Anda di halaman 1dari 21

CAPAIAN PEMBELAJARAN SOSIOLOGI

Elemen Capaian
Pemahaman Konsep Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami fungsi sosiologi
sebagai ilmu yang secara kritis mengkaji masyarakat. Di samping itu
peserta didik mampu mengenal identitas diri, menjelaskan tindakan
sosial, menjelaskan hubungan sosial, menjelaskan peran lembaga sosial
dalam mewujudkan tertib sosial, dan memahami berbagai ragam gejala
sosial yang ada di masyarakat multikultural melalui konsep-konsep
dasar sosiologi.
Keterampilan Proses Pada akhir fase ini, peserta didik mampu melakukan penelitian sosial
sederhana dengan memilih metode yang tepat untuk mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi,
menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan hasil penelitian tentang
berbagai keragaman gejala sosial dengan konsep dasar sosiologi. Peserta
didik mampu merefleksikan dan merencanakan projek lanjutan secara
kolaboratif.

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SOSIOLOGI


10.7. Merumuskan dampak keragaman gejala sosial yang terjadi di lingkungan sekitar sebagai topik
penelitian yang relevan dan melakukan penelitian sosial deskripstif yang sesuai dengan metodologi
ilmiah.

BAB
PENELITIAN SOSIAL
A. PENGERTIAN PENELITIAN
1. Secara etimologis
Kata penelitian adalah terjemahan dari kata bahasa Inggris research, yang berasal dari suku kata re
(kembali) dan to search (mencari). Jadi, research berarti mencari kembali suatu pengetahuan.
2. Menurut pendapat beberapa ahli
a. Soerjono Soekanto
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilandaskan pada analisis dan konstruksi yang
dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten yang bertujuan untuk mengungkapkan
kebenaran sebagai salah satu manifestasi hasrat manusia untuk mengetahui apa yang sedang
dihadapinya.
b. Marzuki
Penelitian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan, mencari, dan menganalisis fakta-fakta
mengenai suatu masalah.
c. Supranto
Penelitian dari suatu bidang ilmu pengetahuan adalah kegiatan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis.
d. Sutrisno Hadi
Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau
kekurangan, mengembangkan, dan memperluas, serta menggali lebih dalam apa yang telah ada,
serta menguji kebenaran terhadap apa yang sudah ada, tetapi masih diragukan kebenarannya.
3. Secara umum
a. Penelitian adalah usaha menarik kesimpulan yang dapat dipercaya kebenarannya, yang dilakukan
dengan sabar dan teliti menurut prosedur ilmiah tertentu.
b. Penelitian adalah suatu proses atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana
dan sistematis untuk mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan tertentu.

1
B. KEGUNAAN PENELITIAN
Ditinjau dari kepentingan ilmu pengetahuan, penelitian merupakan alat utama yang dipergunakan
manusia untuk melakukan hal-hal berikut.
1. Memperkuat ilmu pengetahuan.
2. Membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Pengetahuan tidak akan bertambah maju tanpa adanya penelitian. Pengetahuan adalah dasar semua
tindakan dan usaha. Penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan harus diadakan agar
usaha manusia dapat meningkat.
Penelitian pada hakikatnya merupakan bagian pokok dari ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk lebih
mengetahui dan mendalami segala kehidupan. Penelitian sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia
karena dengan penelitian itulah manusia akan mencari kebenaran dalam pergaulan hidup yang
ditentukan oleh lingkungan sosial budaya, lingkungan hukum, dan lingkungan alam.
Fungsi penelitian.
1. Fungsi eksploratif (menjajaki)
Penelitian ini berfungsi untuk menemukan sesuatu yang belum ada pada sebuah ilmu pengetahuan.
2. Fungsi verifikatif (menguji)
Penelitian ini berfungsi untuk menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang telah ada.
3. Fungsi developmental (mengembangkan)
Penelitian ini berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.

C. UNSUR-UNSUR PENELITIAN
Berikut adalah unsur-unsur penelitian yang harus diperhatikan pada saat melakukan penelitian.
1. Unsur ilmiah yaitu penggunaan ilmu pengetahuan dan langkah-langkah penelitian sebagai metode
berpikir. Langkah yang dimaksud adalah mulai dari pernyataan masalah, penggunaan hipotesis,
pengumpulan data, sampai dengan penarikan kesimpulan.
2. Unsur penemuan artinya berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau
kekurangan.
3. Unsur pengembangan yaitu memperluas dan menganalisis lebih dalam apa yang sudah ada.
4. Unsur pengujian kebenaran yaitu mengetes hal-hal yang masih diragukan kebenarannya.
5. Unsur pemecahan masalah yaitu upaya untuk membuat solusi terhadap masalah yang sedang
dijadikan sebagai bahan penelitian.

D. CIRI-CIRI PENELITIAN
1. Bersifat ilmiah artinya penelitian bersifat rasional, dilakukan melalui prosedur yang sistematis
dengan menggunakan fakta yang diperoleh secara valid dan kebenarannya bersifat objektif.
2. Memberikan kontribusi artinya bahwa penelitian harus mengandung kontribusi atau nilai tambah
sehingga harus ada yang baru untuk ditambahkan pada perbendaharaan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada.
3. Analitis artinya bahwa suatu penelitian harus dapat diuraikan atau dibuktikan dengan hubungan
sebab akibat antarvariabelnya dengan menggunakan metode ilmiah.
4. Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus-menerus karena suatu hasil penelitian selalu
dapat disempurnakan lagi dan hasil dari suatu penelitian dapat dilanjutkan oleh penelitian lain.

E. SYARAT PENELITIAN
Ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan penelitian.
1. Sistematis
Artinya, penelitian dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana sampai yang
kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
2. Terencana
Artinya, penelitian dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah
dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.
3. Mengikuti konsep ilmiah
Artinya, mulai dari awal sampai akhir kegiatan, penelitian dilakukan menurut cara-cara yang sudah
ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan.

2
F. CARA BERPIKIR SEORANG PENELITI
Cara berpikir seorang peneliti adalah sebagai berikut.
1. Berpikir skeptis
Artinya, si peneliti harus selalu menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu
pernyataan. Ia tidak boleh percaya begitu saja pada sesuatu tanpa adanya penjelasan atau bukti-
bukti yang masuk akal.
2. Berpikir analitis
Artinya, peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi.
3. Berpikir kritis
Artinya, peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika serta menimbang
berbagai hal secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat.
4. Jujur
Artinya, seorang peneliti tidak memasukkan keinginannya sendiri ke dalam data.
5. Terbuka
Artinya, seorang peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima pendapat pihak
lain tentang hasil penelitiannya.
Cara berpikir seperti ini disebut cara berpikir ilmiah (reflective thinking), cara berpikir yang dilandasi
pengujian yang sistematis. Di dalamnya, ada abstraksi yang lebih tinggi dan pengertian-pengertian
yang lebih kompleks yang menjalin kaitan-kaitan yang luas. Disertai pula dengan pembuktian data
faktual, pengecekan, dan verifikasi yang berulang-ulang.

G. SIKAP SEORANG PENELITI


Seorang peneliti mempunyai sikap seperti berikut.
1. Objektif
Artinya, seorang peneliti harus dapat memisahkan perasaan pribadi dan fakta. Untuk menghasilkan
penelitian yang baik, seorang peneliti harus bekerja sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan
dan tidak memasukkan perasaan pribadi yang sifatnya subjektif.
2. Kompeten
Artinya, seorang peneliti yang baik memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian
dengan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu.
3. Faktual
Artinya, seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh.

H. JENIS-JENIS PENELITIAN
Secara umum, penelitian dapat dibagi dalam enam kelompok besar, yakni sebagai berikut.
1. Jenis penelitian menurut cara pembahasannya
Berikut adalah dua jenis penelitian berdasarkan cara pembahasannya.
a. Penelitian deskriptif
Jenis penelitian ini hanya melukiskan, memaparkan, dan melaporkan suatu keadaan, objek, atau
peristiwa secara apa adanya dan berupa penyingkapan fakta.
b. Penelitian inferensial
Pada penelitian jenis ini seorang peneliti tidak hanya melukiskan suatu peristiwa saja, tetapi juga
menarik kesimpulan umum atas masalah yang sedang diteliti atau dibahas. Kesimpulan tersebut
dapat dijadikan dasar deduktif maupun prediktif guna memperkirakan peristiwa-peristiwa yang
akan datang serta dapat dipakai untuk menemukan berbagai tindakan praktis pada waktu yang
akan datang.
2. Jenis penelitian menurut tujuan utamanya
Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat digolongkan menjadi dua kelompok berikut.
a. Penelitian dasar atau murni (basic research)
Adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menemukan suatu generalisasi atau berusaha
menemukan teori atau dalil-dalil yang berlaku umum. Contohnya, penelitian yang dilakukan
Max Planck dengan penemuan “Quantum Theory” atau Einstein dengan teori relativitasnya.
b. Penelitian terapan (applied research)
Adalah penelitian yang diarahkan untuk kepentingan praktis dalam kehidupan sehari-hari guna
mengatasi atau memecahkan masalah yang sedang dihadapi manusia. Contohnya penelitian
tentang tumbuhan obat-obatan tradisional.

3
Berikut adalah tipe penelitian terapan.
1) Action research
Adalah penelitian terapan yang memperlakukan pengetahuan sebagai kekuatan dan
menghapus garis pemisah antara penelitian dan tindakan sosial.
2) Social impact assessment
Adalah penelitian yang bertujuan memperkirakan dampak sosial yang akan timbul atau
menganalisis dampak sosial yang akan timbul atau menganalisis dampak sosial yang terjadi
karena adanya suatu proyek atau penerapan suatu kebijakan tertentu.
3) Evaluation research
Adalah penelitian yang mengukur efektivitas dari suatu kejadian, program, atau prosedur
dalam melakukan sesuatu.
3. Jenis penelitian menurut metodenya
Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
a. Penelitian historis
Penelitian historis berusaha mengkaji peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau. Penelitian
ini berdasarkan pada gambaran tertulis maupun lisan dari objek penelitian. Tujuannya adalah
membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif. Misalnya, penelitian tentang
praktik-praktik administrasi pada zaman Kerajaan Hindu-Buddha.
Berikut beberapa bentuk penelitian dengan menggunakan metode historis.
1) Penelitian historis yang bersifat komparatif
Yaitu penelitian yang dibuat menunjukkan hubungan dari beberapa fenomena yang sejenis
dengan menunjukkan persamaaan dan perbedaan.
2) Bibliografis
Yaitu penelitian yang memberikan gambaran menyeluruh tentang pendapat atau pemikiran
para ahli pada suatu bidang tertentu dengan menghimpun dokumen-dokumen tentang hal
tersebut.
3) Biografis
Yaitu penelitian yang memberikan pengertian secara luas tentang suatu subjek, sifat, dan
watak pribadi subjek. Pengaruh yang diterima oleh subjek tersebut dalam masa pembentukan
pribadinya serta nilai subjek tersebut terhadap perkembangan suatu aspek kehidupan.
Berikut adalah cara yang dapat dilakukan dalam rangka melakukan penelitian historis.
1) Dengan menggambarkan gejala-gejala yang terjadi pada masa lalu sebagai suatu rangkaian
peristiwa yang berdiri sendiri, terbatas dalam kurun waktu tertentu di masa lalu.
2) Dengan menggambarkan gejala-gejala masa lalu sebagai sebab suatu keadaan atau kejadian
pada masa sekarang yang menjadi akibatnya. Data masa lalu tersebut digunakan sebagai
informasi untuk memperjelas kejadian atau keadaan masa sekarang sebagai suatu rangkaian
yang tidak terputus dan saling berhubungan satu dengan yang lain.
b. Penelitian deskriptif
Adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan pencarian fakta melalui interpretasi yang tepat
yaitu dengan jalan mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat,
serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap, pandangan, serta
proses-proses yang sedang berlangsung beserta pengaruh dari suatu fenomena yang diteliti.
Berikut adalah ciri-ciri pokok dari penelitian deskriptif.
1) Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau
masalah-masalah yang bersifat aktual.
2) Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dengan
dibarengi oleh adanya interpretasi rasional yang adequat (mencukupi).
Adapun bentuk-bentuk penelitian deskriptif adalah penelitian survei, studi kasus, deskriptif
berkesinambungan, penelitian komparatif, dan studi hubungan.
c. Penelitian grounded research (penelitian dasar)
Tujuan dari penelitian grounded research adalah mengadakan generalisasi empiris, menetapkan
konsep-konsep, membuktikan teori, maupun mengemukakan teori baru dengan menggunakan
analisis perbandingan.
Berikut adalah ciri-ciri dari penelitian dengan menggunakan metode grounded research.
1) Mencoba menyusun teori berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan.
2) Menggunakan data sebagai sumber teori. Oleh karena itu, teori yang disusun dengan
menggunakan logika tidak memiliki tempat dalam metode ini.

4
3) Data menjadi sumber teori dan hipotesis karena dalam penelitian ini peranan data sangat
ditonjolkan.
d. Penelitian eksperimen
Adalah suatu jenis penelitian yang memanipulasi (mengatur, merekayasa) atau mengontrol
situasi alamiah menjadi situasi buatan sesuai dengan tujuan penelitian. Contohnya adalah
penelitian tentang suatu “metode pembelajaran siswa”, maka sang peneliti akan mengondisikan
kelas (siswa) seperti metode yang hendak diteliti sehingga ditarik suatu garis kesimpulan
mengenai metode tersebut.
e. Penelitian observasi
Penelitian observasi memiliki tujuan untuk memperoleh informasi secara langsung dari tingkah
laku objek yang diamati. Dalam pelaksanaannya sang peneliti bisa terlibat langsung dalam
aktivitas yang ditelitinya tersebut ataupun peneliti hanya sekadar mencatat atau merekam data
yang dibutuhkan.
f. Penelitian survei
Penelitian survei bertujuan memperoleh informasi yang sama atau sejenisnya dari berbagai
kelompok atau orang dengan angket atau wawancara secara pribadi. Penelitian survei biasanya
lebih sulit dibanding dengan penelitian eksperimen. Secara umum, penelitian ini bertujuan
memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari, misalnya konflik antaretnis.
Metode penelitian survei banyak digunakan oleh para peneliti sosial di Indonesia untuk mengkaji
berbagai fenomena sosial.
g. Penelitian studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan
terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber
informasi.metode ini dibatasi waktu dan tempat. Tujuan metode studi kasus adalah untuk
mempelajari salah satu gejala yang terjadi di masyarakat secara lenih mendalam. Sebagaicontoh
kehidupan masyarakat Suku Tengger, tingkah laku masyarakat di daerah Papua, dan sebagainya.
Metode ini memilih kasus-kasus yang sifatnya sederhana, terkadang rumit, dan kompleks.
Metode studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain sebagai berikut.
1) Studi kasus intrinsik
Pemilihan objek yang tidak disertai dengan tujuan perkembangan teori, melainkan terbatas
dan memahami sebuah kasus tertentu sebab dianggap menarik minat.
2) Studi kasus instrumental
Mencermati secara mendalam dan menyeluruh dengan tujuan untuk memperbaiki teori.
3) Studi kasus kolektif
Pengembangan studi kasus instrumental dengan meneliti sejumlah kasus secara bersamaan
untuk mengetahui kondisi secara umum.
Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode studi kasus untuk
pendidikan adalah sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi kasus.
2) Menentukan topik dan rumusan masalah yang akan diteliti.
3) Memilih sampel.
4) Mengumpulkan bahan, dokumen, data, dan informasi lapangan dengan menggunakan teknik
yang sesuai.
5) Melaporkan hasil studi kasus.
Setiap melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian, pasti ada kelebihan dan
kelemahannya. Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan metode penelitian studi kasus.
1) Kelebihan metode studi kasus
a) Mengungkapkan hal-hal secara detail.
b) Dapat mengungkapkan hal-hal yang tidak terungkap oleh metode lain.
c) Mengungkapkan dan memecahkan masalah-masalah spesifik di berbagai disiplin ilmu.
d) Peneliti dapat belajar tentang pengetahuan proporsional dan pengetahuan eksperimental.
e) Studi kasus memiliki batas, ruang lingkup kajian, dan pola pikir tersendiri agar dapat
mengungkapkan realitas sosial dan realitas fisik yang unik.
2) Kelemahan metode studi kasus
a) Adanya anggapan tentang validitas, reliabilitas, dan generalisasi.
b) Objek pada studi kasus umumnya hanya sedikit jumlahnya.

