Anda di halaman 1dari 13

1

MODUL PERKULIAHAN

Akuntansi
Keuangan Syariah
Sistem Pelaporan Keuangan
Lembaga Keuangan Syariah

Abstract Kompetensi
Aktivitas bisnis suatu organisasi 1. Mahasiswa mampu menjelaskan
meliputi beraneka ragam kegiatan siklus akuntansi syariah.
seperti pengadaan, produksi, 2. Mahasiswa mampu menjelaskan
pemasaran, penjualan, dan laporan keuangan lembaga
sebagainya. Kegiatan-kegiatan pada keuangan syariah, berikut jenis dan
aktivitas bisnis tersebut tentunya fungsinya.
memerlukan modal, terutama uang.
Penggunaan uang tersebut harus
dilaporkan kepada pemilik berupa
laporan keuangan.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisnis Akuntansi MK10230 Addys Aldizar, Lc, MA

04
AGENDA MINGGU INI
1. SIKLUS AKUNTANSI
Bagaimana siklus akuntansi syariah?
2. LAPORAN KEUANGAN, JENIS DAN FUNGSINYA
Bagaimana bentuk laporan keuangan lembaga keuangan syariah, jenis dan fungsinya?

2021 Akuntansi Keuangan Syariah Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
2 Addys Aldizar, Lc, MA http://pbael.mercubuana.ac.id/
SIKLUS AKUNTANSI
Definisi akuntansi menurut American Accounting Association merupakan suatu
sistem yang mencakup proses identifikasi, proses pengukuran, dan proses komunikasi
informasi terkait dengan transaksi bisnis ataupun ekonomi untuk membantu dalam membuat
maupun mengambil keputusan yang tepat bagi pengguna informasi (Mile & Pangerapan,
2018). Akuntansi juga dapat diartikan dengan kegiatan yang berkaitan dengan proses
identifikasi, mengukur, mengklarifikasi, hingga membuat ikhtisar dari transaksi lembaga
keuangan syariah yang nantinya dipakai dalam pengambilan keputusan. Stakeholder pada
bidang akuntansi adalah Ikatan Akuntan Indonesia yang selanjutnya disingkat dengan IAI,
merupakan organisasi profesi yang beranggotakan seluruh akuntan Indonesia. Agar seluruh
akuntan Indonesia memiliki standar dalam melakukan kegiatan akuntansi, maka IAI
menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang selanjutnya disebut PSAK.
PSAK inilah yang menjadi regulasi bagi kegiatan akuntansi di Indonesia (Nurhidayati &
Witjaksono, 2016). Dengan demikian, sampai dengan saat ini IAI telah menerbitkan: PSAK
Umum, PSAK Syariah, PSAK Pemerintah, dan PSAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
Siklus dalam sistem akuntansi mencakup hal-hal yang terlampir pada gambar
berikut:

1. Transaksi
Transaksi adalah suatu peristiwa yang dapat berdampak terhadap nilai perusahaan
(Gaver & Gaver, 1998). Transaksi dapat dimaknai dengan suatu peristiwa ataupun
kejadian yang disebabkan oleh aktivitas perusahaan yang berdampak terhadap
kondisi keuangan perusahaan. Peristiwa tersebut dapat berupa aktivitas jual beli,
pembayaran gaji pegawai, dan sebagainya.
2. Pencatatan
Pencatatan adalah proses untuk menuliskan ataupun merekam terjadinya transaksi
tersebut. Tahapan dalam pencatatan menjadi sebagai berikut.
a. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi (intern atau ekstern), setiap
transaksi perlu dilampirkan bukti-buktinya. Bukti tersebut diperlukan untuk
memastikan keabsahan dan validitas dari peristiwa ataupun transaksi yang
dicatat sehingga pencatatan tersebut dapat digunakan sebagai alat bukti dan
rujukan serta sumber jika timbul permasalahan di kemudian hari.

2021 Akuntansi Keuangan Syariah Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
3 Addys Aldizar, Lc, MA http://pbael.mercubuana.ac.id/
b. Pencatatan dalam jurnal mencakup:
1) Bukti jurnal memperlihatkan nama-nama akun yang didebit dan dikredit
berikut nomor akun serta jumlahnya.
2) Dicantumkan nama dan tanda tangan yang membuat dan menyetujui bukti
jurnal.
3) Tanggal yang dicantumkan dalam bukti jurnal harus sama dengan tanggal
yang tercantum dalam bukti transaksi.
4) Bukti jurnal harus diberi nomor urut.
5) Bukti jurnal dibuat untuk semua transaksi (internal/eksternal).
3. Tahapan Penggolongan
Penggolongan adalah proses mengklasifikasikan maupun menentukan proses
pencatatan tersebut ke dalam golongan yang tepat. Beberapa golongan ataupun
pengklasifikasian akun dalam akuntansi secara garis besar mencakup aktiva, modal,
kewajiban, pendapatan, beban dan prive.
4. Tahapan Pengikhtisaran
Pengikhtisaran adalah proses untuk merangkum dan meringkas proses pencatatan
dan penggolongan tersebut. Tujuan dari pengikhtisaran adalah memberikan
informasi yang mudah dipahami untuk keperluan proses penyusunan laporan
keuangan
5. Tahapan Laporan Keuangan
Merujuk dari tahapan transaksi, pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran
tersebut, maka laporan keuangan dapat diilustrasikan pada gambar berikut:

Gambar Tahapan Laporan Keuangan

2021 Akuntansi Keuangan Syariah Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
4 Addys Aldizar, Lc, MA http://pbael.mercubuana.ac.id/
Merujuk pada gambar di atas, maka laporan keuangan syariah adalah proses
penyajian yang sistematis berkaitan dengan informasi keuangan yang sesuai dengan
standar akuntansi dari kegiatan komersial dan atau kegiatan sosial suatu entitas syariah
(Firdaus & Yulianto, 2018).

LAPORAN KEUANGAN, JENIS DAN


FUNGSINYA
Laporan keuangan syariah mencakup laporan keuangan kegiatan komersial dan
laporan keuangan kegiatan sosial yang terdiri dari:
1. Laporan Keuangan Kegiatan Komersial, yaitu:
a. Neraca (laporan posisi keuangan).
b. Laporan laba rugi.
c. Laporan perubahan ekuitas.
d. Laporan arus kas.
2. Laporan Keuangan Kegiatan Sosial, yaitu:
a. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat.
b. Laporan sumber dan penggunaan dana sosial.

Selain itu, laporan keuangan memiliki dua fungsi yang antara lain sebagai alat
mencatat dan sebagai alat melakukan analisis. Oleh karena itu, pada prinsipnya laporan
keuangan itu sama, baik untuk usaha kecil maupun untuk usaha raksasa. Yang
membedakan hanyalah angka rupiah di dalamnya dan banyaknya jumlah kegiatan ataupun
aktivitas yang tercakup pada entitas tersebut. Laporan keuangan dibutuhkan oleh para
penggunanya pada setiap saat, karena laporan keuangan dapat memberikan informasi
terkait hal-hal sebagai berikut.
1. Para stakeholder harus mengetahui kondisi keuangan di masa lalu, sekarang, dan
proyeksi.
2. Mengawasi aktivitas perusahaan, karena kinerja keuangan dapat dimanipulasi
melalui laporan keuangan.

2021 Akuntansi Keuangan Syariah Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
5 Addys Aldizar, Lc, MA http://pbael.mercubuana.ac.id/
Operasional Bank Syariah

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi di


masyarakat, baik menghimpun dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Jika diilustrasikan, maka kegiatan operasional bank syariah
dapat direpresentasikan pada gambar di bawah ini:

Gambar Operasional Perbankan Syariah

Merujuk pada gambar di atas, maka sumber dana dari bank syariah terdiri dari:
a. Giro Wadiah.
b. Tabungan Wadiah.
c. Tabungan Mudarabah.
d. Deposito Mudarabah.
e. Sumber Dana Lain.

Selanjutnya sumber dana tersebut disalurkan oleh bank syariah dengan akad
pembiayaan sebagai berikut.
a. Jual Beli (Murabahah, Istisna’, & Salam).
b. Bagi Hasil (Mudarabah dan Musyarakah).
c. Sewa (Ijarah dan IMBT).

2021 Akuntansi Keuangan Syariah Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
6 Addys Aldizar, Lc, MA http://pbael.mercubuana.ac.id/
d. Penyaluran Dana Lain.

Hasil dari penyaluran pembiayaan kepada masyarakat tersebut menghasilkan


pendapatan yang mencakup:
a. Pendapatan Margin.
b. Pendapatan Bagi Hasil.
c. Pendapatan Sewa/Ujrah.
d. Pendapatan Penyaluran Dana Lain.

Selain itu, untuk menjalankan operasionalnya, maka bank syariah mengeluarkan


biaya-biaya operasional seperti biaya tenaga kerja, biaya promosi, biaya umum dan
administrasi.

Sistem Laporan Keuangan Bank Syariah

Sebelum membahas lebih jauh bagaimana sistem laporan keuangan bank syariah,
maka perlu disampaikan bagaimana prinsip dari persamaan akuntansi syariah. Persamaan
akuntansi syariah dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini:

Gambar Persamaan Akuntansi Syariah

Sesuai gambar di atas, maka dapat dijelaskan elemen-elemen dari persamaan


akuntansi tersebut menjadi sebagai berikut.
a. Aset adalah sumber produktif maupun ekonomis dari suatu kegiatan dan aktivitas
usaha yang diharapkan akan menghasilkan pendapatan serta keuntungan bagi
usaha di masa depan (Solow, 1974).
b. Kewajiban merupakan tuntutan yang berasal dari pihak luar. Dengan demikian,
kewajiban merupakan tuntutan ataupun tagihan ekonomis berupa utang atau
pinjaman yang harus dikembalikan dan dilunasi kepada pihak luar (Petroni &
Beasley, 1996).
c. Dana syirkah temporer adalah dana yang dihimpun oleh bank yang merupakan
bentuk investasi dari masyarakat. Selanjutnya bank syariah ataupun entitas syariah
mempunyai kewenangan untuk mengelola dana tersebut (Kholid & Bachtiar, 2015).

2021 Akuntansi Keuangan Syariah Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
7 Addys Aldizar, Lc, MA http://pbael.mercubuana.ac.id/
d. Ekuitas ataupun modal merupakan tuntutan yang bersumber dari dalam entitas.
Tuntutan tersebut berasal dari pemilik perusahaan (Rahmawati & Puspasari, 2017).

Proses pencatatan pada sistem laporan akuntansi bank syariah mencakup empat
pos-pos penting, yaitu investasi pemilik dalam bisnis, pendapatan, beban, dan prive
(pengambilan pribadi oleh pemilik) yang dapat diilustrasikan dampaknya terhadap ekuitas
pada gambar di bawah ini:

Gambar Prinsip Proses Pencatatan

Dengan demikian, proses pencatatan pada pos-pos laporan keuangan yang terdiri
dari aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban memiliki. Selanjutnya, saldo normal dari
pos-pos laporan keuangan dapat diilustrasikan pada gambar sebagai berikut.

Gambar Unsur Utama dalam Proses Pencatatan

2021 Akuntansi Keuangan Syariah Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
8 Addys Aldizar, Lc, MA http://pbael.mercubuana.ac.id/
Asumsi Dasar Laporan Keuangan Bank Syariah

Asumsi dasar dari laporan keuangan bank syariah mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1. Dasar Akrual, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan
bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
2. Dasar Kelangsungan Usaha, asumsi bahwa entitas syariah akan melanjutkan
usahanya di masa depan secara berkelanjutan (going concern).
3. Mata Uang Pelaporan Laporan Keuangan Bank Syariah, mata uang fungsional dan
mata uang pelaporan adalah rupiah. Apabila transaksi bank menggunakan mata
uang selain rupiah, maka harus dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan
menggunakan kurs laporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4. Bahasa Laporan Keuangan Bank Syariah, laporan keuangan harus disusun dalam
bahasa Indonesia. Jika laporan keuangan juga disusun dalam bahasa lain, maka
laporan keuangan dalam bahasa lain tersebut harus memuat informasi yang sama
dan waktu yang sama. Laporan keuangan dalam bahasa lain tersebut harus
diterbitkan dalam waktu yang sama seperti laporan keuangan dalam bahasa
Indonesia. Dalam hal terjadi inkonsistensi dalam penyajian laporan, maka yang
dipergunakan sebagai rujukan adalah laporan keuangan dalam bahasa Indonesia.

Selanjutnya, periode pelaporan dari laporan keuangan bank syariah dapat dibagi
menjadi:
1. Laporan audited yang disajikan setidaknya disajikan secara tahunan.
2. Laporan keuangan yang disajikan secara harian atau bulanan yang disebut dengan
laporan keuangan interim.

Tentunya laporan keuangan bank syariah yang disusun dan menjadi tanggung jawab
dari manajemen bank syariah memiliki tujuan bagi para pengguna dan stakeholder dari bank
syariah. Secara lebih rinci, tujuan-tujuan dari laporan keuangan bank syariah meliputi hal-hal
sebagai berikut.
1. Memberikan informasi bagi pengguna laporan keuangan.
2. Laporan pertanggungjawaban bank kepada investor.
3. Meningkatkan kepatuhan bank terhadap prinsip syariah.
4. Memberikan informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah.
5. Laporan pertanggungjawaban bank dalam mengamankan dana dan

2021 Akuntansi Keuangan Syariah Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
9 Addys Aldizar, Lc, MA http://pbael.mercubuana.ac.id/
menginvestasikan pada tingkat keuntungan yang layak.
6. Memberikan informasi tingkat keuntungan investasi.
7. Memberikan informasi pemenuhan kewajiban fungsi sosial.

Selain itu, dalam menyusun laporan keuangan bank syariah diperlukan


pertimbangan-pertimbangan yang menyeluruh dan meliputi unsur-unsur sebagai berikut.
1. Kelangsungan Usaha, laporan keuangan harus disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha. Ketidakpastian yang bersifat material yang terkait dengan
kejadian atau kondisi yang bisa menyebabkan keraguan atas kelangsungan usaha
paling sedikit untuk 12 bulan dari tanggal neraca harus diungkapkan.
2. Konsistensi Penyajian, laporan keuangan antarperiode harus konsisten, kecuali:
a. Terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas syariah atau
perubahan penyajian akan menghasilkan penyajian yang lebih tepat atas suatu
transaksi atau peristiwa.
b. Perubahan tersebut diperkenankan oleh PSAK.
3. Saling hapus, Aset, Kewajiban, Dana Syirkah Temporer, Penghasilan dan Beban
disajikan secara terpisah, kecuali saling hapus diperkenankan dalam PSAK. Contoh:
a. Keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset tidak lancar.
b. Pengeluaran yang diganti berdasarkan perjanjian kontrak dengan pihak ketiga.
c. Pos luar biasa.
4. Dasar Akrual, entitas syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual,
kecuali:
a. Laporan arus kas.
b. Penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha.
5. Materialitas, pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan,
sedangkan yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau
fungsi yang sejenis. Informasi dianggap material jika dengan tidak diungkapkannya
informasi tersebut dapat memengaruhi pengguna laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan keuangan.
6. Informasi Komparatif, informasi kuantitatif harus diungkapkan secara komparatif
dengan periode sebelumnya.

Komponen-komponen dari laporan keuangan bank syariah dapat diilustrasikan pada


gambar sebagai berikut.

2021 Akuntansi Keuangan Syariah Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
10 Addys Aldizar, Lc, MA http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar Komponen-komponen Laporan Keuangan Bank Syariah

Berdasarkan komponen-komponen laporan keuangan bank syariah pada gambar di


atas, maka terdapat keunikan dari laporan keuangan bank syariah yang digambarkan pada
gambar di bawah ini:

Gambar Keunikan Komponen Laporan Keuangan Bank Syariah

2021 Akuntansi Keuangan Syariah Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
11 Addys Aldizar, Lc, MA http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan gambar di atas, maka perbedaan laporan keuangan entitas syariah
dengan entitas konvensional dapat digambarkan menjadi gambar di bawah ini:

Gambar Perbedaan Laporan Keuangan Entitas Syariah dengan Konvensional

2021 Akuntansi Keuangan Syariah Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
12 Addys Aldizar, Lc, MA http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
1. Lukmanul Hakim Aziz dkk. 2021. Akuntansi Syariah (Sebuah Tinjauan Teori dan
Praktis). Widina Bhakti Persada. Bandung.
2. Muammar Khaddafi dkk. 2017. Akuntansi Syariah. Madenatera. Medan.
3. Sri Nurhayati dan Wasilah. 2016. Akuntansi Syari’ah di Indonesia. Salemba Empat.
Jakarta.
4. Wiroso. 2011. Akuntansi Transaksi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia.

2021 Akuntansi Keuangan Syariah Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
13 Addys Aldizar, Lc, MA http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai