Anda di halaman 1dari 46

Alwi Alatas

LATAR BELAKANG PERANG SALIB


Gambaran Umum
What is Crusade?
 “Military expeditions, beginning in the late
11th century, that were organized by western
European Christians in response to centuries
of Muslim wars of expansion. Their objectives
were to check the spread of Islam, to retake
control of the Holy Land in the eastern
Mediterranean, to conquer pagan areas, and
to recapture formerly Christian territories.”
 https://www.britannica.com/event/Crusades
Perang Salib

 PS 1: 1095-1099, dipicu oleh undangan Byzantium,


diproklamasikan oleh Paus Urbanus II, diikuti oleh para
bangsawan (knight) Perancis dan rakyat jelata, berakhir dengan
dikuasainya al-Quds (Yerusalem) dan didirikannya Kerajaan
Latin.
 PS 2: 1147-1149, dipicu oleh jatuhnya Edessa (al-Ruha),
diproklamasikan oleh Paus Eugene III, diikuti oleh Raja Perancis
dan Jerman, menargetkan Damaskus, tetapi gagal.
 PS 3: 1189-1192, dipicu oleh jatuhnya al-Quds, diproklamasikan
oleh Paus, disertai oleh Paus Gregory VIII, disertai raja Inggris,
Perancis, dan Jerman, tetapi gagal merebut kembali al-Quds.
 PS 4: 1202-1204, diserukan oleh Paus Innocent III,
beralih menjadi penaklukkan Konstantinopel. Ibu kota
Byzantium itu tetap berada di tangan tentara salib
hingga direbut kembali pada tahun 1261.
 PS 5: 1217-1221, diserukan oleh Paus Innocent III,
menyerang Mesir tetapi gagal mencapai tujuan.
 PS 6: 1228-1229, dipimpin oleh Frederick II, menerima
penyerahan al-Quds secara damai oleh al-Kamil. Kota
itu direbut kembali oleh Muslim sepuluh tahun
kemudian.
 PS 7: 1248-1254, dipimpin oleh Raja Louis IX dari
Perancis, dikalahkan oleh Muslim di Mesir.
 PS 8: 1270, dipimpin oleh Louis IX, menargetkan Tunisia,
berakhir dengan wafatnya Louis karena wabah.
 PS 9: 1271-1272, dipimpin oleh Henry III dari Inggris,
menyerang Acre, berakhir dengan kegagalan.
Beda cara
pandang

 ”di pihak umat Islam, ... para penulis Abad Pertengahan


tidak memandang Perang Salib sebagai sesuatu yang
sangat penting – mereka hanya menuturkan peristiwa
tersebut berdampingan dengan peristiwa penyerbuan
bangsa Mongol sebagai serangan yang
menggambarkan kebencian terhadap dunia Islam yang
dilakukan oleh orang-orang kafir dari luar.” Carole
Hillenbrand, Perang Salib: Sudut Pandang Islam
(terjemahan dari The Crusade: Islamic Perspectives),
Jakarta: Serambi, 2006, hlm. 3.
 ”dunia Islam ... sama sekali tidak melihat arti penting
apa pun dalam peristiwa Perang Salib itu. Bagi kaum
Muslimin, Perang-perang Salib tidak lebih daripada
serangkaian insiden-insiden perbatasan.”
 Sementara sikap masyarakat Barat terhadap
Perang Salib sangat berbeda, karena ”lewat gerakan
inilah Eropa Barat pada akhirnya menemukan
jiwanya. Hasil positif ini jauh lebih berharga
dibandingkan dengan kegagalan politik dan militer
yang mereka alami.” W. Montgomery Watt, Islam
dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas Eropa
Abad Pertengahan (terjemahan dari The Influence of
Islam on Medieval Europe), Jakarta: Gramedia, 1997,
hlm. 83-84.
Dampak terhadap Barat

 Perang Salib mempengaruhi cara


pandang dan budaya masyarakat
Eropa Barat
Masih membekas
 “In the weeks following the September
11, 2001, attacks on New York and
Washington, Bush caused an uproar by
telling reporters: ‘This crusade, this war
on terrorism, is going to take awhile.’
Faced with worldwide consternation
over the remark, the White House later
said Bush regretted his use of the term.”
Michael Paine, The Crusades, 9-10.
 16/9:
https://www.youtube.com/watch?v=Nsjg
jM56HRw
 17/9:
https://www.youtube.com/watch?v=7TR
VcnX8Vsw
Dunia Kristen
Roman divided
European World around the First
Crusade
Orthodox & Catholic
Perpecahan tahun 1054 antara
Katolik and Ortodoks
 “Perkembangan teologis di Timur berbeda dengan di Barat.
Teologi Timur berakar pada filsafat Yunani, sedangkan teologi
Barat lebih didasarkan pada hukum Romawi. Hal ini
menimbulkan kesalahpahaman dan akhirnya mengarah pada
perbedaan dalam mendefinisikan doktrin yang penting, yaitu
prosesi Roh Kudus dari Bapa atau dari Bapa dan Putra. Gereja-
gereja Romawi, tanpa berkonsultasi dengan Timur,
menggabungkan Anak ke dalam kredo mereka. Gereja-gereja
Timur juga membenci penetapan Romawi berkenaan dengan
selibat, dan beberapa hal lainnya.
 Kecemburuan dan kepentingan politik mengintensifkan
perselisihan; dan akhirnya, setelah banyak gejala yang muncul,
konflik mengemuka pada tahun 1054, ketika Paus Leo IX
menyerang Michael Cerularius dan para pengikutnya dengan
ekskomunikasi dan ketika Patriark Timur membalas dengan hal
yang sama. Hal semacam ini juga pernah terjadi sebelumnya,
tetapi tidak menyebabkan perpecahan permanen.”
https://www.britannica.com/event/Schism-of-1054
Konflik Paus-Kaisar

 “Konflik pentahbisan: persaingan serius antara


paus dan raja-raja Jerman, Henry IV dan Henry V,
selama periode 1075-1122. Ini berkenaan dengan
persaingan tentang mana yang lebih tinggi
kedudukannya, kekuasaan kekaisaran atau
kepausan. Paus yang kuat dan bersemangat,
Gregory VII, berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk mewujudkan Kerajaan Allah di bumi di
bawah bimbingan kepausan.”
 http://www.newadvent.org/cathen/08084c.htm
Kemiskinan

 “Para petani memiliki pipi cekung dan mata


melotot. Perut mereka bengkak karena
kelaparan. Tubuh mereka cacat oleh kondisi yang
disebabkan oleh gizi buruk.”
 “Penyakit umum di antara makhluk-makhluk
yang tidak menyenangkan dan berbau busuk ini
adalah sesuatu yang disebut api suci, yang
disebabkan oleh gandum hitam di dalam roti.
Penyakit ini membuat para petani berjerawat,
muntah darah dan empedu, dan berbusa di mulut
seperti anjing gila.” Paul L. Williams, The Complete
Idiot’s Guide to the Crusades, 5
Bencana

 Antony Bridge dalam bukunya The Crusades


menjelaskan bahwa Eropa pada masa-masa itu
tengah dilanda bencana dan kesusahan. Yang
paling terpukul dalam situasi seperti itu adalah
masyarakat kelas bawah. Bridge menyebutkan
bahwa wabah menyerang Eropa sejak tahun
1083. Selain itu, banjir beberapa kali terjadi di
Perancis dan Jerman pada tahun 1094, jadi
hanya satu tahun sebelum Paus Urbanus II
menyerukan Perang Salib. Banjir telah
menyebabkan kegagalan panen, sementara
pada tahun berikutnya terjadi kekeringan.
Semua itu menimbulkan kelaparan yang serius.
Kejahatan

 G.G. Coulton dalam bukunya Crusades, Commerce


and Adventure … menyebutkan bahwa pada masa itu
seluruh Perancis menghadapi masalah konflik yang
sangat kejam. Perampokan begitu sering terjadi.
Jalan-jalan dipenuhi perampok dan pencuri.
Pembakaran rumah berulang kali terjadi. Orang-
orang saling berkelahi dan terlibat dalam
pertempuran. Coulton menyimpulkan, ”Apa pun yang
tampak dalam pandangan manusia-manusia yang
tamak ini akan terekspos pada kebinasaan. Tak
peduli siapa pemilik yang sesungguhnya. G.G.
Coulton, Crusade, Commerce and Adventure, London:
Thomas Nelson and Sons, 1930, hlm. 27.
Kekerasan
 Kekerasan ada di mana-mana, menimpa banyak aspek
kehidupan sehari-hari. Perselisihan hukum, misalnya, sering
diselesaikan dengan cara pengadilan melalui pertempuran atau
dengan bantuan cobaan yang menyakitkan dan berbahaya.
 Sekitar waktu Perang Salib Pertama, semakin umum bagi para
penjahat yang dihukum untuk mengalami kematian atau
mutilasi, suatu penyimpangan dari penekanan tradisional pada
pemberian kompensasi kepada para korban atau keluarga
mereka.
 Balasa dendam di dalam dan di antara keluarga sering terjadi.
Hal ini memiliki dampak yang luas, karena perang ekonomi yang
kasar tetapi efektif secara teratur dilancarkan pada aset lawan,
dan itu memberi dampak pada petani, ternak, tanaman, dan
bangunan pertanian.
 Kebrutalan sangat umum bahkan ritualistik.
 Pada sekitar tahun 1100, misalnya, seorang kesatria dari
Gascony berdoa di biara Sorde bahwa Tuhan akan
memampukannya untuk menangkap pembunuh saudara
lelakinya.
 Korban yang dimaksud kemudian disergap, wajahnya
dimutilasi secara mengerikan, tangan dan kakinya dipotong,
dan dia dikebiri.
 Dengan cara ini prestise-nya, kemampuannya untuk
bertarung, dan prospek dinastinya semuanya rusak parah.
 Tergerak oleh perasaan syukur atas apa yang dia yakini
sebagai bantuan ilahi, ksatria yang balas dendam itu
mempersembahkan baju besi dan senjata bernoda darah
musuhnya sebagai persembahan yang saleh kepada para
biarawan Sorde. Biara itu menerimanya. Marcus Bull,
“Origins” in J. Riley Smith (ed.), The oxford History of the
Crusades, Oxford: Oxford University Press, 1999, 17
Pemujaan Manusia
dan relik Suci
 Di tengah masyarakat Kristen Eropa, ada kecenderungan untuk
memuja orang-orang yang dianggap suci dan mengumpulkan
benda-benda suci yang berasal dari mereka. Benda-benda itu
dianggap dapat mewujudkan keajaiban.
 Makam-makam dan benda-benda yang dipandang keramat
banyak berada di Yerusalem (al-Quds) dan sekitarnya, atau ada
juga yang telah dipindahkan ke Konstantinopel. Untuk itu, para
peziarah Eropa pergi mengunjungiYerusalem dan
Konstantinopel.
 Selain berziarah, mereka biasanya berusaha mendapatkan
benda-benda yang mereka anggap suci untuk mereka bawa
pulang ke kampung halaman mereka.
 Begitu besarnya pemujaan terhadap benda-benda suci, sampai
ada yang menyimpan bagian tubuh tertentu dari orang-orang
yang dianggap suci (saints), seperti potongan jari dan serpihan
tulang orang-orang suci tersebut
Perjalanan reliji
 Perjalanan ziarah dari Perancis dan sekitarnya keYerusalem (al-
Quds) sangat mahal dan memakan waktu yang lama. Kadang
diperlukan waktu beberapa tahun untuk pergi dan kembali lagi ke
tempat asal mereka.
 Namun, itu semua tidak menghalangi mereka yang mampu dan
berkeinginan untuk melakukannya.
 Tradisi berziarah ke tanah suci menjadi sangat menonjol sejak abad
ke-10.
 Para peziarah menempuh perjalanan melalui jalur laut dan darat.
Perjalanan darat dilakukan melalui Konstantinopel, dilanjutkan
melalui Asia Minor dan terus ke Syria dan Palestina.
 Bukan hanya laki-laki saja yang pergi berziarah, kaum perempuan
juga banyak ikut dalam rombongan-rombongan peziarah.
 SelainYerusalem, peziarah juga melakukan ziarah ke makam St.
James of Compostella di Spanyol serta beberapa makam dan
tempat-tempat yang dianggap suci di Roma dan Italia. Namun,
Yerusalem (al-Quds) tetap menjadi tujuan ziarah yang paling
utama bagi masyarakat Kristen.
Dunia Islam
Abbasiyah pada Abad ke-8th-9th
Abbasiyah
 “Abbasiyah merupakan salah satu dinasti Islam yang paling lama
hidup.
 Pemerintahan mereka berlangsung selama setengah milenium,
sejak penggulingan Umayyah di tahun 750 hingga penghancuran
Baghdad oleh orang-orang Mongol pada tahun 1258, dan bahkan
kemudian garis kekhalifahan bayangan diperpanjang di Kairo, di
bawah perlindungan Sultan Mamluk, dari 1261 hingga penaklukan
Turki Utsmani atas Mesir pada 1517.
 Pemerintahan efektif mereka berakhir, bagaimanapun, pada awal
945, ketika otoritas politik mereka jatuh ke tangan amir Buyid dan
kemudian para sultan Turki: untuk selanjutnya mereka hanya
menggunakan kekuatan spiritual sebagai penerus Nabi dan para
Imam dari Dunia muslim.” JJ Saunders, A History of Medieval Islam,
London: Routledge, 2002, 106.
Ismailiyah-Fatimiyah
 “Isma‘il mendahului ayahnya, yang meninggal di Madinah pada tahun
765. Beberapa pihak menolak hak Ja‘far untuk mengubah suksesi;
beberapa menyatakan Ismail tidak mati tetapi disembunyikan, dan
menganggapnya sebagai Imam Ketujuh, yang karenanya dikenal
sebagai the Seveners atau Ismailiyah.
 Asal-usul dan sejarah awal Ismailiyah memang terselubung dalam
ketidakjelasan. Para pemimpinnya bekerja dalam bayang-bayang dan
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain…. Identitas 'imam
tersembunyi' yang merupakan kepala nominal sekte tersebut sejak
kematian Ja‘far pada 765 hingga kemunculan Fatimiyah di Afrika Utara
pada tahun 909, tidak jelas diketahui.
 Pada tahun 909 Abu Abdallah [al-Syi'ah], setelah membatalkan
kerajaan Aghlabid, menampakkan 'Imam tersembunyi' [Ubaidillah al-
Mahdi] dan menyatakannya sebagai Mahdi dan Khalifah di Rakkada
dekat Kairawan, dengan demikian menjadi resmi Dinasti Fatimiyah
yang anti-kekhalifahan, dan akan bertahan hidup hingga zaman
Shalahuddin.” Saunders 127-129
Kemunculan Fatimiyah pada abad
ke-10
Ajaran Ismailiyah
 “Sama dengan komunitas Syiah lainnya, Ismailiyah
menyatakan keyakinannya terhadap kepemimpinan
seorang Imam ilahiah yang muncul secara turun
temurun dari Ali.
 Ada dua aspek Wahyu, yaitu tanzil (Wahyu) dan
ta'wil (interpretasi hermeneutik), yang tercermin
dalam Syariah dan Haqiqah. Syariah merupakan
simbol dari Haqiqah (kebenaran).
 Semua penafsiran dalam pemikiran Ismailiyah
mengacu pada dasar penafsiran yang demikian, dan
melalui makna-makna yang berperingkat membawa
pada kebenaran tertinggi yang dinyatakan sebagai
konsep Haqiqah. Validitas literal (zahir) tidak
disangkal, tetapi hanya satu aspek dari keseluruhan
makna yang juga memiliki dimensi dalaman
(batin).” http://iis.ac.uk/ismailism
Musuh Syiah
 Al-Mu’ayyad bercerita bahwa pada suatu masa ada satu orang Syiah yang
menyertai sekumpulan Sunni berjihad melawan Byzantium. Mereka
kemudian tertangkap dan dipenjarakan. Belakangan, satu persatu
rekannya dibebaskan hingga tinggal orang Syiah ini yang masih tersisa. Ia
kemudian dihadapkan ke depan Kaisar Byzantium dan ditanya, “Siapa
orang ini?” Ia menjawab bahwa ia merupakan seorang Syiah.
 Kaisar kemudian bertanya lagi, “Apa maknanya ini – Syiah?”
 “Saya adalah pengikut Ali bin Abi Thalib,” jawabnya.
 “Dan siapakah Ali bin Abi Thalib?”
 “Keluarga Muhammad, UtusanTuhan, dan yang merupakan wakil
(penerima wasiat) yang sah darinya.”
 “Apa yang terjadi pada Ali selepas wafatnya Muhammad?”
 “Ia dibunuh.”
 “Apakah kami yang membunuhnya?” tanya Kaisar Byzantium.
 “Tidak,” jawabnya.
 “Kalau begitu siapa?”
 “Kaum Muslimin.”
 “Apakah ia memiliki anak-anak dan keturunan?”
 “Ya, dan yang tertinggi di antara mereka adalah al-Hasan dan
al-Husain, putera-putera dari puteri Rasulullah, semoga
keberkahan dan kedamaian selalu terlimpah atasnya.”
 “Apa yang terjadi pada mereka?”
 “Al-Hasan diracun dan al-Husain dibunuh, dan keluarganya
ditawan.”
 “Apakah kami yang melakukan hal itu terhadap mereka?”
 “Tidak.”
 “Kalau begitu siapa?”
 “Kaum Muslimin.”
 “Jadi musuh-musuh kamu adalah dari kalangan Muslim, dan
bapak serta orang-orangmu membunuh mereka (tokoh-tokoh
yang dijadikan imam oleh kalangan Syiah), dan kamu datang
ke sini untuk memerangi Byzantium yang tidak melakukan
kejahatan apa-apa terhadapmu? Mengapa?”
Titik balik
 Selama lebih hampir enam dekade masa pemerintahan
Mustansir (1036-1094), terlebih lagi setelahnya, rezim
Fatimiyah mulai mengalami nasib seperti Abbasiyah:
kekuasaan khalifah menurun, jenderal dan wazir berebut