5
4. Jenis penelitian menurut taraf pemberian informasi
Penelitian jenis ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut.
a. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang tarafnya memberikan penjelasan mengenai
gambaran ciri-ciri suatu gejala yang menjadi objek penelitian dengan tujuan untuk
mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya. Dalam penelitian deskriptif,
peneliti hanya melukiskan, memaparkan, serta melaporkan keadaan suatu objek atau peristiwa
tanpa menarik kesimpulan umum sehingga penelitian ini menjadi penyingkapan fakta.
b. Penelitian eksplanasi
Penelitian ini memiliki taraf yang lebih kompleks dibandingkan penelitian deskriptif. Pada
penelitian eksplanasi peneliti tidak hanya menjawab pertanyaan apa atas suatu permasalahan,
tetapi juga akan memberi gambaran mengapa suatu permasalahan tersebut dapat muncul.
Suatu penelitian eksplanasi akan menghasilkan sebuah kesimpulan baik berupa asosiatif
(penelitian yang menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih, namun tidak membuktikan
variabel mana yang menjadi sebab dan mana yang merupakan akibat) maupun kausalitas
(penelitian yang memberikan penjelasan secara konkret tentang variabel mana yang menjadi
sebab dan akibat).
c. Penelitian eksplorasi
Penelitian ini memiliki taraf yang sangat dalam, karena penelitian ini dapat menjawab
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana dari suatu fenomena sosial sehingga penelitian
eksplorasi tidak hanya sekadar menggambarkan suatu fenomena sosial, tetapi juga sampai pada
mengapa suatu fenomena sosial terjadi dan bagaimana fenomena tersebut ada dan diterima atau
ditolak oleh masyarakat.
5. Jenis penelitian menurut pendekatan dan data yang dikumpulkan
Berdasarkan pendekatan, penelitian dibagi menjadi penelitian kuantitatif dan kualitatif.
a. Penelitian kuantitatif
Menggunakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga gejala yang diteliti dapat
diukur dengan skala-skala, indeks-indeks, tabel-tabel, dan formula-formula yang semuanya
sedikit banyak menggunakan ilmu pasti. Metode kuantitatif meliputi sebagai berikut.
1) Metode statistik
Mengukur gejala-gejala sosial secara matematis untuk mengetahui korelasi atau
hubungannya.
2) Metode eksperimen
Metode dengan menggunakan percobaan-percobaan.
3) Metode sosiometri (sociometry)
Metode sosiometri bertujuan untuk meneliti hubungan-hubungan antarmanusia dalam
masyarakat secara kuantitatif. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan seorang individu
dengan individu lain, struktur hubungan individu dan dua arah hubungan sosialnya dalam
suatu kelompok.
b. Penelitian kualitatif
Mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka-angka atau
ukuran-ukuran yang matematis. Cara kerjanya dengan mendeskripsikan atau menjabarkan hasil
penelitian berdasarkan penilaian-penilaian terhadap data yang diperoleh. Metode ini dipakai
apabila data hasil penelitian tidak dapat atau sukar diukur dengan angka. Metode kualitatif
disebut juga metode verstehen (Jerman) yaitu pemahaman atau pengertian.
Metode yang termasuk dalam metode kualitatif adalah.
1) Metode historis
Adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis peristiwa-peristiwa masa silam untuk
merumuskan prinsip-prinsip umum mengenai fenomena kehidupan masyarakat.
2) Metode komparatif
Adalah metode yang mempergunakan perbedaan dan persamaan beserta sebab-sebabnya
dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai fenomena masyarakat pada masa silam dan
masa sekarang.
3) Metode historis komparatif
Adalah metode kombinasi antara metode historis dan komparatif.

6
4) Metode studi kasus (case study)
Adalah metode yang bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala atau
kejadian nyata yang terjadi dalam kehidupan masyarakat untuk mendapatkan dalil-dalil
umum. Alat-alat yang dipergunakan dalam studi kasus adalah:
a) wawancara (interview)
b) daftar pertanyaan (questionaire)
c) participant observer technique (pengamat ikut serta dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat yang diamati)
6. Jenis penelitian menurut tempat pelaksanaan penelitian
Berdasarkan tempat pelaksanaannya, penelitian dapat dibedakan seperti berikut.
a. Penelitian laboratorium
Penelitian laboratorium adalah suatu penelitian yang dilakukan pada suatu tempat khusus dalam
rangka mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah. Jenis penelitian ini dapat digunakan untuk
melakukan penelitian ilmu alam maupun ilmu sosial.
Laboratorium pengetahuan sosial memberikan bimbingan kepada para ilmuwan untuk
mengadakan suatu penelitian secara kooperatif dengan objek penelitian yang bersifat teoritis
maupun praktis dan diteliti oleh suatu tim ahli yang menguasai bidangnya masing-masing.
Untuk penelitian laboratorium ilmu pengetahuan sosial, prosesnya dapat dilakukan dengan cara
pengumpulan data, analisis, serta memberikan interpretasi terhadap sejumlah data sehingga dapat
diramalkan kecenderungan gerak suatu gejala sosial dalam masyarakat tertentu.
b. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dalam kehidupan nyata. Penelitian
lapangan merupakan suatu metode untuk menemukan secara khusus realita sosial yang terjadi di
tengah masyarakat, baik dalam bentuk gejala ataupun proses sosial. Penelitian lapangan pada
umumnya bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya berbagai aktivitas manusia, pola-pola tradisional, proses sosial, dan lain-lain.
Contoh penelitian lapangan adalah penelitian terhadap pedagang di pasar, penelitian terhadap
anak-anak muda pecandu narkoba, survei terhadap konsumen, dan lain-lain.
c. Penelitian perpustakaan (kepustakaan)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data dengan cara
melakukan penelitian terhadap materi yang terdapat di kepustakaan, misalnya buku-buku,
majalah-majalah, naskah-naskah, catatan-catatan, kisah sejarah, dan dokumen-dokumen
pendukung lainnya.
7. Jenis penelitian menurut bidangnya
Berikut adalah dua macam bentuk penelitian apabila ditinjau dari bidangnya.
a. Penelitian bidang alam
Objek penelitian bidang ini adalah objek dunia yang riil, material, atau dunia objektif. Adapun
yang dicari dalam penelitian ini adalah fakta dan pembuktian dari kenyataan.
Sesuatu dianggap riil dan benar jika gejalanya tepat persis seperti kenyataannya. Oleh sebab itu,
untuk menunjang kebenaran penelitian harus diikuti dengan penelitian-penelitian, percobaan-
percobaan, dan pengalaman empiris. Metode yang sering digunakan adalah metode analisis
deduktif-induktif dari metode eksperimen dan mengikuti hukum-hukum alam yang pasti serta
tetap.
b. Penelitian bidang sosial
Objek penelitian ilmu sosial adalah manusia dan fenomena-fenomena atau gejala-gejala sosial.
Penelitian dalam ilmu sosial menurut M. Nasir (1999) dapat disebut sebagai suatu proses yang
terus-menerus, kritis, dan terorganisasi untuk mengadakan analisis dan memberikan interpretasi
terhadap fenomena sosial yang memiliki hubungan saling terkait.
Materi dari ilmu sosial antara lain buah karya manusia, barang-barang peninggalan sejarah,
tingkah laku, perbuatan manusia dalam berbagai macam ekspresi, hasil kebudayaan, dan lain-
lain yang seluruhnya dipikirkan secara sistematis dan diciptakan oleh akal budi manusia.
Contoh penelitian bidang sosial antara lain penelitian terhadap kenakalan remaja, kemiskinan,
lingkungan kumuh, penyimpangan seksual, dan sebagainya.
8. Jenis penelitian menurut dimensi waktu
Berikut adalah tiga jenis penelitian berdasarkan dimensi waktu.
a. Cross sectional studies
Adalah penelitian yang membatasi studi tentang masyarakat pada satu objek dan waktu tertentu
saja. Misalnya penelitian tentang perilaku warga Kota Medan pasca penurunan harga BBM.

7
b. Longitudinal studies
Adalah penelitian yang berusaha mengungkap akibat dari suatu peristiwa yang berlangsungnya
relatif lama. Misalnya penelitian tentang efektivitas program wajib belajar 9 tahun dalam
mengentaskan penyandang buta aksara di kawasan pedesaan.
Berikut adalah jenis-jenis penelitian longitudinal studies.
1) Time series research
Yaitu tipe data dan informasi yang sama dikumpulkan dari kelompok orang atau unit dalam
beberapa periode waktu.
2) Panel study
Yaitu penelitian benar-benar melakukan observasi terhadap orang, grup, atau organisasi yang
sama dalam beberapa periode waktu.
3) Cohort analysis
Yaitu hampir sama dengan panel study tetapi lebih menitikberatkan pada pengamatan
terhadap kategori orang-orang dengan berbagai pengalaman hidup yang sama dalam suatu
periode waktu tertentu.
c. Expost facto studies
Expost facto studies adalah penelitian yang berupaya menelaah faktor-faktor yang dianggap
sebagai penyebab realitas ataupun fenomena sosial aktual. Misalnya penelitian tentang
kemiskinan keluarga sebagai penyebab maraknya kasus perdagangan anak dan perempuan
(trafficking).

I. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SOSIAL


1. Menentukan Topik Penelitian dan Merumuskan Judul Penelitian
Dalam penelitian sosial, permasalahan pertama yang dihadapi adalah menentukan topik penelitian.
Topik adalah suatu masalah atau pokok pembicaraan yang akan dibuat atau dibahas dalam
penelitian. Topik dapat dicari di mana saja, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat. Dalam menentukan topik penelitian, beberapa kriteria yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut.
a. Menarik minat pembaca.
b. Dapat dilakukan oleh peneliti.
c. Mengandung kegunaan praktis.
d. Jelas, singkat, dan padat.
e. Berisi mengenai variabel-variabel.
f. Menggambarkan keseluruhan isi.
g. Tidak terdapat unsur duplikasi.
h. Dinyatakan dalam kalimat pernyataan.
Selain kriteria dalam menentukan topik penelitian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menentukan topik penelitian, antara lain sebagai berikut.
a. Topik atau masalah yang diteliti harus sejalan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
b. Topik penelitian yang dipilih merupakan masalah baru yang belum pernah diteliti oleh orang lain
sehingga dapat menarik orang lain untuk mengetahuinya.
c. Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya topik yang akan kita teliti dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada guru atau pembimbing.
d. Pemilihan topik penelitian tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan norma sosial yang
berlaku di masyarakat.
Merumuskan Judul Penelitian
Menentukan judul penelitian sangat penting karena di dalam judul akan tergambarkan objek dan
subjek penelitian, lokasi penelitian, tujuan penelitian, serta sasaran penelitian.
Berikut beberapa petunjuk yang dapat diikuti oleh peneliti dalam menentukan judul penelitian yang
paling tepat.
a. Keterjangkauan
Keterjangkauan dalam pemilihan judul artinya bahwa judul maupun objek yang akan diteliti
sedapat mungkin terjangkau oleh kemampuan peneliti. Kemampuan yang dimaksud adalah
tingkat pengetahuan siswa atau peneliti, waktu dan biaya yang tersedia, kesulitan memperoleh
pembimbing, serta kerja sama dengan pihak lain.

8
b. Ketersediaan data
Kita akan mengalami kesulitan apabila tidak tersedianya data. Oleh karena itu, pada saat
menentukan judul penelitian, kita juga harus memikirkan datanya ada atau tidak. Sumber data
dapat berasal dari narasumber, buku, koran, majalah, radio, dan televisi.
c. Signifikansi judul yang dipilih
Dalam menentukan judul sangat diperlukan kecermatan. Hal tersebut dimaksudkan agar judul
yang dipilih memang penting untuk kita teliti.
Patokan penting ataupun tidaknya suatu judul sangat bergantung pada hal-hal berikut.
1) Judul yang dipilih dapat mendukung atau memberikan sumbangan pada ilmu pengetahuan.
2) Ada ketidakpuasan pada studi sebelumnya.
3) Menarik minat untuk diteliti.
Berikut beberapa pedoman yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti dalam menuliskan
judul penelitian yang baik.
1) Topik penelitian harus termuat atau tercantum dalam judul.
2) Judul penelitian harus jelas dan mudah untuk dipahami.
3) Judul penelitian ditulis dengan singkat dan padat.
4) Judul penelitian tidak perlu puitis.
5) Judul ditulis dalam satu kalimat.
6) Judul ditulis dalam kalimat berita.
7) Judul ditulis dengan kalimat yang logis.
8) Judul tidak boleh ditulis dengan menggunakan singkatan.
9) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan (bahasa Indonesia)
yang Disempurnakan (EYD).
2. Merumuskan Masalah dan Tujuan Penelitian
Dalam penelitian sosial, setelah menentukan topik penelitian maka langkah yang dilakukan oleh
peneliti yaitu merumuskan masalah dan tujuan penelitian. Perumusan masalah merupakan langkah
yang sangat penting dalam melakukan penelitian. Hal ini dikarenakan akan menentukan ke mana
suatu penelitian diarahkan. Pada hakikatnya, perumusan masalah adalah perumusan pertanyaan
yang jawabannya akan dicari melalui kegiatan penelitian. Dalam menyusun pertanyaan, perlu
diperhatikan beberapa aspek berikut.
a. Memahami bahwa pertanyaan penelitian adalah jawaban dan penjelasan dari judul yang sudah
dibuat.
b. Membuat rincian-rincian kecil dari judul yang sudah dibuat.
c. Menggunakan pertanyaan yang spesifik, konkret, dan jelas.
d. Dalam menggunakan kalimat tanya harus hati-hati, konsisten dengan judul, dan metodologi yang
akan dibuat.
Dalam merumuskan masalah, peneliti juga harus membaca berbagai penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dengan topik yang sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah apa saja
yang telah diteliti oleh orang lain. Dengan membaca laporan penelitian orang lain, maka kita akan
menghindari melakukan penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain. Untuk menentukan sumber
permasalahan, dapat dilakukan melalui.
a. Literatur yang berupa laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, dan buku-buku referensi lainnya.
b. Pengalaman di lapangan.
c. Hasil pengamatan atau wawancara.
d. Hasil berpikir.
Setelah merumuskan masalah penelitian, peneliti membuat tujuan penelitian yang ingin dicapai.
Tujuan penelitian ialah jawaban yang ingin ditemukan dalam penelitian tersebut. Oleh karena itu,
antara rumusan masalah dengan tujuan penelitian harus sejalan. Jika rumusan masalah dibuat dalam
bentuk pertanyaan, maka tujuan penelitian dibuat dalam bentuk pernyataan. Berikut beberapa
contoh perumusan masalah dan tujuan penelitian.
Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
Apa yang melatarbelakangi munculnya Untuk mengetahui latar belakang penyebab
gejala kenakalan remaja di Desa A? munculnya gejala kenakalan remaja di Desa
A.
Sebutkan dampak adanya gejala kenakalan Untuk mengetahui dampak yang
remaja di Desa A? ditimbulkan dari adanya gejala kenakalan
remaja di Desa A
9
3. Memilih Subjek Penelitian
Langkah ketiga dalam melakukan penelitian sosial adalah memilih subjek penelitian. Subjek
penelitian merupakan sumber data dalam sebuah penelitian. Ada dua jenis sumber data yang
dijadikan subjek penelitian, yaitu populasi dan sampel.
Populasi merupakan himpunan individu atau subjek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas,
tetapi bisa diukur dengan jelas.
Sampel merupakan sebagian objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi. Alasan
penggunaan sampel karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga dalam melakukan penelitian.
Tujuan pengambilan sampel adalah sebagai berikut.
a. Berusaha mempersingkat waktu, memperkecil dana, ataupun tenaga peneliti.
b. Membatasi jumlah populasi dan wilayah populasi berusaha untuk membuat generalisasi hasil
analisis.
c. Untuk mereduksi jumlah objek yang akan diteliti.
Terdapat dua macam teknik pengambilan sampel (sampling) yaitu probability sampling dan
nonprobability sampling.
a. Sampling Probabilitas (Probability Sampling)
Sampling probabilitas merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Berikut beberapa jenis sampling probabilitas.
1) Sampling acak sederhana atau sampel random (simple random sampling)
Sampling acak sederhana adalah cara pengambilan sampel dengan memberi kesempatan yang
sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi. Sampel dapat
diambil dengan dua cara, cara undian dan penggunaan tabel random. Cara undian yaitu
dengan memberi nomor seluruh anggota populasi, kemudian seluruh nomor dikocok dan yang
keluar dianggap sebagai sampel.
2) Sampling acak berstrata secara proporsional (proportionate stratified random sampling)
Sampling ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional. Contoh: peneliti melakukan penelitian dengan sampel dari kelas
X sebanyak 20 siswa, kelas XI sebanyak 20 siswa, dan kelas XII sebanyak 40 siswa karena
siswa kelas XII dua kali lebih banyak.
3) Sampling acak berstrata secara tidak proporsional (disproportionate stratified random
sampling)
Sampling ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang populasinya berstrata tetapi
kurang proporsional.
4) Sampling wilayah (area sampling)
Sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil-wakil dari setiap wilayah yang terdapat
dalam populasi. Contoh: pemerintah Kota Surabaya melakukan penelitian tentang tingkat
pendidikan masyarakat. Pengambilan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan
penduduk yang tersebar dalam beberapa kecamatan.
5) Sampling kelompok atau himpunan (cluster sampling)
Sampling kelompok dilakukan dengan mengelompokkan populasi atas dasar himpunan yang
populasinya menyebar. Random ini dilakukan pada tiap kali himpunannya bukan seluruh
populasinya.
b. Sampling Nonprobabilitas (Non-Probability Sampling)
Sampling nonprobabilitas adalah teknik sampling yang tidak memberi peluang atau kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel karena tidak
diketahui jumlah populasi sebenarnya. Teknik ini tidak bisa untuk menggeneralisasi suatu
populasi. Berikut beberapa jenis sampling nonprobabilitas.
1) Sampling sistematis (systematic sampling)
Sampling sistematis merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Contoh: populasi sebanyak 100 orang, kemudian
semua anggota populasi tersebut diberi nomor 1 sampai dengan 100. Sampel ditentukan
dengan mengambil orang yang memiliki nomor ganjil atau dengan kelipatan tertentu,
misalnya kelipatan 5, 10, 15,dan sebagainya.
2) Sampling kuota (quota sampling)
Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah yang diperlukan. Contoh: populasi sebanyak 100 orang dan jumlah
peneliti sebanyak 5 orang, maka setiap peneliti dapat mengambil sampel sebanyak 20 orang.

10
3) Sampling insidental (incidental sampling)
Sampling insidental merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Ketika
peneliti bertemu secara kebetulan dengan siapa saja, maka orang tersebut dianggap sebagai
sampel.
4) Sampling purposif (purposive sampling)
Sampling purposif merupakan teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja.
5) Sampling jenuh (saturated sampling)
Sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal tersebut dilakukan apabila populasinya kecil, misalnya 30
orang. Sampling ini disebut juga sebagai sensus.
6) Snowball sampling
Snowball sampling merupakan teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel, dan
seterusnya.

Perhatikan bagan snowball sampling berikut.


A
Pilihan A Pilihan A
B C

D F I
G
E H
Pilihan B Pilihan B

4. Merumuskan Kerangka Teori dan Hipotesis Penelitian


Langkah menyusun landasan teori juga merupakan tahapan penelitian yang penting untuk
membangun atau merumuskan suatu hipotesis. Landasan teori yang dipilih haruslah sesuai dengan
ruang lingkup permasalahan. Landasan teoritis ini akan menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan
sangat berguna pada saat menentukan suatu hipotesis penelitian. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mengemukakan kerangka teori adalah sebagai berikut.
a. Variabel penelitian harus didefinisikan secara jelas.
b. Pembahasan harus menyatakan bagaimana keterkaitan antarvariabel secara teoritis.
c. Bila sifat dan arah keterkaitan antarvariabel memiliki dasar teori yang mengacu kepada hasil
penelitian sebelumnya, maka pembahasan harus mengungkapkan apakah sifat dan arah
hubungan antarvariabel tersebut posistif (sejalan) atau negatif (berlawanan).
d. Perlu adanya penjelasan yang tidak bias atau ambigu mengenai ekspektasi (perkiraan)
keterkaitan antarvariabel yang ada. Argumentasinya dapat ditarik dari hasil penelitian
sebelumnya (bila ada).
e. Diagram skematis mengenai model konseptual dapat digunakan untuk memvisualisasikan
keterkaitan antarvariabel secara teoritis.
Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan kesimpulan terdahulu baik yang
memperkuat maupun yang bertentangan dengan prediksinya. Jadi, dalam hal ini telaah teoritis dan
temuan penelitian yang relevan berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi akan
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa hipotesis penelitian dapat dirumuskan dengan
menggunakan beberapa cara berikut.
a. Membaca dan menelaah ulang (review) teori dan konsep-konsep yang membahas variabel-
variabel penelitian dan hubungannya dengan proses berpikir deduktif.
b. Membaca dan me-review temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan
permasalahan penelitian lewat berpikir induktif.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus
diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang dicari atau ingin dipelajari.
Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Oleh
karena itu, perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian.

11
Hipotesis didapat dari jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis dapat dibagi sebagai
berikut.
a. Hipotesis kerja atau alternatif (Ha)
Hipotesis kerja adalah semua hipotesis yang dibangun oleh si peneliti.
Contoh: Tingkat kedisiplinan siswa perempuan lebih tinggi daripada tingkat kedisiplinan siswa
laki-laki.
b. Hipotesis nol (Ho)
Hipotesis nol adalah ingkaran atau formulasi terbalik dari hipotesis kerja.
Contoh: Tidak ada perbedaan tingkat kedisiplinan antara siswa perempuan dan siswa laki-laki.
Ciri-ciri sebuah hipotesis yang baik adalah sebagai berikut.
a. Bisa diterima dengan akal sehat.
b. Menyatakan hubungan antarvariabel penelitian.
c. Harus dapat diuji.
d. Dinyatakan secara singkat dan dalam bentuk kalimat pernyataan.
e. Konsisten dengan teori dan fakta yang telah dibangun.

5. Mengumpulkan Data
Setelah membuat hipotesis, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data.
Data merupakan fakta-fakta atau keterangan-keterangan yang digunakan sebagai sumber atau bahan
untuk menemukan kesimpulan atau membuat keputusan. Seorang peneliti dapat mengumpulkan
data melalui beberapa teknik, diantaranya wawancara, kuesioner, pengamatan, maupun
pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
Data yang kita ambil tentu bukan data sembarangan, tetapi data yang memiliki syarat-syarat berikut.
a. Data harus objektif. Artinya, data sesuai apa adanya.
b. Data harus dapat mewakili (representatif).
c. Data harus mempunyai kesalahan baku yang kecil.
d. Data harus tepat waktu.
e. Data harus ada hubungannya dengan persoalan yang dipecahkan.
Data memiliki kegunaan sebagai berikut.
a. Mengetahui dan memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang ada di
masyarakat.
Misalnya: sebanyak 20% penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Dengan data
tersebut, penanggulangannya dapat dilakukan dengan mencari solusi.
b. Membuat keputusan atau memecahkan persoalan.
Misalnya, penduduk desa A terkena wabah demam berdarah sehingga banyak yang meninggal.
Penyebabnya adalah nyamuk yang bersarang di selokan rumah. Upaya yang harus dilakukan
adalah mengadakan penyuluhan dan melakukan penyemprotan.
Sebelum kita mencari data, sebaiknya kita harus mengenali jenis-jenis data.
a. Berdasarkan cara memperolehnya
Berdasarkan cara memperolehnya, data terdiri dari data primer dan data sekunder.
1) Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber asli. Sumber asli adalah sumber
pertama data tersebut diperoleh.
Contoh: Kita hendak mencari data tentang siswa berprestasi yang tidak lulus UN pada tahun
ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 11 Surakarta, maka keterangan dari guru wali atau siswa
yang bersangkutan merupakan data primer.
Sumber data primer dalam penelitian meliputi masyarakat secara langsung; benda, kondisi,
situasi, proses, atau perilaku orang tertentu; serta data laboratorium.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari sumber asli atau pertama. Pada
umumnya data sekunder bersumber dari dokumentasi atau bahan bacaan dan dibagi atas dua
jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Sumber data sekunder pribadi
Sumber data sekunder pribadi berupa surat-surat, buku harian, ataupun catatan biografi
seseorang.

12
b) Sumber data sekunder umum
Sumber data sekunder umum adalah data yang tersimpan dalam arsip dan pada umumnya
terbuka untuk masyarakat umum. Contoh: arsip yang dikumpulkan oleh Biro Arsip
Nasional.
b. Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, data terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif.
1) Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian. Data ini
berfungsi untuk menjelaskan secara deskriptif suatu permasalahan.
Contoh: Sebagian besar siswa SMA di Semarang melanjutkan ke perguruan tinggi.
2) Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Data ini dapat berupa
angka-angka seperti 1, 2, 3, dan 4. Data kuantitatif bisa juga berasal dari data kualitatif yang
ditransformasikan menjadi angka lewat kode-kode sesuai dengan jenjangnya. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan memberikan penilaian dan kode seperti baik sekali = 5, baik = 4,
sedang = 3, jelek = 2, dan jelek sekali = 1. Setelah itu, data kualitatif dapat dihitung dengan
statistik.
c. Berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi data internal dan eksternal.
1) Data internal
Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan atau kondisi dalam suatu organisasi.
Contoh: negara, sekolah, perusahaan, atau departemen.
2) Data eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan atau menerangkan sesuatu di luar organisasi.
Contoh: eksistensi sebuah perusahaan dipengaruhi oleh lingkungan, persaingan, daya beli, dan
kondisi negara.
d. Berdasarkan waktu pengumpulannya
1) Cross section data
Cross section data adalah data yang dikumpulkan pada waktu tertentu dalam rangka
menggambarkan kondisi dan keadaan pada saat itu.
Contoh: Angka pengangguran pada tahun 2013 adalah 8 juta orang. Data tersebut
menggambarkan bahwa pada tahun 2013 ada 8 juta orang yang menganggur.
2) Time series data
Time series data adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan
suatu pertumbuhan.
Contoh: Data siswa SMA yang tidak lulus UN dari tahun ajaran 2010/2011 sampai
2013/2014.

Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian


Terdapat beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian. Peneliti tinggal menyesuaikan
permasalahan yang diteliti dengan teknik pengumpulan data. Berikut beberapa metode
pengumpulan data dalam penelitian.
a. Observasi
Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial serta gejala-gejala
alam dengan pengamatan dan pencatatan. Objek penelitian dapat berupa orang, keadaan, kondisi,
kegiatan, proses, dan lain-lain. Adapun orang yang melakukan observasi disebut observer, ia
bertugas mengamati objek penelitian dan mencatat setiap keadaan yang diamati tersebut.
Ciri-ciri observasi
1) Perilaku dibuat dalam kategori-kategori.
2) Adanya kejelasan mengenai apa yang hendak diamati.
3) Derajat inferensi yang digunakan harus diketahui secara jelas.
4) Jenis maupun besar sampel harus ditentukan.
5) Pengamatan harus reliabel dan valid.
6) Ketersediaan unit yang digunakan dalam pengukuran.

13
Syarat penggunaan metode observasi
1) Observasi harus dilakukan secara cermat, jujur, dan objektif serta fokus pada data yang
relevan.
2) Dalam penentuan variabel pengamatan observer harus mempertimbangkan banyak sedikitnya
objek yang diamati.
3) Sistem dan prosedur yang dilaksanakan dalam proses pengamatan sebaiknya disesuaikan
dengan panduan yang telah tersedia.
4) Observer harus memahami betul apa yang perlu dicatat dan cara pembuatan catatan atas data
yang dikumpulkan, sehingga proses observasi bisa berjalan dengan lancar.
Macam-macam metode observasi
1) Observasi partisipatif
Adalah observasi atau pengamatan oleh pengamat yang benar-benar ikut ambil bagian
(berpartisipasi) dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada objek yang diobservasi.
Observasi partisipatif biasanya digunakan dalam penelitian eksploratif. Contoh: penelitian
pada lembaga perguruan tinggi, lembaga permasyarakatan, dan pada suku bangsa tertentu.
2) Observasi sistematis atau observasi terstruktur
Dalam observasi sistematis dituntut adanya ketelitian dan kecermatan yang tinggi agar hasil
penelitian mempunyai kualitas dan kuantitas yang tinggi. Untuk mendukung hal tersebut,
diperlukan alat-alat pencatat mekanis, seperti tape recorder, kamera foto, video perekam, atau
film.
Ketika menggunakan observasi sistematis, permasalahan yang diteliti cakupannya lebih kecil
dan tidak menyeluruh seperti observasi partisipatif. Oleh karena itu, selain alat pencatat
mekanis diperlukan pula alat-alat pencatat sederhana, misalnya checklist dan rating scale.
3) Observasi eksperimental
Observasi eksperimental dilakukan dengan sangat teliti untuk kemudian dianalisis dan
dihitung secara cermat. Metode ini bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan,
timbulnya variabel, dan gejala-gejala kelainan sebagai satu situasi eksperimental yang sengaja
diadakan untuk diteliti.

