Oleh:
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami pengertian dasar Multivibrator Astabel IC 556
2. Mampu Membuat rangkaian multivibrator Astabel dari IC 556
3. Mampu menjelaskan cara kerja rangkaian Astabel IC 556
Multivibrator jenis ini rnempunyai output dengan dua kadaan; keadaan "tinggi”
(bila tegangan output sama dengan tegangan-batere, 9 volt), dan keadaan 'rendah'(bila
tegangan output sama dengan 0 volt). Multivibrator astabel atau "free running" tidak
stabil dalam kedua keadaan (karena itu disebut astabel,yang berarti "tidak stabil')
melainkan berubah-ubah dari keadaan yang satu ke keadaan yang lain secara
bergantian dan memberikan output gelombing siku. Jadi alat ini menrupakan osilator
gelombang siku. Disebut juga clock (jam) dan banyak digunakan pada bagian-bagian
komputer.
R1 dan R2 dalam satuan ohm dan C1 dalam satuan farad.Bila R2 jauh lebih besar dari
R1 seperti pada contoh ini maka :
1,4 0,7
f=2𝑥𝑅2𝑥𝐶1 𝐻𝑧= 𝑅2𝑋𝐶1 𝐻𝑧
- IC556 1 buah
- LED 1 buah
- Resistor 10 K Ω 1 buah
- Resistor 1MΩ 1 buah
- Resistor 680Ω 1 buah
- Kapasitor 1 µF 1 buah
- Kapasitor 0,01 µF 1 buah
- Switch 1 buah
- Batere 9 volt 1 buah
- Socket batere 1 buah
- Papan Rangkaian 1 buah
- Kabel Penghubung Secukupnya
1. Temukan kaki 1 dari IC,dengan tanda bulatan atau takik pada salah satu ujung
wadahnya. Tempatkan IC dengan teliti pada papan rangkaian dengan posisi seperti
pada gambar;tekan dengan hati-hati,jangan sampai ada kaki yang bengkok.
2. Sisipkan kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negative,serta antara
soket-soket lain pada papan rangkaian,sesuai dengan gambar rangkaian.
3. Sisipkan R1,R2,R3,C1,dan C2.Usahakan,agar pemasangan kapasitor C1 tidak
keliru;biasanya dekat kutub + terdapat lekukan,sedang dekat kutub – ada gelang
hitam.
4. Sisipkan LED.Jangan lupa,kaki katoda adalah yang terdapat dekat potongan rata
pada alas kotaknya(atau kaki katoda c biasanya lebih pendek dari kaki anoda ).
5. Periksalah rangkaian dengan teliti
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya.Kawat penghubung S1
bertindak sebagai sakelar hidup/mati (on/off).Bila saklar S1 dalam keadaan
on,maka LED akan menyala kira-kira satu kali setiap detik(menunjukan bahwa
astabel bekerja).Apabila tidak demikian,mungkin terdapat sambungan yang salah.
Jika frekuensi yang diperoleh bernilai kecil maka Perioda yang diperoleh akan
bernilai besar. Sebaliknya jika frekuensi yang diperoleh bernilai besar maka Perioda
yang diperoleh akan bernilai kecil karena sesuai dengan rumus perioda yaitu :
1
T=𝑓.
I. Tujuan Percobaan
Diperlukan sebuah resistor luar R1 dan kapasitor C1.Waktu T untuk satu pulsa dapat
dihitung dari :
T=1,1XR1XC1
Dimana T dalam satuan detik,R1 dalam satuan Ohm dan C1 dalam satuan farad.Sebagai
contoh
1. IC556 1 buah
2. LED 1 buah
3. R1 2,2 M Ω 3 buah
4. R2 680Ω 1 buah
5. Kapasitor C1 1 µF 1 buah
6. Kapasitor C2 0,01 µF 1 buah
7. Switch 1 buah
8. Batere 9 volt 1 buah
9. Klip penghubung batere
10. Papan Rangkaian
11. Kawat berisolasi
IV. Gambar Rangkaian
1. Lepaskan R2
2. Ganti R1 dari l0 kΩ menjadi 2,2MΩ
3. Lepaskan kawat penghubung dari kaki 2 dan 6 lalu pasang kawat penghubung
tersebut pada kaki 1 dan 2.
4. Hubungkan kaki 6 trigger dengan jalur positif menggunakan kawat
panjang.Monostable akan menyala (triggered) oleh sisi”negative”(kaki6) dari jalur
positif dan sentuhkan kawat sebentar pada jalur negative,setelah itu kembalikan lagi
segera pada jalur positif.LED akan memancarkan cahaya lebih kurang 2
detik.Selama waktu untuk penyalaan lebih kecil dari waktu pulsa output
monostabel(T),Monostable akan bekerja.
PERCOBAAN
Ganti C1 "dari IµF menjadi 4,7 µF - pulsa output berlangsung lebih kurang l0 detik.
Pada percobaan kali ini kita akan mencoba merangkai rangkaian multivibrator
moonostable menggunakan IC 556. Setalah rangkaian selesai kita akan mencoba
menjalankan rangkaian tersebut dengan melepaskan triger dari jalur negatif (kaki 6)
dan sentuhlah jumper yang menghubungkan kaki 6 ke jalur nrgatif sebentar, setelah
itu kembalikan lagi ke jalur poistif. Hal ini akan membuktikan adanya delay pada saat
LED akan menyala. Saat dihubungkan lagi ke jalur positif LED tidak langsung
menyala dan .akan menyala setelah beberapa detik dihubungkan.
Pada percobaan kali ini menggunakan IC 556. Pada rangkaian ini pemicu atau
triggernya dilakukan manual oleh pin 6 IC 556. Berbeda dengan rangkaian
sebelumnya yaitu rangkaian astabel yang triggernya dilakukan secara otomatis karena
digabung dengan pin 2. Pada rangkaian ini, trigger pada pin 6 tidak digabung dengan
pin 2 sehingga trigger pada rangkaian ini harus dilakukan secara manual.
Diperlukan sebuah resistor luar R1 dan kapasitor C1.Waktu T untuk satu pulsa dapat
dihitung dari :
T=1,1XR1XC1
1.Dik : R1 = 2.2M Ω
C1 = 1 µF
Dit : T dan f ?
Jwb:
T=1,1X2.2M Ω X1 µF
T=2,4 detik.
1
f=𝑇=0,41 Hz
2. Dik : R1 = 2.2M Ω
C1 = 4,7 µF
Dit : T dan f ?
Jwb:
T=1,1X2.2M Ω X4,7 µF
T=11,37 detik.
1
f=𝑇=0,08 Hz
IX. Kesimpulan
I. Tujuan Percobaan
1. IC 4013 B 1 buah
2. LED 1 buah
3. R1 680 Ω 1 buah
4. Switch 2 buah
5. Batere 9 volt 1 buah
6. Klip Penghubung
7. Papan Rangkaian
8. Kawat Berisolasi
IV. Gambar Rangkaian
1. Tentukan kaki 1 dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu ujung
wadahnya.Tusukan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian dengan posisi seperti
Pada gambar ; hati-hati jangan sampai ada kaki yang bengkok atau tersentuh.
2. Sisipkan kabel-kabel penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif serta antar
Soket pada papan rangkaian sesuai dengan gambar.
3. Sisipkan R1dan sakelar S2 ; tempatkan tombol sakelar S2di sebelah kanan.
4. Sisipkan LED,perlu diingat kaki katoda adalah kaki yang diberi tanda dengan
potongan rata (kaki katoda c lebih pendek dari kaki anoda a).
5. Periksalah rangkaian dengan teliti.
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar.Kawat
penghubung S1 merupakan sakelar penyambung dan pemutus hubungan
batere.Pasang S1 pada on.Jika LED tidak menyala,memindahkan tombol S2 ke
kiri,kemudian kembali ke kanan akan membuatnya menyala.(Jika LED tidak juga
menyala,mungkin terdapat hubungan yang salah pada rangkaian).
7. Setiap kali S2 dipindahkan dari kana ke kiri,tegangan pada input trigger (kaki 3)
akan naik dari 0 ke 9 volt dan sisi “positif”(naik) ini akan menyebabkan perubahan
keadaan pada bistabel.Bila output dalam keadaan “tinggi”(LED menyala),akan
berubah ke keadaan “rendah”(LED padam),demikian pula sebaliknya.
Pada percobaan kali ini kita akan mencoba merangkai rankaian bistable dengan
menggunakan IC 4013. Berbeda dengan bistable dengan menggunakan IC 4013
sebelumnya yang memiliki sinyal keluaran menghasilkan 2x dari sinyal triger,
rangkaian kali ini akan memiliki sinyal output 4x dari sinyal masukan atau trigger.
Hal ini disebabkan oleh rangkaian ini bukan hanya menghubungkan output pada kaki
2 dengan input data pada kaki 5, tetapi juga menghubungkan output pada kaki 12
dengan input pada kaki 9 sehingga bisa disebut rangkaian bistable dengan output kaki
13 ini menghasilkan sinyal keluaran 2x dari rangkaian multivibrator bistable dengan
keluaran pada kaki 1.
Multivibrator ini disebut juga dengan flip flop atau latch (penahan) yang
mempunyai dua state. Flip flop merupakan elemen dasar dari rangkaian logika
sekuensial. Output dari flip flop tergantung dari keadaan rangkaian sebelumnya..Pada
saat pertama kali catu daya diberikan pada rangkaian multivibrator bistable diatas,
maka multivibrator diasumsikan berada pada suatu kondisi stabil. “trigger” yang
diperoleh dengan memindahkan sakelar S2 antara kutub negatif (-) dan ke kutub
positif (+) batere (yaitu antara 0 dan 9 volt).Tegangan ini dimasukkan ke dalam input
“trigger” bistabel kedua (kaki 13) dan mengubah keadaan outputnya (dari “rendah”
ke “tinggi” atau sebaliknya).
Dimulai dengan LED padam, berikan empat trigger positif kepada bistabel,
yaitu dengan mengalihkan sakelar S2 ke kiri kemudian ke kanan empat kali. Kita akan
melihat bahwa LED hanya menyala dua kali; artinya output Q pada bistabel menjadi
“tinggi” hanya dua kali. Bistabel ini menghitung setiap input trigger positif yang
kedua. Rangkaian ini adalah rangkaian dibagi dua.
Pada rangkaian ini menggunakan IC 4013 dimana outputnya merupakan pada
pin 13. Pin 1 dihubungkan ke pin 11. Pin 11 merupakan trigger input. Pada rangkaian
ini switch 1 dinyalakan. Lalu pada rangkaian bistabel kedua ini jika switch 2 digeser
ke kanan ke kiri sebanyak 8 kali maka LED yang hidup ada sebanyak 4 kali dan LED
yang padam ada sebanyak 4 kali juga. Rangkaian ini bisa disebut sebagai rangkaian
dibagi empat karena 4 kali LED yang hidup dan 4 kali LED yang padam. Hal ini
berlaku untuk kelipatan selanjutnya. Rangkaian bistabel ini merupakan gabungan dari
rangkaian bistabel pertama dan bistabel kedua. Oleh karena itu bisa mennghasilkan 4
keadaan stabil.
VIII. Kesimpulan