kekuasaan, dan provinsi terpencil seperti Maghrib (pada
1051) mulai melepaskan kesetiaan mereka terhadap Kairo.
 Propaganda Ismailiyah masih berlanjut untuk sementara
waktu, bahkan mencapai Transoxiana.
 Pada tahun 1058 al-Basasiri, seorang komandan Turki yang
mendapat dukungan dari para daiI Ismailiyah, berhasil
menguasai Baghdad.
 Selama hampir setahun khutbah Jumat dibacakan atas
nama Imam Fatimiyah. Namun keadaan segera berbalik
setelahnya.
 “Ketika masalah internal berlipat ganda di Mesir,
kendali Fatimiyah terhadap agen-agen mereka
di luar negeri berkurang, dan para ekstremis
revolusioner, yang paling terkenal adalah
Assassin, cenderung berjuang untuk
mendapatkan dominasi dalam gerakan tersebut.
 Impian Ismailiyah tentang kekaisaran universal
sirna dengan kedatangan orang-orang Turki
Seljuk, yang masuk Islam dengan semangat para
mualaf, direkrut untuk melayani ortodoksi (Ahlus
Sunnah), dan tanpa menghapuskan kekhalifahan
(Abbasiyah) telah menggantikannya dengan
institusi yang baru.” Saunders, 139
Kemunculan Turki Saljuk
 Masuknya orang-orang Turki Seljuk ke Asia Barat pada
paruh kedua abad ke-11 melahirkan sejarah baru
Mereka menjadi ras dominan ketiga yang memimpin
dunia Islam, setelah orang-orang Arab dan Persia.
 Kehadiran mereka memperpanjang umur Kekhalifahan
yang tengah merosot hingga dua abad berikutnya.
 Mereka bahkan menaklukkan Asia Kecil dari
Byzantium dan membuka jalan bagi kehadiran
Utsmani kelak.
 Mereka juga menjadi wakil Ortodoksi Sunni dalam
menekan bid’ah Ismailiyah, dan karenanya
memprovokasi munculnya kaum Assasin
 Ancaman mereka terhadap Kristen Timur kelak
mendorong Barat Latin untuk melakukan serangan
balik lewat Perang Salib. Saunders, 141
Perang Manzikert
 Kaisar Romanus Diogenes hendak mengusir orang-
orang Turki keluar dari kawasan Asia Kecil, dan ia untuk
tujuan itu menghimpun pasukan yang besar, yang
mencakup tentara bayaran Normandia dan Pechenegs
serta Uzes (suku-suku Turki) dari Rusia selatan.
 Saat mendengar rencana Byzantium, Sultan Saljuk Alp
Arslansegera bergerak dengan pasukannya ke
Manzikert, dekat tepi Danau Van.
 Pasukan Byzantium yang lebih besar jumlahnya tetapi
kurang solid akhirnya mengalami kekalahan telak dalam
Pertempuran Manzikert di bulan Agustus 1071.
 Romanus sendiri tertawan oleh Muslim, hal yang untuk
pertama kalinya terjadi dalam sejarah. Saunders, 149
Manzikert
Efek terhadap Byzantium
 Kekalahan di Manzikert memberikan dampak yang besar terhadap
Byzantium.
 Absennya tentara Byzantium di Asia Kecil membuat orang-orang
Turki dapat menyebar ke pedalaman dan beradaptasi dengan baik
dalam kehidupan pastoral di kawasan itu.
 Para tuan tanah dan pejabat Yunani pergi meninggalkan kawasan
itu. Para petani setempat secara gradual berpindah ke agama Islam
yang kini semakin tersebar di daerah di mana St. Paulus telah
mewartakan ajaran Kristen.
 Hilangnya Asia Kecil serta ancaman agresi orang-orang Normandia
dari Italia dan Pechenegs dari seberang Danube membuat
Kekaisaran Bizantium menghadapi ancaman kehancuran total
 Mereka nantinya meminta bantuan kepada Paus dan dunia Latin
sehingga, dua puluh lima tahun setelah Manzikert, Perang Salib
Pertama diumumkan oleh Paus. Saunders, 149
Sultanate of Rum
Kemunduran fatimiyah
 Sejak paruh kedua abad ke-11 hingga berakhirnya
pada tahun 1171, Fatimiyah secara bertahap
mengalami kemerosotan.
 Sejak akhir abad ke-11, para khalifah Fatimiyah
hanyalah menjadi simbol tanpa kekuatan nyata.
Kekuatan riil ada di tangan wazir.
 Suksesi kekuasaan pada era ini cenderung keras dan
bernoda darah.
 Pada akhir abad ke-11, komunitas Ismailiyah
terpecah. Kelompok Nizariyah muncul sebagai
oposisi terhadap Fatimiyah.
 Yang terkuat di kalangan Nizariyah adalah Assassin.
Assassin
 Assassin (Hashashin) didirikan oleh Hasan al-
Sabbah sekitar 1090-an.
 Pusat utama aktivitasnya adalah benteng
Alamut di Iran Utara.
 Beberapa anggota kelompok ini diindoktrinasi
dan dilatih untuk menjadi pembunuh.
 Sasaran utamanya adalah para pemimpin dan
cendekiawan Muslim di dunia Sunni, tetapi
kemudian Assassin juga menerima pembayaran
oleh orang lain untuk membunuh lawan politik
mereka.
Korban Pertama: Nizam al-Mulk

