Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Perbandingan Stilistika Arsitektur Eropa


(Yunani Kuno – Modern)

Anggota Kelompok:
Zubair Al-Haitsami (08111640000043)
Daniel Doan Pramudya (08111640000059)
Rizki Kharismawan (08111640000063)

Mata Kuliah Stilistika I


Departemen Arsitektur
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Arsitektur Klasik merupakan ungkapan dan gambaran perjalanan sejarah arsitektur di Eropa
yang secara khusus menunjuk pada karya-karya arsitektur yang bernilai tinggi dan “first class”.
Disebutkan demikian karena karya-karya ini memperlihatkan aturan atau pedoman yang ketat
dan pertimbangan yang hati-hati sebagai landasan berpikir dalam menciptakan karya tersebut.
Awal dari perkembangan Arsitektur Klasik dimulai dari Periode Yunani Kuno (abad 1000-400
SM) hingga yang berakhir pada periode Modern (abad 20 M).

1. Periode Yunani Kuno (abad 1000-400 SM)

Kekaisaran Athena mendominasi kota-negara Yunani pada abad ke-5 SM, juga memimpin
kota-negara lainnya sebagai sekutunya. Rivalnya, Sparta, memimpin Konfederasi Sparta yang
lebih kecil. Kedua pihak ini bertempur pada Perang Peloponnesia (431-404 SM), dan Athena
kalah. Berikut sedikit sejarah mengenai Yunani :

– Peradaban Yunani dianggap sebagai tonggak peradaban Barat


– Kota terkenal: Athena; kota kecil dengan penduduk 50.000 orang; ibukota dari Yunani
– Parthenon: kuil utama di Acropolis; kadang dianggap sebagai bangunan paling sempurna
– Parthenon: dulu punya patung dewa Athena, berlapis emas dan gading. Pernah menjadi
gereja (abad 6 M), mesjid, lalu gudang amunisi.

Ciri-ciri:

• Simetris
• Komponen utama berbentuk kotak & segitiga
• Denah persegi
• Material utama batu kapur/marmer yang dipahat & disusun
• Biasanya terdiri dari 1 lantai
• Dibuat berundak
2. Periode Romawi (abad 0-3 M)

Roma, ibukota dari Kekaisaran Romawi. Kaisar Romawi pertama, Augustus (dinobatkan
27 SM),. Roma mempunyai bermacam-macam jenis bangunan dengan kekhasan dan
keindahannya. Roma, adalah kota berpenduduk mungkin sampai dengan 1 juta jiwa. Hal ini
menyebabkan sarana dan prasarana yang lebih baik mutlak diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk kota. Kebutuhan seperti makanan dan minuman, permukiman, pasar dan
hiburan merupakan beberapa hal yang harus dipikirkan oleh para arsitek dan perencana kota.
Karena di tiap daerah kekuasaannya (Eropa, Asia Kecil, Afrika Utara) ditempatkan gubernur
dan pasukan yang akan tinggal dalam waktu yang tidak sebentar, kota-kota yang dibangun
Romawi di daerah kekuasaannya tersebut juga dibangun dengan perencanaan yang baik
mengikuti perencanaan di Roma. Ciri khas kota Romawi, seperti forum, pemandian umum,
teater dan kuil, selalu ada di kota-kota tersebut.

Ciri-ciri:

• Simetris
• Atap melengkung / dome
• Denah bervariasi
• Material batu campuran (semen, besi, beton)
• Kolom penghias
• Dapat lebih dari 2 lantai
3. Periode Kristen Awal & Byzantium (abad 3-11 M)

- Berkembang pada saat pertengahan Kekaisaran Romawi dan abad pertama.


- Tahun 313 – Kaisar Konstantin mengeluarkan peraturan yang memungkinkan umat
Kristen mempraktekkan agama secara bebas di Romawi
- Tahun 325 – Kaisar Konstantin masuk agama Kristen
- Tahun 380 – Kristen adalah agama resmi Kekaisaran Romawi

Ciri-ciri :

• Simetris
• Bentuk dasar persegi / menyerupai salib
• Bangunan cukup luas
• Pintu masuk di barat, altar di timur
• Tidak ada bentukan manusia
• Interior kaya akan mozaik penuh warna

4. Periode Pengaruh Islam (abad 8-15 M)

Pada abad ke-7 M, Islam menguasai daerah Kashmir, Persia, Semenanjung Arab, pantai
utara Afrika, sebagian besar Spanyol dan Portugal. Bangsa Moor (baca: Mur) menguasai
Spanyol lebih dari 700 tahun (709 – 1492 M), namun jarang ada peninggalan arsitektur, yang
ada sebagian besar adalah bangunan agama dan benteng.
Ciri-ciri :
• Simetris
• Bentuk busur lengkung tapal kuda
• Umumnya sebagai tempat ibadah (masjid)
• Material bata merah & batu putih
• Dekorasi geometri & spiral
• Munculnya istilah “arabesque”
5. Periode Romanesque (abad 11-12 M)

Romanesque berasal dari kata “Roman” merupakan kelanjutan dari Roman architecture
(arsitektur Romawi). Romanesque Architecture merupakan gaya arsitektur abad
pertengahan khususnya di Eropa. Mulai bangkit untuk melanjutkan kebesaran Romawi,
yang sudah runtuh berabad sebelumnya, pada abad 10 M hingga 12 M sebelum arsitektur
Gothic. Pada masa Romanesque, banyak kastil, gereja dan katedral, bangunan
pemerintahan, tembok kota. Namun kini yang masih dapat disaksikan hanya sebuah chapel
kecil hingga katedral yang besar.
Ciri-ciri:
 Dinding bangunan Romanesque umumnya memiliki ketebalan yang masif dengan
bukaan yang relatif kecil. Materialnya berbeda antara satu daerah dengan daerah lain.
 Buttresses pada bangunan Romanesque umumnya berprofil persegi datar dan tidak
terproyeksi di luar dinding. Pada bangunan gereja yang memiliki lorong/aisle, barrel
vaults atau half-barrel vaults di sepanjang lorong membantu menopang bagian tengah
bangunan.
 Arch yang digunakan hampir selalu berbentuk setengah lingkaran, dan dipergunakan
pada bukaan (pintu dan jendela), pada vault dan arkade. Di atas pintu yang lebar
biasanya terdapat semi circular arch, terkecuali jika di ambang pintu terdapat lintel
dengan ukiran dekoratif.
 Arkdace adalah deretan arch yang ditopang oleh pier atau kolom yang terdapat di
interior gereja, memisahkan bagian nave dari aisle. Arkade juga terdapat di serambi
dan atrium.
 pier sering digunakan untuk mendukung arch. Pier dibuat dari batu, berbetuk kotak
atau persegi panjang. Umumnya memiliki moulding horisontal membentuk capital
pada awal arch. Kadang-kadang pier memiliki poros vertikal yang melekat padanya
dan kadang memiliki moulding horisontal pada bagian base-nya.
 Kolom adalah fitur struktural penting pada arsitektur Romanesque. Collonettes dan
shaft merupakan bagian dari struktur bangunan sekaligus dekorasi.
 Tipikal kubah Romanesque bisanya berdenah oktagonal dan menggunakan corner
squinch untuk menerjemahkan bentuk persegi menjadi dasar segi delapan yang cocok.

6. Periode Gothic (abad 13-14 M)

Arsitektur Gothik adalah gaya arsitektur yang berkembang selama periode Abad
Pertengahan. Gaya ini berevolusi dari arsitektur Romanesque dan diteruskan oleh
arsitektur Renaissance. Arsitektur Gothik berasal dari abad ke-12 sampai abad ke-16 di
Perancis, sehingga arsitektur Gothic dikenal selama periode sebagai “Gaya Perancis”
(Opus Francigenum).
Ciri-ciri:
 struktur bangunannya yang tinggi (vertical)
 lengkungan melancip
 vault bertulang
 Berjendela besar: pencerahan spiritual melalui cahaya dari jendela, yang berhias
 Bagian nave(lorong) dibuat lebih panjang untuk menampung khalayak yang
menghadiri penobatan raja.
 Denah salib
 Diperkuat flying battress yang anggun di luar
 Di bagian luar penuh dihias patung-patung
7. Periode Renaissance (abad 15-16 M)

Renaissance berasal dari bahasa latin yaitu kata Re berarti kembali dan naitre berarti
lahir. Secara umum Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad
pertengahan ke abad modern yaitu di tandai dengan lahirnya kreasi baru yang lebih bersifat
duniawi. Menurut pendapat para ahli sejarah, Renaissance awalnya di mulai di Italia pada
akhir abad pertengahan. Kemudian meluas hingga ke seluruh Eropa.
Arsitektur Renaissance memperlihatkan sejumlah ciri khas arsitektur. Munculnya
kembali langgam langgam yunani dan Romawi seperti bentuk tiang langgam, donik, lonik,
konintia, dsb dapat di sampaikan sebagai ciri yang pertama. Bentuk bentuk denahnya sangat
terikat oleh dalil dalil yang sistematik, yaitu bentuk simetris, jelas, dan teratur dengan teknik
kontruksi yang bersahaja ( kalau di bandingkan dengan masa sekarang, masa abad ke 20
khususnya).
Ciri-ciri:
 Pola tata ruang ( di luar benteng) (extra-muros >< intra muros
 Bentuk dan pandangan dari luar cenderung mendatar.
 garis-garis horisontal dari dekorasi, bertolak belakang dengn Gotik
 Bangunan melebar, datar, dan tipis (lebar banding panjang berbedanya besar)
 Garis-garis lantai di bawah dan di atas diekspos menjadi garis horisontal, terkesan
yang satu menumpuk di atas lainnya.
 Bangunan-bangunan umum penting (istana, gereja, balaikota dll) diletakkan dalam
ujung sumbu jalan atau taman luas terbuka
 Terdapat barisan kolom-kolom untuk memperkokoh bangunan
 Mengedepankan unsur-unsur simetris
 Menggunakan patung sebagai aksesoris pada bagian atap
8. Periode Baroque (abad 16-18 M)

Tidak diketahui secara pasti dari mana asal kata ‘baroque’, namun diperkirakan berasal
dari bahasa Spanyol ‘barrueco’ yang berarti permata dengan bentuk tak beraturan.
Arsitektur Baroque mulai berkembang pada abad ke-16, dan umumnya timbul karena
perkembangan yang terjadi pada Gereja Katolik.

Ciri-ciri:

• Identik dengan berlebihan, dramatis, dan lepas dari aturan


• Tidak simetris
• Kontras cahaya yang dominan
• Penggunaan cahaya secara dramatis
• Kaya ornament
• Langit-langit dipenuhi lukisan
• Interior tempat lukisan dan patung

9. Periode Neo-klasik (abad 18 M)

Arsitektur Neoklasik lahir antara lain karena ditemukannya kembali peninggalan


arsitektur Yunani dan Romawi, serta adanya perubahan politik antara lain revolusi
Perancis (1789) dan Amerika(1776) menciptakan republik, dengan anggapan mengambil
seni yang diasosiasikan dengan seni Yunani (demokrasi) dan Romawi (republik).
Ciri-ciri:

• Garis-garis bersih, elegan, penampilan yang rapi (uncluttered)


• Simetris
• Kolom-kolom yang berdiri bebas
• Kolom benar-benar menopang
• Interior mewah
• Furnitur sederhana dan geometris

10. Periode Modern (abad 20 M)

Gaya arsitektur modern merupakan gaya arsitektur statis yang berkembang pada masa
pra-industrial sebagai bentuk dari revolusi dari gaya arsitektur tradisional. Gaya arsitektur
ini biasanya dikaitkan dengan gaya arsitektur yang berkembang pada era 1920an hingga
1950an.
Ciri-ciri:

• Asimetris
• Kubistis
• Sedikit atau tanpa ornament
• Bentuk sederhana
Tabel Perbandingan Stilistika Arsitektur Klasik

GAYA TAHUN BENTUK BENTUK DENAH MATERIAL STRUKTUR ORNAMEN CIRI KHAS CONTOH
Ukiran di
Kolom dari
Simetris, kolom Umumny
1000-400 Batu kapur batu yang
Yunani dominan Persegi (ionic, a hanya 1 Parthenon
SM & mamer dipahat &
kotak doric, lantai
disusun
corinthia)
Batu
Variatif (persegi, Kolom Atap
Simetris, campuran
abad 0-3 lingkaran, penghias, Patung & melengku
Romawi kotak & (kapur, Colosseum
M setengah ribbed relief ng /
lingkaran semen,
lingkaran) vault dome
besi, beton)
Kristen abad 3- Persegi, seperti Menyerupa Mozaik Altar di Hagia
Simetris Batu bata
Awal 11 M salib i romawi flora timur Sophia
Terciptan
Bata merah Kolom
Pengaruh abad 8- Dekorasi ya gaya
Simetris Persegi & batu busur tapal Mezquita
Islam Moor 15 M geometri “arabesq
putih kuda
ue”
Kolom
Arcading/p semi- Italy
abad 9- Berbentuk Batu kecil batu
Romanisque simetris atung circular Modena
12 M polygon & Bata berukuran
figuratif arches Cathedral
besar
Patung
Struktur Notre-
abad 12- flying patung
Gothic simetris Berbentuk salib Batu bangunan Dame de
15 M battress pada
tinggi Reims
eksterior
Kolom
Gaya
beton
abad 15- Salib simetris ke- Batu, bata, Patung- kolom St. Peter
Renaissance simetris menyerupai
17 M 4 sisinya cor patung Yunani basilica
Yunani
romawi
romawi
Bagian sudut
Patung-
pada denah Ornamen Gereja
abad 16- Marmer, Kolom patung,
Baroque Asimetris diselesaikan berlebiha Saint
18 M cor beton ornament
dengan n Nicholas
berlebihan
lengkungan
Menyeru
Kolom
pai The
abad 18 Marmer, yang Patung-
Neo-klasik Simetris - Yunanu Cathedral
M bata merah berdiri patung
kuno dan of Vilnius
bebas
romawi
Desain
Bata
abad 19- Asimetris Kolom Minim atau sesuai Villa
Modern - merah,
20 M , kubistis balok nihil fungsi, Savoye
kayu
kubistis

Referensi
https://atpic.wordpress.com/category/arsitektur/perkembangan-arsitektur/
https://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai