hanya satu, Kerajaan Romawi, yang masih berdiri pada 48 M, kerajaan ini, yang
pada 221 terbatas pada Italia dan pulau-pulau sekitarnya, meluaskan wilayahnya
meliputi seluruh pinggiran mediterania, tetapi tidak seluruh kekuatan yang vakum
sampai barat Cina. Ke timur Sungai Euphrates, wilayah yang meliputi
Mesopotamia, Babylonia, dan Iran sekarang diduduki oleh segerombolan perang
dari nomad Parthian dari padang rumput Eurasian yang pada 221 SM belum
mengenal dunia menetap ke arah barat yang lebih jauh dari Parthia.
Roma dianggap tidak memiliki rasa terima kasih kepada sekutunya ketika
telah berhasil menaklukan lawannya. Demikianlah, Roma memutuskan hubungan
dengan Aetolia setelah mengalahkan Macedonia pada 197 SM dengan bantuan
Aetolia. Roma memutuskan hubungan dengan Macedonia setelah Macedonia
membantunya untuk mengalahkan Aetolia. Roma memutuskan hubungan dengan
Pargamon dan Rhodes dan persekutuan Anchaean setelah ia menumbangkan
kerajaan Macedonia padahal archaean adalah sekutu yang setia.
Setelah kalah dari Roma pada 190 SM, kebijakan tradisional Hellenisasi
terus digalakkan. Pemerintah penjajah melihat dalam Hellenism suatu pondasi
budaya yang mungkin berguna untuk menyelesaikan perpecahan yang dengannya
Kerajaan Seleucid sekarang terancam sebagai akibat dari kekalahan yang
memalukan dalam suatu perang besar.
Pembangunan Roma berpihak kepada orang kaya dan kepada pemilik dan
pedagang budak. Pemberontakan ini berusaha membangun bukan semata-mata
negara tandingan untuk menggantikan negara roma tapi juga masyarakat
tandingan untuk menggantikan masyarakat Hellenis yang sekarang ini
memperlakukan kaum proletariatnya secara tidak manusiawi.