Anda di halaman 1dari 11

PERADABAN YUNANI DAN ROMAWI KUNO

Filed under: Uncategorized 2 Komentar


17 Desember 2011
A. YUNANI KUNO
Yunani terletak diujung tenggara Benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di
Laut Aegea dan Laut Ionia masuk wilayah Yunani. Bangsa Yunani terbentuk
dari percampuran bangsa pendatang dari laut Kaspia dan dan penduduk asli
yang terdiri dari petani. Mereka membentuk suatu kelompok kelompok kota
yang disebut Polis. Polis-polis yang terkenal adalah : Athena, Sparta dan Thebe.
Polis-polis yang terkemuka di Yunani :
1. Polis Athena memimpin Yunani dari tahun 450-404 SM, pada masa ini
kehidupan dalam masyarakat demokratis, bebas berpikir dan berkarya. Dan
muncul filosof-filosof besar yang terkenal : Socrates.
2. Polis Sparta, memerintah Yunani dari tahun 404 SM. Bangsa Sparta
memerintah secara Militer dan kekerasan. Pada masa ini ilmu tidak
berkembang.
3. Polis Thebe memerintah Yunani 371 SMolis Thebe berhasil mengalahkan
polis SpartaAnatara polis-polis ini selalu berperang sehingga akhirnya Yunani
pun menjadi lemah.Yunani berhasil dikuasai oleh Filipus Raja Macedonia pada
tahun 338 336 SM.
Letak geografis
Letak geografis Yunani sekarang sama dengan Yunani kuno yang kita bahas.
Yunani terletak di Ujung Selatan Semenanjung Balkan. Selain di daratan
tersebut wilayahnya juga meliputi pulau di Laut Aegeia. Batas-batas Yunani
sekarang ini : utara berbatasan dengan Albania, Macedonia, Bulgaria dan Turki,
timur adalah Laut Aegeia, selatan adalah Laut Tengah, dan barat adalah Laut
Ionia.
Sebagian besar wilayah Yunani bergunung-gunung sehingga antar wilayah
terpisah antara satu dengan yang lain. Tiga puluh prosen daerahnya berupa
daratan rendah yang terdapat di dekat laut dan terbentuk oleh endapan lumpur
sungai. Sisanya berupa jazirah yaitu Peloponesos dan Attica. Gunung-gunung
dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu
menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan daratan rendah
yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat
alami, dan menjadi pemisah kesatuan unit politik. Kesatuan politik itu disebut
Polis atau Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri
dan daerah-daerah sekitarnya. Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada
umumnya kurang subur.
Di lereng pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk
mencari daerah yang subur maka para petani (disebut Colonus) meninggalkan

negerinya dan mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani. Daerah koloni


Yunani antara lain terdapat di Italia Selatan, Mesir, Palestina dan Asia Kecil
(Turki sekarang). Selain kegiatan pertanian, masyarakat Yunani juga
mengembangkan perekonomian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan
karena letaknya yang strategis di perairan Laut Tengah.
B. ROMAWI KUNO
Romawi Kuno adalah sebuah peradaban yang tumbuh dari negara-kota Roma
didirikan di Semenanjung Italia di sekitar abad ke-9 SM. Selama keberadaanya
selama 12 abad, kebudayaan Romawi berubah dari sebuah monarki ke sebuah
republik oligarki sampai kekekaisaran yang luas. Dia datang untuk
mendominasi Eropa Baratdan wilayah sekitar di sekitar Laut Tengah melalui
penaklukan danasimilasi. Namun beberapa faktor menyebabkan
kemerosotannya. Sebelah barat kekaisaran, termasuk Hispania, Gaul, dan Italia,
akhirnya pecah menjadi kerajaan merdeka pada abad ke-5; kekaisaran timur,
diatur dari Konstantinopel, disebut sebagai Kekaisaran Romawi Timur setelah
tahun 476, tanggal tradisional kejatuhan Romawi dan kelanjutannya Zaman
Pertengahan.
Romawi ialah peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma masa kini.
Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai
Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka Latium. Latium
merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian.
Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada mulanya, di daerah
Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan
peradaban yang tinggi nilainya. Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan
mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu berdirinya Kota Roma yang yang
terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti. Legenda menyebut
bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan
Romulus.
Peradaban Romawi seringkali dikelompokan sebagai klasik antik bersama
dengan Yunani kuno, sebuah peradaban yang menginspirasikan banyak budaya
Romawi Kuno. Romawi Kuno menyumbangkan banyak kepada pengembangan
hukum, perang, seni, literatur, arsitektur, dan bahasa dalam dunia Barat, dan
sejarahnya terus memiliki pengaruh besar dalam dunia sekarang ini.
Bangsa Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan penguasa Etruskia
kemudian menjadi bangsa penguasa besar dengan manaklukan wilayah yang
luas sampai ke Laut Tengah. Bangsa yang semula petani ini kemudian menjadi
masyarakat kapitalis dan materialis. Selain sebagai bangsa yang suka dengan
perang bangsa Romawi juga mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha.
Mereka membali ladang-ladang dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh
para budak yang didatangkan dari daerah-daerah jajahan.
Letak Geografis
Romawi merupakan tempat kuno di Eropa yang menjadi sumber kebudayaan

Barat. Terletak di Semenanjung Apenina (sekarang Italia). Batas-batasnya


adalah :
Sebelah Utara semenanjung Apenina bersambung dengan daratan Eropa yang
terdapat pegunungan Alpen sebagi batas alam yang memanjang.
Sebelah Barat Laut yang memisahkan Italia dengan Perancis.
Sebelah Utara memisahkan Italia dengan Swiss dan Austria.
Sebelah Timur Laut dengan Yugoslavia.
Kadaan alam
Romawi terletak di Semenanjung Apenina (Italia)
Semenanjung Apenina terbagi menjadi 2 daratan.
Semenanjung Italia memiliki garis pantai yang panjang yaitu 2000 mil.
Kebudayaan yang berkembang adalah kebudayaan laut (sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian pedagang dan nelayan)
Perkembangan Romawi
Bangsa Romawi = percampuran antara bangsa Latin dan bangsa Etruska.
Bangsa Etruska mendirikan polis (Negara kota) jumlah = 17 buah (salah
satunya polis Romawi).
Polis Romawi pada awalnya hanya meliputi kota Roma. Menurut cerita lama,
Kota Roma didirikan oleh Romus dan Romulus tahun 753 SM.
Pada awalnya pemerintahan dipegang oleh seorang raja tetapi tahun 510
terjadi pemberontakan, dan diubah menjadi republik.
C. GEOGRAFI SEJARAH YUNANI
Orang Yunani tinggal jazirah Balkan yang paling ujung yang menjorok ke laut.
Secara geografis yunani mewujudkan suatu keutuhan dengan ciri-ciri alami
yang lain dibandingkan dengan daerah balkan lainnya. Daerah yunani dari utara
sampai ke selatan dipenuhi dengan pernukitan batu kapur. Banyak pantai-pantai
yang berkelok-kelok mengakibatkan banyaknya teluk dengan pelabuhanpelabuahan alam yang baik untuk pelayaran dan perniagaan. Kebanyakan
penduduk yunani hidup di daerah penggiran pantai karena miskinnya daerah
perdalaman yang penuh bebatuan sehingga tanaman jarang yang tumbuh.
Wilayah Yunani memiliki keadaan alam yang cukup unik, beragam dan kontras,
antara daratan dengan lautan yang mengelilinginya, pegunungan yang ganas dan
dingin di satu sisi dengan lembah-lembah sungai yang subur dan senantiasa
disinari matahari di sisi lainnya. Kondisi alamnya dikenal tidak mempunyai
kekayaan yang melimpah. Keadaan alam inilah yang kemudian diperkirakan
membentuk masyarakat dengan perbedaan watak yang beragam dan kontras
pula.
Ada beberapa keuntungan negeri Yunani mengarah ke Mediterian, diantaranya
perkembangan peradaban terlebih dahulu muncul di daerah Asia, di sana telah
ada pelabuhan-pelabuhan dagang yang ramai, sehingga penduduk Yunani bisa
berinteraksi dengan penduduk yang ada di sekitar mediterian. Di tambah alam
geografinya, telah memunculkan berbagai Kesatuan politik yang disebut Polis

dan Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan
daerah-daerah sekitarnya polis yang lokasinya terpisah satu sama lainnya.
Isolasi seperti itu lebih memudahkan perkembangan peradaban kota-kota yang
tidak banyak terganggu oleh serbuan musuh dari luar maupu dari dalam.
Sejarah Yunani banyak dipengaruhi sifat-sifat gunung yang ada di wilayah
semenanjung Balkan. Yunani dibatasi oleh deretan pegunungan dari jazirah
Balkan ; fungsinya mengamankannya dari serbuan musuh dari luar. Puncak
yang tertinggi bernama olimpus yang oleh orang yunani kuno dipandang
sebagai tempat para dewa mereka. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani
yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi komunikasi melalui
darat. Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unitunit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan
unit politik.
Struktur Geografis Yunani adalah kompleks dan sangat beragam. Di wilayah
yang kecil dan ditambah berpulau-pulau ini daerah satu dengan yang lain
dipisahkan oleh gunung kapur, lembah curam atau selat. Keadaan geografis
seperti ini berbeda dengan Mesir atau Mesopotamia yang relatif terbuka dan
datar bergurun pasir yang secara militer menguntungkan untuk kontrol dari
Pusat. Dengan keadaan yang terpisah-pisah itu maka setiap tempat (topos)
menjadi istimewa, punya karakter, punya genius atau spirit, dan spirit itu
dianggap menghasilkan tatanannya sendiri, yang pada gilirannya nanti
dipersonifikasikan sebagai dewa-dewa yang menguasai tempat itu. Kepercayaa
Yunani mengenal banyak dewa yang berhimpun menjadi sebuah keluarga,
kumpulan itu disebut sebagai Pantheon ( Pan = perhimpunan, theon =
dewa). Gagasan pantheon ini sebenarnya adalah gagasan politis untuk
menyatukan daerah-daerah yang amat beragam tadi menjadi sebuah kerajaan
besar di bawah Alexander.
Penduduk Yunani sangat giat berkerja, hal ini dipengaruhi oleh suasana alam
yang indah pada musim panas yang disebabkan oleh angin yang bertiup dari
negeri Rusia, sebaliknya udara pada musim panas sangat kering di negerinya.
Ditambah lagi adanya tambang emas dan besi yang menawarkan cukup
pekerjaan sebagai pengganti dari ketandusan tanah yang selit untuk pertanian
dan perkebunan. Selain kegiatan pertanian, masyarakat Yunani juga
mengembangkan perekonomian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan
karena letaknya yang strategis di perairan Laut Tengah. Ketandusan tanah yang
dimiliki bangsa Yunani telah mengilhami mereka untuk berlayar dan kolonis di
berbagai dunia kuno di laut tengah. Dengan demikian, penduduk yunani banyak
memperoleh pengetahuan dari daerah-daerah yang ia kunjungi disekitar
mediterian, sehingga dapat dikatakan alamnya telah memberi rangsangan
untuk menjadikan mereka ahli-ahli pikir yang paling subur di dunia Barat Kuno.
Keadaan alam memiliki andil yang tidak kecil dalam pembentukan peradaban
Yunani. Keadaan geografis ini juga mempermudah adanya desentralisasi politik.
Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya

menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan dataran-dataran


rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang
bersifat alami. Juga merupakan pemisah kesatuan unit politik yang disebut
polis atau negara kota, yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerahdaerah sekitarnya.
Meskipun orang Yunani harus hidup dalam berbagai kesulitan alam, tetapi
mereka tidak tercepit dan hidup celaka. Dengan keadaan seperti itulah
penduduk Yunani bisa mengarungi lautan Tengah. Dengan alam seperti itu,
penduduk Yunani telah menguasai wilayah yang ada di sekitar laut Tengah dan
melakukan kolonialisasi, menjual hasil tambang dan hasil lautnya dan
mengimpor segala kebutuhannya seperti makanan pokok atau segala yang
berhubungan dengan pertanian yang tidak bisa tumbuh di negrinya.
Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang subur. Di lereng
pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk mencari
daerah yang subur maka para petani (disebut Colonus) meninggalkan negerinya
dan mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani. Daerah koloni Yunani antara
lain terdapat di Italia Selatan, Mesir, Palestina dan Asia Kecil (Turki sekarang).
Dari kegiatan tersebut muncullah istilah kolonialisme. Antar kaum kolonis
dengan negeri induknya tetap terjalin hubungan.
D. GEOGRAFI SEJARAH ROMAWI
Induk kerajaan Romawi ialah Italia sekarang yang menempati jazirah Apenina,
bersama pulau Sisilia, jazirah tersebut terbentuk seperti kaki yang meyipak bola.
Secara geografis keduanya mewujudkan jembatan terputus yang membujur
utara-selatan dan membagi laut tengah atas dua bagian barat dan bagian timur.
Kondisi alam Romawi ( Italia ) secara geologis mirip dengan kondisi alam
Yunani. Hal ini di lihat dari banyaknya pegunungan. Pegunungan yang ada pada
masing-masing daerah memiliki fungsi yang sama sebagai pelindung dari
serangan musuh dari luar, tapi di utara Romawi terdapat lembah dan sungai
yang menghubungi daerahnya dengan Eropa tengah.
Tanah di sepanjang jazirah apenina tak sekering dan segundul tanah di negeri
Yunani. Tepi pantainya berhutan lebat dan perumputan untuk ternak sejak
zaman kuno. Sungai Tiber yang berada di tengah-tengah Italia membentuk
lembah di mana kota Roma dapat berkembang dengan baik dan disanalah
kemudian berkembang peradaban bangsa Latin.
Di bandingkan dengan negeri Yunani, pantai-pantai di Italia tidak mempunyai
pelabuhan akan tetapi pantai-pantai baratnya memiliki banyak teluk yang baik
untuk pendaratan kapal-kapal layar di zaman kuno. Lemboh po yang ada di
timur laut negeri pun memiliki pelabuhan yang ramai perdagangannya dengan
pantai-pantai barat Yunani.
Dari uraian sifat-sifat geografis Italia di atas, telah menentukan jalannya sejarah
bangsa Romawi dari zaman ke zaman. Di Italia utara dapat dimasuki bangsabangsa yang berasal dari Eropa tengah dan pantai timur berlabuhlah para

imigran Yunani dan Asia Kecil. Orang-orang Italia awal terdiri dari banyak suku
yang masing-masing mempunyai bahasa dan kebudayaan sendiri. Pemukim
yang paling awal adalah Suku Liguria kemudian berdatangan Suku Umbria,
Latin dan Samnite yang kemungkinan berasal dari EropaTengah. Setelah itu
datanglah Suku Etruska dari Asia Kecil lalu orang-orang Kartago dan Yunani
yang mendirikan koloninya di Italia Selatan. Iklim yang baik untuk tetumbuhan
yang hijau sepanjang tahun menjadikan penduduk Italia sebagai pengembala
dan petani yang makmur.
Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena
mereka suka sesuatu yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik
perhatian. Semua hasil karya budaya terutama karya seni rupa, baik berupa seni
bangunan, seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besar,
megah, dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik
bangunan yang menggumkan, seperti bangunan saluran air , jembatan, gedung
besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas
seni (thermen, theater, amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat
banguan kuil untuk persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan
pengetahuan orang Yunani antara lain bangunan dengan kontruksi lengkung
untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.
Lokasi jazirah Apenina yang melintang di bagian tangah laut tengah sebenarnya
bukan jaminan bahwa penduduk di situ mengerti pentingnya lautan untuk
berdagang dan strategi perluasan wilayah. Sebelum pembauran antara orang
Romawi dengan orang Yunani, tidak ada keinginan bagi orang Romawi
terhadap perniagaan laut di karenakan jalur ke Eropa Tengah sangat terbuka
lebar ditambah lagi pengetahuan tentang kelautan yang belum memadai pada
saat itu. Kesadaran itu baru tumbuh setelah banyaknya kekalahan yang terjadi
dan hilangnya daerah kekuasaan bagian selatan yang direbut oleh orang-orang
Kartago dan yunani yang menyerang dari laut.
Kesadaran itu membuat orang Romawi terdorong untuk melakukan ekspansi ke
daerah lain. Daerah yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum menguasai
lautan tengah ialah yunani di italia bagian selatan dan selatan jazirah Balkan. Di
dalam wilayah Yunani, perperangan antar polis marak-maraknya terjadi
sehingga penguasa yunani meminta bantuan kepada raja Seleucid di Asia
( Macedonia ). Politik yang dipakai oleh orang romawi ialah mendamaikan
pereperangan antar polis, sehingga yunani dapat dikuasai pada abad ke-2 SM.
Sambil berekspansi ke luar daerah, kerajaan romawi juga belajar dari hal-hal
yang dirasa baik dari daerah-daerah yang dikuasainya. Seperti penerapan sistem
polis di Roma. Meskipun alam di Romawi tidak seperti di Yunani yang
berbukit-bukit, tetapi penerapan itu dapat berlansung selama dua abad setelah
penaklukan Yunani. Kemudian tatanan pemerintahan ini juga diterapkan di
wilayah jajahannya yang ada di Eropa.

E. NEGARA KOTA (CITY STATE)


Jika peradaban kuno di Asia dan Afrika memiliki pola umum yaitu merupakan
peradaban lembah sungai dengan kegiatan ekonomi yang utama adalah
pertanian (agraris) maka peradaban Yunani maupun Romawi sebagai akar
budaya peradaban Eropa menyimpang dari pola umum. Di Yunani dan Romawi
lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit
geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan unit
politik. Kesatuan politik itu disebut Polis dan Negara Kota (City State) yang
wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya.
Polis yang berkembang mula-mula di daratan Yunani adalah kota perdagangan
Mycena (yang semula merupakan daerah koloni kerajaan Kreta). Kemudian
berkembanglah ratusan polis di Yunani. Hubungan antar polis di Yunani antara
lain dalam perdagangan maupun pertukaran ide/gagasan yang kemudian
membentuk peradaban Yunani. Masyarakat Yunani bangga sebagai warga kota,
mereka merasa Superior sedangkan yang tinggal di luar polis dianggap sebagai
bangsa barbar. Rasa Superior itu kemudian tampak pada masyarakat yang
tinggal di polis-polis terkemuka Yunani antara lain Sparta dan Athena. Bangsa
Yunani sulit bersatu karena antar polis saling bersaing untuk memperebutkan
puncak kekuasaan. Namun pada saat menghadapi ancaman bangsa lain antara
polis Sparta dan Athena dapat bersatu sehingga memperoleh kemenangan.
Tempat dimana politik Yunani dijalankan disebut polis atau negara kota dan
perkembangan yang paling besar ditemukan di Athena. Negara kota berbentuk
persekutuan namun Yunani sendiri tidak pernah membentuk suatu unit politik
selama periode klasik.politik baru muncul saat negara kota berada diambang
kehancuran. Hal ini terjadi karena adanya beberapa peristiwa, seperti
perselisihan internal antar warga negara, konflik eksternal antar kota yang
berkepanjangan, dan serangan yang gencar dari kekuatan-kekuatan luar
(pertama dari Macedonia dan kemudian dari Romawi). Orang-orang Yunani
sangat berlebihan dalam hal politik.
Athena merupakan komunitas terbesar dengan luas wilayah kira-kira 1000 mil
persegi atau sama dengan bagian dari negara modern Delaware. Apabila
suatu saat orang-orang ditugaskan untuk mejadi juri, kemudian duduk di
lembaga legislatif, dan menempati fungsi sipil yang lain di kemudian hari maka
hanya akan ada sedikit waktu yang produktif untuk bekerja. Sebagian besar
dilakukan oleh para budak dan penduduk asing. Karena tanpa mereka sistem
yang ada tidak akan mampu untuk memproduksi kelebihan yang dibutuhkan
untuk membiayai para politisi. Namun mereka tidak diijinkan untuk memiliki
lahan sendiri karena adanya sistem kewarganegaraan penuh.
Sedangkan Romawi merupakan peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota
Roma masa kini. Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia yang
menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka
Latium. Latium merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik
untuk pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada

mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta
menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya. Kota Roma yang menjadi pusat
kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu berdirinya Kota
Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti.
Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari
Yunani, Remus dan Romulus
Awalnya Romawi merupakan negara kota yang bersaing kekuatan dengan
negara kota lainnya di semenanjung Italia. Romawi sedikit demi sedikit
memperluas kekuasaan. Banyak perlawanan yang terjadi dalam perluasan
dominion Romawi. Perluasan wilayah Romawi banyak dipengaruhi oleh
pemikiran Yunani. Perluasan Romawi dengan perang dan penaklukan diikuti
dengan dislokasi ekonomi antara pihak kaya dan miskin yaitu dengan beban
pajak, kredit, menambah kekayaan pemilik tanah pada saat perang dan
rekontruksi. Kekaisaran Romawi terbentuk dari sebuah komunitas pertanian
kecil dengan perdagangan yang kecil dan strata sosial yang kaku. Tetapi kondisi
geografi yang mendukung, kekayaan alam, kemenangan atas koloni sangat
membantu transisi yang cepat dan komplek menuju periode kemakmuran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peradaban Yunani dan Romawi merupakan fondasi kebudayaan Eropa
(Barat). Jika peradaban Mesir adalah hadiah dari Sungai Nil, demikian
pula Mesopotamia dari Sungai Efrat dan Tigris, maka peradaban Yunani
dan Romawi adalah pemberian dari lingkungan geografi di sekitar Laut
Tengah. Wilayah ini merupakan dunia tersendiri, baik iklimnya yang khas
(disebut iklim Laut Tengah) maupun tumbuh-tumbuhannya, berbeda
dengan yanga ada di daerah lain. N. Daldjoni melukiskannya sebagai
pulau di tengah-tengah Dunia Kuno. Pantai-pantainya berbatuan keras.
Dalam musim dingin, Laut Tengah terkenal praharanya yang dahsyat.
Meski demikian, lautan itu pernah berfungsi sebagai jalan raya dunia.
Kondisi itulah yang melahirkan mental bangsa Yunani yang
memposisikan dirinya tersendiri, tidak bergantung pada alam
lingkungannya, sehingga berupaya keras berpikir dan berperilaku dalam
upaya eksistensinya.
Situasi polis yang selalu saling menyerang (perang) menyebabkan
pelatihan fisik (militer) menjadi fokus pembinaan, utamanya di Sparta
dengan kebijakan wajib militernya. Sementara Athena lebih berfokus
(bukan mengabaikan militer) pada dunia non-militer, utamanya soal
kebudayaan. Walhasil, di polis yang terakhir ini terlahir sejumlah filsuf
dan pemikir besar Yunani yang abadi. Di antara para pemikir itu ialah
Socrates, Plato, dan Aristoteles yang banyak diperbincangkan ide-idenya

sampai sekarang.
Wilayah Yunani dan wilayah Romawi merupakan wilayah yang memiliki
kondisi alam ang berbeda meskipun memiliki kemiripan dalam beberapa
hal. Wilayah Yunani yang gersang dan tandus yang sulit untuk bercocok
tanam lebih mengutamakan hasil laut dan perdagangan sambil melakukan
koloni di berbagai wilayah yang ada di sekitar laut Tengah.
Wilayah Romawi yang terkenal dengan lembah sungai po dan lembah
campania yang memiliki curah hujan yang cukup untuk bertani membuat
masyarakatnya lebih banyak tinggal dipedalaman. Hal ini juga di dukung
kurangnya pengetahuan mereka terhadap dunia pelayaran sebelum
kedatangan bangsa Yunani dan Kartago. Suburnya daerah yang ada di
pedalaman membuat mereka lebih suka melakukan aktivitasnya di
daratan karena hasil yang mereka kelola dari pertanian sudah lebih dari
cukup untuk penhidupan pada masa itu.
. Peradaban Romawi Periode kerajaan (756-510 SM)
Polis Roma menurut legenda didirikan oleh Romus dan Romulus yang berasal dari ibu
Raisilpa. Namun, diperkirakan polis Roma dibangun oleh orang-orang Yunani. Pada masa
kerajaan, Roma dipimpin seorang raja yang didampingi oleh senante (wakil-wakil dari para
suku di sekitar Roma). Pada masa itu struktur masyarakat Roma terdiri dari dua, yaitu
Patricia (warga Roma asli) dan Plebeyer (para pendatang yang kebanyakan hidup miskin).
Raja Roma haruslah berasal dari warga Roma asli. Seorang raja Roma bernama Tarvininus
diturunkan oleh senat karena merupakan orang Etruskia.
2. Peradaban Romawi Periode republik (519-31 SM)
Pada masa republik, Roma dipegang oleh 2 orang konsul, yang dipilih oleh senat, tiap konsul
itu memiliki tugas masing-masing. Konsul pertama bertugas dalam masalah hukum dan
ekonomi, sedangkan konsul yang kedua memegang urusan pertahanan. Pada masa darurat,
jumlah konsul hanya satu orang yaitu seorang diktaktum. Pada masa republik inilah Roma
mulai melakukan ekspansi ke Ephirus dan Etruskia. Peperangan yang paling dahsyat ialah
perang antara Roma dengan Khartago (Tunisia sekarang). Khartago adalah polis yang
dimiliki oleh orang Funisia. Roma dan Khartago berperang untuk memperebutkan hegemoni
di Laut Tengah. Perang itu dimulai ketika Pulau Sisilia yang merupakan pulau yang menjadi
sumber bahan makanan orang Roma dikuasai oleh Funisia. Perang Funisia terjadi sebanyak 3
kali, yaitu:
1. Perang Funisia I (246 SM-241 SM);
2. Perang Funisia II (218 SM-201 SM);
3. Perang Funisia III (149-146 SM).
Perang ini berakhir dengan dikuasainya pulau Sisilia, Pulau Sardinia, dan Corsica oleh orang
Roma. Namun Semenajung Iberia berhasil dikuasai oleh orang Chartago, dan di sana mereka
membangun kota Cartagena. Pada Perang Funisia II, Panglima Khartago, atau dikenal
sebagai Hanibal hendak menyerang Roma lewat utara dan berhasil menguasai Saguntum

yang merupakan pusat pertahanan Roma di utara. Dikuasainya Saguntum itu bersamaan
dengan masih terjadinya perdebatan di kalangan Senat dalam menyikapi bagaimana cara
menghadapi Hanibal. Pada waktu itu muncul istilah delibrate senate perit saguntum (senat
terus berdebat sementara Saguntum berhasil dikuasai).
Masyarakat Roma pada masa republik terdiri atas beberapa kelas Pertama, kaum optimar
(kaum yang sangat kaya karena mempunyai wewenang untuk menarik pajak dengan batas
yang mereka tentukan). Kaum yang kedua adalah kaum proletar yang merupakan kaum
miskin. Meskipun demikian, dua golongan itu memiliki wakil di senat yaitu Sula (Optimar)
dan Marius (Proletar).
Kekacauan pertama terjadi di Roma ketika Marius dibunuh oleh Sula. Kekacauan itu berhasil
diatasi dengan munculnya triumvirat yang pertama yaitu Crassus (menguasai Eropa Timur),
Pompeyus (Roma dan Yunani), dan Julius Caesar (Eropa Barat). Crassus terbunuh pada
waktu perang dengan Persia. Di Roma timbul persaingan antara Pompeyus dengan Julius
Caesar, yang pada akhirnya Caesar tampil sebagai penguasa tunggal. Kekacauan kedua
timbul ketika Caesar dibunuh oleh anak angkatnya sendiri, yaitu Brutus dan Lavius.
Kekacauan itu dapat diatasi dengan munculnya triumvirat yang kedua yaitu Crassus (Eropa
Timur), Antonius (timur tengah dan Mesir), dan Octavianus (Italia). Crassus terbunuh, dan
wilayahnya menjadi milik Octavianus. Terjadi peperangan antara Octavianus melawan
Antonius dikarenakan Antonius membela Mesir untuk memerdekakan diri dari Romawi.
Dalam pertempuran yang tidak seimbang, yang terjadi di Actium tahun 31 SM, Antonius
gugur. Dengan demikian, seluruh wilayah Mesir dan Timur Tengah menjadi milik
Octavianus, sehingga Roma berubah menjadi sistem kekaisaran (31 SM sampai 395 M).
Pengaruh Peradaban Yunani dan Romawi pada Masyarakat Indonesia
Sisa kebudayaan Romawi dan Yunani yang dewasa ini masih dipraktekkan oleh sebagian
besar masyarakat indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Penggunaan istilah-istilah dalam astronomi dan astrologi seperti nama-nama planet
yang diambil dari nama-nama dewa seperti Mercurius, Venus, Mars, Jupiter, Uranus,
dan Saturnus. Selain itu, penggunaan kata-kata atlas, cancer, sirene, virgo, libra, helio,
titan; istilah-istilah dalam dunia kedokteran seperti hygta, achiles, hymen, elektra,
hipnos; istilah-istilah dalam bidang biologi seperti flora, fauna, cela, dan recipe;
penggunaan lambang piala ular, min-plus, dan tapak kuda.
2. Budaya tukar cincin, ulang tahun perkawinan (Emas dan Perak).
3. Kebiasaan mengangkat dan membenturkan gelas pada upacara dan pestapesta.
4. Menaburkan bunga ke makam, mengalungkan karangan bunga, serta menaburkan
bunga ke laut kalau ada yang meninggal di laut.
5. Perayaan tahun baru 1 Januari, yang pada masa Romawi merupakan hari
penyembahan pada Dewa Janus.
6. Pesta olahraga Olimpiade.

7. Menggunakan hari Minggu untuk hari libur. Pada Romawi Purba, hari Minggu
digunakan untuk memuja dewa matahari.
8. Sistem kenegaraan yang menggunakan sistem Demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai