Anda di halaman 1dari 10

BAB II

WATTMETER AC
1. Pengertian
Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik yang pembacaannya dalam
satuan watt di mana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter. Alat ukur ini
digunakan untuk pengukuran daya pada arus searah maupun bolak balik secara
langsung. Daya yang dipakai pada beban pada saat tgangan beban dan arus beban
dinyatakan sebagai P= V. I dengn V adalah beban dan I adalah arus.
2. Macam-Macam Wattmeter
Jika dilihat dari jenisnya maka wattmeter dibagi menjadi tiga, yaitu:
wattmeter elektrodinamik atau analog, wattmeter induksi, dan wattmeter digital.

A. Wattmeter Elektrodinamik / Analog


Wattmeter elektrodinamik atau elektrodinamometer, instrumen ini cukup
familiar dalam desain dan konstruksi elektrodinamometer tipe ampermeter dan
voltmeter analog. Kedua koilnya dihubungkan dengan sirkuit yang berbeda dalam
pengukuran power. Koil yang tetap atau field coil dihubungkan secara seri dengan
rangkaian, koil bergerak dihubungkan paralel dengan tegangan dan membawa arus
yang proporsional dengan tegangan. Sebuah tahanan non-induktif dihubungkan
secara seri dengan koil bergerak supaya dapat membatasi arus menuju nilai yang
kecil. Karena koil bergerak membawa arus proposional dengan tegangan maka
disebut pressure coil atau voltage coil dari wattmeter.
Wattmeter

elektrodinamik

membutuhkan

sejumlah

daya

untuk

mempertahankan medan magnetnya, tetapi ini biasanya begitu kecil dibandingkan


daya beban sehingga dapat diabaikan.
Error pada wattmeter
1. Error pada akibat hubungan berbeda.
2. Error akibat induktansi kumparan tegangan.

3. Error akibat kapasistansi pada rangkain kumparan tegangan.


4. Error karena medan liar.
5. Error karena arus Eddy

Gambar 2.1 Wattmeter Analog


B. Wattmeter Induksi
Prinsip kerja wattmeter induksi sama dengan prinsip kerja amperemeter
dan voltmeter induksi. Perbedaan antara wattmeter jenis induksi dan wattmeter
dinamometer/ Wattmeter elektrodinamik adalah wattmeter induksi hanya dapat
dipakai dengan suplai listrik bolak balik sedangkan wattmeter jenis dinamometer
dapat dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik atau searah.
Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi yaitu wattmeter induksi
mempunyai skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai peredaman
bagus. Selain itu, alat ukur ini juga bebas dari error akibat frekuensi.
Kelemahannya adalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang
diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan
arus eddy.
Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur wattmeter.
Didalam instrumen ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan
kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan tersebut
berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan.

Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua


kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya
listrik AC.
Daya listrik DC dirumuskan sebagai
P = V.I
Dimana :
P = daya (Watt)
V= tegangan (Volt)
I = arus (Ampere)
Daya listrik AC ada dua macam yaitu daya untuk satu phase dan daya
untuk tiga phase.
Pada sistem satu phase dirumuskan sebagai berikut
P = V.I. cos f
Dimana:
V

= tegangan kerja (Volt)

= arus yang mengalir ke beban (Ampere)

cos f

= faktor daya

Pada sistem tiga phase dirumuskan sebagai


P = 3 V.I cos f
Dimana :
V

= tegangan phase netral (Volt)

= arus yang mengalir ke beban (Ampere)

cos f

= faktor daya

Gambar 2.2 Wattmeter Induksi

C. Wattmeter Digital
Wattmeter elektronik digital modern/energy meter menghasilkan sampel
tegangan dan arus ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang
dikalikan dengan arus adalah true power (daya murni). Daya murni yang dibagi
oleh volt-ampere (VA) nyata adalah power factor. Rangkaian komputer
menggunakan nilai sampel untuk menghitung tegangan RMS, arus RMS, VA,
power (watt), power factor, dan kilowatt-hours (kwh). Model yang sederhana
menampilkan informasi tersebut pada layar display LCD. Model yang lebih
canggih menyimpan informasi tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta dapat
mengirimkannya ke peralatan lapangan atau lokasi pusat.

Gambar 2.3 Wattmeter Digital


Jika dilihat dari jenis fasanya maka wattmeter terbagi menjadi 2 yaitu
wattmeter satu fasa dan wattmeter tiga fasa.
A. Wattmeter satu fasa
Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran daya, wattmeter
tipe Elektrodinamometer dapat dipakai untuk mengukur daya searah (DC) maupun
daya bolak-balik (AC) untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak
terbatas pada gelombang sinus saja. Wattmeter tipe elektrodinamometer terdiri dari
satu pasang kumparan yaitu kumparan tetap yang disebut kumparan arus dan
kumparan berputar yang disebut dengan kumparan tegangan, sedangkan alat
penunjuknya akan berputar melalui suatu sudut, yang berbanding lurus dengan
hasil perkalian dari arus-arus yang melalui kumparan-kumparan tersebut. Gambar
4-3 menunjukkan susunan wattmeter satu fasa.

Gambar 2.4 Wattmeter satu fasa


Arus sesaat didalam kumparan yang berputar (kumparan tegangan) adalah
Ip, besarnya Ip=e/Rp dimana e adalah tegangan sesaat pada jala jala dan Rp
adalah tahanan total kumparan tegangan beserta tahanan serinya. Defleksi
kumparan putar sebanding dengan perkalian Ic dan Ip , defleksi ratarata selama
satu perioda dapat dituliskan :
rata rata K I c I p dt
dimana:
rata-rata = defleksi sudut rata-rata kumparan
K = konstanta instrumen
Ic = arus sesaat dalam kumparan arus
Ip = Arus sesaat di dalam kumparan tegangan
Dengan menganggap sementara Ic sama dengan arus beban I (secara aktual
Ic = Ip + I) dan menggunakan nilai Ip = e/Rp didapatkan :
Menurut definisi, daya rata-rata didalam suatu rangkaian adalah :

Elektrodinamometer yang dihubungkan dalam konfigurasi gambar 4-3


mempunyai defleksi yang sebanding dengan daya ratarata. Jika f dan I adalah
besaran sinus dengan bentuk e = Em sin wt dan I = Im sin (wt + f ) maka
persamaan di atas berubah menjadi :

dimana E dan I menyatakan nilai - nilai rms tegangan dan arus menyatakan
sudut fasa antara tegangan dan arus. Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan
sejumlah daya untuk mempertahankan medan magnetnya, tetapi ini biasanya
sangat kecil dibandingkan daya beban sehingga dapat diabaikan, Jika diperlukan
pembacaan daya yang tepat, arus kumparan harus sama dengan arus beban, dan
kumparan potensial harus dihubungkan diantara terminal beban. Kesulitan dalam
menempatkan sambungan kumparan tegangan diatasi dengan wattmeter yang
terkompensasi. Kumparan arus terdiri dari dua kumparan, masingmasing
mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu kumparan menggunakan kawat
lebih besar yang membawa arus beban ditambah arus untuk kumparan tegangan.
Kumparan lain menggunakan kawat kecil (tipis) dan hanya membawa arus ke
kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan dengan arus didalam kumparan
besar, menyebabkan fluks yang berlawanan dengan fluks utama. Berarti efek I
dihilangkan dan wattmeter menunjukkan daya yang sesuai.
B. Wattmeter tiga fasa
Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak, memerlukan pemakaian
dua atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan
menjumlahkan pembacaan masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema
Blondel menyatakan bahwa daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu
elemen wattmeter dan sejumlah kawat-kawat dalam setiap fasa banyak, dengan
persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat common terhadap semua rangkaian
potensial. Gambar 4-4 menunjukkan sambungan dua wattmeter untuk pengukuran
konsumsi daya oleh sebuah beban tiga fasa yang setimbang yang dihubungkan
secara delta. Kumparan arus wattmeter 1 dihubungkan dalam jaringan A, dan
kumparan tegangan dihubungkan antara (jala-jala, line) A dan C. Kumparan arus
wattmeter 2 dihubungkan dalam jaringan B , dan kumparan tegangannya antara
jaringan B dan C. Daya total yang dipakai oleh beban setimbang tiga fasa sama
dengan penjumlahan aljabar dari kedua pembacaan wattmeter. Diagram fasor
gambar 4-5 menunjukkan tegangan tiga fasa VAC, VCB, VBA dan arus tiga fasa

IAC, ICB dan IBA. Beban yang dihubungkan secara delta dan dihubungkan secara
induktif dan arus fasa ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut .

Gambar 2.5 Konfigurasi wattmeter tiga fasa


Kumparan arus wattmeter 1 membawa arus antara IAA yang merupakan
penjumlahan vektor dan arus-arus fasa IAC dan IAB. Kumparan potensial
wattmeter 1 dihubungkan ke tegangan antara VAC. Dengan cara sama kumparan
arus wattmeter 2 membawa arus antara IBB yang merupakan penjumlahan vektor
dari arus-arus fasa IBA dan IAC, sedang tegangan pada kumparan tegangannya
adalah tegangan antara VBC. Karena beban adalah setimbang, tegangan fasa dan
arus-arus fasa sama besarnya dan dituliskan :
VAC = VBC = V dan IAC = ICB =IBA = I
Daya dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeter adalah:

Persamaan diatas merupakan besarnya daya total dalam sebuah rangkaian


tiga fasa, dan karena itu kedua wattmeter pada gambar secara tepat mengukur daya
total tersebut. Dapat ditunjukkan bahwa penjumlahan aljabar dari pembacaan
kedua wattmeter akan memberikan nilai daya yang benar untuk setiap kondisi yang
tidak setimbang. Jika kawat netral dari system tiga fasa juga tersedia seperti halnya
pada beban yang tersambung dalam hubungan bintang 4 kawat, sesuai dengan
teorema Blondel, diperlukan tiga wattmeter untuk melakukan daya nyata total.

3. Cara Penggunaan dan Pemasangan


Cara menggunakan wattmeter pertama-tama telitilah kedudukan jarum
penunjuknya, jika kedudukannya sudah tepat pada angka 0 berarti wattmeter dalam
kondisi sudah terkalibrasi, artinya wattmeter sudah siap untuk digunakan. Apabila
kedudukan jarum penunjuk belum tepat pada angka 0, maka harus wattmeter harus
dikalibrasi terlebih dahulu dengan cara memutar sekrup pengatur kedudukan jarum.
Dalam mengukur daya pada satu fasa dan tiga fasa pemasangannya akan
berbeda. Untuk pemasangan wattmeter satu fasa dapat dilihat pada gambar 2.
dibawah ini.

Gambar 2.6 Cara pemasangan wattmeter satu fasa


Pemasangan wattmeter untuk tiga fasa seperti gambar 2. berikut.

Gambar 2.7 Cara pemasangan wattmeter tiga fasa

Anda mungkin juga menyukai