Anda di halaman 1dari 6

ESSAY FILSAFAT ILMU TEMA EPISTEMOLOGI

Dosen Pembimbing: Amsar Dulmanan M.SI.

Di Susun Oleh Kelompok 6:

M. Fazri
M. Helmi
Rohudin
Widi Sauki
M. Haidzar
Siti Khofifah
Putri Intan S

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA

(UNUSIA) KAMPUS B

JL. PARUNG HIJAU, DESA TEGAL JAMPANG HAMBULU, KEMANG, BOGOR

TAHUN AJARAN 2018-2019


A. Pengertian Epistemologi
Istilah epistemologi pertama kali digunakan oleh J.F. Ferrier pada tahun 1854 untuk
membedakan dengan cabang filsafat lainnya yaitu ontology. Secara kebahasaan,
istilah epistemologi barsal dari bahasa Yunani yaitu episteme dan logos. Jadi, secara
sisilah kebahasaan, epistemoogi epistemologi dapat dimengerti sebagai teori
pengetahuan.
B. Sumber Ilmu Pengetahuan
1. Perception (Persepsi) adalah hasil tangkapan indrawi terhadap fenomena alam.
2. Memory (Ingatan) adalah sumber pengetahuan yang mengandalkan ingatan.
3. Reason (Akal, Nalar) adalah prinsip-prisip yang digunakkan untuk membedakan
argumen yang rasional dengan yang tidak rasional.
4. Intropection (Itrospeksi) adalah merupkan sumber ilmu pengetahuan dimana
manusia mendapatkan pegetahuan ketika ia mencoba melihat ke dalam dirinya.
5. Intuition (Intuisi) adalah kemampuan untuk mendapatkan kemampuan secara tiba-
tiba dan secara langsung dan bukan mealui inferensi logis.
6. Authority (Otoritas) adalah sumber ilmu pengetahuan yang mengacu pada
individu atau kelompok yang diaggap memiiki penngetahuan yang shohih.
7. Precogntion (Prakognisi) adalah kemampuan untuk mengetahui peristiwa yang
akan terjadi.
8. Clairvoyance adalah kemampuan mempersepsi suatu peristiwa tanpa
menggunakan indra.
9. Telepathy (Telepati)adalah kemampuan berkomunikasi tanpa mengggunakkan
suara atau anpa mennggunakan bentuk simbol lain, namun hanya dengan
menggunaka kemampuan mental.
C. Model-model Penalaran
1. Induksi adalah proses penarikan kesimpulan dimana benar tidaknya thesis
ditentukan oleh pengalaman.
2. Deduksi adalah proses penalaran yang bertolak dari generalisasi lalu kita
rumuskan kesimpulan yang lebih khusus.
3. Abduksi adalah sebuah bentuk pembuktian berdasarkan silogisme.
4. Dialektika adalah metode penalaran yang menggunakan dialog.
D. Objek Pengetahuan
1. Gejala alam fisis adalah ilmu pengetahuan yang utama pada ilmu-ilmu alam.
2. Masa lalu adalah peristiw yang terjadi di masa lalu.
3. Masa depan adalah peristiwa yang belum pernah terjadi pada masa lalu dan masa
kini.
4. Nilai, merupakan nilai objek yang dibahas pada suatu pengetahuan
5. Abstraksi
6. Pikiran
E. Struktur Pengetahuan
Struktur pegetahuan membahas bagaimana hubungan antara ilmuan dengan data atau
objek yang diketahui.
Hubungan tersebut dibagi menjadi beberapa pandangan yaitu:
1. Objektivisme adalah pandangan dimana subjek yang mengetahui hanya
mencerminkan realitas apa adanya.
2. Subjektivisme adalah padangan yang menekanka pada unsur subjek dalam
menghasilkan pengetahuan.
3. Skeptisisme adalah paham yang menyatakan ketidakmungkinan untuk mencapai
kebenaran objektif ilmu pengetahuan.
4. Relativisme adalah pandangan yang menyatakan dimana kebenaran tidak bersifat
absolut atau universal.
5. Fenomenalisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa kita hanya dapat
mengetahui gejala-gejala yang diindrai atau gejala yang tampak lewat
pengalaman.
F. Teori Kebenaran
1. Teori Kebenaran Korespondensi adalah teori yang menyatakan bahwa satu teori
benar bila teori tersebut itu sesuai fakta.
2. Teori Kebenaran Konsistensi atau Koherensi, kebenaran adalah apabila adanya
saling hubungan antar putusan-putusan asasan dengan kesepakatan yang telah
dimilki.
3. Teori Kebenaran Pragmatis adalah aliran filsafat yang menekankan pentingnya
akal budi sebagai sarana pemecah masalah dalam kehidupan manusia baik yang
bersifat teoritis atau praktis.
4. Teori Performatif adalah suatu teori yang mengguakan bahasa atau pernyataan,
dimana pernyataan dikatakan benar jikalau apa yang dinyatakan dilakukan sesuai
dengan tindakan dan kewenangan yang ada padanya.
5. Teori Kebenaran Paradigmatis dan Konsensus adalah teori dimana kebenaran
bergantung dari konsep paradigma yang digunakan.
G. Makna (Kriteria) Kebenaran dan Postulat Ilmiah
Juliene Ford, sebagai mana dikutip Lincoln dan Guba mengemukakan bahwa
kebenaran memliki 4 makna :
1. Kebenaran Empiris (kriterianya verifikasi dan falsifikasi)
2. Kebenaran logis-matematis (Kriteriaya kohernsi dan konisitensi)
3. Kebenaran etis (ditentukan oleh nilai-nilai moral). Aturan dan pertimbangan etis
yang membolehkan atau melarang satu perbuatan, salah satunya adalah nilai-nilai
religiouse (sebagai salah satu sumber utama nilai-nilai moral)
