Anda di halaman 1dari 12

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di F icon.svg Facebook, Twitter bird logo 2012.

svg Twitter, Instagram logo.png Instagram dan IRC #wikipedia-idconnect


[tutup]
Perang Salib
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Perang salib)
Konsili Clermont, Paus Urbanus II berkotbah dan terdengar teriakan "Deus Vult!"
(Tuhan menghendaki).[1]
1099jerusalem.jpg
Seri Perang Salib
Perang Salib Pertama
Perang Salib Rakyat
Perang Salib Jerman, 1096
Perang Salib 1101
Perang Salib Kedua
Perang Salib Ketiga
Perang Salib Keempat
Perang Salib Albigensian
Perang Salib Anak-anak
Perang Salib Kelima
Perang Salib Keenam
Perang Salib Ketujuh
Perang Salib Gembala
Perang Salib Kedelapan
Perang Salib Kesembilan
Perang Salib Utara
Perang Salib[2][3][4] adalah gerakan umat Kristen di Eropa yang memerangi umat M
uslim[5][6] di Palestina secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-1
3, dengan tujuan untuk merebut Tanah Suci dari kekuasaan kaum Muslim dan mendiri
kan gereja dan kerajaan Latin di Timur.[7] Dinamakan Perang Salib, karena setiap
orang Eropa yang ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu,
lencana dan panji-panji mereka.[8]
Istilah ini juga digunakan untuk ekspedisi-ekspedisi kecil yang terjadi selama a
bad ke-16 di wilayah di luar Benua Eropa, biasanya terhadap kaum pagan dan kaum
non-Kristiani untuk alasan campuran; antara agama, ekonomi, dan politik. Skema p
enomoran tradisional atas Perang Salib memasukkan 9 ekspedisi besar ke Tanah Suc
i selama Abad ke-11 sampai dengan Abad ke-13. Perang Salib lainnya yang tidak bern
omor berlanjut hingga Abad ke-16 dan berakhir ketika iklim politik dan agama di
Eropa berubah secara signifikan selama masa Renaissance.
Perang Salib pada hakikatnya bukan perang agama, melainkan perang merebut kekuas
aan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara Salib dan tentara Muslim saling ber
tukar ilmu pengetahuan.
Perang Salib berpengaruh sangat luas terhadap aspek-aspek politik, ekonomi dan s
osial, yang mana beberapa bahkan masih berpengaruh sampai masa kini. Karena konf
ilk internal antara kerajaan-kerajaan Kristen dan kekuatan-kekuatan politik, beb
erapa ekspedisi Perang Salib (seperti Perang Salib Keempat) bergeser dari tujuan
semulanya dan berakhir dengan dijarahnya kota-kota Kristen, termasuk ibukota By
zantium, Konstantinopel-kota yang paling maju dan kaya di benua Eropa saat itu.
Perang Salib Keenam adalah perang salib pertama yang bertolak tanpa restu resmi
dari gereja Katolik, dan menjadi contoh preseden yang memperbolehkan penguasa la
in untuk secara individu menyerukan perang salib dalam ekspedisi berikutnya ke T
anah Suci. Konflik internal antara kerajaan-kerajaan Muslim dan kekuatan-kekuata
n politik pun mengakibatkan persekutuan antara satu faksi melawan faksi lainnya
seperti persekutuan antara kekuatan Tentara Salib dengan Kesultanan Rum yang Mus
lim dalam Perang Salib Kelima.

