Anda di halaman 1dari 16

METODELOGI PENELITIAN

METODOLOGI
PENELITIAN
Dosen Pengampu : Dani Hermawan M.Pd

Sya’adatus Sa’diyah (201101020027)


Irma Wahyunengtyas (201101020031)
Nova Oktavia (201101020033)
Shabira Amantasya Qolbi (201101020035)
PROLOGUE

ETIKA DALAM PENELITIAN

Etika dalam penelitian adalah sudut pandang atau


ketentuan baik, buruk, benar atau salah dalam kegiatan penelitian.1
Dalam suatu penelitian ada beberapa etika yang harus dipatuhi oleh
peniliti, yaitu; pertama, diharuskan kepada para peneliti untuk jujur
dan logis dalam meniliti agar hasil penilitian tersebut bisa
bermanfaat. Kedua, objektif dalam meniliti atau tidak
diperbolehkan memihak. Ketiga, integritas memenuhi kesempatan
dan tidak melakukannya dengan terpaksa. Keempat, diperlukan
juga ketelitian dalam meneliti. Kelima, adalah keterbukaan atau
hasilnya bisa diakses, dibantah bahkan direvisi oleh orang lain.
Keenam, adalah penghargaan atas keberhasilan responden. Ketujuh,
adalah tanggung jawab. Kedelapan, yaitu tidak diskriminatif atau
tidak menyepelekan penelitian. Selanjutnya adalah legalitas. Dan
yang terakhir adalah publikasi.

1 Wikipedia, “Etika Penelitian”


Desain penelitian
kualitatif
fenomenologi
PENELITIAN KUALITATIF; FENOMOLOGI

7
METODE PENELITIAN KUALITATIF;
FENOMENOLOGI

F
enomenologi (dari bahasa Yunani: phainomenon,artinya yang
tampak, dan lógos, yang berarti ilmu) adalah sebuah ilmu dan
studi inkuiri deskriptif yang memfokuskan
kepada penelitian atas penampakan (fenomena), pengalaman, dan
kesadaran. Fenomenologi, singkatnya, adalah penelitian tentang
pengalaman dan bagaimana pengalaman tersebut membentuk
sebuah kebiasaan. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman
subjektif.
Fenomenologi dalam kaitannya dengan dunia penelitian
dipandang sebagai salah satu bentuk penelitian kualitatif. Pada
hakikatnya penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena (fenomenologis) tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain secara holistik. Fenomenologi ini berasal dari
filsafat yang mengelilingi kesadaran manusia yang dicetuskan oleh

1
2
PENELITIAN KUALITATIF; FENOMOLOGI

seorang filsuf Jerman. Pada awalnya teori ini digunakan pada ilmu-
ilmu sosial.2

Menurut Husserl 3, ada beberapa definisi fenomenologi, yaitu:


(1) pengalaman subjektif atau fenomenologikal, dan (2) suatu studi
tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang. Teori ini
merupakan hasil dari perlawanan teori sebelumnya yang
memandang sesuatu dari paradigma ketuhanan. Jadi secara
sederhana, fenomenologi diartikan sebagai sebuah studi yang
berupaya untuk memahami dan mendeskripikan sebuah fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.

Ada beberapa karakteristik dari penelitian fenomenologis,


diantaranya:

a) Tidak berasumsi mengetahui apa makna sesuatu bagi


manusia yang akan diteliti, mereka mempelajari sesuatu
itu.4
b) Memulai penelitian dengan keheningan/diam untuk
menangka makna yang sesungguhnya dari apa yang
diteliti.5
c) Menekankan aspek-aspek subjektif dari tingkahlaku
manusia, peneliti mencoba masuk di dalam dunia
konseptual subjek agar mengerti bagaimana dan apa
makna yang mereka konstruk di sekitar peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari mereka.6
d) Ahli fenomenologi memercayai bahwa dalam kehidupan
manusia banyak cara yang dapat digunakan untuk
menginterpretasikan pengalaman manusia,melalui

2 Dr Amir Hamzah, M.A., metode penelitian fenomologi kajian filsafat dan


ilmu pengetahuan, (Cet.1, Jnuari 2020), hal 25.
3 Afandi (2007)
4 Douglas, 1976
5 Psathas,1973
6 Gerrtz, 1973
PENELITIAN KUALITATIF; FENOMOLOGI
3

interaksi seseorangdengan orang lain danini merupakan


makna pengalaman realitas.7
e) Semua cabang penelitian kualitatif meyakini bahwa untuk
memahami subjek adalah dengan melihatnya dari sudut
pandang mereka sendiri.8

Konsep Dasar Penelitian Kualitatif


Fenomenologi

1. Fenomena

Fenomena adalah suatu tampilan objek,peristiwa dalam persepsi.


Sesuatu yang tampil dalam kesadaran. Bisa berupa hasil rekaan atau
kenyataan.

2. Kesadaran

Kesadaran adalah pemberian makna yang aktif. Kita selalu


mempunyai pengalaman tentang diri kita sendiri, tentang
kesadaran yang identik dengan diri kita sendiri.

3. Intensionalitas

Intensionalitas merupakan struktur hakiki kesadaran manusia. Oleh


karena itu fenomena harus dipahami sebagai hal yang
menampakkan dirinya.

4. Konstitusi

Konstitusi adalah proses tampaknya fenomena dalam kesadaran.


Konstitusi yaitu hal yang dilihat dari sudut pandang subjek,
memaknakan dunia dan alam semesta yang dialami.

7 Greene, 1978
8 Blumer, 1980, Dalam Bogdan dan Biklen, 1982 .
4
PENELITIAN KUALITATIF; FENOMOLOGI

5. Epoche

Epoche merupakan konsep yang dikembangkan oleh Husserl, yang


terkait dengan upaya mengurangi atau menunda penelitian untuk
memunculkan pengetahuan di atas setiap keraguan yang mungkin.

6. Reduksi

Reduksi merupakan kelanjutan dari epoche. Reduksi dilukiskan


sebagai gerak Kembali kepada suatu kesadaran transcendental. Di
depan kesadaran itu, dunia ini tentang dengan kejernihan tanpa
kegelapan apapun.

7. Intersubjektivitas

Persoalan objektivitas, suatu fakta yang diteliti dalam perspektif


fenomenologi besifat subjektif, yakni berdasarkan penuturan para
subjek yang mengalami fakta atau fenomena yang bersangkutan.

Jenis-jenis Metode Penelitian Fenomenologi


Penelitian yang mempergunakan metode fenomenologi
berupaya untuk mempelajari dan memperoleh pengetahuan
maksimum tentang semua aspek fundamental dan juga hal-hal yang
tidak penting untuk proses yang mengalami fenomena tertentu.
Oleh karena itulah dalam penerapannya terbagi dalam 3 macam.
Yakni;

1. Fenomenologi Realis

Formulasi awal Edmund Husserl, berdasarkan edisi pertama


penelitiannya tentang logika, memiliki tujuan untuk menganalisis
struktur dari tindakan mental yang disengaja, karena bagi Husserl
PENELITIAN KUALITATIF; FENOMOLOGI
5

hal tersebut diarahkan pada objek nyata dan ideal. Ini adalah versi
yang disukai Universitas Munich pada awal abad ke-20.

2. Fenomenologi Transendental/konstitutif

Jenis fenomenologi yang satu ini adalah rumusan Husserl


selanjutnya, berdasarkan ide-idenya pada tahun 1913, di mana ia
mengambil pengalaman intuitif terhadap suatu fenomena sebagai
titik awal dan mencoba mengekstrak karakteristik umum yang
esensial dari pengalaman dan esensi dari apa yang ia alami, dengan
mengesampingkan pertanyaan tentang hubungan apa pun dengan
alam di sekitar kita.

3. Fenomenologi Eksistensial

Jenis fenomenologi yang satu ini adalah formulasi Heidegger yang


diperluas, seperti yang diungkapkan dalam “Being and Time” -nya
tahun 1927, bahwa pengamat tidak dapat memisahkan dari dunia
dan, oleh karena itu, merupakan kombinasi dari metode
fenomenologis dengan kepentingan memahami manusia di dunia
eksistensinya.9

Alur dan Proses desain Penelitian Kualititatif;


deskriptif.
Penelitian deskriptif ini memiliki beberapa alur dalam
penyusunannya, seperti bagan berikut;

Menentukan masalah

Menentukan fokus
Kajian teori
pembahasan
9 https://penelitianilmiah.com/penelitian-fenomenologi/_dikutip pada
Senin, 03 oktober 2022 pukul 16:39
6
PENELITIAN KUALITATIF; FENOMOLOGI

Metode penelitian

Kesimpulan Hasil dan


pembahasan

Contoh Penelitian
Judul : Studi Fenomenologi Tentang Motivasi Belajar Siswa
Keluarga Broken Home Kelas VIII di SMPN 1 Jember.

1. Latar belakang

Peran keluarga dalam mendidik anak sangatlah penting,


Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa
pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah.
Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk membina
kepribadiannya agar sesuai dengan norma-norma atau aturan
di dalam masyarakat. Setiap orang dewasa di dalam
masyarakat dapat menjadi pendidik, sebab pendidik
merupkan suatu perbuatan sosial yang mendasar untuk
pertumbuhan atau perkembangan anak didik menjadi
manusia yang mampu berpikir. Orang tua sebagai lingkungan
pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga
pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses
pendidikan. Sehingga orang tua berperan sebagai pendidik
bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga disebut
PENELITIAN KUALITATIF; FENOMOLOGI
7

lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar


kehidupan anak di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang
paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga. Menurut
Hasbullah dalam Nurul (2011), dalam tulisannya tentang
dasar-dasar ilmu pendidikan, bahwa keluarga sebagai lembaga
pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi dalam
perkembangan kepribadian anak dan mendidik anak dirumah;
fungsi keluarga/orang tua dalam mendukung pendidikan di
sekolah. Untuk menjalankan peran dengan optimal maka
dibutuhkan keluarga yang ideal. Keluarga ideal adalah
keluarga yang yang senantiasa berlandaskan pada
keharmonisan rumah tangga.

2. Fokus Pembahasan

Broken home adalah kondisi ketidakutuhan dalam sebuah


keluarga yang diakibatkan oleh perceraian dan perpisahan
antara suami dan istri. peneliti melihat dan mengetahui sendiri
ketika melakukan PPL di SMPN 1 Jember ada anak yang sangat
sering sekali tidak masuk sekolah dan akhirnya putus sekolah.
Setelah peneliti melakukan kunjungan rumah/home visit anak
itu ternyata berasal dari keluarga broken home dan sama orang
tuanya hanya dititipkan kepada kakek dan neneknya. Dari
peristiwa itulah peneliti tergerak untuk melakukan penelitian
ini. mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik
dalam kegiatan tertentu. kita untuk bertindak, mendorong kita
mencapai tujuan tertentu, dan Hal inilah yang terjadi di SMPN
1 Jember dari hasil pengamatan peneliti selama 3 bulan
melaksanakan PPL di sekolahan tersebut. Hal ini menimbulkan
tanda tanya sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam secara
ilmiah.

3. Metode dan jenis penelitian

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah


pendekatan kualitatif deskriptif, yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
8
PENELITIAN KUALITATIF; FENOMOLOGI

penelitian, misalnya perilaku, persepsi, pandangan, motivasi,


tindakan sehari hari, secara holistik dan dengan metode
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa (naratif) pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah. Pendekatan ini digunakan karena
data yang diperoleh adalah data deskriptif yang berupa kata-
kata tertulis dan lisan dari orang-orang serta berupa dokumen
atau perilaku yang diamati.

4. Subyek dan obyek penelitian

Subyek : Siswa keluarga broken home kelas VIII di SMPN 1


Jember

Objek : Tingkat motivasi belajar siswa keluarga broken home

5. Hasil

Dari penelitian ke lima siswa yaitu FD, FI, SPK, YAM dan IF
dengan pengumpulan informasi menggunakan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi, dari ke lima anak
tersebut ternyata motivasi belajar mereka tidak semuanya
rendah, motivasi belajar dari ke lima anak yang berasal dari
keluarga broken home tersebut tidak sama dan berbeda-beda.
Yang pertama adalah FD siswa keluarga broken home
perempuan itu sudah sejak kecil ditinggal bercerai dengan
orang tuanya dan dia sekarang tinggal dengan ibu dan
adeknya, ibunya pun sering mengawasi dan menanyakan hasil
belajar FD disekolah, dari pengumpulan informasi dan
dokumentasi peneliti dapat melihat bahwa FD adalah siswa
yang memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi. Yang kedua
adalah FI ia adalah satu-satunya siswa laki-laki yang menjadi
objek peneliti, ia dirumah tinggal bersama kakek dan neneknya
yang sudah cukup tua kakek dan neneknya pun jarang
mengawasi dan mengontrol proses belajar FI disekolah. FI pun
sering membolos dan tidak masuk sekolah dari pengumpulan
informasi dan dokumentasi peneliti dapat melihat bahwa FD
adalah siswa yang memiliki motivasi belajar. Yang ketiga
PENELITIAN KUALITATIF; FENOMOLOGI
9

adalah SPK siswa tersebut oleh ibunya dititipkan ke neneknya,


dirumah ia tinggal bersama nenek,bibi dan pamannya.
Meskipun tidak tinggal bersama kedua orang tuanya, paman
dan bibi SPK sering mengawasi dan mengontrol proses belajar
siswa tersebut sehingga ia menjadi terarah. dari pengumpulan
informasi dan dokumentasi peneliti dapat melihat bahwa SPK
adalah siswa yang memiliki motivasi belajar cukup tinggi. Ke
empat adalah YAM siswa keluarga broken home perempuan
ini telah ditinggal bercerai orang tuanya sejak SD dan sekarang
ia ikut ayahnya. Dirumah ia tinggal bersama ayah, ibu tiri dan
adik tirinya. Meskipun ibu tirinya cuek dan tidak mau tahu
terhadap sekolah YAM tetapi ayahnya sering mengawasi dan
mengarahkan YAM dalam belajar. dari pengumpulan informasi
dan dokumentasi peneliti dapat melihat bahwa YAM bukan
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Yang kelima atau
terakhir adalah IF ia adalah siswa perempuan yang juga siswa
keluarga broken home. Setelah orang tuanya bercerai ia diasuh
dan ikut ibunya, dirumah ibunya selalu mengontrol dan
mengawasi belajar IF. Ibunya pun menyuruh IF untuk
mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. dari
pengumpulan informasi dan dokumentasi peneliti dapat
melihat bahwa IF adalah siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi. Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa tidak semua Siswa yang berasal dari keluarga broken
home memiliki tingkat motivasi belajar yang rendah. Peran
orang tua ataupun keluarga dalam membimbing dan
mengawasi anak lah yang berpengaruh dengan tingkat
motivasi belajar siswa.

6. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian ini, mengenai tingkat


motivasi belajar siswa yang berasal dari keluarga broken home
yang dilakukan di SMPN 1 Jember, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa: Tidak semua siswa yang berasal dari
keluarga broken home memiliki motivasi belajar yang rendah,
faktor perhatian dan pengawasan keluarga lah yang paling
10
PENELITIAN KUALITATIF; FENOMOLOGI

berpengaruh dalam tinggi atau rendahnya motivasi belajar


siswa yang berasal dari keluarga broken home. Selain hal diatas
dukungan moril dari orang terdekat juga diperlukan misalnya
teman terdekat ataupun keluarga. Sebagai contoh dari ke lima
objek yang diteliti peneliti hanya menemukan satu siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah dan itu karena kurangnya
perhatian dan pengawasan dari keluarga. Peneliti
menyampaikan saran sebagai berikut :

1) Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah memberikan dukungan pada guru
bimbingan dan konseling untuk mengawasi dan
memberikan bimbingan khusus berupa dukungan
moril dan pemberian motivasi kepada siswa korban
broken home. b. Kepala sekolah hendaknya
menambah tenaga guru bimbingan dan konseling,
karena dalam lingkungan sekolah apabila terdapat 914
peserta didik dengan 3 orang tenaga guru bimbingan
dan konseling dianggap kurang dan kinerja guru
bimbingan dan konseling pun juga kurang efektif.
2) Guru BK
a. Hendaknya guru BK lebih dalam menjalin
komunikasi antar peserta didik agar dapat mengetahui
persoalan-persoalan yang sedang dihadapi oleh
peserta didik secara menyeluruh. b. Menjalin kerja
sama dengan pihak-pihak terkait seperti wali kelas,
guru mata pelajaran dan pihak-pihak sekolah lainnya
untuk melakukan pengawasan terhadap peserta
didiknya selama dalam lingkup sekolah, dan apabila
melihat hal-hal yang tidak di inginkan diharapkan
sesegera mungkin melaporkan kejadian tersebut. c.
Hendaknya guru BK, menumbuh kembangkan minat
peserta didik untuk senantiasa datang ke ruang
bimbingan konseling untuk berkonsultasi setiap
permasalahan yang sedang dihadapi. d. Guru BK
hendaknya mampu untuk memahami setiap
permasalahan yang sedang dihadapi peserta didik.
PENELITIAN KUALITATIF; FENOMOLOGI
11

3) Untuk Orang Tua


Hendaknya orang tua dapat memberikan perhatian,
kasih sayang dan menjalin komunikasi yang erat
terhadap anak, agar anak menjadi lebih semangat
dalam menjalani hidup dan terhindar dari hal-hal
yang berdampak negatif bagi anak.
4) Untuk Peserta didik
Hendaknya lebih meningkatkan akan kesadaran diri
akan pentingnya dalam mematuhi tata tertib sekolah
karena melalui pendidikan yang baiklah akan mudah
dalam mencapai cita-cita yang diinginkan.
5) Untuk Peneliti selanjutnya Sebaiknya peneliti
selanjutnya lebih detail dan melakukan observasi tidak
hanya di sekolah saja tetapi juga melakukan
pengamatan di rumah siswa yang menjadi korban
broken home, hal ini diharapkan dapat memperoleh
data yang lebih lengkap.
12
PENELITIAN KUALITATIF; FENOMOLOGI

Daftar Pustaka

Dr Amir Hamzah, M.A., metode penelitian fenomologi kajian


filsafat dan ilmu pengetahuan, (Cet.1, Jnuari 2020)

https://penelitianilmiah.com/penelitian-fenomenologi/ dikutip
pada Senin, 03 oktober 2022 pkul 16:39

Husserl, Edmund. Buku Metode Penelitian Fenomologi, 2020

Sugiyono, 2011. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D.


Bandung: Alfabeta

Rifat M.2015.analisis kualitatif.(online) 1. Tersedia:


http://muhammadrifatalfarisi.blogs
pot.co.id/2015/02/analisiskualitatif.html?m=1. Diunduh 03
Oktober 2022.

Anda mungkin juga menyukai