Anda di halaman 1dari 8

ISLAM AKAN MENAKLUKAN EROPA

TANPA PEPERANGAN
Penaklukan kota Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih
yang sekarang menjadi ibukota Turki merupakan kebenaran
akan prediksi Rasullullah SAW, Konstantinopel adalah ibu kota
Kekaisaran Romawi, Kekaisaran Romawi Timur, Kekaisaran
Latin, dan Kesultanan Utsmaniyah (the Ottoman Empire).
Hampir selama Abad Pertengahan, Konstantinopel merupakan
kota terbesar dan termakmur di Eropa.
“Suatu ketika kami sedang menulis disisi Rasulullah, tiba-tiba
beliau di tanya, “Kota manakah yang akan di taklukan terlebih
dahulu , Konstantinopel atau Roma? Beliau menjawab, “Kota
Herakliuslah yang akan terkalahkan lebih dulu.” (H.R Ahmad di
shahihkan oleh Al-Albani)

Ada dua kota yang disebut dalam hadits tersebut;

Konstantinopel / Istanbul (Turki) : Kota yang hari ini dikenal


dengan nama Istambul, Turki. Dulunya berada di bawah
kekuasaan Byzantium (Kekaisaran Romawi Timur) yang
beragama Kristen Ortodoks. Tahun 857 H / 1453 M, kota
dengan Benteng legendaris tak tertembus akhirnya runtuh di
tangan Sultan Muhammad al-Fatih, sultan ke-7 Turki Utsmani.
Rumiyah / Roma (Italia) : Dalam kitab Mu’jam al-Buldan
dijelaskan bahwa Rumiyah yang dimaksud adalah ibukota Italia
hari ini, yaitu Roma. Para ulama termasuk Syekh al-Albani pun
menukil pendapat ini dalam kitabnya al-Silsilah al-Ahadits al-
Shahihah.

Gaung pembebasan Konstantinopel telah bergema di kalangan


kaum muslimin semenjak Rasulullah SAW menyampaikan
sabdanya, dari Abu Qubail, ia berkata: “Kami pernah berada di
sisi Abdullah bin Amr bin al-Ash, ia ditanya: “Yang manakah
diantara dua kota yang akan ditaklukan lebih dahulu,
Konstantinopel atau Roma?”, kemudian Abdullah meminta
peti kitabnya yang masih tertutup. Abu Qubail berkata:
“Kemudian ia mengeluarkan sebuah kitab dari padanya. Lalu
Abdullah berkata: ‘Ketika kami sedang menulis di sekeliling
Rasulullah SAW tiba-tiba beliau ditanya: ‘Yang manakah
diantara dua kota yang akan ditaklukkan terlebih dahulu,
Konstantinopel atau Roma?” Kemudian Rasulullah menjawab:
“Kota Heraklius akan ditaklukkan terlebih dahulu, yakni
Konstantinopel.”

Menurut Husain hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad dan


terdapat di dalam Al-Mustadrak di beberapa tempat.
Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi,
juga disepakati oleh Al-Bani di dalam Silsilah Al-haditsish
Shahihah 1/8.

Pembebasan Konstantinopel seperti yang diprediksikan


Rasulullah di atas, terjadi setelah melewati masa yang amat
panjang, yakni 8 abad sejak Rasulullah menyampaikan
sabdanya. Berikut kami sajikan kepada para pembaca time line
pembebasan Konstantinopel yang mudah-mudahan semakin
mengokohkan keimanan kepada Rasulullah SAW;
memunculkan sifat optimisme memandang masa depan
walaupun saat berada dalam kesulitan; dan menjadi inspirasi
bagi gerakan Islam untuk mematangkan perencanaan dan
konsisten pada sebuah program.

627 M: Rasulullah SAW melayangkan surat dakwah pada kaisar


Romawi, Heraklius.
629 M: Terjadi perang Mu’tah yang dilatarbelakangi
pembunuhan da’i-da’i Islam oleh orang-orang Ghasasanah
(negara satelit Romawi). Dalam perang ini Romawi mengirim
bantuan 100.000 orang pasukan dan dibantu oleh sekutunya
orang-orang Qadha’ah sebanyak 100.000 orang, sehingga total
pasukan berjumlah 200.000 orang, sedangkan jumlah pasukan
kaum muslimin adalah 3.000 orang. Pertempuran dalam
perang ini berlangsung imbang selama 7 hari. Pasukan muslim
yang dipimpin Khalid bin Walid kemudian mundur teratur,
langkah ini dipuji Rasulullah SAW.
630 M: Terjadi perang Tabuk, karena terdengar kabar bahwa
Romawi telah memobilisasi pasukannya untuk menyerang
Madinah. Jumlah pasukan kaum muslimin saat itu antara
30.000 sampai 50.000 orang, mereka keluar dari Madinah
menuju Tabuk yang berjarak 600 km dari Madinah. Namun
ketika pasukan sampai di Tabuk, pasukan Romawi telah
mundur.
648 M: Pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, atas usulan
Mu’awwiyah kaum muslimin membangun armada angkatan
laut sebanyak 1600 kapal. Hal ini dibutuhkan untuk
pengamanan wilayah Afrika Utara yang telah dikuasai kaum
muslimin, dan juga dibutuhkan untuk pembebasan Romawi.
Karena tidak seperti Persia yang terkonsentrasi dalam suatu
wilayah daratan, Romawi wilayahnya terletak di tiga benua
yang dibatasi oleh Laut Tengah dan ibukotanya,
Konstantinopel, terletak di selat yang mengantarai Laut
Tengah dengan Laut Mati. Dari manapun arahnya,
penyerangan ke arah Konstantinopel lewat Asia atau Afrika
harus melewati laut. Oleh karena itu selain diperlukan
angkatan darat yang kuat, angkatan laut akan sangat
menentukan.
650 M: Armada Islam yang dipimpin Abdullah bin Abu Sarah
bertemu Armada Romawi di Mount Phoenix yang dipimpin
Kaisar Konstantin II. Armada Romawi hancur lebur, konon
20.000 orang pasukannya tewas. Pertempuran ini sangat
menentukan. Selangkah lagi kaum muslimin akan
menghampiri ibukota Romawi. Namun sayang, kemelut yang
terjadi di Madinah akibat timbulnya fitnah terhadap Khalifah
Utsman bin Affan membuat Mu’awiyah lebih tertarik
mengurus persoalan dalam negeri.
668 M: Pada masa kekhalifahan Mu’awiyah, kaum muslimin
menyerang Romawi dengan menggunakan dua jalur, laut dan
darat. Dari laut armada Islam dikerahkan ke Hellespont
menuju Laut Marmara sampai ke Selat Bosporus. Dari darat,
mereka menerobos Asia kecil menuju kota Chalcedon yang
berada di selat Bosporus. Pasukan darat kemudian dijemput
armada laut dan diseberangkan ke pantai kota benteng
Konstantinopel. Namun sayang, kekuatan benteng
Konstantinopel diluar perhitungan Muawiyah. Benteng itu
sukar ditembus. Kesulitan lebih besar lagi ketika pasukan
Romawi menggunakan senjata terbarunya yang disebut Greek
Fire atau Wet Fire. Senjata ini berupa bola-bola berisi cairan
naftha yang dilontarkan dan pecah sehingga bertebaran di
permukaan laut. Kemudian dari atas benteng pasukan Romawi
menembakkan panah api ke laut, sehingga laut pun terbakar.
Pasukan muslim hancur dalam penyerbuan ini. Salah seorang
sahabat yang rumahnya pertama kali dikunjungi Rasulullah
ketika hijrah, Abu Ayyub Al-Anshary, syahid dan dikubur di
balik dinding Konstantinopel yang kokoh itu. Berikutnya kaum
muslimin menghindari pengepungan langsung terhadap ibu
kota Romawi, pertempuran-pertempuran darat selanjutnya
selama berabad-abad diarahkan untuk menyempitkan wilayah
Romawi.
717 M: Maslamah bin Abdul Malik meninggal pada saat
melakukan pengepungan Konstantinpel. Peristiwa ini terjadi
pada masa kekhalifahan Sulaiman bin Abdul Malik (Bani
Umayyah).
717 – 719 M: Ini adalah masa pemerintahan Umar bin Abdul
Aziz, pada masanya pengepungan Konstantinopel terhenti,
pasukan Islam ditarik mundur.
1389 M: Sultan Murad I bin Urkhan menyerang semenanjung
Balkan. Menaklukan Adrianapole dan menjadikannya sebagai
ibukota . Dia memperluas wilayah dan menguasai Shopia
ibukota Bulgaria dan Salanika ibukota Yunani. Juga
mengalahkan Serbia.
1396 M: Atas dorongan Paus, orang-orang Eropa bergerak ke
Konstantinopel untuk menyerang Beyzid I bin Murad yang
sedang melakukan pengepungan Konstantinopel. Namun
pasukan besar tersebut dapat dikalahkan oleh Beyzid. Tapi
Timurlank dengan pasukan Tartarnya menyerbu tempat ini.
Mereka memasuki Ankara dan menghancurkan sejumlah besar
pasukan Utsmaniyah. Lalu menahan Sultan Beyzid yang
kemudian meninggal dalam tahannannya. Timurlank
mengembalikan pemerintahan-pemerintahan Anatolia kepada
pemiliknya. Pemerintahan-pemerintahan Eropa ini lalu
memisahkan diri seperti Bulgaria, Serbia, dan Valacie.
1420 – 1451 M: Ini adalah masa pemerintahan Murad II bin
Muhammad, ia mengepung Konstantinopel dan
mengembalikan seluruh pemerintahan yang memisahkan diri
ke dalam perlindungan pemerintahannya. Juga berusaha
mengembalikan pemerintahan-pemerintahan Eropa (Bulgaria,
Serbia, dan Valachie) serta menguasai Albania.
1452 M: Sultan Muhammad II memerintahkan pasukannya
mendirikan benteng di pantai selat Bosporus. Benteng itu
dikerjakan selama 3 bulan, lalu mereka bertahan mengepung
Konstantinopel.
1453 M: Pada suatu malam armada Turki Utsmani menyusur
selat Bosporus menuju Konstantinopel. Sebanyak 70 buah
kapal terpaksa diseret ke darat sejauh 5 km untuk kemudian
dilayarkan lagi di laut. Romawi memang memasang rantai-
rantai besar yang menghalangi perjalanan laut. Pada malam
itu meriam-meriam Turki menyalak dengan dahsyatnya.
Seiring kegoncangan dalam benteng, masuklah tentara Islam
menyerbu. Pertempuran pecah di laut dan juga di benteng.
Pagi subuh, 29 Mei 1453 M jatuhlah Konstantinopel ke tangan
kaum muslimin. Pekik takbir menggema dimana-mana.
Terealisir sudah janji Rasulullah SAW, melalui perjalanan
panjang perjuangan kaum muslimin. Saat ini kita sedang
menanti dan terus bergerak untuk merealisasikan janji
Rasulullah berikutnya: Menaklukkan Rum (Eropa).

Kalau Konstantinopel perlu 8 abad untuk bisa ditaklukkan.


Roma, jika dihitung dari penaklukan Konstantinopel hingga
hari ini sudah berlangsung hampir 7 abad dan belum bisa
dibuka oleh muslimin. Entah perlu berapa abad sejak
Konstantinopel runtuh, untuk bisa mengislamkan Roma. Yang
jelas, pasti Roma akan jatuh ke tangan muslimin. Keyakinan
yang telah dibuktikan secara empirik dengan jebolnya
ketebalan benteng Konstantinopel.

Alasan Rasional Kenapa Islam akan menaklukkan Rumiyah


(Eropa).

Menurut prediksi para ulama dan berpijak pada Hadits


Rasullullah bahwa Islam akan menaklukkan Rumiyah (Eropa),
Pew Research Center mempublikasikan penelitian mengenai
proyeksi jumlah Muslim di Eropa yang diproyeksikan akan
meningkat.
Dalam riset tersebut, Muslim di Eropa menyumbang
pertumbuhan penduduk di Eropa sebanyak 4,9 persen pada
2016 lalu. Lebih tepatnya, pada pertengahan 2016,
diperkirakan jumlah penduduk Muslim mencapai 25,8 juta (4,9
persen dari keseluruhan populasi) atau meningkat dari 19,5
juta (3,8 persen) daripada 2010.

Di tahun itu pula, riset menunjukkan beberapa negara di Eropa


seperti di Prancis, Jerman, Inggris, Itali, Belanda, dan Spanyol
memiliki estimasi kenaikan jumlah penduduk Muslim. Seperti
di Prancis yang menunjukkan 8,8 persen dari jumlah
penduduknya atau sebanyak lima juta penduduknya adalah
Muslim.

Dalam publikasi riset itu juga menyebutkan, bila semua migrasi


ke Eropa harus dihentikan, populasi Muslim di Eropa masih
diperkirakan meningkat menjadi 7,4 persen pada 2050. Hal ini
karena umat Islam lebih muda yakni rata-rata saat ini berusia
13 tahun dan memiliki kesuburan lebih tinggi, dibandingkan
orang Eropa lainnya.

Selain itu, dengan skenario yang lain, riset itu memproyeksikan


arus pengungsi ke Eropa antara tahun 2014 dan 2016 untuk
terus berlanjut tanpa batas waktu ke depan dengan komposisi
religius yang sama yakni Islam. Hasilnya, umat Islam dapat
membentuk 14 persen populasi Eropa pada 2050. Namun hasil
yang hampir tiga kali lipat dari pangsa saat ini diperkirakan
masih jauh lebih kecil daripada populasi orang Kristen dan
orang-orang tanpa agama di Eropa.

Riset itu resmi dipublikasikan dan diteliti oleh beberapa


periset, yakni Direktur Penelitian dan Demografer Senior
Conrad Hackett, Peneliti Senior Phillip Connor, Peneliti Agama-
Pendidikan-Demografi Marcin Stonawski, dan Michaela
Potancokova dari International Institute for Applied Systems
Analysis (IIASA).

Dengan pertumbuhan populasi muslim di Eropa yang


cenderung meningkat, disisi lain orang-orang Eropa semakin
mengalami penurunan populasi karena pengaruh kebiasaan
hidup dimana mereka enggan menikah dengan lawan jenis
karena negara melegalkan nikah sesama jenis dan juga
maraknya penyebaran virus HIV / AIDS melalui hubungan
sesama jenis, maka dengan sendiri Islam lambut-laun akan
mampu mempangaruhi kebijakan dinegeri-negeri Eropa
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai