Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PARAKTEK REALISASI PERANCANGAN ELEKTRONIKA 1

Oleh:

Nama : Citra Anggraini


Kelas : 5ELA
NIM : 061640341520

Dosen Pembimbing : Ir. Iskandar Lutfi, MT.


NIP : 196501291991031002

TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI MEKATRONIKA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2019
PERCOBAAN IV

MULTIVIBRATOR ASTABEL ( IC 556 )

I. Tujuan Percobaan
1. Memahami pengertian dasar Multivibrator Astabel IC 556
2. Mampu Membuat rangkaian multivibrator Astabel dari IC 556
3. Mampu menjelaskan cara kerja rangkaian Astabel IC 556

II. Teori Dasar

Multivibrator adalah sebuah sirkuit elektronik yang digunakan untuk bermacam-


macam sistem dua keadaan seperti osilator, pewaktu, dan register. Ini bercirikan dua
peranti penguat (transistor, tabung hampa, op-amp, dll) yang dikopel-silang oleh
jaringan resistor dan kondensator. Bentuk umum adalah tipe takstabil yang
menghasilkan gelombang persegi. Disebut multivibrator karena isyarat kekuasannya
kaya akan harmonik. Multivibrator berasal dari istilah yang digunakan oleh William
Eccles dan F.W. Jordan pada tahun 1919 untuk sirkuit tabung hampa yang dibuatnya.

Multivibrator jenis ini rnempunyai output dengan dua kadaan; keadaan "tinggi”
(bila tegangan output sama dengan tegangan-batere, 9 volt), dan keadaan 'rendah'(bila
tegangan output sama dengan 0 volt). Multivibrator astabel atau "free running" tidak
stabil dalam kedua keadaan (karena itu disebut astabel,yang berarti "tidak stabil')
melainkan berubah-ubah dari keadaan yang satu ke keadaan yang lain secara
bergantian dan memberikan output gelombing siku. Jadi alat ini menrupakan osilator
gelombang siku. Disebut juga clock (jam) dan banyak digunakan pada bagian-bagian
komputer.

Gambar 2.1 Timing Diagram Output Astabel


Multivibrator Astabel tidak memiliki kondisi yang “mantap” jadi akan selalu
berguling dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Disebut sebagai multivibrator astable
apabila kedua tingkat tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator
tersebut adalah quasistable. Disebut quasistable apabila rangkaian multivibrator
membentuk suatu pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat tegangan
keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar.
Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode (T1), yang lamanya ditentukan oleh
komponen-komponen penyusun rangkaian multivibrator tersebut. Rangkaian tersebut
hanya mengubah keadaan tingkat tegangan keluarannya di antara 2 keadaan, masing-
masing keadaan memiliki periode yang tetap. Jika sirkuit dihubungkan (pin 2 dan 6
dihubungkan). Itu akan memicu dirinya sendiri dan bergerak bebas sebagai
multivibrator, rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas dan tidak lagi
memerlukan pemicu.
Multivibrator adalah suatu rangkaian elektronika yang pada waktu tertentu hanya
mempunyai satu dari dua tingkat tegangan keluaran, kecuali selama masa
transisi.Multivibrator astabil merupakan rangkaian penghasil gelombang kotak yang
tidak memiliki keadaan yang mantap dan selalu berguling dari satu kondisi ke kondisi
yang lain (free running).
Dua hambatan luar R1 dan R2 serta kapasitor C1 diperlukan untuk memperoleh
getaran (frekuensi) yang diinginkan dengan perhitungan :
1,4
f=(𝑅1+2𝑋𝑅2)𝐶1 𝐻𝑧

R1 dan R2 dalam satuan ohm dan C1 dalam satuan farad.Bila R2 jauh lebih besar dari
R1 seperti pada contoh ini maka :
1,4 0,7
f=2𝑥𝑅2𝑥𝐶1 𝐻𝑧= 𝑅2𝑋𝐶1 𝐻𝑧

Sebagai contoh : bila R2=1MΩ= 106 Ω dan C1 = 1 µF= 10−6farad


0,7
Maka f= 106 𝑥 10−6 𝐻𝑧=0,7 Hz,lebih kurang 1 gelombang siku setiap detik

III. Alat dan Bahan

- IC556 1 buah
- LED 1 buah
- Resistor 10 K Ω 1 buah
- Resistor 1MΩ 1 buah
- Resistor 680Ω 1 buah
- Kapasitor 1 µF 1 buah
- Kapasitor 0,01 µF 1 buah
- Switch 1 buah
- Batere 9 volt 1 buah
- Socket batere 1 buah
- Papan Rangkaian 1 buah
- Kabel Penghubung Secukupnya

IV. Gambar Rangkaian

Gambar 4.1 Skema Rangkaian

Gambar 4.2 IC 556


V. Cara Pemasangan Komponen

1. Temukan kaki 1 dari IC,dengan tanda bulatan atau takik pada salah satu ujung
wadahnya. Tempatkan IC dengan teliti pada papan rangkaian dengan posisi seperti
pada gambar;tekan dengan hati-hati,jangan sampai ada kaki yang bengkok.
2. Sisipkan kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negative,serta antara
soket-soket lain pada papan rangkaian,sesuai dengan gambar rangkaian.
3. Sisipkan R1,R2,R3,C1,dan C2.Usahakan,agar pemasangan kapasitor C1 tidak
keliru;biasanya dekat kutub + terdapat lekukan,sedang dekat kutub – ada gelang
hitam.
4. Sisipkan LED.Jangan lupa,kaki katoda adalah yang terdapat dekat potongan rata
pada alas kotaknya(atau kaki katoda c biasanya lebih pendek dari kaki anoda ).
5. Periksalah rangkaian dengan teliti
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya.Kawat penghubung S1
bertindak sebagai sakelar hidup/mati (on/off).Bila saklar S1 dalam keadaan
on,maka LED akan menyala kira-kira satu kali setiap detik(menunjukan bahwa
astabel bekerja).Apabila tidak demikian,mungkin terdapat sambungan yang salah.

VI. Gambar Hasil Percobaan


VII. Analisa Rangkaian

Pada percobaan kali ini kita mencoba merangkai rangkaian multivibrator


astable dengan menggunakan IC 556. IC 556 merupakan versi ganda dari timer 555.
dengan kata lain ini tertanam dengan dua timer 555 yang beroperasi secara terpisah.

Rangkaian astable muiltivibrator adalah suatu bagian rangkaian yang bagian


output nya pada satu keadaan atau level, akan tetapi berubah-ubah secara terus-
menerus dari keadaan 0 ke keadaan 1 berulang-ulang. keadaan ini sering disebut
keadaan semi stabil. Disebut sebagai multivibrator astable apabila kedua tingkat
tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah
quasistable. Disebut quasistable apabila rangkaian multivibrator membentuk suatu
pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat tegangan keluaran ke
tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar.
Pada job pertama ini yaitu multivibrator astabel dengan menggunakan IC 556,
dan pada multivibrator ini sendiri memiliki frekuensi dan juga perioda. Frekuensi
merupakan banyaknya gelombang dalam satuan waktu. Sedangkan perioda
merupakan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu gelombang. Jika
Resistansi dan Kapasitansi yang digunakan pada rangkaian kali ini bernilai kecil maka
frekuensi yang diperoleh pada rangkaian kali ini bernilai besar. Sebaliknya jika nilai
Resistansi dan Kapasitansi yang digunakan bernilai besar maka frekuensi yang
diperoleh pada rangkaian kali ini bernilai kecil. Hal ini berbanding terbalik karena
sesuai dengan rumusnya yaitu
1,4
f = (𝑅1+2𝑋𝑅2)𝐶1 .

Jika frekuensi yang diperoleh bernilai kecil maka Perioda yang diperoleh akan
bernilai besar. Sebaliknya jika frekuensi yang diperoleh bernilai besar maka Perioda
yang diperoleh akan bernilai kecil karena sesuai dengan rumus perioda yaitu :
1
T=𝑓.

Rangkaian tersebut hanya mengubah keadaan tingkat tegangan keluarannya di


antara 2 keadaan, masing-masing keadaan memiliki periode yang tetap. Jika sirkuit
dihubungkan (pin 2 dan 6 dihubungkan). Itu akan memicu dirinya sendiri dan bergerak
bebas sebagai multivibrator, rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas
dan tidak lagi memerlukan pemicu.
VIII. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini yaitu :

1. IC LM 556 berfungsi sebagai Astable Multivibrator tergantung pada resistansinya


terhadap kapasitor yang digunakan, lebih besar resistansi yang digunakan, lebih
lama pengisian dan pengosongannya
2. Astable muiltivibrator adalah suatu bagian rangkaian yang bagian output nya pada
satu keadaan atau level, akan tetapi berubah-ubah secara terus-menerus dari
keadaan 0 ke keadaan 1 dan terus berulang-ulang.
3. Jika kaki IC dihubungkan (pin 2 dan 6 dihubungkan), itu akan memicu IC itu
sendiri dan bergerak bebas sebagai multivibrator, rangkaian multivibrator tersebut
akan bekerja secara bebas dan tidak lagi memerlukan pemicu atau triger.
4. Semakin besar nilai RC akan mempengaruhui nilai frekuensi

Perhitungan dari percobaan


1,4
f = (220+2 𝑋 1𝑀)1µF 𝐻𝑧

f = 0,7 Hz lebih kurang 1 gelombang siku setiap detik


1 1
T = 𝑓 = 0,7𝐻𝑧 = 1,42 detik
PERCOBAAN V

MULTIVIBRATOR MONOSTABEL ( IC 556 )

I. Tujuan Percobaan

1. Memahami pengertian dasar Multivibrator Monostabel IC 55


2. Mampu Membuat rangkaian multivibrator Monostabel dari IC 556
3. Mampu menjelaskan cara kerja rangkaian Monostabel IC 556

II. Teori Dasar

Rangkaian Monostabel Multivibrator adalah rangkaian yang memiliki 1 kondisi


stabil dan kondisi yang idak stabil di dalam rangkaian ini. Rangkaian ini disebut dengan
rangkaian multivibrator monostable disebabkan tingkat tegangan output adalah stabil
dan tegangan lainnya adalah quasistable. Rangkaian monostabil multivibrator ini akan
beristirahat ketika tegangan outputnya dalam keadaan stabil

Multivibrator monostabel atau '’one-shot" merupakan suatu multivibrator


yang stabil pada salah satu dari dua keadaan output. Ketika dinyalakan (triggered)
oleh sinyat masuk, tegangan output bergerak dari keadaan "rendah" yang stabil, ke
keadaan "tinggi",yaitu dari tegangan nol volt ke tegangan 9 volt. Kemudian setelah
waktu tertentu akan kembali ke keadaan '”rendah" sampai dipicu ('triggered') kembali.
Perubahan tegangan outputini menghasilkan satu pulsa gelombang siku. IC 556 terdiri
dari dua multivibrator yang terpisah (tetapi mempunyai sambungan tegangan yang
sama), dan masing-rnasing dapat digunakan sebagai multivibrator astabel atau
monostabel. Dengan arus output maksimurn 200 mA, muttivibrator ini dapat
menggerakkan loudspeaker atau menyalakan beberapa LED.

Gambar 1.1 Output Monostabel


Monostable multivibrator merupakan salah satu pengembangan oscliator tipe
relaksasi dengan pemicu (trigerred).Multivibrator monostable memiliki satu kondisi
stabil sehingga sering juga disebut sebagai multibrator one-shot. Saat osilator terpicu
untuk berubah ke suatu kondisi pengoperasian, maka pada waktu singkat akan kembali
ke titik awal pengoperasian. Konstanta waktu dari rangkaian tank circuit RC
menentukan periode waktu perubahan keadaan.Rangkaian memiliki dua kondisi yaitu
kondisi stabil dan kondisi tak stabil. Rangkaian akan rileks pada kondisi stabil saat tidak
ada pulsa. Kondisi tak stabil diawali dengan pulsa pemicu pada masukan. Setelah selang
waktu 0,7 R2C1, rangkaian multivibrator kembali ke kondisi stabil. Rangkaian
monostable multivibrator tidak mengalami perubahan sampai ada pulsa pemicu yang
datang pada jalur input oscilator.

Diperlukan sebuah resistor luar R1 dan kapasitor C1.Waktu T untuk satu pulsa dapat
dihitung dari :

T=1,1XR1XC1

Dimana T dalam satuan detik,R1 dalam satuan Ohm dan C1 dalam satuan farad.Sebagai
contoh

T=1,1 X 2,2 X 106 X 10−6=2,4 detik.

III. Peralatan dan Komponen yang diperlukan

1. IC556 1 buah
2. LED 1 buah
3. R1 2,2 M Ω 3 buah
4. R2 680Ω 1 buah
5. Kapasitor C1 1 µF 1 buah
6. Kapasitor C2 0,01 µF 1 buah
7. Switch 1 buah
8. Batere 9 volt 1 buah
9. Klip penghubung batere
10. Papan Rangkaian
11. Kawat berisolasi
IV. Gambar Rangkaian

Gambar 4.1 Skema Rangkaian

V. Cara Pemasangan Komponen

Gambar 5.1 Cara Pemasangan Komponen pada Protoboard

Adakan beberapa perubahan pada rangkaian astabel :

1. Lepaskan R2
2. Ganti R1 dari l0 kΩ menjadi 2,2MΩ
3. Lepaskan kawat penghubung dari kaki 2 dan 6 lalu pasang kawat penghubung
tersebut pada kaki 1 dan 2.
4. Hubungkan kaki 6 trigger dengan jalur positif menggunakan kawat
panjang.Monostable akan menyala (triggered) oleh sisi”negative”(kaki6) dari jalur
positif dan sentuhkan kawat sebentar pada jalur negative,setelah itu kembalikan lagi
segera pada jalur positif.LED akan memancarkan cahaya lebih kurang 2
detik.Selama waktu untuk penyalaan lebih kecil dari waktu pulsa output
monostabel(T),Monostable akan bekerja.

PERCOBAAN

Ganti C1 "dari IµF menjadi 4,7 µF - pulsa output berlangsung lebih kurang l0 detik.

VI. Gambar Hasil Percobaan

VII. Analisa Rangkaian

Pada percobaan kali ini kita akan mencoba merangkai rangkaian multivibrator
moonostable menggunakan IC 556. Setalah rangkaian selesai kita akan mencoba
menjalankan rangkaian tersebut dengan melepaskan triger dari jalur negatif (kaki 6)
dan sentuhlah jumper yang menghubungkan kaki 6 ke jalur nrgatif sebentar, setelah
itu kembalikan lagi ke jalur poistif. Hal ini akan membuktikan adanya delay pada saat
LED akan menyala. Saat dihubungkan lagi ke jalur positif LED tidak langsung
menyala dan .akan menyala setelah beberapa detik dihubungkan.

Multivibrator monostable memiliki satu kondisi stabil sehingga sering juga


disebut sebagai multibrator one-shot. Saat osilator terpicu untuk berubah ke suatu
kondisi pengoperasian, maka pada waktu singkat akan kembali ke titik awal
pengoperasian. Konstanta waktu dari rangkaian tank circuit RC menentukan periode
waktu perubahan keadaan. Rangkaian memiliki dua kondisi yaitu kondisi stabil dan
kondisi tak stabil. Rangkaian akan rileks pada kondisi stabil saat tidak ada pulsa.
Kondisi tak stabil diawali dengan pulsa pemicu pada masukan. Setelah selang waktu
0,7 R2C1, rangkaian multivibrator kembali ke kondisi stabil.

Multivibrator monostable merupakan salah satu pengembangan osilator tipe


relaksasi dengan pemicu (trigger), Multivibrator monostabil memiliki satu keadaan
stabil. Rangkaian ini tidak akan mengalami perubahan sampai ada pulsa pemicu yang
datang pada jalur input osilator.

Pada percobaan kali ini menggunakan IC 556. Pada rangkaian ini pemicu atau
triggernya dilakukan manual oleh pin 6 IC 556. Berbeda dengan rangkaian
sebelumnya yaitu rangkaian astabel yang triggernya dilakukan secara otomatis karena
digabung dengan pin 2. Pada rangkaian ini, trigger pada pin 6 tidak digabung dengan
pin 2 sehingga trigger pada rangkaian ini harus dilakukan secara manual.

Pada rangkaian ini terdapat frekuensi dan perioda. Frekuensi merupakan


banyaknya gelombang dalam satuan waktu. Sedangkan Perioda merupakan
banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu gelombang. Jika Resistansi
dan Kapasitansi yang digunakan pada rangkaian kali ini bernilai kecil maka perioda
yang diperoleh pada rangkaian kali ini bernilai kecil juga. Sebaliknya jika nilai
Resistansi dan Kapasitansi yang digunakan bernilai besar maka perioda yang
diperoleh pada rangkaian kali ini bernilai besar juga. Jika perioda semakin lama atau
semakin besar maka frekuensi yang dihasilkan yaitu makin kecil. Sedangkan jika
perioda semakin cepat atau semakin kecil maka frekuensi yang dihasilkan yaitu makin
besar.
VIII. Analisa Perhitungan

Diperlukan sebuah resistor luar R1 dan kapasitor C1.Waktu T untuk satu pulsa dapat
dihitung dari :

T=1,1XR1XC1

1.Dik : R1 = 2.2M Ω
C1 = 1 µF
Dit : T dan f ?
Jwb:
T=1,1X2.2M Ω X1 µF
T=2,4 detik.
1
f=𝑇=0,41 Hz

2. Dik : R1 = 2.2M Ω
C1 = 4,7 µF
Dit : T dan f ?
Jwb:
T=1,1X2.2M Ω X4,7 µF
T=11,37 detik.
1
f=𝑇=0,08 Hz

IX. Kesimpulan

1. Pada multivibrator monostable, kondisi one-shoot mempunyai satu state stabil,


dimana ini terjadi jika clock berada pada negative trigger (tergantung jenis IC-nya).
2. Diperlukan sebuah resistor luar R1 dan kapasitor C1. Waktu T untuk satu pulsa
dapat dihitung dari :
T=1,1XR1XC1
3. Nilai Resistor dan Kapasitor berpengaruh dalam periode yang dihasilkan
Multivibrator Monostabel. Semakin besar nilai RC yang digunakan maka semakin
besar pula perioda yang dihasilkan dan semakin kecil frekuensi yang didapat.
Sebaliknya semakin kecil nilai RC yang digunakan maka semakin kecil pula
perioda yang dihasilkan dan semakin besar frekuensi yang didapat.
PERCOBAAN VI

MULTIVIBRATOR RANGKAP BISTABEL (CMOS 4013)

PADA PIN KAKI 13

I. Tujuan Percobaan

1. Memahami pengertian dasar Multivibrator Bistabel IC 4013


2. Mampu Membuat rangkaian multivibrator Bistabel dari IC 4013 pada kaki 13
3. Mampu menjelaskan cara kerja rangkaian Bistabel IC 4013

II. Teori Dasar

Rangkaian Bistabil Multivibrator mempunyai 2 keadaan yang stabil. Rangkaian


ini disebut sebagai rangkaian multivibrator bistable ketika kedua tingkat tegangan
output atau keluaran di yang diproduksi atau di hasilkan oleh rangkaian multivibrator
bistabil tersebut merupakan output stabil dan juga rangkaian ini hanya akan mengubah
kondisi pada tingkat tegangan output pada saat dipicu. Dasar utama dari rangkaian
tersebut adalah komparator yang mempunyai nilai hysterisis, dimana nilai tersebut akan
dibatasi oleh UTP dan juga LTP.

Gambar 1.1 Timing Diagram

Multivibrator bistabel,atau multivibrator yang dapat berubah-ubah (flip-flop)


mempunyai dua keadaan output yang stabil.Tegangan outputnya dapat tetap “tinggi”
atau “rendah”dalam jangka waktu yang lama.Untuk mengubah keadaannya diperlukan
input yang disebut “pemicu”(trigger).Bistabel dapat dihubungkan menjadi alat
penghitung elektronik yang menghitung jumlah “pemicu” input.Output rangkaian
multivibrator bistabil akan lompat ke satu kondisi (flip) saat dipicu dan bergeser
kembali ke kondisi lain (flop) jika dipicu dengan pulsa triger berikutnya. Rangkaian
kemudian menjadi stabil pada suatu kondisi dan tidak akan berubah atau toggle sampai
ada perintah dengan diberi pulsa trigger.Pada saat pertama kali catu daya diberikan pada
rangkaian multivibrator bistable diatas, maka multivibrator diasumsikan berada pada
suatu kondisi stabil.

Pada diagram di atas, baris pertama menunjukkan “trigger” yang diperoleh


dengan memindahkan sakelar S2 antara kutub negatif (-) dan ke kutub positif (+) batere
(yaitu antara 0 dan 9 volt).Tegangan ini dimasukkan ke dalam input “trigger” bistabel
pertama (kaki 3) dan mengubah keadaan outputnya (dari “rendah” ke “tinggi” atau
sebaliknya) pada sisi-sisi positif seperti AB,CD,dan selanjutnya.Baris kedua
memperlihatkan output Q yang dihasilkan (pada kaki 1) bistabel pertama.Output ini
(yang dimasukkan ke input trigger bistabel kedua,yaitu kaki 11) menyebabkan bistabel
kedua mengubah keadaan outputnya (dari “rendah” ke “tinggi” atau sebaliknya) pada
sisi-sisi positif seperti PQ,RS,dan selajutnya.Baris ketiga memperlihatkan output
bistabel kedua (kaki 13) yang dimasukkan ke LED serta menyalakannya pada keadaan
“tinggi”.

III. Peralatan dan Komponen yang diperlukan

1. IC 4013 B 1 buah
2. LED 1 buah
3. R1 680 Ω 1 buah
4. Switch 2 buah
5. Batere 9 volt 1 buah
6. Klip Penghubung
7. Papan Rangkaian
8. Kawat Berisolasi
IV. Gambar Rangkaian

Gambar 4.1 Skema Rangkaian

Gambar 4.2 IC 4013

V. Cara Pemasangan Komponen

1. Tentukan kaki 1 dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu ujung
wadahnya.Tusukan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian dengan posisi seperti
Pada gambar ; hati-hati jangan sampai ada kaki yang bengkok atau tersentuh.
2. Sisipkan kabel-kabel penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif serta antar
Soket pada papan rangkaian sesuai dengan gambar.
3. Sisipkan R1dan sakelar S2 ; tempatkan tombol sakelar S2di sebelah kanan.
4. Sisipkan LED,perlu diingat kaki katoda adalah kaki yang diberi tanda dengan
potongan rata (kaki katoda c lebih pendek dari kaki anoda a).
5. Periksalah rangkaian dengan teliti.
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar.Kawat
penghubung S1 merupakan sakelar penyambung dan pemutus hubungan
batere.Pasang S1 pada on.Jika LED tidak menyala,memindahkan tombol S2 ke
kiri,kemudian kembali ke kanan akan membuatnya menyala.(Jika LED tidak juga
menyala,mungkin terdapat hubungan yang salah pada rangkaian).
7. Setiap kali S2 dipindahkan dari kana ke kiri,tegangan pada input trigger (kaki 3)
akan naik dari 0 ke 9 volt dan sisi “positif”(naik) ini akan menyebabkan perubahan
keadaan pada bistabel.Bila output dalam keadaan “tinggi”(LED menyala),akan
berubah ke keadaan “rendah”(LED padam),demikian pula sebaliknya.

Dimulai dengan LED padam,berikan empat trigger positif kepada bistabel,yaitu


dengan mengalihkan sakelar S2 ke kiri kemudian ke kanaN empat kali.Kita akan melihat
bahwa LED hanya menyala dua kali,artinya output Q pada bistabel menjadi “tinggi”
hanya dua kali.Bistabel ini menghitung setiap input trigger positif yang kedua,alat ini
adalah rangkaian dibagi dua.

VI. Gambar Hasil Percobaan


VII. Analisa Rangkaian

Pada percobaan kali ini kita akan mencoba merangkai rankaian bistable dengan
menggunakan IC 4013. Berbeda dengan bistable dengan menggunakan IC 4013
sebelumnya yang memiliki sinyal keluaran menghasilkan 2x dari sinyal triger,
rangkaian kali ini akan memiliki sinyal output 4x dari sinyal masukan atau trigger.
Hal ini disebabkan oleh rangkaian ini bukan hanya menghubungkan output pada kaki
2 dengan input data pada kaki 5, tetapi juga menghubungkan output pada kaki 12
dengan input pada kaki 9 sehingga bisa disebut rangkaian bistable dengan output kaki
13 ini menghasilkan sinyal keluaran 2x dari rangkaian multivibrator bistable dengan
keluaran pada kaki 1.

Bistable multivibrator mempunyai dua keadaan stabil. Pulsa pemicu masukan


akan menyebabkan rangkaian diasumsikan pada salah satu kondisi stabil. Pulsa kedua
akan menyebabkan terjadinya pergeseran ke kondisi stabil lainnya. Multivibrator tipe
ini hanya akan berubah keadaan jika diberi pulsa pemicu. Multivibrator ini sering
disebut sebagai flip-flop.Ia akan lompat ke satu kondisi (flip) saat dipicu dan bergeser
kembali ke kondisi lain (flop) jika dipicu. Rangkaian kemudian menjadi stabil pada
suatu kondisi dan tidak akan berubah atau toggle sampai ada perintah dengan diberi
pulsa pemicu.

Multivibrator ini disebut juga dengan flip flop atau latch (penahan) yang
mempunyai dua state. Flip flop merupakan elemen dasar dari rangkaian logika
sekuensial. Output dari flip flop tergantung dari keadaan rangkaian sebelumnya..Pada
saat pertama kali catu daya diberikan pada rangkaian multivibrator bistable diatas,
maka multivibrator diasumsikan berada pada suatu kondisi stabil. “trigger” yang
diperoleh dengan memindahkan sakelar S2 antara kutub negatif (-) dan ke kutub
positif (+) batere (yaitu antara 0 dan 9 volt).Tegangan ini dimasukkan ke dalam input
“trigger” bistabel kedua (kaki 13) dan mengubah keadaan outputnya (dari “rendah”
ke “tinggi” atau sebaliknya).

Dimulai dengan LED padam, berikan empat trigger positif kepada bistabel,
yaitu dengan mengalihkan sakelar S2 ke kiri kemudian ke kanan empat kali. Kita akan
melihat bahwa LED hanya menyala dua kali; artinya output Q pada bistabel menjadi
“tinggi” hanya dua kali. Bistabel ini menghitung setiap input trigger positif yang
kedua. Rangkaian ini adalah rangkaian dibagi dua.
Pada rangkaian ini menggunakan IC 4013 dimana outputnya merupakan pada
pin 13. Pin 1 dihubungkan ke pin 11. Pin 11 merupakan trigger input. Pada rangkaian
ini switch 1 dinyalakan. Lalu pada rangkaian bistabel kedua ini jika switch 2 digeser
ke kanan ke kiri sebanyak 8 kali maka LED yang hidup ada sebanyak 4 kali dan LED
yang padam ada sebanyak 4 kali juga. Rangkaian ini bisa disebut sebagai rangkaian
dibagi empat karena 4 kali LED yang hidup dan 4 kali LED yang padam. Hal ini
berlaku untuk kelipatan selanjutnya. Rangkaian bistabel ini merupakan gabungan dari
rangkaian bistabel pertama dan bistabel kedua. Oleh karena itu bisa mennghasilkan 4
keadaan stabil.

VIII. Kesimpulan

1. Multivibrator bistabel mempunyai dua keadaan output yang stabil. Tegangan


outputnya dapat tetap “tinggi” atau “rendah”dalam jangka waktu yang lama. Untuk
mengubah keadaannya diperlukan input yang disebut “pemicu” (trigger).
2. Rangkaian ini menghubungkan kedua outputnya dengan kedua inputnya sehingga
akan menghasilkan 4 keadaan stabil.
3. Rangkaian ini merupakan rangkaian dibagi empat karena memiliki output dimana
terdapat 4 kali LED hidup dan 4 kali LED padam. Rangkaian ini merupakan
gabungan dari bistabel pertama dan kedua (bistable rangkap)

Anda mungkin juga menyukai