Anda di halaman 1dari 71

PERANCANGAN KOTA

Atiek Suprapti Budiarto


PERKEMBANGAN
PERANCANGAN KOTA
Era Permukiman Tua (+ 2.000
SM)

• Didalam sejarah evolusi Kota-kota


awal, dipengaruhi oleh :
(1) inovasi-inovasi radikal (ekonomi)
(2) pertumbuhan penduduk.
Permukiman Bangsa Summeria
Berkembang + 3500 - 1750 SM
• Kota berkembang didalam benteng,
dengan Luas 89 Ha, berpenduduk
35.000 jiwa (perkiraan jumlah penduduk
seluruh negara 250.000 jiwa)
One  of  the  first  cities of 
the  Sumerians,  2900  BC,
Permukiman Bangsa Babilon
(3500 SM)
• Lokasinya strategis pada persimpangan jalur
antara persia dan mediterania. (di lembah
Sungai Tigris).
• Kota dikelilingi oleh bangunan benteng
• Dilengkapi dengan: istana, bangunan-
bangunan dan ruang terbuka. Istana sebagai
pusat kekuasaan dilengkapi dengan ’open
space’ dan taman gantung.
Hanging Gardens
of Babylon
Kota Mahenjo-Daro
(India 2500 SM)
• Kota terorganisasi
• Pola kota ‘Grid-iron’ meskipun Belem sempurna
• Kota berkembang dengan pola-pola simbolik yang
sakral; menggunakan sumbu mata angin untuk
pola jaringan jalan (’chaturmuka’, ’grid’),
menggunakan simbol tatanan di kuil (’kharvata’
atau lingkar).
• Kuil dan balai pertemuan penguasa / pendeta
berlokasi pada persimpangan jalan utama
• Terdapat ‘open space’ sebagai pengantar prosesi
keagamaan.
MAHENJO DARO
Mesir Kuno
• Kota Mesir kuno didominasi oleh istana dan
kuil beserta makan raja-raja serta
permukiman pekerja dan pembesar istana.
• Kuil dan makam ratu Hatshepsut di Sier-El-
Bahri (1500 SM) menggambarkan kota Mesir
Kuno dengan lingkungan alam dan budaya
setempat.
KOTA YUNANI
(Greek City)
• Wilayah bangsa Yunani disamping daratan
Eropa, juga mencakup wilayah pesisir di
Asia Kecil (Turki) hingga pulau Sisilia serta
Italia Selatan, serta daratan Kyrene di
Afrika.
• Didalam kemasyarakatan bangsa Yunani
dikenal adanya “Polis” (abad 8 – 7 SM), yaitu
suatu kesatuan kemasyarakatan setingkat
dengan kota yang terdiri dari beberapa desa.

• Pusat “Polis” adalah ”Agora” (pasar). Agora


berfungsi sebagai tempat pertemuan semua
warga untuk membicarakan berbagai hal
termasuk urusan negara.
• Permukiman Neolitik Yunani Kuno
berkembang dalam “Acrópolis”.
• Kuil Athena lebih berfungsi sebagai tempat
pertemuan rakyat daripada sebagai sebuah
istana pemerintahan.

• Kota merupakan perkampungan besar yang


berkembang menjadi pusat kegiatan politik.
Contoh: Kota Athena, kota yang terbentuk
melalui usaha sentralisasi administrasi-2
lokal dan kekuatan ekonomi daerah.
• Agora” pada awalnya merupakan tempat
pertemuan politik dan rapat legislatif;
berikutnya berubah menjadi pusat
perdagangan komersial.
• Konsep ”Grid-Iron” Hippodamus banyak
diterapkan seperti pada : pelabuhan kota
Athena (Piraeus), Rhodes, Thurii, Miletus,
Priene. Kota-kota demikian dikenal dengan
kota Hippodamik.
• Periode Hellenistik merupakan jaman klasik
yang juga merupakan transisi dari era
Perencanaan Yunani ke Romawi. Yunani
mengalami kemunduran setelah penduduknya
semakin makmur dan menjadi puas dengan apa
yang dicapainya. Demokrasi disalahgunakan oleh
orang-orang kaya, politisi-politisi korup dan
serangkaian peperangan, sehingga
mengakibatkan Yunani tidak lebih dari suatu
propinsi di kerajaan Romawi (146 SM)
KEKAISARAN ROMAWI
• Kerajaan Romawi muncul setelah kehancuran
Yunani,
• Setiap Kaisar/ pemimpin Romawi selalu
membangun monumen-monumen kebesaran
serta sebuah ”Forum” yang lebih besar dari
kaisar sebelumnya. Forum ini berfungsi sebagai
pusat kehidupan politik serta perdagangan (=
Agora Yunani).
• Karakteristik ”Forum” lebih menonjol
dengan perbedaan tata letak dengan pola
”grid-iron”. Pola perletakan ditentukan
oleh aturan-aturan dengan sistem terukur.
Forum sebagai bentuk sakral
mengimbangi bentuk volume. Forum
Romanum adalah bentuk ”forum” Romawi
yang sakral.
• Fungsi-bentuk ”Forum” al:
• - Forum Civilia : ‘civic centre’
• - Forum Indcaria : fungsinya mirip
acropolis
• - Forum Venalia : sebagai pasar,
• Perkembangan Forum dalam ”Urban
Design”, ruang ’Forum” dicapai melalui
liminasi estetika, dicapai melalui:
– Ruang dikelilingi oleh bidang-bidang
vertikal
– Kombinasi antara ”porticoes” dengan
bangunan dan keterbukaan pada
sumbu arah pintu masuk.
• Keterbatasan ini untuk menciptakan
ruang void.
Medieval Towns
• Perkembangan dari kota-kota Romawi, dengan
mempertahankan konsep Grid Romawi tanpa
banyak perubahan. Kota-kota Turin, Piacenta,
Aosta, Autun, Dijos, Treves, dll.
• Berkembang disekitar kastil, biara, gereja,
dimana kota-kota berkembang dari pusat
kekuasaan sekuler dan sekitar pusat spiritual.
Ciri utama adalah adanya kontras keteraturan
ruang dalam gereja atau istana dengan bentuk-
bentuk ruang halaman luarnya (square parvis,
square istana) .
• Berkembang dari pusat-pusat perdagangan
dipersimpangan jalan, tepi sungai,
pelabuhan. Jalur-jalur ini diperluas menjadi
pusat.

• Berkembang sebagai pembangunan baru


dengan lingkungan yang teratur dengan
sistem grid dan square yang terencana
(Perancis, Jerman Timur).
Square; muncul oleh kebutuhan masyarakat
akan suatu tempat kegiatan keseharian.:
•Square terbentuk karena pelebaran jalan
(market square)
•Square terbentuk karena perluasan kesamping
jalan, menggeser bangunan di sisi jalan
sehingga terbentuk ruang terbuka
•Square Gerbang Kota
•Square pusat kota, terbentuk oleh poros
sistem jaringan jalan.
•Square Halaman Gereja (Parvis)
•Square Group/ Integrasi
Bentuk-bentuk Square
• Closed Square, dikelilingi oleh enclosure
yang kuat.
• Dominated Square, square didomonasi oleh
bangunan individual maupun kelompok
bangunan
• Nuclear Square
• Group Square, square lebih dari satu
berdampingan bergambung menjadi satu
kesatuan
• Elemen-elemen Arsitektural Square:
• Air Mancur, Fungsi sebagai elemen
pelengkap, makna sebagai peringatan
keagamaan atau sekuler.
• Jalan Setapak dan Tangga, berfungsi untuk
pencapaian ke bangunan-bangunan
individual (gereja). Maknanya untuk
memberikan penekanan pentingnya statu
bangunan.
• Arkade, mempunyai fungsi untuk
bangunan-bangunan individual dan rumah
pribadi, bentuk mempunyai perbedaan
diameter untuk lengkung tunggal.
Perkembangan square di Italia
• Square Piazza, memiliki garis lingkar
area sebagai penentu keindahan:
• Struktur individual belum membentuk
square, Piazza del Duomo,
• Bentuk Amphitheatrikal, Piazza Del
Campo di Siena
• Integrasi Square, Piazza de Erbe
dengan Piazza de Signori
Renaissance Towns
(abad 15 – 17 M
• Masa berkembangnya intelektualitas
dan sosial (muncul sekolah-sekolah dan
teori-teori tentang estetika). Karya
arsitek pada masa ini dihargai karena
fahan humanisme.
• Leon Batista Alberti (1449) menulis
tentang perencanaan kota yang
pertama; membahas tentang topografi,
hubungan dengan lansekap, prinsip-
prinsip organisasi, ekonomi, kondisi lalu
lintas
• Alberti juga memberi proporsi bagi
”Square” dan ketinggian bangunan
sebagai dindingnya
• Piazza Renaisance
– Bentuk Hibrid abad pertengahan (Piazza
Pio II), arcade masih merupakan bagian
bangunan individual, belum bisa
mempersatukan ruang.

– Fasade kedua istana membentuk ruang


terbuka didepan gereja (St. Pieter &
Campidoglio di Roma), Cara perspektif
memperbesar kesan square dari yang
sebenarnya.
Piazza Pio II
Piaza Campidoglio Roma
St. Pieter Roma
– Square Renaisance yang lengkap di Italia
Piazza Ducale di Vigevano oleh Ambogio
dii Curtis dan Leonardo da Vinci (1492-
1498). Keseimbangan square dicapai dari
komposisi seluruh elemennya.

– Square sebagai simbol seluruh kota


(Piazza San Marco di Venice). Semula
merupakan parvis kapel seorang
bangsawan (830), penambahan dan
perubahan terjadi hingga abad 16, yang
terpenting adalah:
Piaza Ducale Vigevano
Piaza Ducale
Piazza San Marco di Venice
Piazza San Marco di Venice
Baroque and Classicistics. (abad 17 – 19)

• Ciri yang menonjol dengan karya tiga dimensi;


tokoh-tokoh: Lorrenzo Bernini, Carlo Reinaldi,
Francesco Borromini, Pietro da Cortona.

• Terdapat dua aliran:


1. Aliran Emosional: penekanan bentuk-bentuk
Renaissance, penonjolan individualitas,
dramatisasi dan penekanan pada volume dan
massa bangunan.

2. Aliran Rasional: berdasarkan pemikiran-


pemikiran dari Palladio dan Vitruvian Academic;
Pengetahuan dan contoh-contoh kuno secara
luas dan kuat, keteraturan dalam ekspresi.
Piaza San Carlo Turin
St. Paul’s Cathedral
Fontana Trevi

Anda mungkin juga menyukai