4. Kebenaran metafisik (kebenaran ini tidak dapat dibuktikan, namun diterima
sebagai keyakinan paling besar)
Kebenaran metafisik dalam ilmu pengetahuan disebut juga kebenaran tentang
postulat-postulat (aksioma) ilmu pengetahuan. Postulat adalah kebenaran dasar yang
tidak memerlukan pembuktian akan tetapi menjadi fundasi dalam imu pengetahuan.
Beberapa postulat lmiah adalah :
1. Bahwa dunia ada dan kita dapat mengetahuinya. Pengakuan adanya dunia mejadi
prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan. Setelah penerimaan adanya dunia secara a
priori, barul ilmuan menerima eksistensi dunia empiris.
2. Bahwa dunia empiris dapat diketahui melalui pancaindra. Ralitas duia dapat kita
ketahui secara utuh sebenarnya lebi besifat postulat. Popper mengemukakan sifat
tentatif teori, sehingga kebenaran akhir ilmu pegetahuan itu mungkin saja tidak
akan teraih.
3. Bahwa fenomena alam ditentukan oleh hukum kausalitas dan hukum kausalitas itu
dapat ditemukan melalui metode empiris-eksperimental. Namun David Hume
mengkritik asumsi ini, karena kalau kita mendasarkan metode ilmiah atas
pengalaman, maka hukum-hukum alam (kausalitas) itu sendiri luput pengamatan
indrawi.
H. Batas dan Jenis Pengetahuan
Ada beberapa perbedaan akan hal ini. Empiris radikal (positivisme logis)
berkesimpulan bahwa pengetahuan hanya terbatas pada objek-objek fisis yang dapat
daimati dan dikuantifikasi. Adapun kaum rasionalis seperti Plato da Hegel
berpendapat bahwa realitas tidak terbatas hanya pada fenomena fisis. Pengetahuan
justru justru menembus wilayah metafisis. Batas pegetahuan juga ditentukan oleh alat
yang digunakan memperoleh pengetahuan itu.
Jenis-jenis pengetahuan antara lain:
1. Pengetahuan biasa, yang disebut dengan pegetahuan sehari hari, pngetahuan
eksistensial, knowledge.
2. Pengetahuan ilmiah, yaitu penggetahuan yang memilki sistem, metode tertentu,
atau pengetahuan yang memiliki ciri-ciri dan metode keilmiahan.
3. Pengetahuan filosofis, semacam ilmu khusus yang membahas masalah yang tidak
dijawab oleh ilmu pengetahuan ilmiah dan biasa.
4. Pengetahuan teologis, pengetahuan yang sumber utamanya dri ayat-ayat atau
wahyu Tuhan dan kebenaranya didasarkan pada iman.
I. Macam-macam Epistemologi
1. Epistemologi Metafisis
Plato dan Hegel membicarakan pengetahuan bertolak dari pandangan
tentang metafisik (realitas) yang dianggap mendasari semua realitas. Pembedaan
Plato antara dunia idea dengan dunia fisis bertolak dari pembedaan Plato atas
episteme dengan doxa. Hal yang sama juga terjadi pada epistemologi Hegel yang
bertolak dari asumsi metafisis dimana baginya realitas hanya perwujudan dari roh,
oleh karena itu dari “ide yang dimengerti” dan “kenyataan” adalah sama.
2. Epistemologi Skeptis
Epistemologi rene Descrates adalah suatu upaya utuk menemukan metode
yang pasti, sehingga filsafat dan pengetahuan dapat mengatasi berbagai perbedaan
dan pertentangan pendapat yang muncul. Descates mau mendirikn bangunan
filsafat da ilmu pegetahuan diatas fundasi yang kokoh dan terpercaya, suatu sistem
yang didasarkan pada aksioma-aksioma dan tersusun menurut langkah-langkah
yang logis. Cara kerja Descrates ini disebut Epistemologi Skeptis.
3. Epistemologi Kritis
Epistemologi ini bertolak dari sikap kritis terhadap berbagai macam asumsi,
teori, dan metode yang ada dalam pemikiran serta yang ada dalam kehidupan kita.
Teori kritis, epistemologi fenimis, teori postkolonial, cultural studies dan
multicultural termasuk pula dalam epistemologi kriti.
Perbedaan antara epistemologi Individual dengan Epistemologi Sosial :
1. Epistemologi Individual
Epistemologi ini berkembang dari masa Yunani sampai modern. Permasalahan
pengetahuan tentang pengamatan rasionalitas, dan justifikasi selalu dianggap
bekaitan dengan individu dan terlepas dari dimensi sosial.
2. Epistemoogi Sosial
Epistemologi ini justru melihat keterkaitan pengetahuan dengan dimensi
sosial. Dalam pandangan para post-strukturalis, rasional dan kesadaran bukan
suatu yang terlepas dari pengaruh sosial budaya (misalnya bahasa).
J. Alasan belajar Epistemologi
1. Pertimbangan strategis karena ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi unsur
yang dominan dalam zaman modern.
2. Asumsi epistemologi ilmu pengetahuan berkaitan dengan asumsi ontologis dan
aksiologis yang biasanya tersembunyi.
3. Epistemologi membantu peserta didik memahami berbagai bentuk pengetahuan,
dan memahami kekuatan dan keterbatasanya sehingga terbentuk pemahaman yang
lebih holistik. Dan bisa digunakan untuk merancang kurkulum lifeskill yang bisa
untuk membantu menyelesaika berbagai masalah di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai