk mengklasifikasikan fenomena
dengan melintasi batas-batas komunitas agama, budaya, dan zaman.
Pokok dari aktivitas ini adalah mencari struktur pengalaman
keagamaan dan keluasan prinsip-prinsip yang tampak
mengoperasikan bentuk perwujudan keberagamaan manusia secara
keseluruhan.
c. Fenomenologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan secara sadar
mengarahkan untuk memperhatikan contoh tertentu tanpa prasangka
teoritis lewat pengalaman-pengalaman yang berbeda dan bukan
lewat koleksi data yang besar untuk suatu koleksi umum diluar
substansi sesungguhnya, dan tanpa berkontaminasi kecenderungan
psikologisme dan naturalisme.
d. Sebagai wadah untuk berfikir kritis dalam menanggapi fenomena
keberagamaan.
e. Berfungsi untuk mengungkapkan atau mendeskripsikan makna
sebagaimana yang ada dalam data (gejala) dalam bentuk kegiatan-
kegiatan, tradisi-tradisi, dan simbol keagamaan.
f. Berfungsi untuk memahami pemikiran, tingkah laku, dan lembaga-
lembaga keagamaan tanpa mengikuti salah satu teori filsafat, teologi,
metafisika, ataupun psikologi untuk memahami islam. Karena pada
dasarnya semua ciptaan Tuhan itu mengagungkan kebesaran-Nya
dengan caranya masing-masing. Jadi, semua yang ada di alam ini
bisa dilihat dengan kacamata agama untuk mengantarkan pada
pemahaman terhadap Yang Maha Esa.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan penulisan ini adalah :
1. Fenomenologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala
yang nampak. Jelas bahwa Fenomenologi Agama merupakan cabang Ilmu
Agama yang mengkaji fenomena keagamaan secara sistematis bukan
historis sebagaimana sejarah agama.
2. Fungsi dari fenomenologi adalah sebagai pembelajaran dalam keagamaan.
Dengan memahami fenomenologi, seseorang dimungkinkan dapat
memahami hakikat keberagamaan secara mendalam. Dikarenakan,
fenomenologi itu mengajarkan tentang fenomena-fenomena yang terjadi
terhadap keagamaan khususnya Islam. Perkembangan pendidikan Islam
terbagi menjadi lima periode, yaitu periode pembinaan pendidikan Islam,
pertumbuhan pendidikan Islam, kejayaan pendidikan Islam, kemunduran
pendidikan Islam, dan periode pembaharuan pendidikan Islam.
3. Penggunaan atau posisi fenomenologi dalam kajian Agama dan Studi
Islam adalah mengkaji dan kemudian mengerti pola atau struktur agama
atau menemukan esensi agama di balik manifestasinya yang beragam atau
memahami sifat-sifat yang unik pada fenomena keagamaan serta untuk
memahami peranan agama dalam sejarah dan budaya manusia.
4. Pendekatan fenomenologi merupakan tradisi penelitian kualitatif yang
berakar dari filosofi dan psikologi, serta berfokus pada internal dan
pengalaman sadar seseorang. Pendekatan fenomenologi untuk mempelajari
kepribadian dipusatkan kepada pengalaman individual-pandangannya
pribadi terhadap dunia.
5. Dalam penerapan pendekatan fenomenologis, khususnya yang berkaitan
dengan fenomena keagamaan, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra (2012:
298-300), pakar antropologi menetapkan 4 prinsip etis-metodologis yang
perlu diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Harun. Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press, 1985.
Nurhakim, M. Metodologi Studi Islam. Malang: UMM Press, 2021.
Nurhasanah, Neneng, Amrullah Hayatuddin, dan Yayat Rahmat Hidayat.
Metodologi Sudi Islam. Jakarta: Amzah, 2018.