Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan
dimasyarakatkan mengharuskan adanya penelitian. Tanpa sebuah
penelitian, ilmu pengetahuan tidak akan hidup dan akan diragukan
kebenarannya. Sehingga sebuah penelitian akan menjadi tolak ukur
seberapa besar kegunaan penelitian dan peran penelitian dalam
pengembangan ilmu.
Kegiatan penelitian merupakan upaya untuk merumuskan
masalah, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencoba menjawab
pertanyaan tersebut.untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan cara
menemukan fakta-fakta dan memberikan penafsiran yang benar. Tetapi
penelitian akan menjadi lebih dinamis apabila dilakukan secara terus
menerus yang bertujuan untuk memperbaharui kesimpulan yang telah
ditemukan. Tanpa adanya penelitian itu ilmu pengetahuan akan
berhenti dan menjadi tidak valid, bahkan akan surut ke belakang.
Selain itu, penelitian yang baik sebaiknyatidak dilakukan dengan
cara yang asal-asalan. Namun harus memenuhi aturan yang sudah ada
ditentukan yakni dengan menyertakan metode-metode yang sesuai
dengan objek yang akan diteliti sehingga akan menghasilkan data-data
yang sesuai pula.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pokok permasalahan
yang akan dibahas adalah metode-metode penelitian dan hakikatnya.

C. Tujuan Penulisan
1. Sebagai persyaratan  untuk mengikuti diskusi mata pelajaran
Sosiologi.
2. Agar kita mengetahui apa hakikat dari metode penelitian sosial dan
apa saja yang ada didalamnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penalaran
Proses berpikir lahir dari rasa ragu terhadap sesuatu hal dan
keinginan untuk memperoleh suatu kepastian, sehingga kemudian
tumbuh menjadi suatu masalah yang khas dan memerlukan suatu
pemecahan.
Biasanya manusia selalu berpikir jika berhadapan dengan
banyak permasalahan. Akan tetapi, tidak semua masalah membuat kita
terdorong untuk memikirkanya secara sungguh-sungguh. Kegiatan
berpikir secara sungguh-sungguh dan logis inilah yang disebut sebagai
penalaran.
Suatu penalaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
o Logis, ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang
sahih.
o Analitis, daya imajinasi untuk merangkai, menyusun, menyusun atau
menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikiranya kedalam suatu
pola tertentu.
o Rasional, masuk akal karena didasarkan pada fakta-fakta.

Menurut John Dewey, proses penalaran manusia dilakukan melalui


beberapa tahap berikut:
o Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit
mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul
secara tiba-tiba.
o Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk
permasalahan.
o Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka,
hipotesis, inferensi atau teori.
o Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan
implikasi dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).

2
o Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan
melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.

Seiring berkembangnya rasionalitas dan ilmu pengetahuan,


berbagai metode dianggap kurang mampu untuk memuaskan
keingintahuan dan menemukan kebenaran, sehingga manusia beralih
pada penalaran atau proses berpikir secara terus-menerus. Proses
berpikir dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus. Hal ini adalah suatu
sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna
mencapai suatu kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif,
dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme
dan terdiri atas beberapa unsur yaitu:
o Dasar pemikiran utama (premis mayor)
o Dasar pemikiran kedua (premis minor)
o Kesimpulan

2. Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam
berpikir dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk
menentukan kesimpulan yang bersifat umum. Dalam penalaran induktif
ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa atau pernyataan
yang bersifat umum.

B. Penelitian Sosial
Penelitian sosial adalah proses kegiatan mengungkapkan secara
logis, sistematis dan metodis gejala social yang terjadi dalam
lingkungan social untuk mengungkapkan kebenaran sehingga

3
bermanfaat bagi kehidupan bermaksyarakat dan ilmu pengetahuan.
Beberapa definisi penelitian social yang diberikan oleh para ahli:
1. Bagong suyanto (2010)
Penelitian Sosial adalah kegiatan spionaso untuk
mencari,memata-matai, dan menemukan pengetahuan dari
“lapangan” yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
menurut kaidah-kaidah ilmiah tertentu dan bukan mencari kebenaran
normative yang semata hanya dituntut oleh cara berfikir deduktif.

2. Dolet Unaradjan (2008)


Penelitian Sosial adalah kegiatan yanf bertujuan bukan hanya
mempelajari suatu masalah praktis atau bagian kenyataan empiris
tertentu, melainkan juga menguji gagasan atau ide yang terdapat
dalam pikiran seseorang.

3. Piran Wiroatmodjo (2009)


Penelitian Sosial adalah usaha untuk menemukan ilmu
pengetahuan yang baru, mencari pemecahan masalah atau
membuktikan suatu tanggapan maupun teori.

4. Soerjono Soekanto (2009)


Penelitian Sosial mengacu pada kegiatan ilmiah yang
bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran.

5. Sugiyono (2013)
Penelitian Sosial merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data untuk tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa


penelitian sosial memiliki karakterisik sebagai berikut.
a. Kegiatan yang dilakukan menurut kaidah ilmiah, terencana dan
sistematis.

4
b. Bertujuan memperbaiki, menyempurnakan, memperluas, bahkan
menggali lebih dalam kajian suatu ilmu pengetahuan.
c. Berupaya mendapatkan pemecahan masalah dan mengungkapkan
kebenaran.

C. Karakterisik penelitian social


Menurut Made Wirartha (2008) penelitian sosial memiliki
sejumlah Karakteristik sebagai berikut.
a. Objek penelitian sosial adalah masyarakat dan berbagai gejala sosial
serta kenyataan sosial. Dalam hal ini, manusia tidak dilihat sebagai
kenyataan fisik ataupun biologis, tetapi sebagai mahluk sosial.
b. Ilmu pengetahuan alam mempunyai metode ilmiah berdasarkan hasil
percobaan dan atas penemuan fakta fakta ilmiah. Akan tetapi, ilmu-
ilmu sosial khususnya sosiologi bidangnya sangat berbeda dimana
memahami manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat
dipersamakan dengan metode mempelajari atom, ataupun bahan
kimia lainnya.
c. Penelitian sosial sebagai kegiatan ilmiah berusaha menggali dan
mengembangkan pengetahuan dari sumber-sumber primer untuk
menemukan prinsip,hukum,dalil,teori, maupun generalisasi yang
berlaku secara umum mengenai gejala sosial dan kenyataan sosial
yang diteliti.
d. Karena masyarakan bersifat dinamis, maka penelitian sosial harus
dilakukan terus menerusagar senantiasa mampu memberikan
penjelasan yang tepat dan akurat mengenai berbagai fenomena,
gejala, dan masalah sosial yang terjadi.
e. Objek-objek penelitian sosial memiliki gejala yang multivariasi.
Contohnya adalah pengamatan terhadap 10 orang siswa yang
sedang menyelesaikan tugas kelompok mungkin saja akan berbeda
hasilnya dengan pengamatan  terhadap 10 orang siswa lain,
walaupun berlangsung ditempat, waktu, dan materi tugas kelompok
yang sama pula.

5
f. Penelitian sosial menggunakan cara kerja dengan prosedur yang
teliti, jelas, sistematik, dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai
proses yang memberi kemungkinan terbaik bagi tercapainya
pengetahuan yang benar.
g. Pengetahuan sosial mendasarkan diri pada pengetahuan dan
pengalaman yang selama ini telah di capai serta di terima
kebenarannya. Dengan kata lain, penelitian sosial bukanlah tindakan
spekulatif
Penelitian sosial sebagai kegiatan ilmiah tentu memiliki ciri-ciri
atau karakterisktik. Adapun ciri-ciri penelitian sosial menurut Soedjono
Dirdjosisworo (2010) adalah sebagai berikut.
a. Sistematis, artinya bahasan tersusun secara teratur, beraturan
menurut sistem.
b. Logis, artinya sesuai dengan logika, masuk akal, dan benar menurut
penalaran.
c. Empiris, artinya diperoleh dari pengamalan, penemuan, dan
pengamatan.
d. Metodis, artinya berdasarkan metode yang kebenarannya diakui oleh
penalaran
e. Umum, artinya meliputi keseluruhan dan tidak hanya menyangkut
yang khusus saja.
f. Akumulatif, artiya bertambah, makin berkembang, dan dinamis.

D. Jenis Penelitian Sosial


Selain memiliki ciri atau karakteristik, penelitian social juga
memiliki jenis-jenis yang dapat dibedakan atas sejumlah kriteria berikut.
1. Berdasarkan Manfaat Penelitian
Jenis penelitian sosial jika dilihat berdasarkan manfaat dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut
a. Penelitian Murni (Pure Research)
Penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu
karenaada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu

6
aktifitas. Hasil daripenelitian dasar adalah pengetahuan umum
dan pengertian-pengertian tentangdunia sosial serta hukum-
hukumnya.Penelitian ini merupakan penelitian yang manfaatnya
dirasakan untuk waktuyang lama dalam artian kegunaan hasil
penelitian itu tidak segera dipakainamun dalam waktu jangka
panjang jugaakan terpakai, penelitian inibiasanya dilakukan
karena kebutuhan peneliti sendiri.Contoh yang paling nyata
adalah penelitian untuk skripsi, tesis, dandisertasi.

b. Penelitian Terapan (Applied Research)


Penelitian terapan adalah penelitian yang mencoba
untukmenyelesaikan masalah tertentu secara spesifik dan
hasilnya dapat langsungdigunakan sebagai dasar usulan
langkah penanganan masalah atau solusi.Hasil penelitian tidak
perlu sebagai satu penemuan baru, tetapi merupakanaplikasi
baru dari penelitian yang telah ada. Para peneliti terapanlah
yangakan merinci penemuan penelitian murni untuk keperluan
praktis dalambidang-bidang tertentu. Tiap ilmuwan yang
mengerjakan penelitian terapanmempunyai keinginan agar
dengan segera hasil penelitiannya dapat digunakanmasyarakat
dalam berbagai bidang.Contoh penelitian jenis ini misalnya
bentuk penelitian pemasaran.

2. Berdasarkan Tujuan Penelitian


Jenis penelitian sosial jika dilihat berdasarkan tujuan dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Penelitian Exploratif
Penelitian ini dilakukan untuk menggali suatu gejala yang
relatif masih baru. Dapat dikatakan bahwa ada suatu fenomena
atau gejala yang selama inibelum pernah diketahui atau
dirasakan. Contoh yang paling nyata adalah penelitian tentang
penemuan virus baru. Dalam ilmu sosial studi kelayakan

7
merupakan jenis penelitian yang berupa mengeksplorasi tentang
suatu fenomena yang baru. Mengingat bahwa topik yangakan
diteliti merupakan topik yang baru, penelitian ini biasanya
memilikisifat kreatif, fleksibel, serta terbuka bagi berbagai
informasi yang ada. Biasanya penelitian ini menghasilkan teori-
teori yang baru, pengembangan dari teori yang sudah ada.
Tujuan dari penelitian eksplorasi adalah mengembangan
gagasan dasar mengenai topik yang baru dan memberikan dasar
bagi penelitian lanjutan.

b. Penelitian Deskriptif
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang
lebih detilmengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari
penelitian inibiasanya berupa pola-pola dari suatu fenomena.
Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga
tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis,
membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi. Penelitian ini
bisa juga dikatakan sebagai kelanjutan dari penelitian exploratif.
Penelitian exploratif telah menyediakan gagasan dasar sehingga
penelitian ini mengungkapkan secara lebih detail. Tujuan dari
penelitian deskriptif adalah menggambarkan mekanisme sebuah
proses dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat.

c. Penelitian Explanatif
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan
tentang mengapa suatukejadian atau gejala  terjadi. Hasil akhir
dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab
akibat. Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah menghubungkan
pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan dan
menghasilkan pola hubungan sebab akibat.

8
3. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
Berdasarkan dimensi waktu, kita bisa membedakan penelitian
menjadi penelitian cross-sectional dan penelitian longitudinal. Untuk
membedakan antara keduanya, kita bisa menggunakan pertanyaan
apakah penelitian yang kita lakukan akan diperbandingkan dengan
penelitian lain yang dilakukan dalam waktu yang berbeda atau tidak?
Jika ya, kita bisa katakan bahwa penelitian tersebut merupakan
penelitian longitudinal, sedangkan jika tidak, penelitian tersebut
merupakan penelitian cross-sectional.
a. Penelitian Cross-sectional
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu
waktu tertentu. Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang
tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang
berbeda untuk diperbandingkan.
b. Penelitian Longitudinal
Penelitian jenis ini dilakukan antar waktu. Dengan demikian,
setidaknya terdapat dua kali penelitian dengan topik atau gejala
yang sama, tetapi dilakukan dalam waktu yang berbeda. Ingat
bahwa tidak berarti jika ada dua penelitian yang dilaklukan dalam
waktu yang berbeda dengan topik yang sama selalu dikategorikan
ke dalam penelitian longitudinal, tetapi ada kata kunci yang harus
dipegang, yaitu adanya upaya perbandingan antara hasil penelitian.
Dengan kata lain, penelitian longitudinal sudah direncanakan sejak
awal penelitian, dan bukannya secara kebetulan terjadi.

4. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Jenis dan Kualitas Data


Ada banyak sekali jenis penelitian yang ada di dalam
klasifikasi ini, namun secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi dua macam jenis penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.

9
a. Penelitian kuantitatif
Penelitian penelitian kuantitif adalah penelitian yang lebih
menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang
diolah dengan metode statistik. Dalam kelompok penelitian
kuantitatif ini terdapat beberapa jenis penelitian lagi yaitu:
1) Penelitian survey, yaitu penelitian yang menggunakan
kuesioner sebagai instrument penelitian. Kuesioner
merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan
dengan struktur yang baku. Dalam pelaksanan survei, kondisi
penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
2) Penelitian experiment, penelitian ini bisa dilakukan di dalam
alam terbuka dan juga ruang tertutup. Dalam penelitian
experimen, kondisi yang ada dimanipulasi oleh peneliti sesuai
dengan keperluan peneliti. Dalam kondisi yang telah
dimanipulasi ini, biasanya dibuat dua kelompok, yaitu
kelompok control dan kelompok pembanding. Kepada
kelompok control akan diberikan treat ment atau stimulus
tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dari reaksi
kedua kelompok itu akan diperbandingkan.      
3)  Analisis isi, penelitian ini dilakukan bukan kepada orang,
tetapi lebih kepada simbol, gambar, film, dan sebagainya.
Pada material yang dianalisis, misalnya surat kabar, dihitung
berapa kali tulisan tentang topik tertentu muncul, lalu dengan
alat bantu statistik dihitung.   

b. Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih
menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan
induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan
antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika
ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa penelitian kualitatif sama
sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi

10
penekanannya tidak pada pengujian hepotesis melainkan pada
usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berfikir
formal dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif yang
merupakan penelitian sampel kecil. Dalam kelompok penelitian
kualitatif ini juga terdapat jenis penelitian yang lain, yaitu:
1) Penelitian lapangan, penelitian ini bisa dimulai dengan
perumusan permasalahan yang tidak terlalu baku. Instrumen
yang  digunakan juga hanya berisi tentang pedoman
wawancara. Pedoman analisis wacana serta penelitian
perbandingan sejarah. Pedoman wawancara ini dapat
berkembang sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan.
2) Analisis wacana, penelitian ini serupa dengan analisis isi,
hanya saja bukan tampilan frekuensi tampilan dari topik
tertentu yang dipilih dalam material yang sudah ditentukan,
tetapi lebih jauh menggali topik tersebut pada setting atau
kondisi yang muncul bersamaan atau melatar belakangi topik
tersebut.
3) Perbandingan sejarah, penelitian ini bertujuan mengumpulkan
data dan menjelaskan aspek-aspek kehidupan sosial yang
terjadi di masa lalu. Penelitian ini sebaiknya difokuskan pada
satu priode sejarah, beberapa kebudayaan berbeda, atau juga
kombinasi antara priode sejarah dan kebudayaan yang
berbeda.

E. Menentukan Masalah Sosial yang Layak Diteliti


Masalah penelitian adalah terdapatnya ketidak cocokan antara
kenyataan yang diperoleh dari pengamatan, hasil analisis atau
informasi langsung dengan yang diharapkan atau dengan landasan
teori yang semestinya ada. Masalah itu muncul tentu bila ada motivasi
seorang peneliti untuk membahas masalah tersebut lebih lanjut, sesuai
prosedur dan aturan pelaksanaan dalam suatu penelitian. Dengan

11
demikian perlu ada penemuan, identifikasi, perumusan, dan langkah-
langkah yang ditempuh untuk menyusun perumusan masalah tersebut.
Akan tetapi tidak semua masalah memerlukan penelitian.
Masalah penelitian yang baik untuk diteliti seyogyanya adalah masalah
yang memenuhi patokan sebagai berikut :
1. Jika masalah tersebut diteliti maka hasilnya akan mempunyai arti
penting baik bagi perkembangan ilmu maupun bagi kepentingan
hidup sehari-hari.
2. Kesimpulan hasil penelitian mempunyai masa berlaku cukup lama,
artinya dapat digeneralisasikan (diberlakukan) bukan cuma saat
penelitian dilakukan, melainkan sesudahnya.
3. Secara operasional masalah tersebut bisa dan mungkin diteliti (baik
dari sudut prosedural, metodologi, maupun dari sudut ketersediaan
data dilapangan).
4. Prioritas. Manajemen menyusun daftar prioritas, sehingga dapat
diketahui permasalahan yang mana yang akan diteliti terlebih dahulu.
Suatu permasalahan tertentu mungkin menjadi permasalahn yang
sangat penting pada beberapa periode yang akan datang.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan merangkum hasil penelitian. Dalam kesimpulan
tidaklah ditampilkan penjelasan rinci, tetapi ditampilkan temuan-temuan
yang penting, dan (bila ada) hubungan antara temuan data dengan
hipotesis. Kesimpulan berisi pernyataan apa yang sudah ditemukan
tentang objek yang diteliti dalam konteks kerangka teori. Ia tidak boleh
menyimpulkan sesuatu yang tidak diteliti dalam konteks dan jangkauan
penelitian. Kendala-kendala apa yang dihadapi dan saran-saran untuk
menunjukan cara mengatasinya.

B. Saran
Dengan hadirnya makalah ini sekiranya dapat berguna untuk
kedepannya, untuk lebih memahami lagi bagaimana karakteristik dalam
suatu penelitian. Saran yang dapat penyusun sampaikan adalah
semoga makalah ini dapat diterima di kalangan siswa/i karena makalah
ini dibuat berdasarkan referensi yang ada di internet sehingga dapat
dimuat di materi pembelajaran.

13
Daftar Pustaka

http://myplacefor.blogspot.com/2017/07/hakikat-penelitian-sosial-sosiologi-
sma.html

http://akvianerieprawira.blogspot.com/2012/11/metode-penelitian-
sosiologi-makalah_9585.html

Alfandi, Widoyo. (2001). Epistemologi Geografi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Ritzer, George. (2010). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma


Ganda. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady. (2001). Metodologi Penelitian


Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai