Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK 8

SAHAM SYARIAH

Dosen Pengampu:

Agus Kurniawan, S.E., M.S.Ak.

Disusun Oleh:

Hamdi Riyanto 2051040271

Irani Agustina 2051040337

Rizky Ananda Faisal 2051040377

UIN RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat membuat makalah ini dengan tepat waktu. Dalam menulis makalah
ini, tidak sedikit masalah dan rintangan yang dihadapi oleh penulis, namun berkat
bantuan dari beberapa pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah
yang berjudul “Saham Syariah” sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini walaupun masih terdapat beberapa kekurangan.

Terimakasih yang sebesar - besarnya penulis ucapkan kepada Bapak Agus


Kurniawan, S.E., M.S.Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Pasar Modal
Syariah yang telah banyak membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sebagai
bahan perbaikan untuk kedepannya, dan semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat.

Bandar Lampung, 3 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 5
C. Tujuan ......................................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
A. Konsep Saham Syariah……………………………………………………………………………………………7

B. Penyeleksian Saham Syariah…………………………………………………………………………………..8

C. Penawaran Umum Dalam Saham Syariah……………………………………………………………….9

D. Index Saham Syariah Di Indonesia………………………………………………………………………..10

BAB III ................................................................................................................................ 14


PENUTUP ........................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal syariah adalah sebuah bentuk pasar modal yang beroperasi
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, yang melarang investasi pada aktivitas
yang dianggap haram seperti riba, judi, dan spekulasi. Pasar modal syariah
menawarkan alternatif bagi umat Islam yang ingin berinvestasi tanpa melanggar
prinsip-prinsip agama.

Sejak munculnya pasar modal syariah pada tahun 1990-an, pasar modal
syariah telah tumbuh pesat dan menjadi salah satu bentuk investasi yang semakin
diminati oleh masyarakat, terutama di negara-negara yang mayoritas penduduknya
beragama Islam. Sejumlah negara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Arab Saudi,
telah membangun infrastruktur dan regulasi yang memadai untuk mendukung
pertumbuhan pasar modal syariah.

Namun, meskipun pasar modal syariah menawarkan alternatif yang sesuai


dengan prinsip-prinsip agama, masih banyak kekhawatiran dan tantangan yang
dihadapi dalam pengembangan pasar modal syariah. Beberapa di antaranya
termasuk kurangnya pemahaman tentang produk-produk pasar modal syariah,
kurangnya likuiditas, serta kurangnya akses ke informasi dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk berinvestasi di pasar modal syariah.

Oleh karena itu, pembahasan tentang pasar modal syariah menjadi penting
untuk mengevaluasi perkembangan pasar modal syariah, mengidentifikasi
tantangan dan hambatan yang dihadapi, serta mencari solusi untuk mengatasi
masalah tersebut. Selain itu, penelitian tentang pasar modal syariah juga dapat
membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk-produk pasar
modal syariah dan membantu para investor membuat keputusan investasi yang
tepat.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep Saham Syariah?


2. Bagaimana penyeleksian Saham Syariah?
3. Apa saja penawaran umum dalam Saham Syariah?
4. Bagaimana indeks saham syariah di Indonesia?

C. Tujuan

1. Mengetahui Konsep Saham Syariah.


2. Mengetahui Penyeleksian Saham Syariah.
3. Mengetahui bagaimana Penawaran umum dalam Saham Syariah.
4. Mengetahui bagaimana Indeks Saham Syariah di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Saham Syariah

Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal
pada suatu perusahaan terbatas. Pemilik saham sekaligus juga merupakan
pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimiliki maka semakin pula
kekuasaannya terhadap perusahaan tersebut.Keuntungan yang diperoleh dari
perusahaan tersebut dinamakan dividen. Pembagian dividen ininantinya
ditetapkan pada penutupan laporan keuangan berdasarkan rapat umum
pemegangsaham
Saham juga merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan
suatu perusahaanyang pemegang sahamnya memiliki hak atas klaim dan aktiva
perusahaan tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga
Saham syari’ah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan
suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun
cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah. Saham
merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal ke dalam
suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syari’ah, penyertaan modal
dilakukan pada perusahaan perusahaan yang tidak melanggar prinsip syari’ah,
seperti perjudian, riba, serta memproduksi barang yang diharamkan. Penyertaan
modal dalam bentuk saham tersebut dapat dilakukan berdasarkan akad
musyarakah dan mudharabah. Akad musyarakah pada umumnya dilakukan
pada perusahaan yang bersifat privat, sedangkan akad mudharabah umumnya
dilakukan pada saham perusahaan public. Saham menurut Dewan Syari’ah
Nasional didefinisikan sebagai suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
yang memenuhi kriteria syariah dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-
hak istimewa
B. Penyeleksian Saham Syariah

Saat ini, kriteria seleksi saham syariah oleh OJK adalah sebagai berikut:
1. Emiten tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Perjudian dan permainan yang tergolong judi
b. Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
 Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
 Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
c. Jasa keuangan ribawi antara lain:
 Bank berbasis bunga; dan
 Perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
d. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidak pastian (gharar) dan
atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;
e. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau
menyediakan antara lain:
 Barang atau jasa haram zatnya
 Barang atau jasa haram bukan karena zatnya yang ditetapkan oleh
DSN-MUI
 Barang atau jasa yang bersifat moral atau bersifat mudarat
f. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap.

2. Emiten memenuhi rasio – rasio keuangan sebagai berikut:


a. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total asset tidak
lebih dari 45%.

b. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya


dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan
lain-lain tidak lebih dari 10%.

C. Penawaran umum dalam saham syariah

Penawaran umum dalam saham syariah dapat dilakukan melalui proses initial
public offering (IPO) atau secondary public offering (SPO), dengan tetap
mengikuti prinsip-prinsip syariah yang telah ditetapkan. Dalam IPO,
perusahaan yang baru didirikan atau yang telah beroperasi selama beberapa
waktu, menawarkan saham mereka kepada masyarakat umum untuk pertama
kalinya. Sebelum melakukan IPO, perusahaan harus memastikan bahwa mereka
memenuhi persyaratan syariah, seperti tidak terlibat dalam bisnis yang dianggap
haram atau berisiko tinggi, dan mengikuti prinsip-prinsip transparansi dan
akuntabilitas. Sedangkan SPO adalah penawaran saham oleh perusahaan yang
sudah terdaftar di bursa saham kepada masyarakat umum. Perusahaan yang
ingin melakukan SPO juga harus memenuhi persyaratan syariah, termasuk
menjaga tingkat transparansi dan akuntabilitas yang tinggi, serta tidak terlibat
dalam bisnis yang dianggap haram atau berisiko tinggi. Selain itu, dalam
penawaran umum saham syariah, perusahaan juga harus memperhatikan
beberapa hal lain seperti penentuan harga saham yang wajar dan adil,
penggunaan dana yang berasal dari penjualan saham sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah, dan memberikan laporan keuangan yang transparan dan
akuntabel. Dalam hal penjualan saham, perusahaan juga harus memastikan
bahwa tidak terjadi praktik insider trading atau manipulasi pasar yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Hal ini dilakukan agar investor
dapat memperoleh keuntungan secara adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah yang telah ditetapkan.

D. Indeks Saham Syariah di Indonesia

Indeks saham syariah adalah ukuran statistik yang mencerminkan


pergerakan harga sekumpulan saham syariah yang diseleksi berdasarkan
kriteria tertentu. Adapun penyeleksian saham syariah dilakukan oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dengan menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES), artinya
BEI tidak melakukan seleksi saham syariah, melainkan menggunakan DES
sebagai acuan untuk pemilihannya.
Salah satu tujuan dari indeks saham syariah adalah untuk memudahkan
investor dalam mencari acuan dalam berinvestasi syariah di pasar modal.
Pengembangan indeks saham syariah terus dilakukan oleh BEI melihat kepada
kebutuhan dari pelaku industri pasar modal. Saat ini, terdapat 5 (lima) indeks
saham syariah di pasar modal Indonesia.
1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada tanggal 12
Mei 2011 adalah indeks komposit saham syariah yang tercatat di BEI. ISSI
merupakan indikator dari kinerja pasar saham syariah yang tercatat di BEI.
Konstituen ISSI adalah seluruh saham syariah yang masuk ke dalam Daftar
Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK dan tercatat di papan utama
dan papan pengembangan BEI. Konstituen ISSI diseleksi ulang sebanyak
dua kali dalam setahun, setiap bulan Mei dan November, mengikuti
jadwal review DES. Oleh sebab itu, setiap periode seleksi, selalu ada saham
syariah yang keluar atau masuk menjadi konstituen ISSI. Metode
perhitungan ISSI mengikuti metode perhitungan indeks saham BEI lainnya,
yaitu rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar dengan menggunakan
Desember 2007 sebagai tahun dasar perhitungan ISSI.

2. Jakarta Islamic Index (JII)


Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham syariah yang pertama kali
diluncurkan di pasar modal Indonesia pada tanggal 3 Juli 2000. Konstituen
JII hanya terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI.
Sama seperti ISSI, review saham syariah yang menjadi konstituen JII
dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti
jadwal review DES oleh OJK.
BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi
konstituen JII. Adapun kriteria likuditas yang digunakan dalam menyeleksi
30 saham syariah yang menjadi konstituen JII adalah sebagai berikut:
 Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir.
 Dipilih 60 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar
tertinggi selama 1 tahun terakhir.
 Dari 60 saham tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan
rata-rata nilai transaksi harian di pasar regular tertinggi.
 30 saham yang tersisa merupakan saham terpilih.
3. Jakarta Islamic Index 70 (JII70)
Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index) adalah indeks saham syariah yang
diluncurkan BEI pada tanggal 17 Mei 2018. Konstituen JII70 hanya terdiri
dari 70 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sama seperti
ISSI, review saham syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan sebanyak
dua kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal review DES
oleh OJK.
BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi
konstituen JII70. Adapun kriteria likuditas yang digunakan dalam
menyeleksi 70 saham syariah yang menjadi konstituen JII70 adalah sebagai
berikut:
 Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir
 Dipilih 150 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar
tertinggi selama 1 tahun terakhir
 Dari 150 saham tersebut, kemudian dipilih 70 saham berdasarkan
rata-rata nilai transaksi harian di pasar regular tertinggi.
 70 saham yang tersisa merupakan saham terpilih.

4. IDX – MES BUMN 17


Indeks yang mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah yang merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan afiliasinya yang memiliki
likuiditas baik dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental
perusahaan yang baik. IDX-MES BUMN 17 merupakan kerja sama antara
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perkumpulan Masyarakat Ekonomi
Syariah (MES).
BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi
konstituen IDX-MES BUMN 17. Adapun kriteria yang digunakan dalam
menyeleksi 17 saham syariah yang menjadi konstituen IDX-MES BUMN
17 adalah sebagai berikut:
 Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI)
 Saham BUMN atau afiliasinya
 Dari saham semesta yang ada, dipilih 17 saham konstituen
berdasarkan likuiditas dan fundamentalnya.

5. IDX SHARIA GROWTH


IDX Sharia Growth (IDXSHAGROW) adalah indeks yang mengukur
kinerja harga dari 30 saham syariah yang memiliki tren pertumbuhan laba
bersih dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi
serta kinerja keuangan yang baik. IDX Sharia Growth diluncurkan pada
tanggal 31 Oktober 2022. Sama seperti ISSI, review saham syariah yang
menjadi konstituen IDX Sharia Growth dilakukan sebanyak dua kali dalam
setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal review DES oleh OJK.
BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi
konstituen IDX Sharia Growth. Adapun kriteria yang digunakan dalam
menyeleksi 30 saham syariah yang menjadi konstituen IDX Sharia Growth
adalah sebagai berikut:
 Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Jakarta Islamic
Index (JII70)
 Membukukan laba bersih dan tidak memiliki rasio price-to-
earnings (PER) bernilai ekstrem
 30 saham syariah dengan nilai skor tren pertumbuhan rasio price-to-
earnings ratio (PER) dan tren pertumbuhan rasio price-to-sales
ratio (PSR) tertinggi terpilih menjadi konstituen indeks
BAB III
PENUTUP

Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada
suatu perusahaan terbatas. Pemilik saham sekaligus juga merupakan pemilik
perusahaan. Semakin besar saham yang dimiliki maka semakin pula kekuasaannya
terhadap perusahaan tersebut.Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan tersebut
dinamakan dividen. Pembagian dividen ininantinya ditetapkan pada penutupan
laporan keuangan berdasarkan rapat umum pemegangsaham

Indeks saham syariah adalah ukuran statistik yang mencerminkan pergerakan harga
sekumpulan saham syariah yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu. Adapun
penyeleksian saham syariah dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan
menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES), artinya BEI tidak melakukan seleksi
saham syariah, melainkan menggunakan DES sebagai acuan untuk pemilihannya.

Penawaran umum dalam saham syariah dapat dilakukan melalui proses initial
public offering (IPO) atau secondary public offering (SPO), dengan tetap mengikuti
prinsip-prinsip syariah yang telah ditetapkan. Dalam IPO, perusahaan yang baru
didirikan atau yang telah beroperasi selama beberapa waktu, menawarkan saham
mereka kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya. Sebelum melakukan IPO,
perusahaan harus memastikan bahwa mereka memenuhi persyaratan syariah,
seperti tidak terlibat dalam bisnis yang dianggap haram atau berisiko tinggi, dan
mengikuti prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.idx.co.id/id/idx-syariah/indeks-saham-syariah
jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, 7 (5). pp. 886-900. ISSN 2407-1935, eISSN :
2502-1508
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2017 - e-jurnal.pnl.ac.id
Jurnal Initial Public Offering (IPO), Penerbitan Saham di Pasar Modal Syariah Nov 11,
2020

Anda mungkin juga menyukai