Anda di halaman 1dari 11

Muhammad Al Fatih: Sang Penakluk Konstantinopel (Bukti

nyata kemenangan Islam dari Kristen)


Ada yang sudah tahu Muhammad Al Fatih??
Siapa sebenarnya dia??
Keinget-inget nobar kemaren bicarain ni orang. Aku lagi ngefans banget sama pahlawan satu ini.
Keren sih perjuangannya. Makanya, aku buat tulisan ini. Yuk, baca aja deh kalo pengen tahu lebih
dalam.
Ini adalah kisah ketika dunia hanya mengenal dua wilayah, Barat dan Timur. Ini adalah persaingan
antara dua negara; Imperium Romawi dan Khilafah Islam. Ini adalah cerita saat dunia terpolarisasi
menjadi dua bagian; Kristen dan Islam. Ini adalah epik antara dua kekuasaan; Byzantium dan
Utsmani. (MAF 1453, Felix Siauw)
Saat itu Muhammad Al Fatih adalah seorang pemuda yang umurnya baru menginjak 21 tahun. Namun
dengan kedekatan kepada Tuhannya serta dengan segala persiapannya untuk mengemban misi para
pendahulunya di Turki Utsmani, akhirnya ia berhasil menaklukkan sebuah peradaban terbaik pada
masa itu. Sejarah pasti akan berulang, Muhammad Al Fatih menyampaikan fakta bahwa pernah ada
suatu masa di mana umat Islam berhasil menguasai sebagian wilayah dunia.
Sampai akhirnya, pada 29 Mei 1453, beliau benar-benar merealisasikan hadits Rasulullah yang
disampaikan sekitar delapan abad sebelumnya. Ia membuktikan bahwa Ia adalah sebaik-baiknya
pemimpin dan pasukannya adalah sebaik-baiknya pasukan.
Mei 1453 tidak hanya menjadi momen yang merekam konflik antara Byzantium dan Utsmani, tetapi
sesungguhnya adalah momen yang menjadi wadah pembuktian kaum Muslim akan agama yang benar
dan pembuktian janji Allah dan Rasul-Nya. 1453 adalah sebuah momen yang harus menjadi inspirasi
bagi setiap Muslim akan jati diri mereka. Sebuah janji Allah yang yang menjadi kenyataan. (MAF
1453, Felix Siauw)
Sebuah taktik perang yang terperinci dan memiliki element of surprise, begitulah gambaran sebuah
taktik perang ala Muhammad Al Fatih. Disaat yang paling genting dalam upaya penaklukan
Konstantinopel, seorang Muhammad Al Fatih mampu menelurkan sebuah ide yang terbilang sangat
mustahil dilakukan oleh manusia. Pasukan Al Fatih berhasil memindahkan 72 kapal perang dari selat
Bosphorus untuk mengarungi dataran Galata menuju Teluk Tanduk Emas layaknya tengah berlayar
dilautan.
Itu baru sinopsis. Gimana? Pengen tahu lebih lagi? Lanjutin deh baca ini. ^^
SEJARAH AWAL
Kalau ada sosok yang ditunggu-tunggu kedatangannya sepanjang sejarah Islam, dimana setiap orang
ingin menjadi sosok itu, maka dia adalah sang penakluk Konstantinopel. Bahkan para shahabat Nabi
sendiri pun berebutan ingin menjadi orang yang diceritakan Nabi SAW dalam sabdanya.
Betapa tidak, beliau Nabi SAW memang betul-betul memuji sosok itu. Beliau bersabda Kota
Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik
pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.
[H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota
manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab.
Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau
ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma?
Rasul menjawab, Kota Heraklius dibuka lebih dahulu. Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Ada dua kota yang disebut dalam nubuwwat nabi di hadits tersebut;
1. Konstantinopel
Kota yang hari ini dikenal dengan nama Istambul, Turki. Dulunya berada di bawah kekuasaan
Byzantium yang beragama Kristen Ortodoks. Tahun 857 H / 1453 M, kota dengan benteng legendaris
tak tertembus akhirnya runtuh di tangan Sultan Muhammad al-Fatih, sultan ke-7 Turki Utsmani.
2. Rumiyah
Dalam kitab Mujam al-Buldan dijelaskan bahwa Rumiyah yang dimaksud adalah ibukota Italia hari
ini, yaitu Roma. Para ulama termasuk Syekh al-Albani pun menukil pendapat ini dalam kitabnya alSilsilah al-Ahadits al-Shahihah.
Kontantinopel telah dibuka 8 abad setelah Rasulullah menjanjikan nubuwwat tersebut. Tetapi Roma,
hingga hari ini belum kunjung terlihat bisa dibuka oleh muslimin. Ini menguatkan pernyataan Nabi
dalam hadits di atas. Bahwa muslimin akan membuka Konstantinopel lebih dulu, baru Roma.
Itu artinya, sudah 15 abad sejak Rasul menyampaikan nubuwwatnya tentang penaklukan Roma,
hingga kini belum juga Roma jatuh ke tangan muslimin.
Kekaisaran Romawi terpecah dua, Katholik Roma di Vatikan dan Yunani Orthodoks di Byzantium
atau Constantinople yang kini menjadi Istanbul. Perpecahan tersebut sebagai akibat konflik gereja
meskipun dunia masih tetap mengakui keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine The Great
memilih kota di selat Bosphorus tersebut sebagai ibukota, dengan alasan strategis di batas Eropa dan
Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah dengan Laut
Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia, setidaknya pada kondisi
geopolitik saat itu. Constantinople yang kini menjadi Istanbul. Perpecahan tersebut sebagai akibat
konflik gereja meskipun dunia masih tetap mengakui keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine
The Great memilih kota di selat Bosphorus tersebut sebagai ibukota, dengan alasan strategis di batas
Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah
dengan Laut Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia, setidaknya
pada kondisi geopolitik saat itu.
Yang mengincar kota ini untuk dikuasai termasuk bangsa Gothik, Avars, Persia, Bulgar, Rusia,
Khazar, Arab Muslim dan Pasukan Salib meskipun misi awalnya adalah menguasai Jerusalem. ArabMuslim terdorong ingin menguasai Byzantium tidak hanya karena nilai strategisnya, tapi juga atas
kepercayaan kepada ramalan Rasulullah SAW melalui riwayat Hadits di atas.
Sayangnya, prestasi yang satu itu, yaitu menaklukkan kota kebanggaan bangsa Romawi,
Konstantinopel, tidak pernah ada yang mampu melakukannya. Tidak dari kalangan sahabat, tidak juga
dari kalangan tabi`in, tidak juga dari kalangan khilafah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.

Di masa sahabat, memang pasukan muslim sudah sangat dekat dengan kota itu, bahkan salah satu
anggota pasukannya dikuburkan di seberang pantainya, yaitu Abu Ayyub Al-Anshari
radhiyallahuanhu. Tetapi tetap saja kota itu belum pernah jatuh ke tangan umat Islam sampai 800
tahun lamanya.
Konstantinopel memang sebuah kota yang sangat kuat, dan hanya sosok yang kuat pula yang dapat
menaklukkannya. Sepanjang sejarah kota itu menjadi kota pusat peradaban barat, dimana Kaisar
Heraklius bertahta. Kaisar Heraklius adalah penguasa Romawi yang hidup di zaman Nabi SAW,
bahkan pernah menerima langsung surat ajakan masuk Islam dari beliau SAW.
Ajakan Nabi SAW kepada sang kaisar memang tidak lantas disambut dengan masuk Islam. Kaisar
dengan santun memang menolak masuk Islam, namun juga tidak bermusuhan, atau setidaknya tidak
mengajak kepada peperangan.
BIOGRAFI SINGKAT
Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih (bahasa Turki Ottoman: *
Mehmed-i sn, bahasa Turki: II. Mehmet, juga dikenal sebagai el-Fatih ()*, "sang Penakluk",
dalam bahasa Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmet dalam bahasa Turki; )
Sultan Muhammad II dilahirkan pada 29 Maret 1432 Masehi di Adrianapolis (perbatasan Turki
Bulgaria). menaiki takhta ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun (1451 1481).
Putra ketiga dari Sultan Murad II, yang ketika menunggu kelahirannya, sang ayah menenangkan diri
dengan membaca Al-Quran. Dia lahir saat sang ayah membaca surat Al-Fath, surat yang bercerita
tentang janji kemenangan dari Allah.
Seorang pemimpin besar yang sangat mengagumi sosok Rasulullah SAW. Cita-citanya untuk
menaklukan Konstantinopel guna membebaskannya bagitu menginspirasi diri ini. Betapa
seorang Mehmed II diremehkan, tidak hanya oleh orang Kristen, tapi juga dari golongannya
sendiri akan cita-citanya membebaskan Konstantinopel. Semakin direndahkan semakin
termotivasi, mungkin itulah yang membuat Mehmed II melakukan introspeksi diri memperbaiki
kekurangannya.
Ketika ayahnya, Murad II, meninggal dunia, ia menggantikan posisi ayahnya memimpin kaum
Utsmani. Cita-citanya untuk membebaskan Konstantinopel tak pernah padam membara dalam
dada. Orang-orang Kristen yang meremehkannya semakin membuatnya tampil menjadi pribadi
yang lebih kuat. Pembebasan Konstantinopelpun dipimpinnya. Satu hal luar biasa yang patut
dipelajari, beliau sempat gagal berulang kali menerobos kokohnya pertahanan Konstantinopel.
Tapi, tekad, ilmu yang dimiliki dan juga Allah SWT yang selalu menyertai, membuat kegagalan
bagi Mehmed II adalah hal yang biasa, tapi bangkit lagi adalah hal yang luar biasa. Mehmed II
dan segenap pasukan Utsmani berjuang di jalan Allah SWT dengan memohon kepada-Nya untuk
membebaskan Konstantinopel dari kekelaman kuasa kaum Kristen.

Beliau merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur.
Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 7 bahasa yaitu
Bahasa Arab, Latin, Yunani, Serbia, Turki, Persia dan Israil. Beliau tidak pernah meninggalkan Shalat
fardhu, Shalat Sunat Rawatib dan Shalat Tahajjud sejak baligh. Beliau wafat pada 3 Mei 1481 kerana
sakit gout sewaktu dalam perjalanan jihad menuju pusat Imperium Romawi Barat di Roma, Italia.

Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan
tawadhu'' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan
Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di ''Ain Al-Jalut" melawan tentara
Mongol).(Hebaaattt yakk!!! >,<)
USAHA SULTAN DALAM MENAKLUKAN KONSTANTINOPEL
Istanbul atau yang dulu dikenal sebagai Konstantinopel, adalah salah satu bandar termasyhur dunia.
Bandar ini tercatat dalam tinta emas sejarah Islam khususnya pada masa Kesultanan Utsmaniyah,
ketika meluaskan wilayah sekaligus melebarkan pengaruh Islam di banyak negara. Bandar ini
didirikan tahun 330 M oleh Maharaja Bizantium yakni Constantine I. Kedudukannya yang strategis,
membuatnya punya tempat istimewa ketika umat Islam memulai pertumbuhan di masa Kekaisaran
Bizantium. Rasulullah Shallallahu ''Alaihi Wasallam juga telah beberapa kali memberikan kabar
gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan umat Islam seperti dinyatakan oleh Rasulullah
Shallallahu ''Alaihi Wasallam pada perang Khandaq.
Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan Konstantinopel. Usaha pertama
dilancarkan tahun 44 H di zaman Mu''awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu ''Anhu. Akan tetapi, usaha
itu gagal. Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah. Di zaman pemerintahan
Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan termasuk di zaman Khalifah
Harun al-Rasyid tahun 190 H. Setelah kejatuhan Baghdad tahun 656 H, usaha menawan
Kostantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia) terutama Kerajaan
Seljuk. Pemimpinnya, Alp Arselan (455-465 H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar Roma,
Dimonos (Romanus IV/Armanus), tahun 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian besar wilayah
Kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk.
Awal kurun ke-8 hijriyah, Daulah Utsmaniyah mengadakan kesepakatan bersama Seljuk. Kerjasama
ini memberi nafas baru kepada usaha umat Islam untuk menguasai Konstantinopel. Usaha pertama
dibuat di zaman Sultan Yildirim Bayazid saat dia mengepung bandar itu tahun 796 H/1393 M.
Peluang yang ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium
menyerahkan Konstantinople secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya menemui
kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan
Timur Lenk.
Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad
hidup kembali dengan nafas baru. Hasrat dan kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan Kostantinopel. Beberapa usaha berhasil
dibuat untuk mengepung kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di pihak umat
Islam. Kaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan barisan tentara Islam. Usaha
Sultan Murad II tidak berhasil sampai pada zaman anak beliau, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed
II), sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah.
Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan
Konstantinopel. Bahkan beliau mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke
arah itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam.
Ketika beliau naik tahta pada tahun 855 H/1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi
untuk menawan kota bandar tadi. Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian
pribadinya. Sejak kecil, dia dididik secara intensif oleh para ''ulama terulung di zamannya. Di zaman
ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Asy-Syeikh Muhammad bin Isma''il Al-Kurani telah menjadi murabbi
Amir Muhammad (Al-Fatih). Sultan Murad II telah menghantar beberapa orang ''ulama untuk
mengajar anaknya sebelum itu, tetapi tidak diterima oleh Amir Muhammad. Lalu, dia menghantar
Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan kuasa kepadanya untuk memukul Amir Muhammad jika
membantah perintah gurunya.

Waktu bertemu Amir Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang diberikan oleh Sultan, Amir
Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul oleh Asy-Syeikh Al-Kurani. Peristiwa ini amat berkesan pada
diri Amir Muhammad lantas setelah itu dia terus menghafal Al-Qur''an dalam waktu yang singkat. Di
samping itu, Asy-Syeikh Aaq Samsettin (Syamsuddin) merupakan murabbi Sultan Muhammad AlFatih yang hakiki. Dia mengajar Amir Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur''an, hadits, fiqih,
bahasa (Arab, Parsi dan Turki), matematika, falak, sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya.
Syeikh Aaq Syamsudin lantas meyakinkan Amir Muhammad bahwa dia adalah orang yang
dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu ''Alaihi Wasallam di dalam hadits pembukaan
Kostantinopel.
Hari Jumat, 6 April 1453 M, Muhammad II bersama gurunya Syeikh Aaq Syamsudin, beserta tangan
kanannya Halil Pasha dan Zaghanos Pasha merencanakan penyerangan ke Konstantinopel dari
berbagai penjuru benteng kota tersebut. Dengan berbekal 250.000 ribu pasukan dan meriam teknologi baru pada saat itu- Para mujahid lantas diberikan latihan intensif dan selalu diingatkan akan
pesan Rasulullah Shallallahu ''Alaihi Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan
Islam.
Muhammad II mengirim surat kepada Paleologus untuk masuk islam atau menyerahkan penguasaan
kota secara damai dan membayar upeti atau pilihan terakhir yaitu perang. Constantine menjawab
bahwa dia tetap akan mempertahankan kota dengan dibantu Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan
Giovani Giustiniani dari Genoa.

Constantine XI
Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota
Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya,
Sultan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan
memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Allah Subhana Wa Ta''ala. Dia juga
membacakan ayat-ayat Al-Qur''an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu ''Alaihi Wasallam
tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala
tentera dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah Subhana Wa
Ta'ala.

Kota dengan benteng >10m tersebut memang sulit ditembus, selain di sisi luar benteng pun dilindungi
oleh parit 7m. Dari sebelah barat pasukan artileri harus membobol benteng dua lapis, dari arah selatan
Laut Marmara pasukan laut Turki harus berhadapan dengan pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan
dari arah timur armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan
rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.
Berhari-hari hingga berminggu-mingGu benteng Byzantium tak bisa jebol, kalaupun runtuh membuat
celah maka pasukan Constantine langsung mempertahankan celah tsb dan cepat menutupnya kembali.
Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup menimbulkan
kepanikan kota, namun juga gagal.

Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dilakukan hanya dalam waktu semalam. Salah satu
pertahanan yang agak lemah adalah melalui Teluk Golden Horn yang sudah dirantai. Ide tersebut
akhirnya dilakukan, yaitu dengan memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk menghindari rantai
penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa memasuki wilayah Teluk Golden Horn (ini
adalah ide tergila pada masa itu namun Taktik ini diakui sebagai antara taktik peperangan (warfare
strategy) yang terbaik di dunia oleh para sejarawan Barat sendiri).

70 kapal di tarik melewati bukit di daerah Galata untuk masuk ke Teluk Golden Horn yang di hadang
rantai.

Rantai yang melindungi pintu masuk ke Teluk Golden Horn

Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana.
Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan
meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya
berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta''ala. Mereka memperbanyak
shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan
dengan tanggal 29 Mei 1453 M, setelah sehari istirahat perang, pasukan Turki Utsmani dibawah
komando Sultan Muhammad II kembali menyerang total, diiringi hujan dengan tiga lapis pasukan,
irregular di lapis pertama, Anatolian army di lapis kedua dan terakhir pasukan elit Yanisari.

Giustiniani sudah menyarankan Constantine untuk mundur atau menyerah tapi Constantine tetap
konsisten hingga gugur di peperangan. Kabarnya Constantine melepas baju perang kerajaannya dan
bertempur bersama pasukan biasa hingga tak pernah ditemukan jasadnya. Giustiniani sendiri
meninggalkan kota dengan pasukan Genoa-nya. Kardinal Isidor sendiri lolos dengan menyamar
sebagai budak melalui Galata, dan Pangeran Orkhan gugur di peperangan.

Ottoman Siege : Pasukan Turki Utsmani yang sangat canggih di zamannya dengan teknologi Meriam
Terbesar di zamannya

The Great Turkish Bombard


Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang
kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne
dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat
juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Konstantinopel telah jatuh, penduduk kota berbondong-bondong berkumpul di Hagia Sophia/ Aya
Sofia, dan Sultan Muhammad II memberi perlindungan kepada semua penduduk, siapapun, baik
Yahudi maupun Kristen karena mereka (penduduk) termasuk non muslim dzimmy (kafir yang harus
dilindungi karena membayar jizyah/pajak), muahad (yang terikat perjanjian), dan mustaman (yang
dilindungi seperti pedagang antar negara) bukan non muslim harbi (kafir yang harus diperangi).
Konstantinopel diubah namanya menjadi Islambul (Islam Keseluruhannya). Hagia Sophia pun
akhirnya dijadikan masjid dan gereja-gereja lain tetap sebagaimana fungsinya bagi penganutnya.
1453...
Awal dibuka lembaran baru bagi Konstantinopel. Toleransi tetap ditegakkan, siapa pun boleh

tinggal dan mencari nafkah di kota tersebut. Sultan kemudian membangun kembali kota, membangun
sekolah gratis, siapapun boleh belajar, tak ada perbedaan terhadap agama, membangun pasar,
membangun perumahan, membangun rumah sakit, bahkan rumah diberikan gratis bagi pendatang di
kota itu dan mencari nafkah di sana. Hingga akhirnya kota tersebut diubah menjadi Istanbul, dan
pencarian makam Abu Ayyub dilakukan hingga ditemukan dan dilestarikan. Dan kini Hagia Sophia
sudah berubah menjadi museum.
Mehmed II yang kemudian bergelar Muhammad Al-Fatih, membawa kemajuan besar untuk
Konstantinopel. Konstantinopel dirombaknya menjadi kota yang begitu megah, begitu maju, dan
begitu luar biasa sebagai representasi kejayaan Islam pada masanya. Bebasnya Konstantinopel
dari orang-orang Kristen membawa duka bagi seluruh umat Kristen di dunia, dan memandang
Muhammad Al-Fatih adalah musuh nyata umat Kristen paling berbahaya di dunia. Tapi bagi
kamu Muslim, kemenangan itu adalah titik loncat penyebaran Islam hingga ke jazirah Eropa,
suatu kabar bahagia.

YUPS, itu dia cerita keren dari Muhammad Al Fatih. Gimana?? Keren kan? Sangat menginspirasi
bukan? Oh ya, ini cerita udah dibuat dalam bentuk film...klo mau download bisa buka link ini...
Ratingnya di imdb tinggi lho...sampe 9.1 (Wow!)
http://ganool.com/?s=fetih+1453
referensi :
indonesiaindonesia.com
www.goodreads.com
fimadani.com/muhammad-al-fatih-the-great-al-ghazi/

Anda mungkin juga menyukai