Anda di halaman 1dari 4

MASTER PLAN EKONOMI SYARIAH INDONESIA

Dalam konteks pembangunan halal hub berbasis daerah, peran pemerintah daerah
menjadi krusial untuk dapat menciptakan iklim pengembangan industry halal
yang kondusif di daerah masing-masing.
Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia ini memiliki usulan program yang
dilaksanakan dalam jangka pendek dan menengah. Tergambar dalam kerangka
Masterplan, terdapat 4 strategi utama yang bertujuan untuk mewujudkan
Indonesia yang mandiri, makmur, dan madani dengan menjadi pusat ekonomi
syariah terkemuka dunia. Keempat strategi tersebut adalah:
1. Penguatan halal value chain, yang terdiri atas industri makanan dan minuman
halal, industry pariwisata halal, industri fesyen Muslim, industri media dan
rekreasi halal, industry farmasi dan kosmetik halal dan industri energi terbarukan.
2. Penguatan keuangan syariah.
3. Penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
4. Penguatan ekonomi digital. Selain strategi utama, terdapat strategi dasar
sebagai ekosistem pendukung, yaitu: (1) penguatan regulasi dan tata kelola, (2)
pengembangan kapasitas riset dan pengembangan, (3) Peningkatan kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia, dan (4) Peningkatan kesadaran dan literasi publik.
Masing-masing strategi di atas diwujudkan dalam program-program klaster yang
telah dipaparkan dalam bab sebelumnya. Di antara banyak program tersebut,
beberapa di antaranya merupakan unggulan yang dapat membantu akselerasi
pencapaian visi Masterplan.

Program utama penguatan rantai nilai halal


1. Membangun kawasan industri halal dan halal hub di berbagai daerah
sesuai dengan comparative advantage masing-masing daerah unggulan.
Hal ini didukung oleh pusat riset yang memiliki kapasitas unggul.
2. Memperkuat infrastruktur untuk meningkatkan efektivitas dan standarisasi
proses sertifikasi halal di Indonesia (Halal Center, Lembaga Penjamin
Halal, perwakilan BPJPH, Sistem Informasi Halal, dll).
3. Meningkatkan jangkauan (outreach) melalui sosialisasi/edukasi publik
halal lifestyle.
4. Program Insentif bagi lokal dan global player untuk berinvestasi dalam
mendukung perkembangan HVC secara komprehensif (mulai dari bahan
baku, produksi, distribusi dan promosi).
5. Memperkuat kerja sama dan pengakuan internasional untuk memperluas
pasar produk halal Indonesia, diantaranya melalui standardisasi dan
harmonisasi dengan dibentuknya international halal center di Indonesia
MASTERPLAN ARSITEKTUR KEUANGAN SYARIAH INDONESIA

Keuangan syariah di Indonesia telah hadir secara resmi lebih dari dua
dasawarsa silam. Kendati pertumbuhannya semakin kuat setiap tahun, ukuran
keseluruhan dan dampak dari industri ini terhadap ekonomi nasional tetap kecil
dibandingkan dengan industri keuangan konvensional.
Lanskap industri keuangan syariah di Indonesia sangatlah berbeda
dengan negara lain seperti Malaysia dan GCC yang berfokus pada perbankan
investasi dan pasar modal. Pasar keuangan syariah di Indonesia memiliki tingkat
kompleksitas yang lebih tinggi karena berorientasi pada ritel dan bersegmen
khusus. Struktur dari pasar ini terdiri dari beberapa lapisan dengan batasan yang
kurang jelas, yang tumpeng tindih dan saling bergantung, sehingga kadang terjadi
ketidaksinkronan antar sektor.
Indonesia memiliki lebih banyak peraturan yang terkait dengan
keuangan syariah dibandingkan negara-negara lain, tetapi peraturan-peraturan ini
tersebar dan kadang terbagi di antara banyak regulator. Perlu juga dipahami
bahwa Indonesia mempunyai institusi keuangan syariah (baik formal maupun
informal) dan konsumen keuangan syariah terbanyak di pasar tunggal mana pun,
akan tetapi jumlah pastinya tidak diketahui karena keterbatasan data. Walaupun
ada ketidaksempurnaan dan kekurangan, industry keuangan syariah di Indonesia
telah meraih prestasi dengan mengembangkan aspek-aspek tertentu yang
memberinya bentuk unik di dunia. Fitur yang menonjol dari industri keuangan
syariah Indonesia termasuk model yang unik dari tata kelola syariah, Sukuk ritel
dan sistem perdagangan efek online syariah atau Shariah Online Trading System
(SOTS) pertama di dunia, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, dan institusi
keuangan mikro syariah informal yang disebut BMT (Baitul Maal wat Tamwil).
Keuangan syariah bukan hanya mengenai preferensi agama, melainkan
melalui Tujuan Syariah (Maqasid al Shariah), keuangan syariah mempunyai
kekuatan laten dalam memainkan peranan penting dalam pemberdayaan individu
dan komunitas, mempromosikan budaya wiraswasta, berinvestasi dalam ekonomi
yang riil dan berkelanjutan sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas
dan ekonomi Indonesia. Masterplan ini mempunyai fokus untuk menjadikan
keuangan syariah sebagai kekuatan nyata bagi Indonesia dengan memanfaatkan
dinamika ekonominya dan bukan pada argumen agamanya. Pelaksanaan dari
rekomendasi yang diajukan dalam Masterplan ini dalam lingkup waktu yang
ditentukan akan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi industri ini untuk
menyalurkan potensinya dan memainkan peranan penting dalam membangun
ekonomi nasional yang sejalan dengan tujuan dari syariah dan prioritas
Pemerintah Indonesia.
INDONESIA HALAL EKONOMI STRATEGI
Transformasi ekonomi Indonesia selama beberapa dekade terakhir
sangat luar biasa, dan negara diatur untuk menjadi ekonomi terbesar keempat di
dunia pada tahun 2050. Dengan terbesar Populasi Muslim di dunia, dan dengan
banyak kekuatan unik, seperti memiliki yang terbesar sektor pertanian di OKI,
Indonesia memiliki semua bahan untuk menjadi yang terdepan di dunia penghasil
dan pengekspor produk dan jasa Ekonomi Halal. Bagian ini mengembangkan blok
bangunan strategis bagi Indonesia untuk mengambil peran kepemimpinan yang
sah dalam multi-triliun- ekonomi halal global dolar.
Ekonomi Halal menjanjikan untuk memainkan peran penting dalam
memberikan kontribusi untuk jangka panjang Indonesia rencana ekonomi, dan
meningkatkan PDB Indonesia, berpotensi sebesar 0,5% - 1% secara langsung, jika
kuat, strategi holistik ditetapkan dan diterapkan sepenuhnya
Dengan mempertimbangkan manfaat, Indonesia membutuhkan strategi
Ekonomi Halal yang komprehensif, dengan fokus utamanya untuk mewujudkan
manfaat substansial dari peningkatan produksi, didukung oleh enabler yang
diperlukan yang akan memastikan manfaat penuh dari strategi dapat
direalisasikan.
Tindakan utama yang diperlukan oleh pemangku kepentingan :
*PEMERINTAH : Pemerintah harus memiliki strategi Halal yang terkoordinasi
*KONSUMEN: Konsumen adalah pemangku kepentingan inti yang
kebutuhannya harus jelas dipahami dan ditangani, secara domestik dan global
*INDUSTRI : Industri memiliki peran penting dalam menangani Ekonomi Halal
peluang, dengan simpul dukungan yang sangat penting yang dibutuhkan
*INVESTOR : Buat proposisi Ekonomi Halal khusus yang membantu perusahaan
di seluruh siklus hidup pengembangan.
Perkiraan Pengeluaran Pasar Perkiraan disiapkan dalam laporan ini
tentang pengeluaran penduduk Muslim Indonesia di berbagai kategori produk dan
layanan inti. Estimasi pembelanjaan nasional di setiap kategori (termasuk
keduanya) konsumen Muslim dan non-Muslim), disesuaikan dengan kelipatan
Muslim, yang menyumbang Bagian populasi Muslim disesuaikan dengan tingkat
pengeluaran relatif Muslim Indonesia dibandingkan dengan non-Muslim.
Tabel Peluang Berbasis Persimpangan Perdagangan OKI Perkiraan
perdagangan tambahan didasarkan pada dua area berbeda dari peluang
pertumbuhan perdagangan halal untuk Indonesia:
*Ekspor ekonomi halal ke negara-negara OKI dengan hubungan perdagangan dan
jalur pelayaran yang memotong Indonesia, serta peluang impor bernilai tinggi
yang dapat ditangani Indonesia Indonesia
*Ekspor ekonomi halal ke negara-negara non-OKI di mana terdapat populasi
Muslim yang cukup besar.

Anda mungkin juga menyukai