Anda di halaman 1dari 86

survival

Banyak orang menganggap, membawa benda-benda untuk alat bertahan hidup di alam bebas
(Survival Kit) sewaktu bepergian, rasanya ribet atau bikin repot. Tapi bagi kita yang mempunyai hobi
di alam bebas sebagai penggiat pecinta alam, harus dapat mengantisipasi suatu keadaan darurat
sampai hal yang kecil sekalipun sangat diperlukan. Telah banyak kejadian yang membuktikan pada
peristiwa kecelakaan di laut dan udara,korban yang kebetulan selamat kebanyakan tidak siap
bertahan hidup. Padahal upaya penyelamatan oleh tim SAR atau polisi belum tentu datang segera.
Tak ada pilihan, korban harus bertahan hidup di alam yang sama sekali asing. Jika tanpa persiapan,
ditambah kelelahan mental dan fisik, nyawa bisa jadi taruhannya.Hal ini secara tidak langsung dan
juga tidak dapat kita duga dapat terjadi pada siapa saja dan di mana saja. Bagimana jika mimpi buruk
tersebut terjadi pada kita apa yang dapat kita lakukan dan kita perbuat jika kita berada dalam
keadaan tersebut.

Persiapan menghadapi situasi buruk sebenarnya sederhana. Sebelum perjalanan, paling tidak semua
perlengkapan penyelamatan diri yang standar bisa disiapkan. Misalnya, jika akan berperahu
melintasi sungai atau laut, siapkan pelampung yang memadai. ” jangan menyepelekan alat-alat
standar! Karena inilah gantungan hidup kita kalau terjadi sesuatu”. Dalam melakukan perjalanan kita
harus mempersiapkan bekal pribadi, terutama peralatan bertahan hidup (Survival Kit), juga harus
memadai. Barang-barang kecil yang amat vital harus tersedia seperti lampu senter, korek api, pisau
lipat kecil, peralatan jahit, pluit, tisu basah, perlengkapan P3K, obat-obatan, dan lain sebagainya.
Meski perjalanan dirasa tidak terlalu jauh, biasakan juga selalu membawa makanan dan minuman
cadangan. Setelah semuanya siap, tempatkan peralatan dan perlengkapan tadi kedalam sebuah
wadah atau tas yang memenuhi syarat, seperti cukup ringan, kuat dan tahan air. Buat perbedaan
antara wadah tadi dengan tas atau barang-barang lain, agar mudah dikenali. Tempatkan juga di
runag yang mudah terjangkau, jangan sampai kita bingung harus memprioritaskan barang mana
yang harus diselamatkan saat kecelakaan.

Pengertian Survival

Banyak versi tentang pengertian survival. Survival berasal dari bahasa inggris survive atau to survive
yang artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat bertahan hidup
dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival
dapat juga diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit
atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan
darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau sekelompok orang (disebut sebagai
SURVIVOR) akibat suatu musibah atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan,
terdampar di pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor mengalami
kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan demikian sukar mendapatkan bantuan
atau pertolongan yang diperlukan.
Seseorang yang tidak diketahui namanya, telah menyusun dengan bagus kalimat-kalimat dalam
bahasa Inggris yang merangkai kata SURVIVAL. Kalimat-kalimat ini menggambarkan prinsip-prinsip
yang harus dipegang oleh seorang survivor, yaitu;

(Size Up the Situation), pandailah dalam menilai situasi, setiap kondisi lingkungan dan perubahan-
perubahannya harus betul-betul diperhatikan agar selamat.

(Undue Haste Make Taste), jangan tergesa-gesa, biar lambat asal selamat. Setiap tindakan
hendaknya dipikirkan untung ruginya. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berakibat
kematian.

(Remember Where You Are), Ingat dimana kamu berada. Baik posisi harfiah yang berarti lokasi
dimana berada maupun posisi yang berarti kondisi dan kedudukan diri pada saat itu.

(Vanquish fear and panic), Kuasai diri dari rasa takut dan panik yang dapat menumpulkan nalar dan
pikiran yang jernih.

(Improvise), Perbaiki diri dari kesulitan. Gunakan segenap kemampuan dan pengetahuan untuk
keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi.

(Value living), Hargailah kehidupan. Jangan siasakan hidup dengan mengambil keputusan yang
ceroboh. Buang pikiran jauh-jauh dari keinginan bunuh diri.

(Act like the native), Sesuaikan diri dengan penduduk setempat, sesuaikan dirimu dengan lingkungan
disekitarmu.

(Learn basic skill), Pelajari dasar-dasar pengetahuan dan latihlah kemampuan di alam bebas.Berbagai
tehnik survival telah dikembangkan orang untuk menghadapi kondisi medan yang memang beragam.
Kita mengenal tehnik survival laut (sea survival) yang dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan
kecelakaan di laut, survival padang es bagi yang tersesat di pegunungan atau padang salju, survival
rimba (jungle survival) bagi yang mengalami musibah atau tersesat di rimba daratan atau
pengunungan, survival gurun dan lain sebagainya. Walaupun demikian, terdapat kesamaan tujuan
yang mendasari berbagai tehnik survival tersebut, yaitu memulihkan kembali hubungan dengan
masyarakat umum. Oleh sebab itu yang ditekankan dalam setiap tehnik survival ini adalah bertahan
hidup, mempertahankan hidup lengkap dengan segenap.
kemampuannya dan kemudian memutuskan isolasi yang menghambat komunikasi survivor dengan
masyarakat umum. Dilihat dari kondisi alam Indonesia maka pengetahuan survival ini harus
disesuaikan, juga dengan iklim tropis yang ada di negara kita. Di Indonesia daerah yang akan ditemui
adalah : hutan belantara, rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapai dan lain sebagainya.Ada
beberapa permasalahan yang akan kita hadapi, yaitu masalah / bahaya yang ada di alam (bahaya
obyektif), masalah yang menyangkut diri kita sendiri (bahaya subyektif). Ada beberapa aspek yang
akan muncul dalam menghadapi survival:

1.Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan,bosan, putus asa dll.Pengaruh
psikologis yang disebabkan karena perasaan terasing

.2.Fisiologis : sakit, lapar, haus, luka, lelah, dll.Pengaruh Fisikologis yang disebabkan karena
kelelahan, dan kurang tidur

3.Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dll.Pengaruh lingkungan yang
disebabkan karena beratnya medan.Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
dalam melakukan survival, selain faktor keberuntungan (nasib baik/pertolongan Tuhan tentunya),
yaitu:• Semangat untuk mempertahankan hidup.• Kesiapan diri.• Alat pendukung.Beberapa
kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menghadapi survival :Perlindungan terhadap ancaman :•
cuaca, • binatang, • makanan/minuman• penyakitMenurut jumlah orangnya survival ada dua
macam yaitu survival individu dan survival kelompok..•Dalam survival individu atau sendiri, akan
mengundang rasa kesepian dan bosan selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah
masalah besar yang harus segera diatasi dan dihindarkan. Karena hal tersebut akan dapat membuat
perasaan tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan untuk hidup. Kesepian dan
bosan hanya bisa ada dalam suatu lamunan yang disetujui oleh tindakan dan pikiran. Untuk
mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan akan bisa menghindari rasa sepi dan
bosan.•Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya banyak tenaga untuk
melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi
dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya.
Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan
mengabaikan kepentingan bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol
maka sebaiknya dipilih seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan setiap anggota kelompok.
Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah;

- Menyusun rencana yang melibatkan seluruh anggota dan keselamatan menjadi milik bersama.

- Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota. Sesuaikan tugas dengan kondisi tiap
anggota. Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat diselesaikan dan membina rasa
kebersamaan.
- Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam kelompok. Sekali lagi, keputusan yang
salah dalam menentukan suatu keputusan akan berakibat kematian. Untuk itu kita harus benar-
benar dalam setiap mengambil keputusan. Ada beberapa langkah yang direkomendasikan dalam
melakukan survival antara lain ;

1. Mengkoordinasikan anggota, bila beberapa orang, pilihlah salah seorang dari kelompok sebagai
ketua. Seorang ketua sangat diperlukan untuk mengatur dan menentukan keputusan bila terjadi
perselisihan.

2. Melakukan pertolongan pertama, obatilah anggota yang sakit agar tidak menjadi lebih parah.
Dalam keadaan seperti ini penyakit yang ringan dapat berkembang bahkan dapat menyulitkan kita
nantinya.

3. Melihat kemampuan dan keadaan anggota kelompok, hal ini akan berguna dalam pembagian
tugas. Bedakan berdasarkan kondisi kesehatan, fisik dan mental. Karena jika salah memberikan tugas
pada seseorang akan menghambat rencana bahkan dapat berakibat fatal.

4. Mengadakan orientasi medan, usahakan untuk mengetauhi posisi kita, kemungkinan pemukinan
penduduk, dan perkiraan jalan keluar.

5. Mengadakan penjatahan makanan, perhitungkan jumlah makanan yang tersedia, jumlah anggota,
perkiraan waktu. Disamping itu, mencari sumber makanan yang harus diusahakan dari luar rencana
penjatahan. Mengenai cara mendapatkan makanan dan air akan dibahas lebih lanjut.

6. Membuat rencana kegiatan dan pembagian tugas, rencana yang dibuat se-rasional mungkin dan
berdasarkan pertimbangan yang matang. Pembagian tugas sesuaikan dengan kondisi saat itu.

7. Usahakan menyambung komunikasi dengan dunia luar, jangan melakukan hal-hal yang berlebihan
terlebih menguras tenaga kita. tandailah jalan yang telah kita lewati dan mencari perhatian dengan
cara membuat asap, menjemur pakaian di tempat tinggi dan atau terbuka, memantulkan sinar
matahari dengan cermin dan lain-lain.

8. Mencari pertolongan. Selalu dan selalu berusaha mencari pertolongan. Buatlah kode-kode dari
darat ke udara yang dapat membantu tim penolong, khususnya yang mencari survivor lewat udara.
Tanda-tanda yang diberikan harus berukuran cukup besar, menyolok, kontras dengan warna latar
belakangnya, dan ditempatkan di tempat yang mudah terlihat dari udara dan atau dari kejauhan.
Isyarat boleh dibuat dari benda atau bahan apa saja yang mudah diperoleh.
3. Kebutuhan Survivor

Kehidupan merupakan salah satu karunia Tuhan yang paling berharga. Dan hidup manusia amat
berharga dari detik ke detik, tak peduli apakah orang itu jelek ataupun baik kelakuannya. Karena itu
mempertahankan hidup merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Batas kemampuan manusia
dalam berusaha adalah ”PINGSAN ATAU MATI” sebelum itu terjadi pantang bagi kita untuk putus
asa. Sebelum ajal berpantang untuk mati. Berhasil atau tidaknya keluar dari keadaan tidak menentu
ini, semua tergantung pada diri kita sendiri. Awal dari keberhasilan kita adalah menanamkan atau
menumbuhkan dari semangat “HARUS HIDUP”. Tanpa semangat itu, kecil kemungkinan dapat keluar
dari keadaan ini. Setelah mendapatkan semangat “HARUS HIDUP” maka kebutuhan yang harus
dimiliki seorang survivor adalah :8

1.Sikap mental yang mendukung survival diantaranya ; semangat, percaya diri, akal sehat, disiplin
dan rencana kegiatan yang matang, serta kemampuan belajar dari pengalaman.

2.Pengetahuan, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan tehnik survival yaitu ; cara
membuat tempat perlindungan (bivak), pengetahuan cara memperoleh air dan makanan, membuat
api, orientasi medan dan lain-lain.

3.Pengalaman dan Latihan, Survival adalah seni dan perlu kreativitas untuk menjalaninya, semakin
kreatif seseorang maka semakin besar peluang orang tersebut untuk tetap hidup bahkan bisa
menolong nyawa orang lain. Oleh karena itu pengalaman dan latihan sangat menentukan
keberhasilan.

4.Peralatan atau Survival Kit, biasakan SELALU membawa survival kit dalam setiap perjalanan.
Karena dengan memiliki survival kit, satu set perlengkapan sudah dimiliki untuk keadaan darurat. Isi
kotak survival kit diantaranya ; korek api kedap udara, lilin, kaca pembesar, cermin, jarum dan
benang, kail dan senarnya, sol sepatu dan benangnya, kompas, senter kecil, dan obat-obatan. II.

3. 1. Survival Kit Survivaal Kit adalah satu set peralatan atau suatu kotak/tas peralatan survival yang
umumnya dapat digunakan untuk semua jenis daerah seperti gungng, hutan, padang pasir dan
pantai serta laut. Perlengkapan yang harus ada dan di siapkan dalam Survival Kit adalah :

• Korek Api.

• Lilin.

• Batu api.

• Kaca pembesar.

• Jarum dan benang.

• Kail dan senar.

• Kompas.

• Senter kecil.

• Kawat jerat.

• Kawat gergaji.
• Pisau.9

•Tali.

•Obat – obatan, seperti : analgetik, anti mencret, anti gatal, anti malaria, anti biotik

Peralatan Survival Kit Obat-obatan yang harus di persiapkan dalam survival kit diantaranya yaitu:

•Analgetik ; Ponstan, Antalgin, Metancuron, Naspro, Aspirin dll.

•Anti Mencret ; motilex, Lodya, Entrostop, dll.

•Anti Gatal ; CTM, benadryl tab/inj, Insidal, dll.

•Anti Malaria

•Anti Biotik ; Ampicilin Dll.

•Plester ; Plester Kupu-kupu, handiplas, dll. Gambar Obat-ObatanII.

Air

Dalam keadaan survival maka air merupakan faktor terpenting dan lebih penting dari faktor lainnya.
Manusia dapat hidup dengan air saja hingga ± 3 minggu. Tapi manusia hanya bisa bertahan hidup
tanpa air 3-5 hari. Jika kita kesulitan dalam memperoleh sumber air, maka cara dibawah ini dapat
dicoba untuk mendapakan air. Air dapat dibedakan menjadi dua yaitu:10

a. Air yang tidak perlu dimurnikan Ciri-cirinya : tidak berwarna, berasa, dan berbau.Contoh air : air
minum, dari tanaman rotan, dari tanaman bunga, lumut dan daun-daun yang lebar

b. b.Air yang perlu dimurnikan Ciri-cirinya : berbau, berwarna, dan berasa Contoh air : air sungai
besar, air di daerah yang berbatu, air di daerah sungai yang kering, air dari batang pohon
pisang.1.Galilah lubang sedalam kira-kira 30-50 cm dengan diameter yang lebih besar dari nesting /
rantang (apa pun yang dapat digunakan untuk menampung air) 2.Potonglah ranting kering dengan
panjang kira-kira 50 cm, siapkan selembar plastik yang cukup lebar (bisa juga menggunakan ponco /
jas hujan). 3.Letakkan nesting / rantang di dasar lubang, tegakkan batang / ranting tadi dan tutupi
dengan pastik, jangan lupa letakkan batu disekelilingnya agar tidak mudah bergeser. (lihat gambar 1)
4.Tunggulah air menguap dari permukaan tanah. Gambar 2, teknik pembuatannya sama dengan
gambar 1 hanya saja dibuat tumpukan daun kering disekelilingnya dengan jarak yang cukup agar
ponco / plastik tidak meleleh, dan nyalakan api di ranting tersebut (perhatikan api jangan terlalu
besar). Tunggulah air yang menguap dari permukaan tanah (hal ini dapat dilakukan kapan pun).

Cara lain untuk mendapatkan air :

Hujan : tampung air hujan dengan daun-daun yang lebar alirkan ketempat minum kita / tampung
dengan ponco/ juga memeras sapu tangan dan slayer bersih yang terkena hujan lalu teteskan
kedalam mulut.
Tanah batu : carilah mata air pada tanah / yang berbatu namun hanya terdapat mata air. Kapur
mudah di larutkan sehingga mudah dibentuk saluran air. Jika dilembah umumnya sangat gaspor
carilah ke lembah air / saluran air pada dinding lembah yang memasang aliran kapal pada daerah
yang dekat dengan granit. Carilah pinggiran rumput yang hijau tumbuh sampai meropas pada lubang
itu

Tanah campur : carilah air di lembah dekat dengan permukaan air tanah. Carilah lubang air yang
mengalir yang terdapat di sebelah atas permukaan tanah termasuk aliran sungai gembur tetapi ingat
air ini dapat kotor sekali dan berbahaya.

Daerah pantai : tanah air dibukit-bukit /galilah air pasir lembah untuk memerangi rasa air asin
saringlah dengan pasir. Jangan meminum air laut karena dapat menyebabkan dehidrasi dan merusak
ginjal.

Sumber air yang dapat langsung diminum.Pertama adalah air hujan.

Meskipun kadang air hujan mengandung asam pada prinsipnya air hujan dapat diminum langsung,
hanya diperlukan cara untuk mengumpulkannya. Cara mengumpulkan air hujan dapat dengan
menggali lubang dan dipulas dengan tanah liat atau dasarnya dilapisi dengan bahan-bahan yang
dapat menampung air seperti ponco, daun, alumunium foil, kulit kayu, plastik dan lain-lain. Ada
baiknya setelah mendapatkan air kita masak terlebih dahulu.

Sumber yang kedua

adalah dari tumbuhan dan atau lumut. Kita dapat memanfaatkan proses respirasi tumbuhan untuk
mendapatkan air. Caranya adalah selubungkan sebuah ranting dan daunnya dengan sebuah kantong
plastik yang ujungnya diikat. Penguapan dari daun akan menyebabkan timbul pengembunan pada
plastik bagian dalam. Pilih bagian daun yang sehat dan banyak daunnya. Pada lumut kita dapat
langsung menyerap air pada lumut dengan bahan yang mudah menyerap air seperti kain.

Sumber yang ketiga adalah embun.

Pada daerah yang memiliki iklim yang sangat ekstrim dimana sangat panas di siang hari dan sangat
dingin di malam hari, kita dapat menampung embun sangat banyak. Untuk mendapatkan air kita
dapat menggunakan kain, busa, ponco, plastik dan lain-lain.

Sumber yang keempat adalah tanaman rambat atau rotan

yang ada di hutan. Potonglah dengan pisau setinggi mungkin yang dapat dijangkau kemudian potong
juga bagian bawahnya yang dekat dengan tanah. Air yang menetes dari batang tersebut dapat
ditampung atau langsung diteteskan ke mulut.
Sumber yang kelima adalah air yang tertampung pada daun-daun

yang lebar, biasanya setelah hujan ataupun embun di pagi hari, pada ruas bambu dan pada bunga
kantong semar (Nephenthes sp) terdapat air. Untuk air yang dari kantung semar sebaiknya dimask
dulu karena sering terdapat serangga yang sudah mati dan berbau.

Sumber keenam adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah.

Dalam hal ini memanfaatkan uap air tanah yang ditahan kemudian ditampung kedalam suatu
tempat. Caranya adalah galilah tanah dengan kedalaman tertentu kemudian gelarkan plastik diatas
lubang tersebut kemudian ujungnya ditahan. Beri pemberat di bagian tengah plastik penutup lubang
hingga plastik agak masuk kedalam lubang. Sebelumnya telah diletakkan suatu wadah tepat dibagian
tengah pemberat hingga nantinya air akan menetes di wadah tersebut.

Sumber air yang tidak dapat langsung diminum.

Air yang menggenang. Walaupun kita kadang ragu akan kebersihannya, dalam keadaan darurat air
seperti ini masih dapat dimanfaatkan. Cara paling aman untuk memanfaatkan air itu adalah dengan
melakukan penyaringan.Air hasil galian di pantai dan atau sungai yang kering. Air tersebut harus
mengalami proses lanjutan yaitu dengan dimurnikan terlebih dahulu. Caranya adalah ukur jarak
sekitar 5 - 7 meter diatas air pasang untuk melakukan penggalian dengan cara membuat lubang
kecil. Air yang didapat dengan cara ini biasanya tidak mengandung garam. Sebagai catatan air yang
segar akan terletak diatas air yang asin dalam lubang galian tersebut. Air yang didapat dengan cara
ini walaupun agak payau akan tetapi aman untuk dikonsumsi. Apabila air masih terlalu payau maka
dapat dilakukan penggalian dengan penambahan jarak galian atau dilakukan penyaringan.

Cara penyaringan air.Pertama

penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan baju kaos yang berlapis. Lebih baik kaos yang
berwarna putih karena akan lebih jelas terlihat apabila kaos penyaring tersebut kotor dapat
dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penyaringan kembali.

Kedua.

Dengan cara melewatkan air kedalam bambu. Tabung bambu bagian dasar dilapisi dengan kerikil
dan ijuk atau bisa digunakan lapisan dedaunan kering dan rumput kering sebagai penyaringnya.
Perlu diingat juga bahwa cara membersihkan air dapat dilakukan dengan mengendapkan selama 24
jam. Untuk menjaga kebersihannya maka sebaiknya tempat pengendapan ditutup rapat.

“INGAT! APABILA INGIN MINUM AIR, ambillah sedikit demi sedikit/ isapan. Jangan langsung minum
sebanyak-banyak apabila menemukan air. Meminum sekaligus banyak hanya akan membuat muntah
seseorang yang sedang kekurangan cairan (dehydrasi) sehingga akan membuat keadaan menjadi
lebih parah.”
Tanda dari hewan ke sumber air.Hewan

bertulang belakang memerlukan air secara tetap. Hewan memamah biak biasanya hidup didekat air
dan akan selalu berusaha di dekat sumber air. Hewan ini memerlukan air setiap sore dan pagi hari,
bekas jejak hewan ini akan sangat jelas menuju ke lembah ke arah sumber air.

Burung

pemakan buah tidak akan jauh dari sumber air. Binatang ini minum pada pagi dan sore hari. Apabila
burung ini terbang langsung dan rendah maka itu tanda akan menuju air. Setelah minum burung
tersebut akan terbang dari pohon ke pohon dan sering beristirahat. Pastikanlah lintasan terbang
burung ini maka kemungkinan besar akan bertemu sumber air.

Serangga

sebagai tanda yang baik terutama lebah. Mereka bisa terbang sekitar 6,5 Km dari sarang tetapi tidak
mempunyai jadwal tetap mencari air. Semut sangat memerlukan air, sekumpulan semut yang
berbaris menuju pucuk pohon untuk mengambil air yang terperangkap di sana. Seringkali
penampungan air ini satu-satunya didaerah yang kering.

Api.

“Kecil jadi sahabat besar jadi musuh” itulah api. Perapian merupakan hal penting yang harus kita
pelajari dalam survival. Fungsi api dalam survival diantaranya sebagai penghangat tubuh,
penerangan, menjauhkan hewan berbahaya, memasak, memberi tanda-tanda atau kode dll. Bila
mempunyai bahan membuat api yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar.
Tapi buatlah api yang kecil beberapa buah hal ini lebih baik dan memberi panas yang lebih merata.
Teknik membuat api tampa korek api.

A.Dengan lensa

B. Dengan bordi

C. Dengan 2 batang kayu

D.Dengan 2 buah batu

Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga
suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang. Binatang
buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya. Bila mempunyai bahan
membuat api yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar. Tapi buatlah api
yang kecil beberapa buah hal ini lebih baik dan memberi panas yang lebih merata. Membuat
perapian merupakan salah satu teknik hidup di alam bebas yang sangat penting terutama dalam
kondisi survival. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari membuat perapian. Memasak,
menghangatkan badan serta menjauhkan kita dari binatang merupakan bagian darinya. Selain itu
perapian juga memberikan suatu efek psikologi yang besar. Kita akan merasa tenang dan nyaman
jika berada di dekatnya. Namun semakin besar perapian, pengawasannya juga harus lebih ketat
karena kemungkinan terjadi kebakaran menjadi semakin besar juga. Selain itu kita dituntut untuk
sebijaksana mungkin memilih bahan-bahan kayu yang diperlukan. Selain membuat perapian dalam
tungku (hawu) di rumahnya, beberapa penduduk Cihanjawar yang punya kebiasaan berburu dan
melewatkan beberapa hari di dalam hutan, memiliki teknik membuat api dan perapian. Mungkin
bagi masyarakat Cihanjawar sendiri, membuat perapian seperti ini tentulah merupakan kebiasaan
sehari-hari bagi mereka dan tidak ada yang menarik. Dari beberapa kali pengamatan, mereka
ternyata telah melakukan prinsip-prinsip dasar dalam membuat suatu perapian yang baik. Namun,
terlebih dulu kita harus kembali mengingat tiga unsur penting dalam membuat suatu perapian, yaitu
panas, bahan bakar dan udara. Setelah ketiga hal ini terpenuhi maka unsur penyusunan bahan bakar
perapian menjadi hal yang sangat penting. Selalu persiapkan terlebih dahulu bahan bakar yang
cukup. Pisahkanlah bahan ini berdasarkan ukurannya. Pisahkan ranting-ranting kecil dengan ranting
yang agak besar dan batang kayu yang besar. Jika kayunya agak lembab ataupun basah, sisiklah
terlebih dahulu bagian yang basah atau bisa juga dengan membuat cacahan-cacahan pada
batangnya sehingga menyerupai bunga-bunga kayu.

UNTUK URUTAN GAMBAR TOTORIAL MUNGKIN SUATU SA'AT SAYA BERIKAN..OKKKK

Urutan kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Siapkan bahan bakar yang cukup, ambilah sebatang kayu yang berukuran sedang sebagai tumpuan
bawah

b. Lalu dapat dipalangkan dua buah kayu yang juga berukuran sedang Jangan sampai jarak antara
tanah dengan kayu kedua terlalu tinggi sehingga menyulitkan panas api (pembakaran) sampai ke
atas. Hal ini akan mengakibatkan kayu yang diatas sulit terbakar dan menjadi bara sedangkan kayu
yang telah menjadi bara dibawah akan cepat habis jika tidak diberi “umpan” lagi.

c. Susun lagi ranting-ranting kecil dengan memalangkannya di atas kedua kayu yang dibuat diatas,
Pastikan ranting-ranting ini tidak mudah terjatuh/menggelincir ke bawah. Oleh karena itu usahakan
kedua palang kayu tersebut tidak terlalu miring.

d. Susunlah ranting-ranting yang paling kecil sehingga api yang muncul dapat dengan mudah
membakar ranting tersebut. Jangan menumpuk ranting secara berlebihan

e. Nyalakan api dengan bantuan korek, atau pemantik (dalam bahasan ini memang kita tidak akan
membicarakan bagaimana membuat api dengan metoda-metoda yang ada tapi lebih mengarah pada
pembuatan perapian) di bagian paling dasar. Gunakan bantuan daun-daun kering atau plastik
sampah.

f. Jika api sudah menjilat ranting-ranting yang paling kecil, tetap lakukan perautan kayu menjadi
bagian-bagian yang kecil dan digunakan sebagai umpan. Usahakan agar lidah api membakar ranting
atau daun kering untuk memperbesar nyala api.

g. Apabila ranting terlalu ke sisi (sehingga tidak terbakar), pindahkanlah ke bagian yang “terjilat”oleh
lidah api.h. Terus tumpuk ranting-ranting kayu sambil tetap memberi lubang sebagai sirkulasi udarai.
Perhatikan jarak antara sumber api dengan ranting/kayu yang dibakarnya. Jangan terlalu jauh dan
juga jangan sangat berdekatan.

Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api
terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan
merata.1.Dengan lensa / Kaca pembesarFokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan
yang mudah terbakar.2.Gesekan kayu dengan kayu. Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya
dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan
penyala, sehingga terbakar3.Busur dan gurdiBuatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali
sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan
penyala agar mudah tebakar.Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa,
atau daun arenDalam menyalakan api khususnya didaerah yang lembab, persiapkan tipe bahan
sebagai berikut;

a. Tinder (penyala),

material kering yang akan menyala dengan panas atau suatu percikan api.

b. Kindling (pemancing),

material yang sudah disiapkan dan gampang menyala yang akan ditambahkan setelah bahan tinder
menyala.

c. Fuel (bahan bakar),

material ini diperlukan saat api sudah menyala besar dan baru dibutuhkan bahan pembakar yang
agak besar dan terbakar secara pelahan-lahan.Untuk daerah yang lembab (hutan hujan tropis)
seperti kebanyakan hutan di Indonesia cara efisien dan efiktif adalah menggunakan korek api dan
lilin agar tidak cepat mati. Akan tetapi apabila tidak korek api, ada beberapa cara yang dapat dicoba.
Tetapi ingat cara ini memerlukan ketekunan dan kesabaran. Cara-cara yang dapat dilakukan
diantaranya;a. Menggunakan lensa / kaca pembesar / lupb. Mengesekan kayu/bambu dengan
kayu/bambu (keduanya harus kering)c. mengesekkan pisau dengan batu dan atau batu dengan
batu.Tapi ingat, ketiga cara diatas tidak direkomendasikan di hutan yang lembab (Indonesia). Oleh
karena itu bawalah selalu SURVIVAL KIT dalam setiap perjalanan. Setelah dapat membuat api maka
pengetahuan memasak dalam survival juga perlu untuk dipelajari. Memasak dalam survival adalah
memberikan perlakuan terhadap bahan yang tersedia di alam untuk dimanfaatkan (dimakan).
Tujuan dari memasak diantaranya; mengadakan sterilisasi, membuat bahan makanan agar mudah
dicerna, menambah kenikmatan, dan lain-lain.Apabila kita membawa peralatan memasak lengkap
tentu tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi apabila peralatan kita minim atau bahkan tidak
membawa peralatan masak kita bisa menggunakan fasilitas dari alam sebagai sarana. Cara memasak
tersebut diantaranya;a. Memasak dengan menggunakan kaleng bekas, pastikan kaleng yang akan
kita gunakan bersih.b. Dengan menggunakan bambu, ambillah batang bambu yang masih muda /
masih hidup. Potong sesuai ukuran yang diperlukan. Masukkan beras atau bahan makanan dalam
lubang bambu kalau perlu tambah air. Masukkan bambu tersebut ke dalam bara api.c. Memasak
dengan menggali lubang di tanah, buatlah lubang di tanah secukupnya. Lalu daun tersebut dialasi
dengan daun yang lebar yang bisa menahan air. Masukkan beras yang telah di cuci dan direndam
beberapa saat ke lubang tersebut. Tutup dengan daun yang telah kita sediakan, selanjutnya tutup
kembali dengan tanah. Buat api unggun diatasnya yang tidak terlalu besar tetapi menyala dengan
konstan. Tunggu beberapa saat, lalu kita buka lubang tadi dan selanjutnya nasi siap untuk
dimakan.d. Memasak dengan menggunakan kelapa muda, ambil buah kelapa yang masih muda. Lalu
kupas ujung bagian atasnya yang berfungsi sebagai lubang. Masukkan beras yang kita cuci kedalam
buah kelapa tadi. Masukkan buah kelapa yang telah diisi beras tersebut kedalam bara api, tunggu
dan beberapa saat sampai nasi matang.Banyak fasilitas dari alam yang dapat kita gunakan sebagai
sarana memasak. Hal ini tergantung pada kreatifitas dari survivor

Etika Membuat Perapian

Terkadang membuat perapian menjadi suatu perdebatan di kalangan penggiat alam terbuka dan
pemerhati lingkungan. Beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian dalam membuat perapian
adalah:1. Buatlah perapian yang secukupnya, tidak terlalu besar dan membutuhkan bahan bakar
kayu yang banyak, sesuaikan dengan maksud kita membuat perapian.2. Jangan menebang kayu
sembarangan! Walaupun terkadang hal ini sangat kontradiktif dengan pembuatan perapian, bukan
berarti membuat suatu perapian dilarang sama sekali. Yang diperlukan adalah kebijaksanaan kita
saat membuat dan menggunakannya. Pilihlah kayu yang telah tumbang ataupun mati yang cukup
kering/tidak mengandung banyak air. Cukup banyak ranting-ranting yang telah mati di dalam hutan
dan dapat digunakan daripada melakukan penebangan. Daun-daun kering juga dapat dipergunakan
sebagai “pemancing” dalam membuat perapian.3. Pastikan perapian yang akan dipadamkan benar-
benar telah mati/padam. Setelah itu dikubur dalam tanah. Perhatikan bagian dasar dari perapian
terbuat dari gambut, tanah, atau akar-akar kayu yang menumpuk. Sebaiknya membuat api di atas
tanah karena akar ataupun gambut dapat terbakar secara menjalar di lapisan bawah tanpa terlihat
oleh kita.

“Membakar hutan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menanam pohon”.

Bivak

Bivak adalah tempat perlindungan sementara dari dalam keadaan kritis atau darurat dalam suatu
perjalanan atau pengembaraan. Tujuan membuat perlindungan adalah nyaman dalam keadaan
darurat untuk melindungi dari faktor alam dan lingkungan.

hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan bivak:

•Usahakan dirikan bivak di daerah yang datar

•Perhatikan arah mata angin

•Bagian yang berlubang pada bivak letakan dalam posisi bersilang dengan arah mata angin

•Jangan mendirikan bivak di daerah yang cekungJangan mendirikan bivak di dekat aliran sungai, tapi
harus dekat dengan sumber air.

•Jangan dirikan bivak di dekat pohon yang sudah mati walaupun ia masih berdiri tegak
•Bivak jangan sampai bocor

•Jangan telalu merusak alam sekitar

•Terlindung langsung dari angin

•Bukan berada dilintasan binatang buas ada beberapa macam bahan pembuatan bivak.Secara garis
besar di bagi menjadi 2 YAITU

1.bivak alam : pohon (pucuk), daun-daun, gua (lubang)

2.bivak moderen (ponco) jenis-jenis bivak yang dapat dibuat :

1. Bivak standart adalah bivak yang dengan tali diikat dan di rentangkan antara dua pohon pada
sisisnya kemudian di atasnya ditaruh parasut.

2.Bivak sisi terbuka yaitu dengan cara meronpakkan batang-batang kayu dan daun-daun pada sisinya
yag masih terbuka di atasnya. Daun-daun, ranting-ranting kecil di gunakan agar bivak hangat.

Jebakan ( Trap )

Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah keahlian
membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang untuk diambil dagingnya
untuk dimakan. Membuat trap kadangkala memerlukan bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan
sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kit. Dalam pembuatan
trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal di daerah itu. Dengan
mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis trap apa yang akan
dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan sia-sia jika binatang yang telah terperangkap dapat
meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi
mempunyai kekuatan yang baik.Untuk mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita
memerlukan peralatan atau membuat peralatan sebagai berikut ;•

Tali,

adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu atau sebagai alat bantu
dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu
tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan.•

Pisau,

dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahan kaca, tulang binatang atau
batuan yang diruncingkan

• Memancing,

untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan mata kail dibuat
dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang•

Racun
. Selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah
pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai dapat
dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang
banyak mengandung ikan.•

Senjata,

dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan diri atau
berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa cara diantaranya dengan memakai tongkat
kayu, bambu runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri
dari bahan yang tersedia.•

Jerat,/Jebakan dan Jaring

. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap khewan dalam kadaan survival, paling praktis
adalah dengan membuat jerat khewan, jenis jerat bermacam macam tergantung jenis serta ukuran
khewan yang akan ditangkap. Jebakan diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia
kecil akan terjebak di dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam mengambil
tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular berbisa.Jerat yang aman dalam artian, hewan
yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalah dengan membuat jerat kaki, hewan yang
menginjak jebakan akan terjerat kakinya.Untuk jenis burung atau dapat menggunakan jaring yang
dipasang diantara dua pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbang akan tersangkut di
jaring sehingga mudah untuk ditangkap.

Aturan dalam membuat perangkap:

1. hindari terlalu mencemari lingkungan, jangan pernah meninggalkan tanda-tanda pernah berada di
sana.2. hilangka segala bau-bauan, peganglah perangkap sesdikit mungkin, jika bisa gunakan sarung
tangan. Hilangkan bau manusia pada perangkap dengan cara mengasapi bahan-bahan perangkap
dengan asap api.3. kamuflase, samarkan bekas potongan yang baru pada kayu yang digunakan
sebagai perangkap dengan lumpur. Tutupi tali atau kawat perangkap yang di tanah agar terlihat
lebih alami.4. buatlah dengan kuat, binatang yang terperangkap akan berjuang untuk hidupnya.
Setiap bagian yang lemah dari perangkap akan segera rusak.19

Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan trap tergantung kepada kreasi
survivor. Kita akan membahas lima jenis trap yang sering digunakan.

1. Trap Menggantung (Hanging Snare)

Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :a) Kelenturan dahan pohon.b) Patok
yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.c) Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon
yang lentur dengan patok, sehingga apabila laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan
pohon akan menarik, hingga akhirnya tali akan menjerat.Perangkap ini ditujukan untuk menangkap
binatang yang cukup besar seperti : kelinci, ayam, bebek, dan lain lain.

2. Trap Tali Sederhana


Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap tali sederhana
yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi umpan diikatkan pada
dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah terjerat, tidak bisa pergi kemana-
mana lagi.

3. Trap Lubang Penjerat

Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang. Perangkap ini terdiri
dari :a) Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar.b) Lubang
perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang akan ditangkap. Mulut lubang
disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di atas dedaunan tersebut.c) Diberi umpan di atas
dedaunan, ditengah laso.

4. Trap Menimpa

Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah perangkap menimpa.
Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih. Model ini dikenal dengan nama Deadfall
Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan perangkap ini adalah :

a) Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang.b) Kayu pohon
penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan jika salah satu tersenggol, maka
yang lain akan jatuh dan menimpa.c) Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang
dan apabila tergerak, maka kayu pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan
jatuh menimpa.

5. Kombinasi Trap Lubang dengan Trap Menimpa.

Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan perangkap menimpa. Perangkap
ini terdiri dari :a) Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.b) Kayu pohon yang saling
menopang.c) Umpan.d) Lubang perangkap lengkap dengan samarannya.Cara kerjanya hampir sama
dengan trap menimpa, tetapi ketika mangsa tertimpa batang, ia akan langsung masuk ke lubang

Bila Tersesat

Dalam melakukan perjalanan (darat, laut, maupun udara) kita berharap selamat sampai tujuan. Oleh
karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang, kemungkinan hal-hal yang tidak kita inginkan
dapat terjadi misalnya tersesat. Faktor yang menyebabkan diantaranya faktor alam dan faktor
manusianya sendiri. Dalam keadaan seperti ini ada pedoman yang harus diingat yaitu STOP yang
merupakan kependekan dari:S = Stop/siting, berhenti dan istirahatlah kalau perlu sambil duduk.
Usahakan menenangkan pikiran dan JANGAN PANIK!.T = Thinking, gunakan akal sehat dan selalu
sadar akan keadaan yang sedang dihadapi. O = Observe, amati keadaan sekitar, tentukan arah,
manfaatkan alat-alat yang ada dan hindari hal-hal yang tidak perlu.P = Planning, buat rencana untuk
mengatasi masalah. Jangan lupa pikirkan konsekuensinya bila sudah memutuskan apa yang akan
dilakukan.Walau tidak tentu diharapkan, suatu keadaan yang buruk dalam sebuah perjalanan bisa
terjadi pada siapa saja. Pesawat terbang yang mengalami kerusakan mesin dan harus mendarat
darurat atau perahu yang tiba-tiba karam karena gelombang adalah resiko yang harus
dipertimbangkan. Nasihat pertama dari para ahli, dalam situasi darurat sebaiknya kita tidak panik.
Ada yang menggangap ini cuma teori, saat membaca petunjuk menghadapi kondisi darurat (seperti
di Makalah ini) atau sewaktu latihan menghadapinya. Tapi bagaimana saat berhadapan dengan
kejadian sesunggunnya? Siapapun dia, tetap bisa mengalami ketakutan dan panik pada
awalnya.Sebuah teori bertahan hidup di alam bebas menyatakan, yang lebih berbahaya dari sebuah
ketakutan adalah kepanikan. Boleh percaya, panik dalam kondisi darurat justru 22

akan membuat anda lebih cepat pergi ke surga. Nah mengingat teori ini, mudah-mudahan kita akan
lebih tenang jika suatu saat bertemu situasi darurat. Dalam peristiwa kecelakaan, tak jarang tim
penyelamat butuh waktu cukup lama dalam melakukan pencariaan korban. Tim SAR yang terlatih
sekalipun bahkan harus terbagi atas beberapa kelompok dan melakukan pencarian melalui udara,
darat, atau air sekaligus. Area pencarian yang luas dan beratnya kondisi alam kadang membuat tim
SAR harus bekerja berhari-hari, bahkan dalam hitungan minggu, ” padahal setiap detik sangat
berharga bagi nyawa korban”. Tak ada pilihan, sementara menunggu penyelamatan, korban harus
bisa bertahan hidup dalam kondisi minim. Gunakan semua persiapan perbekalanbertahan hidup
sebijaksana mungkin, mengingat datangnya bantuan tak bisa di perkirakan. Air minum, makanan,
korek api, atau energi baterai, adalah barang-barang vital namun terbatas. Buat jadwal dalam
pemakaiannya dengan prinsip: ”bantuan belum akan datang esok hari”. Pilihan lain yaitu bertahan
hidup dengan memanfaatkan kondisi alam sekitar. Hidup mengandalkan alam sekitar sebenarnya
tidak seburuk yang diduga banyak orang, hanya mungkin tidak terbiasa. Dalam kondisi yang
memungkinkan, orang dapat bertahan hidup 3 – 5 hari tanpa air, dan 20 – 30 hari tanpa makan. Jadi
masih ada waktu untuk bertahan bisa bertahan hidup bukan?

SURVIVAL 1

Mengapa orang yang tersesat di hutan mati ? Karena dia putus asa. Ya, putus asa membuatnya tidak
mau berusaha mencari jalan. Putus asa juga membuatnya diselubungi prasangka buruk. Putus asa
membuat dia mati sebelum berusaha.

Kita juga akan merasa mati, tidak berkembang, patah harapan dan hilang semangat karena putus
asa. Putus asa mematikan seluruh potensi yang sebenarnya sangat besar yang ada pada diri kita.
Karena itu, Tuhan pun sangat melaknat orang yang berputus asa, seperti Dia melaknat orang yang
bunuh diri. Ya, bunuh diri adalah puncak keputus asaan.

SURVIVAL 2

Mengapa orang yg berjalan di belantara rimba bisa tersesat? Karena dia merasa sudah banyak tahu
dan paling tahu, padahal rimba banyak menyimpan misteri.

Merasa banyak tahu dan paling tahu sebagai wujud merendahkan kondisi yang ada di sekitarnya.
Banyak orang yang kemudian terjebak oleh perasaan banyak tahu dan paling tahu sehingga kurang
persiapan dan menganggap sepele tantangan yang ada.
Kurangnya persiapan membuat kondisi yang tidak diperhitungkan menjadikan dia “tersesat” dan
gagal. Sikap paling tahu pulalah yang menyebabkan orang menyepelekan orang lain atau
kondisi/lingkungan yang padahal dia tidak memahaminya. Ya sikap merasa banyak tahu da paling
tahu benar-benar menyesatkan, tidak hanya diri sendiri tapi juga orang lain

SURVIVAL 3

Mengapa orang yang 5 hari tersesat di hutan sendirian tanpa bekal masih bisa bertahan hidup?
Karena ia mengerahkan semua kemampuannya (makan dedaunan, berlindung di gua kecil dekat
aliran sungai dan terus berdoa) untuk bertahan hidup meski tanpa tahu apakah ada yang
menemukannya atau tidak.

Lima hari bukanlah waktu yang singkat bagi seseorang yang hilang di gunung dan hutan. Namun
ketidakputusasaan dia membuatnya bertahan hidup. Dia mengerahkan seluruh kempuannya dan
membuang rasa putus asa dalam dirinya. Namun yang paling berperan dalam menyelamatkan dia,
yaitu rasa berserah dirinya pada Tuhan dengan cara terus berdoa.

Ya, dia yakin doa akan mengantarkan keinginannya untuk selamat pada Yang Maha Pemberi
Petunjuk. Siapa yang tidak akan selamat bila yang membimbing dan menaungi kita adalah Sang
Maha Pemberi Petunjuk.

SURVIVAL 2

Definisi Survival

Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut
versi pencinta alam.

S : Sadar dalam keadaan gawat darurat

U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah

R : Rasa takut dan putus asa hilangkan

V : Vitalitas tingkatkan

I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya

V : Variasi alam bisa dimanfaatkan

A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya

L : Lancar, slaman, slumun, slamet


Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival ini, agar dapat membantu
anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang
artinya :

S : Stop & seating / berhenti dan duduklah

T : Thingking / berpikirlah

O : Observe / amati keadaan sekitar

P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

Mengapa Ada Survival

Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang
dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :

Keadaan alam (cuaca dan medan)

Teknik Survival Di Hutan

Kegiatan di alam bebas adalah kegiatan yang bersifat menyenangkan, karena kita bisa melihat,
menikmati, mengagumi dan belajar mengenai alam ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Alasan
melakukan kegiatan di alam bebas antara lain sebagai sarana olahraga (sport) , kegemaran (hobby),
pendidikan (education), penelitian (research), pelatihan (training) atau sekedar bersantai
(refreshing) menikmati keindahan alam. Kegiatan ini sangat beragam tergantung tujuannya, antara
lain mendaki gunung (hiking), panjat tebing (rock climbing), penelusuran gua (caving), arung jeram
(rafting), menyelam (diving), selancar (surfing) atau praktek/praktikum lapangan di alam bebas.

Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan di alam bebas adalah persiapan dan
perencanaan kegiatan yang matang, meliputi persiapan alat/perlengkapan, kesehatan dan kondisi
fisik, biaya selama kegiatan dan data informasi mengenai lokasi, jalur, medan serta cuaca.
Kemanapun lokasi yang kita tuju, apapun jenis medan yang dilalui, seberapa buruknya cuaca yang
dihadapi atau seberapa besar hambatan yang datang, bukanlah suatu masalah yang berarti jika
dibekali dengan persiapan dan perencanaan yang matang. Sebaliknya bila tidak dipersiapkan dan
direncanakan secara matang, maka akan menyebabkan kondisi darurat, sehingga memaksa kita
harus bertahan hidup (survival) sebelum mendapatkan pertolongan atau keluar dari situasi dan
kondisi yang tidak diharapkan tersebut. Pengetahuan tentang survival sangat diperlukan bagi orang
yang biasa beraktivitas di alam bebas sebagai “senjata” yang bisa digunakan pada saat terdesak
menghadapi kondisi darurat.

PERSIAPAN DAN PERENCANAAN KEGIATAN

Persiapan dan perencanaan kegiatan di alam bebas harus disesuaikan dengan jenis dan tujuan
kegiatan yang akan dilakukan. Dengan persiapan dan perencanaan yang matang akan mengurangi
resiko buruk yang mungkin timbul selama kegiatan, antara lain iklim/cuaca yang ekstrim, medan
yang sulit dilewati atau sumber air yang kurang. Kondisi-kondisi tersebut harus diantisipasi sedini
mungkin dengan persiapan fisik, mental, keterampilan (skill) dan data informasi. Sebelum melakukan
kegiatan di alam bebas harus mempersiapkan dan merencanakan kegiatan dengan baik terutama
informasi jalur, medan dan cuaca, kesehatan dan kondisi fisik, biaya perjalanan, kelengkapan
identitas diri serta perlengkapan pakaian dan logistik.

Perencanaan kegiatan akan mempermudah mengorganisir kegiatan yang akan dilakukan, dengan
mengeliminasi kemungkinan resiko buruk yang mungkin terjadi.

Perencanaan tersebut harus berdasar kepada “Pedoman 5 W +

1 H” yaitu Who, What, Why, When, Where dan How.

1. Who, siapa yang mengadakan kegiatan, dengan siapa kita pergi, siapa yang jadi pemimpin (leader)
dan siapa yang paling berpengalaman di lapangan.

2. What, apa jenis kegiatannya, apa tujuannya, apa hambatannya, apa yang akan dilakukan dan
perlengkapan apa yang harus dibawa.

3. Why, mengapa kita harus ikut dan mengapa memilih kegiatan tersebut.

4. When, kapan kegiatannya, berapa lama waktunya, siang atau malam dan pada musim apa
kegiatan tersebut dilakukan.

5. Where, dimana tempat kegiatannya, dimana tempat mencari bantuan terdekat.

6. How, bagaimana mencapai lokasi kegiatan dan bagaimana menghadapi resiko buruk yang
mungkin terjadi.

Dari semua persiapan yang dilakukan, ada satu hal yang paling penting untuk diperhatikan yaitu
pengetahuan mengenai diri sendiri terutama daya fisik dan mentalnya. Usaha lain untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan adalah memberitahukan segala rencana kegiatan kita
secara rinci kepada orang lain termasuk perubahan rencana di tengan jalan dengan menuliskan pada
secarik kertas yang dibungkus plastik dan ditempelkan di pohon atau menyampaikan kepada
pendaki lain.

PERLENGKAPAN DAN PENGEPAKAN (PACKING)

Perlengkapan yang harus dipersiapkan tergantung kepada kebutuhan, tujuan, jenis dan lamanya
kegiatan. Perlengkapan yang terlalu banyak akan membuat tidak efektif dan efisien, sedangkan
perlengkapan yang terlalu sedikit tidak bisa memenuhi kebutuhan selama kegiatan. perlengkapan
yang diperlukan dalam kegiatan di alam bebas terdiri dari perlengkapan pribadi, perlengkapan
kelompok dan perlengkapan teknis.

1. Perlengkapan Pribadi

Perlengkapan pribadi adalah barang-barang perlengkapan untuk memenuhi semua kebutuhan


pribadi tanpa mengandalkan orang lain, yaitu:

1. Sepatu (harus kuat, lentur, aman/safety , nyaman, anti selip) dan kaos kaki (cukup tebal, kuat,
nyaman dan terbuat dari wol atau sintetis)

2. Pakaian lapangan (nyaman, tahan lama, cepat kering, melindungi tubuh dari berbagai kondisi
lingkungan dan terbuat dari polyester atau polypropilena atau memenuhi 3 W yaitu wicking,
warmth, water/wind proofing)

3. Tas/ransel (kokoh, bahannya kuat, tahan air dan mempunyai sabuk pinggang untuk mengurangi
goyangan ransel)

4. Ponco/rain coat

5. Perlengkapan tidur (bersih, kering, hangat dan nyaman terdiri dari pakaian tidur, matras, kantong
tidur/sleeping bag dan jaket/sweater)

6. Perlengkapan mandi (handuk, sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi dan shampo)

7. Air minum dan makanan (harus cukup kualitas dan kuantitasnya)

8. Alat navigasi (kompas, peta, altimeter dan GPS=Global Positioning System)

9. Alat tulis (ballpoint, buku dan pensil)

10. Perlengkapan penunjang (menunjang kegiatan yang dilakukan, seperti HT (handy talkie), HP
(hand phone), pelindung pacet/gaithers, kelambu dan lainnya)

11. Survival kit yang terdiri dari pisau serbaguna, alat pancing, jarum jahit, benang, tali jerat, gunting,
cermin, peluit, kompas, ketapel, karet, lup, peniti, korek api dalam kemasan kedap air, makanan
berkalori tinggi, senter, obat-obatan, radio komunikasi dan balon.

2. Perlengkapan Kelompok

Perlengkapan kelompok adalah barang-barang perlengkapan yang dibawa untuk memenuhi


kebutuhan semua anggota kelompok, yaitu tenda, obat-obatan P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaaan), peralatan masak dan makan, golok serta tali.

3. Perlengkapan Teknis
Perlengkapan teknis adalah perlengkapan yang digunakan untuk beraktivitas di alam bebas,
tergantung jenis dan tujuan kegiatan. Perlengkapan kegiatan hiking berbeda dengan kegiatan caving,
begitu juga dengan kegiatan yang lainnya.

4. Packing

Packing adalah pengepakan barang-barang yang sudah terdata dan pasti akan dimasukkan ke dalam
ransel. Packing akan memudahkan pengambilan barang saat diperlukan, membagi titik berat pada
ransel dan menjaga keseimbangan ransel sehingga tidak terlalu berat jika dibawa.

Prinsip packing adalah barang yang berat diletakkan di bagian atas ransel dan sedekat mungkin ke
bagian tubuh, menempatkan barang yang penting dan sering digunakan pada tempat yang mudah
dijangkau serta mengelompokkan barang-barang dan melindunginya dengan membungkusnya
dalam plastik (trash bag). Prinsip memanfaatkan ruangan yang ada di dalam ransel seefisien
mungkin.

Buatlah daftar barang (checklist) dan periksa kembali pada saat barang dimasukkan ke ransel, untuk
menghindari adanya barang yang tertinggal. Checklist merupakan petunjuk yang dapat membuat
suatu prosedur yang teratur dan membangkitkan kepercayaan diri kepada pemula.

NAVIGASI DARAT

Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan atau di peta.
Navigasi terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang umum digunakan adalah
navigasi darat. Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu
tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta bentang alam dari bumi
dengan bantuan minimal peta dan kompas. Pekerjaan navigasi darat di lapangan secara mendasar
adalah titik awal perjalanan (intersection dan resection), tanda medan, arah kompas, menaksir jarak,
orientasi medan dan resection, perubahan kondisi medan dan mengetahui ketinggian suatu tempat.

1. Alat-alat navigasi terdiri dari:

1. Kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berdasarkan sifat magnetik kutub bumi.
Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N (north = utara), S (south = selatan), E (east =
timur) dan W (west = barat), serta arah mata angin lainnya yaitu NE (north east = timur laut), SE
(south east = tenggara), SW (south west = barat daya) dan NW (north west = barat laut). Jenis
kompas yang umum digunakan adalah kompas sylva, kompas orientasi dan kompas bidik/prisma.

2. Altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan perbedaan
tekanan udara.
3. Peta adalah gambaran sebagian/seluruh permukaan bumi dalam bentuk dua dimensi dengan
perbandingan skala tertentu.

4. Jenis-jenis peta terdiri dari peta teknis, peta topografi dan peta ikhtisar/geografi/wilayah. Bagian-
bagian peta antara lain judul, nomor, koordinat, skala, kontur, tahun pembuatan, legenda dan
deklinasi magnetis.

5. GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio-navigasi global yang terdiri dari beberapa
satelit dan stasiun bumi. Fungsinya adalah menentukan lokasi, navigasi (menentukan satu lokasi
menuju lokasi lain), tracking (memonitor pergerakan seseorang/benda), membuat peta di seluruh
permukaan bumi dan menentukan waktu yang tepat di tempat manapun.

2. Menentukan arah tanpa alat navigasi

selain menggunakan alat-alat navigasi, kita juga dapat menentukan arah mata angin dengan tanda-
tanda alam dan buatan, yaitu:

1. Tanda-tanda alam yaitu matahari, bulan dan rasi bintang

2. Tanda-tanda buatan yaitu masjid, kuburan dan membuat kompas sendiri dari jarum/silet yang
bermagnet dan diletakkan di atas permukaan air

3. Flora dan fauna:

* Tajuk pohon yang lebih lebat biasanya berada di sebelah barat

* Lumut-lumutan Parmelia sp. dan Politrichum sp. biasanya hidup lebih baik (lebat) pada bagian
barat pohon

* Tumbuhan pandan hutan biasanya cenderung condong ke arah timur

* Sarang semut/serangga biasanya terletak di sebelah barat pepohonan

3. Mencegah dan menanggulangi keadaan tersesat

Tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak mengetahui posisi yang sebenarnya dan arah yang akan
dituju. Hal tersebut biasanya disebabkan karena berjalan pada malam hari, tidak cukup sering
menggunakan peta dan kompas dalam perjalanannya, tidak tahu

titik awal pemberangkatan di peta dan melakukan potong kompas.

hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tersesat antara lain:

* Selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai tujuan perjalanan,
lamanya dan jumlah anggota yang ikut
* Selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yang dimiliki

* Tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiap persimpangan

* Perhatikan objek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai atau gunung

* Pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur tersebut jika dilihat dari
arah berlawanan

* Pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawa

* Gunakanlah kompas sebelum tersesat

* Belajar membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angin

* Jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada pemimpin.

Pedoman yang bisa digunakan apabila tersesat adalah S T O P, yaitu:

S = Seating, berhenti dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikan

T = Thinking, berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapi

O = Observation, melakukan pengamatan/observasi medan di lokasi sekitar, kemudian tentukan


arah dan tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dihindari

P = Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah memutuskan sesuatu yang
akan anda lakukan

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah:

1. Membuat tempat berlindung (shelter) dari bahaya atau cuaca buruk

2. Tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan

3. Orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi/memanjat pohon

4. Gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam

5. Buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya dengan tulisan,
peluit, asap, sinar atau berteriak

6. Tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapun

7. Memanfaatkan situasi dengan menunggu bala bantuan, mencari makanan, mencari air dan
lainnya.

Survival berasal dari kata survive yang berarti bertahan hidup. Survival adalah berusaha
mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapatkan pertolongan.
survival adalah suatu kondisi dimana seseorang/kelompok orang dari suatu kehidupan normal
(masih sebagaimana direncanakan) baik tiba-tiba atau tanpa disadari masuk ke dalam situasi tidak
normal (di luar garis rencananya). Orang yang melakukan survival disebut survivor. Survival yang
biasa dilakukan yaitu di hutan/alam bebas sehingga disebut juga jungle survival. Survival terjadi
karena adanya kondisi darurat yang disebabkan alam, kecelakaan, gangguan satwa atau kondisi
lainnya.

Setiap huruf dari kata survival merupakan singkatan dari langkah-langkah yang ahrus kita ingat dan
lakukan yaitu:

S : Size up the situation

U : Undue haste makes waste

R : Remember where you are

V : Vanguish fear and panic

I : Improve

V : Value living

A : Act like the native

L : Learn basic skill

Secara umum aspek-aspek dalam kondisi survival dibagi tiga yang saling mempengaruhi dan
berkaitan yaitu aspek psikologis (panik, takut, cemas, sepi, bingung, tertekan, bosan), aspek fisiologis
(sakit, lapar, haus, luka, lelah) dan aspek lingkungan (panas, dingin, kering, hujan).

1. Komponen pokok survival terdiri atas:

* Sikap mental berupa hati yang kuat untuk bertahan hidup, mengutamakan akal sehat, berpikir
jernih dan optimis

* Kondisi fisik yang fit dan kuat

* Tingkat pengetahuan dan keterampilan

* Pengalaman dan latihan

* Perlengkapan berupa survival kit.

2. Langkah-langkah survival

* Jika tersesat lakukan tindakan pedoman STOP (Seating, Thinking, Observation, dan Planning)

* Lakukan pembagian tugas kepada anggota kelompok

* Tetap berusaha mencari pertolongan

* Hemat terhadap penggunaan makanan, minuman dan tenaga

* Hindari dan jauhi masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu dari diri sendiri, orang lain dan
alam.
3. Kebutuhan dasar survival

a. Air

Syarat-syarat fisik air bersih yang layak untuk diminum adalah tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau. Sumber air antara lain mata air, sungai, air hujan, embun, tumbuhan (rotan, pisang, lumut,
akar gantung, kantung semar), hasil kondensasi tumbuhan dan air galian tanah.

b. Makanan

Saat sumber makanan yang dibawa semakin berkurang, kita dapat

memanfaatkan sumber makanan dari alam berupa flora (tumbuhan) dan fauna

(hewan). Bagian tumbuhan yang dapat dimakan adalah buah, batang, daun dan akar

(umbi).

Hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tumbuhan:

* Hindari tumbuhan berwarna mencolok

* Hindari tumbuhan bergetah putih, kecuali yang sudah dikenal aman dimakan

* Mencoba mencicipi sedikit atau mengoleskan ke kulit. Biasanya tumbuhan yang berbahaya akan
menimbulkan efek gatal, merah dan panas pada tubuh.

* Variasikan makanan yang dimakan untuk menghindari akumulasi zat yang mungkin buruk bagi
kesehatan

* Jangan memakan tumbuhan yang meragukan untuk dimakan.

* Hampir semua unggas dan ikan dapat dijadikan sumber makanan, begitu juga dengan beberapa
jenis serangga, reptil dan mamalia. Kendala utama untuk mendapatkan hewan-hewan liar tersebut
adalah cara menangkapnya. Oleh karena itu perlu membuat perangkap (trap) untuk mempermudah
menangkap hewan liar tersebut.

c. Shelter

Shelter adalah tempat perlindungan sementara yang dapat memberikan kenyamanan dan
melindungi dari keadaan panas, dingin, hujan dan angin. Shelter dapat menggunakan alam yang ada
seperti gua, lubang pohon dan celah di batu besar. Selain itu dapat dibuat dari tenda, plastik dan
ponco atau menggunakan bahan dari alam seperti daun-dauanan atau ranting.

d. Api

Api berguna untuk penerangan, meningkatkan semangat psikologis, memasak makanan dan
minuman, menghangatkan tubuh, mengusir hewan buas membuat tanda/kode, dan merokok.
Sumber api berasal dari korek api, lup/teropong, menggosok-gosokkan kayu dnegan kayu,
membenturkan logam dengan logam atau batu.
Ada hal lain yang menentukan lamanya kita berada pada kondisi survival, yaitu keputusan apakah
kita akan menetap (survival statis) atau bergerak keluar mencari bantuan (survival dinamis).

PENUTUP

Survival adalah berusaha mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum
mendapatkan pertolongan. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang sulit
diprediksi/diperkirakan seperti disebabkan oleh alam, kecelakaan, gangguan

satwa atau kondisi lainnya. Persiapan dan perencanaan kegiatan adalah salah satu langkah untuk
mengantasipasi kondisi darurat yang mungkin terjadi di lapangan. Hal ini termasuk
peralatan/perlengkapan dan pengetahuan dasar mengenai survival. Namun hal yang paling
menentukan adalah faktor diri sendiri.

PENGETAHUAN TENTANG SURVIVAL

SURVIVAL 3

Yang dimaksud dengan Survival adalah kelangsungan hidup seseorang dimana seseorang itu tidak
mendapat/menerima fasilitas/pelayanan yang sempurna/semestinya secara teratur kerena adanya
pengaruh atau masalah yang timbul pada waktu itu. Dengan demikian kelangsungan hidup
seseorang itu sangat tergantung pada kamampuan dirinya sendiri untuk mempertahankan hidupnya.
Survival secara umum diartikan sebagai kemampuan mempertahankan hidup dalam keadaan kritis.
Survival secara umum diartikan sebagai kemampuan mempertahankan hidup dalam keadaan kritis.
Kemampuan mempertahankan diri tergantung pada sikap mental, pengetahuan dan ketrampilan.

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang gagal dalam bersurvival antara lain :

Rasa kesunyian

Rasa putus asa atau perasaan sudah tidak ada harapan lagi.

Rasa jemu terhadap lingkungan/ situasi

Kebutuhan jasmani, seperti rasa lapar, haus dan lain-lain. Yang dapat menipu diri sendiri, sehingga
mental menjadi lemah.

Sikap Mental

Sikap Mental yang dimaksud tercermin seperti dalam buku “Komando Para”

S : Sadarilah sungguh- sungguh situasimu


U : Untung malang tergantung ketenangan

R : Rasa takut dan panik harus kau kuasai

V : Vakum/kosong, isilah dengan segera

I : Ingatlah dimana kau berada

V : Viva/hidup, hargailah dia

A : Adat istiadat setempat patut ditiru

L : Latihlah dirimu dan belajarlah selalu

Selanjutnya perlu patokan untuk bertindak yang mengikuti hal-hal sebagai berikut :

S : Stop/ berhenti, jika anda ragu-ragu

T : Thinking/ berpikir, mulailah untuk berpikir dengan tenang

O : Observasi/ penelitian,pengamatan pada lingkungan sekitar

P : Planning/ rencana, mulai membuat rencana selanjutnya

Lima faktor utama dalam survival di alam bebas :

1.Pengetahuan tali temali (pionering)

2.Memenfaatkan peralatan yang dibawa dan yang ada di alam

3.Pengetahuan peta dan kompas

4.Menguasai tanda-tanda alam

5.Pertolongan Pertama

Penguasaan kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup sangatlah penting jika pada
saat mengadakan petualangan di alam bebas terjadi keadaan darurat. Dari beberapa macam faktor
yang memberikan semangat juang dalam mengatasi berbagai kesulitan yang muncul, faktor yang
menjadi pegangan utama dalam menghadapi situasi krisis – antara mati dan hidup – adalah
semangat dan tekad yang tinggi untuk hidup, sikap yang tenang dan menggunakan akal untuk
menganalisis keadaan. Beberapa faktor lain yang perlu di ketahui, adalah :

a.Bahaya di hutan

Ancaman besar dalam keadaan survival adalah menghadapi kemerosotan mental. Bahaya yang lain
antara lain menghadapi penyakit akibat bakteri dan parasit, menghadapi bahaya dari semua jenis
kehidupan binatang dan menghadapi tumbuhan yang beracun.
b.Perjalanan di hutan

Beberapa lintasan jalan di hutan dari satu lembah ke lembah lain atau melewati punggung bukit dan
gunung dapat berupa jalan bekas binatang, jalan orang mencari kayu atau jalan pemburu binatang.
Untuk melakukan perjalanan menerobos hutan di perlakukan kemampuan mengenal jalan binatang
malam, penengalan sifat-sifat medan, dan tipe hutan tropik, pengenalan ciri-ciri daerah yag sering di
rambah penduduk, serta pengenalan hubungan antara jenis pohon dengan kondisi tanah.

c.Tempat perlindungan

Persyaratan minimal memilih lokasi untuk tempat berlindung (tempat bermalam) adalah adanya
perlindungan alam terhadap cuaca dan kehidupan binatang. Tempat perlindungan yang digunakan
dapat dibuat dari peralatan yang di bawa dan bahan-bahan sekitar atau menggunakan yang sudah
tersedia di alam misal gua, cerukan batu atau pohon tumbang atau biasa kita sebut dengan BIVAK,
Bivak yaitu tempat berlindung atau berteduh untuk sementara atau dalam keadaan darurat.

Membuat bivak bertujuan untuk melindungi diri dari faktor-faktor alam seperti hujan, panas dan
dingin. Bivak kata lainnya adalah tenda darurat yang di buat seminim mungkin dan bisa
menggunakan ponco(mantrol, pohon beserta daun-daun yang telah tumbang, ranting-ranting dan
kayu yang kering. Yang perlu diperhatikan dalam membuat bivak adalah :

Jangan mendirikan bivak di puncak bukit

Jika pada lereng, sebaiknya bivak di dirikan tegak lurus dengan lereng

Jangan mendirikan bivak di bekas aliran sungai yang kering

Jangan ditempatkan yang becek/banjir ( jalan air di waktu hujan)

Hindari tempat yang berangin keras/kencang

Usahakan dekat dengan sumber air dan tumbuh-tumbuhan yang bisa di makan

Usahakan tidak mendirikan bivak di semak-semak, jika terpaksa, maka dibersihkan terlebih dahulu.

Disarankan jangan mendirikan bivak di bawah pohon besar dan melawan arah angin.

d.Membuat api

Dari berbagai macam cara menyalakan api (selain dengan korek api), seseorang yang

senang bertualang di hutan perlu menguasai satu cara sampai mahir pembuatan bunga api. Adanya
api pada malam hari di tempat perlindungan akan memberikan ketenangan moril dan mencegah
gangguan binatang buas. Selain itu asapnya juga mengusir semua jenis serangga. Api juga di
pergunakan untuk memasak makanan agar lebih aman dan lebih membangkitkan selera. Banyak caa
yang sangat sederhana tapi efektif untuk memasak makanan berupa tumbuhan atau binatang hutan.
e.Mencari air

Mencari air di hutan hujan tropis bukanlah masalah yang sulit. Yang perlu diketahui dengan baik
adalah cara mencari tempat atau tumbuh-tumbuhhan yang mengandung air dan cara memurnikan
atau mensterilkan air. Air sebagai kebutuhan pokok utama yang diperoleh dari sumber manapun,
setelah di murnikan atau disterilkan harus dimasak untuk menghindarkan diri dari gangguan
pencernaan akibat adanya kuman-kuman atau bakteri-bakteri penyakit perut. Air dapat dibedakan ,
antara air yang perlu dimurnikan dan yang langsung dapat diminum.

Jenis air yang dapat langsung diminum :

Berasal dari mata air (sengai kecil)

Air sumur

Tampungan air hujan

Air dalam tanaman ( tanaman rambat, air buah kelapa)

Jenis air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :

Air yang tergenang

Air sungai besar

Air yang didapatkan dengan menggali pasir

Berikut beberapa cara untuk mendapatkan air :

Pada Tanaman

Tanaman yang berbatang lunak, seperti batang randu muda keluar airnya bila bagian atas dipotong

Tanaman menjalar, seperti rotan muda dengan cara memotongnya

Pohon bambu yang masih muda

Pelepah enau dan nipah

Bunga kantung semar

Pohon pisang

Di pegungungan

Menggali bekas aliran sungai

Lumut diperas

Tumbuhan basah lainnya

Mengumpulkan embun
Menampung air hujan dengan plastic atau ponco

Menggali lubang yang kemudian ditimbun dengan daun-daunan yang masih basah dan dibawahnya
di letakkan plastic yang bersih, usahakan jangan terkena sinar matahari secara langsung.

Sepanjang pantai

Galilah pasir ditempat yang keliahatan lembab. Dan ingat, kita tidak menemukan air tawar tetapi
dapat disaring dengan pasir.

f.Mencari makanan

Makanan merupakan kebutuhan pokok yang kedua setelah air. Banyak makanan ( buah-buahan,
daun-daunan, akar dan berbagai jenis binatang) yang dengan mudah dapat diperoleh di hutan hujan
tropik . Yang penting adalah mengetahui bagaimana caranya memperoleh dan mengolah makanan
itu, agar dapat tetap bertahan hidup di hutan dan terhindar dari berbagai macam buah atau
tumbuhan yang berbahaya.

Ragam dan jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan bisa diidentifikasikan sbb :

1)bagi tumbuhan yang dikenal atau lazim dimakan dapat dimanfaatkan langsung. Misal umbi, daun
atau buahnya

2)bagi tumbuhan yang tidak dikenal, salah satu tandanya adalah dengan melihat apakah pada
tumbuhan tersebut ada bekas gigitan binatang. Bila ada, tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan.

3)Bila masih ragu, untuk mengetahui tumbuhan itu beracun atau tidak, maka dapat dicoba dengan
menggoreskan pada tangan atau anggota badan yang sensitif. Bila gatal dan menyengat, jangan
dimakan!

4)Untuk tumbuhan yang memiliki rasa pahit, asam, untuk mencobanya kita jilat dengan ujung lidah.
Jika rasanya seperti itu ditinggalkan

5)Tumbuhan yang daunnya tidak beraturan atau membentuk segmen, seperti daun karet, sebaiknya
dihindari.

6)Khusus untuk jamur, bila tidak paham betul, hindarilah makan jamur sembarangan

7)Tips untuk menghindari tumbuhan beracun :

menghindari tumbuhan yang berwarna mencolok

tumbuhan yang bergetah putih susu, kemerahan atau kehitaman dan seringkali membuat gatal

daun dan batang tumbuhan yang berbulu juga perlu dihindari

tumbuhan beracun bila dicicipi akan menimbulkan rasa panas dan pahit

jangan memakan satu jenis tumbuhan terlalu banyak


Selain tumbuhan, hewan juga dapat dimanfaatkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari hewan
:

1)hewan buas dan mengandung bisa, misal : macan, singa, ular, kalajengking, tawon, dll

2)hewan yang bisa menimbulkan alergi

3)hewan yang berbau khas dan menyengat. Misal : celurut, sigung

g.Membaca jejak

Seringkali bila berada di dalam hutan mengalami kesulitan untuk menentukan arah sehingga
“merasa” tersesat. Salah satu cara untuk menghadapi situasi semacam itu adalah menguasai cara
membaca jejak. Kemahiran membaca jejak binatang juga bermanfaat untuk mengetahui ke arah
mana binatang itu berjalan, berapa jumlahnya dan kemungkinan adanya jenis tumbuhan atau buah-
buahan tertentu yang menjadi makanan binatang itu. Selain dipengaruhi oleh faktor kemampuan diri
sendiri, keberhasilan membaca jejak juga dipengaruhi oleh keadaan jejak itu sendiri dan kondisi
medan yang di hadapi.

SURVIVAL

Definisi Survival

Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut
versi pencinta alam

S : Sadar dalam keadaan gawat darurat

U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah

R : Rasa takut dan putus asa hilangkan

V : Vitalitas tingkatkan

I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya

V : Variasi alam bisa dimanfaatkan

A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya

L : Lancar, slaman, slumun, slamet

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival ini, agar dapat membantu
anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah "STOP" yang
artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah

T : Thingking / berpikirlah

O : Observe / amati keadaan sekitar

P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

Mengapa Ada Survival?

Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang
dihadapi.

Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :

• Keadaan alam (cuaca dan medan)

• Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)

• Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)

Banyaknya kesulitan-kesulitan biasanya timbul akibat

kesalahan-kesalahan kita sendiri.

kembali ke atas

Kebutuhan survival

Yang harus dipunyai oleh seorang survivor

1. Sikap mental

- Semangat untuk tetap hidup

- Kepercayaan diri

- Akal sehat

- Disiplin dan rencana matang

- Kemampuan belajar dari pengalaman

2. Pengetahuan

- Cara membuat bivak

- Cara memperoleh air

- Cara mendapatkan makanan


- Cara membuat api

- Pengetahuan orientasi medan

- Cara mengatasi gangguan binatang

- Cara mencari pertolongan

3. Pengalaman dan latihan

- Latihan mengidentifikasikan tanaman

- Latihan membuat trap, dll

4. Peralatan

- Kotak survival

- Pisau jungle , dll

5. Kemauan belajar

Langkah yang harus ditempuh bila saudara atau kelompok anda tersesat :

• Mengkoordinasi anggota

• Melakukan pertolongan pertama

• Melihat kemampuan anggota

• Mengadakan orientasi medan

• Mengadakan penjatahan makanan

• Membuat rencana dan pembagian tugas

• Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar

• Membuat jejak dan perhatian

• Mendapatkan pertolongan

Bahaya-bahaya dalam survival

Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :

1. Ketegangan dan panik

Pencegahan :

- Sering berlatih

- Berpikir positif dan optimis

- Persiapan fisik dan mental


2. Matahari / panas

- Kelelahan panas

- Kejang panas

- Sengatan panas

Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :

- Penyakit akut/kronis

- Baru sembuh dari penyakit

- Demam

- Baru memperoleh vaksinasi

- Kurang tidur

- Kelelahan

- Terlalu gemuk

- Penyakit kulit yang merata

- Pernah mengalami sengatan udara panas

- Minum alkohol

- Dehidrasi

Pencegahan keadaan panas :

- Aklimitasi

- Persedian air

- Mengurangi aktivitas

- Garam dapur

- Pakaian :

- Longgar

- Lengan panjang

- Celana pendek

- Kaos oblong

3. Serangan penyakit

- Demam

- Disentri

- Typus

- Malaria
4. Kemerosotan mental

Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris

Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah, Keadaan lingkungan mencekam

Pencegahan : Usahakan tenang, sering berlatih

5. Bahaya binatang beracun dan berbisa Keracunan

Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang

mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.

Penyebab : Makanan dan minuman beracun

Pencegahan : Air garam di minum

Minum air sabun mandi panas

Minum teh pekat

Di tohok anak tekaknya

6. Keletihan amat sangat

Pencegahan : Makan makanan berkalori

Membatasi kegiatan

7. Kelaparan

8. Lecet

9. Kedinginan

Untuk penurunan suhu tubuh < style="font-weight: bold; font-style: italic;">Membuat Bivak (Shelter)

Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin

Jenis-jenis Shelter :

a. Shelter asli alam

Gua : Bukan tempat persembunyian binatang

Tidak ada gas beracun

Tidak mudah longsor

b. Shelter buatan dari alam

c. Shelter buatan
Syarat Shelter :

- Hindari daerah aliran air

- Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh

- Bukan sarang nyamuk/serangga

- Bahan kuat

- Jangan terlalu merusak alam sekitar

- Terlindung langsung dari angin

Mengatasi Gangguan Binatang

a. Nyamuk

• Obat nyamuk, autan, dll

• Bunga kluwih dibakar

• Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk

• Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk

b. Laron

• Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan

c. Lebah

Apabila disengat lebah :

• Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali

• Tempelkan tanah basah/liat di atas luka

• Jangan dipijit-pijit

• Tempelkan pecahan genting panas di atas luka

d. Lintah

Apabila digigit lintah :

• Teteskan air tembakau pada lintahnya

• Taburkan garam di atas lintahnya

• Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya


• Taburkan abu rokok di atas lintahnya

e. Semut

• Gosokkan obat gosok pada luka gigitan

• Letakkan cabe merah pada jalan semut

• Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut

f. Kalajengking dan lipan

• Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar

• Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit

• Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka

• Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka

• Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan

Membuat Perangkap (Trap)

Macam-macam Perangkap :

• Perangkap model menggantung

• Perangkap tali sederhana

• Perangkap lubang jerat

• Perangkap menimpa

• Apace foot share

Bahan :

• tali/kawat

• Umpan

• Batang kayu

• Cabang pohon
Membaca Jejak

Jenis :

• Jejak buatan : dibuat oleh manusia

• Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan

Jejak alami biasanya menyatakan tentang :

• Jenis binatang yang lewat

• Arah gerak binatang

• Besar kecilnya binatang

• Cepat lambatnya gerak binatang

Membaca jejak alami dapat diketahui dari :

• Kotoran yang tersisa

• Pohon atau ranting yang patah

• Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput

Air

Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 ñ 30 hari tanpa makan, tapi
orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari saja tanpa air.

Air yang tidak perlu dimurnikan :

1. Hujan

Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan

2. Dari tanaman rambat/rotan

Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung
ditampung atau diteteskan ke dalam mulut

3. Dari tanaman

Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut

Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :

1. Air sungai besar

2. Air sungai tergenang


3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)

4. Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan

5. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal
bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan

Makanan

Patokan memilih makanan :

• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia

• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok

• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo

• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat.
Apabila aman bisa dimakan

• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam

Hubungan air dan makanan

• Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit

• Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan

• Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak

Tumbuhan yang dapat dimakan

Dari batangnya :

• Batang pohon pisang (putihnya)

• Bambu yang masih muda (rebung)

• Pakis dalamnya berwarna putih

• Sagu dalamnya berwarna putih

• Tebu

Dari daunnya :

• Selada air

• Rasamala (yang masih muda)

• Daun mlinjo

• Singkong
Akar dan umbinya :

• Ubi jalar, talas, singkong

Buahnya :

• Arbei, asam jawa, juwet

Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :

• Jamur merang, jamur kayu

Ciri-ciri jamur beracun :

• Mempunyai warna mencolok

• Baunya tidak sedap

• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning

• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan

• Bila diraba mudah hancur

• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya

• Tumbuh dari kotoran hewan

• Mengeluarkan getah putih

Binatang yang bisa dimakan

• Belalang

• Jangkrik

• Tempayak putih (gendon)

• Cacing

• Jenis burung

• Laron

• Lebah , larva, madu

• Siput

• Kadal : bagian belakang dan ekor

• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya

• Binatang besar lainnya

Binatang yang tidak bisa dimakan

• Mengandung bisa : lipan dan kalajengking

• Mengandung racun : penyu laut

• Mengandung bau yang khas : sigung

Api

Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api
terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan
merata.

1. Dengan lensa / Kaca pembesar

Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.

2. Gesekan kayu dengan kayu.

Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu
sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar

3. Busur dan gurdi

Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada
kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.

Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren

Survival kit

Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :

• Perlengkapan memancing

• Pisau

• Tali kecil

• Senter

• Cermin suryakanta, cermin kecil


• Peluit

• Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air

• Tablet garam, norit

• Obat-obatan pribadi

• Jarum + benang + peniti

Pecinta Alam

Pecinta alam sebutan untuk sekelompok orang yang memberikan pertian lebih untuk alam dan
lingkungan. Namun, saat ini pecinta alam menjadi kegiatan yang lebih menampilkan suatu gaya
hidup. Nilai utama dari kata pecinta alam, orang yang mencintai alam, memelihara dan melestarikan
alam berubah fungsi penikmat alam, orang yang sekedar menikmati keindahan dan pemandangan
alam demi kepuasan pribadi tanpa memperhatikan kondisi alam itu sendiri

Seperti seorang pendaki gunung yang begitu puas ketika tiba di puncak gunung tertinggi.Tapi ada
etika-etika yang mestinya diperhatikan oleh orang-orang yang menyebut dirinya pecinta alam.

Seorang yang berada di alam liar, seperti hutan, gunung, harusnya sadar betapa kecilnya diri ini
dibandingkan dengan begitu besarnya kuasa Sang Pencipta, sehingga seharusnya seorang pecinta
alam yang biasa bergelut dengan alam bebas yang begitu luas dan amat buas sadar betul betapa
pentingnya kerendahan hati dan kesadaran atas kekuasaan Illahi.

Kondisi alam yagn kadang tidak terduga, seperti badai, angin puting beliung, tanah longsor mestinya
menyadarkan seorang pecinta alam untuk selalu "prepare", selalu mempersiapkan diri sebelum
terjun ke alam liar. Seorang pendaki gunung paling tidak harus melakukan jogging minimal 3 kali satu
minggu selama 1-2 jam sehari untuk melatih kekuatan tubuh dan napas ketika melakukan
pendakian. Selain persiapan fisik, seorang pecinta alam juga mesti menyiapkan mental dan
pengetahuan survival. Pengetahuan navigasi dan peta juga dibutuhkan agar tidak tersesat di alam
bebas. Disinilah kedisiplinan dan keuletan seorang pecinta alam diasah dan dilatih.

Kegiatan di alam bebas tidak bisa dilakuka sendirian, kecuali bagi orang-orang tertentu yang
memang punya kemampuan dan keahlian khusus. Dalam kegiatan di alam bebas dibutuhkan kerja
sama dengan team dan orang-orang di sekitar kita. Di sini seorang pecinta alam bukan hanya belajar
mengenal alam tetapi juga belajar mengenal perilaku orang lain. Setiap orang akan mperlihatkan
watak aslinya ketika orang tersebut dihadapkan pada kondisi yang sulit. Apakah orang itu pemarah?
mudah mengeluh? sombong?suka unjuk gigi (tonggos)?semua akan terlihat jelas ketika kita berada
di alam bebas

Namun yang paling terasa dan membuat setiap pecinta alam rindu kembali ke alam adalah
kebersamaan yang tidak bisa dibayar dengan apapun.

Dari sini dapat kita simpulkan kegiatan pecinta alam yang baik harusnya membuat seseorang
menjadi :
* Sadar akan kebesaran Allah swt

* Disiplin dalam menjalani hidup

* Mengerti dan memahami kondisi lingkungan

SURVIVAL

Adalah insting alami yang dimiliki semua makhluk hidup tak terkecuali manusia. Hewan
mengandalkan instingnya untuk bertahan hidup sedangkan manusia mengandalkan akal dan ilmu
pengetahuan. Jika kita ga punya ilmu, maka kecil kemungkinan kita bakal bisa mempertahankan
hidup, karena insting kita ga setajam yang dimiliki hewan.

Kali ini, Mia akan ngasih tips2, gimana agar bisa bertahan hidup jika kita misalnya terdampar di
gurun pasir (siapa tau ntar jalan2 ke mesir, eh malah terdampar di gurun Sahara hehehehe) atau
tersesat di hutan ketika climbing. Who's know kan.... walau ga ada rencana kedua tempat tersebut,
ga salah juga kita mengetahui bagaimana bisa survive di keadaan tersebut.

GURUN PASIR

Padang gurun adalah salah satu tempat yang sangat berbahaya di muka bumi karena panas dan sinar
matahari membuat tubuh dehidrasi sehingga metabolisme menjadi kacau dan berujung ke
kematian. Kematian yang sering disebaban oleh padang pasir adalah dehidrasi dan kedinginan saat
malam hari. Seperti yang kita ketahui, kita bisa bertahan tanpa makanan selama 3 bulan, akan tetapi
tidka bisa bertahan tanpa air selaam satu minggu. So... apa yang akan kita lakukan jika kita kehabisan
air di gurun pasir?

Walau gurun pasir terlihat gersang tanpa air, tapi sebenarnya Tuhan telah menyediakan air
dipenjuru bumi ini. Bedanya, ada yang mudah didapat, ada yang sulit didapat. Berikut tips-tisp untuk
mendapatkan air di gurun pasir:

1. Jika kita terdampar bersama unta, biarkan unta tersebut mengambil kendali arah mana yang akan
ditempuh. Karena biasanya unta memiliki insting yang kuat untuk menemukan Oase

2. Jika misalnya Oase tidak kunjung ketemu sedangkan persediaan air sudah habis, hal yang sangat
terpaksa

untuk dilakukan adalah membunuh si onta (hik hik hik) karena dipunuk onta memiliki cadangan air
yang banyak, sehingga bisa menolong kita survive lebih lama lagi.
3. Jika kita terdampar di gurun yang ada kaktusnya, kita bisa mengambil air dari kaktus tersebut. Tapi
hati-hati dengan durinya.

4. Jika kita terdampar sendirian tanpa onta dan ga ada kaktus, maka lakukan hal berikut untuk
mendapatkan air.

1.buat lubang di tanah dengan bentuk kerucut. Kira-kira sedalam setengah meter atau kuranglah

2.taruh wadah di ujung galian

3.letakkan plastik lembaran di atasnya dan beri pemberat batu di atas plastik yg menutup wadah.
Plastiknya jgn direnggang, tapi longgarin agar membentuk kerucut juga. Nah, tunggu bbrp saat maka
uap air akan terkumpul di bawah plastik. dan kemudian jatuh mengalir ke wadah di bawahnya

4.jika air dah terkumpul...langsung bisa diminum

5. Saat malam tiba, suhu padang pasir akan sangat dingin. Maka buatlah api unggun untuk
menghangatkan badan. jika tidak ada kayu-kayu kering atau benda untuk membuat api unggun,
maka selimutilah diri anda dengan pasir dengan cara menimbun badan dengan pasir (kepalanya
janganikut ditimbun ma pasir juga, ntar ga bisa napas lagi). Karena selain bisa menghangati badan,
pasir juga menahan uap air didalam badan menguap ke udara.

HUTAN

Jika kita berencana untuk melakukan perjalanan kehutan, tentu saja kita membawa perlengkapan
yang menunjang aktivitas kita tersebut. Seperti membawa kompas, alat-alat P3K, makanan darurat
seperti cokelat dan makanan energi lainnya, tali, pisau, pemantik api, tenda, dan perlengkapan
standar lain-lainnya. Akan tetapi, bagaimana kita akan dapat survival jika tidak dilengkapi oleh
peralatan tersebut? (orang begomana sih yang pergi kehutan ga bawa perlengkapan apa-apa) tapi
ini just in case aja. Siapa tau rencananya cuma piknik eh malah nyasar hehehehe...

1. Jika ga ada pisau, maka carilah bebatuan yang berbentuk lonjong pipih. Asah-asah salah satu sisi
batu tersebut agar tajam dengan bantuan batu lainnya. Memang sih perlu waktu yang luamayan
lama. Tapi namanya juga perlu, so berusahalah. Demi bertahan.

2. Jika ingin membuat tombak (untuk berburu binatang seperti kelinci, ikan, atau burung) carilah
kayu panjang yang cukup kuat, dengan 'pisau' batu buatan tadi, runcingkanlah ujung-ujung kayu
tersebut. Jika misalkan kayu tersebut susah diruncingkan dengan 'pisau' batu tadi karena seratnya
alot, maka gunakan pisau buatan kita tadi sebagai mata tombak. Ikat batu yang telah tajam tadi
dengan serabut atau akar-akar pohon atau dari kulit kayu dengan kuat.

3. Untuk membuat api (untuk keperluan memasak, membuat tanda SOS atau untuk emnghangatkan
diri) bisa di buat dengan bantuan korek api atau menggunakan bantuan kaca dengan cara
memanfaatkan titik cahaya atau titik api dengan bantuan matahari. Jika ga ada korek api, bisa
membuat api dengan cara menggosok-gosokkan kayu dengan kayu (rada susah) atau menggesekkan
batu dengan batu dengan cepat agar tercipat percikan api. Jangan lupa kumpulkan ranting-ranting
kering atau dedaunan dibawahnya. agar percikan apinya 'melompat' di atas dedaunan tersebut.

4. Tidurlah didekat api unggun, karena hewan liar umumnya takut dengan api. Jika anda kebetulan
membawa garam, taburkanlah garam tersebut disekeliling anda tidur. Gunanya agar makhluk melata
seperti kaki seribu atau kelabang, semut dan sejenisnya tidak menganggu anda. Garam biasanya
akan membuat tubuh mereka pedih jadi mereka tidak akan melewati daerah yang sudah ditaburi
garam.

5. Jika anda tidak berhasil membuat api unggun, dirikanlah shelter untuk anda tidur. Shelter adalah
tempat perlindungan sementara yang dapat memberikan kenyamanan dan melindungi dari keadaan
panas, dingin, hujan dan angin. Shelter dapat menggunakan alam yang ada seperti gua, lubang
pohon dan celah di batu besar. Selain itu dapat dibuat dari tenda, plastik atau menggunakan bahan
dari alam seperti daun-daunan atau ranting.

6. Carilah air untu bertahan hidup. Tapi tidak semua air yang bisa diminum. Syarat-syarat fisik air
bersih yang layak untuk diminum adalah tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sumber air
antara lain mata air, sungai, air hujan, embun, tumbuhan (rotan, pisang, lumut, akar gantung,
kantung semar), dan hasil kondensasi tumbuhan dan air galian tanah.

7. Jika tidak ada hewan yang anda temukan untuk dimakan (atau ga bisa nangkapnya), maka
makanlah tumbuh-tumbuhan, seperti jamur, buah-buahan, akar tanaman, batang tanaman bahkan
jika perlu, dedaunan. Mang ga enak sih, tapi daripada kelaparan dan lemes. Tapi ga semua
tumbuhan itu aman untuk dimakan. Karena terkadang tanaman ada yang bersifat racun yang dapat
berakibat fatal bagi yang memakannya. Berikut ciri-ciri tanaman yang tidak layak dimakan:

- Hindari tumbuhan berwarna mencolok. Biasanya ini terdapat dijenis jamur.

- Hindari tumbuhan bergetah putih, kecuali yang sudah dikenal aman dimakan

- Mencoba mencicipi sedikit atau mengoleskan ke kulit. Biasanya tumbuhan yang berbahaya akan
menimbulkan efek gatal, merah dan panas pada tubuh.

- Variasikan makanan yang dimakan untuk menghindari akumulasi zat yang mungkin buruk bagi
kesehatan

- Jangan memakan tumbuhan yang meragukan untuk dimakan.Jangan lupa berdoa dan terus
berusaha kirimkan sinyal SOS dalam bentuk sinyal api atau cahaya senter, bendera (dari plastik,
sobekan kain, atau kumpulan dedaunan) dan lain-lain tergantung kreativitas masing-masing
hehehehe...apalagi yaaaa udah dulu deh sigitu dulu dari saya...mungkin ada yang bisa menambahkan
hehehe. SALAM LESTARI UNTUK SEMUA PENDAKI SEJATI

TEKNIK SURVIVAL HUTAN

Teknik survival adalah bagian dari THAB yang mempunyai pokok bahasan :

1. PERSIAPAN PERJALANAN DAN KESEHATAN PERJALANAN.

2. BOTANI DAN ZOOLOGI PRAKTIS.

3. PIONEERING, meliputi : navigasi, mountaineering, tali temali/jerat, pengetahuan medan, bivak,


mencari air, membuat api, komunikasi lapangan, membaca jejak, manaksir jarak dan ketinggian.
Namun penerapannya dipengaruhi oleh faktor-faktor :

1. Subyektif (jasmani rohani).

2. Proses pelaksanaannya.

3. Obyektif (kondisi lingkungan/medan).

4. Faktor pendukung (sarana danprasarana kegiatan).

Definisi umum :

Survival itu apa yach? Ada yang tau ga’? yup betul survival adalah suatu usaha dalam keadaan
darurat alias kepepet untuk mempertahankan diri dari ancaman lingkungan agar terus dapat
mempertahankan hidup dan melanjutkan kegiatan/tugas yang sedang dilaksanakannya. Intinya
berusaha untuk hidup dengan kondisi apa adanya.

Definisi khusus :

Bagi para petugas SAR, survival adalah usaha dalam keadaan terbatas untuk mengolah kebutuhan
pendukung SAR secara maksimal dengan memanfaatkan factor alam yang ada disekitarnya sehingga
kegiatan operasi SAR masih terlaksana.

Keadaan darurat/terbatas ini meliputi :

1. Kesehatan jasmani dan rohani

contoh : tegangan emosi, ketakutan, kesepian, tertekan, putus asa, putus cinta (yee….) dan terasing,
kecelakaan, luka.

2. Tersesat.

3. Kondisi medan yang berat.

4. Terbatasnya perlengkapan.

5. Bahan makanan terbatas.

Jadi memang teknik survival hutan perlu disegarkan kembali agar permasalahan yang kurang dalam
hal kemampuan, pengetahuan dan perlengkapan bisa diatasi dengan perencanaan, persiapan dan
latihan sehingga dalam praktek yang sesungguhnya tidak menjadi persoalan baru yang lain selain
operasi SAR itu sendiri.

Pembahasan ruang lingkup dibatasi, meliputi pemahaman :

1. Mampu mempraktekkan pengetahuan yang sesuai untuk kegiatan/tugas yang dikerjakan.

2. Pengembangan teknis dan system pengelolaan survival.

3. Peralatan survival yang tepat.


Pada prakteknya semua keadaan darurat yang terjadi dalam mengatasinya melalui tahap/tindakan :

1. Menilai kesehatan secara keseluruhan dari tim.

2. Melakukan komunakasi bila mungkin, agar keadaan darurat tidak berlarut-larut dan yang sakit
dapat segera ditolong.

3. Membuat perlindungan sementara dan perlengkapannya.

4. Istirahat untuk mengembalikan kondisi.

5. Evaluasi : - menilai permasalahan yang sudah, sedang dan akan terjadi

- mencari sebab timbulnya keadaan darurat

- penentuan lokasi untuk pengelolaan keadaan darurat

- menyusun daftar makanan, air dan alat yang masih tersisa

- membagi tugas

AIR

Kebutuhan Air

Untuk kondisi manusia dapat hidup tanpa air dalam keadaan tubuh sehat maksimal selama empat
hari. Akan mati 8-12 hari. Apa benar?kalau ga’ percaya buktikan sendiri.OK!. Bila ada air tetapi tak
ada makanan, orang akan bertahan selama 3 minggu. Sedang kebutuhan dasar air pada manusia
minimal 2,5 liter perhari. Naik turunnya kebutuhan air tergantung pada aktivitas kegiatan dan
makanan yang dimakan, juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca atau alam.

Syarat Mutu Air

Air yang dikonsumsi manusia ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Syarat Fisik

Tak berbau, tak berasa, tak berwarna dan sejuk (dibawah suhu sekitar), jernih (kekeruhan 1mg/liter
SiO2.

2. Syarat Bakteriologi

- Angka kuman 1 cc kurang dari 100 cc air.

- Bakteri coli tak ada dalam 100 cc air.

3. Syarat Chemis

- Zat yang ada kurang dari 100 mg/liter

- Zat organic kurang dari 10 mg/liter

- Mengandung fluor dan yodium

- Tak boleh mengandung gas H2S, NH4, NO3 kurang dari 20 mg/liter, NO2
Dalam praktek, persyaratan diatas yang paling mudah dipenuhi adalah syarat fisik, kemudian air
dimasak (melalui proses penjernihan dan sterilisasi dengan obat), air langsung dapat diminum.

Macam Air

Mutu tingkat air dimulai dari kandungan zat-zat didalamnya

1. Air terkontaminasi (CONTAMINATED WATER)

yaitu air yang mengandung racun, unsur kimia biologi, radiology (kibira) atau jasad renik yang dapat
menimbulkan sakit.

2. Air kotor terpolusi (POLLUTED WATER)

yaitu air yang mengandung bahan sampah, Lumpur atau limbah. Tak bisa dipakai karena tidak
memenuhi syarat fisik.

3. Air yang dapat dipakai (PORTABLE WATER)

yaitu air yang bebas kibira, racun dan organisme. Walau rasa kurang enak, sesudah dimasak bisa
diminum

4. Air nyaman (PALATABLE WATER)

yaitu air yang enak dan segar diminum.

Penjernihan Air

Supaya air menjadi “palatable water” tahap-tahapnya :

1. Sedimentasi

yaitu air didiamkan sampai kotoran mengendap sendiri atau dicampur AlOH.

2. Koagulasi

yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untuk bahan alkali sama dengan FCl2, NH4. non alkali sama
dengan Na2SO4.

3. Filtrasi

yaitu untuk menjernihkan air dengan pasir atau saringan diatomis.

4. Sterilisasi

yaitu untuk membunuh organisme penyebab penyakit, cara :

- Delapan tetes yodium tinetur 2,5%/liter air selama 10 menit

- KMnO4 (kalium permanganate)

- Tablet halozone (untuk penjernih air)

- Dicampur serbuk biji kelor 200mg/liter lalu diendapkan selama ½ jam.


5. Untuk penghilang bau, warna, racun, adalh dengan karbon aktif seperti : norit, aqua nuchar, hidro
darco

Sumber Air

1. Air yang tidak perlu dimurnikan/palatable water

- Air bron/mata air

- Air sumur, waduk, sungai, telaga, air hujan, mata air

- Air dari tanaman : * kelapa, kaktus dipotong diperas

* liana/rotan dengan memotong dekat tanah ditampung

* palmae diambil niranya

* ruas bambu, bonggol pisang, lumut

- Air tampungan dari embun

2. Air yang dimurnikan

- Air berlumpur

- Air yang tidak memenuhi syarat fisik.

Pencarian Air

1. Pada tanah berbatu

- Cari mata air pada daerah karst

- Dari saluran air pada dinding lembah yang memotong lapisan berpori.

- Pada daerah granit cari pinggir bukit berumput paling hijau.

2. Pada tanah gembur

- Cari pada daerah lembah atau lereng.

- Kadang terdapat genangan kecil, air harus disterilkan.

3. Di pegunungan

- Digali bekas aliran sungai pada kelokan sebelah luar.

- Pada hutan lumut, ambil lumut lalu peras.

4. Dari tumbuh-tumbuhan.

5. Menampung embun.
TEKNIK SURVIVAL HUTAN II

TEKNIK SURVIVAL HUTAN II

BIVAK

(Tempat Tinggal/Perlindungan Sementara)

Tempat perlindungan sementara yang memenuhi syarat bisa melindungi diri dari hujan, panas,
serangga, binatang atauuntuk kebutuhan lain misalnya : posko komunikasi, perbekalan. Maka
pembuatannya berdasarkan kebutuhan, namun harus memenuhi syarat pokok dari segi :

1. Kesehatan

2. Teknis

A. Maksud dari segi kesehatan :

1. Ada sumber air untuk minum atau masak pada jarak dekat.

2. Mudah mengalirkan air kotor.

3. Tanah mudah menyerap air/lekas kering.

4. Tanah tidak berbau atau beruap. Contoh : kuburan.

B. Maksud dari segi teknis :

1. Dekat sumber bahan.

2. Dekat kayu baker.

Tujuan syarat pokok adalah agar pendirian bivak cepat dan tepat untuk keperluan tugas. Sedang
lokasi yang memenuhi syarat adalah :

1. Daerah ketinggian, bukan disungai kering.

2. Jangan dibawah pohon dengan ranting lapuk.

3. Jangan dibawah atau diatas tebing.

4. Jangan menghadap arah angin.

5. Tidak dilewati binatang.

Jenis/macam tempat perlindungan :

1. Alam.
2. Sementara.

3. Semi permanent.

Sedang pembuatan bivak dipengaruhi oleh bahan yang tersedia :

1. Yang ada di alam, misal :

o kayu/ranting untuk tiang

o sulur rotan/ijuk aren untuk tali

o macam-macam daun : nipah, pala, aren, pisang hutan, kelapa, lang-alang, talas dan lainnya untuk
atap atau dinding

2. Bahan yang sudah dipersiapkan, misal :

o ponco/jas hujan

o plastik besar

bentuknya pun mengacu pada maksud tempat berlindung dibuat yaitu : segitiga, setengah lingkaran,
segi empat.

Tempat Perlindungan

1. Alam : contoh yang lazim ialah ceruk-ceruk atau goa, pohon.

2. Sementara :

a. dengan ponco : - bisa bentuk miring atau tenda.

- atap lebih rendah membuat suhu didalamnya lebih hangat

b. dengan bahan-bahan ysng tersedia di alam.

3. Semi Permanen

Menggunakan kerangka, mempunyai dinding dan pintu untuk keluar masuk. Contoh : gubug,
tenda/dome.

Untuk daerah yang banyak binatang buas, jarak lantai dari tanah minimal 3 meter.

MEMBUAT API

Perlunya api pada kondisi darurat karena peranannya sebagai penghangat, isyarat, memasak,
merebus air, dll.

Unsure pembentuk perapian :

1. Penyala : kayu kecil, serbuk kayu lapuk, ranting pinus, kulit palmae, lumut kering

2. Pembakar : kayu mati, dahan kering, rumput, kotoran binatang kering, lemak hewan, arang,
gambut.
3. Api :

1. Korek api yang baik.

2. Bila tanpa korek

o lensa kamera, lensa teropong (binocular) dengan memfokuskan cahaya matahari pada obyek yang
dibakar.

o Batu api bila ada.

o Gesekan-gesekan bambu kering sampai panas sekali dan timbul bara, dalam keadaan darurat cara
ini adalh yang paling mudah dikerjakan dan hasilnya paling optimal.

o Dll.

PENGETAHUAN PISAU DAN KAMPAK

Pisau Rimba

Penggunaan

Penggunaan pisau rimba harus dengan cara benar dan tepat dalam melintasi hutan.

Pemakaian yang tepat adalah pengambilan kecepatan dan sudut parang tertentu untuk memperoleh
hasil yang baik dan tidak terlalu berat. Kecepatan maksimum diperoleh dengan memegang pisau
rimba kuat-kuat dengan ibu jari dan 2 jari lain terlepas, lalu diayun seperti cemeti dengan
pergelangan tangan dan ibu jari dan sesaat sebelum kena sasaran dua jari lain yang longgar
dieratkan.

Sudut yang baik untuk menebas adalah 45 derajat. Sudut kecil akan menyerempet sehingga
membahayakan orang disekitar dan si penebang. Dengan sudut besar pisau akan mental. Miringkan
tebasan menjauhi badan dan tidak tegak lurus.

Perawatan

1. Bila perlu dipertajam, asahlah bagian yang tajam sampai tipis debgan batu licin atau gerenda dan
jangan sampai pisau panas agar mata pisau tajamnya tidak berkurang.

2. Biasakan diberi oli tebal bila tidak dipakai.

3. Pegangan harus rata agar tidak melepuhkan tangan.

Kampak

Penggunaan

1. Sudut pegangan kampak bila untuk memotong kayu adalah 45 derajat, bukan mendatar.

2. Untuk memotong dahan adalah dari batang kearah pucuk pohon dan bukan sebaliknya.
3. Pengayunan yang tepat akan memberi kekuatan dan memotong dengan beberapa kali pukul lebih
dari sekali pukul.

Perawatan

Sama dengan perawatan pisau.

JERAT DAN PERANGKAP

Jerat

Adalah tali Bantu untuk menghubungkan/menarik benda.

Ada bebarapa macam yang bisa digunakan untuk perangkap dan jerat binatang.

1. Jerat yang mematikan

1. Jerat mengikat

Mekanisme kerja adalah menjerat leher/jalan nafas.

Obyeknya : binatang buas seperti babi hutan, kera, dll.

2. Jerat tusuk

Mekanisme kerja seperti anak panah dengan arah tusukan muka, lambung, atau dari atas.

Bisa berwujud jebakan lubang atau tusukan benda runcing.

Obyek : binatang.

3. Jerat pukul

Mekanisme kerja adalh memukul/menindas obyek dengan benda berat.

Obyek : binatang buas besar.

2. Jerat/perangkap hidup

1. Jerat mengikat

Mekanisme seperti jerat 1.a tapi tidak mematikan

Obyek : rusa, menjangan, ayam hutan, dll.

2. Perangkap kurungan

Mekanisme adalah bila binatang masuk kurungan akan tertutup.

Obyek : sam seperti 2.a.

3. Perangkap getah.

4. Perangkap jaring untuk burung atau kelelawar.

5. Pancing untuk binatang/ikan.


6. Perangkap khusus

misal : kelapa berlubang untuk monyet.

Survival adalah suatu usaha untuk mempertahankan diri dari suatu situasi dan kondisi yang
mengancam keselamatan. Jika kita berhasil keluar dari situasi dan kondisi tersebut berari kita survive
(mampu mempertahankan diri). Subyek yang melakukan nya disebut survivor.Situasi dan kondisi
yang mengancam keselamatan tersebut tidak pernah kita harapkan ketika resiko-resiko tersebut
tidak terprediksikan dan hambatan-hambatan tidak bisa kita atasi, tak ada jalan lain, agar kita bisa
survive seharusnya kita mengerti akan teknik survival.

Beberapa hal yang diperlukan dalam survival antara lain :

1. Jangan panik, kuasai diri, jangan cemas

2. Berfikirlah secara jernih dan logis

3. Periksalah apa yang kita miliki pada saat itu

4. Rencanakan sesuatu

5. Bertindaklah dengan tenang dan taktis

Inti dari hal-hal di atas adalah bagaimana kita dapat mengikuti alur situasi yang sedang berlangsung,
tanpa dikendalikan oleh situasi tersebut. Tindakan Dalam Menghadapi Kondisi SurvivalUsaha yang
perlu kita lakukan agar dapat keluar dari kondisi survival dapat kita ketahui dari kata kunci survival
itu sendiri. setiap huruf dari kata “survival” merupakan singkatan dari langkah-langkah yang harus
kita lakukan bila kita berhadapan dengan kondisi survival antara lain :

S : Size up the situation Sadarilah kondisi survival ini. Bagaimana kesehatan teman-teman maupun
diri sendiri. Apakah ada yang cedera? Berapa banyak persediaan makanan yang tersisa? Dalam
lingkungan seperti apakah kita berada?

U : Undue Haste makes wasteTindakan yang terburu-buru cenderung menghasilkan kesia-siaan.


Berpikir dan bertindaklah dengan bijaksana.

Setiap langkah harus dipikirkan secara seksama.

R : Remember where You are Pengenalan akan lingkungan/daerah sekitar memberikan rasa kenal
yang berpengaruh terhadap rasa aman. Apapun yang kita putuskan untuk diam ataupun mencari
bentuan, pengenalan medan merupakan hal yang esensial.
V : Vanquish fear and panicKuasailah rasa takut dan panik. Merasa takut adalah normal dan perlu.
Tekut merupakan reaksi tubuh yang normal dan berfungsi menyiapkan tubuh dalam menghadapi
kondisi. Namun rasa takut harus dikuasai dan dikontrol. Bila tidak maka rasa takut akan meningkat
menjadi panik. Panik akan mengakibatkan orang bertindak terburu-buru dan membuang energi.
Panik juga dapat diakibatkan oleh rasa sepi, yang mengakibatkan putus asa.

I : ImproviseSalah satu cara mengatasi rasa takut adalah dengan mengisi waktu yang ada dengan
kegiatan-kegiatan yang ditujukan pada usaha mengatasi kondisi survival. Menerima kondisi yang ada
dan berdasarkan hal itu, merencanakan, mengusahakan kebutuhan-kebutuhan dasar dengan
berimprovisasi. Ubahlah cara pandang terhadap apa yang ada. Inilah hal yang terpenting dalam
berimprovisasi. Sebuah balok tidaklah sekedar sebuah balok, tetapi bisa menjadi bahan dasar bivak,
api, pakaian, dan sebagainya.

V : Value living (Hargailah hidup!)Merupakan hal yang terpenting dalam kondisi survival. Bagaimana
sikap kita terhadap hidup akan mempengaruhi kemampuan untuk bertahan. Orang dapat
bertahan/berimprovisasi, dan dengan itu keluar dari kondisi survival karena mereka menghargai
hidup dan tidak beputus asa.

A : Act like the nativesBelajarlah dari penduduk setempat. Mereka lebih mengenal dan menguasai
medan. Jika bertemu dengan penduduk setempat bersikaplah ramah.

L : Learn basic skills Belajarlah dan latihan teknik-teknik dasar. Jaminan yang terbaik adalah
menguasai dan memahami teknik-teknik dan prosedur survival, sehingga merasuk dan dapat
dikerjakan secara otomatis. Berlatih dan tambah/tingkatkan pengetahuan tentang survival.

Dari kata-kata di atas dapat disimpulkan bahwa survival lebih merupakan sikap mental daripada
penguasaan pengetahuan. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pengetahuan harus diabaikan.

Unsur-Unsur SurvivalUnsur-unsur dimaksud adalah hal minimal yang harus diuasahakan agar kita
berhasil dalam melakukan survival.Unsur-unsur tersebut adalah :

1. Air

2. Api

3. Makanan

4. Perlindungan
AirKebutuhan airUntuk kondisi normal manusia dapat hidup tanpa air dalam keadaan tubuh sehat
maksimal selama 4 hari. Akan mati 8-12 hari. Bila ada air tetapi tidak ada makanan, orang akan
bertahan selama 3 minggu. Sedang kebutuhan manusia akan air minimal 2,5 lt/hari.Syarat Mutu
airAir yang dikonsumsi manusia ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut :1. Syarat fisikTidak
berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan sejuk (dibawah suhu sekitarI, jernih.2. Syarat
bakteriologiAngka kuman 1cc kurang dari 100, Bakteri coli tidak ada dalam 100cc air3. Syarat
ChemisZat yag ada kurang dari 100 mg/lt, Zat organik kurang dari 10mg/lt, Mengandung fluor dan
yodium.

Pencarian air

1. Pada daerah berbatuBila daerah ini bekas aliran lava, carilah rembesan air pada dinding lembah
yang memotong aliran lava. Pada daerah berbatu kapur dapat dijumpai banyak mata air, sebab
permukaannya mudah larut sehingga mudah dilalui air. Pada daerah berbatu granit air ada di
pinggir, pada bagian rumput yang paling hijau, galilah kemudian tunggu sampai air merembes
keluar. Pada daerah berbatu campur pasir, carilah saluran air yang biasanya terdapat di sepanjang
dinding lembah yang memotong lapisan pasir yang berpori.

2. Daerah PantaiGali bagian pasir yang lembab. Bila airnya payau dapat disaring dengan pasir. Gali
lubang kecil beberapa meter dari garis pantai saat pasang nail, setelah air keluar hentikan
penggalian. ambillah bagian atas dari air tersebut, sebab bagian bawah merupakan endapan air asin.

3. Daerah PegununganGalilah pada dearah bekas aliran sungai. Biasanya ada air di bawah tanah atau
di bawah batu. Pada hutan lumut, ambil lumut dan peras airnya. Cari air di daerah lembah, karena
dasar lembah dekat dengan permukaan air tanah.

MakananPada bahasan kali ini dimaksudkan agar kita dapat bertahan dengan mengkonsumsi
makanan yang ada di sekitar kita. bahan makanan tersebut bisa berupa hewan maupun tanaman.

Ciri-ciri tumbuhan yang dapat dimakan adalah:

1. Tidak bergetah susu, yang biasanya menyebabkan rasa gatal di mulut dan warnanya mudah
berubah bila bereaksi dengan udara.

2. Tidak terdapat bulu pada permukaan batang dan daun

3. Tidak menimbulkan rasa panas, pahit, dan masam bila dimakan


4. Tidak berbau langu

5. Warnanya tidak mencolok6. Tidak di hindari oleh hewan

Kecuali tanaman-tanaman yang telah dikenal dengan baik sebaiknya syarat-syarat di atas dipenuhi.
Hindari mengkonsumsi satu jenis tumbuhan secara berlebihan.Pada umumnya hewan dapat
dimakan. Contoh : cacing, ular, belalang, ayam hutan, babi hutan, dll.

ApiApi diperlukan sebagai pemberi kehangatan, memasak makanan, penerangan, tanda permintaan
pertolongan, meningkatkan kondisi psikis, dll Unsur pembuat api :

1. PenyalaKayu kecil, serbuk kayu, ranting pinus, kulit palmae, dll

2. PembakarKayu mati, dahan kering, rumput, kotoran binatang yang kering, dllPenyala api darurat1.
Berbagai benda yang mengandung lensa. contoh : kamera, teropong, dll2. Gesekan kayu dengan
kayu. biasanya menggunakan bambu

3. menggunakan busur dan gurdi

PerlindunganBiasanya disebut bivak/tempat perlindungan sementara. akan tetapi harus memenuhi


syarat melindungi diri dari hujan, dingin, panas, serangga, dan binatang lain.Syarat mendirikan bivak
antara lain :

1. Syarat KesehatanAda sumber air untuk makan dan minum pada jarak yang dekat, mudah
mengalirkan air yang kotor, tanah mudah menyerap air/cepat kering, Tanah tidak berbau atau
beruap, contoh : kuburan.

2. Syarat teknisDekat sumber bahan bivak, dekat kayu bakar.

Tujuan dari syarat-syarat dimaksud adalah agar dalam mendirikan bivak cepat dan tepat untuk
keperluan tugas. sedang lokasi yang memenuhi syarat adalah daerah ketinggian, bukan di sungai
kering dan jangan dibawah pohon dan ranting lapuk.Jenis dan macam tempat perlindungan :

1. Alam contoh yang lazim adalah ceruk-ceruk atau gua.


2. sementara- dengan ponco , bisa bentuk miring atau tenda, atap yang rendah biasanya membuat
suhu di dalamnya lebih hangat.- dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam,
contohnya daun palmae, ranting, dahan ,daun, dan lain-lain- semi permanen, menggunakan
kerangka, mempunyai dinding, dan pintu, contohnya gubug, tenda.

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT


DARURAT
1.1 Pengertian PPGD

PPGD adalah singkatan dari pertolongan pertama pada gawat darurat.  PPGD merupakan salah sau
tindakan untuk memberikan pertolongan pertama pada korban yang mengalami kecelakaan dan
ditolong dengan secepat-cepatnya agar korban selamat. Setelah diberi pertolongan pertama, maka
korban perlu ditangani oleh pihak dokter untuk perawatan lanjutan yang lebih tepat. PPGD memiliki
tujuan, antara lain:
1.      Mencegah terjadinya kematina;
2.      Mencegah terjadinya cacat tubuh;
3.      Mencegah kerusakan yang lebih luas;
4.      Mencegah terjadinya infeksi;
5.      Mencegah rasa sakit pada korban.

1.2 Pemeriksaan ABCD


A.    Airway control (jalan nafas)

1.      Penilaian: pastikan korban tidak sadar


Dengan cara menyentuh atau menggoyangkan secara halus dan berteriak memanggil. Hati-hati pada
korban trauma (kecelakaan) pada kepala dan leher. Kesalahan pergerakan akan menyebabkan
kelumpuhan otot pernafasan. Apabila korban sadar (dapat bicara) berarti tidak ada masalah dengan
jari nafasnya.
Sumbatan nafas:
Total; sulit bernafas, memegangi leher
Parsial: seperti ngorok, mengi, kumur.
Dalam beberapa kasus dimana korban tidak ada respon.lidah menjadi penyebab dari tersumbatnya
jalan nafas, karena pada saat kehilangan kesadaran otot-otot akan lumpuh termasuk otot dasar lidah
akan jatuh ke belakang sehingga jalan nafas tertutup
2.      Bila penderita tidak sadar mintalaha bantuan orang terdekat dalam melakukan melakukan
pertolongan;
3.      Posisi korban untuk melakukan RJP yang efektif, korban harus terlentang dan berada pada
permukaan yang keras;
4.      Bula jalan nafas
Untuk membuka  jalan nafas, kepala korban diposisikan ekstensi (tengadah kepala) untuk
menghindari sumbatan jalan nafas oleh lidah. Benda asing atau sisa muntahan yang terlihat dalam
mulut harus segera disingkirkan secara cepat dan  seksama.
Ada dua cara untuk membebaskan jalan nafas, antara lain:
a.       Tekan dahi dan angkat;
b.      Pendorong rahang bawah.

Teknik mempertahankan jalan napas

Pada penderita dengan kasus henti napas maka tindakan untuk membebaskan
jalan napas dan memberikan ventilasi harus segera dulakukan.
1. Chin lift manuver
Empat jari salah satu tangan diletakan di bawah rahang , ibu jari di atas dagu, kemudian secara hati-
hati diangkat ke depan,manuver ini tidak boleh menyebabkan posisi kepala hiperekstensi. Bila perlu
ibu jari

dugunakan untuk membuka mulut atau bibir.

2. Jaw thrust

Mendorong angulus mandibula kanan dan kiri ke depan dengan jari-jari kedua tangan sehingga gigi
bawah berada di depan gigi atas, kedua ibu jari membuka mulut dan kedua telapak tangan
menempel pada kedua pipi penderita untuk imobilisasi kepala. Tindakan jaw thrust, buka mulut dan
head tilt disebut triple airway manuver.

A.    Breathing support (bantuan pernafasan)

1.      Penilaian: tentukan korban tidak bernafas


Penolong mendekatkan telinganya diatas mulut dan hidung korban dan kemudian terus
mempertahankan jalan nafas lalu memperhatikan dada korban. Penolong harus:
a)      Melihat gerakan dada naik turun;
b)      Mendengarkan udara keluar pada waktu ekspirasi;
c)      Merasakan adanya aliran udara.
2.      Pertolongan pernafasan buatan
a)      Dari mulut ke mulut;
b)      Dari mulut kehidung.
1.         Teknik pemberian nafas buatan
a.         Respon  konstan;
b.         Minta bantuan;
c.         Buka jalan nafas;
d.        LDR 3-5menit;
e.         Jika tidak bernafas, beri 2-5 kali;
f.          Periksa nadi carotis 5-10 detik;
g.         Jika nadi berdenyut, lanjutkan pemberian nafas buatan.

B.     Circulation support (pemeriksaan nadi)

Tentukan adanya denyut nadi dan menghentikan perdarahan besar. Henti jantung ditandai dengan
adanya denyut nadi pada arteri besar dari korban yang tidak sadar. Pemeriksaan nadi dilakukan
dengan cara meraba secara lembut arteri carotis.
Secara umum dapat dikatakan bila jantung berhenti berdenyut, maka pernafasan akan langsung
mengikuti, namun keadaan ini tidak berlaku sebaliknya. Seseorang akan mengalami kegagalan
pernafasan dengan jantung yang masih berdenyut, akan tetapi dalam waktu singkat akan diikuti
henti jantung karena kekurangan oksigen.

1.3 Basic Life Support


Basic Life Support merupakan seperangkat prosedur pertolongan pertama bagi keadaan darurat
gawat. Prosedur ini terdiri atas tindakan mengenali keadaan berhentinya
respirasi dan kerja jantung (respiratory and cardiac arrest), dan segera melaksanakan RKP sampai
penderita cukup pulih untuk dapat di dipindahkan atau sampai tersedia pertolongan lebih lanjut
untuk menyelamatkan jiwa penderita. Tindakan ini mencakup langkah-langkah A.B.C

1.4 Pendarahan

            pendarahan adalah rusaknya dinding pembuluh darah yang di akibatkan oleh luka paksa atau
penyakit sehingga darah keluar dari tubuh melalui luka, seperti luka robek, luka sayatan, luka tusuk
dan lain-lain.
a.      Jenis Perdarahan
Perdarahan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1.      Perdarahan luar (terbuka), pendarahan yang dapat dilihat dengan jelas dengan adanya darah
yang keluar dari luka. Luka ini berada di permukaan luar kulit atau bagian tubuh. Untuk membantu
memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar dari tubuh penderita, hal yang dipakai
adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila keluhan korban sudah mengarah ke gejala dan tanda
syok seperti yang dibahas dalam topik ini maka penolong wajib mencurigai bahwa kehilangan darah
terjadi dalam jumlah yang cukup banyak. Perawatan untuk Perdarahan luar, antara lain:
a.         Tekanan Langsung
b.         Elevasi
c.         Titik Tekan
d.        Immobilisasi

1.      Perdarahan dalam (tertutup), pendarahan ini tidak tampak terlihat dan darahpun tidak keluar
banyak dari luka, ciri-ciri pendarahan dalam seperti memar. Perdarahan dalam dapat berkisar dari
skala kecil hingga yang mengancam jiwa penderita. Kehilangan darah tidak dapat diamati pada
perdarahan dalam.
Gejala dan Tanda
Beberapa tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi. Beberapa adalah sbb.:
Batuk darah berwarna merah muda
Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti ampas kopi)
Terdapat memar
Bagian Abdomen terasa lunak.

Bahaya lain pada perdarahan adalah kemungkinan terjadinya penularan penyakit. Banyak kuman
penyakit bertahan hidup di dalam darah manusia, sehingga bila darah korban ini bisa masuk kedalam
tubuh penolong maka ada kemungkinan penolong dapat tertular penyakit.
Perdarahan dalam harus dicurigai pada beberapa keadaan seperti :
1.      Riwayat benturan benda tumpul yang kuat;
2.      Memar;
3.      Batuk darah;
4.      Muntah darah;
5.      Buang air besar atau air kecil berdarah;
6.         Luka tusuk;
7.         Patah tulang tertutup;
8.         Nyeri tekan, kaku atau kejang dinding perut.

Perawatan Perdarahan
Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan :
a.       Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh korban.
b.      Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan
c.       Cucilah tangan segera setelah selesai merawat
d.      Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan tubuh korban.
Pada perdarahan besar:
a.       Jangan buang waktu mencari penutup luka
b.      Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan) atau dengan bahan
lain.
c.       Bila tidak berhenti maka tinggikan bagian tersebut lebih tinggi dari jantung (hanya pada alat
gerak), bila masih belum berhenti maka lakukan penekanan pada titik-titik tekan.
d.      Pertahankan dan tekan cukup kuat.
e.       Pasang pembalutan penekan
Pada perdarahan ringan atau terkendali :
a.       Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
b.      Tekan sampai perdarahan terkendali
c.       Pertahankan penutup luka dan balut
d.      Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama
Perdarahan dalam atau curiga ada perdarahan dalam
a.       Baringkan dan istirahatkan penderita
b.      Buka jalan napas dan pertahankan
c.       Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
d.      Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga akan menjadi syok
e.       Jangan beri makan dan minum
f.       Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
g.      Rujuk ke fasilitas kesehatan

1.5 Patah Tulang


            patah tulang adalah ketika kekuatan yang diberikan terhadap tulang lebih kuat dari tulang
dapat menanggung, sehingga dapat mengganggu struktur, kekuatan tulang, dan menyebabkan rasa
sakit, hilangnya fungsi dan kadang-kadang pendarahan dan cedera di sekitar lokasi.

Gejala patah tulang


Gejala pada patah tulang bervariasi, maka terlebih dahulu kota mengetahui gelaja tersebut, antara
lain:
Sakit pada area anggota badan
Pembengkakan;
Memar;
kelainan bentuk;
Ketidakmampuan untuk menggunakan anggota badan.

Jenis patah tulang


            Jenis patah tulang memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada sebagian korban patah tulang
kaki sampai bagian anggota tulangnya menembus kulit akibat benturan yang sangat keras. Jenis
patah tulang ,antara lain:
patah Tertutup (sederhana) – patah tulang tidak menembus kulit;
patah Terbuka (gabungan) – patah tulang menonjol keluar melalui kulit, atau luka mengarah ke situs
fraktur. Infeksi dan perdarahan eksternal lebih mungkin.

Pertolongan pertama untuk patah tulang


Tindakan Pertolongan pertama untuk patah tulang dengan cara immobilising (membatasi gerakan)
daerah luka. Penyangga dapat digunakan untuk ini. Kontrol perdarahan eksternal. Pecah yang rumit
di mana anggota tubuh sangat cacat mungkin perlu disesuaikan sebelum pembidaian – hanya
paramedis atau staf medis harus melakukan hal ini. Terapi dengan kondisi yang darurat, penolong
pertama harus bisa melakukan tindakan pertolongan pertama pada korban. Alat yang digunakan
pada pertolongan patah tulang, antara lain:
1.     mitela: sebagai pengikat dan penutup luka

2.      bidai: sebagai penyangga anggota tulang yang patah

1.6 Merawat gigitan ular


            Terlebih dahulu kita harus memahami bekas gigitan ular. Bekas gigitan ular tidak berbisa
hanya berbentuk barisan giginya.  sedangkan untuk ular berbisa juga menunjukkan bekas barisan
giginya, akan tetapi diatas barisan  bekas giginya terdapat dua tusukan gigi taring (dua lubang
tusukan kecil) karena gigi taring ular berbisa menyuntikkan racun berbisa.

Pertolongan pertama pada gigitan ular berbisa


            penanganan pertama pada gigitan ular berbisa, antara lain:
1.      tenangkan korban terlebih dahulu dan usahakan korban tidak boleh bergerak agar sirkulasi
darah menjadi lambat;
2.      diamkan anggota kaki atau tangan yang tertekana gigitan, usahakan posisi  kaki atau tangan
berada di bawah posisi jantung;
3.      gunakan kain atau tali untuk mengikat bagian antara luka  dan jantung;
4.      bersihkan dengan alkohol;
5.      keluarkan bisa dengan poison remover atau membuat sayatan X;
6.      lakukan pemijatan disekiar sayatan untuk mengeluarkan bisa

1.7 Hipotermia
            Hipoternia adalah keadaan suhu tubuh manusia berada dibawah 35°C. gejala hipotermia
dapat diketahui dengan jelas, antara lain:
1.      menggigil kedinginan;
2.      korban mudah kelelahan dan ngantuk;
3.      pandangan kabur;
4.      mental dan fisik menjadi lemah;
5.      panik dan kebingungan;
6.      nafas menjadi lamban;
7.      anggota badan mudah kram lali pingsan.

Cara Penanganan hipotermia antara lain:


1.      pindahkan korban ke tempat yang terlindung dari terpaan angin dan hujan;
2.      korban harus dalam keadaan hangat dan kering;
3.      periksa saluran pernafasan dan denyut nadi;
4.      masukkan korban pada sleeping bag agar suhu badan korban menjadi hangat;
5.      bisa dilakukan dengan berbagi panas tubuh dari orang lain;
6.      berikan korban makanan yang hangat dan minuman yang manis.
Navigasi Darat
Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih.
Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui
teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi
yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam
menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda
medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat
mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat
untuk kita.

Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju dan
posisi keberadaan navigator berada dimedan sebenarnya yang di proyeksikan pada peta.

Beberapa media dasar navigasi darat adalah :

Peta

Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan
permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan
tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat
dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.

Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :

Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta

Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya
sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta

Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya

Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama
diatas permukaan laut.

Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua
macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama
dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta
skala garis berada dibawah skala angka).

Legenda peta ; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk
memudahkan pembaca menganalisa peta.

Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta
dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh
Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960.

Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada
peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru,
dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal
biasanya berwarna.

Koordinat

Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam
hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat
merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan
sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem
koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :

Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur
barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara
dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam
satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis
sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah
3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30″), dan pada peta skala 1:50.000,
satu karvak sama dengan 1 menit (60″).

Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik
dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada
disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara,
sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka
dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan
2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan.
Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm).
Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).

Analisa Peta

Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta,
kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan
sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.

Unsur dasar peta ; Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita harus
cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan
sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman
tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.

Mengenal tanda medan ; Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat
menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami
sebelum menganalisa tanda medan :

Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan

Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi,
kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah

Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur
rapat.

Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:

Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah
lingkaran kontur lainnya.

Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung


menjauhi puncak

Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok
kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.

Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian

Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian

Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di
lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap
diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.

Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula
pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk

Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun
perencanaan perjalanan

Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk
arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara
magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :

Badan, tempat komponen lainnya berada

Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak
dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.

Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.

Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal
kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu
titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk
pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.
Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang
baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak
bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari
bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi
darat

Cttn: saat ini sudah banyak digunakan GPS [global positioning system] dengan tehnologi satelite
untuk mengantikan beberapa fungsi kompas.

Orientasi Peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata
lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta,
usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal
ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda
tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda
bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:

Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda
medan yang menyolok.

Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar

Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan
sebenarnya

Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan
tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan

Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas
dari tanda medan.

Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana
posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.

Resection

Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda
medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas
dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan
dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).

Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.

Langkah-langkah melakukan resection:

Lakukan orientasi peta

Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis
paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).

Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas
orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.

Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan
ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.

Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua
atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau
memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak
diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu
posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:

Lakukan orientasi peta

Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.

Bidik obyek yang kita amati

Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta

Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3

Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

Azimuth – Back Azimuth

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut
juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka
sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection
back azimuth diperoleh dengan cara:

Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º.
Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º =
20º

Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah
azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back
azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting
peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back
azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan
untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara
membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi
arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan
back azimuth.

Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain
pada lintasan yang dilalui.

Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung
lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.

Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek
apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).

Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk
itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut
sebagai sistem man to man.

Merencanakan Jalur Lintasan

Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan
dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi
dengan menggunakan jalur sendiri.

Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi,
mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah
perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari
transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan
pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum
anda memplot jalur lintasan.

Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk
menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain
seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan
sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.

Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda
punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan
rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak
informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.

Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah
tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir.
Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih
fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang
ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide
lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi
medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.

Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk
resection dari titik-titik tersebut.

Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya

Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan,
sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.

Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang
berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa
akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.

Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan
regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa
diminimalkan.

Penampang Lintasan

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari
samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta
topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk
membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut
ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan
sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada,
maka dibuatlah penampang lintasan.

Beberapa manfaat penampang lintasan :

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan

Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan

Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu

Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna
menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

Langkah-langkah membuat penampang lintasan:


Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing,
penggaris dan penghapus

Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang
anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter
diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik
tertinggi atau diatasnya.

Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda
perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan
perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.

Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya
hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.

Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai,


puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda
medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang
akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.

Ingatlah hai engkau penjelahan alam :

Take nothing, but pictures [jangan ambil sesuatu kecuali gambar]

Kill nothing, but times [jangan bunuh sesuatu kecuali waktu]

Leave nothing, but foot-print [jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak kaki]

dan senantiasa ;

Percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

Percaya kepada kawan [dalam hal ini kawan adalah rekan pegiat dan peralatan serta
perlengkapan, tentu saja juga harus dibarengi bahwa diri kita sendiri juga dapat dipercaya oleh
“teman” tersebut dengan menjaga, memelihara dan melindunginya]

Percaya kepada diri sendiri, yaitu percaya bahwa kita mampu melakukan segala sesuatunya
dengan baik
Dalam suatu perjalanan terkadang kita dihadapkan pada suatu keadaan yang mengharuskan untuk
menaksir terdahulu kondisi medan yang akam dihadapi. Maksudnya agar melewati medan tersebut
kita tidak terjebak dalam kesulitan. Misalnya menyeberangi sungai, kita harus menaksirkan lebar
sungai, kedalaman serta kecepatan arusnya. Peramalan bentuk awan, suara debur pantai, bau-
bauan yang berbahaya. Hasilnya penaksiran yang didapat tentu saja tidak tepat benar, ketelitian
hasil penaksiran akan tergantung dari kecermatan dan ketelitian.

B. Dasar-dasar Ilmu Medan

Ilmu medan yang sebenarnya, terdiri dari 4 bagian yaitu : geografi, morfologi, hidrografi dan
topografi.

Ilmu membayangkan medan (topografi praktis) adalah ilmu yang mempelajari tentang
penggunaan alat untuk mendapatkan bayangan yang jelas tentang suatu medan. Terbagi menjadi :
cara penggunaan peta topografi dan uraian mengenai medan.

Ilmu Pengintaian adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara yang terbaik untuk melakukan
pengintaian suatu medan untuk keperluan tugasnya.

C. Tanda-tanda dan Klasifikasi Medan

Tanda medan terdiri dari tanda medan dari alam, tanda yang di buat manusia dan titik tanda.

Klasifikasi medan terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi, gigir gunung, lembah, hutan, rimba
dan rawa.

D. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan

Pengaruh topografi antara lain : bentuk permukaan dan perairan, tumbuh-tumbuhan, keadaan
tanah dan benda-benda buatan yang ada di medan.

Pengetahuan dan keterampilan

Iklim dan cuaca

E. Penaksiran

Adalah proses mengetahui keadaan di alam melalui panca indra, anggota tubuh dan pengalaman
dan terkadang dengan bantuan alat. Dipengaruhi oleh : panca indra, anggota tubuh dan pengalaman

F. Teknik Penaksiran

Menaksir lebar sungai


Menaksir tinggi permukaan sungai dengan Bantuan batang atau ranting dan riam

Menaksir kecepatan arus sungai

Menaksir ketinggian

Penaksiran waktu

Penaksiran jarak

Penaksiran cuaca

a. Tanda Umum

1. Cuaca Baik

Merah pada waktu malam hari

Embun dan kabut pada pagi-pagi benar.

Matahari terbit berwarn merah.

Bintang-bintang dilangit terang sekali

Bulan kelihatan terang dan bersinar

2. Cuaca Kurang Baik

Kuning pucat pada waktu matahari terbenam

Awan gelap dan tergantung rendah

Pagi hari dan kering bulan diliputi awan gelap banyak angin atau badai

3. Banyak Angin atau Badai

Awan bergerak terang dengan garis-garis yang terang

Ada hujan sebelum angin

Matahari terbit dari balik awan

Matahari terbenam warnanya merah

4. Perkiraan Cuaca
Awan bergerak melawan angin

Bulan dikelilingi bundaran

Banyak angin sebelum hujan, tanda tidak hujan

Bayang-bayang tempat lurus ke timur barat (daerah khatulistiwa)

Pagi udara panas sekali, siangnya hujan disertai angin

b. Tanda-Tanda Dengan Binatang

1. Saat Pergantian Cuaca

Burung layang-layang : Terbang sangat tinggi

Kelalawar : Terbang sampai senja

Laba-laba : Rajin membuat jaringnya

Semut : Keluar dari sarangnya

Lebah : Terbang jauh ihingga sarangnya kosong

Nyamuk : Waktu senja terbang kian kemari

2. Saat Hujan Akan Turun

Burung : Terbang rendah sekali

Laba-laba : Bersembunyi

Semut : Merayap dengan cepat

Katak : Diam dalam air

Ikan : Melompat di atas air

Kucing : Duduk membelakangi api

Burung Laut : Beterbangan menuju darat

G. Kesimpulan

Dalam melakukan ormed ini kita tidak bias terlepas dari beberapa hal yang sangat mempengaruhi
antara lain :
Pengaruh topografi

Pengaruh iklim dan cuaca

Pengaruh pengetahuan dan keterampilan

Bagaimanapun ketenangan mental dan kejernihan untuk berpikir merupakan kunci pokok untuk
mengatasinya dalam menghadapi halangan lintasan yang ada. Kepercayaan terhadap diri sendiri
harus tumbuh dalam melakukan penaksiran medan jangan ada keraguan yang terjanggal dan
keraguan ini harus ditinggalkan.

Dengan melakukan cara yang baik dan benar, Insya Allah penerapan ormed ini dapa dilakukan
dengan sebaik-baiknya.
Botani dan Zoologi Praktis
PENDAHULUAN

Mempelajari botani dan zoologi praktis dianggap penting untuk lebih mengenal jenis tumbuhan dan
hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan darurat (survival food) atau obat-obatan. Selain
itu kita dapat mengenal jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan yang harus dijauhi karena beracun,
berbisa, atau dapat mengancam keselamatan jiwa. Materi ini menjadi penting, karena alam tropis
memiliki karakteristik yang berbeda dengan alam subtropis. Tentunya alam yang berbeda akan
menyebabkan pula cara mengatasinya. Lingkup pembahasan materi ini dibatasi untuk pengenalan
tumbuhan dan hewan di gunung, hutan, sungai serta disesuaikan dengan kondisi alam Indonesia.
Pelajaran ini harus dilengkapi dengan membaca kepustakaan dan menambah pengalaman
perjalanan, karena untuk jenis binatang atau tumbuh-tumbuhan yang sama mungkin terdapat
perbedaan nama (nama daerah).

BOTANI PRAKTIS

Permasalahan dalam survival mengenai masalah Botani Praktis yaitu, survivor harus mengenal
karakteristik alamnya, karena daerah di Indonesia ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa zona
geografi tumbuhan. Kita bersurvival di Indonesia barat tentu berbeda ketika kita bersurvival di
Indonesia timur. Ada daerah yang memiliki rawa luas, di mana tumbuhan yang ada sangat khas.
Secara garis besar, tumbuh-tumbuhan dalam materi ini dibedakan pada dua hal :

1. Tumbuhan yang berguna (dapat dimakan, mengandung air, dapat dipakai sebagai obat, dan lain-
lain). Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi yang cukup adalah umbi, baik
umbi batang maupun umbi bakar. Setelah itu baru buah, biji, dan daun. Ciri umum tumbuhan yang
dapat dimakan :

    Bagian tumbuhan yang masih muda (pucuk/tunas).


    Tumbuhan yang tidak mengandung getah.
    Tumbuhan yang tidak berbulu.
    Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap.
    Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia.

Langkah-langkah yang perlu bila akan memakan tumbuhan :

    Makan tumbuh-tumbuhan yang sudah dikenal.


    Makan jangan satu jenis tumbuhan saja.
    Sebaiknya jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu, karena dikhawatirkan
mengndung racun alkaloid.
    Cara memakan buah-buahan yang belum kita kenal adalh dengan mengoleskan sedikit ke bibir dan
ditunggu reaksinya. Bila tidak ada rasa aneh (panas, pahit) berarti cukup aman.
    Yang paling baik adalh dengan terlebih dahulu memsak bagian tumbuhan yang akan dimakan.
Tumbuhan Obat Dapat dikelompokkan menjadi dua :

a. Dimakan/diminum

    Brantawali (Anamitra cocculus), tumbuhannya merayap. Terdapat di hutan, di kampung.


Batangnya direbus, rasanya pahit. Kegunaannya untuk anti demam, anti malaria, pembersih luka,
penambah nafsu makan.
    Keji Beling/ngokilo (Strobilatetes). Tumbuhan semak dan di hutan. Ambil daunnya, dimasak untuk
obat pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.
    Sembung/sembung manis (Blumen Balsmifira). Jenis rumput-rumputan, terdapat di padang
rumput yang banyak anginnya. Daunnya di seduh dengan air panas, dapat digunakan untuk sakit
panas, sakit perut.

b. Tumbuhan obat luar, untuk luka

    Getah pohon Kamboja, untuk menghilangkan bengkak. Gosok getah pada bagian tubuh, biarkan
24 jam. Bersihkan dengan minyak kelapa kemudian dengan air hangat. Juga untuk terkilir.
    Air rebusan brantawali untuk mencuci luka, juga air batang pohon randu (kapuk hutan).
    Daun Sambiloto ditumbuk halus, atau daun Ploso yang juga ditumbuk, untuk anti sengatan
kalajengking.

2. Tumbuhan yang berbahaya (beracun).

    Getah pohon paku putih dapat menyaebabkan kebutaan.


    Getah pohon Renggas, ingas/semplop, sangat berbahaya karena merusak jaringan.
    Getah Jambu Monyet menyebabkan gatal-gatal.
    Buah aren mentah juga menyebabkan gatal-gatal.
    Kecubung beracun bila dimakan.
    Rarawean, dapat menyebabkan gatal-gatal dan pedih.
    Daun fulus, juga dapat menyebabkan gatal dan panas.
    Si cantik beracun.

3. Tumbuhan Berguna lainnya

    Tumbuhan penyimpanan air : tumbuhan beruas (bambu, rotan, dan lain-lain), tumbuhan
merambat, kantung semar, kaktus, dan sebagainya.
    Tumbuhan pembuat atap/perlindungan ; daun nipah, aren, sagu dan lain-lain.
    Pengusir ular dan serangga : lemo.
    Indikator air bersih : tespong, selada air.

ZOOLOGI PRAKTIS

Sebagian hewan pada dasarnya dapat dimakan tetapi kesulitannya adalah keputusan untuk
mendapatkan hewan tersebut. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang habitat dan tingkah laku
hewan tersebut. Seperi hewan selalu mencari air untuk kebutuhan hidupnya maka dalam hal ini kita
dihadapkan pada permasalahan, bila di dekat sumber air banyak hewan maka banyak pula hewan
berbahaya bagi kita disekitar tempat tersebut.
Binatang Yang Berguna :

    Hampir semua mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya.


    Ular, kadal, kura-kura dapat dimakan.
    Lebah bisa diambil madu dan larvanya.
    Cacing dan siput hutan dapat dimakan.

Binatang Berbahaya Antara lain :

    Nyamuk di daerah malaria.


    Lalat dayak/lalat kerbau (besarnya 2 kali lalat biasa). Terdapat di hutan Kalimantan, Sulawesi, Irian
Jaya. Bekas gigitannya bengkak dan gatal, biasa infeksi.
    Tawon/lebah, berbahaya jika disengat. Dalam jumlah besar dapat mematikan.
    Kelabang (Centipoda, kalajengking). Bekas sengatannya sakit dan bengkak. Untuk mengurangi rasa
sakitnya dapat dengan amonia, tembakau, daun sambiloto.
    Pacet, lintah (lintah air, lintah darat, lintah sawah). Umumnya berbentuk pipih kecil sebesar
benang dan setelah beberapa menit menghisap darah manusia dapat membesar sebesar ibu jari,
bahkan sebesar lilin. Untuk melepaskannya, siram dengan air tembakau. Hati-hati terhadap luka kita,
terkadang menimbulkan pendarahan yang sulit dihentikan. Untuk menghindari pacet atau lintah,
dapat dilakukan dengan menyimpan memasukkan tembakau dalam kantung pakaian.
    Ular berbisa, antara lain : ular hijau/ular pucuk, ular bakau, ular tanah, ular sendok, ular belang.
Umumnya jenis ular berbisa dapat diketahui dengan melihat bentuk kepala (segi tiga), leher relatif
kecil, terdapat lekukan mata dan lubang hidung, mempunyai gigi bisa.

Di Indonesia, diperkirakan ada 400 jenis ular. Di antaranya 110 jenis termasuk ular berbisa. Ular
berbisa tersebut kebanyakan hidup di laut atau sekitar pantai., bersifat pasif dan jarang menggigit.
Sedang yang hidup di darat sekitar 35 jenis.

Populasi ular ini sangat rendah, sehingga ular tersebut banyak dikategorikan langka/jarang
ditemukan, meskipun mempunyai kemampuan berbiak yang cukup besar. Ada yang dapat bertelur
atau beranak sampai puluhan ekor, tapi setelah mengalami beberapa tahap, yang dapat bertahan
hidup jumlahnya sedikit sekali. Bisa Ular

Bisa ular terdiri dari kelenjar bisa dan saluran. Ukurannya tergantung pada besar tubuh ular itu
sendiri. Ular bisa menentukan jumlah bisa yang dikeluarkan untuk melumpuhkan lawan atau
mangsanya. Suatu hal yang jarang terjadi bila ular sampai mengeluarkan seluruh isi kelenjar bisanya.

Berdasarkan tipe gigit bisa, ular dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu :

    Aglypha, tidak mempunyai gigit bisa. Contoh : ular sanca, ular sawah (umumnya dari keluarga
Colubridgae).
    Ophistoglypha, mempunyai gigi bisa di belakang. Contoh : ular cincin Mas (Boiga dendrophila),
Ular pucuk (Dryophis).
    Proteroglypha, mempunyai gigi bisa di depan, yang efektif untuk menyalurkan bisa. Contohnya
Elapidae, hydrophiidae.
    Solenoglypha, mempunyai gigi bisa di depan, dan dapat dilipat. Umumnya gigi bisa tersebut besar.
Contohnya Crotalidae, Viperridae.

Macam Bisa

    Neurotoksin, yang menyerang jaringan saraf dan bersifat bertentangan dengan tranmisi
rangsangan saraf. Menyebabkan kelumpuhan kepada alat pernapasan dan rusaknya jaringan otak.
    Hemotoksin, yang menyerang darah dan sistem peredarannya. Dapat menguraikan protein,
menyebabkan sel darah rusak dan menggumpal.
    Kardiotoksin, yang menyerang otot jantung. Miksotoksin, yang diserang cairan dalam tubuh.

Obat Yang Biasa Digunakan Untuk Menawarkan Bisa ·

    Aspirin untuk menghilangkan rasa sakit.


    Vitamin B kompleks dan Paracetamol menghilangkan rasa nyeri dan panas.
    Antivenin Polyvalent merupakan serum anti bisa yang bersifat umum.
    Antivenin Taipan, serum untuk yang digigir ular Taipan.
    Anti venin Brown Snake, serum untuk yng digigit ular Mulga.
    Antivenin Papuan Black Snake, serum untuk yang digigit ular hitm Irian.

Pencegahan

‘ Aturan emas’ agar tidak dipatuk ular adalah, “HINDARILAH ULAR!!”. Berikut ini adalah hal-hal yang
harus diingat: ·

    Ular takut kepada manusia, ketimbang sebaliknya. Berikan kepada ular untuk mundur.
    Belajar mengenali ular berbisa di daerah operasi. Usahakan untuk tidak membunuh ular yang tidak
berbisa.
    Jangan berjalan di malam hari. Banyak ular berbisa yang aktif di malam hari.
    Ular biasanya menhindari sinar matahari langsung. Sangat aktif pada temperatur sedang (25-
28oC).
    Hindari gua-gua, lubang-lubang terbuka, dan daerah ular yang diketahui. Ular tinggal di daerah
yang terlindung.
    Ular berbisa dapat tinngal di ketinggian, juga dapat memanjat pohon dan pagar (ular pucuk, ular
pohon, dan lain-lain)
    Berjalanlah di jalan setapak yang ada. Hindari semak belukar. Gunakan pakaian-pakaian yang
melindungi bila masuk daerah-daerah bersemak.
    Hindari berjalan di daerah yang terkenal banyak ularnya.
.PENDAHULUAN Aktivitas mendaki gunung akhir-akhir ini nampaknya bukan lagi merupakan suatu
kegiatan yang langka, artinya tidak lagi hanya dilakukan oleh orang tertentu (yang menamakan diri
sebagai kelompok Pencinta Alam, Penjelajah Alam dan semacamnya). Melainkan telah dilakukan
oleh orang-orang dari kalangan umum. Namun demiukian bukanlah berarti kita bisa menganggap
bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas mendaki gunung, menjaadi bidang
ketrampilan yang mudah dan tidak memiliki dasar pengetahuan teoritis. Didalam pendakian suatu
gunung banyak hal-hal yang harus kita ketahui (sebagai seorang pencinta alam) yang berupa :
aturan-aturan pendakian, perlengkapan pendakian, persiapan, cara-cara yang baik, untuk mendaki
gunung dan lain-lain. Segalanya inilah yang tercakup dalam bidang Mountaineering. Mendaki
gunung dalam pengertian Mountaineering terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu : 1. Berjalan (Hill
Walking) Secara khusus kegiatan ini disebut mendaki gunung. Hill Walking adalah kegiatan yang
paling banyak dilakukan di Indonesia. Kebanyakan gunung di Indonesia memang hanya
memungkinkan berkembangnya tahap ini. Disini aspek yang lebih menonjol adalah daya tarik dari
alam yang dijelajahi (nature interested) 2. Memanjat (Rock Climbing) Walaupun kegiatan ini terpaksa
harus memisahkan diri dari Mountaineering, namun ia tetap merupakan cabang darinya.
Perkembangan yang pesat telah melahirkan banyak metode-metode pemanjatan tebing yang
ternyata perlu untuk diperdalam secara khusus. Namun prinsipnya dengan tiga titik dan berat dan
kaki yang berhenti, tangan hanya memberi pertolongan. 3. Mendaki gunung es (Ice & Snow
Climbing) Kedua jenis kegiatan ini dapat dipisahkan satu sama lain. Ice Climbing adalah cara-cara
pendakian tebing/gunung es, sedangkan Snow Climbing adalah teknik-teknik pendakian tebing
gunung salju. Dalam ketiga macam kegiatan di atas tentu didalamnya telah mencakup :
Mountcamping, Mount Resque, Navigasi medan dan peta, PPPK pegunungan, teknik-teknik Rock
Climbing dan lain-lain. II.PERSIAPAN MENDAKIGUNUNG 1. Pengenalan Medan Untuk menguasai
medan dan memperhitungkan bahaya obyek seorang pendaki harus menguasai menguasai
pengetahuan medan, yaitu membaca peta, menggunakan kompas serta altimeter. Mengetahui
perubahan cuaca atau iklim. Cara lain untuk mengetahui medan yang akan dihadapi adalah dengan
bertanya dengan orang-orang yang pernah mendaki gunung tersebut. Tetapi cara yang terbaik
adalah mengikut sertakan orang yang pernah mendaki gunung tersebut bersama kita. 2. Persiapan
Fisik Persiapan fisik bagi pendaki gunung terutama mencakup tenaga aerobic dan kelenturan otot.
Kesegaran jasmani akan mempengaruhi transport oksigen melelui peredaran darah ke otot-otot
badan, dan ini penting karena semakin tinggi suatu daerah semakin rendah kadar oksigennya. 3.
Persiapan Tim Menentukan anggota tim dan membagi tugas serta mengelompokkannya dan
merencanakan semua yang berkaitan dengan pendakian. 4. Perbekalan dan Peralatan Persiapan
perlengkapan merupakan awal pendakian gunung itu sendiri. Perlengkapan mendaki gunung
umumnya mahal, tetapi ini wajar karena ini merupakan pelindung keselamatan pendaki itu sendiri.
Gunung merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita yang terbiasa hidup di daerah yang
lebih rendah. Karena itu diperlukan perlengkapan yang memadai agar pendaki mampu
menyesuaikan di ketinggian yang baru itu. Seperti sepatu, ransel, pakaian, tenda, perlengkapan
tidur, perlengkapan masak, makanan, obat-obatan dan lain-lain. III. BAHAYA DI GUNUNG Dalam
olahraga mendaki gunung ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pendakian. 1.
Faktor Internal Yaitu faktor yang datang dari si pendaki sendiri. Apabila faktor ini tidak dipersiapkan
dengan baik akan mendatangkan bahaya subyek yaitu karena persiapan yang kurang baik, baik
persiapan fisik, perlengkapan, pengetahuan, ketrampilan dan mental. 2. Faktor Eksternal Yaitu faktor
yang datang dari luar si pendaki. Bahaya ini datang dari obyek pendakiannya (gunung), sehingga
secara teknik disebut bahaya obyek. Bahaya ini dapat berupa badai, hujan, udara dingin, longsoran
hutan lebat dan lain-lain. Kecelakaan yang terjadi di gunung-gunung Indonesia umumnya disebabkan
faktor intern. Rasa keingintahuan dan rasa suka yang berlebihan dan dorongan hati untuk pegang
peranan, penyakit, ingin dihormati oleh semua orang serta keterbatasan-keterbatasan pada diri kita
sendiri. IV. LANGKAH-LANGKAH DAN PROSEDUR PENDAKIAN Umumnya langkah-langkah yang biasa
dilakukan oleh kelompok-kelompok pencinta alam dalam suatu kegiatan pendakian gunung meliputi
tiga langkah, yaitu : 1. Persiapan Yang dimaksud persiapan pendakian gunung adalah : Menentukan
pengurus panitia pendakian, yang akan bekerja mengurus : Perijinan pendakian, perhitungan
anggaran biaya, penentuan jadwal pendakian, persiapan perlengkapan/transportasi dan segala
macam urusan lainnya yang berkaitan dengan pendakian. Persiapan fisik dan mental anggota
pendaki, ini biasanya dilakukan dengan berolahraga secara rutin untuk mengoptimalkan kondisi fisik
serta memeksimalkan ketahanan nafas. Persiapan mental dapat dilakukan dengan
mencari/mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga timbul dalam pendakian beserta
cara-cara pencegahan/pemecahannya. 2. Pelaksanaan Bila ingin mendaki gunung yang belum
pernah didaki sebelumnya disarankan membawa guide/penunjuk jalan atau paling tidak seseorang
yang telah pernah mendaki gunung tersebut, atau bisa juga dilakukan dengan pengetahuan
membaca jalur pendakian. Untuk memudahkan koordinasi, semua peserta pendakian dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu : - Kelompok pelopor - Kelompok inti - Kelompok penyapu Masing-masing
kelompok, ditunjuk penanggungjawabnya oleh komandan lapangan (penanggungjawab koordinasi).
Daftarkan kelompok anda pada buku pendakian yang tersedia di setiap base camp pendakian,
biasanya menghubungi anggota SAR atau juru kunci gunung tersebut. Didalam perjalanan posisi
kelompok diusahakan tetap yaitu : Pelopor di depan (disertai guide), kelompok initi di tengah, dan
team penyapu di belakang. Jangan sesekali merasa segan untuk menegur peserta yang melanggar
peraturan ini. Demikian juga saat penurunan, posisi semula diusahakan tetap. Setelah tiba di puncak
dan di base camp jangan lupa mengecek jumlah peserta, siapa tahu ada yang tertinggal. 3. Evaluasi
Biasakanlah melakukan evaluasi dari setiap kegiatan yang anda lakukan, karena dengan evaluasi kita
akan tahu kekurangan dan kelemahan yang kita lakukan. Ini menuju perbaikan dan kebaikan (vivat et
floreat). V. FISIOLOGI TUBUH DI PEGUNUNGAN Mendaki gunung adalah perjuangan, perjuangan
manusia melawan ketinggian dan segala konsekuensinya. Dengan berubahnya ketinggian tempat,
maka kondisi lingkungan pun jelas akan berubah. Anasir lingkungan yang perubahannya tampak jelas
bila dikaitkan dengan ketinggian adalah suhu dan kandungan oksigen udara. Semakin bertambah
ketinggian maka suhu akan semakin turun dan kandungan oksigen udara juga semakin berkurang.
Fenomena alam seperti ini beserta konsekuensinya terhadap keselamatan jiwa kita, itulah yang
teramat penting kita ketahui dalam mempelajari proses fisiologi tubuh di daerah ketinggian. Banyak
kecelakaan terjadi di pegunungan akibat kurang pengetahuan, hampa pengalaman dan kurang
lengkapnya sarana penyelamat. 1. Konsekuensi Penurunan Suhu Manusia termasuk organisme
berdarah panas (poikiloterm), dengan demikian manusia memiliki suatu mekanisme thermoreguler
untuk mempertahankan kondisi suhu tubuh terhadap perubahan suhu lingkungannya. Namun suhu
yang terlalu ekstrim dapat membahayakan. Jika tubuh berada dalam kondisi suhu yang rendah,
maka tubuh akan terangsang untuk meningkatkan metabolisme untuk mempertahankan suhu tubuh
internal (mis : dengan menggigil). Untuk mengimbangi peningkatan metabolisme kita perlu banyak
makan, karena makanan yang kita makan itulah yang menjadi sumber energi dan tenaga yang
dihasilkan lewat oksidasi. 2. Konsekuensi Penurunan Jumlah Oksigen Oksigen bagi tubuh organisme
aerob adalah menjadi suatu konsumsi vital untuk menjamin kelangsungan proses-proses biokimia
dalam tubuh, konsumsi dalam tubuh biasanya sangat erat hubungannya dengan jumlah sel darah
merah dari konsentrasi haemoglobin dalam darah. Semakin tinggi jumlah darah merah dan
konsentrasi Haemoglobin, maka kapasitas oksigen respirasi akan meningkat. Oleh karena itu untuk
mengatasi kekurangan oksigen di ketinggian, kita perlu mengadakan latihan aerobic, karena
disamping memperlancar peredaran darah, latihan ini juga merangsang memacu sintesis sel-sel
darah merah. 3. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah syarat utama dalam pendakian.
Komponen terpenting yang ditinjau dari sudut faal olahraga adalah system kardiovaskulare dan
neuromusculare. Seorang pendaki gunung pada ketinggian tertentu akan mengalami hal-hal yang
kurang enak, yang disebabkan oleh hipoksea (kekurangan oksigen), ini disebut penyakit gunung
(mountain sickness). Kapasitas kerja fisik akan menurun secara menyolok pada ketinggian 2000
meter, sementara kapasitas kerja aerobic akan menurun (dengan membawa beban 15 Kg) dan juga
derajat aklimasi tubuh akan lambat. Mountain sickness ditandai dengan timbulnya gejala-gejala : -
Merasakan sakit kepala atau pusing-pusing - Sukar atau tidak dapat tidur - Kehilangan control emosi
atau lekas marah - Bernafas agak berat/susah - Sering terjadi penyimpangan
interpretasi/keinginannya aneh-aneh, bersikap semaunya dan bisa mengarah kepenyimpangan
mental. - Biasanya terasa mual bahkan kadang-kadang sampai muntah, bila ini terjadi maka orang ini
harus segera ditolong dengan memberi makanan/minuman untuk mencegah kekosongan perut. -
Gejala-gejala ini biasanya akan lebih parah di pagi hari, dan akan mencapai puncaknya pada hari
kedua. Apabila diantara peserta pendakian mengalami gejala ini, maka perlu secara dini
ditangani/diberi obat penenang atau dicegah untuk naik lebih tinggi. Bilamana sudah terlanjur parah
dengan emosi dan kelakuan yang aneh-aneh serta tidak peduli lagi nasehat (keras kepala), maka
jalan terbaik adalah membuatnya pingsan. Pada ketinggian lebih dari 3000 m.dpl, hipoksea cerebral
dapat menyebabkan kemampuan untuk mengambil keputusan dan penalarannya menurun. Dapat
pula timbul rasa percaya diri yang keliru, pengurangan ketajaman penglihtan dan gangguan pada
koordinasi gerak lengan dan kaki. Pada ketinggian 5000 m, hipoksea semakin nyata dan pada
ketinggian 6000 m kesadarannya dapat hilang sama sekali. 4. Program Aerobik Program/latihan ini
merupakan dasar yang perlu mendapatkan kapasitas fisik yang maksimum pada daerah ketinggian.
Kapasitas kerja fisik seseorang berkaitan dengan kelancaran transportasi oksigen dalam tubuh selai
respirasi. Kebiasaan melakukan latihan aerobic secara teratur, dapat menambah kelancaran
peredaran darah dalam tubuh, memperbanyak jumlah pembuluh darah yang mrmasuki jaringan,
memperbanyak sintesis darah merah, menambah kandungan jumlah haemoglobin darah dan juga
menjaga optimalisasi kerja jantung. Dengan terpenuhinya hal-hal tersebut di atas, maka mekanisme
pengiriman oksigen melalui pembuluh darah ke sel-sel yang membutuhkan lebih terjamin. Untuk
persiapan/latihan aerobic ini biasanya harus diintensifkan selama dua bulan sebelumnya. Latihan
yang teratur ternyata juga dapat meningkatkan kekuatan (endurance) dan kelenturan (fleksibility)
otot, peningkatan kepercayaan diri (mental), keteguhan hati serta kemauan yang keras. Didalam
latihan diusahakan denyut nadi mencapai 80% dari denyut nadi maksimal, biasanya baru tercapai
setelah lari selama 20 menit. Seorang yang dapat dikatakan tinggi kesegaran aerobiknya apabila ia
dapat menggunakan minimal oksigen per menit per Kg berat badan. Yang tentunya disesuaikan
dengan usia latihan kekuatan juga digunakan untuk menjaga daya tahan yang maksimal, dan gerakan
yang luwes. Ini biasanya dengan latihan beban, Untuk baiknya dilakukan aerobic 25-50 menit setiap
harinya. VI. PENGETAHUAN DASAR BAGI MOUNTAINEER 1. Orientasi Medan Menentukan arah
perjalanan dan posisi pada peta Dengan dua titik di medan yang dapat diidentifikasikan pada gambar
di peta. Dengan menggunakan perhitungan teknik/azimuth, tariklah garis pada kedua titik
diidentifikasi tersebut di dalam peta. Garis perpotongan satu titik yaitu posisi kita pada peta. Bila
diketahui satu titik identifikasi. Ada beberapa cara yang dapar dicapai : Kalau kita berada di jalan
setapak atau sungai yang tertera pada peta, maka perpotongan garis yang ditarik dari titik
identifikasi dengan jalan setapak atau sungai adalah kedudukan kita. Menggunakan altimeter.
Perpotongan antara garis yang ditarik dari titik identifikasi dengan kontur pada titik ketinggian sesuai
dengan angka pada altimeter adalah kedudukan kita. Dilakukan secara kira-kira saja. Apabila kita
sedang mendaki gunung, kemudian titik yang berhasil yang diperoleh adalah puncaknya, maka tarik
garis dari titik identifikasi itu, lalu perkirakanlah berapa bagian dari gunung itu yang telah kita daki.
Menggunakan kompas Untuk membaca peta sangat dibutuhkan banyak bermacam kompas yang
dapat dipakai dalam satu perjalanan atau pendakian, yaitu tipe silva, prisma dan lensa. Peka dalam
perjalanan Dengan mempelajari peta, kita dapat membayangkan kira-kira medan yang akan dilaui
atau dijelajahi. Penggunaan peta dan kompas memang ideal, tetapi sering dalam praktek sangat
sukar dalam menerapkannya di gunung-gunung di Indonesia. Hutan yang sangat lebat atau kabut
yang sangat tebal acap kali menyulitkan orientasi. Penanggulangan dari kemungkinan ini seharusnya
dimulai dari awal perjalanan, yaitu dengan mengetahui dan mengenali secara teliti tempat pertama
yang menjadi awal perjalanan. Gerak yang teliti dan cermat sangat dibutuhkan dalam situasi seperi
di atas. Ada baiknya tanda alam sepanjang jalan yang kita lalui diperhatikan dan dihafal, mungkin
akan sangat bermanfaat kalau kita kehilangan arah dan terpaksa kembali ketempat semula. Dari
pengalaman terutama di hutan dan di gunung tropis kepekaan terhadap lingkungan alam yang dilalui
lebih menentukan dari pada kita mengandalkan alat-alat seperti kompas tersebut. Hanya sering
dengan berlatih dan melakukan perjalanan kepekaan itu bisa diperoleh. 2. Membaca Keadaan Alam
Keadaan udara Sinar merah pada waktu Matahari akan terbenam. Sinar merah pada langit yang
tidak berawan mengakibatkan esok harinya cuaca baik. Sinar merah pada waktu Matahari terbit
sering mengakibatkan hari tetap bercuaca buruk. Perbedaan yang besar antara temperature siang
hari dan malam hari. Apabila tidak angin gunung atau angin lembab atau pagi-pagi berhembus
angina panas, maka diramalkan adanya udara yang buruk. Hal ini berlaku sebaliknya. Awan putih
berbentuk seperti bulu kambing. Apabila awan ini hilang atau hanya lewat saja berarti cuaca baik.
Sebaliknya apabila awan ini berkelompok seperti selimut putih maka datanglah cuaca buruk.
Membaca sandi-sandi yang diterapkan di alam, menggunakan bahan-bahan dari alam, seperti : -
Sandi dari batu yang dijejer atau ditumpuk - Sandi dari batang/ranting yang
dipatahkan/dibengkokkan - Sandi dari rumput/semak yang diikat Tujuan dari penggunaan sandi-
sandi ini apabila kita kehilangan arah dan perlu kembali ke tempat semula atau pulang. 3. Tingkatan
Pendakian gunung Agar setiap orang mengetahui apakah lintasan yang akan ditempuhnya sulit atau
mudah, maka dalam olahraga mendaki gunung dibuat penggolongan tingkat kesulitan setiap medan
atau lintasan gunung. Penggolongan ini tergantung pada karakter tebing atau gunungnya,
temperamen dan penampilan fisik si pendaki, cuaca, kuat dan rapuhnya batuan di tebing, dan
macam-macam variabel lainnya. Kelas 1 : Berjalan. Tidak memerlukan peralatan dan teknik khusus.
Kelas 2 : Merangkak (scrambling). Dianjurkan untuk memakai sepatu yang layak, Penggunaan tangan
mungkin diperlukan untuk membantu. Kelas 3 : Memanjat (climbing). Tali diperlukan bagi pendaki
yang belum berpengalaman. Kelas 4 : Memanjat dengan tali dan belaying. Anchor untuk belaying
mungkin diperlukan. Kelas 5 : Memanjat bebas dengan penggunaan tali belaying dan runner. Kelas
ini dibagi lagi menjadi 13 tingkatan. Kelas 6 : Pemanjatan artificial. Tali dan anchor digunakan untuk
gerakan naik. Kelas ini sering disebut kelas A. Selanjutnya dibagi dalam 5 tingkatan. PERTOLONGAN
PERTAMA GAWAT DARURAT (PPGD) Bayangkan ada seorang pendaki yang tidak hati-hati lalu
terjatuh ke dalam jurang sedalam 10 meter. Sangat miris karena pendaki tersebut mengalami
trauma tulang belakang yang cukup parah. Prognosa menyatakan dia bakal lumpuh seumur
hidupnya dari batas pusar ke bawah (paraplegi). Menurut cerita teman-teman pendaki yang ikut
mendaki bersama dia, pertolongan di tempat kejadian dilakukan oleh pendaki lain yang
kemungkinan besar belum mengetahui teknik PPGD. Kita lalu akan membayangkan korban diangkat
dari dasar jurang entah dengan apa dan bagaimana, namun dapat diyakinkan bahwa proses
evakuasi, mobilisasi dan tranportasi korban sangatlah merugikan dan memperburuk cedera tulang
belakangnya. Bayangkan juga ada seorang pendaki yang tiba-tiba mengalami serangan jantung yang
menyebabkan jantungnya tiba-tiba berhenti berdenyut lalu mengalami kematian mendadak karena
tidak mendapatkan pertolongan yang cepat, padahal kita berada tidak jauh dari lokasinya. Atau
seorang pemanjat tebing yang mengalami kecelakaan dan menyebabkan fraktur terbuka yang
mengeluarkan cukup banyak darah lalu membuatnya pingsan. Apakah yang harus kita lakukan ?
Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga sulit memprediksi kapan
terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi ini adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit untuk
mengantisipasinya. Harus dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada korban dari awal
tempat kejadian, selama perjalanan menuju sarana kesehatan, bantuan di fasilitas kesehatan sampai
pasca kejadian cedera. Tercapainya kualitas hidup penderita pada akhir bantuan harus tetap menjadi
tujuan dari seluruh rangkai pertolongan yang diberikan. Jadi prinsip dan tujuan dilakukannya PPGD
adalah : 1. Menyelamatkan kehidupan 2. Mencegah keadaan menjadi lebih buruk 3. Mempercepat
kesembuhan Upaya Pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu
system yang terpadu dan tidak terpecah-pecah, mulai dari pre hospital stage, hospital stage, dan
rehabilitation stage. Hal ini karena kualitas hidup penderita pasca cedera akan sangat bergantung
pada apa yang telah dia dapatkan pada periode Pre Hospital Stage bukan hanya tergantung pada
bantuan di fasilitas pelayanan kesehatan saja. Jika di tempat pertama kali kejadian penderita
mendapatkan bantuan yang optimal sesuai kebutuhannya maka resiko kematian dan kecacatan
dapat dihindari. Bisa diilustrasikan dengan penderita yang terus mengalami perdarahan dan tidak
dihentikan selama periode Pre Hospital Stage, maka akan sampai ke rumah sakit dalam kondisi gagal
ginjal. Penderita dengan kegagalan pernapasan dan jantung kurang dari 4-6 menit dapat
diselamatkan dari kerusakan otak yang ireversibel. Syok karena kehilangan darah dapat dicegah jika
sumber perdarahan diatasi, dan kelumpuhan dapat dihindari jika upaya evakuasi & tranportasi
cedera spinal dilakukan dengan benar. Oleh karena itu orang awam yang menjadi first responder
harus menguasai lima kemampuan dasar yaitu : • Menguasai cara meminta bantuan pertolongan •
Menguasai teknik bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru) • Menguasai teknik menghentikan
perdarahan • Menguasai teknik memasang balut-bidai • Menguasai teknik evakuasi dan tranportasi
Penyebarluasan kemampuan sebagai penolong pertama dapat diberikan kepada masyarakat yang
awam dalam bidang pertolongan medis baik secara formal maupun informal secara berkala dan
berkelanjutan dengan menggunakan kurikulum yang sama, bentuk sertifikasi yang sama dan lencana
tanda lulus yang sama. Sehingga penolong akan memiliki kemampuan yang sama dan memudahkan
dalam memberikan bantuan dalam keadaan sehari-hari ataupun bencana masal. I. MEMINTA
PERTOLONGAN Apakah yang anda lakukan jika menemukan seseorang pasien gawat darurat ? 1.
amankan penderita 2. hubungi Ambulans dengan telepon nomor 118 3. tertibkan masyarakat 4.
lakukan prosedur gawat darurat II. TEKNIK BANTUAN HIDUP DASAR (BLS-Basic Life Support)
Terdapat banyak keadaan yang akan menyebabkan kematian dalam waktu singkat, tetapi semuanya
berakhir pada satu akhir yakni kegagalan oksigenasi sel, terutama otak dan jantung. Usaha yang
dilakukan untu mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadan yang
mengancam nyawa yang dikenal sebagai “Bantuan Hidup” (Life Support). Bila usaha Bantuan Hidup
ini tanpa memakai cairan intra-vena, obat ataupun kejutan listrik maka dikenal sebagai Bantuan
Hiudp Dasar (Basic Life Support). Apabila BHD dilakukan cukup cepat, kematian mungkin dapat
dihindari seperti nampak dari tabel dibawah ini : Keterlambatan kemungkinan berhasil 1 menit 98
dari 100 4 menit 50 dari 100 10 menit 1 dari 100 Catatan : Bila ada tanda kematian pasti seperti kaku
mayat atau lebam mayat, sudah sia-sia untuk melakukan BHD. Yang harus dilakukan pada BHD
adalah : Airway (jalan nafas) Breathing (pernafasan) Circulation (jantung dan pembuluh darah)
AIRWAY Menilai jalan nafas dan pernafasan : Bila penderita sadar dapat berbicara kalimat panjang :
Airway baik, Breathing baik. Bila penderita tidak sadar bisa menjadi lebih sulit Lakukan penilaian
Airway-Breathing dengan cara : Lihat-Dengar-Raba Obstruksi jalan nafas Merupakan pembunuh
tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan circulation.lagipula perbaikan breathing
tidak mungkin dilakukan bila tidak ada Airway yang baik. a. Obstruksi total Pada obstruksi total
mungkin penderita ditemukan masih sadar atau dalam keadaan tidak sadar. Pada obstruksi total
yang akut, biasanya disebabkan tertelannya benda asing yang lalu menyangkut dan menyumbat di
pangkal larink, bila obstruksi total timbul perlahan (insidious) maka akan berawal dari obstruksi
parsial menjadi total. - Bila penderita masih sadar Penderita akan memegang leher, dalam keadaan
sangat gelisah. Kebiruan (sianosis) mungkin ditemukan, dan mungkin ada kesan masih bernafas
(walaupun tidak ada udara keluar-masuk/ventilasi). Dalam keadaan ini harus dilakukan perasat
Heimlich (abdominal thrust). Kontra-indikasi Heimlich manouvre atau kehamilan tua dan bayi. b.
Obstruksi parsial Disebabkan beberapa hal, biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga
timbul beraneka ragam suara, tergantung penyebabnya (semuanya saat menarik nafas, inspirasi) -
Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung dsb), bunti kumur-kumur. - Lidah yang jatuh kebelakang-
mengorok - Penyempitan di larink atau trakhea-stridor Pengelolaan Jalan nafas a. Penghisapan
(suction) – bila ada cairan b. Menjaga jalan nafas secara manual Bila penderita tidak sadar maka
lidah dapat dihindarkan jatuh kebelakang dengan memakai : o Angkat kepala-dagu (Head tilt-chin
manouvre), prosedur ini tidak boleh dipakai bila ada kemungkinan patah tulang leher. o Angkat
rahang (jaw thrust) II. BREATHING DAN PEMBERIAN OKSIGEN Bila Airway sudah baik, belum tentu
pernafasan akan baik sehingga perlu selalu dilakukan pemeriksaan apakah ada pernafasan penderita
sudah adekuat atau belum. 1. Pemeriksaan Fisik penderita. Pernafasan Normal, kecepatan bernafas
manusia adalah : Dewasa : 12-20 kali/menit (20) Anak-anak : 15-30 kali/menit (30) Pada orang
dewasa abnormal bila pernfasan >30 atau <10 kali/menit b. Sesak Nafas (dyspnoe) Bila penderita
sadar, dapat berbicara tetapi tidak dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing
terganggu, penderita terlihat sesak. Sesak nafas dapat terlihat atau mungkin juga tidak. Bila terlihat
maka akan ditemukan : - Penderita mengeluh sesak - Bernafas cepat (tachypnoe) - Pemakaian otot
pernafasan tambahan - Penderita terlihat ada kebiruan 2. Pemberian Oksigen a. Kanul hidung (nasal
canule) b. Masker oksigen (face mask) 3. Pernafasan Buatan (artificial ventilation) Bila diperlukan,
pernafasan buatan dapat diberikan dengan cara : Mouth to mouth ventilation ( mulut ke mulut )
Dengan cara ini akan dicapai konsentrasi oksigen hanya 18% (konsentrasi udara paru saat ekspirasi).
Frekuensi Ventilasi Buatan Dewasa 10-20 x/menit Anak 20 x/menit Bayi 20 x/menit Mouth to mask
ventilation Bantuan Pernafasan memakai kantung (Bag-Valve-Mask, “Bagging”) III. CIRCULATION
Umum a. Frekuensi denyut jantung Frenkuensi denyut jantung pada orang dewasa adalah 60-
80/menit. b. Penentuan denyut nadi pada orang dewasa dan anak-anak denyut nadi diraba pada
a.radialis (lengan bawah, dibelakang ibu jari) atau a.karotis, yakni sisi samping dari jakun. 2. Henti
jantung Gejala henti jantung adalah gejala syok yang sangat berat. Penderita mungkin masih akan
berusaha menarik nafas satu atau dua kali. Setelah itu akan berhenti nafas. Pada perabaan nadi tidak
ditemukan a.karotis yang berdenyut. Bila ditemukan henti jantung maka harus dilakukan masase
jantung luar yang merupakan bagian dari resusitasi jantung paru (RJP,CPR). RJP hanya menghasilkan
25-30% dari curah jantung (cardiac output) sehingga oksigen tambahan mutlak diperlukan. V.
RESUSITASI JANTUNG-PARU (RJP) 1. langkah-langkah yang haurs diambil pada sebelum memulai
RJP : ( American Heart association) a. Tentukan tingkat kesadaran (respon penderita) : Dilakukan
dengan menggoyang penderita, bila penderita menjawab, maka ABC dalam keadaan baik. b. panggil
bantuan bila petugas sendiri, maka jangan mulai RJP sebelum memanggil bantuan, c. Posisi
Penderita Penderita harus dalam keadaan terlentang, bila dalam keadaan telungkup penderita di
balikkan. c. Periksa pernafasan Periksa dengan inspeksi, palpasi dan aiskultasi. Pemeriksan ini paling
lama 3-5 detik. Bila penderita bernafas penderita tidak memerlukan RJP d. Berikan pernafasan
buatan 2 kali. Bila pernafasan buatan pertama tidak berhasil, maka posisi kepala diperbaiki atau
mulut lebih dibuka. Bila pernafasan buatan kedua tidak berhasil (karena resistensi/tahanan yang
kuat), maka airway harus dibersihkan dari obstruksi ( heimlich manouvre, finger sweep) e. Periksa
pulsasi a, karotis (5-10 detik) Bila ada pulsasi, dan penderita bernafas, dapat berhenti Bila ada pulsasi
dan penderita tidak bernafas diteruskan nafas buatan Bila tidak ada pulsasi dilakukan RJP 2. Tehnik
Resusitasi jantung paru (Cardiopulmonary Resusitation) RJP dapat dilakukan oleh 1 atau 2 orang. a.
posisi penderita penderita dalam keadaan terlentang pada dasar yang keras (lantai, backboard,short
spine board). b. posisi petugas posisi petugas berada setinggi bahu penderita bila akan melakukan
RJP 1 orang, bila penderita dilantai, petugas berlutut seinggi bahu, disisi kanan penderita. Posisi
paling ideal sebenernya adalah dengan ‘menunggangi’ penderita, namun sering dapat diterima oleh
keluarga penderita. c. tempat kompresi Tepatnya 2 inci diatas prosesus xifoideus pada tengah
sternum. Jari-jari kedua tangan dapat dirangkum, namun tidak boleh menyinggung dada penderita.
Pada bayi tekanan dilakukan dengan 2 atau 3 jari, pada garis yang menghubungkan kedua putting
susu Kompresi Dilakukan dengan meluruskan siku, beban pada bahu, bukan pada siku. Kompresi
dilakukan sedalam 3-5 cm. cara lain untuk memeriksa pulsasi a, karotis yang seharusnya ada pada
setiap kompresi. Perbandingan Kompresi-Ventilasi Pada dewasa (2 dan 1 petugas) 15 : 2 anak,
maupun bayi, perbandingan kompresi-ventilasi adalah 5:1, ini akan menghasilkan kurang lebih 12
kali ventilasi setiap menitnya, pada dewasa dalam satu menit dilakukan 4 siklus. f. Memeriksa pulsasi
dan pernafasan Pada RJP 1 orang, pemeriksaan dilakukan setiap 4 siklus (setiap 1 menit). Pada RJP 2
orang, petugas yang melakukan ventilasi dapat sekaligus pemeriksaan pulsasi karotis, setiap
beberapa menit dapat dihentikan RJP untuk memeriksa apakah denyut jantung sudah kembali.
Tanda-tanda keberhasilan tehnik RJP : Nadi karotis mulai berdenyut, pernafasan mulai spontan, kulit
yang tadinya berwarna keabu-abuan mulai menjadi merah. Bila denyut karotis sudah timbul teratur,
maka kompresi dapat di hentikan tetapi pernafasan buatan tetap diteruskan sampai timbul nafas
spontan. Menghentikan RJP Bila RJP dilakukan dengan efektif, kematian biologis akan tertunda. RJP
harus dihentikan tergantung pada : - lamanya kematian klinis - prognosis penderita (ditinjau dari
penyebab henti jantung) - penyebab henti jantung (pada henti jantung karena minimal listrik 1 jam)
sebaiknya keputusan menghentikan RJP diserahkan kepada dokter. Komplikasi RJP - Patah tulang iga,
sering terjadi terutama pada orang tua. RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada tulang yang patah.
Patah tulang iga mungkin terjadi bila posisi tangan salah - Perdarahan pada perut, disebabkan
karena robekan hati atau limpa.

Anda mungkin juga menyukai