*
1 poin
Relativisme nilai dalam konteks aksiologi adalah pandangan bahwa nilai-nilai moral atau etika
bersifat relatif dan bervariasi antara individu, budaya, atau konteks tertentu. Ini berarti bahwa
tidak ada nilai-nilai yang mutlak atau universal yang berlaku untuk semua orang atau dalam
semua situasi. Sebaliknya, pandangan relativisme nilai mengatakan bahwa nilai-nilai itu sendiri
terbentuk oleh faktor-faktor seperti budaya, tradisi, pandangan pribadi, dan sebagainya.
Etika profesional
Nilai-nilai dan prinsip moral
Hukum dan peraturan
Perkembangan teknologi
Fokus utama dalam studi aksiologi adalah mengkaji dan memahami nilai-nilai, prinsip-
prinsip moral, dan etika. Studi ini berupaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang apa yang dianggap baik dan buruk, benar dan salah, serta bagaimana kita
seharusnya bertindak dalam berbagai situasi. Aksiologi melibatkan eksplorasi aspek-
aspek seperti sumber nilai, konflik nilai, perbandingan nilai antara budaya atau individu,
dan pertimbangan etis dalam mengambil keputusan.
Dengan kata lain, aksiologi berfokus pada pemahaman nilai-nilai dan prinsip-prinsip
moral yang mendasari tindakan dan pilihan kita dalam kehidupan sehari-hari, dalam
konteks individu, masyarakat, dan budaya.
Fokus utama dalam studi epistemologi adalah memahami sifat, asal-usul, batasan, dan
kriteria pengetahuan serta pertanyaan-pertanyaan seputar pengetahuan itu sendiri.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas pertanyaan-pertanyaan seperti:
Dengan kata lain, epistemologi membahas tentang bagaimana kita tahu apa yang kita
tahu, bagaimana kita mencapai pemahaman, dan bagaimana kita dapat membenarkan
keyakinan kita. Ini adalah bidang penting dalam filsafat yang berkontribusi pada
pemahaman kita tentang pengetahuan, metode ilmiah, dan dasar-dasar pemikiran kritis.
Apa perbedaan utama antara empirisme dan rasionalisme dalam
epistemologi?
*
1 poin
Empirisme dan rasionalisme adalah dua pendekatan berbeda dalam epistemologi yang
berkaitan dengan asal usul pengetahuan dan bagaimana kita memperoleh
pengetahuan. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:
1. Sumber Pengetahuan:
Empirisme: Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari
pengalaman sensorik. Menurut pandangan empiris, kita memperoleh
pengetahuan melalui pengamatan indra kita, seperti melihat, mendengar,
merasakan, mencium, dan merasakan. Keyakinan empiris adalah bahwa
pengalaman adalah sumber utama pengetahuan.
Rasionalisme: Rasionalisme, di sisi lain, berpendapat bahwa pengetahuan
berasal dari akal budi atau pemikiran rasional. Pandangan rasionalis adalah
bahwa kita dapat mencapai pengetahuan yang sah dan universal melalui
pemikiran, deduksi, dan penggunaan akal budi.
2. Sifat Pengetahuan:
Empirisme: Dalam empirisme, pengetahuan cenderung bersifat konkret,
terkait dengan fenomena empiris yang dapat diamati atau dipersepsikan.
Pengetahuan empiris sering kali bersifat kontingent, berubah seiring
pengamatan kita terhadap dunia.
Rasionalisme: Rasionalisme cenderung menghasilkan pengetahuan yang
lebih abstrak dan bersifat a priori, yang berarti pengetahuan yang dapat
diakses tanpa perlu merujuk pada pengalaman empiris. Pengetahuan
rasionalis cenderung bersifat lebih universal dan tidak bergantung pada
pengalaman khusus.
3. Contoh Tokoh Terkenal:
Empirisme: Tokoh-tokoh terkenal dalam tradisi empiris meliputi John
Locke, George Berkeley, dan David Hume.
Rasionalisme: Tokoh-tokoh terkenal dalam tradisi rasionalis meliputi René
Descartes, Immanuel Kant, dan Gottfried Wilhelm Leibniz.
Perlu diingat bahwa dalam perkembangan sejarah epistemologi, banyak filsuf
menggabungkan elemen dari kedua pendekatan ini dalam upaya untuk menyusun teori
pengetahuan yang lebih komprehensif. Selain itu, pandangan individu dalam hal ini
dapat bervariasi, dan tidak semua empiris atau rasionalis mengambil pendekatan murni
dari salah satu pendekatan ini.
Fokus utama ontologi adalah memahami dan mempelajari sifat eksistensi atau realitas. Ontologi
merupakan cabang filsafat yang berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang apa
yang ada, bagaimana sesuatu ada, apa sifat-sifat esensial dari sesuatu, dan bagaimana entitas
atau objek di dalam dunia ini berhubungan satu sama lain.
1. Sifat Realitas:
Ontologi Fenomenologi: Dalam fenomenologi, realitas dianggap sebagai
konstruksi subjektif yang terbentuk melalui pengalaman manusia.
Pemikiran ini menekankan bahwa realitas itu sendiri dipahami melalui cara
individu mengalami dan memahaminya. Fenomenologi menyoroti
pentingnya pengalaman langsung dan kesadaran subjektif dalam
merumuskan pemahaman tentang realitas.
Ontologi Positivisme: Positivisme, khususnya dalam bentuk positivisme
logis, cenderung mengadopsi pandangan bahwa realitas itu hanya terdiri
dari fakta-fakta empiris yang dapat diamati dan diukur. Pandangan
positivisme menolak eksistensi hal-hal yang tidak dapat diamati atau
diukur secara empiris, seperti entitas metafisik atau konsep abstrak.
2. Penggunaan Metode Ilmiah:
Ontologi Fenomenologi: Fenomenologi mengakui bahwa pengalaman
subjektif adalah landasan utama untuk memahami realitas. Metode
fenomenologi berfokus pada deskripsi dan analisis mendalam terhadap
pengalaman individu, mencoba memahami makna dan struktur dalam
pengalaman tersebut.
Ontologi Positivisme: Positivisme menekankan metode ilmiah yang
berdasarkan observasi empiris dan pengujian hipotesis. Pandangan
positivisme lebih condong ke arah pengetahuan yang dapat diukur dan
diobservasi secara objektif.
3. Konsep Realitas Abstrak:
Ontologi Fenomenologi: Fenomenologi membuka pintu untuk
mempertimbangkan realitas abstrak dan konsep yang tidak selalu terkait
dengan pengalaman fisik langsung. Ini menciptakan kerangka kerja untuk
memahami realitas subjektif dan konstruksi makna.
Ontologi Positivisme: Positivisme cenderung lebih skeptis terhadap realitas
abstrak atau konsep yang tidak dapat diterjemahkan menjadi pengamatan
empiris yang konkret.
Apa yang dimaksud dengan konsep "teori sebagai sebuah lensa" dalam
konteks ilmu pengetahuan?
*
1 poin
Teori adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil.
Teori adalah kerangka kerja intelektual yang digunakan untuk melihat dan memahami dunia.
Teori adalah perangkat keras yang digunakan dalam eksperimen ilmiah.
Teori adalah sesuatu yang tidak relevan dalam ilmu pengetahuan.
Konsep "teori sebagai sebuah lensa" dalam konteks ilmu pengetahuan mengacu pada
pandangan bahwa teori dapat berfungsi sebagai alat atau kerangka kerja interpretatif yang
membantu kita melihat, memahami, dan menganalisis dunia atau fenomena tertentu. Dalam hal
ini, teori bekerja seperti lensa kacamata atau alat optik yang memungkinkan kita melihat aspek-
aspek tertentu dari realitas dengan lebih jelas atau menyoroti aspek-aspek tertentu yang
relevan.
Dalam konteks sosiologi, teori berperan sebagai "lensa" yang membantu sosiolog untuk
memahami, menganalisis, dan menjelaskan fenomena sosial yang kompleks. Berikut
adalah beberapa cara di mana teori berfungsi sebagai "lensa" dalam sosiologi:
Teori mendorong spesialisasi yang lebih dalam dalam disiplin ilmu tertentu.
Teori mempromosikan kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu untuk pemahaman yang lebih
komprehensif.
Teori menekankan bahwa teori hanya relevan dalam satu disiplin ilmu tertentu.
Teori menunjukkan bahwa interdisiplineritas adalah konsep yang tidak relevan dalam ilmu pengetahuan.
Konsep "teori sebagai sebuah jaring" (theory as a network) mengacu pada pandangan
bahwa teori dalam ilmu pengetahuan dapat dipahami sebagai jaringan atau sistem yang
kompleks yang terdiri dari berbagai elemen, konsep, dan hubungan antara mereka.
Konsep ini erat kaitannya dengan interdisiplineritas dalam ilmu pengetahuan dalam
beberapa cara sebagai berikut:
Dengan kata lain, konsep "teori sebagai sebuah jaring" mendukung pendekatan
interdisipliner yang menggabungkan konsep dan pemahaman dari berbagai disiplin
ilmu untuk memahami fenomena yang kompleks. Ini memungkinkan ilmuwan dan
peneliti untuk bekerja bersama secara lintas disiplin untuk mengatasi tantangan dan
masalah yang lebih besar dalam masyarakat dan dunia
Apa yang menjadi fokus utama dari tradisi fenomenologi dalam kajian
komunikasi?
*
1 poin
Sosio-kultural
Sosio-psikologi
Fenomenologi
Sibernetika
Semiotika
Sosio-psikologi
Retorika
Sibernetika