 Ibn al-Athir, The Annals of the SaljuqTurks (trans.


D.S. Richards), 253.
Saljuk Terpecah-belah
 Sebulan setelah pembunuhan Nizam al-Mulk,
Sultan Saljuq, Malik Shah, meninggal dunia.
 Kesultanan itu terpecah. Kekuasaan di Baghdad
diperebutkan oleh putra-putra Malik Shah.
 Setiap wilayah dan kota di Levant (Syam)
melepaskan diri, memerintah secara independen
dan saling menjatuhkan.
 Hal ini diketahui oleh Kaisar Bizantium yang sebagai
kesempatan untuk merebut kembali Asia Kecil dari
Saljuq. Dia lantas meminta bantuan orang-orang
Frank, melalui Paus, yang kemudian menjadi sebab
Perang Salib.
Penyebab Perang Salib
menurut Ibn al-Athir
 Kekuatan kaum Frank dan meningkatnya
kepentingan mereka pertama kali diwujudkan
lewat invasi mereka ke negeri Islam dan
penaklukan mereka di tahun 478 [1085-6],
karena [saat itulah] mereka merebut kota Toledo
dan kota-kota lain di Spanyol ....
 Kemudian pada tahun 484 [1096-7] mereka
menyerang dan menaklukkan pulau Sisilia …. Ibn
al-Athir, The Chronicle of Ibn al-Athir for the
Crusading Period, part 1 (trans. D.S. Richards),
Vermont: Ashgate, 2006, 13
Penaklukkan Toledo 1085
 Terjadi pada periode Muluk al-
Thawa'if (Petty Kingdoms).
 Orang Kristen dipimpin oleh Alfonso
IV.
 Ditahan oleh Almoravids (al-
Murabithun) yang dipimpin oleh
Yusuf ibn Tashfin dalam
Pertempuran Zallaqa, 1186.
Penaklukkan Sisilia
 Dikuasai secara bertahap
oleh orang-orang
Normandia setelah sekitar
2 abad berada di bawah
pemerintahan Muslim.
 Bangsa Norman dipimpin
oleh Robert of Guiscard
dan Roger I.
 Selama beberapa dekade
mereka mengikuti
kebiasan Muslim yang
toleran terhadap warga di
wilayahnya yang memiliki
agama berbeda.
Undangan Kaisar Byzantium

 Pada 1095, kaisar Bizantium


meminta Paus Urbanus II untuk
membantunya memerangi
Turki dengan mengirim orang-
orang Frank.
 Urban II setuju dan membawa
gagasan itu ke Dewan Gereja di
Clermont, tetapi
menambahkanYerusalem di
dalam agendanya.
 Maka, Perang Salib pun
dimulai.

Anda mungkin juga menyukai