Anda di halaman 1dari 3

PUTRI NURMAWADDAH R

2010090811029
RINGKASAN FENOMENOLOGI ADM NEGARA

FENOMENOLOGI
Pada dasarnya fenomenologi adalah suatu tradisi pengkajian yang digunakan untuk
mengeksplorasi pengalaman manusia Seperti yang dikemukakan oleh Littlejohn bahwa fenomenologi
adalah suatu tradisi untuk mengeksplorasi pengalaman manusia.Dalam konteks ini ada asumsi bahwa
manusia aktif memahami dunia disekelilingnya sebagai sebuah pengalaman hidupnya dan aktif
menginterpretasikan pengalaman tersebut.Asumsi pokok fenomenologi adalah manusia secara aktif
menginterpretasikan pengalamannya dengan memberikan makna atas sesuatu yang dialaminya. Oleh
karena itu interpretasi merupakan proses aktif untuk memberikan makna atas sesuatu yang dialami
manusia. Dengan kata lain pemahaman adalah suatu tindakan kreatif, yakni tindakan menuju pemaknaan.

Fenomenologi menjelaskan fenomena perilaku manusia yang dialami dalam kesadaran


Fenomenolog mencari pemahaman seseorang dalam membangun makna dan konsep yang bersifat
intersubyektif Oleh karena itu, penelitian fenomenologi harus berupaya untuk menjelaskan makna dan
pengalaman hidup sejumlah orang tentang suatu konsep atau gejala. Natanson menggunakan istilah
fenomenologi merujuk kepada semua pandangan sosial yang menempatkan kesadaran manusia dan
makna subjektifnya sebagai fokus untuk memahami tindakan sosial.

Berdasar asumsi ontologis, penggunaan paradigma fenomeologi dalam memahami fenomena atau
realitas tertentu, akan menempatkan realitas sebagai konstruksi sosial kebenaran. Realitas juga dipandang
sebagai sesuatu yang sifatnya relatif, yaitu sesuai dengan konteks spesifik yang dinilai relevan oleh para
aktor sosial. Secara epistemologi, ada interaksi antara subjek dengan realitas akan dikaji melalui sudut
pandang interpretasi subjek. Sementara itu dari sisi aksiologis, nilai, etika, dan pilihan moral menjadi
bagian integral dalam pengungkapan makna akan interpretasi subjek.

Fenomenologi merupakan suatu metode analisa juga sebagai aliran filsafat, yang berusaha
memahami realitas sebagaimana adanya dalam kemurniannya tanpa perlu "intervensi oleh apapun dan
siapapun. Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, fenomenologi telah memberikan kontribusi yang
berharga bagi dunia ilmu pengetahuan, mengatasi krisis metodologi, dan mampu menjadi sebuah disiplin
ilmu yang berpengaruh dan banyak mempengaruhi filsup-fulsup lain di abad 20.

Fenomenologi berusaha mendekati objek kajiannya secara kritis serta pengamatan yang cermat,
dengan tidak berprasangka oleh konsepsi-konsepsi manapun sebelumnya. Oleh karena itu, oleh kaum
fenomenolog, fenomenologi dipandang sebagai rigorous science (ilmu yang ketat). Hal ini tampaknya
sejalan dengan 'prinsip' ilmu pengetahuan, sebagaimana dinyatakan J.B Connant, yang dikutip oleh Moh.
Muslih, bahwa: "The scientific way of thinking requires the habit of facing reality quite unprejudiced by
and any earlier conceptions. Accurate observation and dependence upon experiments are guiding
principles."

Fenomenologi berusaha memahami budaya lewat pandangan pemilik budaya atau pelakunya.
Ilmu dianggap bukanlah values free, bebas nilai dari apa pun, melainkan values bound, memiliki
hubungan dengan nilai. Beberapa prinsip fenomenologi adalah: 1. kenyataan ada dalam diri manusia baik
sebagai indiividu maupun kelompok selalu bersifat majemuk atau ganda yang tersusun secara kompleks,
dengan demikian hanya bisa diteliti secara holistik dan tidak terlepas-lepas; 2. hubungan antara peneliti
PUTRI NURMAWADDAH R
2010090811029
RINGKASAN FENOMENOLOGI ADM NEGARA

dan subjek saling mempengaruhi, keduanya sulit dipisahkan; 3. lebih ke arah pada kasus-kasus,
bukan untuk menggeneralisasi hasil penelitian; 4. sulit membedakan sebab dan akibat, karena situasi
berlangsung secara simultan; 5. inkuiri terikat nilai, bukan values free.

Jenis-Jenis Tradisi Fenomenologi

1. Fenomena Klasik, percaya pada kebenaran hanya bisa didapatkan melalui pengarahan
pengalaman, artinya hanya mempercayai suatu kebenaran dari sudut pandangnya tersendiri atau
obyektif.

2. Fenomenologi Persepsi, percaya pada suatu kebenaran bisa di dapatkan dari sudut pandang
yang berbeda beda, tidak hanya membatasi fenomenologi pada obyektifitas, atau bisa dikatakan
lebih subyektif. -

3. Fenomenologi Hermeneutik, percaya pada suatu kebenaran yang di tinjau baik dari aspek
obyektifitas maupun subyektifitasnya, dan juga disertai dengan analisis guna menarik suatu
kesimpulan.

Prinsip Dasar Fenomenologi

Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologis:

 Pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar. Kita akan mengetahui dunia
ketika kita berhubungan dengan pengalaman itu sendiri.
 Makna benda terdiri dari kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Bagaimana kita
berhubungan dengan benda menentukan maknanya bagi kita.
 Bahasa merupakan kendaraan makna. Kita mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan
untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu.
PUTRI NURMAWADDAH R
2010090811029
RINGKASAN FENOMENOLOGI ADM NEGARA

SIFAT-SIFAT PENELITIAN KUALITATIF TERSEBUT, AKAN SEJALAN DENGAN CIRI-


CIRI PENELITIAN FENOMENOLOGI BERIKUT INI :

 Fokus pada sesuatu yang nampak, kembali kepada yang sebenarnya (esensi), keluar dari rutinitas,
dan keluar dari apa yang diyakini sebagai kebenaran dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
 Fenomenologi tertarik dengan keseluruhan, dengan mengamati entitas dari berbagai sudut
pandang pespektif, sampai didapat pandangan esensi dari pengalaman atau fenomena yang
diamati.
 Fenomenoogi mencari makna dan hakikat dari penampakan, dengan intuisi dan merefleksi dalam
tindakan sadar melalui pengalaman. Makna ini yang pada akhirnya membawa kepada ide,
konsep, penilaian, dan pemahaman yang hakiki.
 Fenomenologi mendeskripsikan pengalaman, bukan menjelaskan atau menganalisisnya. Sebuah
deskripsi fenomenologi akan sangat dekat dengan kealamiaan (tekstur, kualitas, dan sifat-sifat
penunjang) dari sesuatu.
 Fenomenologi berakar pada pertanyaan-pertanyaan yang langsung berhubungan dengan makna
dari fenomena yang diamati.
 Integrasi dari subjekdan objek. Persepsi peneliti akan sebanding/ sama dengan apa yang
dilihatnya/didengarnya. Pengalaman akan suatu tindakan akan membuat objek menjadi subjek,
dan subjek menjadi objek.
 Investigasi yang dilakukan dalam kerangka intersubjektif, realitas adalah salah satu dari proses
secara keseluruhan.
 Data yang diperoleh (melalui berpikir, intuisi, refleksi, dan penilaian) menjadi bukti-bukti utama
dalam pengetahuan ilmiah.
 Pertanyaan-pertanyaan penelitian harus dirumuskan dengan sangat hati-hati. Setiap kata harus
dipilih, dimana kata yang terpilih adalah kata yang paling utama, sehingga dapat menunjukkan
makna yang utama pula.

Anda mungkin juga menyukai