PENELITIAN FENOMENOLOGI
DOSEN PENGAMPU : pak Arie Nurdiansyah M.pd
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Penelitian
Kualitatif
TAHUN 2024-2025
BAB I
PENDAHULUAN
Pendekatan penelitian ada dua macam yaitu pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena (fenomenologis) tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti:
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah (Krik dan Miller, Jane Richie, Bogdan dan Bikley,
Guba dan Lincoln). Dengan kata lain penelitian kualitatif bertitik tolak dari paradigma
fenomenologis yang objektifitasnya dibangun atas rumusan tentang situasi tertentu
sebagaimana yang dihayati oleh individu atau kelompok social tertentu yang relevan dengan
tujuan penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, masalah dapat diperinci seperti :
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Penelitian Fenomenologis
Fenomenologi merupakan salah satu metode penelitian dalam studi kualitatif. Kata
Fenomenologi (Phenomenology) berasal dari bahasa Yunani phainomenon dan logos.
Phainomenon berarti tampak dan phainen berarti memperlihatkan. Sedangkan logos berarti
kata, ucapan, rasio, pertimbangan. Dengan demikian, fenomenologi secara umum dapat
diartikan sebagai kajian terhadap fenomena atau apa-apa yang nampak.
2. Campbell (2012:133), penelitian fenomenologi adalah sebuah pemikiran yang tak cuma
memandang setiap sesuatu dari luarnya saja namun juga berupaya untuk menggali makna apa
yang ada dibalik gejala itu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian fenomenolgis merupakan penelitian kulaitatif yang
berupaya menggali dan mengungkapkan makna secara mendalam pengalaman para subjek
yang diteliti.
2. Mengetahui bagaimana kita mengintepretasikan tindakan social kita dan orang lain
sebagai sebuah yang bermakna (dimaknai) dan untuk merekonstruksi kembali turunan
makna (makna yang digunakan saat berikutnya) dari tindakan yang bermakna pada
komunikasi intersubjektif individu dalam dunia kehidupan sosial.
4. Berusaha untuk memahami bagaimana orang membangun makna dan konsep kunci
inter-subjektivitas. Pengalaman di dunia berdasarkan pemikiran, adalah intersubjektif karena
kita mengalami dunia dan juga melalui
4.Menurut Bungin (2007: 78), informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi
objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian.
Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa
seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian.
Memiliki informasi dalam artian memiliki pengetahuan, pengalaman, dan memahami
permasalahan. Teknik ini memberikan kemudahan kepada peneliti untuk menentukan
informan yang akan diwawancarai sesuai dengan tujuan penelitian.
1. Textural description (deskripsi tekstural), peneliti menuliskan apa yang dialamai, yakni
deskripsi tentang apa yang dialami individu.
Judul : Makna Iklan Televisi (Studi Fenomenologi Pemirsa di Jakarta terhadap Iklan Televisi
Minuman “Kuku Bima Energi” Versi Kolam Susu)[3]
3. Fenomenologi memandang objek kajian sebagai bulatan yang utuh tidak terpisah dari
objek lainnya.
Dari berbagai kelebihan tersebut, fenomenologi sebenarnya juga tidak luput dari berbagai
kelemahan, seperti :
4. Tujuan fenomenologi untuk mendapatkan pengetahuan yang murni objektif tanpa ada
pengaruh berbagai pandangan sebelumnya, baik dari adat, agama ataupun ilmu
pengetahuan, merupakan suatu yang absurd.
5. Pengetahuan yang di dapat tidak bebas nilai (value-free), tapi bermuatan nilai (value-
bound)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian historis adalah proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu yang dilakukan
secara sitematis dan objektif dari serentetan gabaran masa lalu yang integrative antar
manusia, peristiwa, ruang dan waktu.