Anda di halaman 1dari 24

PERPINDAHAN PANAS PADA KONDUKSI

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Rina Safira
TUJUAN
Menentukan jenis-jenis perpindahan panas dan aplikasi perpindahan panas dibidang teknik
kimia.
1.PENDAHULUAN
PENGERTIAN PERPINDAHAN PANAS PADA KONDUKSI
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalamindustri proses.Pada
kebanyakanpengerjaan,diperlukanpemasukanatau pengeluaran kalor, untuk mencapai dan me
mpertahankan keadaan yangdibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kondisi pertama yaitu
mencapaikeadaan yang dibutuhkan untuk pengerjaan, terjadi umpamanya
bila pengerjaan harus berlangsung pada suhu tertentu dan suhu ini harus dicapaidengan jalan
pemasukan atau pengeluaran kalor. Kondisi kedua yaitumempertahankan keadaan yang
dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat pada pengerjaan eksoterm dan endoterm.
Disamping perubahan secara kimia,keadaan ini dapat juga merupakan pengerjaan secara
alami. Dengandemikian, Pada pengembunan dan penghabluran (kristalisasi) kalor
harusdikeluarkan. Pada penguapan dan pada umumnya juga pada pelarutan, kalorharus
dimasukkan. Hukum alam menyatakan bahwa kalor adalah suatu bentuk energi.Bila dalam
suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistemyang suhunya berbeda
disinggungkan,maka akan terjadi perpindahan energi.Proses ini disebut sebagai perpindahan
panas (Heat Transfer). Dari
titik pandang teknik (engineering), Analisa perpindahan panas dapat digunakanuntuk
menaksir biaya, kelayakan, dan besarnya peralatan yang diperlukanuntuk memindahkan
sejumlah panas tertentu dalam waktu yang ditentukan.Ukuran ketel, pemanas, mesin
pendingin, dan penukar panas tergantung tidakhanya pada jumlah panas yang harus
dipindahkan, tetapi terlebih-lebih padalaju perpindahan panas pada kondisi-kondisi yang
ditentukan. Beroperasinyadengan baik komponen-komponen peralatan, seperti misalnya
sudu-suduturbin atau dinding ruang bakar, tergantung pada kemungkinan pendinginanlogam-
logam tertentu dengan membuang panas secara terus menerus padalaju yang tinggi dari suatu
permukaan. Juga pada rancang-bangun (design)mesin-mesin listrik, transformator dan
bantalan, harus diadakan analisa perpindahan panas untuk menghindari konduksi-
konduksi yang akanmenyebabkan pemanasan yang berlebihan dan merusakan
peralatan. Berbagaicontoh ini menunjukkan bahwa dalam hampir tiap cabang
keteknikandijumpai masalah perpindahan panas yang tidak dapat dipecahkan
dengan penalaran termodinamika saja, tetapi memerlukan analisa yang didasarkan pada ilmu
perpindahan panas.Dalam perpindahan panas, sebagaimana dalam cabang-cabangketeknikan
lainnya, penyelesaian yang baik terhadap suatu soal memerlukanasumsi (pengandaian) dan
idealisasi. Hampir tidak mungkin menguraikangejala fisik secara tepat, dan untuk
merumuskan suatu soal dalam bentuk persamaan yang dapat diselesaikan kita perlu
mengadakan beberapa pengira-iraan (approximation).Dalam perhitungan rangkaian listrik,
biasanya diasumsikan bahwa nilaitahanan, kapasitansi, dan induktansi tidak tergantung pada
arus yang mengalirmelaluinya. Asumsi ini menyederhanakan analisanya, tetapi dalam hal-
haltertentu dapat sangat membatasi ketelitian hasilnya.Pada waktu menafsirkan hasil ahir
suatu analisa, kita perlu mengingatasumsi, idealisasi dan pengira-iraan yang telah kita buat
selama mengadakananalisa tersebut. Kadang-kadang kita perlu mengadakan pengira-
iraanketeknikan dalam penyelesaian suatu soal, karena tidak memadainyaketerangan tentang
sifat-sifat fisik. Sebagai contoh, dalam merancang bagian-
bagian mesin untuk pengoperasian pada suhu tinggi mungkin kita perlumemakai batas
proporsional (propoyional limit) atau kuat-lelah (fatiguestrength) bahannya dari data suhu
rendah. Guna menjamin pengoperasianyang memuaskan dari bagian mesin ini, perancang
harus menerapkan faktorkeamanan (safety factor) pada hasil yang diperoleh dari analisanya.
Pengira-iraan semacam itu perlu pula dalam soal-soal perpindahan panas.Sifat-sifat fisik
seperti konduktivitas termal atau viskositas berubahdengan suhu, tetapi jika dipilih suatu
harga rata-rata yang tepat ,
maka penyelesaian soal dapat sangat disederhanakan tanpa memasukan kesalahanyang cukup
besar dalam hasil ahirnya.Bila panas berpindah dari suatu fluida ke dinding , seperti
misalnyadidalam ketel, maka kerak terbentuk pada pengoperasian yang terus menerusdan
akan mengurangi laju aliran panas. Untuk menjamin pengoprasian yangmemuaskan dalam
jangka waktu yang lama, maka harus ditrapkan faktorkeamanan untuk mengatasi
kemungkinan ini. Dalam perpindahan panas adatiga jenis perpindahan panas yaitu
perpindahan panas dengan cara konduksi,konveksi, dan radiasi.

