Anda di halaman 1dari 4

JURNAL PRAKTIKUM Konduktivitas Termal 2014 1

Konduktivitas Termal Pada Kayu dan


Almunium
Fadil Adam Surya Basril, Yovanita N, Setiawan A. dan Kunti N.
JurusanFisika, FakultasMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: fadil12@mhs.physics.its.ac.id
Abstrak—Telah dilakukan percobaan dengan judul Perpindahan panas radiasi berlangsung elektromagnetik
Konduktivitas Termal. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan dengan panjang gelobang pada interval tertentu. Jadi
mempelajari proses dari perpindahan panas dan juga untuk perpindahan panas radiasi tidak memerlukan media, sehingga
mengetahui besar konduktivitas suatu sampel dengan cara perpindahan panas dapat berlangsung dalam ruangan hapa
membandingkan konduktivitas sampel dengan referensi.
udara. Contoh panas matahari yang sampai ke bumi [1].
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan dua buah
almunium yang dirangkai seri dengan kayu berada diantara Yang ketiga perpindahan panas konduksi. Perpindahan
dua almunium. Kompor listrik, dan pirometer untuk mengukur panas konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi
suhu. Percobaan ini menggunakan prinsip kerja perpindahan dengan mengalirnya panas dari tempat yang bersuhu tinggi
panas secara konduksi. Dari percobaan konduktivitas thermal menuju tempat yang bersuhu rendah, tetapi medianya tidak
ini dapat disimpulkan bahwa perpindahan panas terjadi dari mengalami perubahan. Perpindahan panas secara konduksi
permukaan yang dipanasi dengan suhu yang tinggi menuju ini terjadi pada zat padat, cair dan gas. Adapun pada
permukaan dengan suhu rendah. Perpindahan panas terjadi percobaan ini digunakan mekanisme perpindahan panas
pada percobaan ini adalah perpindahan panas secara konduksi. secara konduksi pada zat padat [2].
Dari percobaan didapatkan K kayu untuk l = 0,015 m K =
Proses perpindahan panas secara konduksi terjadi ketika
209,807 W/mC .Untuk kayu 2, 0,019 m K = 216,642 W/mC. Dan
untuk kayu 3, 0,016 m K = 265,3251 W/mC Dengan K referensi panas mengalir dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah
Al = 205 W/mC. Sehingga dapat diketahui bahwa besar dalam satu medium atau antara medium berlainan yang saling
konduktivitas Al lebih besar daripada besar K dari kayu. Dan bersinggungan. Hubungan dasar untuk proses perpindahan ini
terbukti bahwa konduktivitas pada bahan logam lebih besar diusulkan oleh J.B.J. Fourier[3].
daripada bahan non-logam. serta dapat diketahui bahwa suhu
mempengaruhi nilai dari konduktivitas benda.

Kata Kunci—konduksi, konduktivitas, perpindahan panas

I. PENDAHULUAN
aterial terdiri atas material logam, non-logam, cair

M dan gas. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak


pernah lepas dari jenis bahan-bahan di atas. semisal
pada peralatan rumah tangga, industri dan lain-lain.
Ketika suatu bahan dipanaskan pada salah satu ujung, maka
selang beberapa saat ujung lain dari benda tersebut akan
mengalami panas. Yang sering dikenal dengan peristiwa Konduktivitas panas merupakan properti dari suatu
perpindahan panas. Percobaan ini dilakukan untuk material yang menentukan kemampuan suatu benda
menentukan berapa besar konduktivitas dari bahan dengan menghantarkan panas. Materi yang memiliki konduktivitas
cara membandingkan laju kalor sampel dengan referensi. panas rendah dapat disebut isolator yang baik. Setiap materi
Serta mempelajari mekanisme perpindahan panas pada zat memiliki lebar batasan dari konduktivitas panas.
padat. Oleh sebab itu, dilakukan percobaan dengan judul Konsep dasar konduktivitas panas adalah kecepatan dari
konduktivitas termal. proses difusi energi konetik molekular pada suatu material
Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari tentang yang menghantarkan panas. Walaupun mekanisme
laju perpindahan panas diantara benda karena adanya perambatan gerakan secara molekular pada perambatan panas
perbedaan suhu (panas dan dingin). Perpindahan panas terjadi hampir sama dengan perambatan gerakan secara molekular
karena adanaya perbedaan suhu. Panas akan mengalir dari pada perambatan panas hampir sama dengan perambatan dari
tempat bersuhu tinggi menuju suhu yang lebih redah. suara dan sifat elektrik dari material itu, tetapi hanya ada
Mekanisme perpindahan panas terdiri atas perpindahan panas sebagian dari hubungan secara teoritis yang bisa dicapai[2]
secara konveksi, radiasi dan konduksi. Konveksi adalah Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas
proses perpindahan panas dimana cairan atau gas yang dari suatu benda dengan temperatur tinggi menuju suatu
suhunya tinggi mengalir ke tepat yang suhunya lebih rendah, benda yang bertemperatur lebih rendah secara langsung. Atau
memberikan panas pada permukaan yang suhunya lebih dengan kata lain proses perpindahan panas secara molekuler
rendah. Perpindahan panas secara konveksi mengalir melalui dengan perantaraan molekul-molekul yang bergerak. Yakni,
penghantar berupa fluida, contohnya adalah pada pemanasan dimana ketika suatu bahan dipanaskan maka molekul-
air di atas kompor [1]. molekul bahan tersebut akan bergerak lebih cepat. Akibat
Perpindahan panas radiasi adalah perpindahan panas yang pergerakan molekul-molekul tersebut menyebabkan
terjadi karena pancaran atau radiasi gelobang elektroagnetik. tumbukan antar molekul sehingga terjadi transfer energi dan
JURNAL PRAKTIKUM Konduktivitas Termal 2014 2

menyebabkan ujung benda yang bersuhu lebih rendah II. METODE


tersebut memiliki suhu yang lebih tinggi dibanding Percobaan konduktivitas thermal ini dilakukan dengan
sebelumnya [3]. menggunakan dua buah almunium dengan tebal 0,03 m
Perubahan energi pada atom-atom dan elektron bebas untuk almunium bawah dan 0,03 untuk almunium atas.
tersebut menentukan sifat-sifat thermal. Sifat-sifat termal Satu buah pirometer sebagai alat pengukur suhu. Sebuah
terdiri atas kapasitas panas, panas spesifik, pemuaian dan penjepit. Satu set kompor listrik beserta kasa. Tiga buah
konduktivitas. Sedangkan dalam percobaan ini yang akan kita kayu dengan tebal 0,015 m, 0,019 m dan 0,016m..
amati adalah sifat termal padatan untuk konduktivitas [4]. Penggaris untuk mengukur tebal almunium dan kayu. Dan
Setiap bahan memiliki nilai konduktivitas atau dengan kata juga digunakan air sebagai pendingin almunium.
lain, kecepatan untuk mengalirakan panas pada suatu benda langkah awal, alat-alat dan bahan disiapkan terlebih dulu
itu berbeda-berbeda. Hal ini dikarenakan setiap benda dan pastikan alat dalam kondisi baik. Kemudian kompor
memiliki nilai konduktivitas yang berbeda-berbeda. Suatu dinyalakan dan dua almunium disusun secara seri (terletak
bahan yang memiliki besar konduktivitas yang besar maka dipaling bawah dan atas) dan kayu berda diantara dua buah
akan semakincepat dalam menghantarkan panas yang biasa almunium tersebut. Kemudian setelah tuju menit diukur
disebut sebagai bahan konduktor. sedangkan bahan dengan besar suhu tiap ujung almunium kecuali ujung atas
nilai konduktivitas yang rendah akan akan lebih lama dalam almunium bawah. Sehingga didapatkan T1, T2, dan T3.
menghantarkan panas. Benda dengan nilai konduktivitas Kemudian almunium tersebut didinginkan hingga kembali
rendah disebut bahan isolator [1]. pada suhu awal. Selanjutnya dilakukan pengulangan
Percobaan pada konduksi dapat diperlihatkan sebagaimana sebanyak tiga kali pada tiap variasi kayu yang digunakan
gambar berikut, yakni 0,015 m, 0,019 m dan 0,016m.

Gambar 1. Contoh proses konduksi dengan dirangkai seri

Konduktivitas thermal diepngaruhi oleh beberapa faktor,


diantaranya adalah suhu, kepadatan dan porositas dan
kandungan uap air. Suhu memiliki pengaruh yang sangat Gambar 2.1 Alat dan Bahan
kecil, namaun tetap saja dikatakan bahwa suhu memiliki
pengaruh terhadap konduktivitas. Karena semakin Flowchart
bertambahnya suhu, konduktivitas bahan tertentu juga akan
meningkat. Kepadatan dan porositas suatu benda
berpengaruh pada konduktivitas suatu benda, semakin
banyak rongga pada benda tersebut maka semakin besar
persentasi porositasnya. Dan semakin besar porositas
menyebabkan nilai konduktivitas semakin menurun..
Kandungan uap air juga mempengaruhi konduktivitas
thermal. Konduksi Thermal akan meningkat seiring
meningkatnya kandungan kelembaman [1].
Hubungan panas untuk perpindahan panas dengan cara
konduksi dalam suatu bahan dinyatakan oleh ilmuan asal
perancis, J.B.J. Fourier dengan persamaan sebagai berikut :

𝑄 k A ΔT
= ..................................................................(1.1)
𝑡 𝐿

dimana : Q = energi panas (J)


t = waktu (s)
k = konduktivitas termal (W/m 0C)
A = luas permukaan yang dilewati panas (m2)
ΔT = selisih temperatur antara dua permukaan (0C)
L = panjang bahan (m) [1].
Gambar 2.2 Diagram Alir Percobaan
JURNAL PRAKTIKUM Konduktivitas Termal 2014 3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Sedangkan jika dilihat dari percobaan, meskipun dua
Percobaan konduktivitas termal yang bertujuan untuk almunium tersebut terpisahkan oleh kayu, almunium yang
mempelajari proses dari perpindahan panas dan juga untuk paling atas akan tetap menjadi panas. Akan tetapi, dibutuhkan
mengetahui besar konduktivitas suatu sampel dengan cara waktu yang cukup lama untuk proses pentransferan panas
membandingkan konduktivitas sampel dengan referensi. Dari dari kayu. Dari sini dapat diketahui bahwa pada dasarnya
percobaan yang telah dilakukan didapatkan data sebagaimana setiap bahan baik logam atau non-logam akan mengalami
berikut: perpindahan panas, namun untuk bahan logam dapat
Tabel 3.1 Data hasil percobaan l = 0,015 m mentransfer energi atau panas lebih cepat dibanding dengan
T1 0C T2 0C T3 0C bahan non-logam. Atau dapat dikatakan bahwa laju kalor
suatu benda bergantung pada besar konduktivitas bahan itu
34 35 57
sendiri.
35 36 57
Besar konduktivitas dari suatu bahan berbeda-beda. Jika
35 36 57
dari percobaaan kita ketahui besar konduktivitas dari
almunium, maka kita dapat menghitung besar konduktivitas
Tabel 3.2 Tabel 3.1 Data hasil percobaan l = 0,019 m
dari kayu yang berada diantara dua almunium tersebut. Dari
T1 0C T2 0C T3 0C data yang telah kita peroleh yakni T1, T2, dan T3. Jika dilihat
34 36 55 dari percobaan T1 memilki nilai yang paling besar, hal ini
36 40 76 dikarenakan suhu yang paling tinggi mengenai permukaan
37 38 57 pertama sehingga elektron-elektron bebas pada permukaan
pertama ini memilki energi yang lebih besar daripada
Tabel 3.3 Data hasil percobaan l = 0,016 m permukaan yang lain. Sedangkan jika dilihat dari variasi tebal
T1 0C T2 0C T3 0C kayu yang digunakan, dengan pemberian waktu yang sama
37 38 58 maka semakin tebal kayu suhunya memiliki sedikit
36 38 57 peningkatan. Namun, peningkatan suhunyasangatlah sedikit
52 61 67 bisa dikatakan mendekati nol. sedangkan jika secara teori
semakin tebal bahan yang digunakan maka semakin lama
Setelah diperoleh data sebagaimana pada tabel di atas. waktu yang dibutuhkan untuk mentransfer panas tersebut.
selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan Setelah didapatkan suhu tiap permukaan, maka dapat dicari
persamaan 1.1 dan 1.2 untuk mengetahui besar konduktivitas besar konduktivitas kayu ditambah almunium. Dengan cara
pada sampel (kayu). Dan diperoleh perhitungan sebagai membandingkan q1 dengan q2. Dengan q1 adalah q Al 1 dan
berikut q2 adalah qkayu. Dan dilakukan pembandingan untuk kayu
Tabel 3.4 Hasil perhitungan konduktifitas panas pada dengan Al2. Dari data perhitungan di atas didapatkan besar K
almunium dan kayu yang berbeda-beda. Namun jika secara teori K setiap
percobaan adalah sama. Hal ini dikarenakan beberapa faktor.
Variasi K 1 (W/m 0C) K 2 (W/m 0C) K 3(W/m 0C) Pertama, jika dilihat dari luas permukaan dari kayu yang
Data 1 209,6591 218,6667 210,4667 digunakan tidak sama dengan luas penampang almunium
Data 2 209,881 219,4259 216,5088 sehingga ada sebagian permukaan yang tidak terjadi
Data 3 209,881 211,8333 369 pentransferan energi. Ke dua kayu tidak benar-benar dalam
bentuk silinder pejal sebagaimana almunium.ke tiga
Dari tabel 3.4 di dapatkan rata-rata konduktifitas pada tiap pemotongan kayu yang tidak benar-benar lurus menjadikan
kayu dalam tabel berikut: tumpukan tersebut tidak lurus atau almunium paling atas
terletak tidak dalam berdiri lurus sehingga menyebabkan
Tabel 3.5 aliran panas yang tidak lurus. dan ke empat dipengaruhi oleh
Jenis Kayu K (W/m 0C) suhu sekitar saat penembakan suhu dengan pirometer,
Kayu 1 (0,015 m) 209,807 semisal ketika kita tembakan pirometer di tempat yang lebih
Kayu 2 (0,019 m) 216,642 dekat dengan kompor maka suhunya lebih besar dibanding
Kayu 3 (0,016 m) 265,3251 dengan ketika kita tembakkan di tempat yang jauh dari
kompor. Dari percobaan didapatkan K kayu untuk l = 0,015
m K = 209,807 W/mC .Untuk kayu 2, 0,019 m K = 216,642
W/mC. Dan untuk kayu 3, 0,016 m K = 265,3251 W/mC
Setelah dilakukan percobaan konduktivitas termal ini dapat
Dengan K referensi Al = 205 W/mC. Sehingga dapat
diketahui bahwa suatu bahan jika dipanaskan pada salah satu
diketahui bahwa besar konduktivitas Al lebih besar daripada
ujungnya maka permukaan yang lain juga akan mengalami
besar K dari kayu. Dan terbukti bahwa konduktivitas pada
panas selang beberapa saat. Meskipun, bahan 2 bahan logam
tersebut terpisahkan oleh bahan non-logam yakni kayu. bahan logam lebih besar daripada bahan non-logam. serta
Peristiwa ini terjadi karena dengan adanya transfer energi. dapat diketahui bahwa suhu mempengaruhi nilai dari
konduktivitas benda.
Transfer energi terjadi sebab suhu yang tinggi yang mengenai
permukaan atau ujung paling bawah dari almunium maka
elektron-elektron yang berada dalam almunium tersebut akan IV. KESIMPULAN
memiliki energi yang lebih besar dari keadaan semula.
Dari percobaan konduktivitas thermal ini dapat
Sehingga elektron-elektrn akan bergerak bebas. Akibat
disimpulkan bahwa perpindahan panas terjadi dari
pergerakan elektron bebas tersebut menjadikan antar elektron
permukaan yang dipanasi dengan suhu yang tinggi menuju
bergesakan. Pergesakan antar elektron ini yang menjadikan
permukaan dengan suhu rendah. Perpindahan panas terjadi
sisi permukaan lain juga mengalami panas.
pada percobaan ini adalah perpindahan panas secara
JURNAL PRAKTIKUM Konduktivitas Termal 2014 4

konduksi. Dari percobaan didapatkan K kayu untuk l = 0,015


m K = 209,807 W/mC .Untuk kayu 2, 0,019 m K = 216,642
W/mC. Dan untuk kayu 3, 0,016 m K = 265,3251 W/mC
Dengan K referensi Al = 205 W/mC. Sehingga dapat
diketahui bahwa besar konduktivitas Al lebih besar daripada
besar K dari kayu. Dan terbukti bahwa konduktivitas pada
bahan logam lebih besar daripada bahan non-logam. serta
dapat diketahui bahwa suhu mempengaruhi nilai dari
konduktivitas benda.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Yovanita N,
Setiawan A dan Kunti N. selaku asisten praktikum
Konduktivitas Termal yang telah mengarahkan pada saat
praktikum. Kemudian terimakasih untuk seluruh teman-
teman kelompok yang telah bekerja sama dalam
menyelesaikan praktikum konduktivitas termal ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Buchori, Luqman. 2009. Buku Ajar Perpindahan Panas. Pustak
UNDIP. Semarang
[2] Falcon, Rafael. 2008. Analisis Karakteristik Literatur. FT UI. Jakarta
[3] Setoko, Bambang. 2008. Evaluasi Kinerja Heat Exchanger dengan
Metode Fouling Faktor.Teknik
[4] Sudirham, Sudaryatno. 2008. Sifat-Sifat Material.
Repository.binus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai