Gangguan pada sistem tenaga listrik adalah segala macam kejadian yang menyebabkan
kondisi pada sistem tenaga listrik menjadi abnormal[2]. Salah satu yang menyebabkan
kondisi ini adalah gangguan hubung singkat. Gangguan hubung singkat dibagi menjadi [2] :
1. Gangguan simetris, misalnya 3 fasa ke tanah
2. Gangguan tidak simetris, misalnya : satu fasa ke tanah, hubung singkat dua fasa dan
hubung singkat dua fasa ke tanah.
Vsource
I fault : (2.7)
Zs + ZL + Z f
Dimana,
I fault : Arus gangguan
Vsource : tegangan sistem.
Zs : impedansi peralatan sistem.
ZL : impedansi saluran sistem.
Zf : impedansi gangguan misalnya : busur, tahanan tanah.
Titik di mana konduktor menyentuh tanah selama gangguan biasanya disertai dengan
sebuah busur (arc). Busur ini bersisfat resistif, namun resistansi busur besarnya sangat
beragam. Resistansi gangguan besarnya tergantung resistansi busur serta tahanan tanah ketika
terjadi gangguan ke tanah.
Vsource
I fault : (2.8)
Zs + ZL
Dimana
I fault : Arus gangguan
Vsource : tegangan sistem.
Zs : impedansi peralatan sistem.
ZL : impedansi saluran sistem.
Pada gambar 2.3 di atas jika kita ingin mencari besarnya gangguan pada Ifault, maka sesuai
dengan persamaan besarnya arus gangguan hubung singkat tiga fasa adalah :
Vs
I fault :
Z s1 + Z L + Z s 2
1.2 Gangguan Asimetris
Kebanyakan gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik adalah gangguan tidak
simetris[3]. Pada gangguan ini magnitude dari tegangan serta arus yang mengalir pada setiap
fasa berbeda.
Komponen simetris merupakan metode yang dikembangkan C.L. Fortescue pada
tahun 1918. Metode ini memperlakukan tiga fasa yang tidak seimbang pada sistem tenaga
listrik seolah-olah sistem tersebut seimbang. Metode ini membuktikan bahwa sistem yag
tidak simetris dapat dijabarkan menjadi tiga buah set komponen simetris. Ketiga komponen
itu adalah[2] :
1. Komponen urutan positif.
Komponen ini terdiri dari phasor yang besar magnitudenya sama dimana masing-
masing berbeda sebesar 120o. Komponen ini memiliki fasa yang sama dengan fasa
sistem. Komponen ini biasanya ditulis menggunakan indeks 1
VB = VB1 + VB 2 + VB 0 (2.10)
VC = VC1 + VC 2 + VC 0 (2.11)
I A = I A1 + I A2 + I A0 (2.12)
I B = I B1 + I B 2 + I B 0 (2.13)
I C = I C1 + I C 2 + I C 0 (2.14)
Ketika kita menggunakan komponen simetris pada sistem yang tidak seimbang, operasi
penggeseran phasor adalah sebesar 120o. Operasi ini ekivalen dengan mengalikan phasor
dengan 1∠1200 . Perkalian dengan 1∠1200 akan terjadi berulang-ulang sehingga
diperkenalkan dengan konstanta α. Di mana[2] :
α = 1∠1200 (2.15)
Setiap operasi perkalian dengan α akan merotasi phasor sebesar 120o tanpa merubah besar
magnitudenya. Sehingga :
α = 1∠1200
α2 = 1∠2400
α3 = 1∠3600
fungsi dari α. Misalnya jika komponen positif mempunyai urutan abc, yang berarti fasa akan
memiliki urutan a, b, c sehingga hubungan urutan komponen positif menjadi[2] :
Sedangkan pada komponen urutan negatif berarti memiliki urutan fasa acb, akan mempunyai
hubungan[2] :
VB 2 = α VA2 (2.18)
VC 2 = α 2VA 2 (2.19)
Sedangkan pada komponen urutan nol, persamaan akan sama karena urutan ini sama besar
dan arahnya sehingga[2] :
VB 0 = VA0 (2.20)
VC 0 = VA0 (2.21)
Ketiga komponen yang pada persamaan di atas dapat dijadikan sebuah persamaan menjadi[2]
:
VA = VA1 + VA 2 + VA0 (2.22)
V B = α 2V A1 + α V A 2 + V A 0 (2.23)
VA = 0
IB = 0
IC = 0
Didapatkan :
1
I A0 = ( I A + 0 + 0)
3
1
I A1 =
3
( I A + α (0) + α 2 (0) )
1
I A 2 = ( I A + α 2 (0) + α (0) )
3
1
I A0 = I A1 = I A 2 = I A
3
Pada fasa generator (fasa A misalnya), jika kita mengaplikasikan hukum kirchoff akan
berlaku[2] :
VA1 = V f − I A1Z1
VB = VC
IA = 0
I B = − IC
Sehingga didapat :
1
I A0 = ( 0 − IC + IC )
3
1
I A1 =
3
( 0 + α (− I C ) + α 2 ( I C ) )
1
I A2 = ( 0 + α 2 (− I C ) + α ( I C ) )
3
Dari persamaan di atas :
I A0 = 0
I A1 = − I A2
VA1 = V f − I A1Z1
VA1 = I A1Z2
Sehingga :
Cristof Naek Halomoan _c’q_ Page 7
Vf
I A1 = (2.38)
Z1 + Z 2
.
Gambar 2.6 Gangguan dua fasa ke tanah
I A0 = (a 2 + a ) I A1 + ( a 2 + a ) I A 2
I A0 = − I A1 − I A2
Diketahui bahwa :
VA0 = VA1 = VA2
VA1 = V f − I A1Z1
VA2 = −I A2 Z2
VA0 = −I A0 Z0
Sehingga :
V f − I A1Z1 = − I A 2 Z 2
I A1Z1 − V f
I A2 =
Z2
Serta :
V f − I A1Z1 = − I A0 Z 0
I A1Z1 − V f
I A0 =
Z0
Didapatkan:
I A0 = − I A1 − I A2
I A1Z1 − V f I A1Z1 − V f
= − I A1 −
Z0 Z2
I A1Z1Z 2 − V f Z 2 = − I A1Z 0 Z 2 − ( I A1Z 0 Z1 − V f Z 0 )
I A1Z1Z 2 + I A1Z 0 Z 2 + I A1Z 0 Z1 = V f Z 2 + V f Z 0
V f (Z0 + Z2 )
I A1 =
Z1Z 2 + Z 0 Z 2 + Z 0 Z1
Vf
I A1 =
Z Z
Z1 + 0 2
Z0 + Z2