Anda di halaman 1dari 6

Dari kekuatan besar yang pernah ada sampai barat Cina pada 221 SM,

hanya satu, Kerajaan Romawi, yang masih berdiri pada 48 M, kerajaan ini, yang
pada 221 terbatas pada Italia dan pulau-pulau sekitarnya, meluaskan wilayahnya
meliputi seluruh pinggiran mediterania, tetapi tidak seluruh kekuatan yang vakum
sampai barat Cina. Ke timur Sungai Euphrates, wilayah yang meliputi
Mesopotamia, Babylonia, dan Iran sekarang diduduki oleh segerombolan perang
dari nomad Parthian dari padang rumput Eurasian yang pada 221 SM belum
mengenal dunia menetap ke arah barat yang lebih jauh dari Parthia.

Revolusi Romawi melanda semua negara-negara yang jatuh ke tangan


Romawi, migrasi Yueh-chih dari wilayah yamg sekarang menjadi propinsi Kansu
di Cina telah menggerakkan semua suku nomad pedalaman Eurasian jauh ke barat
dan ke arah selatan yang, selama lima abad sebelumnya, mendiami padang rumput
sampai timur Laut Caspia. Sementara itu, di bidang budaya, perkembangan dan
penyebaran Helenisme berlanjut selama gejolak etnis, militer, politik, dan
ekonomi.

Hellenisme dengan jubbah Romawi disebarkan melalui medium bahasa


Latin dari semenanjung Italia ke Eropa Daratan sampai ke perbatasan Rhine dan
Danube, dan ke Afrika Barat Laut sampai ke ujung utara Sahara. Pada 48 M
hellenisme menyebar selama delapan abad.

Antara 200 dan 168 SM Roma memantapkan dominasinya di seluruh


pinggiran lembah sungai mediterania bagian timur. Pada 197 SM Roma
mengalahkan Macedonia secara telak di Cynoscephale, Thessaly, dan mengusir
penduduk Macedonia dari semua milik mereka di Yunani ke selatan gunung
Olympus dan di Asia Kecil barat daya. Dalam perang Romano-Macedonia ketiga
(171-168 SM) Roma menggulingkan Kerajaan Macedonia dan membagi bekas
wilayahnya menjadi empat kanton republic dibawah kekuasaan kerajaan Roma.
Dalam negosiasi sebelum pecahnya perang, Roma menawarinya dua syarat yang
dipilih bagi ko-eksistensi damai. Dan ko-eksistensi damai ini adalah mungkin,
karena terdapat ruang bagi kedua kekuatan ini dalam Dunia Hellenis yang
sekarang semakin luas, dan struktur konstitusional mereka berkembang secara
berdampingan. Macedonia ditakdirkan menyerah pada Roma, karena ia tidak
berhasil secara penuh dalam menyatukan Yunani secara politik dibawah
kekuasaan kerajaannya, sebagaimana Roma berhasil menyatukan italia, dan
karena perbedaan dalam bidang sumber daya militer keduanya. Pada perang
ketiga Macedonia mampu mengerahkan seluruh kekuatan militernya ke medan
perang. Sebelumnya, kekuatan Macedonia terkurung selama dua perang Roma-
Macedonia sebelumnya. Kali ini roma harus mengerahkan segala upanya untuk
mengalahkan Macedonia karena meskipun kalah dengan roma dalam hal
perlengkapan dan taktik tetapi tentara mereka terkenal pemberani. Surat dari
utusan Roma, membawa berita kemenangan gemilang Roma terhadap Macedonia
di Pydna pada 168 SM membuat Antiochus meninggalkan mesir.

Roma dianggap tidak memiliki rasa terima kasih kepada sekutunya ketika
telah berhasil menaklukan lawannya. Demikianlah, Roma memutuskan hubungan
dengan Aetolia setelah mengalahkan Macedonia pada 197 SM dengan bantuan
Aetolia. Roma memutuskan hubungan dengan Macedonia setelah Macedonia
membantunya untuk mengalahkan Aetolia. Roma memutuskan hubungan dengan
Pargamon dan Rhodes dan persekutuan Anchaean setelah ia menumbangkan
kerajaan Macedonia padahal archaean adalah sekutu yang setia.

Tahun 221- 168 SM adalah tahun-tahun berat bagi penduduk lembah


sungai mediteranean. Penderitaan Perang Hannibal telah menananmkan pada
orang-orang Roma berupa phobia kekuatan besar dalam jarak serangan dari Italia.
Setelah 168 SM, tahun dimana Roma menghancurkan satu-satunya kekuatan besar
yang masih berdiri dan berada dalam kekuasaannya, pembangunan Roma
menjadikan Dunia Mediteranean yang porak poranda menunggu selama satu abad
sebelum ia melakakukan langkah awal untuk pembangunannya kembali.

Pada 67 SM, panglima perang roma, Gnaeus Pompeius ( Pompey), diberi


kekuasaan penuh untuk membangun kembali hukum dan peraturan di Levant, tapi
pada 46 SM satu-satunya saingan kuat Pompey, Gaius Julius Caesar, menjadikan
semua Dunia Mediteanean berada dala kekuasaannya. Caesar membangun
kerajaan yang otokratis yang diurus di daerah gersang yang tidak diurus oleh
pendahulu-pendahulu Roma, bahkan ia berusaha memperluas kerajaannya sampai
ke daerah-daerah Transeuphratean Dunia yunani. Pada 44 SM, upayanya berakhir
di tengah jalan karena dibunuh.

Caesar hanya memegang dua tahun kekuasaan diktatornya di mana ia bisa


leluasa memfokuskan pada pembangunan kembali dunianya. Dan upaya
pembangunan kembali Caesar selama dua tahun ini diganggu oleh tantangan
militer baru pada kediktatorannya. Dibandingkan dengan Shing-Hwang-ti, Caesar
mudah mengampuni musuh-musuhnya, dan sifatnya ini harus dibayar dengan
pembunuhan atas dirinya. Tetapi ada pula kesamaan sikap Caesar dengan Shing-
Hwang-ti yaitu sikap tidak sabar dan kurang taktis. Setelah kematian Caesar,
augustuslah penggantinya yang akan membangun kembali kerajaan Caesar ,
dengan cara yang tidak banyak menimbulkan pertentangan dan karenanya lebih
bertahan lama

Sementara itu, kekalahan militer Kerajaan Carthagia, Macedonia, dan


kerajaan Seleucid oleh Roma antara tahun 218 dan 190 SM, dan merosotnya
Kerajaan Ptolemaic dan Maurya secara bersamaan, diikuti oleh pembinasaan oleh
Roma dengan mengorbankan musuh-musuh Roma yang dikalahkan, telah
membuka jalan bagi kebangkitan kembali penduduk asli Asia dan Afrika.

Sesudah 201 SM SEKUTU Roma di Afrika Barat Laut, Numidia, terus


menerus mengganggu wilayah Carthagia. Sesudah 190 SM, Pemerintah Seleucid
harus memeras penduduknya untuk membayar biaya perang kepada Roma, dan
tekanan pemerintah ini menimbulkan perlawanan, dan sekarang kekalahannya
oleh tentara Roma menunjukkan kelemahan Kerajaan ini.

Setelah kalah dari Roma pada 190 SM, kebijakan tradisional Hellenisasi
terus digalakkan. Pemerintah penjajah melihat dalam Hellenism suatu pondasi
budaya yang mungkin berguna untuk menyelesaikan perpecahan yang dengannya
Kerajaan Seleucid sekarang terancam sebagai akibat dari kekalahan yang
memalukan dalam suatu perang besar.

Pemerintah Roma menandatangani perjanjian dengan rezim pemberontak


anti- Seleucid di Judaea pada 161 SM. Judaea adalah negara merdeka di bawah
kedaulatan Hasmonaea, dan ia menaklukkan dan mencaplok wilayah-wilayah di
sekitarnya di selatan syiria, termasuk sebagian besar kota-kota Yunani atau
Hellenized di sepanjang pantai dan pedalaman. Namun demikian, pada 64-63
SM, Pompey membebaskan kota-kota yang ditaklukkan dan menerapkan
kekuasaan Roma atas Judaea sendiri.

Hellenisme mengalami kejayaan di timur Parthia, di hulu Sungai Oxus dan


Jaxartes ( Bactria dan Soghd) dan di barat laut india. Di wilayah ini, sebagaimana
di daerah lain, pengaruh budaya Hellenisme hidup lebih lama daripada pengaruh
politiknya.

Telah ditemukan uang logam dari tigapuluh Sembilan raja-raja Yunani


Bactria dan India dan dua ratu Yunani. Mereka adalah penguasa daerah- daerah
bagian yang kecil yang saling menjatuhkan melalui perang saudara, sifat buruk
politik Yunani yang tidak berubah.

Pembangunan Roma berpihak kepada orang kaya dan kepada pemilik dan
pedagang budak. Pemberontakan ini berusaha membangun bukan semata-mata
negara tandingan untuk menggantikan negara roma tapi juga masyarakat
tandingan untuk menggantikan masyarakat Hellenis yang sekarang ini
memperlakukan kaum proletariatnya secara tidak manusiawi.

Penguasa Iran pertama yang menentang Roma adalah raja Mirthradates VI


dari Pontic Cappadocia di Asia Kecil Timur laut. Ia menampilkan diri sebagai
pembebas Yunani dari penindasan Roma, dan di wilayah-wilayah yang
dibebaskan terjadi pembunuhan petani dan pengusaha Italia. Pada akhirnya
Mithradates kalah, dan pada 85 SM ia harus melakukan perjanjian damai tetapi ia
melawan Roma untuk yang kedua kalinya sebelum ia meninggal pda 63 SM.

Kerajaan Iran lainnya, Parthia menyerang Roma pada 53 SM, di Carrhae


(Harran) Mesopotamia, kekalahan militer paling parah yang dialami roma sejak
kemenangan Hannibal di Cannae pada 216 SM. Ini adalah kekalahan pertama
yang tidak dapat dibalas yang dialami roma. Tentara Carthagia, kekuatan-
kekuatan Yunani, pemberontakan budak, tentara mithradates semuanya bisa
ditundukkan. Tetapi musuh Roma yang paling berbahaya dan korban yang paling
parah dalam Jaman pasca Hannibal bukan orang Parthia, tetapi adalah orang-
orang Roma sendiri.

Perang Roma pasca-Hannibal dengan kekuasaan Yunani Levantine


berlangsung singkat, dan di levant Roma bisa melumpuhkan musuh-musuhnya
tanpa perlu tergesa-gesa melakukan komitmen militer dan politik lokal secara
tetap. Di lain pihak, kemenangan rona dalam perang Hannibal memberi roma
warisan langsung akan komitmen tetap di italia daratan sampai utara alphen, di
luar roma di spanyol. Dan bagi tentara-petani Roms, lsmsnys tugas militer di
medan pertempuran yang jauh ini menghancurkan ejonomi, dan sebaliknya,
menguntungkan bagi pemilik tanah yang luas yang cerdik, sebagaimana tugas di
tembok raksasa dan diluarnya bagi sebagian orang-orang cina roma.

Pada 215 SM, tahun keempat perang Hannibal, Perbendaharaan Roma


bengkrut, tetapi kontraktor-kontraktir yang mensuplai makanan, pakaian, dan
senjata bagi tentara roma di italia. Pada tahum yang sama Perbendaharaan Roma
yang bangkrut menawarkan penjualan sebagian tanah yang mempunyai nilai
tinggi yang diambil alih dari kotapraja Roma di Campania, dan ini merangsang
para pembeli yang bisa membayar dengan uang tunai.

Dari 215 SM seterusnya, pemerintah roma berada di bawah kendali


kreditor swasta. Pejabat negara tidak serius mengadili kontraktor yang curang
Karena takut para terdakwa ini memotong suplai dan menyebabkan roma
menderita kekalahan militer secara cepat.

Dari 215 SM seterusnya, minoritas orang kaya roma menjadi semakin


kaya dan mayoritas orang miskin menjadi semakin miskin.

Sejak 108 SM dan seterusnya, Roma sebenarnya dijalankan oleh para


panglima perang tetapi tidak pernah mengakui, kecuali jas Julius Caesar, dan
karenanya dengan cepat dan dengan cara kekerasan berakhir, kekuasaan monarki.

Revolusi roma adalah pembalasan Hannibal atas Roma, tetapi dalam


mengorbankan negara Roma yang jahat counterpart barat negara Ch’in Jubah
Carthaginian Nessus yang mematikan menyelimuti Dunia Mediterranean yang
tercabik-cabik.

Anda mungkin juga menyukai