Anda di halaman 1dari 13

Rangkaian Elektrik

BAB V
RANGKAIAN TIGA FASA

Rangkaian 3 fasa (Sistem 3 fasa) dalam praktisnya banyak digunakan pada


Pusat pembangkit tenaga listrik (Generator sinkron 3 fasa) di PLTA, PLTU, PLTD,
PLTG, dsb. Digunakan untuk transformator 3 fasa, motor listrik 3 fasa, serta peralatan
control atau pengatur putaran motor dalam bentuk 3 fasa (Elektronika daya).
Rangkaian 3 fasa secara garis besar terdiri dari dua, yaitu :
1. Sumber tegangan 3 fasa
2. Beban listrik 3 fasa

5.1. Sumber Tegangan 3 Fasa


Sumber tegangan 3 fasa (gelombang sinusoida) merupakan sumber tegangan
yang terdiri dari tiga buah sumber tegangan satu fasa yang besarnya sama dan
masing-masing tegangan mempunyai beda fasa 120 derajat.
Contoh sumber tegangan 3 fasa adalah generator sinkron 3 fasa, seperti
diperlihatkan pada gambar 5.1 konsep generator sinkron 3 fasa.

Gambar 5.1. Konsep Generator Sinkron 3 Fasa

Generator sinkron 3 fasa terdiri dari 3 buah belitan yang berbeda fasa 120 derajat,
yaitu :
1. Belitan (P1- N)
2. Belitan (P2- N)
3. Belitan (P3 –N)

P1, P2, P3 adalah ujung belitan, dan N adalah pangkal belitan.

116
Rangkaian Elektrik

Apabila rotor kutub N – S (Kutub magnet utara-selatan) diputar, maka pada masing-
masing belitan akan timbul tegangan terinduksi, sebagai sumber tegangan 3 fasa.

Belitan ( P1 – N), menghasilkan tegangan : v a ( t ) = Vm sin(t )

Belitan ( P2 – N ) menghasilkan tegangan : v b (t ) = Vm sin(t −1200 )

Belitan ( P3 – N ) menghasilkan tegangan v C (t ) = Vm sin(t − 2400 )

Dari persamaan tegangan, terlihat bahwa ketiga tegangan mempunyai amplitudo yang
sama dan masing-masing tegangan berbeda fasa 120 derajat.
Bentuk gelombang sumber tegangan 3 fasa terlihat pada gambar 5.2.

Va Vb Vc
Vm Va

-120

ωt

-120

Vc Vb
-Vm

Gambar 5.2. Gambar Gelombang tegangan 3 Fasa.

Apabila ketiga tegangan ditulis dalam bentuk fasor adalah sebagai berikut :

Va = V  0 0
Vb = V  − 1200
VC = V − 2400

Dalam pemakaiannya sumber tegangan 3 fasa harus dihubungkan dalam


hubungan bintang (Y) atau hubungan delta (Δ)

117
Rangkaian Elektrik

4.1.1 Sumber Tegangan Hubungan (Y)


Sumber tegangan 3 fasa hubungan Y diperlihatkan pada Gambar 5.3. yang
terdiri dari tiga buah sumber tegangan 1 fasa.
VAn A
- +
A
+
VBn VAn
- +
-
B
-
VCn n VBn
- + - +
n C
+ VCn
C B

(a) (b)
Gambar 5.3 Sumber Tegangan 3 Fasa Hubungan Y

Pada Gambar 5.3.(a) Gambar diagram pengawatan sumber tegangan 3 fasa,


sedangkan Gambar 5.3.(b) adalah gambar diagram skematik sumber tegangan
hubungan Y.

1). Tegangan pada Sumber Tegangan hubungan (Y)

VAn = VBn = VCn = Vp


VAB = VBC = VCA = VL
V p : Tegangan fasa
VL : Tegangan antar saluran

VAn = Vp  0 0
VBn = Vp  − 1200
VCn = Vp  − 2400
Besarnya tegangan antar saluran dapat dihitung sebagai berikut :
VAB = VAn + VnB dan VnB = − VBn
VAB = VAn − VBn
= Vp 0 0 − Vp  − 120 0
( ) (
= Vp cos 0 0 + j sin 0 0 − Vp cos ( −120 0 ) + j sin ( −120 0 ) )
(
= Vp − Vp cos120 0 − j sin120 0 )

118
Rangkaian Elektrik

1 3
VAB = Vp + Vp + j Vp
2 2
 1 3 
= Vp 1 + j
 2 2 

VAB = Vp ( 3  30 ) 0

VAB = 3 Vp  30 0 ...... (1)

Dengan cara yang sama, maka akan diperoleh :

VBC = VBn + VnC = VBn − VCn


VBC = Vp ( 3  − 90 ) 0

VBC = 3 Vp  − 90 0 .. ..... (2)

VCA = VCn + VnA = VCn − VAn


VBC = Vp ( 3  − 210 ) 0

VBC = 3 Vp  − 210 0 ..... (3)

Dari persamaan (1), (2) dan (3) diperoleh kesamaan :

VL = 3 Vp
Apabila digambarkan dalam diagram tegangan, diperlihatkan pada Gambar 5.4
sebagai berikut ini.

VAB

VAn = Vp  0 0
Van 0
VBn = Vp  − 1200
-Vcn
VCn = Vp  − 2400
-Vbn
-120

VBC VAB = VAn + ( − VBn )


-120
VBC = VBn + ( − VCn )

Vcn
VCA = VCn + ( − VAn )
-240 Vbn -120

-Van

VCA

Gambar 5.4. Diagram vektor tegangan hubungan Y

119
Rangkaian Elektrik

2). Arus pada Sumber Tegangan hubungan (Y)


Hubungan arus fasa dan arus saluran pada sumber tegangan hubunga Y,
diperlihatkan pada gambar 5.5, terlihat bahwa arus fasa besarnya sama dengan arus
saluran.
A IAA1
A1
InA
+
VAn
- IBB1
B1
-
n VBn
- +
InC
+ VCn
InB
C B ICC1
C1

Gambar 5.5. Hubungan Arus Pada Sumber Tegangan Hubungan Y

Sumber tegangan hubungan Y, besarnya arus fasa sama denga arus saluran, yaitu :

InA = InB = InC = Ip


IAA1 = IBB1 = ICC1 = IL

IL = Ip

Ip : Arus fasa
IL : Arus saluran

4.1.2 Sumber Tegangan Hubungan (Δ)


Sumber tegangan 3 fasa hubungan Δ diperlihatkan pada Gambar 5.6. yang
terdiri dari tiga buah sumber tegangan 1 fasa.
VAB
+ -
A
VAB B
- +
A

VBC - +
- + VCA VBC
B
+ -

VCA
- +
C
C
(a) (b)

Gambar 5.6 Sumber Tegangan Hubungan Δ

120
Rangkaian Elektrik

Pada Gambar 5.6.(a) Gambar diagram pengawatan sumber tegangan 3 fasa,


sedangkan Gambar 5.6.(b) adalah gambar diagram skematik sumber tegangan
hubungan Δ.

1). Tegangan pada Sumber Tegangan Hubungan (Δ)


Hubungan tegangan antar saluran dan tegangan fasa dapat dilihat pada
Gambar 5.7.
Sumber tegangan hubungan Δ, besarnya tegangan fasa dan tegangan antar saluran
adalah sama, yaitu :

VAB = VBC = VCA = Vp


VA1B1 = VB1C1 = VC1A1 = VL

VL = Vp

V p : Tegangan fasa
VL : Tegangan antar saluran

2). Arus pada Sumber Tegangan Hubungan (Δ)


Hubungan arus fasa dan arus saluran pada sumber tegangan hubunga Δ,
diperlihatkan pada gambar 5.7, terlihat bahwa arus fasa besarnya :

A1
IAA1
VAB
+ -
A B1
IA B IBB1
IB
IA = Ip  0 0
- + IB = Ip  − 1200
VCA VBC IC = Ip  − 2400
+ -
IC
ICC1
C1
C
Gambar 5.7 Hubungan Arus Pada Sumber Tegangan Hubungan Δ

Besarnya arus fasa :

IA = IB = IC = Ip
Besarnya arus saluran :

IAA1 = IBB1 = ICC1 = IL


Pada titik hubung (A), berlaku hukum Kirchhoff untuk arus : I = 0
121
Rangkaian Elektrik

− IAA1 − IC + IA = 0
IAA1 = IA − IC
= Ip  0 0 − Ip  − 2400

= Ip − Ip cos(−2400 ) + j sin( −2400 ) 
= Ip − Ip cos 240 0
− j sin 2400 

 1  3  
= Ip − Ip − + j   

 2  2  

1 3
I AA1 = Ip + Ip − j Ip
2 2
3 3 
= Ip  − j
2 2 

2
3
3  2
3 
=   +   Ip  − tan −1 2
2  2  3
2
1
= 3 Ip  − tan −1
3
I AA1 = 3 Ip  − 30 0 .......... (1)

Dengan cara yang sama diperoleh :

IBB1 = IB − IA
IBB1 = 3 Ip  − 1500 .......... .. (2)
ICC1 = IC − IB
ICC1 = 3 Ip  2700 .......... ....(3 )

Dari persamaan (1), (2) dan (3), diperoleh :

IL = 3 Ip

Jadi besarnya arus saluran sama dengan akar tiga kali arus fasa

122
Rangkaian Elektrik

5.2. Beban Listrik 3 Fasa

Beban listrik 3 fasa, terdiri dari konstanta rangkaian (R,L,C) dan digambarkan dalam
bentuk impedansi (Z), untuk beban listrik 3 fasa yang seimbang besarnya impedansi
sama Z1 = Z2 = Z3.
Beban listrik 3 fasa dapat dihubungkan dalam hubungan bintang (Y) atau hubungan
delta (Δ).

5.2.1 Beban Listrik 3 Fasa Hubungan (Y)

Beban listrik 3 fasa hubungan Y, diperlihatkan pada Gambar 5.8 (a) diagram
pengawatan dan Gambar 5.12 (b) diagram skematik.
Z1 A
A

Z2 Z1
B

Z3 Z3
C Z2

C B
(a) (b)

Gambar 5.8 Beban listrik 3 fasa Hubungan (Y)

1. Tegangan pada Beban Listrik Hubungan (Y)

Hubungan tegangan dan arus pada beban listrik 3 fasa hubungan (Y) diperlihatkan
pada Gambar 5.9.

ILA A
A1
+ IpA

Z1 VAB = VAn + ( − VBn )


ILC - VBC = VBn + ( − VCn )
C1 - n
- Z2 VCA = VCn + ( − VAn )
+ Z3 IpB
+
IpC B
C
ILB
B1

Gambar 5.9 Tegangan dan Arus pada Hubungan (Y)

123
Rangkaian Elektrik

Tegangan tiap fasa :

VAn = Vp  0 0
VBn = Vp  − 1200
VCn = Vp  − 2400
VAn = VBn = VCn = Vp
VAB = VBC = VCA = VL

V p : Tegangan fasa
VL : Tegangan antar saluran

Tegangan antar saluran :

VAB = VAn + ( − VBn )


= Vp  0 0 − Vp  − 120 0
VAB = 3 Vp  30 0 .......... ... (1)

VBC = VBn + ( − VCn )


= Vp  − 120 0 − Vp  − 240 0
VBC = 3 Vp  − 90 0 .......... .. (2)
VCA = VCn + ( − VAn )
= Vp  − 2400 − Vp  0 0
VCA = 3 Vp  − 2100 .......... (3)

Dari persamaan (1), (2) dan (3) diperoleh kesamaan :

VL = 3 Vp

2. Arus pada Beban listrik 3 Fasa hubungan (Y)


Besarnya arus fasa dan arus saluran dapat dihitung sebagai berikut :

IpA = IpB = IpC = Ip

ILA = ILB = ILC = IL

Ip : Arus fasa
IL : Arus saluran

Dalam hubungan (Y) besarnya arus saluran sama dengan arus fasa

IL = Ip

124
Rangkaian Elektrik

5.2.2 Beban Listrik 3 Fasa Hubungan (Δ)

Beban listrik 3 fasa hubungan Δ, diperlihatkan pada Gambr 5.10 (a) diagram
pengawatan dan Gambar 5.10 (b) diagram skematik.
A

Z1
A
Z3 Z1
Z2
B

Z3
B
C C
Z2

(a) (b)

Gambar 5.10 Beban listrik 3 fasa Hubungan (Δ)

1. Tegangan pada Beban Listrik Hubungan (Δ)

Hubungan tegangan dan arus pada beban listrik 3 fasa hubungan (Δ) diperlihatkan
pada Gambar 5.11.
A
A1
IAA1 IA
- +
Z3 Z1
C1
ICC1 + -
IC
IB
B
IBB1 C - Z2 +
B1

Gambar 5.11 Tegangan dan Arus pada Hubungan (Δ)

Beban listrik hubungan Δ, besarnya tegangan phasa dan tegangan antar saluran
adalah sama, yaitu :

VAB = VBC = VCA = Vp

VA1B1 = VB1C1 = VC1A1 = VL

VL = Vp

V p : Tegangan fasa
VL : Tegangan antar saluran

125
Rangkaian Elektrik

2. Arus pada Beban Listrik Hubungan (Δ)

Hubungan arus phasa dan arus saluran pada beban listrik hubungan Δ, diperlihatkan
pada gambar 5.11, terlihat bahwa arus phasa besarnya :

IA = Ip  0 0
IB = Ip  − 1200
IC = Ip  − 2400
Besarnya arus fasa :

IA = IB = IC = Ip
Besarnya arus saluran :

IAA1 = IBB1 = ICC1 = IL


Pada titik hubung (A), berlaku hukum Kirchooff untuk arus : I = 0
I AA1 + IC − I A = 0
I AA1 = I A − IC
= Ip  0 0 − Ip  − 240 0
= 3 Ip  − 30 0 .......... . (1)
Dengan cara yang sama diperoleh :

IBB1 = IB − IA
IBB1 = 3 Ip  − 1500 .......... .. (2)
ICC1 = IC − IB
ICC1 = 3 Ip  2700 .......... ....(3 )

Dari persamaan (1), (2) dan (3), diperoleh :

IL = 3 Ip

Jadi besarnya arus saluran sama dengan akar tiga kali arus fasa

5.3. Daya Dalam Rangkaian 3 Fasa

5.3.1 Sumber tegangan 3 fasa dan beban listrik 3 fasa Hubungan (Y)

Sumber tegangan 3 fasa dan beban listrik 3 fasa hubungan Y, diperlihatkan pada
Gambar 5.12.

126
Rangkaian Elektrik

A IL A

+ Ip
+ Vp Z1
VAn
IL -
-
Z2 Z3
n
- VBn
- +
Ip Ip C
C + VCn
B
B IL

Gambar 5.12 Sumber Teganagn dengan Beban Listrik 3 Fsa Hubungan (Y)

Besarnya daya 3 fasa dapat dihitung dari daya 1 fasanya sebagai berikut :

Daya nyata 3 fasa :


P(3 fasa) = 3 x P (1fasa)
P(3 fasa) = 3 Vp Ip cos  watt

Atau dapat ditulis dengan tegangan antar saluran dan arus saluran :
Beban hubungan (Y) :
VL = 3 Vp
IL = Ip
P(3 fasa) = 3 Vp Ip cos 
VL
=3 IL cos 
3
P(3fasa) = 3 VL IL cos  watt

5.3.2. Sumber tegangan 3 Fasa dan Beban Listrik 3 Fasa Hubungan (Δ)

Sumber tegangan 3 fasa dan beban listrik 3 fasa hubungan Δ, diperlihatkan pada
Gambar 5.13

A IL A

+ + Ip
VAn Vp
IL Z3
-
Z1
-
n
- VBn
Ip
- + Ip Z2
C + VCn C
B IL B

Gambar 5.13 Sumber Tegangan dengan Beban Listrik 3 Fasa Hubungan (Δ)

Besarnya daya 3 fasa dapat dihitung dari daya 1 fasanya sebagai berikut :
127
Rangkaian Elektrik

Daya nyata 3 fasa :


P(3 fasa) = 3 x P (1fasa)
P(3 fasa) = 3 Vp Ip cos  watt

Atau dapat ditulis dengan tegangan antar saluran dan arus saluran :

Beban hubungan (Δ) : VL = Vp


IL = 3 Ip
P(3 fasa) = 3 Vp Ip cos 
IL
= 3 VL cos 
3
P(3fasa) = 3 VL IL cos  watt

Dengan cara yang sama untuk beban listrik hubungan (Y), maupun hubungan (Δ),
maka dapat dihitung besarnya daya reaktif dan daya semu.
Daya Reaktif :

Q(3 fasa) = 3 x Q (1fasa)


Q(3 fasa) = 3 Vp Ip sin  VAR
Q(3fasa) = 3 VL IL sin  VAR

Daya Semu :

S(3 fasa) = 3 x S (1fasa)


S(3 fasa) = 3 Vp Ip VA
S(3fasa) = 3 VL IL VA

128

Anda mungkin juga menyukai