Daftar isi
1 Situasi dan latar belakang
1.1 Situasi di Eropa
1.2 Situasi Timur Tengah
2 Penyebab langsung
3 Perang
3.1 Perang Salib I
3.2 Perang Salib II
3.3 Perang Salib III
3.4 Perang Salib IV
4 Kondisi sesudah Perang Salib
5 Peninggalan
5.1 Benua Eropa
5.1.1 Politik dan Budaya
5.1.2 Perdagangan
5.2 Dunia Islam
5.3 Komunitas Yahudi
5.4 Pegunungan Kaukasus
6 Referensi
7 Pranala luar
Situasi dan latar belakang
Situasi di Eropa
Asal mula ide perang salib adalah perkembangan yang terjadi di Eropa Barat sebel
umnya pada Abad Pertengahan, selain itu juga menurunnya pengaruh Kekaisaran Byza
ntium di timur yang disebabkan oleh gelombang baru serangan Muslim Turki. Pecahn
ya Kekaisaran Carolingian pada akhir Abad Ke-9, dikombinasikan dengan stabilnya
perbatasan Eropa sesudah peng-Kristen-an bangsa-bangsa Viking, Slavia, dan Magya
r, telah membuat kelas petarung bersenjata yang energinya digunakan secara salah
untuk bertengkar satu sama lain dan meneror penduduk setempat. Gereja berusaha
untuk menekan kekerasan yang terjadi melalui gerakan-gerakan Pax Dei dan Treuga
Dei. Usaha ini dinilai berhasil, akan tetapi para ksatria yang berpengalaman sel
alu mencari tempat untuk menyalurkan kekuatan mereka dan kesempatan untuk memper
luas daerah kekuasaan pun menjadi semakin tidak menarik. Pengecualiannya adalah
saat terjadi Reconquista di Spanyol dan Portugal, dimana pada saat itu ksatria-k
satria dari Iberia dan pasukan lain dari beberapa tempat di Eropa bertempur mela
wan pasukan Moor Islam, yang sebelumnya berhasil menyerang dan menaklukan sebagi
an besar Semenanjung Iberia dalam kurun waktu 2 abad dan menguasainya selama kur
ang lebih 7 abad.
Pada tahun 1063, Paus Alexander II memberikan restu kepausan bagi kaum Kristen I
beria untuk memerangi kaum Muslim. Paus memberikan baik restu kepausan standar m
aupun pengampunan bagi siapa saja yang terbunuh dalam pertempuran tersebut. Maka
, permintaan yang datang dari Kekaisaran Byzantium yang sedang terancam oleh eks
pansi kaum Muslim Seljuk, menjadi perhatian semua orang di Eropa. Hal ini terjad
i pada tahun 1074, dari Kaisar Michael VII kepada Paus Gregorius VII dan sekali
lagi pada tahun 1095, dari Kaisar Alexius I Comnenus kepada Paus Urbanus II.
Perang Salib adalah sebuah gambaran dari dorongan keagamaan yang intens yang mer
ebak pada akhir abad ke-11 di masyarakat. Seorang tentara Salib, sesudah memberi
kan sumpah sucinya, akan menerima sebuah salib dari Paus atau wakilnya dan sejak
saat itu akan dianggap sebagai tentara gereja . Hal ini sebagian adalah karena ada
nya Kontroversi Pentahbisan, yang berlangsung mulai tahun 1075 dan masih berlang
sung selama Perang Salib Pertama. Karena kedua belah pihak yang terlibat dalam K
ontroversi Pentahbisan berusaha untuk menarik pendapat publik, maka masyarakat m
enjadi terlibat secara pribadi dalam pertentangan keagamaan yang dramatis. Hasil
nya adalah kebangkitan semangat Kristen dan ketertarikan publik pada masalah-mas

alah keagamaan. Hal ini kemudian diperkuat oleh propaganda keagamaan tentang Per
ang untuk Keadilan untuk mengambil kembali Tanah Suci
yang termasuk Yerusalem (d
imana kematian, kebangkitan dan pengangkatan Yesus ke Surga terjadi menurut ajar
an Kristen) dan Antiokhia (kota Kristen yang pertama) - dari orang Muslim. Selan
jutnya, Penebusan Dosa adalah faktor penentu dalam hal ini. Ini menjadi dorongan b
agi setiap orang yang merasa pernah berdosa untuk mencari cara menghindar dari k
utukan abadi di Neraka. Persoalan ini diperdebatkan dengan hangat oleh para tent
ara salib tentang apa sebenarnya arti dari penebusan dosa itu. Kebanyakan mereka p
ercaya bahwa dengan merebut Yerusalem kembali, mereka akan dijamin masuk surga p
ada saat mereka meninggal dunia. Akan tetapi, kontroversi yang terjadi adalah ap
a sebenarnya yang dijanjikan oleh paus yang berkuasa pada saat itu. Suatu teori
menyatakan bahwa jika seseorang gugur ketika bertempur untuk Yerusalemlah penebus
an dosa itu berlaku. Teori ini mendekati kepada apa yang diucapkan oleh Paus Urba
nus II dalam pidato-pidatonya. Ini berarti bahwa jika para tentara salib berhasi
l merebut Yerusalem, maka orang-orang yang selamat dalam pertempuran tidak akan
diberikan penebusan . Teori yang lain menyebutkan bahwa jika seseorang telah sampai
ke Yerusalem, orang tersebut akan dibebaskan dari dosa-dosanya sebelum Perang S
alib. Oleh karena itu, orang tersebut akan tetap bisa masuk Neraka jika melakuka
n dosa sesudah Perang Salib. Seluruh faktor inilah yang memberikan dukungan masy
arakat kepada Perang Salib Pertama dan kebangkitan keagamaan pada abad ke-12.
Situasi Timur Tengah
Keberadaan Muslim di Tanah Suci harus dilihat sejak penaklukan bangsa Arab terha
dap Palestina dari tangan Kekaisaran Bizantium pada abad ke-7. Hal ini sebenarny
a tidak terlalu memengaruhi penziarahan ke tempat-tempat suci kaum Kristiani ata
u keamanan dari biara-biara dan masyarakat Kristen di Tanah Suci Kristen ini. Se
mentara itu, bangsa-bangsa di Eropa Barat tidak terlalu perduli atas dikuasainya
Yerusalem yang berada jauh di Timur sampai ketika mereka sendiri mulai menghadapi i
nvasi dari orang-orang Islam dan bangsa-bangsa non-Kristen lainnya seperti bangs
a Viking dan Magyar. Akan tetapi, kekuatan bersenjata kaum Muslim Turki Saljuk y
ang berhasil memberikan tekanan yang kuat kepada kekuasaan Kekaisaran Byzantium
yang beragama Kristen Ortodoks Timur.[9]
Titik balik lain yang berpengaruh terhadap pandangan Barat kepada Timur adalah k
etika pada tahun 1009, kalifah Bani Fatimiyah, Al-Hakim bi-Amr Allah memerintahk
an penghancuran Gereja Makam Kudus (Church of the Holy Sepulchre).[10] Penerusny
a memperbolehkan Kekaisaran Byzantium untuk membangun gereja itu kembali dan mem
perbolehkan para peziarah untuk berziarah di tempat itu lagi. Akan tetapi, banya
k laporan yang beredar di Barat tentang kekejaman kaum Muslim terhadap para pezi
arah Kristen. Laporan yang didapat dari para peziarah yang pulang ini kemudian m
emainkan peranan penting dalam perkembangan Perang Salib pada akhir abad itu.
Penyebab langsung
Penyebab langsung dari Perang Salib Pertama adalah permohonan Kaisar Alexius I k
epada Paus Urbanus II untuk menolong Kekaisaran Byzantium dan menahan laju invas
i tentara Muslim ke dalam wilayah kekaisaran tersebut.[11][12] Hal ini dilakukan
karena sebelumnya pada tahun 1071, Kekaisaran Byzantium telah dikalahkan oleh p
asukan Seljuk yang dipimpin oleh Sulthan Alp Arselan di Pertempuran Manzikert, y
ang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan
tentara Romawi yang berjumlah 40.000 orang, terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, a
l-Akraj, al-Hajr, Perancis dan Armenia. Dan kekalahan ini berujung kepada dikuas
ainya hampir seluruh wilayah Asia Kecil (Turki modern). Meskipun Pertentangan Ti
mur-Barat sedang berlangsung antara gereja Katolik Barat dengan gereja Ortodoks
Timur, Alexius I mengharapkan respon yang positif atas permohonannya. Bagaimanap
un, respon yang didapat amat besar dan hanya sedikit bermanfaat bagi Alexius I.
Paus menyeru bagi kekuatan invasi yang besar bukan saja untuk mempertahankan Kek
aisaran Byzantium, akan tetapi untuk merebut kembali Yerusalem, setelah Dinasti
Seljuk dapat merebut Baitul Maqdis pada tahun 1078 dari kekuasaan dinasti Fatimi
yah yang berkedudukan di Mesir. Umat Kristen merasa tidak lagi bebas beribadah s
ejak Dinasti Seljuk menguasai Baitul Maqdis.