JENIS-JENIS PERPINDAHAN PANAS

PERPINDAHAN PANAS DENGAN CARA KONDUKSI

Yang dimaksud dengan konduksi ialah pengangkutan kalormelalui satu jenis zat.
Sehingga perpindahan kalor secarahantaran/konduksi merupakan satu proses pendalaman
karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energikalor,
adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah.Perpindahan panas konduksi dan
difusi energi akibat aktivitas molekul. Sudah diketahui bahwa tidak semua bahan dapat
menghantar kalor sama sempurnanya. Dengan demikian, umpamanya seorang tukang hembus
kaca dapat memegang suatu barang kaca, yang beberapa cm lebih jauh dari tempat pegangan
itu adalah demikian panasnya, sehingga bentuknya dapat berubah. Akan tetapi seorang
pandai tempa harus memegang benda yang akan ditempa dengan sebuah tang. Bahan yang
dapat menghantar kalor dengan baik dinamakan konduktor. Penghantar yang buruk disebut
isolator. Sifat bahan yang digunakan untuk menyatakan bahwa bahan tersebut merupakan
suatu isolator atau konduktor ialah koefisien konduksi terma. Apabila nilai koefisien ini
tinggi, maka bahan mempunyai kemampuan mengalirkan kalor dengan cepat. Untuk bahan
isolator, koefisien ini bernilai kecil.

Pada umumnya, bahan yang dapat menghantar arus listrik dengan sempurna (logam)
merupakan penghantar yang baik juga untuk kalor dan sebaliknya. Selanjutnya bila
diandaikan sebatang besi atau sembarang jenis logam dan salah satu ujungnya diulurkan ke
dalam nyala api. Dapat diperhatikan bagaimana kalor dipindahkan dari ujung yang panas ke
ujung yang dingin. Apabila ujung batang logam tadi menerima energi kalor dari api, energi
ini akan memindahkan sebahagian energi kepada molekul dan elektron yang membangun
bahan tersebut. Moleku1 dan elektron merupakan alat pengangkut kalor di dalam bahan
menurut proses perpindahan kalor konduksi. Dengan demikian dalam proses pengangkutan
kalor di dalam bahan, aliran elektron akan memainkan peranan penting . Persoalan yang patut
diajukan pada pengamatan ini ialah mengapa kadar alir energi kalor adalah berbeda. Hal ini
disebabkan karena susunan molekul dan juga atom di dalam setiap bahan adalah berbeda.
Untuk satu bahan berfasa padat molekulnya tersusun rapat, berbeda dengan satu bahan
berfasa gas seperti udara. Molekul udara adalalah renggang seka1i. Tetapi dibandingkan
dengan bahan padat seperti kayu, dan besi , maka molekul besi adalah lebih rapat susunannya
daripada molekul kayu. Bahan kayu terdiri dari gabungan bahan kimia seperti karbon, uap
air, dan udara yang terperangkat. Besi adalah besi. Kalaupun ada bahan asing, bahan kimia
unsur besi adalah lebih banyak.

Konduksi Kalor

1.Konduksi kalor pada keadaan tetap (steady state)

· Konduksi Kalor melalui Dinding Datar

· Konduksi Kalor melalui sistim radial: silinder dan bola

· Koeffisien perpindahan panas menyeluruh.

2.Konduksi kalor pada keadaan tidak tetap (unsteady state)

-Konduksi kalor pada keadaan tetap Dinding datar

Dari Hukum Fourier akan didapat :

Jika persamaan ini diintegrasikan akan menjadi :

nilah persamaan untuk sebuah dinding datar Dalam konduksi kalor dikenal juga apa
yang dinamakan dengan

konsep tahanan termal

, dimana pada konsep ini aliran kalor dianalogikan sama dengan aliran listrik sehingga
prinsip hukum Ohm dapat diterapkan dalam aliran kalor. Laju perpindahan kalor dapat
dianggap sebagai arus aliran, beda suhu dianggap sebagai beda potensial sedangkan
konduktivitas panas dan tebal bahan dianggap sebagai tahanan terhadap arus aliran. Dan
persamaan Fourier dapat ditulis :
Jika:

Sehingga tahanan termal adalah :

Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi tiga, yaitu:


1) Konduktor
Konduktor adalah zat yang memiliki daya hantar kalor baik. Contoh bahan yang
bersifat konduktor adalah besi, baja, tembaga, aluminium, dan lain-lain. Dalam kehidupan
sehari-hari, dapat kamu jumpai peralatan rumah tangga yang prinsip kerjanya memanfaatkan
konsep perpindahan kalor secara konduksi, antara lain: setrika listrik, solder, dan lain-lain
2) Isolator
Isolator adalah zat yang memiliki daya hantar kalor kurang baik. Contoh : kayu,
plastik, kertas, kaca, air, dan lain-lain. Oleh karena itu, alat-alat rumah tangga seperti setrika,
solder, panci, wajan terdapat pegangan dari bahan isolator. Hal ini bertujuan untuk
menghambat konduksi panas supaya tidak sampai ke tangan kita.
2) Semikonduktor
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara isolator dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai isolator pada temperatur yang
sangat rendah, namun pada temperatur ruangan besifat sebagai konduktor. Bahan
semikonduksi yang sering digunakan adalah silikon, germanium, dan gallium arsenide.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya yang
dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut pendonor elektron).
Contoh perpindahan kalor secara konduksi antara lain :

a. Sendok akan terasapanas ketika kita mengaduk teh manis yang baru diseduh.

b. Ujung logam yang dibakar ketika kita pegang pada ujung yang lainnya akan tersa panas
juga

c. Blueband akan meleleh ketika ketika di panaskan pada wajan.

d. perpindahan panas melalui besi, tetapi besi tidak ikut berpindah

e. ketika kita membuat kopi atau minuman panas, lalu kita mencelupkan sendok untuk
mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka sendok tersebut akan ikut panas.

MANFAAT
Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis perpindaham panas dan pengaplikasian perpindahan
panas dibidang teknik kimia.

KESIMPULAN

Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari suatu daerah ke
daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut. Yang dimaksud
dengan konduksi ialah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat. Sehingga perpindahan
kalor secara hantaran/konduksi merupakan satu proses pendalaman karena proses
perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
1. 1. Mata Kuliah PERPINDAHANPERPINDAHAN PANASPANAS Kelompok 2 Oleh:Oleh:
IWANDRAIWANDRA
2. 2. PENERAPAN HUKUM FOURIER PADA PERPINDAHAN PANAS Fourier Curtis Jean
Babtiste Joseph Fourier(21 Maret 1768 - 16 Mei 1830), yang terkenal sebagai matematikawan dan
fisikawan Prancis yang penerapannya pada masalah arus panas. Fourier lahir di tengah Prancis
Auxerre keluarga penjahit, ia yatim piatu pada usia 8 tahun, seorang mahasiswa di akademi militer
setempat, pada tahun 1794 di universitas paris yang komprehensif teknik asisten fourier auxerre.
Dia adalah pendiri hukum fourier, 1822 dalam karya ”Panas Teori Analisis” untuk memecahkan
panas dalam distribusi non-seragam propagasi panas dalam padatan sebagai aplikasi ilmu fisika di
salah satu contoh awal abad ke-19 pengembangan teori fisika memiliki dampak yang mendalam.
3. 3. Fourier mengambil peran dalam penyelesaian masalah yang berkenaan dengan fungsi yang
grafiknya mengandung titik diskontinu. Banyak sekali masalah dalam sistem fisik yang dapat
diselesaikan dengan metode fourier yang diantaranya adalah yang berkenaan dengan elastisitas
mesin, perpindahan panas, teori elektromagnet, dan mekanika kuantum. Penelitian ini bertujuan
untuk menerapkan deret fourier dalam persamaan perpindahan panas. Sifat panas yang diambil
dari karya ini adalah kondisi batang homogen dengan satu variabel bebas dengan keadaannya
yaitu perubahan fungsi temperatur disebabkan perubahan waktu t sehingga panas mengalir
sepanjang sumbu x, dan diperlakukan menurut 3 kondisi batas yaitu kondisi Dirichlet, Newmann,
dan Robin.
4. 4. Persamaan konduksi (Hukum Fourier-1822) “Laju perpindahan panas konduksi pada suatu plat
sebanding dengan beda temperatur di antara dua sisi plat dan luas perpindahan panas, tetapi
berbanding berbalik dengan tebal plat” Hukum fourier Hukum fourier perpindahan panas adalah
hukum dasar yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah konduksi panas. Konduksi
Perpindahan kalor yang tanpa disertai perpindahan zat perantara. sehingga, besi yang merupakan
konduktor listrik yang paling baik juga merupakan konduktor panas yang baik juga.
5. 5. Hukum Fourier menyatakan bahwa laju perpindahan kalor dengan sistem konduksi dinyatakan
dengan : Gradien temperatur dalam arah-x dinyatakan dengan, dT/ dx. Luas perpindahan kalor
arah normal pada arah aliran kalor, A. Rumus hukum Fourier: Dimana: Q = laju perpindahan kalor
( W ) k = konduktivitas thermal, merupakan sifat material (W/mo C) A = luas penampang dimana
panas mengalir (m2 ) dT/dx = Gradien temperatur dalam arah x (C/m)
6. 6. Alasan pemberian tanda minus (-) pada rumus konduksi hukum Fourier, seperti diilustrasikan
sebagai berikut : Jika temperatur menurun menuju -x positif, atau bisa di sebut juga dengan jika
suatu temperatur yang lebih tinggi menuju yang lebih rendah.maka arah dT/dx adalah
positif(+).dan laju alir kalor(Q) lebih besar dari nol . Panas dikonduksikan dari tempat yang
suhunya tinggi ke tempat yang suhunya rendah. Sebagai akibatnya gradien suhu (dT/dx) kearah x
positif menjadi negatif. Dengan adanya tanda negatif pada persamaan diatas akan menyebabkan
nilai laju perpindahan panas dari suhu tinggi ke suhu rendah ini akan menjadi positif.
7. 7. Jika suatu temperatur meningkat dari arah-x positif menuju temperatur,atau dari yang lebih
rendah menuju yang lebih tinggi •Panas dikonduksikan dari tempat yang suhunya rendahke tempat
yang suhunya ttinggi. Sebagai akibatnya gradien suhu (dT/dx) kearah x positif tetap menjadi
positif .Dengan adanya tanda positif pada persamaan diatas akan menyebabkan nilai laju
perpindahan panas dari suhu rendah ke suhu tinggi ini akan menjadi negatif
8. 8. Contoh Soal Salah satu permukaanSalah satu permukaan sebuah plat tembagasebuah plat
tembaga yang tebalnya 3 cmyang tebalnya 3 cm mempunyai suhu tetapmempunyai suhu tetap
40040000 C, sedangkanC, sedangkan suhu permukaan yangsuhu permukaan yang sebelah lagi
dijagasebelah lagi dijaga tetap 100tetap 10000 C. BerapaC. Berapa kalor yang berpindahkalor
yang berpindah melintasi lempeng itumelintasi lempeng itu?? Penyelesaian Dari lampiran A
terlihat konduktivitas tembaga termal adalah 370 W/m00 CC pada 25000 CC. Dari hukum fourier
didapatkan:
9. 9. Dengan integral didapat : penyelesaian A = 3 cm T1= 1000 C T2= 4000 C k = 370 W/m 0 C
Recommended
Perpindahan Kalor – Konduksi, Konveksi,
Radiasi Dan Rumus Pengukurannya
By Mas MinPosted on April 8, 2016
Jika benda panas disentuhkan dengan benda dingin, tak lama kemudian suhu benda
panas turun, sedangkan suhu benda dingin naik. Hal ini terjadi karena benda panas
memberikan kalor kepada benda dingin. Kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi
ke benda bersuhu rendah. Ada tiga macam perpindahan kalor, yaitu konduksi,
konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran).

Contents [hide]
 1 Perpindahan Kalor secara Konduksi
 2 Perpindahan Kalor secara Konveksi
 3 Perpindahan Kalor secara Radiasi
o
 3.0.1 Baca postingan selanjutnya:

Perpindahan Kalor secara Konduksi


Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat padat. Perpindahan ini tidak diikuti
dengan perpindahan partikel perantara. Berdasarkan kemampuan menghantar kalor,
zatdibagi menjadi dua golongan besar, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor ialah
zat yang mudah menghantar kalor. Isolator adalah zat yang sukar menghantar
kalor. Banyaknya kalor Q yang melalui dinding selama selang waktu t, dinyatakan
sebagai berikut.
Keterangan:
Q : kalor (J) atau (kal)
k : konduktivitas termal (W/mK)
A : luas penampang (m2)
ΔT : perubahan suhu (K)
L : panjang (m)
H : kalor yang merambat persatuan waktu (J/s atau watt)
t : waktu (sekon)

Dalam peristiwa dua batang logam berbeda jenisyang disambungkan berlaku bahwa
laju aliran kalor dalam kedua batang adalah sama besarnya ditulis sebagai berikut.

Contoh Soal:

Batang baja dan batang kuningan luas penampang dan panangnya sama. Salah
satu ujung masing-masing batang dilekatkan. Suhu ujung batang baja yang bebas
250°C, sedangkan suhu ujung batang kuningan yang bebas 100°C. Jika koefisien
konduksi termal baja dan kuningan masing-masing 0,12 kal/s cm°C dan 0,24 kal/s
cm°C, berapakah suhu pada persambungan kedua batang tersebut?

Penyelesaian:
Perpindahan Kalor secara Konveksi
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke bagian lain
fluida oleh pergerakan fluida itu sendiri. Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi
alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah, pergerakan fluida terjadi
akibat perbedaan massa jenis. Adapun pada konveksi paksa, fluida yang telah
dipanasi langsung diarahkan ke tujuannya oleh sebuah peniup (blower) atau pompa.
Contoh konveksi paksa, antara lain sistem pendingin mobil dan pengering ram but
(hairdryer).

Pemanfaatan konveksi terjadi pada cerobong asap, sistem suplai air panas, dan
lemari es. Laju kalor Q/t sebuah panas memindahkan kalor ke fluida sekitarnya
secara konveksi sebanding dengan luas permukaan benda Ayang bersentuhan
dengan fluida dan beda suhu di antara benda dan fluida. Hal tersebut dapat ditulis
sebagai berikut.

Keterangan:
H: laju kalor (kal/s atau J/s)

Dengan h adalah koefisien konveksi yang nilainya bergantung pada bentukdan


kedudukan permukaan, yaitu tegak, miring, mendatar, menghadap ke bawah, atau
menghadap ke atas. Konveksi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain terlihat pada
peristiwa angin darat dan angin laut.

Perpindahan Kalor secara Radiasi


Radiasi atau pancaran adalah perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Pada tahun 1897, Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total
yang dipancarkan oleh benda hitam sempurna. Dia menyatakan bahwa daya total itu
sebanding dengan pangkatempatsuhu mutlaknya. Lima tahun kemudian Ludwig
Boltzmann menurunkan hubungan yang sama. Persamaan yang didapat sama dari
hubungan ini dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann yang berbunyi “Energi yang
dipancarkan oleh suhu permukaan (A) dan sebanding dengan pangkat empat suhu
mutlak permukaan itu (T4)” dan ditulis sebagai berikut.
dengan σ dikenal sebagai tetapan Stefan-Boltzmann yang mempunyai nilai 5,67 x
10-8Wm-2K-4. Karena tidak semua benda dianggap sebagai benda hitam sempurna
maka persamaan Stefan- Boltzman untuk benda dapat ditulis sebagai berikut.

Dengan e adalah koefisien yang disebut emisivitas, nilainya di antara 0 dan 1 serta
bergantung pada jenis zat dan keadaan permukaan. Untuk benda hitam sempurna,
e = 1.

Penerapan peristiwa radiasi dalam kehidupan separi-hari, misalnya pada


penghangat rumah, pengeringan kopi, pembakaran pada alat pemanggang (oven),
dan rumah kaca.

1. Panel surya (solar panel) digunakan untuk menyerap dan memancarkan


radiasi sinar matahari, desainnya pada bidang logam berongga yang diberi
wama hitam. Energi kalor radiasi dimanfaatkan untuk memanaskan air
2. Mobil-mobil tangki pengangkut minyak. Pada bagian atas tangki dicat dengan
wama putih. Hal tersebut dimaksudkan guna menghindari penyerapan energi
panas secara konveksi oleh minyak.
3. Penghangat rumah dijumpai pada daerah beriklim dingin. Gas bekas yang
dihasilkan dari pembakaran mengalir ke atas melalui cerobong asap secara
konveksi selama pembakaran berlangsung. Adapun energi kalor radiasi
merambat ke segala arah dalam bentuk gelombang elektromagnetik sehingga
tubuh kita akan terasa lebih hangat.
4. Rumah kaca adalah suatu bangunan khusus di mana dinding dan atapnya
terbuat dari kaca. Bangunan ini dibuat untuk melindungi tanaman dari
pengaruh abiotik yang merugikan, misalnya suhu yang terlalu panas atau
dingin. Selain suhu, kelembapan udara juga dapat diatur. Rumah kaca
dibangun untuk keperluan budi daya tanaman.
PERPINDAHAN KALOR
4 MEI 2016
1. KONDUKSI
Peristiwa perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai dengan perpindahan
partikel-partikelnya disebut konduksi. Perpindahan kalor dengan cara konduksi
disebabkan karena partikel-pertikel penyusun ujung zat yang bersentuhan dengan
sumber kalor bergetar. Makin besar getaranya, maka energi kinetiknya juga makin
besar. Energi kinetik yang besar menyebabkan partikel tersebut menyentuh partikel
didekatnya, demikian seterrusnya. Jumlah kalor tiap detik di rumuskan:

H = Jumlah kalor yang merambat tiap detik (J/s)


k = Koefisien konduksi termal (J/msK)
A = luas penampang batang (m)
L = Panjang Batang (m)
∆ T = perbedaan suhu antara kedua ujung batang (K)
Contoh Soal
1 batang logam dengan panjang 2 meter, memiliki luas penampang 20 cm2 dan
perbedaan suhu kedua ujungnya 500C. Jika koefisien konduksi termalnya 0,2
kal/ms0C, tentukan jumlah kalor yang dirambatkan per satuan luas persatuan waktu!
Diketahui : L = 2 m
A = 20 cm2 = 2 x 10-3 m2
k = 0,2 kal/ms0C
∆ T = 500C
Ditanya : H
Jawab :
H = k A ∆ T/L
= (0,2 kal/ms0C)(2 x 10-3 m2) 500C/2 m = 0,01 kal/s
2. KONVEKSI
Perambatan kalor yang disertai perpindahan massa atau perpindahan partikel-
partikel zat perantaranya seperti partikel udara disebut konveksi. untuk menghitung
laju kalor secara konveksi, yang merambat tiap detik dapat digunakan persamaan :

H = Laju perpindahan (J/s)


h = koefisien konveksi termal (j/sm2K)
A = Luas permukaan (m2)
∆ T = Perbedaan suhu (K)
Contoh Soal
Suatu fluida dengan koefisien konveksi termal 0,01 kal/ms0C memiliki luas
penamoang aliran 20 cm2. jika fluida tersebut mengalir dari dinding yang bersuhu
1000C ke dinding lainya yang bersuhu 200C, kedua dinding sejajar, berapakah
besarnya kalor yang dirambatkan?
Diketahui :
h = 0,01 kal/ms0C
A = 20 cm2 = 2 x 10-3 m2
∆ T = (1000C-200C) = 800C
Jawab :
H=hA∆T
= (0,01 kal/ms0C) (2 x 10-3 m2) (800C)
= 16 x 10-4 kal/s
3 RADIASI
Radiasi adalah perpindahan kalor pada suatu zat tanpa melalui zat perantara,
misalnya, pancaran sinar Matahari sampai ke Bumi melalui hampa udara. Besarnya
kalor yang dipancarkan dinyatakan.

Q = Kalor yang dipancarkan benda (J)


T = suhu mutlak (K)
e = emisitas bahan
σ = Tetapan stefan-Boltzman (5,672 x 10-8 W/m2K4 )
A = Luas Penampang benda (m2)
Contoh Soal
Sebuah lampu pijar menggunakan kawat wolfram dengan luas 10-6 m2 dan
emisivitasnya 0,5. Bila bola lampu tersebut berpijar pada suhu 1.000 K selama 5
sekon (σ = 5,67 x 10-8 W/m2K4 ), hitunglah jumlah energi radiasi yang dipancarkan!
Diketahui :
T = 1.000 K
A = 10-6 m2
t=5s
e = 0,5
σ = 5,67 x 10-8 W/m2K4
Ditanya : Q
Jawab :
∆Q/∆t = e σ A T4
∆Q = e σ A T4 ∆t
= (0,5) (5,67 x 10-8 W/m2K4 ) (10-6 m2) (1.000 K)4(5s)
= 14,175 x 10-2 J

1. Soal UN 2000/2001
Dua batang P dan Q dengan ukuran yang sama tetapi jenis logam berbeda
dilekatkan seperti pada gambar di bawah. Jika koefisien konduksi termal P adalah
dua kali koefisien konduksi termal Q, maka suhu pada bidang batas P dan Q adalah

A. 600 oC
B. 200 oC
C. 100 oC
D. 90 oC
E. 60 oC
Pembahasan
Diketahui :
Dua batang P dan Q mempunyai ukuran yang sama
Koefisien konduksi termal P adalah dua kali koefisien konduksi termal Q
Suhu ujung batang P adalah 90o, suhu ujung batang Q adalah 0o dan suhu di antara
batang P dan Q adalah T.
Ditanya : Suhu pada bidang batas P dan Q

Jawab :
Rumus laju perpindahan kalor secara konduksi :
Keterangan : Q/t = laju perpindahan kalor, k = konduktivitas termal, A = luas
penampang, T1 = suhu tinggi, T2 = suhu rendah, l = panjang benda.

Dua batang P dan Q mempunyai ukuran sama sehingga luas permukaan (A) dan
panjang (l) dilenyapkan dari persamaan. Persamaan di atas berubah menjadi :

Koefisien konduksi termal P adalah dua kali koefisien konduksi termal Q.


Persamaan di atas berubah menjadi :

Suhu ujung batang P adalah 90o, suhu ujung batang Q adalah 0o dan suhu di
antara batang P dan Q adalah T. Persamaan di atas berubah menjadi :
Suhu pada bidang batas P dan Q adalah 60 oC.
Jawaban yang benar adalah E.
2. Soal UN 2003/2004
Batang A dan B mempunyai luas penampang dan panjang sama. Bila koefisien
konduksi batang A = 1/4 kali koefisien konduksi batang B, kemudian keduanya
dipanaskan pada salah satu ujungnya dan ternyata keduanya mengalami perubahan
suhu yang sama. Maka perbandingan kelajuan hantaran kalor batang A dan batang
B adalah…..
A. 1 : 4
B. 1 : 2
C. 1 : 1
D. 2 : 1
E. 4 : 1
Pembahasan
Diketahui :
Luas penampang batang A (A) = luas penampang batang B (A)
Panjang batang A (l) = panjang batang B (l)
Koefisien konduksi batang A (k) = 1/4 kali koefisien konduksi batang B (1/4 k)
Perubahan suhu batang A (ΔT) = perubahan suhu batang B (ΔT)
Ditanya : Perbandingan kelajuan hantaran kalor batang A dan batang B
Jawab :
Rumus laju perpindahan kalor secara konduksi :
Keterangan : Q/t = laju perpindahan kalor, k = konduktivitas termal, A = luas
penampang, T2 = suhu tinggi, T1 = suhu rendah, l = panjang benda.

Luas penampang sama, panjang batang sama, perubahan suhu sama.


Jawaban yang benar adalah E.
3. Soal UN 2007/2008
Dua batang logam A dan B berukuran sama masing-masing mempunyai koefisien
konduksi 2k dan k.

Keduanya dihubungkan menjadi satu dan pada ujung-ujung yang bebas dikenakan
suhu seperti pada gambar.

Suhu (T) pada sambungan logam A dan B adalah…


A. 80 oC
B. 100 oC
C. 120 oC
D. 150 oC
E. 160 oC
Pembahasan
Diketahui :
Dua batang logam A dan B berukuran sama
Koefisien konduksi logam A = 2k
Koefisien konduksi logam B = k
Suhu ujung logam A = 210oC
Suhu ujung logam B = 30oC
Ditanya : Suhu (T) pada sambungan logam A dan B
Jawab :
Rumus laju perpindahan kalor secara konduksi :

Keterangan : Q/t = laju perpindahan kalor, k = konduktivitas termal, A = luas


permukaan, T1-T2 = perubahan suhu, l = panjang batang

Dua batang logam A dan B berukuran sama sehingga luas permukaan (A) dan
panjang (l) batang dilenyapkan dari persamaan.

Jawaban yang benar adalah D.


4. Soal UN 2008/2009 P12 No 14
Dua batang penghantar mempunyai panjang dan luas penampang yang sama
disambung menjadi satu seperti pada gambar di bawah ini. Koefisien konduksi
termal batang penghantar kedua = 2 kali koefisien konduksi termal batang pertama.
Jika batang pertama dipanaskan sehingga T1 = 100 oC dan T2 = 25 oC , maka suhu
pada sambungan (T) adalah …

A. 30 oC
B. 35 oC
C. 40 oC
D. 45 oC
E. 50 oC
Pembahasan
Diketahui :
Dua batang logam A dan B berukuran sama
Koefisien konduksi batang I = k
Koefisien konduksi batang II = 2k
Suhu ujung batang I = 100oC
Suhu ujung batang II = 25oC
Ditanya : Suhu pada sambungan batang I dan II
Jawab :
Rumus laju perpindahan kalor secara konduksi :

Keterangan : Q/t = laju perpindahan kalor, k = konduktivitas termal, A = luas


permukaan, T1-T2 = perubahan suhu, l = panjang batang
Suhu pada bidang batas P dan Q :

Dua batang logam A dan B berukuran sama sehingga luas permukaan (A) dan
panjang (l) batang dilenyapkan dari persamaan.
Jawaban yang benar adalah C.
Contoh Soal Perpindahan Kalor
1.Sebuah bola tembaga memiliki luas 20 cm 2 selanjutnya dipanaskan sampai
berpijar pada suhu 127o Apabila emisivitas bahan adalah 0,4 dan tetapan Stefan
adalah 5,67 x 10-8 W/m2K4, maka hitunglah energi radiasi yang dipancarkan oleh bola
tersebut setiap sekonnya.

Penyelesaian:

Diketahui:

A = 20 cm2 = 2 x 10-3 m2

T = (127 + 273) = 400 K

e = 0,4

σ = 5,67 x 10-8 W/m2K4

Ditanya: P:…?
Jawab:

P = eσAT4

P = (0,4).(5,67 x 10-8).(2 x 10-3).(400)4

P = (0,4).(5,67 x 10-8).(2 x 10-3).(256 x 108)

P = 1161,23 x 10-3 W

P = 1,61123 W ≈ 1,2 W

Jadi, energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu bola tersebut pada setiap sekon
adalah 1,2 watt.

DAFTAR PUSTAKA
 PENGERTIAN PERPINDAHAN KALOR SECARA KONDUKSI.COM
 RUMUS PERPINDAHAN KALOR SECARA KONDUKSI.COM
 CONTOH SOAL PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI.COM
 GOOGLE.COM

Anda mungkin juga menyukai