SISTEM DIGITAL
Oleh
I Putu Mahesa Yoga Pratama
2115344024
3A TO
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Laporan Praktikum Sistem Digital” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem
Digital. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang gerbang logika
di dunia elektronika bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak pengajar mata kuliah sistem
digital yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
saya di mata kuliah ini.
JOB 1 :
POLITEKNIK MULTIVIBRATOR ASTABIL SEMESTER III
NEGERI BALI MULTIVIBRATOR MONOSTABIL
A. TUJUAN
1. Dapat merangkai rangkaian multivibrator astabil dan multivibrator monostabil
2. Dapat mengetahui bentuk gelombang keluarannya
B. DASAR TEORI
1. Multivibrator Astabil
Sering juga disebut dengan MV bergerak bebas yang menghasilkan aliran kontinyu
pulsa-pulsa
F = 1/T
T = 1,1.(R1+R2).C
2. Multivibrator Monostabil
MV Monostabil sering juga disebut MV satu pulsa. Ketika satu pulsa dipicu maka MV
menghasilkan satu pulsa pendek
IC pewaktu 555 dapat digunakan sebagai MV Monostabil
Rumus keluaran gelombang
:
F = 1/T
T = 1,1.R1.C
D. LANGKAH OPERASI
1. Buatlah pengawatan masing-masing percobaan dengan jumper, sesuaikan dengan
diagram pengawatan masing-masing percobaan.
2. Lakukan pengamatan, catat hasilnya pada tabel data yang ada pada jurnal.
3. Matikan dan lepaskan jumper.
2. Multivibrator Astabil sifatnya adalah Interval waktu atau Jangka waktu kondisi ON
dan OFF pada Multivibrator tergantung pada konstanta waktu dari komponen yang
digunakan. Multivibrator yang terus bergantian kondisi ini dikenal sebagai status
kuasi-stabil (Quasi-Stable). Dengan demikian, Multivibrator Astabil tidak memiliki
keadaan stabil yang berjalan bergantian kondisi terus menerus antara dua
keadaan/kondisi dalam menghasilkan gelombang pulsa pada frekuensi
tetap.Sedangkan Multivibrator Monostabil sifatnya adalah Karena Multivibrator ini
menghasilkan satu Output untuk setiap pulsa pemicu, Multivibrator jenis ini dikenal
juga sebagai Multivibrator satu-shot (one-shot). Multivibrator ini tidak dapat bertahan
dalam keadaan kuasi-stabil untuk waktu yang lebih lama, tetapi dapat tetap dalam
keadaan stabil sampai pulsa pemicu diterima.
K. Kesimpulan
Jadi dapat diambil kesimpulan adalah multivibrator ini adalah perangkat atau rangkaian
elektronik yang menghasilkan gelombang non-sinusoidal seperti gelombang persegi,
gelombang persegi panjang dan gelombang gergaji. Multivibrator ini pada umumnya
digunakan di generator frekuensi, pembagi frekuensi, generator penundaan waktu dan
juga elemen memori di komputer dan lain sebagainya. Pada dasarnya, Multivibrator
adalah penguat berpasangan resistansi-kapasitansi (RC) dua tahap dengan umpan balik
positif dari output satu penguat ke input penguat lainnya. Output dari Penguat pertama
bertindak sebagai Input untuk Penguat kedua, kemudian Output dari Penguat kedua akan
masuk sebagai Input Pertama melalui jalur Umpan Balik yang telah disediakan.
PRAKTIKUM PRODI TEKNIK
SISTEM DIGITAL OTOMASI
JOB 2 :
POLITEKNIK PENDEKODEAN BCD KE DESIMAL SEMESTER III
NEGERI BALI PENDEKODEAN BCD KE SEVEN SEGMEN
A. TUJUAN
1. Dapat merangkai pendekodean BCD ke Desimal dan pendekodean BCD ke Kode
Tujuh Segmen
2. Dapat membuktikan hasil pendekodean
B. DASAR TEORI
1. Pendekodean BCD ke Desimal
Pendekode dapat dianggap sebagai kebalikan dari suatu pengkode yaitu mengubah
dari kode BCD ke Desimal.
Simbol logika untuk pendekode BCD ke Desimal
Dari table kebenaran diketahui bahwa penunjuk angka nol (0) adalah pada saat semua
masukan decoder berlogika rendah (low), sehingga keluaran decoder segmen a-f
berlogika tinggi (high), sedangkan keluaran segmen g berlogika low.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Modul Digital satu set
2. Kabel secukupnya
3. IC 7447 1 buah
4. IC 7442 1 buah
5. Seven segmen 1 buah
6. LED 10 buah
7. Resistor 150 ohm 10 buah
D. LANGKAH OPERASI
1. Buatlah pengawatan masing-masing percobaan dengan jumper, sesuaikan dengan
diagram pengawatan masing-masing percobaan.
2. Lakukan pengamatan, catat hasilnya pada tabel data yang ada pada jurnal.
3. Matikan dan lepaskan jumper.
Keterangan :
Output 0-9 dihubungkan dengan masing-masing tahanan dan LED seperti pada gambar
di bawah :
Diagram Pengawatan Pendekodean BCD ke Seven Segmen
F. KESIMPULAN
Dari praktikum diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rangkaian diatas dapat
dibuatkan berbagai alat yang berguna dan bisa diaplikasikan kedalam dunia anak-anak
sebagai sarana media pembelajaran, selain itu rangkaian diatas yang disebut rangkaian
decoder bisa juga digunakan sebagai alat perhitungan atau kalkulator untuk warung atau
warung atau warung atautook yang membutuhkan. Jadi pada kesimpulannya rangkaian
diatas sangat bermanfaat dan berguna untuk kita kaum masyarakat.
PRAKTIKUM PRODI TEKNIK
SISTEM DIGITAL OTOMASI
POLITEKNIK JOB 3 :
SEMESTER III
NEGERI BALI PENCACAH/COUNTER 4 BIT
A. TUJUAN
1. Mengetahui cara kerja pencacah 4 bit dengan FF-JK
2. Mengetahui bit bobot terkecil (LSB) dan bit bobot terbesar (MSB)
B. DASAR TEORI
Pencacah 4bit terdiri dari 4 bagian biner (D, C, B, A) yang merupakan keluaran masing-
masing FF-JK (Q), biner A merupakan bit bobot terkecil dan biner D merupakan bit bobot
terbesar.
D. LANGKAH OPERASI
1. Buatlah pengawatan masing-masing percobaan dengan jumper, sesuaikan dengan
diagram pengawatan masing-masing percobaan.
2. Lakukan pengamatan, catat hasilnya pada tabel data yang ada pada jurnal.
3. Matikan dan lepaskan jumper.
2. Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial
yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian
masukan. Counter digunakan untuk berbagai operasi aritmatika, pembagi frekuensi,
penghitung jarak (odometer), penghitung kecepatan (spedometer), yang
pengembangannya digunakan luas dalam aplikasi perhitungan pada instrumen
ilmiah, kontrol industri, komputer, perlengkapan komunikasi, dan sebagainya.
Counter tersusun atas sederetan flip-flop yang dimanipulasi sedemikian rupa dengan
menggunakan peta Karnough sehingga pulsa yang masuk dapat dihitung sesuai
rancangan. Dalam perancangannya counter dapat tersusun atas semua jenis flip-flop,
tergantung karakteristik masing-masing flip-flop tersebut. Dilihat dari arah cacahan,
rangkaian pencacah dibedakan atas pencacah naik (Up Counter) dan pencacah turun
(Down Counter). Pencacah naik melakukan cacahan dari kecil ke arah besar,
kemudian kembali ke cacahan awal secara otomatis. Pada pencacah menurun,
pencacahan dari besar ke arah kecil hingga cacahan terakhir kemudian kembali ke
cacahan awal. Tiga faktor yang harus diperhatikan untuk membangun pencacah naik
atau turun yaitu (1) pada transisi mana Flip-flop tersebut aktif. Transisi pulsa dari
positif ke negatif atau sebaliknya, (2) output Flip-flop yang diumpankan ke Flip-flop
berikutnya diambilkan dari mana. Dari output Q atau Q, (3) indikator hasil cacahan
dinyatakan sebagai output yang mana. Output Q atau Q. ketiga faktor tersebut di atas
dapat dinyatakan dalam persamaan EX-OR. Secara global counter terbagi atas 2
jenis, yaitu: Syncronus Counter dan Asyncronous counter. Perbedaan kedua jenis
counter ini adalah pada pemicuannya. Pada Syncronous counter pemicuan flip-flop
dilakukan serentak (dipicu oleh satu sumber clock) susunan flip-flopnya paralel.
Sedangkan pada Asyncronous counter, minimal ada salah satu flip-flop yang clock-
nya dipicu oleh keluaran flip-flop lain atau dari sumber clock lain, dan susunan flip-
flopnya seri. Dengan memanipulasi koneksi flip-flop berdasarkan peta karnough atau
timing diagram dapat dihasilkan counter acak, shift counter (counter sebagai fungsi
register) atau juga up-down counter.
3.
F. KESIMPULAN
Jadi pada kesimpulannya, rangkaian counter atau pencacah adalah Counter merupakan
suatu sistem yang digunakan untuk melakukan pencacahan data, dalam postingan ini
akan dibahas tentang pembuatan rangkaian counter dengan menggunakan JKFF secara
sinkron dan asinkron, perbedaan counter sinkron dengan asinkron adalah dari pemberian
sumber detak rangkaiannya, jika counter sinkron maka pemberian detak untuk
mengeluarkan data pada masing-masing JKFF dilakukan secara bersamaan, tetapi pada
counter asinkron pemberian detak masing-masing JKFF dilakukan secara bergantian atau
berantai. Encoder adalah sebuah perangkat atau proses yang mengubah data dari satu
format menjadi format lainnya. Dalam dunia elektronika digital encoder merupakan
sebuah rangkaian yang yang berfungsi untuk menerjemahkan bahasa input menjadi
menjadi bit-bit biner yang dimengerti oleh perangkat pemroses data. Encoder terdiri dari
beberapa input line, akan tetapi hanya salah satu dari input tersebut yang diaktifkan dalam
waktu tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan kode output berupa jumlah bit biner.
Secara sederhana encoder dapat diartikan membuat kode atau sandi.
PRAKTIKUM PRODI TEKNIK
SISTEM DIGITAL OTOMASI
POLITEKNIK JOB 4 :
SEMESTER III
NEGERI BALI REGISTER/MEMORY 4 BIT
A. TUJUAN
1. Mengetahui cara kerja register 4 bit dengan FF-D
2. Mengetahui pergeseran register ke kanan dan ke kiri
B. DASAR TEORI
Register/Memory 4 Bit dirangkai dengan menggunakan 4 buah FF-D. Register sering
digunakan untuk menyimpan data sesaat dalam suatu sistem digital sebelum data tersebut
diolah. Untuk membuat data n-bit diperlukan n buah flip-flop.
Clock Output
Clear Data
ke -
D C B A
0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
2 1 0 0 0 0 0
3 1 1 1 1 0 0
4 1 0 0 1 1 0
5 1 0 0 0 1 1
6 1 0 0 0 0 1
7 1 1 1 0 0 0
8 1 1 1 1 0 0
9 0 0 0 0 0 0
10 0 1 0 0 0 0
11 1 1 1 0 0 0
12 1 1 1 1 0 0
C. ALAT DAN BAHAN
1. Modul Digital satu set
2. Kabel secukupnya
3. IC 74194 1 buah
4. Resistor 150 ohm 4 buah
5. LED 4 buah
D. LANGKAH OPERASI
1. Buatlah pengawatan masing-masing percobaan dengan jumper, sesuaikan dengan
diagram pengawatan masing-masing percobaan.
2. Lakukan pengamatan, catat hasilnya pada tabel data yang ada pada jurnal.
3. Matikan dan lepaskan jumper.
Rangkaian register/memory 4 bit
Clock Output
Clear Data
ke -
A B C D
0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0
2 1 1 0 0 1 0
3 1 0 0 1 1 0
4 1 1 0 0 0 0
5 1 0 0 1 0 1
6 1 0 0 0 1 0
7 1 1 1 1 1 0
8 1 1 1 0 0 0
9 0 0 1 1 0 0
10 0 1 1 0 1 1
11 1 0 1 1 1 0
12 1 1 1 0 0 0
F. KESIMPULAN
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pada rangkaian Register adalah rangkaian logika
yang digunakan untuk menyimpan data. Dengan kata lain, register adalah rangkaian yang
tersusun dari satu atau beberapa flip-flop yang digabungkan menjadi satu. Flipflop
disebut juga sebagai register 1 bit. Jadi untuk menyimpan 4 bit data, register harus terdiri
dari 4 buah flipflop. Dari rangkaian register dapat dibuat pengaplikasiannya yaitu Serial
Input Serial Output (SISO), Serial Input Paralel Output (SIPO), Paralel Inout Paralel
Output (PIPO), Paralel Input Serial Output (PISO).
G. PENUTUP
Baik,setelah mempraktikan keempat job yang diberikan, saya sebagai mahasiswa
menjadi paham bagaimana menggunakan software Arduino dan menjadi paham apa itu
system digital. Untuk mengakhiri laporan saya selaku pembuat laporan meminta maaf
jika ada kata atau kalimat yang salah atau sulit dipahami, dan akhir kata saya ucapkan
terima kasih.