dan Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan
daerah-daerah sekitarnya polis yang lokasinya terpisah satu sama lainnya.
Isolasi seperti itu lebih memudahkan perkembangan peradaban kota-kota yang
tidak banyak terganggu oleh serbuan musuh dari luar maupu dari dalam.
Sejarah Yunani banyak dipengaruhi sifat-sifat gunung yang ada di wilayah
semenanjung Balkan. Yunani dibatasi oleh deretan pegunungan dari jazirah
Balkan ; fungsinya mengamankannya dari serbuan musuh dari luar. Puncak
yang tertinggi bernama olimpus yang oleh orang yunani kuno dipandang
sebagai tempat para dewa mereka. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani
yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi komunikasi melalui
darat. Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unitunit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan
unit politik.
Struktur Geografis Yunani adalah kompleks dan sangat beragam. Di wilayah
yang kecil dan ditambah berpulau-pulau ini daerah satu dengan yang lain
dipisahkan oleh gunung kapur, lembah curam atau selat. Keadaan geografis
seperti ini berbeda dengan Mesir atau Mesopotamia yang relatif terbuka dan
datar bergurun pasir yang secara militer menguntungkan untuk kontrol dari
Pusat. Dengan keadaan yang terpisah-pisah itu maka setiap tempat (topos)
menjadi istimewa, punya karakter, punya genius atau spirit, dan spirit itu
dianggap menghasilkan tatanannya sendiri, yang pada gilirannya nanti
dipersonifikasikan sebagai dewa-dewa yang menguasai tempat itu. Kepercayaa
Yunani mengenal banyak dewa yang berhimpun menjadi sebuah keluarga,
kumpulan itu disebut sebagai Pantheon ( Pan = perhimpunan, theon =
dewa). Gagasan pantheon ini sebenarnya adalah gagasan politis untuk
menyatukan daerah-daerah yang amat beragam tadi menjadi sebuah kerajaan
besar di bawah Alexander.
Penduduk Yunani sangat giat berkerja, hal ini dipengaruhi oleh suasana alam
yang indah pada musim panas yang disebabkan oleh angin yang bertiup dari
negeri Rusia, sebaliknya udara pada musim panas sangat kering di negerinya.
Ditambah lagi adanya tambang emas dan besi yang menawarkan cukup
pekerjaan sebagai pengganti dari ketandusan tanah yang selit untuk pertanian
dan perkebunan. Selain kegiatan pertanian, masyarakat Yunani juga
mengembangkan perekonomian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan
karena letaknya yang strategis di perairan Laut Tengah. Ketandusan tanah yang
dimiliki bangsa Yunani telah mengilhami mereka untuk berlayar dan kolonis di
berbagai dunia kuno di laut tengah. Dengan demikian, penduduk yunani banyak
memperoleh pengetahuan dari daerah-daerah yang ia kunjungi disekitar
mediterian, sehingga dapat dikatakan alamnya telah memberi rangsangan
untuk menjadikan mereka ahli-ahli pikir yang paling subur di dunia Barat Kuno.
Keadaan alam memiliki andil yang tidak kecil dalam pembentukan peradaban
Yunani. Keadaan geografis ini juga mempermudah adanya desentralisasi politik.
Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya
imigran Yunani dan Asia Kecil. Orang-orang Italia awal terdiri dari banyak suku
yang masing-masing mempunyai bahasa dan kebudayaan sendiri. Pemukim
yang paling awal adalah Suku Liguria kemudian berdatangan Suku Umbria,
Latin dan Samnite yang kemungkinan berasal dari EropaTengah. Setelah itu
datanglah Suku Etruska dari Asia Kecil lalu orang-orang Kartago dan Yunani
yang mendirikan koloninya di Italia Selatan. Iklim yang baik untuk tetumbuhan
yang hijau sepanjang tahun menjadikan penduduk Italia sebagai pengembala
dan petani yang makmur.
Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena
mereka suka sesuatu yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik
perhatian. Semua hasil karya budaya terutama karya seni rupa, baik berupa seni
bangunan, seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besar,
megah, dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik
bangunan yang menggumkan, seperti bangunan saluran air , jembatan, gedung
besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas
seni (thermen, theater, amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat
banguan kuil untuk persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan
pengetahuan orang Yunani antara lain bangunan dengan kontruksi lengkung
untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.
Lokasi jazirah Apenina yang melintang di bagian tangah laut tengah sebenarnya
bukan jaminan bahwa penduduk di situ mengerti pentingnya lautan untuk
berdagang dan strategi perluasan wilayah. Sebelum pembauran antara orang
Romawi dengan orang Yunani, tidak ada keinginan bagi orang Romawi
terhadap perniagaan laut di karenakan jalur ke Eropa Tengah sangat terbuka
lebar ditambah lagi pengetahuan tentang kelautan yang belum memadai pada
saat itu. Kesadaran itu baru tumbuh setelah banyaknya kekalahan yang terjadi
dan hilangnya daerah kekuasaan bagian selatan yang direbut oleh orang-orang
Kartago dan yunani yang menyerang dari laut.
Kesadaran itu membuat orang Romawi terdorong untuk melakukan ekspansi ke
daerah lain. Daerah yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum menguasai
lautan tengah ialah yunani di italia bagian selatan dan selatan jazirah Balkan. Di
dalam wilayah Yunani, perperangan antar polis marak-maraknya terjadi
sehingga penguasa yunani meminta bantuan kepada raja Seleucid di Asia
( Macedonia ). Politik yang dipakai oleh orang romawi ialah mendamaikan
pereperangan antar polis, sehingga yunani dapat dikuasai pada abad ke-2 SM.
Sambil berekspansi ke luar daerah, kerajaan romawi juga belajar dari hal-hal
yang dirasa baik dari daerah-daerah yang dikuasainya. Seperti penerapan sistem
polis di Roma. Meskipun alam di Romawi tidak seperti di Yunani yang
berbukit-bukit, tetapi penerapan itu dapat berlansung selama dua abad setelah
penaklukan Yunani. Kemudian tatanan pemerintahan ini juga diterapkan di
wilayah jajahannya yang ada di Eropa.
mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta
menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya. Kota Roma yang menjadi pusat
kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu berdirinya Kota
Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti.
Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari
Yunani, Remus dan Romulus
Awalnya Romawi merupakan negara kota yang bersaing kekuatan dengan
negara kota lainnya di semenanjung Italia. Romawi sedikit demi sedikit
memperluas kekuasaan. Banyak perlawanan yang terjadi dalam perluasan
dominion Romawi. Perluasan wilayah Romawi banyak dipengaruhi oleh
pemikiran Yunani. Perluasan Romawi dengan perang dan penaklukan diikuti
dengan dislokasi ekonomi antara pihak kaya dan miskin yaitu dengan beban
pajak, kredit, menambah kekayaan pemilik tanah pada saat perang dan
rekontruksi. Kekaisaran Romawi terbentuk dari sebuah komunitas pertanian
kecil dengan perdagangan yang kecil dan strata sosial yang kaku. Tetapi kondisi
geografi yang mendukung, kekayaan alam, kemenangan atas koloni sangat
membantu transisi yang cepat dan komplek menuju periode kemakmuran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peradaban Yunani dan Romawi merupakan fondasi kebudayaan Eropa
(Barat). Jika peradaban Mesir adalah hadiah dari Sungai Nil, demikian
pula Mesopotamia dari Sungai Efrat dan Tigris, maka peradaban Yunani
dan Romawi adalah pemberian dari lingkungan geografi di sekitar Laut
Tengah. Wilayah ini merupakan dunia tersendiri, baik iklimnya yang khas
(disebut iklim Laut Tengah) maupun tumbuh-tumbuhannya, berbeda
dengan yanga ada di daerah lain. N. Daldjoni melukiskannya sebagai
pulau di tengah-tengah Dunia Kuno. Pantai-pantainya berbatuan keras.
Dalam musim dingin, Laut Tengah terkenal praharanya yang dahsyat.
Meski demikian, lautan itu pernah berfungsi sebagai jalan raya dunia.
Kondisi itulah yang melahirkan mental bangsa Yunani yang
memposisikan dirinya tersendiri, tidak bergantung pada alam
lingkungannya, sehingga berupaya keras berpikir dan berperilaku dalam
upaya eksistensinya.
Situasi polis yang selalu saling menyerang (perang) menyebabkan
pelatihan fisik (militer) menjadi fokus pembinaan, utamanya di Sparta
dengan kebijakan wajib militernya. Sementara Athena lebih berfokus
(bukan mengabaikan militer) pada dunia non-militer, utamanya soal
kebudayaan. Walhasil, di polis yang terakhir ini terlahir sejumlah filsuf
dan pemikir besar Yunani yang abadi. Di antara para pemikir itu ialah
Socrates, Plato, dan Aristoteles yang banyak diperbincangkan ide-idenya
sampai sekarang.
Wilayah Yunani dan wilayah Romawi merupakan wilayah yang memiliki
kondisi alam ang berbeda meskipun memiliki kemiripan dalam beberapa
hal. Wilayah Yunani yang gersang dan tandus yang sulit untuk bercocok
tanam lebih mengutamakan hasil laut dan perdagangan sambil melakukan
koloni di berbagai wilayah yang ada di sekitar laut Tengah.
Wilayah Romawi yang terkenal dengan lembah sungai po dan lembah
campania yang memiliki curah hujan yang cukup untuk bertani membuat
masyarakatnya lebih banyak tinggal dipedalaman. Hal ini juga di dukung
kurangnya pengetahuan mereka terhadap dunia pelayaran sebelum
kedatangan bangsa Yunani dan Kartago. Suburnya daerah yang ada di
pedalaman membuat mereka lebih suka melakukan aktivitasnya di
daratan karena hasil yang mereka kelola dari pertanian sudah lebih dari
cukup untuk penhidupan pada masa itu.
. Peradaban Romawi Periode kerajaan (756-510 SM)
Polis Roma menurut legenda didirikan oleh Romus dan Romulus yang berasal dari ibu
Raisilpa. Namun, diperkirakan polis Roma dibangun oleh orang-orang Yunani. Pada masa
kerajaan, Roma dipimpin seorang raja yang didampingi oleh senante (wakil-wakil dari para
suku di sekitar Roma). Pada masa itu struktur masyarakat Roma terdiri dari dua, yaitu
Patricia (warga Roma asli) dan Plebeyer (para pendatang yang kebanyakan hidup miskin).
Raja Roma haruslah berasal dari warga Roma asli. Seorang raja Roma bernama Tarvininus
diturunkan oleh senat karena merupakan orang Etruskia.
2. Peradaban Romawi Periode republik (519-31 SM)
Pada masa republik, Roma dipegang oleh 2 orang konsul, yang dipilih oleh senat, tiap konsul
itu memiliki tugas masing-masing. Konsul pertama bertugas dalam masalah hukum dan
ekonomi, sedangkan konsul yang kedua memegang urusan pertahanan. Pada masa darurat,
jumlah konsul hanya satu orang yaitu seorang diktaktum. Pada masa republik inilah Roma
mulai melakukan ekspansi ke Ephirus dan Etruskia. Peperangan yang paling dahsyat ialah
perang antara Roma dengan Khartago (Tunisia sekarang). Khartago adalah polis yang
dimiliki oleh orang Funisia. Roma dan Khartago berperang untuk memperebutkan hegemoni
di Laut Tengah. Perang itu dimulai ketika Pulau Sisilia yang merupakan pulau yang menjadi
sumber bahan makanan orang Roma dikuasai oleh Funisia. Perang Funisia terjadi sebanyak 3
kali, yaitu:
1. Perang Funisia I (246 SM-241 SM);
2. Perang Funisia II (218 SM-201 SM);
3. Perang Funisia III (149-146 SM).
Perang ini berakhir dengan dikuasainya pulau Sisilia, Pulau Sardinia, dan Corsica oleh orang
Roma. Namun Semenajung Iberia berhasil dikuasai oleh orang Chartago, dan di sana mereka
membangun kota Cartagena. Pada Perang Funisia II, Panglima Khartago, atau dikenal
sebagai Hanibal hendak menyerang Roma lewat utara dan berhasil menguasai Saguntum
yang merupakan pusat pertahanan Roma di utara. Dikuasainya Saguntum itu bersamaan
dengan masih terjadinya perdebatan di kalangan Senat dalam menyikapi bagaimana cara
menghadapi Hanibal. Pada waktu itu muncul istilah delibrate senate perit saguntum (senat
terus berdebat sementara Saguntum berhasil dikuasai).
Masyarakat Roma pada masa republik terdiri atas beberapa kelas Pertama, kaum optimar
(kaum yang sangat kaya karena mempunyai wewenang untuk menarik pajak dengan batas
yang mereka tentukan). Kaum yang kedua adalah kaum proletar yang merupakan kaum
miskin. Meskipun demikian, dua golongan itu memiliki wakil di senat yaitu Sula (Optimar)
dan Marius (Proletar).
Kekacauan pertama terjadi di Roma ketika Marius dibunuh oleh Sula. Kekacauan itu berhasil
diatasi dengan munculnya triumvirat yang pertama yaitu Crassus (menguasai Eropa Timur),
Pompeyus (Roma dan Yunani), dan Julius Caesar (Eropa Barat). Crassus terbunuh pada
waktu perang dengan Persia. Di Roma timbul persaingan antara Pompeyus dengan Julius
Caesar, yang pada akhirnya Caesar tampil sebagai penguasa tunggal. Kekacauan kedua
timbul ketika Caesar dibunuh oleh anak angkatnya sendiri, yaitu Brutus dan Lavius.
Kekacauan itu dapat diatasi dengan munculnya triumvirat yang kedua yaitu Crassus (Eropa
Timur), Antonius (timur tengah dan Mesir), dan Octavianus (Italia). Crassus terbunuh, dan
wilayahnya menjadi milik Octavianus. Terjadi peperangan antara Octavianus melawan
Antonius dikarenakan Antonius membela Mesir untuk memerdekakan diri dari Romawi.
Dalam pertempuran yang tidak seimbang, yang terjadi di Actium tahun 31 SM, Antonius
gugur. Dengan demikian, seluruh wilayah Mesir dan Timur Tengah menjadi milik
Octavianus, sehingga Roma berubah menjadi sistem kekaisaran (31 SM sampai 395 M).
Pengaruh Peradaban Yunani dan Romawi pada Masyarakat Indonesia
Sisa kebudayaan Romawi dan Yunani yang dewasa ini masih dipraktekkan oleh sebagian
besar masyarakat indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Penggunaan istilah-istilah dalam astronomi dan astrologi seperti nama-nama planet
yang diambil dari nama-nama dewa seperti Mercurius, Venus, Mars, Jupiter, Uranus,
dan Saturnus. Selain itu, penggunaan kata-kata atlas, cancer, sirene, virgo, libra, helio,
titan; istilah-istilah dalam dunia kedokteran seperti hygta, achiles, hymen, elektra,
hipnos; istilah-istilah dalam bidang biologi seperti flora, fauna, cela, dan recipe;
penggunaan lambang piala ular, min-plus, dan tapak kuda.
2. Budaya tukar cincin, ulang tahun perkawinan (Emas dan Perak).
3. Kebiasaan mengangkat dan membenturkan gelas pada upacara dan pestapesta.
4. Menaburkan bunga ke makam, mengalungkan karangan bunga, serta menaburkan
bunga ke laut kalau ada yang meninggal di laut.
5. Perayaan tahun baru 1 Januari, yang pada masa Romawi merupakan hari
penyembahan pada Dewa Janus.
6. Pesta olahraga Olimpiade.
7. Menggunakan hari Minggu untuk hari libur. Pada Romawi Purba, hari Minggu
digunakan untuk memuja dewa matahari.
8. Sistem kenegaraan yang menggunakan sistem Demokrasi.