SISTEM DIGITAL
OLEH:
I GDE WISNU KUSUMA WARDANA
2115344036
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan
Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Laporan Praktikum Sistem Digital” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Sistem Digital. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang gerbang
logika di dunia elektronika bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak pengajar mata kuliah sistem
digital yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
JOB 1 :
POLITEKNIK MULTIVIBRATOR ASTABIL SEMESTER III
NEGERI BALI MULTIVIBRATOR MONOSTABIL
A. TUJUAN
1. Dapat merangkai rangkaian multivibrator astabil dan multivibrator monostabil
2. Dapat mengetahui bentuk gelombang keluarannya
B. DASAR TEORI
Multivibrator (MV) adalah rangkaian pembangkit pulsa yang menghasilkan keluaran
gelombang segi empat, Multivibrator dalam praktek ini diklasifikasikan menjadi MV
Astabil dan MV Monostabil
1. Multivibrator Astabil
Sering juga disebut dengan MV bergerak bebas yang menghasilkan aliran kontinyu
pulsa-pulsa
IC pewaktu 555 dapat digunakan sebagai MV Astabil
F = 1/T
T = 1,1.(R1+R2).C
2.Multivibrator Monostabil
MV Monostabil sering juga disebut MV satu pulsa. Ketika satu pulsa dipicu maka
MV menghasilkan satu pulsa pendek
D. LANGKAH OPERASI
1. Buatlah pengawatan masing-masing percobaan dengan jumper, sesuaikan dengan
diagram pengawatan masing-masing percobaan.
2. Lakukan pengamatan, catat hasilnya pada tabel data yang ada pada jurnal.
Matikan dan lepaskan jumper.
2. Multivibrator Astabil sifatnya adalah Interval waktu atau Jangka waktu kondisi ON dan
OFF pada Multivibrator tergantung pada konstanta waktu dari komponen yang
digunakan. Multivibrator yang terus bergantian kondisi ini dikenal sebagai status kuasi-
stabil (Quasi-Stable). Dengan demikian, Multivibrator Astabil tidak memiliki keadaan
stabil yang berjalan bergantian kondisi terus menerus antara dua keadaan/kondisi dalam
menghasilkan gelombang pulsa pada frekuensi tetap.Sedangkan Multivibrator
Monostabil sifatnya adalah Karena Multivibrator ini menghasilkan satu Output untuk
setiap pulsa pemicu, Multivibrator jenis ini dikenal juga sebagai Multivibrator satu-shot
(one-shot). Multivibrator ini tidak dapat bertahan dalam keadaan kuasi-stabil untuk
waktu yang lebih lama, tetapi dapat tetap dalam keadaan stabil sampai pulsa pemicu
diterima.
JOB 2 :
POLITEKNIK PENDEKODEAN BCD KE DESIMAL SEMESTER III
NEGERI BALI PENDEKODEAN BCD KE SEVEN SEGMEN
A. TUJUAN
1. Dapat merangkai pendekodean BCD ke Desimal dan pendekodean BCD ke Kode Tujuh
Segmen
2. Dapat membuktikan hasil pendekodean
B. DASAR TEORI
1. Pendekodean BCD ke Desimal
Pendekode dapat dianggap sebagai kebalikan dari suatu pengkode yaitu mengubah
dari kode BCD ke Desimal.
Simbol logika untuk pendekode BCD ke Desimal
Dari table kebenaran diketahui bahwa penunjuk angka nol (0) adalah pada saat semua
masukan decoder berlogika rendah (low), sehingga keluaran decoder segmen a-f
berlogika tinggi (high), sedangkan keluaran segmen g berlogika low.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Modul Digital satu set
2. Kabel secukupnya
3. IC 7447 1 buah
4. IC 7442 1 buah
5. Seven segmen 1 buah
6. LED 10 buah
7. Resistor 150 ohm 10 buah
D. LANGKAH OPERASI
1. Buatlah pengawatan masing-masing percobaan dengan jumper, sesuaikan dengan
diagram pengawatan masing-masing percobaan.
2. Lakukan pengamatan, catat hasilnya pada tabel data yang ada pada jurnal.
3. Matikan dan lepaskan jumper.
Keterangan :
Output 0-9 dihubungkan dengan masing-masing tahanan dan LED seperti pada gambar di
bawah :
Diagram Pengawatan Pendekodean BCD ke Seven Segmen
F. KESIMPULAN
Dari praktikum diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rangkaian diatas dapat dibuatkan
berbagai alat yang berguna dan bisa diaplikasikan kedalam dunia anak-anak sebagai sarana
media pembelajaran, selain itu rangkaian diatas yang disebut rangkaian decoder bisa juga
digunakan sebagai alat perhitungan atau kalkulator unutk warung atau took membutuhkan. Jadi
pada kesimpulannya rangkaian diatas sangat bermanfaat dan berguna untuk kita kaum
masyarakat
PRAKTIKUM PRODI TEKNIK
SISTEM DIGITAL OTOMASI
POLITEKNIK JOB 3 :
SEMESTER III
NEGERI BALI PENCACAH/COUNTER 4 BIT
A. TUJUAN
1. Mengetahui cara kerja pencacah 4 bit dengan FF-JK
2. Mengetahui bit bobot terkecil (LSB) dan bit bobot terbesar (MSB)
B. DASAR TEORI
Pencacah 4 bit terdiri dari 4 bagian biner (D, C, B, A) yang merupakan keluaran masing-
masing FF-JK (Q), biner A merupakan bit bobot terkecil dan biner D merupakan bit
bobot terbesar.
D. LANGKAH OPERASI
1. Buatlah pengawatan masing-masing percobaan dengan jumper, sesuaikan dengan
diagram pengawatan masing-masing percobaan.
2. Lakukan pengamatan, catat hasilnya pada tabel data yang ada pada jurnal.
3. Matikan dan lepaskan jumper.
2. Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang
digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan.
Counter digunakan untuk berbagai operasi aritmatika, pembagi frekuensi, penghitung
jarak (odometer), penghitung kecepatan (spedometer), yang pengembangannya
digunakan luas dalam aplikasi perhitungan pada instrumen ilmiah, kontrol industri,
komputer, perlengkapan komunikasi, dan sebagainya .
Counter tersusun atas sederetan flip-flop yang dimanipulasi sedemikian rupa dengan
menggunakan peta Karnough sehingga pulsa yang masuk dapat dihitung sesuai
rancangan. Dalam perancangannya counter dapat tersusun atas semua jenis flip-flop,
tergantung karakteristik masing-masing flip-flop tersebut. Dilihat dari arah cacahan,
rangkaian pencacah dibedakan atas pencacah naik (Up Counter) dan pencacah turun
(Down Counter). Pencacah naik melakukan cacahan dari kecil ke arah besar, kemudian
kembali ke cacahan awal secara otomatis. Pada pencacah menurun, pencacahan dari
besar ke arah kecil hingga cacahan terakhir kemudian kembali ke cacahan awal. Tiga
faktor yang harus diperhatikan untuk membangun pencacah naik atau turun yaitu (1)
pada transisi mana Flip-flop tersebut aktif. Transisi pulsa dari positif ke negatif atau
sebaliknya, (2) output Flip-flop yang diumpankan ke Flip-flop berikutnya diambilkan
dari mana. Dari output Q atau Q, (3) indikator hasil cacahan dinyatakan sebagai output
yang mana. Output Q atau Q. ketiga faktor tersebut di atas dapat dinyatakan dalam
persamaan EX-OR. Secara global counter terbagi atas 2 jenis, yaitu: Syncronus
Counter dan Asyncronous counter. Perbedaan kedua jenis counter ini adalah pada
pemicuannya. Pada Syncronous counter pemicuan flip-flop dilakukan serentak (dipicu
oleh satu sumber clock) susunan flip-flopnya paralel. Sedangkan pada Asyncronous
counter, minimal ada salah satu flip-flop yang clock-nya dipicu oleh keluaran flip-flop
lain atau dari sumber clock lain, dan susunan flip-flopnya seri. Dengan memanipulasi
koneksi flip-flop berdasarkan peta karnough atau timing diagram dapat dihasilkan
counter acak, shift counter (counter sebagai fungsi register) atau juga up-down counter.
3.
F. KESIMPULAN
Jadi pada kesimpulannya, rangkaian counter atau pencacah adalah Counter merupakan
suatu sistem yang digunakan untuk melakukan pencacahan data, dalam postingan ini akan
dibahas tentang pembuatan rangkaian counter dengan menggunakan JKFF secara sinkron dan
asinkron, perbedaan counter sinkron dengan asinkron adalah dari pemberian sumber detak
rangkaiannya, jika counter sinkron maka pemberian detak untuk mengeluarkan data pada
masing-masing JKFF dilakukan secara bersamaan, tetapi pada counter asinkron pemberian detak
masing-masing JKFF dilakukan secara bergantian atau berantai. Encoder adalah sebuah
perangkat atau proses yang mengubah data dari satu format menjadi format lainnya. Dalam dunia
elektronika digital encoder merupakan sebuah rangkaian yang yang berfungsi untuk
menerjemahkan bahasa input menjadi menjadi bit-bit biner yang dimengerti oleh perangkat
pemroses data. Encoder terdiri dari beberapa input line, akan tetapi hanya salah satu dari input
tersebut yang diaktifkan dalam waktu tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan kode output
berupa jumlah bit biner. Secara sederhana encoder dapat diartikan membuat kode atau sandi.
PRAKTIKUM PRODI TEKNIK
SISTEM DIGITAL OTOMASI
POLITEKNIK JOB 4 :
SEMESTER III
NEGERI BALI REGISTER/MEMORY 4 BIT
A. TUJUAN
1. Mengetahui cara kerja register 4 bit dengan FF-D
2. Mengetahui pergeseran register ke kanan dan ke kiri
B. DASAR TEORI
Register/Memory 4 Bit dirangkai dengan menggunakan 4 buah FF-D. Register sering
digunakan untuk menyimpan data sesaat dalam suatu sistem digital sebelum data tersebut
diolah. Untuk membuat data n-bit diperlukan n buah flip-flop.
Gambar rangkaian register/memory 4 bit geser kanan
Clock Output
Clear Data
ke -
D C B A
0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
2 1 0 0 0 0 0
3 1 1 1 1 0 0
4 1 0 0 1 1 0
5 1 0 0 0 1 1
6 1 0 0 0 0 1
7 1 1 1 0 0 0
8 1 1 1 1 0 0
9 0 0 0 0 0 0
10 0 1 0 0 0 0
11 1 1 1 0 0 0
12 1 1 1 1 0 0
C. ALAT DAN BAHAN
1. Modul Digital satu set
2. Kabel secukupnya
3. IC 74194 1 buah
4. Resistor 150 ohm 4 buah
5. LED 4 buah
D. LANGKAH OPERASI
1. Buatlah pengawatan masing-masing percobaan dengan jumper, sesuaikan dengan
diagram pengawatan masing-masing percobaan.
2. Lakukan pengamatan, catat hasilnya pada tabel data yang ada pada jurnal.
3. Matikan dan lepaskan jumper.
Rangkaian register/memory 4 bit