Yunani dikenal sebagai sebagai sebuah negeri yang memiliki kebudayaan yang sangat
maju dan megah. Yunani memiliki bentang alam yang unik, yaitu terletak diantara
pegunungan, teluk, juga pantai. Yunani dikelilingi oleh Laut Aegea dan Laut Ionea. Yunani
merupakan Negara maritim yang kuat dan juga sangat maju. Akan tetapi Yunani juga
memiliki hambatan dalam kemajuan peradabannya, yaitu soal kondisi tanah di Yunani yang
kurang subur.
Keadaan alam Yunani yang beragam membuat perpisahan. Warga yang tinggal di
daerah peraian seperti Sungai Nil, Sungai Eufrat, dan Tigris, dapat melakukan kontak dengan
Negara lain lewat Laut Tengah dan juga Laut Hitam. Adanya kontak degan Negara lain
membuat kondisi mereka jauh lebih berkembang, hal ini disebabkan karena Negara di Laut
Tengah dan Laut Hitam cenderug lebih kaya soal ekonomi.
Pulau Kreta adalah sebuah Pulau yang terletak di antara pulau-pulau yang berada di
Laut Aegea, yaitu tepatnya di selatan, degan Knosus sebagai pusat pemerintahannya. Selain
dari Knosus, masih banyak kota kota lain yang terletak di pulau Kreta seperti Phaestos,
Hanos, dan Tylissos. Letak pulau Kreta terbilang sangat strategis, tepatnya di tengah-tengah
jalur pelayaran antara Mesir, Yunani, dan Mesopotamia. Keadaan ini kemudian dimanfaatkan
oleh penduduk pulau Kreta, mereka mulai mengandalkan sektor perdagangan dan pelayaran
untuk hidup. Darisitulah keadaan perekonomian dan kemakmuran penduduk pulau Kreta
menjadi semakin makmur, selain itu pulau Kreta juga menjadi jembatan budaya antara Asia,
Afrika, dan Eropa. .
Penduduk pulau Kreta kebanyakan berasal dari Asia Kecil atau yang sekarang dikenal
dengan nama Turki. Pada tahun 3000-1500 SM penduduk pulau Kreta sudah memiliki
kebudayaan yang tinggi.
Peradaban orang – orang Kreta secara kronologis dibagi menjadi tiga periode;
1. Minoa Awal 3400 – 2100 sebelum Masehi, dimulai dari Zaman Tembaga dan
berakhir pada penggunaan alat dari Zaman Perunggu;
2. Minoa Madya: 2100-1600 SM, ditandai dengan berkembangnya seni dan
diketemukannya reruntuhan kerajaan Knossos;
3. Minoa Akhir: 1600-1200 SM, ditandai dengan masa puncak perkembangan
kultural dan stagnasi akhir (Harlem dalam Sumardi, 2019: 2)
Pulau Kreta telah memiliki peradaban yang sangat tinggi dan sangat maju.
Kebudayaan di Pulau kreta sendiri disebut sebagai “kebudayaan Minos” nama ini diambil
dari nama Minos yang merupakan Raja Pulau Kreta yang berkedudukan di Kota Knosus.
Hasil kebudayaan Pulau Kreta berupa arsitektur seni patung dan seni kerajinan.
Kejayaan peradaban Pulau Kreta mencapai puncaknya pada masa Raja Minos
(Periode Minoan). Pada masa tersebut kekuasaan Pulau Kreta dan Raja Minos menguasai
Laut Aegea, hingga Swedia. Raja Minos dapat menyatukan sampir seluruh daratan Eropa,
Asia, dan Afrika. Kerajaaan Minos memanfaatkan letak geografisnya yang strategis, selain
itu mereka juga memanfaatkan bidang pelayaran guna untuk memperkuat armada lautnya.
Kerajaan di Pulau Kreta mengalami keruntuhan pada abad ke-15 SM. Para ahli
menduga beberapa faktor yang menyebabkan keruntuhan peradaban pulau Kreta, yaitu salah
satunya adalah akibat bencana alam. ada beberapa faktor lain runtuhnya peradaban Kreta,
yaitu adanya infasi dari Bangsa pendatang. Pulau Kreta juga mendapat serangan dari Bangsa
Mikene. (Djaja, W, 2012: 5)
Ada beberapa Arkeolog yang berasal dari Amerika yang berhasil menggali sebuah
Kota perdangan yang letaknya ada di bawah lapisan abu gunung berapi di Pulau Santori
setebal 60 M, pada tahun 1967. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut ternyata Kota
tersebut terkubur pada tahun 1500 SM yang diakibatkan karena abu ledakan gunung berapi.
Selain itu ada beberapa penemuan lain seperti peralatan dari bahan logam dan juga keramik
yang menandakan bahwa saat itu penduduk Pulau Kreta sudah mengenal seni yang sangat
maju. Para arkeolog juga berhasil menemukan beberapa tumpukan tulang manusia yang
jumlahnya hamper mencapai 200 potong bahkan lebih. Para arkeolog juga menemukan
sekumpulan tengkorak yang tidak beratuan posisinya, para arkeolog menduga bahwa
tengkorak - tengkorak itu merupakan para pejabat dan pelayan serta masyarakat yang ikut
terlibat dalam pemujaan, dan lari karena letusan gunung, akan tetapi mereka tidak sempat,
kemudian mati di tempat.
1. -800 SM, zaman terbentuknya negara-negara kota. Orang Yunani mulai memperkuat
kontrolnya atas wilayah orang Aegea.
2. 800-600 SM, para polis Yunani berekspansi ke luar negeri, sehingga di masa ini
disebut abad kolonisasi.
3. 600-400 SM, masa kejayaan Yunani, pada masa ini adanya kemajuan dalam bidang
ekonomi, sosial dan politik.
4. 400 SM, Yunani mulai mengalami kemunduran, khususnya pada bidang politik.
Pada bidang kebudayaan, Yunani juga mengalami kemunduran, tidak secepat bidang
politik.
Asal-usul peradaban Yunani dimulai dari daerah koloni di wilayah Kreta, Laut Aegea
dan pesisir Asia Kecil. Dimulai dari Bangsa Mikena, bangsa yang terkenal memiliki
peradaban tinggi dan giat berperang. Salah satu peradaban tertua di Eropa adalah Yunani,
letaknya di ujung tenggara Benua Eropa. Laut Ionia dan Aegea juga masuk dalam wilayah
Yunani. Berbatasan dengan Albania, Yugoslavia, Bulgaria dan Turki di sebelah utara. Laut
Aegea disebelah timur, Laut Tengah di selatan dan Laut Ionia di barat. Karena daerahnya
dikelilingi Lautan, iklim yang dimiliki Yunani adalah iklim laut tengah yang cukup nyaman
A Polis
Yunani terdiri dari banyak suku bangsa, para suku bangsa ini mendiami suatu wilayah
yang dinami “negara kota” atau “polis”. Polis adalah kota yang terdiri atas pusat kota dan
terdapat pedesaan di sekitarnya. Polis-polis ini ditempati oleh masyarakat yang memiliki hak
pemerintahan sendiri. Polis bisa juga dimaksud sebagai negara-negara kecil yang telah
merdeka. Di Yunani terdapat 3 polis besar, diantaranya adalah Athena, Sparta dan Thebe.
Masyarakat Yunani adalah hasil campuran dari pendatang dan penduduk asli,
pendatang-pendatang ini kebanyakan berasal dari sekitaran Laut Kaspia. Salah satunya
adalah ras Indo-Jerman. Ras Indo-Jerman mulai bermigrasi 2000 SM, kemudian menetap.
Kota perdagangan Mycena yang merupakan kota koloni Kerajaan Kreta, menjadi awal mula
daratan Yunani berkembang. Di Yunani terdapat ratusan polis. Antar polis di Yunani
memiliki keterkaitan dalam perdagangan, maupun dalam ide atau gagasan, sehingga
membentuk peradaban Yunani
Pemerintahan Athena
Athena merupakan satu kota atau polis yang pertama kali menetapkan sistem negara
demokrasi. Dimana sistem demokrasi tersebut diperkenalkan oleh tokoh bernama solon pada
tahun 638-559 SM. Pada sistem demokrasi ini pemegang kekuasaan tertinggi adalah dewan
rakyat. Setiap wilayah akan dipimpin oleh kepala pemerintahan yang disebut dengan Archon
dengan pengawasan dibawah mahkama agung (Aeropagus).
Dampak yang diberikan atas perang Athena dengan Sparta terserbut banyak
menimbulkan kehancuran termasuk tokoh yang bernama plato, ratapan dari plato dapat
dilihay dalam sebuah karya pemikiran yang beraliran politik. Setelah terjadi kekalahan pihak
Athena mengembangkan sebuah ilmu pengetahuan dan filsafat setelah perang Poloponnesos.
Dimana lambat laut Athena semakin di sebut sebagai pusat pendidikan pertama di daerah laut
tengah (mempunyai lambang burung hatu yang memiliki arti kecerdasan).
Athena dan Sparta memiliki perbedaan, Athena memiliki sistem penghapusan budak,
penduduk lebih ditekankan dalam bidang pendidikan, seni, teknolgi, dan filsafat. Athen juga
merupakan sebuah kota yang demokrasi dan penghasil filsuf-filsuf ternama. Lahirnya filsuf-
filsuf terbut sangat berpengaruh terhadap pemikiran di era sekarang. Para filsuf yang pernah
lahir di Athena antara lain Thales, Anaximander, Anaximenes, Pythagoras, Heraclitus,
Parmenides, Hippocartus, Socrates, Plato, Aristoteles, dll.
Lahirnya tradisi para filsuf diiringi dengan perkembangan intelektual dari bangsa
Yunani yang dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut;
Faktor geografis wilayah dan kontur dari Yunani yang bergunung-gunung dan tandus,
memaksa masyarakat sekitar untuk berpikir keras dan berkreasi agar mampu memenuhi
kebutuhan hidup yang cukup menyulitkan.
Orang Yunani sudah menerapkan hubungan diplomatik luar negeri dengan negara-
negara sekitar Yunani seperti Mesir, Babilonia, Persia sehingga terjadi tukar menukar
pengetahuan dan perdagangan didalam wilayahnya.
Penduduk Yunani suak berpikir dengan logika dan sangat menghargai ilmu
pengetahuan dan cara berpikir mereka pada umumnya bersifat rasional. Bangsa Yunani selalu
ikut serta dalam urusan politik, ekonomi, dan sosial. Hal ini menyebabkan bangsa Yunan
sangat sering mencari pemecahan masalah berdasarkan logikan dan rosional dalam setiap
masalah yang muncul.
Pemerintahan Sparta
Kota Sparta merupakan kota pertama kali yang menggunakan sistem militer dalam
pemerintahanya. Gaya politik ini diprakarsai oleh Lycurgus tahun 625 SM. Kota ini dipimpin
oleh dua raja, dengan membawahi dewan Ephor yang terdiri atas lima orang. Setiap ephor
memiliki dewan terua yang berumur lebih dari 60 tahun mempunyai weweang untuk
membuat undang-undang kepada Dewan Rakyat.
Dalam dunia militer Sparta menyeleksi pemuda dari bagian fisik dan mental yang
kemudian akan dijadikan sebuah tentara. Yunanani yang terdiri atas kota-kota kecil
menimbulkan dominasi kekuasaan antar kota untuk bersaing menjadi pemegang kekuasaan
yunani.
Pemerintahan Yunani dibagi menjadi 3 golongan, yaitu Citizensm, Helot, dan Peiroiki :
Citizens merupakan penduduk Sparta yang berjumlah 5-10% dari seluruh penduduk
Sparta, mereka terdiri dari dua golongan yaitu penguasa dan tentara. Citizens ini juga
murupakan orang Sparta yang menjadi keturunan penguasa sebelumnya (Suku bangsa Doria),
yang datang dari arah utara menuju daerah Peloponesos. Mereka juga menduduki betaran
rendah Laconia yang subsur dan mengusir penduduk asili menjadi kaum Helot dan Periokoi.
Helot merupakan bagian terbesar dari penduduk Sparta yang berprofesi sebagai
petani, buruh tani, dan pelayan dari orang-orang Sparta.
Peiroikoi merupakan sebagian penduduk Sparta yang tinggal dipinggiran kota yang
hidupa sebagai petani, pedagang, dan bekerja menjadi buruh tambang. Kaum ini lebih
menyukai kebebasan berhidup dan lebih memilih menepi dikota Sparta.
Idealisme militer dikenal dengan nama Arete merupakan pemegang peran penting
dalam kehidupan politik Sparta. Pada era kemrosotan penduduk Sparta memiliki sifat yang
barbar, keras, dan batu. Sparta mengingkatkan pertahanan dan kewaspadaan melalui
militernya terutama pada masa pemerintahan Lycurgus 625 SM. Para penduduk diseleksi
sedari kecil, dimana bayi yang cacat akan dibuang di dalam gua atau gunung dan dibarkan
mati, bisa juga dipungut oleh kaum Helot.
Orang tua cukup membesarkan anak laki-lakinya sampai 7 tahun, sesuda itu anaknya
akan dimasukan kedalam sekolah militer. Di dalam sekolah militer tersebut akan dilakukan
pendidikan militer untuk menjadi tentara setelah menginjak 20 tahun. Di usia mereka akan di
izinkan untuk menikah dengan syarat tetap berada di barak militer sampai usia 30 tahun. Di
usia ke 30 an mereka akan di berikan kebebasan untuk memilih. Tugas menjadi tentara akan
berakhir setelah melakukan pengabdian selama 60 tahun.
Dalam sejarahnya Sparta terkenal dengan berbagai macam bidang olahraga, baik
olahraga dari kaum laki-laki maupun kaum perempuan. Dalam catatan olahraga Sparta
sendiri memiliki cabang feksitfal olahraga yaang disebut dengan Olympyade, terutama sejak
olimpiade tahun 720-561 SM, tercatat Sparta memiliki juara dalam olimpiade yang diikuti
dari 81 olimpiade 46 diantaranya adalah Sparta sendiri.
Perang Yunani-Persia III tahun tahun--- bangsa Persia mengadakan serang kembali
kepada Yunani, kemenangan dapat diraih oleh Yunani, pasukan Persia dapat dipukul mundur
namun raja Sparta terbunuh dalam peperangan tersebut.
Terjadinya perang Peloponessos, merupakan cikal bakal dari irinya pihak Sparta karena
terbentuknya perjanjian antara Persia dan Yunani. Perang Peloponessos di menangkan oleh
pihak Sparta, menjadikan Athena terpecah menjadi lebih kecil lagi.
Peperangan melawan Sparta tidak dapat dimenangkan leh perikles. Selama 30 tahun
dalam bayangan perang Polopennesia. Kekacauan tersebut mengharuskan perikles untuk
mundur dari kursi jabatan. Akan tetapi perikles terpilih lagi menjadi pemimpin Athena,
namun tidak berlangsung lama, berita ini di tanggapi oleh Sparta untuk ingin adanya korban
untuk memperoleh perdamaian
Klasifikasi peperangan tersebut dapat dibagi menjadi dua babak yakni bagian
pertama yaitu perang Marathon dan bagian kedua yakni perang thermopile dan
Salamis. Dalam peperangan bagian pertama, pasukan Athena diunggulkan oleh
keadaan Geografis. Wilayah Marathon yang menjadi tempat berlangsungnya
peperangan memiliki kondisi wilayah pegunungan dan laut. Hal tersebut tentunya
sangat dimanfaatkan oleh bangsa Athena untuk menyerang bangsa Persia. Siasat yang
digunakan oleh bangsa Athena yaitu melakukan penyerangan dengan cara berlari
dalam barisan berhasil membuat pasukan Persia kewalahan dan berhasil memukul
mundur pasukan Persia. Pada bagian Perang Termopile dan Salamis, Raja Persia yang
Bernama Xerxes beserta pasukannya berniat untuk menyerang wilayah Yunani
melalui Termophile. Ketika raja Xerxes melakukan perjalanan menuju Termophile,
pasukan Raja Xerxes dihadang oleh 300 prajurit bangsa Sparta (Yunani). Pasukan
Sparta pada saat itu dipimpin oleh seorang Spartan bernama Leonidas. Melihat
kesigapan bangsa Sparta dalam menjaga wilayahnya membuat Raja Xeres
mengurungkan niatnya untuk menyerang Yunani dan menunggu selama 4 hari untuk
menyusun strategi perang yang lebih matang. Selama persiapan perang pasukan Xeres
melakukan spionase kepada pasukan Sparta dan memperoleh informasi mengenai
kesiapan bangsa Sparta dalam menghadapi perang. Beberapa hari menjelang
pertempuran, seorang penghianat Yunani mendatangi Raja Xerxes dan memberikan
siasat pertempuran kepada pasukan Persia untuk melakukan penyerangan melalui
jalan tembus didaerah pegunungan sehingga dapat memberikan serangan kejutan bagi
pasukan Yunani. Serangan kejutan pasukan Persia terhadap Yunani mengakibatkan
kota Termopile berhasil dikuasaii oleh pasukan Persia. Dengan kemenangan tersebut
Raja Xerxes semakin percaya diri untuk menyerang wilayah Yunani yaitu Athena.
Pada pertempuran kali ini pihak Yunani dipimpin oleh Temistokles, Yunani
melakukan siasat perang dengan mengirimkan seorang utusan kepada bangsa Persia
dengan tujuan seorang Yunani tersebut memberikan informasi bohong mengenai
bangsa Yunani yang tidak siap akan terjadinya perang dan mempersiapkan diri untuk
melarikan diri.Pasuka Xerxes terperdaya dan Pasukan Xerxes melakukan penyerangan
dengan menggunakan kapal perang besar, sayangnya dengan siasat pasukan Athena
yang lebih siap dibandingkan bangsa Persia pada saat itu membuat pasukan kapal
Persia yang digiring kedalam perang Salamis berhasil dikalahkan oleh angkatan laut
Athena dengan melakukan perang Gerilya menggunakan kapal-kapal kecil. Siasat
perang yang digunakan bangsa Athena berhasil untuk mengalahkan pasukan Persia
sehingga perang Salamis berhasil dimenangkan bangsa Athena. (Sumardi, 2019 : 10-
11 )
Pada tahun 1500 SM pulau Kreta mendapat serangan dari Mikene (Mikenai).
Orang Mikene ini akhirna membawa kebudayaan orang Minos dari pulau Kreta ke
dataran Yunani dan mengadopsi arsitektur gaya Minos-Kreta. Kebudayaan Mikene ini
dapat dijumpai dalam beberapa peninggalan antara lain:
Sejarah yang pernah mencatat dan paling dikelan dalam peninggalan bangsa
Yunani adalah catatan dua buku cerita kepahlawanan, yaitu Illias dan Odyysiea karya
Homeros abad 8 SM. Dalam buku Illias berkisahkan peristiwa Yunani melawan
kerajaan Troya. Sedangkan buku Odyssiea menceritakan perjalanan pulang tentara
Yunani dari perang Troya. Kedua kitab tersebut sama bersejarahnya dengan kitab
Mahabarata dan Ramayana dari Asia Selatan. Dari dua ktab inilah Perang Troya juga
mengilhami Iskandar Agung dalam peristiwa perang Persia.