Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

BENGKEL ELEKTRONIKA
CATU DAYA ZENER

Disusun Oleh :
DIAN DEDY KURNIAWAN
EK 1-A
3.32.15.0.08

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015-2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Catu daya (power supply) merupakan suatu rangkaian
elektronik yang mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus
listrik searah. Catu daya menjadi bagian yang penting dalam
elektonika yang berfungsi sebagai sumber tenaga listrik misalnya
pada baterai atau accu. Catu daya (Power Supply) juga dapat
digunakan sebagai perangkat yang memasok listrik energi untuk
satu atau lebih beban listrik.
Secara umum prinsip rangkaian

catu

daya

terdiri

atas

komponen utama yaitu ; transformator, dioda dan kondensator.


Dalam pembuatan rangkaian catu daya, selain menggunakan
komponen utama juga diperlukan komponen pendukung agar
rangkaian tersebut dapat berfungsi dengan baik. Komponen
Pendukung tersebut antara lain : sakelar, sekering (fuse), lampu
indicator, voltmeter dan amperemeter, jack dan plug, Printed
Circuit Board (PCB), kabel dan steker, serta Chasis. Baik
komponen utama maupun komponen pendukung sama sama
berperan penting dalam rangkaian catu daya.

B. Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat:
1.
2.
3.
4.

Mengetahui komponen dalam pembuatan catu daya zener.


Mengetahui karakteristik dan kegunaan setiap komponen
Mengerti cara membaca rangkaian
Mengimplementasikan gambar rangkaian ke dalam jalur

rangkaian pada PCB


5. Mengatur dengan rapi setiap komponen sesuai jalur rangkaian
6. Mengetahui cara kerja catu daya zener dengan benar

7. Mengerti dan dapat menentukan titik kesalahan apabila


rangkaian tidak bekerja
8. Menganalisa data setiap komponen saat sistem bekerja

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Komponen
Untuk pembuatan
dibutuhkan

rangkaian

komponen

sebagai

Catu

Daya

kebutuhan

Zener,maka

pokok

dalam

rangkaian. Komponen - komponen tersebut adalah sebagai


berikut:
1. Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu
digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa
berfungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus
yang mengalir dalam suatu rangkaian.Dengan resistor, arus
listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.Sesuai
dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat
dari bahan karbon.Satuan resistansi dari suatu resistor disebut
Ohm atau dilambangkan dengan simbol (Omega).

Simbol resistor
Di

dalam

rangkaian

elektronika,

resistor

dilambangkan

dengan huruf "R". Dilihat dari bahannya, ada beberapa jenis


resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon,
Wirewound, dan Metalfilm. Ada juga Resistor yang dapat diubahubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer, Rheostat dan
Trimmer (Trimpot). Selain itu ada juga Resistor yang nilai
resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR (Light

Dependent Resistor) dan resistor yang nilai resistansinya akan


bertambah besar bila terkena suhu panas yang namanya PTC
(Positive

Thermal

Coefficient)

serta

resistor

yang

nilai

resistansinya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas yang


namanya NTC (Negative Thermal Coefficient).
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya
digunakan kodekode warna sebagai petunjuk besarnya nilai
resistansi (tahanan) dari resistor.Resistor ini mempunyai bentuk
seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan.Pada badannya
terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna, kode ini untuk
mengetahui besar resistansi tanpa harus mengukur besarnya
dengan

ohmmeter.

Kode

warna

tersebut

adalah

standar

manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries


Association) seperti ditunjukan pada gambar di bawah ini :

Nilai warna gelang resistor


Besaran resistansi suatu resistor dibaca dari posisi cincin
yang paling depan ke arah cincin toleransi. Biasanya posisi cincin
toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok juga
dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan posisi cincin yang
pertama agak sedikit ke dalam.Dengan demikian pemakai sudah

langsung

mengetahui

berapa

toleransi

dari

resistor

tersebut.Kalau kita telah bisa menentukan mana cincin yang


pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
Jumlah cincin yang melingkar pada resistor umumnya sesuai
dengan besar toleransinya.Biasanya resistor dengan toleransi
5%, 10% atau 20% memiliki 3 cincin (tidak termasuk cincin
toleransi).Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi
kecil) memiliki 4 cincin (tidak termasuk cincin toleransi).Cincin
pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai
satuan, dan cincin terakhir adalah faktor pengalinya.
Misalnya resistor dengan cincin kuning, violet, merah dan
emas.Cincin berwarna emas adalah cincin toleransi.Dengan
demikian urutan warna cincin resistor ini adalah, cincin pertama
berwarna kuning, cincin kedua berwarna violet dan cincin ke tiga
berwarna merah.Cincin ke empat yang berwarna emas adalah
cincin toleransi.Dari Gambar 2.2 Nilai warna gelang resistor
diketahui jika cincin toleransi berwarna emas, berarti resistor ini
memiliki toleransi 5%.Nilai resistansinya dihitung sesuai dengan
urutan warnanya.Pertama yang dilakukan adalah menentukan
nilai satuan dari resistor ini.Karena resistor ini resistor 5% (yang
biasanya memiliki tiga cincin selain cincin toleransi), maka nilai
satuannya ditentukan oleh cincin pertama dan cincin kedua.
Masih dari Gambar 2.4 Nilai warna gelang resistor diketahui
cincin kuning nilainya = 4 dan cincin violet nilainya = 7. Jadi
cincin pertama dan ke dua atau kuning dan violet berurutan, nilai
satuannya adalah 47.Cincin ketiga adalah faktor pengali, dan jika
warna cincinnya merah berarti faktor pengalinya adalah 100.
Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut
adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4700 Ohm =
4,7K (pada rangkaian elektronika biasanya di tulis 4K7 ) dan

toleransinya adalah + 5%. Arti dari toleransi itu sendiri adalah


batasan nilai resistansi minimum dan maksimum yang di miliki
oleh resistor tersebut. Jadi nilai sebenarnya dari resistor 4,7k +
5% adalah : 4700 x 5% = 235
Jadi nilai resistansinya adalah 4700 235 : 4465 4935
2. Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari
dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B),
kolektor (C) dan emitor (E). Berdasarkan susunan semikonduktor
yang membentuknya, transistor dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu transistor PNP dan transistor NPN.
Untuk membadakan transistor PNP dan NPN dapat dari arah
panah pada kaki emitornya. Pada transistor PNP anak panah
mengarah ke dalam dan pada transistor NPN arah panahnya
mengarah ke luar.

Gambar 2.3 Simbol Transistor

Bias Transistor
Untuk

dapat

bekerja,

sebuah

transistor

membutuhkan

tegangan bias pada basisnya. Kebutuhan tegangan bias ini


berkisar antara 0.5 sampai 0.7 Volt tergantung jenis dan bahan
semikonduktor yang digunakan.

Untuk transistor NPN, tegangan bias pada basis harus lebih


positif dari emitor. Dan untuk transistor PNP, tegangan bias pada
basis harus lebih negatif dari emitor. Semakin tinggi arus bias
pada basis, maka transistor semakin jenuh (semakin ON) dan
tegangan kolektor-emitor (VCE) semakin rendah.

Bias Transistor
Pada gambar 2.4 terlihat bahwa TR1 adalah termasuk jenis
NPN, jadi tegangan bias pada basis (Vbb) harus lebih positif dari
emitor (Vee). Untuk memudahkan maka Vcc ditulis dengan +Vcc
dan Vee ditulis dengan -Vee. Dan TR2 adalah termasuk jenis PNP,
jadi tegangan bias pada basis (Vbb) harus lebih negatif dari
emitor (Vee). Untuk memudahkan maka Vcc ditulis dengan -Vcc
dan Vee ditulis dengan +Vee.
Transistor sebagai Saklar
Dengan mengatur bias sebuah transistor sampai transistor
jenuh, maka seolah akan didapat hubung singkat antara kaki
kolektor dan emitor. dengan memanfaatkan fenomena ini, maka
transistor dapat difungsikan sebagai saklar elektronik.

Transistor sebagai saklar


Pada

gambar

diatas

terlihat

sebuah

rangkaian

saklar

elektronik dengan menggunakan transistor NPN dan transistor


PNP. Tampak TR3 (NPN) dan TR4 (PNP) dipakai menghidupkan
dan mematikan LED.
TR3 dipakai untuk memutus dan menyambung hubungan
antara katoda LED dengan ground. Jadi jika transistor OFF maka
led akan mati dan jika transistor ON maka led akan hidup. Karena
kaki emitor dihubungkan ke ground maka untuk menghidupkan
transistor, posisi saklar SW1 harus ON jadi basis transistor TR3
mendapat bias dari tegangan positif dan akibatnya transistor
menjadi

jenuh

(ON)

lalu

kaki

kolektor

dan

kaki

emitor

tersambung. Untuk mematikan LED maka posisi SW1 harus OFF.


TR4 dipakai untuk memutus dan menyambung hubungan
antara anoda LED dengan tegangan positif. Jadi jika transistor
OFF maka led akan mati dan jika transistor ON maka led akan
hidup. Karena kaki emitor dihubungkan ke tegangan positif,
maka untuk menghidupkan transistor, posisi saklar SW2 harus
ON jadi basis transistor TR4 mendapat bias dari tegangan negatif
dan akibatnya transistor menjadi jenuh (ON) lalu kaki emitor dan

kaki kolektor

tersambung. Untuk mematikan LED maka posisi

SW1 harus OFF.


3. Kapasitor
Kapasitor

atau

kondensator

adalah

suatu

komponen

elektronika yang dapat menyimpan arus listrik sementara di


dalam

medan

listrik,

dengan

cara

mengumpulkan

ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor ini di


gunakan untuk penstabil tegangan pada AC/DC power dan
Amplifier.Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun
kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun
1782 (dari bahasa Itali condensatore), dan komponen ini memiliki
satuan yang disebut Farad, nama Farad sendiri di ambil dari sang
penemunya yaitu Michael Faraday.
Struktur sebuah kapasitor terbuat terdiri dari 2 plat logam
yang dipisahkan dengan isolator. Isolator ini terdiri dari bahanbahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,
keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul
pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang
sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang
satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung
kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju
ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang
non-konduktif.Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada
konduksi pada ujung-ujung kakinya.Di alam bebas, phenomena
kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan
positif dan negatif di awan.Ukuran kapasitor adalah Farad.
Semakin besar jumlah Farad atau kapasitas muatan listrik yang

dapat di tampung maka bentuk dari kapasitornya akan semakin


besar. Tetapi di dalam sebuah komponen elektronika nilai yang
terdapat dalam sebuah kapasitor nilainya kecil, biasanya satuan
yang di gunakan adalah F, nF dan pF.
1F = 10-6 F
1nF = 10-9 F
1pF = 10-12 F
Sifat kapasitor adalah dapat menerima arus listrik dan
menyimpannya

dalam

waktu

yang

relatif.Kapasitor

adalah

komponen elektronika yang berfungsi menyimpan muatan listrik,


selengkapnya mengenai definisi kapasitor bisa membaca tulisan
terdahulu tentang Pengertian Kapasitor.Kapasitor sendiri dibagi
menjadi dua jenis, yaitu kapasitor polar dan kapasitor bipolar/
non polar.Pembagian ini berdasarkan pada adanya polaritas
(kutub positif dan negatif) dari masing-masing kapasitor.
a. Kapasitor Polar
Kapasitor polar memiliki dua kutub yang berbeda pada
kakinya (-/+), Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas
adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa
sehingga terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif katoda.
sehingga dalam pemasangannya tidak boleh terbalik.

Simbol Kapasitor Polaritas


Kapasitor polar biasa disebut juga dengan nama elco, satuan
yang digunakan untuk mengetahui nilai kapasitas sebuah elco
adalah F(mikro Farad). Tiap elco memiliki tegangan kerja yang

berbeda-beda,

biasanya

diperbolehkan

untuk

batas
sebuah

maksimal
elco

tegangan

yang

tertulis

pada

bodynya.Tegangan kerja pada elco dinyatakan dalam volt.Apabila


sebuah elco memiliki nilai 10F/25volt, itu artinya elco tersebut
bernilai 10 mikro Farad dan memiliki batas maksimum tegangan
25 volt.Sifat kapasitor ini adalah dapat menerima arus listrik dan
menyimpannya dalam waktu yang relatif.
b. Kapasitor Non Polar
Kapasitor non polar adalah kelompok kapasitor yang dibuat
dengan bahan dielektrik dari keramik, film dan mika.Keramik dan
mika adalah bahan yang popular serta murah untuk membuat
kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF
sampai beberapa uF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian
yang berkenaan dengan frekuensi

tinggi. Termasuk kelompok

bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti


polyester(polyethylene

terephthalateatau

dikenal

dengan

sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate,


metalized paper dan lainnya.

Simbol Kapasitor Non Polaritas


kapasitor non polar artinya tidak memiliki polaritas. Bagi yang
belum mengetahui apa itu polaritas, polaritas adalah kutub
positif dan kutub negatif. Polaritas sama halnya dengan baterai
dimana ada kutub positif dan negatif dan pemasangannya tidak
boleh terbalik. Nah kalau kapasitor non polar artinya tidak
memiliki kutub negatif dan positif, jadi pemasangan kapasitor
non

polar

tidak

apa-apa

jika

pemasangan

kaki-kakinya

terbalik.Jenis dari kapasitor ini adalah Kapasitor Mika, Mylar,


Kertas, Keramik, Plastik.
Cara membaca nilai kapasitor Non-Polar adalah
Misalnya di badan kapasitor tersebut tertera tulisan 103 artinya :
Angka I : melambangkan angka
Angka II : melambangkan angka
Angka III : melambangkan jumlah nol (dalam piko Farad.)
Jadi nilai kapasitor tersebut adalah 10.000 pF = 10 nF = 0,01uF.
Fungsi Kapasitor:
1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian
2.
3.
4.
5.

yang lain,
Sebagai filter dalam rangkaian Catu Daya,
Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna ,
Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon,
Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada
saklar.

4. Transformator
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk
menaikkan

atau

menurunkan

tegangan

bolak-balik

(AC).

Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan


pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua
(skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang
berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Bagian-Bagian Transformator

Contoh Transformator

Lambang Transformator

Prinsip Kerja Transformator


Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai
berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan
primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan
magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada
ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini
dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari
sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik
arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan
berubah

arah

sehingga

arus

listrik

yang

kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.

dihasilkan

pada

Hubungan

antara

tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan


jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan
dalam persamaan:

Vp = tegangan primer (volt)


Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan
jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:
1.

Transformator step up yaitu transformator yang mengubah


tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini
mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak
daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).

2.

Transformator
mengubah

step

tegangan

down

yaitu

bolak-balik

transformator

tinggi

menjadi

yang

rendah,

transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer


lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada

transformator

(trafo)

besarnya

tegangan

yang

dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:


1.

Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).

2.

Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).

3.

Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,

Sehingga dapat dituliskan:

Penggunaan Transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik
terutama

yang

memerlukan

besarnya

tegangan

perubahan

bolak-balik.

Misal

atau

penyesuaian

radio

memerlukan

tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka


diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolakbalik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh
alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer,
mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
5.Dioda
Fungsi, Pengertian Dioda

Dioda adalah komponen aktif semikonduktor yang terdiri


dari persambungan (junction) P-N. Sifat dioda yaitu dapat
menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat arus
pada tegangan balik. Dioda berasal dari pendekatan kata dua
elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda semikonduktor hanya
melewatkan

arus

searah

saja

(forward),

sehingga

banyak

digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana


sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana katup
tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari belakang
katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh
dorongan aliran air dari depan katup.
SIMBOL UMUM DIODA

Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada


ujungnya

terdapat

garis

yang

melintang.

Simbol

tersebut

sebenarnya adalah sebagai perwakilan dari cara kerja dioda itu


sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga sebagai anoda

(kaki positif = P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai


katoda (kaki negative = N).
FUNGSI DIODA:
1. Sebagai penyearah, untuk dioda bridge
2. Sebagai penstabil tegangan (voltage regulator), untuk dioda
zener
3. Pengaman / sekering
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas / membuang
level sinyal yang ada di atas atau di bawah level tegangan
tertentu.
5. Sebagai rangkaian

clamper,

yaitu

untuk

menambahkan

komponen DC kepada suatu sinyal AC


6. Sebagai pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, untuk LED (light emiting diode)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power
amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, untuk dioda photo
10.
Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), untuk
dioda varactor

KARAKTERISTIK DIODA
1. Bias Maju Dioda

Adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode.


Jika anoda dihubungkan dengan kutub positif batere, dan katoda
dihubungkan dengan kutub negative batere, maka keadaan
diode ini disebut bias maju (forward bias). Aliran arus dari anoda
menuju katoda, dan aksinya sama dengan rangkaian tertutup.
Pada kondisi bias ini akan terjadi aliran arus dengan ketentuan
beda tegangan yang diberikan ke diode dan akan selalu positi
2. Bias Mundur Dioda

Sebaliknya bila anoda diberi tegangan negative dan katoda


diberi tegangan positif, arus yang mengalir jauh lebih kecil dari
pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur (reverse
bias) pada arus maju diperlakukan baterai tegangan yang
diberikan

dengan

tidak

terlalu

peningkatan yang cukup significant.

besar

maupun

tidak

ada

Sebagai karakteristik dioda, pada saat reverse, nilai


tahanan diode tersebut relative sangat besar dan diode ini tidak
dapat menghantarkan arus listrik. Nilai-nilai yang didapat, baik
arus maupun tegangan tidak boleh dilampaui karena akan
mengkibatkan rusaknya dioda.

BAB III
PEMBAHASAN
Daftar Komponen

3.3

Nama Komponen
Resistor1k 5%
Dioda 1 N 4002
Kapasitor 10F/25V
Kapasitor 100F/25V
Kapasitor

Jumlah
1(satu)
2(dua)
1(satu)
1(satu)
1(satu)

1000F/25V
Transistor BD 139
Zener Vz = 12V

1(satu)
1(satu)

Cara Kerja Rangkaian


Rangkaian catu daya zener, sebelum arus listrik masuk ke

rangkaian ini, listrik melewati dulu komponen transformator


untuk menurunkan tegangan listrik dari AC 220V menjadi AC 12V.
Aus AC 12V Vrms keluaran dari trafo masuk ke input rangkaian,
didalam rangkaian arus AC diubah menjadi arus DC dengan dua
buah dioda yang disusun dan menghasilkan arus DC frekuensi
penuh. Karena arus listrikkeluaran dioda belum sepenuhnya
konstan

tegangannya

frekuensi

masih

setengah

AC

maka

dihubungkan dengan kapasitor elektrolit sebagai filter atau


penyaring yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan yang
masuk ke kapasitor. Kapasitor Elektrolit memiliki karakter mampu
menyimpan energi listrik yang masuk dalam waktu yang relatif.
Setelah distabilkan tegangan akan naik menjadi DC 19,72V,
karena tegangan yang dibutuhkan adalah 12V maka di filter lagi
menggunakan kapasitor 2 dan 3, keluaran arus dari IC adalah
12V, untuk mendapatkan tegangan yang benar-benar stabil
output IC Regulator dihubungkan lagi dengan kapasitor elektrolit.
3.4

Uji Coba Rangkaian

1)
2)
3)
a.
b.
c.
4)
5)

Periksa rangkaian
Hubungkan input dengan trafo CT
Ukur tanpa beban pada titik
Tegangan input/ katode penyearah/ kapasitor C1/ kolektor
Tegangan katode zener/ kapasitor C2/ basis
Tegangan output/ kapasitor C3/ emitor.
Ulangi langkah- langkah a, b dan c dengan beban Ff
Hitunglah Regulasi

3.5

Pengukuran
Tabel Pengukuran
Titik
A
B
C
D
E

VAC
12 V
12V
-

VDC
19,73V
12,07V
11,64V

VoNL
12V
12V
19,73V
12,07V
11,64V

VoFL
12V
12V
19,75V
11,95V
11,35V

Regulasi tegangan catu daya


VoNLVoFL
100
Regulasi
=
VoNL
=
3.6

11,64 11,35
100
11,64

= 2,4%
Analisa Hasil
Hasil Pengamatan membuktikan bahwa pada saat rangkaian

disambungkan ke catu daya, output (lampu) menyala.

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
1. Dioda zener berfungsi sebagai penstabil tegangan, tegangan
akan selalu stabil sesuai dengan tegangan breakdown dioda
tersebut meskipun arusnya dinaikkan.
2. Teori dan praktek (pengukuran). Rangkaian bekerja sesuai
fungsinya
4.2 SARAN
Setelah melakukan perakitan rangkaian, melakukan percobaan,
dan mendapatkan hasil, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut :
a. Pahamilah skema rangkaian dengan benar sebelum melakukan
praktikum,
b. Buatlah

layout

komponen

sesuai

dengan

dimensi

ukuran

komponen sebenarnya,
c. Setelah pembuatan layout alur pada PCB sebelum dilarutkan,
periksalah apakah sesuai dengan skema rangkaian yang ada,
d. Penyolderan dimulai pada komponen pasif dan tahan terhadap
suhu panas terlebih dahulu, selanjutnya pada komponen aktif,
e. Cek ulang rangkaian sebelum digunakan,
f.

Hati-hati saat melaksanakan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Muhadi,Bambang.2005.Membaca dan Mengidentifikasi


Komponen Elektronika.Jakarta:Dikti.
http://Fungsi dan cara kerja transistor - Dunia Elektronika dan
hobbi.html
www.sndelektronik.blogspot.com
www.electronical-instrument.blogspot.com/2010/06/macammacam-resistor.html
www.tehnikserviceelektronik.blogspot.in/2014/05/contohtransistor-darlington.html
http://alldatasheet.com/datashet-pdf
https://www.futurlec.com/Transistors/BD139.shtml
www.diodes.com/datasheets/ds28002.pdf

Anda mungkin juga menyukai