Langkah-langkah observasi
1) Membuat catatan anekdot
Catatan anekdot adalah catatan informal yang digunakan pada saat melaksanakan observasi
yang berisi tentang suatu gejala atau peristiwa.
Catatan anekdot bermanfaat sebagai salah satu data penelitian dan menjadikan penelitian
benar-benar objektif. Dengan menggunakan catatan anekdot peneliti dapat mengetahui
tingkah laku manusia dalam kurun waktu tertentu dan dalam masalah atau lingkungan
tertentu.
2) Membuat daftar cek
Daftar cek adalah daftar yang berisi catatan mengenai setiap faktor secara sistematis. Daftar
cek harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum observasi dijalankan dan dibuat sesuai dengan
tujuan khusus yang ingin dicapai dalam observasi.
Cara membuat daftar cek adalah dengan membuat tabel yang memuat faktor-faktor yang
hendak diamati dan ketika pelaksanaan observasi, observer tinggal mengisi tabel tersebut.
3) Skala penilaian
Skala penilaian dipakai untuk menetapkan penilaian secara bertingkat serta untuk mengamati
situasi dan kondisi data secara kualitatif.
Contoh: Variabel yang akan diukur untuk kegiatan siswa dalam proses belajar-mengajar.
Misalnya kreativitas siswa, teknik bertanya, dan kerja sama kelompok.
4) Mencatat dengan menggunakan alat
Seiring dengan perkembangan teknologi, hasil pengamatan bisa dicatat atau direkam dengan
berbagai macam alat seperti komputer, kamera, perekam suara, ataupun kamera video.
Melalui alat-alat tersebut suatu aktivitas objek dapat terekam secara lebih sempurna.
b. Wawancara (interview)
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan kontak langsung (bertatap
muka) dengan sumber data. Dalam melakukan wawancara, si pewawancara meminta keterangan
atau penjelasan tentang masalah yang ditelitinya kepada narasumber sekaligus mencatat
jawaban-jawabannya. Pewawancara juga berusaha memberi rangsangan pertanyaan untuk

14
mengorek keterangan dari narasumber agar data yang diperolehnya lengkap dan akurat.
Narasumber diharapkan dapat memberikan keterangan yang jelas, lengkap, dan jujur.
Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh data-data primer dari sumber informasi atau
sampel dalam hubungannya dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
Fungsi wawancara adalah.
1) Wawancara dapat berfungsi deskriptif, yaitu melukiskan dunia kenyataan seperti dialami oleh
orang lain.
2) Wawancara dapat pula berfungsi eksploratif, yaitu bila masalah yang kita hadapi adalah
masalah samar-samar karena belum diselidiki oleh orang lain, maka kita dapat melakukan
penelitian tersebut.
Metode wawancara
1) Wawancara berencana (standardized interview)
Dalam wawancara berencana terdapat suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan atau
disusun sebelumnya. Semua responden yang diwawancarai diberi pertanyaan yang sama
dengan kata-kata dan urut-urutan yang seragam.
2) Wawancara tidak berencana (unstandardized interview)
Pada wawancara tidak berencana, tidak ditemukan daftar pertanyaan dengan susunan kata dan
tata urut yang harus dipatuhi pewawancara seperti pada wawancara berencana.

Berikut adalah metode wawancara tidak berencana.


a) Wawancara berstruktur (structured interview)
b) Wawancara tidak berstruktur (instructured interview) yang meliputi sebagai berikut.
▪ Wawancara terfokus (focused interview) terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak
mempunyai struktur tertentu, tetapi tetap terpusat kepada satu pokok.
▪ Wawancara bebas (free interview) yaitu wawancara yang di dalamnya terlontar
pertanyaan-pertanyaan yang tidak terpusat, dapat beralih dari satu pokok pertanyaan ke
pokok lain.
Berikut adalah dua golongan wawancara tidak terstruktur dilihat dari bentuk
pertanyaannya.
▪ Wawancara tertutup (closed interview) yaitu wawancara yang pertanyaannya dirancang
sedemikian rupa sehingga kemungkinan jawaban dari responden atau informannya
sangat terbatas dan sudah ditentukan sebelumnya.
▪ Wawancara terbuka (open interview) yaitu wawancara yang pertanyaannya dirancang
sedemikian rupa sehingga jawaban responden atau informannya tidak terbatas dalam
beberapa kata.
c. Angket (kuesioner)
Angket atau kuesioner disebut juga sebagai wawancara tertulis karena peneliti tidak perlu
bertatap muka dengan responden, tetapi dibutuhkan pengertian dan kerja sama dari narasumber
agar mau membantu mengisi angket dengan objektif. Angket adalah sekumpulan pertanyaan
yang butir-butirnya memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian yang diangkat serta
memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian yang diangkat serta memiliki makna guna
menguji hipotesis.
Berikut langkah-langkah penyusunan angket.
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3) Menyebarkan setiap variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik
analisisnya.
Macam-macam angket
1) Angket berdasarkan format
a) Angket terbuka (open-ended questionnaire)
Angket terbuka memberi kesempatan responden untuk menjawab seluas-luasnya tanpa
batasan-batasan dari pertanyaan yang diajukan peneliti. Oleh karena itu, peneliti sengaja
tidak menyediakan alternatif jawaban bagi responden.

15
b) Angket tertutup (closed-ended questionnaire)
Dalam angket tertutup seorang peneliti dengan sengaja menyediakan alternatif jawaban
yang harus dipilih responden. Responden tidak bisa leluasa mengemukakan pendapat
sesuai kondisi yang sebenarnya. Alternatif pilihan yang disediakan oleh peneliti dapat
menyebabkan responden enggan menjawab atau menjawab dengan terpaksa.
c) Angket yang dijawab sendiri
Angket yang dijawab sendiri dapat dijawab tanpa kehadiran langsung peneliti di depan
responden. Angket ini biasanya dikirim lewat pos yang dapat berupa angket terbuka atau
angket tertutup. Angket ini perlu disertai pengantar dan instruksi yang jelas, padat, dan
lugas karena dirancang untuk bisa dijawab sendiri oleh responden tanpa kehadiran peneliti.
2) Angket berdasarkan bentuk struktur
a) Angket terstruktur
Yaitu angket yang bersifat tegas, definitif, terbatas, konkret, dan mengandung isian
pertanyaan serta jawaban yang terbatas dan singkat. Angket ini bermanfaat untuk
mendapatkan tambahan informasi data yang belum lengkap dan/atau memancing
tanggapan yang lebih mendetail.
b) Angket tidak terstruktur
Yaitu angket yang dipakai peneliti apabila menghendaki uraian dari responden tentang
suatu masalah dengan panjang lebar. Dalam angket ini pertanyaannya bersifat terbuka dan
bebas.
d. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai
sumber seperti naskah, majalah, dokumen, kisah sejarah, dan buku yang memuat berbagai
macam kajian teori yang sangat dibutuhkan peneliti. Contoh dokumen yaitu rekaman berita dari
radio, televisi, dan media elektronik lainnya.
Kelebihan studi kepustakaan yaitu praktis dan lebih murah. Seorang peneliti hanya memerlukan
ketekunan untuk mengunjungi tempat-tempat yang menjadi sumber data seperti perpustakaan,
museum, arsip nasional, kantor berita, stasiun televisi, dan radio.
Berikut adalah kelemahan studi kepustakaan.
1) Informasi yang ada mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan peneliti karena dikumpulkan
orang lain.
2) Sulit memahami akurasi informasi.
3) Informasi sudah usang dan tidak relevan dengan situasi saat ini.
Berikut adalah manfaat penggunaan metode studi kepustakaan.
1) Menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah ditemukan oleh para peneliti terdahulu.
2) Mengikuti perkembangan peneliti dalam bidang yang akan diteliti.
3) Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang dipilih.
4) Memanfaatkan data sekunder.
5) Menghindarkan duplikasi penelitian.
6. Pengolahan Data
Proses selanjutnya setelah melakukan pengumpulan data adalah proses pengolahan data. Pada tahap
ini data yang telah diperoleh akan dianalisis dan diolah untuk dijadikan sebagai hasil penelitian
sehingga proses pengolahan data menjadi sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian, dan
yang menjadi kunci adalah ketajaman analisis serta kemampuan peneliti dalam membaca dan
merumuskan data-data yang telah diperoleh.
a. Pengolahan data kuantitatif
Pengolahan data secara kuantitatif sering disebut sebagai pengolahan data secara statistik.
Berikut adalah tiga tahap yang harus dilakukan dalam proses pengolahan data kuantitatif.
1) Tahap pendahuluan (pengolahan data)
Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah meneliti ulang catatan-catatan hasil pengumpulan
data, apakah data yang telah diperoleh sudah cukup baik dan memenuhi persyaratan untuk
diproses pada tahap selanjutnya atau belum. Dalam tahap ini ada dua aktivitas utama yang
dilakukan, yaitu sebagai berikut.
a) Editing
Editing merupakan proses penelitian atau pemeriksaan ulang catatan-catatan yang
dikumpulkan atau diperoleh dari lapangan.

16
Mengedit (menyunting) adalah menyiapkan naskah dengan memperhatikan segi
sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur). Dalam
kegiatan menyunting pasti akan dilakukan pengeditan.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dari sebuah data yang diedit.
▪ Memeriksa nama dan kelengkapan identitas pengisi.
▪ Mengecek kelengkapan data.
▪ Mengecek macam isian data.
Perlu diingat bahwa seorang peneliti tidak diperbolehkan mengubah angka ataupun
jawaban serta pertanyaan dengan tujuan untuk membuat data tersebut sesuai, konsisten,
dan cocok dengan keinginan peneliti. Sebab mengganti data asli dengan maksud agar data
yang diperoleh dapat sesuai dengan keinginan peneliti sama dengan melanggar prinsip
kejujuran ilmiah (intellectual honesty).
b) Coding (pengodean)
Coding merupakan proses mengklasifikasikan jawaban para responden berdasarkan
macamnya.
Proses tersebut dilaksanakan dengan cara menandai tiap-tiap jawaban dengan simbol-
simbol tersebut dibuat dalam bentuk angka dan tiap-tiap jenis jawaban mempunyai simbol
sendiri-sendiri. Tujuan pengodean adalah untuk menyederhanakan jawaban responden.
2) Tahap pengorganisasian
Apabila seluruh data sudah diberi kode, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah
tahap pengorganisasian. Pada tahap ini peneliti harus memindahkan data dalam bentuk kode
ke dalam lembaran matriks data, sehingga seluruh data yang diperoleh terkumpul dalam satu
lembaran matriks.
3) Penggolongan data secara statistik
Terdapat dua fungsi penggolongan data secara statistik, pertama untuk membantu melukiskan
dan merangkum hasil pengumpulan data. Cara ini disebut statistik deskriptif. Kedua,
membantu meramalkan suatu kesimpulan untuk populasi yang lebih besar dari kumpulan data
yang diselidiki. Cara ini disebut statistik inferensial. Perhatikan pengolahan data secara
statistik berikut.
a) Mean (rata-rata hitung)
Mean adalah nilai bilangan yang merupakan hasil bagi dari jumlah seluruh nilai dengan
banyaknya unit atau bilangan yang diamati.
Rumus dari mean data tunggal adalah.
M = 1/n (x1 + x2 + x3 + ... + xn)
Keterangan:
M = mean
n = banyaknya unit bilangan yang diamati
x1 = nilai pengamatan ke-1
b) Modus
Modus adalah nilai yang menunjukkan frekuensi terbesar atau tertinggi dalam suatu
kelompok data atau sering juga disebut dengan nilai yang paling banyak terjadi atau sering
muncul dalam suatu kelompok data.
Cara menentukan modus pada data tunggal adalah dengan mencari nilai yang paling tinggi
frekuensinya.
c) Median
Median adalah titik tengah bilangan data dalam sebuah kelompok nilai yang telah
diurutkan. Yang dimaksud diurutkan di sini adalah kelompok nilai tersebut sudah disusun
secara berurutan dari nilai yang terkecil hingga yang terbesar atau sebaliknya. Berikut
adalah cara menentukan median.
▪ Apabila jumlah anggota kelompok tersebut ganjil, maka nilai mediannya adalah nilai
yang terletak di tengah urutan tersebut.
Contoh: 6, 7, 8, 9, 10 maka mediannya adalah 8.
▪ Apabila jumlah anggota kelompok tersebut genap, maka yang merupakan median
adalah jumlah dua anggota yang berada di tengah urutan nilai dibagi dua.
Contoh: 5, 6, 7, 8, 9, 10 maka mediannya adalah 7,5.

17
b. Pengolahan data kualitatif
Data yang diperoleh dari penelitian kualitatif akan disusun dan disajikan dalam bentuk kata-kata
yang merupakan catatan lapangan atau fieldnotes. Catatan-catatan itulah yang selanjutnya diolah
untuk menjawab permasalahan-permasalahan penelitian yang diajukan dengan disertai bukti-
bukti empiris yang diperoleh dari lapangan.
Pada pengolahan data kualitatif hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Reduksi data
Reduksi data adalah langkah pertama dalam proses analisis yang merupakan proses seleksi,
pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnotes.
Pada tahap reduksi data, peneliti menyeleksi dan merangkum data yang diperoleh berdasarkan
fokus kategori maupun pokok permasalahan tertentu yang telah ditetapkan dan dirumuskan.
Selain itu, data juga disusun sesuai dengan kebutuhan sehingga setelah dilakukan reduksi
data, semua data yang relevan sudah tersusun dan terorganisasi sesuai dengan kebutuhan guna
tahap selanjutnya.
2) Penyajian data
Setelah dilakukan tahap reduksi data, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian data. Dalam
tahap ini data diolah kembali dengan menyusun atau menyajikannya dalam bentuk matriks,
gambar/skema, atau, tabel yang sesuai dengan kondisi data semisal data dimasukkan dalam
matriks kronologis yang di dalamnya memuat urutan waktu suatu kejadian atau data.
3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Data hasil reduksi dan penyajian data, peneliti dapat memahami secara mendalam hasil data
yang diperoleh dan berdasarkan dari data itulah peneliti akan mengambil kesimpulan
penelitian dengan menjawab permasalahan-permasalahan yang diajukan dengan data dan
bukti-bukti empiris yang telah terkumpul.
Setelah dibuat kesimpulan, data perlu untuk diverifikasi agar hasil penelitian menjadi mantap
dan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Verifikasi sendiri merupakan aktivitas
pengulangan dalam rangka pemantapan dan penelusuran data kembali secara cepat. Verifikasi
juga bisa dilakukan dengan melakukan replikasi.

7. Menyusun Laporan Penelitian


Bagian-bagian Laporan Penelitian
Laporan penelitian merupakan karya ilmiah. Untuk itu, penulisan laporan penelitian harus
mengikuti aturan penulisan ilmiah. Secara garis besar, laporan penelitian terdiri dari tiga bagian
besar, yakni bagian pendahuluan, bagian isi atau badan laporan, dan bagian penutup.
Berikut ini disajikan sebuah model format laporan penelitian yang dikemukakan oleh Borg dan
Gall.
1. Bagian Pendahuluan (preliminary materials) yang berisi:
a. Halaman judul
b. Kata pengantar
c. Daftar isi
d. Daftar tabel
e. Daftar gambar/ilustrasi atau diagram-diagram
2. Bagian Inti/Badan Laporan (body of the paper) yang berisi:
Bab I Pendahuluan
A. Permasalahan
B. Rumusan Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
Bab II Penelaahan Kepustakaan
A. Penemuan yang Lalu
B. Teori yang Mendasari
C. Ringkasan dan Kerangka Pikir Penelitian
D. Hipotesis
Bab III Metodologi Penelitian
A. Pemilihan Subjek (Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling)
B. Desain dan Pendekatan Penelitian
C. Pengumpulan Data

18
Bab IV Pelaksanaan Penelitian
A. Validasi Instrumen
B. Pengumpulan dan Penyajian Data
C. Analisis Data
D. Hasil Analisis
Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
Bab VI Kesimpulan dan Saran
3. Bagian penutup meliputi bahan-bahan penunjang seperti berikut.
a. Kepustakaan
b. Lampiran
c. Indeks
Bagian pendahuluan (preliminary materials)
Di dalam bagian ini, peneliti menjelaskan penelitian secara garis besar, terutama sistematika
penulisan agar pembaca dapat diajak mempelajari garis besar isi dan mengikuti laporan tersebut
dengan mudah. Bagian ini terdiri dari beberapa subbagian berikut.
1. Halaman judul
Pada halaman ini dicantumkan judul penelitian. Judul sebaiknya jelas, ringkas, dan
menggambarkan isi. Pada halaman ini juga dituliskan nama penyusun, nama lembaga, nama
tempat, dan tahun penyusunan laporan.
2. Kata pengantar
Kata pengantar merupakan uraian pendek dari penulis tentang penelitiannya. Dalam kata
pengantar diuraikan tujuan penelitian, masalah yang dihadapi, siapa yang memberi sponsor, dan
ucapan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan.
3. Daftar isi
Daftar isi berisi gambaran menyeluruh tentang isi laporan. Daftar isi menunjukkan bagian-bagian
dari laporan sehingga hubungan antara satu bagian dan bagian lainnya dapat dilihat. Tiap-tiap
bab atau subbab dicantumkan dengan jelas sesuai dengan urutan dalam nomor halamannya,
demikian pula lampiran-lampiran.
4. Daftar tabel, gambar, dan grafik
Seandainya dalam laporan itu tidak terdapat tabel, gambar, atau grafik, maka halaman ini tidak
perlu dibuat. Sebaliknya, bila dalam laporan tersebut diperlukan tabel, gambar, atau grafik, maka
halaman ini harus dibuat dengan jelas. Daftar tabel disusun berurutan sesuai nomor pada setiap
tabel.
Bagian Inti (body of the paper)
Bagian ini memuat uraian-uraian tentang proses penelitian dan hasilnya. Bagian ini harus mampu
menggambarkan pola berpikir ilmiah dalam keseluruhan proses penelitian. Bagian isi meliputi bab-
bab berikut ini.
1. Bab pendahuluan
Pada bab pendahuluan ditampilkan perumusan masalah, ruang lingkup, kegunaan teoritis, dan
praktik dari laporan yang ada. Jadi, pendahuluan mencakup latar belakang penelitian dan tujuan
penelitian.
2. Bab penelaahan kepustakaan
Bagian ini ditulis untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai hal yang telah dirintis
oleh peneliti lain untuk memberikan penekanan pentingnya permasalahan dan memberikan
petunjuk kepada pembaca ke mana mereka dapat mempelajari masalah tersebut lebih lanjut.
Selanjutnya, peneliti mencoba mengemukakan alur pikirannya dengan cara merangkum
penemuan dan membuat jembatan dengan apa yang akan ia lakukan. Bab tinjauan pustaka
biasanya diakhiri dengan hipotesis.
3. Bab metodologi penelitian
Bab ini menerangkan tentang subjek, objek, ruang lingkup penelitian, teknik pengumpulan data,
cara pengolahan data, dan analisa data yang digunakan. Metodologi penelitian biasanya telah
disajikan dalam rancangan penelitian. Selanjutnya, peneliti tinggal menyempurnakannya.
4. Bab pelaksanaan penelitian
Pada bagian ini, peneliti menguraikan proses pelaksanaan penelitian, baik menyangkut validitas
instrumen penelitian dan proses pengumpulan data maupun proses analisis datanya.

19
5. Bab hasil penelitian dan pembahasan
Bab ini merupakan inti laporan penelitian. Bagian inilah yang ingin diketahui oleh pembaca.
Pada bagian ini, peneliti menguraikan seluruh hasil penelitian, tinjauan kepustakaan, dan
metodologi yang digunakan, lalu dibandingkan satu per satu dan dicari keterkaitannya.
6. Bab kesimpulan dan saran
Kesimpulan harus dibuat singkat, padat, dan jelas. Kesimpulan berisi hal-hal yang telah dibahas
pada bab sebelumnya. Pembaca yang memiliki waktu sedikit, kadang hanya membaca tujuan,
hipotesis, dan hasil (kesimpulan penelitian). Ada kalanya, pada bagian ini diberikan saran
terhadap masalah-masalah baru untuk diteliti lebih lanjut.
Bagian penutup
Bagian penutup umumnya terdiri dari daftar pustaka, lampiran, dan indeks.
1. Daftar pustaka
Pada bagian ini disebutkan semua buku sumber yang digunakan sebagai penunjang dalam
penulisan dan pelaksanaan penelitian. Hal-hal yang perlu dikemukakan adalah nama penulis,
tahun penerbitan, judul buku, tempat penerbitan, dan nama penerbit.
2. Lampiran
Lampiran memuat hal-hal yang perlu diketahui pembaca. Biasanya meliputi hal-hal berikut.
a. Contoh format kuesioner, wawancara, atau pengamatan.
b. Dokumen penting lainnya, seperti foto atau naskah tertentu.
3. Indeks
Bagian ini berisi daftar kata, istilah, atau nama yang ada dalam laporan. Indeks biasanya disusun
menurut abjad.

Mengenai daftar pustaka, terdapat beberapa cara penulisan, seperti:


▪ 1. nama pengarang – 2. titik – 3. judul buku – 4. titik – 5. tempat penerbitan – 6. titik dua – 7.
nama penerbit – 8. koma – 9. tahun penerbitan – 10. titik
Contoh:
Abdullah, Taufik (ed.). Agama, Etos Kerja, dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta: LP3ES, 1979.
▪ 1. nama pengarang – 2. titik – 3. tahun penerbitan – 4. judul buku – 5. titik – 6. tempat
penerbitan – 7. titik dua – 8. nama penerbit – 9. titik
Contoh:
Abdullah, Taufik (ed.). 1979. Agama, Etos Kerja, dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta: LP3ES.
8. Mengomunikasikan (Mempresentasikan) Laporan Penelitian
Setelah penulisan laporan selesai disusun, biasanya, tahap selanjutnya adalah diskusi. Laporan
tersebut didiskusikan dalam kelompok sebelum disajikan untuk kalangan yang lebih luas.
Tujuan dari kegiatan diskusi adalah untuk memperkuat isi laporan itu sendiri. Dari diskusi tersebut,
peneliti mungkin akan memperoleh banyak masukan tentang laporan penelitian yang telah
disusunnya. Dengan demikian, laporan penelitian yang nantinya akan dipublikasikan adalah benar-
benar laporan penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.
Jenis Diskusi
Umumnya, terdapat tiga jenis diskusi, yakni diskusi panel, simposium, dan seminar.
a. Diskusi panel
Adalah sebuah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang membahas satu topik yang
menjadi perhatian umum. Dalam diskusi ini, biasanya dihadirkan beberapa pakar. Peserta
diberikan kesempatan untuk bertanya. Diskusi ini bisa pula terjadi dalam siaran radio atau
televisi.
b. Simposium
Adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk membahas prasaran-prasaran mengenai suatu
masalah. Simposium menghadirkan beberapa pembicara dengan tinjauan yang berbeda-beda.
Diskusi dilakukan setelah masing-masing pembicara mengemukakan pendapatnya.
c. Seminar
Adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua
sidang. Ketua sidang ini biasanya seorang pakar yang memiliki kompetensi di bidangnya.
Seminar biasanya diakhiri dengan kesimpulan-kesimpulan pendapat semua pesertanya.

20
Dalam diskusi terdapat beberapa jenis kategori, yaitu sebagai berikut.
a. The social problem meeting
Pada diskusi ini, para siswa berdiskusi tentang masalah-masalah sosial di sekitarnya dengan
harapan setiap siswa terpanggil untuk belajar dan bertingkah laku sesuai dengan norma yang
berlaku.
b. The opened meeting
Pada diskusi ini para siswa berdiskusi tentang masalah apa saja yang berhubungan dengan
kehidupan mereka.
c. The educational-diagnosis meeting
Pada diskusi ini, para siswa berdiskusi mengenai pelajaran di kelas dengan maksud saling
mengoreksi pemahaman mereka sekaligus memperoleh pengetahuan yang baru dari anggota
lainnya.
Pelaksanaan Diskusi Kelas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi kelas adalah sebagai berikut.
a. Mengikutsertakan seluruh siswa dalam diskusi secara aktif.
b. Pembicaraan jangan sampai didominasi oleh beberapa orang saja.
c. Ketertiban dalam diskusi perlu dijaga, agar setiap siswa bersedia untuk mendengarkan apa yang
sedang dibicarakan.
d. Dalam berdebat perlu terarah, agar tidak dipakai untuk mencari menang sendiri.
e. Setiap peserta diberi kepercayaan untuk turut serta dalam diskusi.
f. Dalam menyetujui dan menentang pendapat orang lain, para peserta diskusi harus menjaga etika
sopan santun.
Sebelum diskusi dimulai perlu diperhatikan hal-hal teknis berikut ini.
a. Pilihlah salah satu di antara siswa untuk menjadi moderator atau pemimpin diskusi.
b. Pilihlah pula seorang siswa untuk menjadi presenter (pemapar), yaitu orang yang menyampaikan
isi laporan yang akan didiskusikan.
c. Pilihlah pula seorang siswa untuk menjadi penanggap, yaitu orang yang menanggapi dan
membahas isi laporan.
d. Pilihlah pula seorang siswa untuk menjadi notulen, yaitu orang yang mencatat pertanyaan, hal-
hal penting selama diskusi, dan hasil-hasil diskusi.
e. Bila memungkinkan, bagikan makalah (laporan penelitian) kepada semua peserta diskusi.
Manfaat Diskusi
Diskusi akan memberikan manfaat seperti berikut ini.
a. Memupuk siswa agar berani mengeluarkan pendapat dengan bebas tanpa ada tekanan dari siapa
pun.
b. Membina siswa agar dapat berpikir secara kritis dan kreatif serta menumbuhkan inovasi dalam
dirinya.
c. Memupuk rasa toleransi dan menghargai pendapat orang lain.
d. Melatih siswa dalam mempraktikkan pengetahuan yang telah didapat di hadapan teman-
temannya.

21

Anda mungkin juga menyukai