Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MONOSTABLE MULTIVIBRATOR

DISUSUN OLEH
NAMA

: ARIFIAN MUHAMMAD SAMUDRA

NIM

: 3.32.15.0.07

KELAS / ABSEN

: EK-1A / 07

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015-2016

I. JUDUL : MONOSTABLE MULTIVIBRATOR


II.
PENDAHULUAN
2.1.
Latar Belakang
Pratikum dengan judul percobaan Multivibrator monostable ini dilakukan
dalam memenuhi kuliah Elektronika Fisis Dasar II yang diambil oleh pratikan dan
pembuatan laporan ini sebagai kriteria penilaian dalam pratikum. Perkembangan
teknologi terus meningkat seiring perkembangan zaman, khususnya pada bidang
elektronika. Salah satu contoh pada bidang elektronika yang biasa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari yaitu operasional amplifier dan multivibrator.
Multivibrator merupakan osilator, dimana osilator adalah rangkaian
elektronika yang menghasilkan perubahan pada sinyal outputnya. Pada dasarnya
multivibrator terbagi atas tiga jenis yaitu, multivibrator astabel, multivibrator
monostabel, dan multivibrator bistabel. Namun pada pembahasan kali ini hanya
menyangkut pada multivibrator monostable.
Multivibrator Monostabel adalah suatu rangkaian elektronika yang pada
waktu tertentu hanya mempunyai satu dari dua tingkat tegangan keluaran, kecuali
masa transisi. Peralihan (switching) diantara kedua tingkat tegangan keluaran
tersebut, terjadi secara cepat. Dua keadaan tingkat tegangan keluaran multivibrator
tersebut, yakni stabil dan quasistable. Disebut stabil apabila rangkaian
multivibrator tidak akan mengubah tingkat tegangan keluaran ke tingkat lain jika
tidak ada pemicu (trigger) dari luar rangkaian, sedangkan quasistable yaitu apabila
rangkaian multivibrator membentuk pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi
peralihan tingkat keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar. Pulsa
tegangan ini terjadi selama 1 periode (T1) lamanya ditentukan oleh komponenkomponen penyusun rangkaian multivibrator tersebut. Multivibrator dapat
dibangun

dengan

menggunakan

komponen-komponen

diskrit

ataupun

menggunakan komponen integrasi (IC). Pada pratikum ini menggunakan IC 555


yang dibuat sebagai multivibrator monostabil. Karena begitu banyak manfaat dan

kegunaan multivibrator, maka dilakukanlah percobaan ini agar dapat diketahui cara
kerja dari multivibrator itu sendiri.
2.2.
Permasalahan
1. Bagaimana cara mengatur lebar pulsa?
2. Apa yang dimaksud monostable multivibrator ?
3. Bagaimana prinsip dan cara kerja monostable multivibrator ?
4. Apa saja komponen yang digunakan ?
2.3.
Manfaat
Rangkaian monostable hanya memerlukan sedikit rangkaian tambahan untuk
dapatmengoperasikannya, yaitu sebuah resistor (RA) dan sebuah kapasitor (C1)
sertakapasitor (C2) untuk menyetabilkan tegangan referensi pada upper
comparator(komparator-A). IC ini memanfaatkan rangkaian tambahan tersebut
untuk men-chargedan men-discharge kapasitor C1 melalui resistor RA. fungsi
rangkaian ini adalahuntuk menghasilkan pulsa tunggal pada pin-3 dengan waktu
tertentu jika pin-2 diberitrigger /dipicu. Pada keadaan awal, output ICnya berlogika
0. Monostable berasal dari kata mono yang berarti satu dan stable yang berarti
stabil / ajeg. mengapa dinamakan demikian karena sifat dari rangkaian ini IC 555
berfungsi menghasilkan satu keadaan mantap (one-shot) pada outputnya (standby
kondisi low dan high selama selang waktu tertentu setelah dipicu). sifat ini dapat
dimanfaatkan sebagai pewaktu tunda, pendeteksi pulsa yang hilang, saklar tanpa
riak sinyal (bouncefree switch), saklar sentuh, pembagi frekuensi, pulse wide
moulation (PWM), dan kapasitansi meter.
III.

TINJAUAN PUSTAKA

IC timer 555 ini sudah lama dikenal dan masih populer sampai saat ini sejak puluhan
tahun yang lalu. Tepatnya IC 555 pertama kali dibuat oleh Signetics Corporation pada
tahun 1971. IC timer 555 memberi solusi praktis dan relatif murah untuk berbagai
aplikasi elektronik yang berkenaan dengan pewaktuan (timing). Terutama dua
aplikasinya yang paling populer adalah rangkaian pewaktu monostable dan osilator
astable. Jeroan utama komponen ini terdiri dari komparator dan flip-flop yang
direalisasikan dengan banyak transistor.

Gambar 1 : IC Timer 555


Dari dulu hingga sekarang, prinsip kerja komponen jenis ini tidak berubah namun
masing-masing pabrikan membuatnya dengan desain IC dan teknologi yang berbedabeda. Hampir semua pabrikan membuat komponen jenis ini, walaupun dengan nama
yang berbeda-beda. Misalnya National Semiconductor menyebutnya dengan LM555,
Philips dan Texas Instrument menamakannya SE/NE555. Motorola / ON-Semi
mendesainnya dengan transistor CMOS sehingga komsusi powernya cukup kecil dan
menamakannya MC1455. Philips dan Maxim membuat versi CMOS-nya dengan nama
ICM7555. Walaupun namanya berbeda-beda, tetapi fungsi dan pin diagramnya saling
kompatibel satu dengan yang lainnya (functional and pin-to-pin compatible). Hanya saja
ada beberapa karakteristik spesifik yang berbeda misalnya konsumsi daya, frekuensi
maksimum dan sebagainya. Spesifikasi lebih detail biasanya dicantumkan pada
datasheet masing-masing pabrikan. Dulu pertama kali casing dibuat dengan 8 pin Tpackage (tabular dari kaleng mirip transistor), namun sekarang lebih umum dengan
kemasan IC DIP 8 pin.

Rangkaian Monostable

IC ini didesain sedemikian rupa sehingga hanya memerlukan sedikit komponen luar
untuk bekerja. Diantaranya yang utama adalah resistor dan kapasitor luar (eksternal). IC
ini memang bekerja dengan memanfaatkan prinsip pengisian (charging) dan
pengosongan (discharging) dari kapasitor melalui resistor luar tersebut. Untuk
menjelaskan prinsip kerjanya, coba perhatikan diagram gambar IC 555 dengan resistor
dan kapasitor luar berikut ini. Rangkaian ini tidak lain adalah sebuah rangkaian pewaktu
(timer) monostable. Prinsipnya rangkaian ini akan menghasilkan pulsa tunggal dengan
lama tertentu pada keluaran pin 3, jika pin 2 dari komponen ini dipicu. Perhatikan di
dalam IC ini ada dua komparator yaitu Comp A dan Comp B. Perhatikan juga di dalam
IC ini ada 3 resistor internal R yang besarnya sama. Dengan susunan seri yang demikian
terhadap VCC dan GND, rangkaian resistor internal ini merupakan pembagi tegangan.
Susunan ini memberikan tegangan referensi yang masing-masing besarnya 2/3 VCC
pada input negatif komparator A dan 1/3 VCC pada input positif komparator B.

Gambar 2 : Rangkaian pewaktu monostable

Pada keadaan tanpa input, keluaran pin 3 adalah 0 (ground atau normally low).
Transistor Q1 yang ada di dalam IC ini selalu ON dan mencegah kapasitor eksternal C
dari proses pengisisian (charging). Ketika ada sinyal trigger dari 1 ke 0 (VCC to GND)
yang diumpankan ke pin 2 dan lebih kecil dari 1/3 VCC, maka serta merta komparator B
men-set keluaran flip-flop. Ini pada gilirannya memicu transistor Q1 menjadi OFF. Jika
transistor Q1 OFF akan membuka jalan bagi resistor eksternal R untuk mulai mengisi
kapasitor C (charging). Pada saat yang sama output dari pin 3 menjadi high (VCC), dan
terus high sampai satu saat tertentu yang diinginkan. Sebut saja lamanya adalah t detik,
yaitu waktu yang diperlukan untuk mengisi kapasitor C mencapai tegangan 2/3 VCC.
Tegangan C ini disambungkan ke pin 6 yang tidak lain merupakan input positif comp A.
Maka jika tegangan 2/3 VCC ini tercapai, komparator A akan men-reset flip-flop dan
serta merta transistor internal Q1 menjadi ON kembali. Pada saat yang sama keluaran
pin 3 dari IC 555 tersebut kembali menjadi 0 (GND).

Berapa lama pulsa yang dihasilkan amat tergantung dari nilai resitor dan kapasitor
eksternal yang pasangkan. Dari rumus ekponensial pengisian kapasitor diketahui
bahwa :
Vt = VCC(1- e-t/RC) .. (1)
Vt adalah tegangan pada saat waktu t. Jika t adalah waktu eksponensial yang diperlukan
untuk mengisi kapasitor sampai Vt = 2/3 VCC, maka rumus (1) dapat disubstitusi
dengan nilai inimenjadi : 2/3
= 1-e-t/RC 1/3
= e-t/RC
ln(1/3) = -t/RC dan seterusnya dapat diperoleh
t = (1.0986123)RC yang dibulatkan menjadi t= 1.1RC
Inilah rumusan untuk mengitung lamanya keluaran pulsa tunggal yang dapat dihasilkan
dengan rangkaian monostable dari IC 555.

IV. PERANCANGAN
4.1.
Gambar Rangkaian
Gambar 2.1 Skematik Monostable Multivibrator

Gambar 2.2 Tampak Atas PCB

Komponen / Bahan
R1 = 1k
R2 = 2k2
R3 = 100k
R4 = 4k7
R = 12k
D1 = 1 N 4002
4.3.
Peralatan
1. PCB
2. Bor
3. Gergaji

Gambar 2.3 Tampak Bawah PCB

4.2.

C
C1
T r1
T r2
D2

= 47F
= 1 F
= BC 108
= BD 139
= 1 N 4002

4.
5.
6.
7.
8.
4.4.
1.
2.
3.
4.
5.

Tenol
Setrika
Solder
Atraktor
Tang Potong
Langkah-langkah
Persiapkan PCB dengan ukuran 4,5 x 6 cm dg menggunkan pemotong pcb
Amplas terlebih daluhu pcb untuk menghilangkan minyak pada pcb
Buat jalur rangkaian pada pcb dengan cara disetlika.
Larutkan jalur rangkaian pcb pada FeCL3
Amplas kembali jalur yang tidak dapat terlarut untuk dibuat jalur

arusnya
6. Bor hole untuk komponen yang ada di pcb
7. Masukan komponen pada pcb kemudian disolder dengan menggunakan
tenol
8. Gunakan atraktor bila terjadi kesalahan pada letak komponen
V. HASIL PERANCANGAN
5.1.
Data-data awal
Rangkaian Terbuka

Rangkaian Tertutup

Keterangan

5.2.

Uji Coba Rangkaian

Rangkaian Terbuka
0 Volt
8,9 Volt
0,36 Volt
9 Volt
0,25 Volt
8,99 Volt
8,99 Volt
9 Volt
0,26 Volt

Rangkaian Tertutup
0 Volt
8,9 Volt
0,41 Volt
9 Volt
0,22 Volt
8,99 Volt
8,99 Volt
9 Volt
9 Volt

Keterangan
Ground
Trigger
Out-put
Reset
Cu
Threshould
Discharge
+ VCC
Kolektor Tr2 BC 108

5.3.
Jawaban Pertanyaan
1. Lebar pulsa sangat dipengaruhi oleh resistor dan kapasitor eksternal
yang dipasangkan sebagai pemicu pada pin 2 dengan rumus
t 1,1 RA x C
2. Monostable Multivibrator adalah piranti digital yang akan memberikan
keluaran pulsa dengan lebar tertentu setelah mendapat trigger pada
masukannya
3. Pada saat pertama kali sumber tegangan DC diberikan ke
rangkaian multivibrator monostable diatas. Awalnya tidak ada

pulsa masukan pemicu, Q2 mendapatkan bias maju dari


rangkaian pembagi tegangan R2, D1 dan R5. Harga R2 dipilih
agar Q2 mencapai titik jenuh. Resistor R1 dan R3 masingmasing membuat kolektor Q1 dan Q2 mendapat bias mundur.
Dengan basis Q2 mendapat bias maju, maka transistor
menjadi jenuh dengan cepat. Tegangan kolektor Q2 drop
kenilai sangat rendah dan terhubung ke basis Q1 melalui R4.
Namun VB tidak cukup besar untuk membuat Q1 berkonduksi.
Karenanya rangkaian akan tetap berada pada kondisi ini
selama daya masih diberikan, sehingga rangkaian berada
pada kondisi stabil sampai ada sinyal picu (triger) yang
diberikan ke jalur input rangkaian multivibrator monostabil.
Untuk mengawali suatu perubahan, pulsa pemicu harus
diberikan pada jalur input rangkaian monostable multivibrator.
C2 dan R5 pada rangkaian masukan membentuk jaringan
deferensiator. Tepi kenaikan (leading edge) dari pulsa pemicu
menyebabkan terjadinya aliran arus yang besar melalui 5 R .
Setelah C2 mulai termuati arus lewat R5 mulai menurun. Saat
pulsa pemicu sampai pada tepi penurunan (trailing edge),
tegangan C2 jatuh ke nol. Dengan tidak adanya sumber
tegangan yang dikenakan pada C2 , kapasitor akan
terkosongkan melalui R5. Karena pulsa dengan polaritas
berkelablikan terjadi pada tepi penurunan pulsa input. Pulsa
input kemudian berubah ke positif dan suatu pulsa negatif

tajam (negative spike) muncul pada R5. D1 hanya


berkonduksi selama terjadi negative spike dan diumpankan
pada basis Q2. Ini mengawali terjadinya perubahan pada
multivibrator.
4. R1 = 1k

R2 = 2k2
R3 = 100k
R4 = 4k7
R = 12k

C
C1
T r1
T r2
D2

= 47F
= 1 F
= BC 108
= BD 139
= 1 N 4002

D1 = 1 N 4002
VI. PENUTUPAN
6.1.
Kesimpulan
Rangkaian multivibrator monostabil dengan IC 555. Mula-mula pewaktu
555 mempunyai tegangan keluaran rendah yang tidak dapat ditentukan. Saat
pewaktu 555 menerima picuan (trigger), tegangan keluaran akan berubah dari
rendah ke tinggi. Keluaran tetap akan tinggi untuk sementara waktu, dan akan
kembali ke keadaan rendah setelah waktu tunda (Time Delay). Keluaran akan
tetap pada kondisi rendah sampai terdapat picuan berikutnya. Time delay dapat
dihitung secara teori maupun praktek. Secara teori time delay berbanding lurus
hasil kali 1,1 , kapasitor, dan resistor.
6.2.

Saran
Pada saat menyolder komponen sebaiknya jangan terlalu panas dan

perhatikan dengan teliti agar tenol yang digunakan tidak menyambungkan jalur
lain agar tidak terjadi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. https://www.academia.edu/12226339/Monostable_Multivibrator
[2]. https://www.scribd.com/doc/76050001/LAPORAN-DIGITALlengkap
[3]. https://www.scribd.com/doc/47723527/Laporan-Praktikum-Timer-555

Anda mungkin juga menyukai