yang paling mendasar dan menjadi perhatian utama dari setiap pengembangan sumber
daya alam adalah besaran dampak kesejahteraan yang ditimbulkan dari ekstrasi dan
depresiasi sumber daya alam itu sendiri. Kesejahteraan diukur dari manfaat sosial
(social benefit) yang dihasilkan dari sumber daya alam. Pengukuran ini sifatnya
exante sehingga sulit digunakan untuk mengukur kesejahteraan dari kerusakan
lingkungan dan depresiasi sumber daya yang bersifat baik.
Perencanaan pengelolaan sumber daya perikanan yang mempertimbangkan
estimasi dampak relatif dan faktor manusia dan alam pada stok sumber daya yang
akan dikelola. Dengan memperhitungkan seluruh nilai riil yang ada, pada akhirnya
kita dapat mencari solusi yang tepat.
Hal ini disebabkan komoditas yang dihasilkan harus segera dijual untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau mebusuk sebelum laku dijual.
Karakteristik ini mempunyai implikasi yang sangat penting yaitu masyarakat nelayan
sangat peka terhadap fluktuasi harga. Perubahan harga sekecil apapun sangat
mempengaruhi kondisi sosial masyarakat nelayan. Namun demikian dibalik ketiga
persoalan tersebut sebenarnya ada persoalan yang lebih mendasar yaitu persoalan
sosial dalam konteks makro menyangkut ketergantungan sosial (patron client). Karena
faktor kelemahan yang dimiliki sebagian besar nelayan (nelayan kecil dan pendega),
mereka tidak bisa menghindari adanya sistem sosial yang tanpa atau disadari
menjeratnya kedalam lingkaran setan kemiskinan. Sistem sosial ini sudah begitu
melembaga pada masyarakat nelayan. Persoalan inilah yang seharusnya menjadi
fokus perhatian pemerintah dalam melakukan pemberdayaan nelayan dan
pembudidayaan ikan. Semestinya ada instrumen kebijakan yang ampuh secara efektif
mengurangi (kalau tidak dapat menghilangkan) sistem sosial yang tidak
memungkinkan nelayan kecil keluar dari lingkaran kemiskinan. Seperti menciptakan
skenario baru model-model pembiayaan untuk pemberdayaan nelayan dan
pembudidayaan ikan melalui penguatan kelembagaan dan kemampuan bisnis
masyarakat pesisir menjadi sangat mendesak untuk diimplementasikan.
Perikanan tangkap merupakan akivitas ekonomi yang unik bila dibandingkan
dengan aktivitas lain. Hal ini berkaitan dengan kondisi sumber daya ikan dan laut itu
sendiri, yang sering kali common pool resources. Karakteristik ini sering
menimbulakan masalah eksternalitas diantara nelayan sebagai akibat proses produksi
yang interpendent dari setiap individu nelayan, dimana hasil tangkapan dari satu
nelayan akan sangat bergantung dari kondisi sumber daya ikan yang merupakan
fungsi dari eksternalitas berbagai aktivitas non produksi, selain aktivitas produksi
nelayan, seperti kondisi kualitas perairan itu sendiri.
Sumber daya perikanan juga tergolong sumber daya yang dapat pulih tetapi
dibatasi oleh faktor pembatas alami dan faktor pembatas non alami. Faktor pembatas
alami adalah faktor-faktor penghambat ketersediaan ikan dari ekosistem itu sendiri,
seperti ketersediaan makanan, predator, persaingan ruang dan sebagainya. Sedangkan
faktor pembatas non alami adalah faktor-faktor penghambat ketersediaan ikan
disebabkan oleh kegiatan eksploitasi dan pencemaran. Oleh karena adanya faktorfaktor pembatas tersebut maka pengelolaan sumber daya perikanan harus dilakukan
untuk menjaga kelestariaannya.