Ketika Perang Salib Pertama didengungkan pada 27 November 1095[13], para pangera
n Kristen dari Iberia sedang bertempur untuk keluar dari pegunungan Galicia dan
Asturia, wilayah Basque dan Navarre, dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, se
lama seratus tahun. Kejatuhan bangsa Moor Toledo kepada Kerajaan Len pada tahun 1
085 adalah kemenangan yang besar. Ketidakbersatuan penguasa-penguasa Muslim meru
pakan faktor yang penting dan kaum Kristen yang meninggalkan para wanitanya di g
aris belakang amat sulit untuk dikalahkan. Mereka tidak mengenal hal lain selain
bertempur. Mereka tidak memiliki taman-taman atau perpustakaan untuk dipertahan
kan. Para ksatria Kristen ini merasa bahwa mereka bertempur di lingkungan asing
yang dipenuhi oleh orang kafir sehingga mereka dapat berbuat dan merusak sekehen
dak hatinya. Seluruh faktor ini kemudian akan dimainkan kembali di lapangan pert
empuran di Timur. Ahli sejarah Spanyol melihat bahwa Reconquista adalah kekuatan
besar dari karakter Castilia, dengan perasaan bahwa kebaikan yang tertinggi ada
lah mati dalam pertempuran mempertahankan ke-Kristen-an suatu Negara.
Perang
Perang Salib I
Pada musim semi tahun 1095 M, 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Peranci
s dan Norman[14], berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentar
a Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond ini memperoleh kemenan
gan besar. Pada tanggal 18 Juni 1097 mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun
1098 M menguasai Raha (Edessa). Di sini mereka mendirikan County Edessa dengan
Baldwin sebagai raja. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiokhia dan
mendirikan Kepangeranan Antiokhia di Timur, Bohemond dilantik menjadi rajanya. M
ereka juga berhasil menduduki Baitul Maqdis (Yerusalem) pada 15 Juli 1099 M[15]
dan mendirikan Kerajaan Yerusalem dengan rajanya, Godfrey. Setelah penaklukan Ba
itul Maqdis itu, tentara Salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai kota Ak
ka (1104 M), Tripoli (1109 M) dan kota Tyre (1124 M). Di Tripoli mereka mendirik
an County Tripoli, rajanya adalah Raymond.
Selanjutnya, Syeikh Imaduddin Zengi pada tahun 1144 M, penguasa Mosul dan Irak,
berhasil menaklukkan kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa. Namun ia wafat tahun 1
146 M. Tugasnya dilanjutkan oleh puteranya, Syeikh Nuruddin Zengi. Syeikh Nurudd
in berhasil merebut kembali Antiokhia pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M, s
eluruh Edessa dapat direbut kembali.
Perang Salib II
Kejatuhan County Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan Perang S
alib kedua.[16][17] Paus Eugenius III menyampaikan perang suci yang disambut pos
itif oleh raja Perancis Louis VII dan raja Jerman Conrad II. Keduanya memimpin p
asukan Salib untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi, gerak maju mer
eka dihambat oleh Syeikh Nuruddin Zengi. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus
. Louis VII dan Conrad II sendiri melarikan diri pulang ke negerinya. Syeikh Nur
uddin wafat tahun 1174 M. Pimpinan perang kemudian dipegang oleh Sultan Shalahud
din al-Ayyubi yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir tahun 1175 M,
setelah berhasil mencegah pasukan salib untuk menguasai Mesir. Hasil peperangan
Shalahuddin yang terbesar adalah merebut kembali Yerusalem pada tahun 1187 M, se
telah beberapa bulan sebelumnya dalam Pertempuran Hittin, Shalahuddin berhasil m
engalahkan pasukan gabungan County Tripoli dan Kerajaan Yerusalaem melalui takti
k penguasaan daerah. Dengan demikian berakhirlah Kerajaan Latin di Yerussalem ya
ng berlangsung selama 88 tahun berakhir. Sehabis Yerusalem, tinggal Tirus merupa
kan kota besar Kerajaan Yerusalem yang tersisa. Tirus yang saat itu dipimpin ole
h Conrad dari Montferrat berhasil sukses dari pengepungan yang dilakukan Shalahu
ddin sebanyak dua kali. Shalahuddin kemudian mundur dan menaklukan kota lain, se
perti Arsuf dan Jaffa.
Perang Salib III
Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum Muslim sangat memukul perasaan Tentara Salib.
Mereka pun menyusun rencana balasan. Selanjutnya, Tentara Salib dipimpin oleh F

rederick Barbarossa raja Jerman, Richard si Hati Singa raja Inggris, dan Philip
Augustus raja Perancis memunculkan Perang Salib III.[18] Pasukan ini bergerak pa
da tahun 1189 M dengan dua jalur berbeda. Pasukan Richard dan Philip melalui jal
ur laut dan pasukan Barbarossa - saat itu merupakan yang terbanyak di Eropa - me
lalui jalur darat, melewati Konstantinopel. Namun, Barbarossa meninggal di daera
h Cilicia karena tenggelam di sungai, sehingga menyisakan Richard dan Philip. Se
belum menuju Tanah Suci, Richard dan Philip sempat menguasai Siprus dan mendirik
an Kerajaan Siprus. Meskipun mendapat tantangan berat dari Shalahuddin, namun me
reka berhasil merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin. Phil
ip kemudian balik ke Perancis untuk "menyelesaikan" masalah kekuasaan di Peranci
s dan hanya tinggal Richard yang melanjutkan Perang Salib III. Richard tidak mam
pu memasuki Palestina lebih jauh, meski bisa beberapa kali mengalahkan Shalahudd
in. Pada tanggal 2 Nopember 1192 M, dibuat perjanjian antara Tentara Salib denga
n Shalahuddin yang disebut dengan Shulh al-Ramlah. Dalam perjanjian ini disebutk
an bahwa orang-orang Kristen yang pergi berziarah ke Baitul Maqdis tidak akan di
ganggu.[19]
Perang Salib IV
Pada tahun 1219 M, meletus kembali peperangan yang dikenal dengan Perang Salib p
eriode keenam, dimana tentara Kristen dipimpin oleh raja Jerman, Frederik II, me
reka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina, dengan harapan da
pat bantuan dari orang-orang Kristen Koptik. Dalam serangan tersebut, mereka ber
hasil menduduki Dimyath, raja Mesir dari Dinasti Ayyubiyah waktu itu, al-Malik a
l-Kamil, membuat penjanjian dengan Frederick. Isinya antara lain Frederick berse
dia melepaskan Dimyath, sementara al-Malik al-Kamil melepaskan Palestina, Freder
ick menjamin keamanan kaum muslimin di sana, dan Frederick tidak mengirim bantua
n kepada Kristen di Syria. Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbu
t kembali oleh kaum muslimin tahun 1247 M, pada masa pemerintahan al-Malik al-Sh
alih, penguasa Mesir selanjutnya.
Ketika Mesir dikuasai oleh Dinasti Mamalik yang menggantikan posisi Dinasti Ayyu
biyyah, pimpinan perang dipegang oleh Baibars, Qalawun, dan Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum Muslim tahun
1291 M. Demikianlah Perang Salib yang berkobar di Timur. Perang ini tidak berhe
nti di Barat, di Spanyol, sampai umat Islam terusir dari sana.
Kondisi sesudah Perang Salib
Perang Salib Pertama melepaskan gelombang semangat perasaan paling suci sendiri
yang diekspresikan dengan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi yang menyertai
pergerakan tentara Salib melintasi Eropa dan juga perlakuan kasar terhadap peme
luk Kristen Ortodoks Timur. Kekerasan terhadap Kristen Ortodoks ini berpuncak pa
da penjarahan kota Konstantinopel pada tahun 1024, dimana seluruh kekuatan tenta
ra Salib ikut serta. Selama terjadinya serangan-serangan terhadap orang Yahudi,
pendeta lokal dan orang Kristen berupaya melindungi orang Yahudi dari pasukan Sa
lib yang melintas. Orang Yahudi seringkali diberikan perlindungan di dalam gerej
a atau bangunan Kristen lainnya, akan tetapi, massa yang beringas selalu menerob
os masuk dan membunuh mereka tanpa pandang bulu.
Pada abad ke-13, perang salib tidak pernah mencapai tingkat kepopuleran yang tin
ggi di masyarakat. Sesudah kota Akka jatuh untuk terakhir kalinya pada tahun 129
1 dan sesudah penghancuran bangsa Ositania (Perancis Selatan) yang berpaham Kata
risme pada Perang Salib Albigensian, ide perang salib mengalami kemerosotan nila
i yang diakibatkan oleh pembenaran lembaga Kepausan terhadap agresi politik dan
wilayah yang terjadi di Katolik Eropa.
Orde Ksatria Salib mempertahankan wilayah adalah orde Ksatria Hospitaller. Sesud
ah kejatuhan Akka yang terakhir, orde ini menguasai Pulau Rhodes dan pada abad k
e-16 dibuang ke Malta. Tentara-tentara Salib yang terakhir ini akhirnya dibubark
an oleh Napoleon Bonaparte pada tahun 1798.
Peninggalan

Benua Eropa
Perang Salib selalu dikenang oleh bangsa-bangsa di Eropa bagian Barat dimana pad
a masa Perang Salib merupakan negara-negara Katolik Roma. Perang Salib juga meni
mbulkan kenangan pahit.[20] Banyak pula kritikan pedas terhadap Perang Salib di
negara-negara Eropa Barat pada masa Renaissance.[21][22]
Politik dan Budaya
Perang Salib amat memengaruhi Eropa pada Abad Pertengahan.[23] Pada masa itu, se
bagian besar benua dipersatukan oleh kekuasaan Kepausan, akan tetapi pada abad k
e-14, perkembangan birokrasi yang terpusat (dasar dari negara-bangsa modern) sed
ang pesat di Perancis, Inggris, Burgundi, Portugal, Castilia dan Aragon. Hal ini
sebagian didorong oleh dominasi gereja pada masa awal perang salib.
Meski benua Eropa telah bersinggungan dengan budaya Islam selama berabad-abad me
lalui hubungan antara Semenanjung Iberia dengan Sisilia, banyak ilmu pengetahuan
di bidang-bidang sains, pengobatan dan arsitektur diserap dari dunia Islam ke d
unia Barat selama masa perang salib.
Pengalaman militer perang salib juga memiliki pengaruh di Eropa, seperti misalny
a, kastil-kastil di Eropa mulai menggunakan bahan dari batu-batuan yang tebal da
n besar seperti yang dibuat di Timur, tidak lagi menggunakan bahan kayu seperti
sebelumnya. Sebagai tambahan, tentara Salib dianggap sebagai pembawa budaya Erop
a ke dunia, terutama Asia.
Bersama perdagangan, penemuan-penemuan dan penciptaan-penciptaan sains baru menc
apai timur atau barat. Kemajuan bangsa Arab termasuk perkembangan aljabar, lensa
dan lain lain mencapai barat dan menambah laju perkembangan di universitas-univ
ersitas Eropa yang kemudian mengarahkan kepada masa Renaissance pada abad-abad b
erikutnya.
Perdagangan
Kebutuhan untuk memuat, mengirimkan dan menyediakan balatentara yang besar menum
buhkan perdagangan di seluruh Eropa. Jalan-jalan yang sebagian besar tidak perna
h digunakan sejak masa pendudukan Romawi, terlihat mengalami peningkatan disebab
kan oleh para pedagang yang berniat mengembangkan usahanya. Ini bukan saja karen
a Perang Salib mempersiapkan Eropa untuk bepergian akan tetapi lebih karena bany
ak orang ingin bepergian setelah diperkenalkan dengan produk-produk dari timur.
Hal ini juga membantu pada masa-masa awal Renaissance di Itali, karena banyak ne
gara-kota di Itali yang sejak awal memiliki hubungan perdagangan yang penting da
n menguntungkan dengan negara-negara Salib, baik di Tanah Suci maupun kemudian d
i daerah-daerah bekas Byzantium.
Pertumbuhan perdagangan membawa banyak barang ke Eropa yang sebelumnya tidak mer
eka kenal atau amat jarang ditemukan dan sangat mahal. Barang-barang ini termasu
k berbagai macam rempah-rempah, gading, batu-batu mulia, teknik pembuatan barang
kaca yang maju, bentuk awal dari mesiu, jeruk, apel, hasil-hasil tanaman Asia l
ainnya dan banyak lagi.
Keberhasilan untuk melestarikan Katolik Eropa, bagaimanapun, tidak dapat mengaba
ikan kejatuhan Kekaisaran Kristen Byzantium, yang sebagian besar diakibatkan ole
h kekerasan tentara Salib pada Perang Salib Keempat terhadap Kristen Orthodox Ti
mur, terutama pembersihan yang dilakukan oleh Enrico Dandolo yang terkenal, peng
uasa Venesia dan sponsor Perang Salib Keempat. Tanah Byzantium adalah negara Kri
sten yang stabil sejak abad ke-4. Sesudah tentara Salib mengambil alih Konstanti
nopel pada tahun 1204, Byzantium tidak pernah lagi menjadi sebesar atau sekuat s
ebelumnya dan akhirnya jatuh pada tahun 1453.
Melihat apa yang terjadi terhadap Byzantium, Perang Salib lebih dapat digambarka
n sebagai perlawanan Katolik Roma terhadap ekspansi Islam, ketimbang perlawanan

Kristen secara utuh terhadap ekspansi Islam. Di lain pihak, Perang Salib Keempat
dapat disebut sebuah anomali. Kita juga dapat mengambil suatu kompromi atas ked
ua pendapat di atas, khususnya bahwa Perang Salib adalah cara Katolik Roma utama
dalam menyelamatkan Katolikisme, yaitu tujuan yang utama adalah memerangi Islam
dan tujuan yang kedua adalah mencoba menyelamatkan ke-Kristen-an, dalam konteks
inilah, Perang Salib Keempat dapat dikatakan mengabaikan tujuan yang kedua untu
k memperoleh bantuan logistik bagi Dandolo untuk mencapai tujuan yang utama. Mes
ki begitu, Perang Salib Keempat ditentang oleh Paus pada saat itu dan secara umu
m dikenang sebagai suatu kesalahan besar.
Dunia Islam
Perang salib memiliki efek yang buruk tetapi terlokalisir pada dunia Islam.[24]
Dimana persamaan antara Bangsa Frank dengan Tentara Salib meninggalkan bekas yang am
at dalam. Muslim secara tradisional mengelu-elukan Saladin, seorang ksatria Kurd
i, sebagai pahlawan Perang Salib. Pada abad ke-21, sebagian dunia Arab, seperti
gerakan kemerdekaan Arab dan gerakan Pan-Islamisme masih terus menyebut keterlib
atan dunia Barat di Timur Tengah sebagai perang salib . Perang Salib dianggap oleh
dunia Islam sebagai pembantaian yang kejam dan keji oleh kaum Kristen Eropa.
Konsekuensi yang secara jangka panjang menghancurkan tentang perang salib, menur
ut ahli sejarah Peter Mansfield, adalah pembentukan mental dunia Islam yang cend
erung menarik diri. Menurut Peter Mansfield, Diserang dari berbagai arah, dunia I
slam berpaling ke dirinya sendiri. Ia menjadi sangat sensitive dan defensive sikap
yang tumbuh menjadi semakin buruk seiring dengan perkembangan dunia, suatu prose
s dimana dunia Islam merasa dikucilkan, terus berlanjut.
Komunitas Yahudi
Ilustrasi dalam Injil Perancis dari tahun 1250 yang menggambarkan pembantaian or
ang Yahudi (dikenali dari topinya yakni Judenhut) oleh tentara Salib
Terjadi kekerasan tentara Salib terhadap bangsa Yahudi[25][26][27] di kota-kota
di Jerman dan Hongaria, belakangan juga terjadi di Perancis dan Inggris, dan pem
bantaian Yahudi di Palestina dan Syria menjadi bagian yang penting dalam sejarah
Anti-Semit, meski tidak ada satu perang salib pun yang pernah dikumandangkan me
lawan Yahudi. Serangan-serangan ini meninggalkan bekas yang mendalam dan kesan y
ang buruk pada kedua belah pihak selama berabad-abad. Kebencian kepada bangsa Ya
hudi meningkat.[28] Posisi sosial bangsa Yahudi di Eropa Barat semakin merosot d
an pembatasan meningkat selama dan sesudah Perang Salib. Hal ini memuluskan jala
n bagi legalisasi Anti-Yahudi oleh Paus Innocentius III dan membentuk titik bali
k bagi Anti-Semit abad pertengahan.
Periode perang salib diungkapkan dalam banyak narasi Yahudi. Di antara narasi-na
rasi itu, yang terkenal adalah catatan-catatan Solomon bar Simson dan Rabbi Elie
zer bar Nathan, The Narrative of The Old Persecution yang ditulis oleh Mainz Anony
mus dan Sefer Zekhirah dan The Book of Remembrance oleh Rabbi Ephrain dari Bonn.
Pegunungan Kaukasus
Orang Armenia merupakan pendukung setia Tentara Salib.[29] Di Pegunungan Kaukasu
s di Georgia, di dataran tinggi Khevsureti yang terpencil, ada sebuah suku yang
disebut Khevsurs yang dianggap merupakan keturunan langsung dari sebuah kelompok
tentara salib yang terpisah dari induk pasukannya dan tetap dalam keadaan teris
olasi dengan sebagian budaya perang salib yang masih utuh. Memasuki abad ke-20,
peninggalan dari baju perang, persenjataan dan baju rantai masih digunakan dan t
erus diturunkan dalam komunitas tersebut. Ahli ethnografi Rusia, Arnold Zisserma
n, yang menghabiskan 25 tahun (1842
1862) di pegunungan Kaukasus, percaya bahwa
kelompok dari dataran tinggi Georgia ini adalah keturunan dari tentara Salib yan
g terakhir berdasarkan dari kebiasaan, bahasa, kesenian dan bukti-bukti yang lai
n. Penjelajah Amerika Richard Halliburton melihat dan mencatat kebiasaan suku in
i pada tahun 1935.
Referensi

^ (Indonesia) Bosch, David J. Transformasi Misi Kristen. BPK Gunung Mulia. h


lm. 351. ISBN 9794159492.ISBN 978-979-415-949-1
^ (Indonesia) Gerald O'C, SJ. & Edward G Farrugia, SJ. (1996). Kamus teologi
. Kanisius. hlm. 249. ISBN 9794975249.ISBN 978-979-497-524-4
^ (Indonesia) Van Den End Th. Harta Dalam Bejana. BPK Gunung Mulia. hlm. 111
. ISBN 9794158380.ISBN 978-979-415-838-8
^ (Indonesia) An Illustrated Guide to The Lost Symbol: Panduan Berilustrasi
Untuk Novel The Lost Symbol. PT Mizan Publika. hlm. 37. ISBN 6028811106.ISBN 978
-602-8811-10-1
^ (Indonesia) Ward, Keith. Benarkah Agama Berbahaya. Kanisius. hlm. 90. ISBN
9792123008.ISBN 978-979-21-2300-5
^ (Indonesia) Husaini, Adian (2004). Tinjauan historis konflik Yahudi Kriste
n Islam. Gema Insani. hlm. 155. ISBN 9795618814.ISBN 978-979-561-881-2
^ (Indonesia)M. Yahya Harun. 1987. Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa.
Yogyakarta: CV. Bina Usaha Yogyakarta. Hlm. 4.
^ (Indonesia) Ensiklopedia Anak-anak Muslim. Grasindo. hlm. 46. ISBN 9790259
778.ISBN 978-979-025-977-5
^ (Indonesia) Sholikhin, K. H. Muhammad. Menyatu Diri Dengan Ilahi. Penerbit
Narasi. hlm. 48. ISBN 979168216X.ISBN 978-979-16821-6-9
^ (Indonesia) The Da Vinci Code & Tradisi Gereja. Kanisius. hlm. 126. ISBN 9
792116222.ISBN 978-979-21-1622-9
^ (Indonesia) Stephen Lang J. & Randy Peter. 100 Peristiwa Penting Dalam Sej
arah Kristen. BPK Gunung Mulia. ISBN 97992901 Check |isbn= value (help). Text "p
ages54 " ignored (help)ISBN 978-979-9290-16-8
^ (Indonesia) Hitti, Philip K. (2005). History of the Arabs: Referensi induk
dan paling otoritatif tentang sejarah peradaban Islam. Penerbit Serambi. hlm. 8
11. ISBN 9793335971.ISBN 978-979-3335-97-1
^ (Indonesia) Michael Collins & Matthew A.Price. THE STORY OF CHRISTIANITY,
Menelusuri Jejak Kristianitas. Kanisius. hlm. 108. ISBN 9792112154.ISBN 978-97921-1215-3
^ (Indonesia) Kumoro, Bawono. Hamas, Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme
Israel. Mizan Pustaka. hlm. 35. ISBN 9794335509.ISBN 978-979-433-550-5
^ (Indonesia) Lalu, Yosef. Gereja Katolik Memberi Kesaksian Tentang Makna Hi
dup. Kanisius. hlm. 25. ISBN 9792126716.ISBN 978-979-21-2671-6
^ (Indonesia) Wellem, Frederiek Djara (2004). Kamus sejarah gereja. BPK Gunu
ng Mulia. hlm. 351. ISBN 9796871394.ISBN 978-979-687-139-1
^ (Indonesia) Dirks, Dr. Jerald F. Abrahamic Faiths. Penerbit Serambi. hlm.
195. ISBN 9791112339.ISBN 978-979-1112-33-8
^ (Indonesia) H. Berkhof, I.H. Enklaar (1986). Sejarah gereja. BPK Gunung Mu
lia. hlm. 83. ISBN 9794150975.ISBN 978979415097
^ (Indonesia) Iqbal, Akhmad. Perang Perang Paling Berpengaruh Didunia. Jogja
Bangkit Publisher. hlm. 72. ISBN 6028620270.ISBN 978-602-8620-27-7
^ (Indonesia) Husaini, Adian (2005). Wajah peradaban Barat: dari hegemoni Kr
isten ke dominasi sekular-liberal. Gema Insani. hlm. 195. ISBN 9795619926.ISBN 9
78-979-561-992-5
^ (Indonesia) Smith, Daniel L. Lebih Tajam dari Pedang. Kanisius. hlm. 248.
ISBN 9792112529.ISBN 978-979-21-1252-8
^ (Indonesia) Pieris, John (2004). Tragedi Maluku: sebuah krisis peradaban :
analisis kritis aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan. Yayasan Ob
or Indonesia. hlm. 205. ISBN 9794615137.ISBN 978-979-461-513-3
^ (Indonesia) Fletcher, Richard. Relasi Damai Islam-Kristen. Pustaka Alvabet
. hlm. 92. ISBN 9793064730.ISBN 978-979-3064-73-4
^ (Indonesia) Van Den End Th. Dr. Sejarah Perjumpaan Gereja Dan Islam. BPK G
unung Mulia. hlm. 80. ISBN 9799581028.ISBN 978-979-95810-2-0
^ (Indonesia) Lefebure, Leo D. Penyataan Allah, Agama Dan Kekerasan. BPK Gun
ung Mulia. hlm. 197. ISBN 9796871599.ISBN 978-979-687-159-9
^ (Indonesia) Ira C,ph.d. Semakin Dibabat Semakin Merambat. BPK Gunung Mulia
. hlm. 108. ISBN 9796870002.ISBN 978-979-687-000-4
^ (Indonesia) Hillenbrand, Carole (2005). Perang salib: sudut pandang Islam.
Penerbit Serambi. hlm. 85. ISBN 9791600708.ISBN 978-979-16007-0-5

^ (Indonesia) Armstrong, Karen (2003). Perang suci: dari perang salib hingga
perang teluk. Penerbit Serambi. hlm. 11. ISBN 9793335327.ISBN 978-979-3335-32-2
^ (Indonesia) Wessels, Anton. Arab Dan Kristen. BPK Gunung Mulia. hlm. 194.
ISBN 9796870622.ISBN 978-979-687-062-2
Carole Hillenbrand, The Crusades, Islamic Perspectives. New York, 2000.
P.M. Holt, The Age of the Crusades: The Near East from the Eleventh Century
to 1517. New York, 1986.
Hans E. Mayer, The Crusades. Oxford, 1965.
Jonathan Riley-Smith, The First Crusade and the Idea of Crusading. Philadelp
hia, 1986.
Jonathan Riley-Smith, The Oxford History of the Crusades. Oxford, 1995.
As-Suyuthi, Imam, Tarikh Khulafa': Sejarah Para Penguasa Islam. Jakarta: AlKautsar, 2006. ISBN 979-592-175-4.
Pranala luar
Kenneth Setton, ed., A History of the Crusades. Madison, 1969-1989 (e-book o
nline)
Angeliki E. Laiou, The Crusades from the Perspective of Byzantium and the Mu
slim World, (e-book online), includes chapter on Historiography of the crusades.
Artikel online dari [1] dan [2]
Kategori:
Perang Salib
Sejarah Katolik
Sejarah Kristen
Sejarah Yerusalem
Sejarah Islam
Agama dan kekerasan
Menu navigasi
Buat akun baru
Masuk log
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia

Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir
Bagikan
Facebook
Google+
Twitter
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak
Perkakas
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Item di Wikidata
Kutip halaman ini
Bahasa lain
Afrikaans
Alemannisch
Aragons
???????
????
Asturianu
Az?rbaycanca
emaite ka
??????????
?????????? (???????????)?
?????????
?????
Brezhoneg
Bosanski
??????
Catal
Cebuano
?????
Ce tina
Cymraeg
Dansk
Deutsch
????????
English
Esperanto
Espaol
Eesti
Euskara
?????
Suomi

Vro
Franais
Furlan
Frysk
Gaeilge
Galego
?????
??????
Fiji Hindi
Hrvatski
Magyar
???????
Interlingua
Igbo
Ilokano
Ido
slenska
Italiano
???
Basa Jawa
???????
???????
???
Kurd
Latina
Ladino
?????
Lietuviu
Latvie u
??????????
??????
??????
?????
Bahasa Melayu
Malti
Mirands
??????????
Plattdtsch
????? ????
Nederlands
Norsk nynorsk
Norsk bokml
Nouormand
Occitan
??????
Polski
Piemontis
??????
????
Portugus
Romna
???????
??????????
???? ????
Sicilianu
Srpskohrvatski / ??????????????
?????
Simple English
Slovencina
Sloven cina

Shqip
?????? / srpski
Svenska
Kiswahili
?????
??????
???
Trkmene
Tagalog
Trke
???????/tatara
???????? / Uyghurche
??????????
????
O?zbekcha/???????
Vneto
Ti?ng Vi?t
West-Vlams
Walon
Winaray
Wolof
??????
Vahcuengh
??
Bn-lm-g
??
Sunting interwiki
Halaman ini terakhir diubah pada 10 Maret 2015, pukul 22.55.
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; kete
ntuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Pengembang
Tampilan seluler
Wikimedia Foundation
Powered by MediaWiki

Anda mungkin juga menyukai