Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Dan Fungsi Dioda

Dioda adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua elektroda, yakni anoda dan katoda.
Kata dioda adalah sebuah kata majemuk yang berarti dua elektroda, dimana di berarti
dua dan oda yang berarti elektroda. Jadi dioda adalah dua lapisan elektroda N (katoda) dan
lapisan P (anoda), dimana N berarti negatif dan P adalah positif. Dioda merupakan komponen
yang paling sederhana pada keluarga semikonduktor. Bentuk dioda ini sejenis vacuum tube
yang memiliki dua buah elektroda yang terbuat dari bahan semikonduktor.

Fungsi Dioda

Fungsi dioda ini memang unik, yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Fungsi
dioda paling umum adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah
(disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi
panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada
transmisi cairan dimana katup akan terbuka jika ada air yang mengalir dari belakang katup
menuju ke depan, sedangkan katup akan menutup oleh air yang mengalir dari depan menuju
ke belakang. Fungsi dioda yang lainnya adalah sebagai penyearah sinyal tegangan AC menjadi
sinyal DC. Untuk dapat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang Anda bisa
menggunakan sebuah dioda. Namun jika ingin menjadi penyearah gelombang penuh, Anda
harus menggunakan 4 buah dioda yang dirangkai seperti jembatan atau dengan menggunakan
2 buah dioda dengan trafo yang memiliki center tap (CT).

Simbol Dioda

Simbol dioda merupakan anak panah yang di depannya terdapat sebuah garis melintang. Dari
simbol ini, seharusnya sudah mewakili cara kerja dioda itu sendiri. Pada ujung depan anak
panah disebut sebagai Katoda (N = Negatif) dan di belakang anak panah disebut dengan
Anoda (P = Positif)

Kurva Karakteristik Dioda


Anoda dan Katoda

Elektroda adalah bahan konduktor yang memungkinkan arus dapat melewatinya. Hal ini
biasanya terbuat dari logam seperti tembaga, nikel, seng dll, tetapi beberapa elektroda yang
terbuat dari logam non seperti karbon. Elektroda dilengkapi dengan rangkaian sehingga arus
akan lewat melalui itu.

Elektroda dapat berupa anoda atau katoda. Elektroda di mana arus meninggalkan sel dan di
mana oksidasi berlangsung disebut anoda. Hal ini juga disebut elektroda positif. Di sisi lain,
elektroda di mana arus memasuki sel dan reduksi terjadi disebut katoda.

Hal ini juga disebut elektroda negatif. Hal ini berlaku di sebagian besar perangkat listrik
tetapi dalam baterai listrik, anoda adalah yang menjadi negatif dan katoda, positif. Bahkan
ada elektroda yang bipolar yang dapat berfungsi baik sebagai anoda dan katoda. Baterai yang
sederhana terdiri dari tiga bagian utama yaitu anoda, katoda dan elektrolit. Secara tradisional,
elektroda berada di ujung baterai. Ketika alat ini terhubung dengan listrik, reaksi kimia
dimulai di dalam baterai. Elektron menjadi terganggu dan harus mengatur kembali.

Mereka saling tolak dan bergerak menuju katoda yang memiliki elektron lebih sedikit. Ini
menyeimbangkan elektron diseluruh larutan yang disebut elektrolit.

Umumnya arus mengalir dari katoda bila perangkat sedang dipakai tetapi arah arus dibalik
saat perangkat sedang diisi dan katoda mulai berfungsi sebagai anoda sedangkan anoda
menjadi katoda.
Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus
dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi
lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya
(BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat
dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B),
Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat
dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu
pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam
rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio.
Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.
Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic
gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

Cara kerja transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar
junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang
masing-masing bekerja secara berbeda.

Disebut Transistor bipolar karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas
pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik
utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan
lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus
utama tersebut.

Pada transistor bipolar, arus yang mengalir berupa arus lubang (hole) dan arus electron atau
berupa pembawa muatan mayoritas dan minoritas. Transistor dapat berfungsi sebagai penguat
tegangan, penguat arus, penguat daya atau sebagai saklar. Ada 2 jenis transistor yaitu PNP
dan NPN.
Transistor di desain dari pemanfaatan sifat diode, arus menghantar dari diode dapat dikontrol
oleh electron yang ditambahkan pada pertemuan PN diode. Dengan penambahan elekdiode
pengontrol ini, maka diode semi-konduktor dapat dianggap dua buah diode yang mempunyai
electrode bersama pada pertemuan. Junction semacam ini disebut transistor bipolar.

Jenis-jenis transistor

Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:

Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide


Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan
lain-lain
Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated
Circuit) dan lain-lain.
Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor,
Microwave, dan lain-lain
Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain

Kurva Karakteristik Transistor

Daerah aktif adalah daerah dimana penguatan linear terjadi, dalam daerah aktif,
junction emitter-collector di bias mundur sedangkan junction basis-emitter di bias
maju.
Daerah cut-off didefinisikan sebagai daerah dimana arus IC = 0 A, atau Daerah cut-
off terjadi jika junction emitter-collector dan junction basis-emitter di bias mundur.
Daerah saturasi adalah daerah dimana nilai tegangan VCB negatif, Daerah saturasi
adalah daerah dimana junction emitter-collector dan junction basis-emitter di bias
maju.

BJT (Bipolar Junction Transistor)

adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua
diode yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga
terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).

Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan
arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari
penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus
pada basis biasanya dilambangkan dengan atau hFE . biasanya berkisar sekitar 100 untuk
transistor-transisor BJT.

Dibandingkan dengan FET, BJT dapat memberikan penguatan yang jauh lebih besar,
tanggapan frekuensi yang lebih lebar. Pada BJT baik pembawa muatan mayoritas maupun
pembawa muatan minoritas mempunyai peranan yang sama pentingnya.

Transistor BJT adalah piranti semikonduktor tiga terminal yang dibangun dari :

dua material tipe P dan satu material tipe N PNP

dua material tipe N dan satu material tipe P NPN

Doping pada bagian tengah diberikan lebih sedikit dibandingkan dengan bagian luar (sekitar
10:1).

Doping rendah ini mengurangi konduktivitas material dengan membatasi jumlah elektron
bebas.
Istilah bipolar berasal dari kenyataan bahwa elektron dan hole berpartisipasi dalam proses
pembangkitan arus.

NPN ( Negative Positive Negative )

Cara Kerja NPN

Dengan memilih electrode pengontrol dari type P atau type N sebagai electrode persekutuan
antara dua diode, maka dihasilkan transistor jenis PNP dan NPN. Transistor dapat bekerja
apabila diberi tegangan, tujuan pemberian tegangan pada transistor adalah agar transistor
tersebut dapat mencapai suatu kondisi menghantar atau menyumbat. Baik transistor NPN
maupun PNP tegangan antara emitor dan basis adalah forward bias, sedangkan antara basis
dengan kolektor adalah reverse bias.

Forward Bias & Reverse Bias

Dari cara pemberian tegangan muka didapatkan dua kondisi yaitu menghantar dan
menyumbat seperti pada gambar transistor NPN dibawah ini.
Pemberian tegangan pada transistor
Tegangan pada Vcc jauh lebih besar dari tegangan pada Veb. Diode basis-emitor mendapat
forward bias, akibatnya electron mengalir dari emitor ke basis, aliran electron ini disebut arus
emitor (IE). Elektron electron ini tidak mengalir dari kolektor ke basis, tetapi sebaliknya
sebagian besar electron-elektron yang berada pada emitor tertarik ke kolektor, karena
tegangan Vcc jauh lebih besar dari pada tegangan Veb dan mengakibatkan aliran electron
dari emitor menuju kolektor melewati basis. Electron-elektron ini tidak semuanya tertarik ke
kolektor tetapi sebagian kecil menjadi arus basis (IB).

Transistor 2n4401

Struktur dari transistor: NPN

Membatasi kekuasaan Collector disipasi berkelanjutan (Pc): 0.31

Membatasi DC kolektor-basis (Ucb): 60

Membatasi konstan kolektor-emitor tegangan (Uce): 40

Membatasi tegangan konstan emitor-basis (Ueb): 6

Membatasi arus kolektor terus menerus transistor (Ic max): 0.6

Membatasi suhu pn (Tj): 135

Cutoff frekuensi rasio lancar mentransfer (Ft): 250

Kolektor persimpangan kapasitansi (Cc), pF: 7

Statis rasio transfer saat di emitor umum- (Hfe), min/max: 100

Anda mungkin juga menyukai