LISTRIK DI AMERIKA
Vbn V
V1 V1 Z1 I bB = = − 1 = − I aA
Z1 Z1
n InN
n N
V2 V1 Z1 I nN = −( I aA + I bB ) = 0
b IbB
b B
• Karena tidak ada arus, maka netral dapat dihilangkan dari rangkaian
karena tidak mempengaruhi KVL maupun KCL.
• Apabila garis aA maupun aB bukan konduktor sempurna tetapi
mempunyai impedansi yang sama Z2,arus netral InN tetap 0
• Bila beban tidak sama/ tidak seimbang, maka arus netral 0
SISTEM TIGA FASA wye - wye
a V an = V p 0
Vbn
b
c
V an + Vbn + Vcn = 0
V ab = V an + V nb = V p 0 + V p 60 o
Van
Vna=-Van 1 3
V ab = V p + V p ( + j )
2 2
Vnc=-Vcn 3 1
Vbn V ab = 3V p ( +j )
2 2
V ab = 3V p 30 o
Vbc
VL =
• Magnitude tegangan antar fasa (line voltage) 3V p
Vbn V an − 120 o
Z
p
I bB = = = I aA − 120 o
Zp Zp
p
Z
Van Vbn
n N
Vcn Van 120 o
Vcn Zp I cC = = = I aA 120 o
Zp Zp
C
c
− I nN = I aA + I bB + I cC = 0
• Arus netral = 0
I aA = I L − = I p −
• Arus saluran aA, bB dan cC adalah arus fasa Ip = IL
I bB = I L − − 120 o = I p − − 120 o
I cC = I L − + 120 o = I p − + 120 o
DAYA PADA SISTEM TIGA FASA wye – wye
seimbang
a
b B A
Zp
Zp
Van Vbn
n N
Vcn Zp
C
c
P = 3 Pp
SISTEM TIGA FASA
SISTEM TIGA FASA
SISTEM TIGA FASA
SISTEM TIGA FASA
SISTEM TIGA FASA
SISTEM TIGA FASA
SISTEM PER-UNIT
SISTEM PER-UNIT
SISTEM PER-UNIT
SISTEM PER-UNIT
PENGIRIMAN DAYA SISTEM SATU FASA vs
SISTEM TIGA FASA
• SISTEM 1 FASA 3 KAWAT
• Karena seimbang, maka InN = 0
Arus pada aN :
a A V0 o
=
ZL
I aN
Z1 + Z L
V0 o Z1
Daya yang dikirimkan pada aN :
V 2 cos
n ZN N PaN = VaN I aN cos =
Z1 + Z L
V0 o
Z1
Daya total yang dikirimkan adalah :
b ZL B 2V 2 cos
Ptotal = PaN + PbN = 2 PaN =
Beban Z1 + Z L
PENGIRIMAN DAYA SISTEM SATU FASA vs
SISTEM TIGA FASA
• SISTEM 3 FASA
Karena seimbang, maka In’N’ = 0
Arus pada aN :
V 0 o
a’ A’ V0o
ZL Z3
I a'N ' =
Z3 + Z L
3V 2 cos
Ptotal = Pa ' N ' + Pb ' N ' + Pc ' N ' = 3Pa ' N ' =
Z3 + Z L
PENGIRIMAN DAYA SISTEM SATU FASA vs
SISTEM TIGA FASA
• Untuk Tegangan, faktor daya dan daya yang dikirimkan sama antara sistem 1 fasa
dan sistem 3 fasa
Z3 + Z L 3
=
Z1 + Z L 2
PL = 2 I aN Re( Z L )
2
• Sistem satu fasa : (*)
PL ' = 3 I a ' N ' Re( Z L )
2
• Sistem tiga fasa :
2
2 4
PL ' = 3 I aN Re(Z L ) = I aN Re(Z L )
2 2
(**)
3 3
Dengan tegangan, faktor daya dan daya yang dikirimkan sama, maka
sistem 3 fasa lebih efisien dibanding sistem 1 fasa karena rugi-rugi saluran
lebih kecil.
HUBUNGAN DELTA ()
a a A
b
Zp
A Zp B
b B Zp
Zp
Zp
Zp
c
C
c
C
Salah satu cara menhubungkan beban 3 fasa seimbang.
Sistem 3 kawat, tidak ada netral
Sumber tegangan juga bisa dihubungkan secara delta, tetapi jarang dilakukan
Sumber jarang dihubungkan secara karena jika sumber tidak seimbang
secara sempurna akan menimbulkan arus yang berputar sepanjang
hubungan yang akan menyebabkan panas pada generator.
Bentuk hubungan : Y - , -
HUBUNGAN DELTA ()
• Daya memiliki arti sebagi energi per satuan waktu (Von Meier Alexander, 2006).
• Daya merupakan jumlah energi listrik yang digunakan untuk melakukan usaha di
dalam sistem tenaga listrik.
• Satuan untuk daya listrik umumnya adalah Watt.
• Daya pada suatu sistem tegangan bolak-balik (AC) dikenal dengan tiga macam
yaitu :
➢ Daya aktif (nyata) dengan simbol (P) satuannya adalah Watt (W)
➢ Daya reaktif dengan simbol (Q) satuannya adalah volt ampere reactive
(VAR)
➢ Daya semu dengan simbol (S) satuannya adalah volt ampere (VA)
DAYA AKTIF (P)
• Daya aktif adalah daya rata-rata yang sesuai dengan kekuatan sebenarnya
ditransmisikan atau dikonsumsi oleh beban (Von Meier Aleander, 2006).
• Daya aktif digunakan untuk mengoperasikan beban beban pada pelanggan listrik.
RUMUS :
P = V.I.cos ϴ (1 fasa)
P = V.I.cos ϴ. 𝟑 (3 fasa)
Dimana :
P = Daya aktif (watt)
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
cos ϴ = Faktor daya
DAYA REAKTIF (Q)
• Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan
magnet (Von Meier Aleander, 2006). Dari pembentukan medan magnet maka
akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya
reaktif adalah trasnformator, motor, setrika, penanak nasi dan peralatan listrik
yang memiliki sifat induktif (memiliki komponen berupa lilitan) .
• Daya reaktif yang bertambah akan menyebabkan turunnya faktor daya listrik.
RUMUS :
P = V.I.sin ϴ (1 fasa)
P = V.I.sin ϴ. 𝟑 (3 fasa)
Dimana :
Q = Daya reaktif (VAR)
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
DAYA SEMU (S)
• Daya semu adalah daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri antara
daya aktif dan daya reaktif atau daya yang dikeluarkan sumber AC atau diserap
oleh beban (Von Meier Aleander, 2006).
• Daya semu dihasilkan oleh generator pembangkit yang ditransmisikan ke
pelanggan listrik.
RUMUS :
P = V.I (1 fasa)
P = V.I. 𝟑 (3 fasa)
Dimana :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
ANALOGI DAYA
ANALOGI DAYA
• Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya semu (C.
Sankaran, 2002).
• Faktor daya merupakan nilai cosinus dari sudut pergeseran fasa.
• Nilai faktor daya berkisar 0,0 – 1,0.
• Contoh nilai faktor daya peralatan listrik antara lain :
➢ Mesin las : 0,3 – 0,5
➢ Lampu TL : 0,5 – 0,7
➢ Motor listrik : 0,8 – 0,9
➢ Lampu pijar : 1,0
FAKTOR DAYA UNITY
Memilih
frekuensi
Rangkaian
RLC
VR = IR
Besarnya arus yang melalui resistor sebanding dengan tegangan
yang dihasilkan. Artinya, jika arus yang masuk besar, tegangan
yang dihasilkan juga akan besar. Kondisi ini dikatakan bahwa arus
dan tegangannya sefase.
Diagram fasor
Susunan resistor Grafik sinusoidal antara
antara tegangan
tegangan dan arus
dan arus
ARUS AC PADA RESISTOR
Diagram fasor
Susunan induktor Grafik sinusoidal antara
antara tegangan
tegangan dan arus
dan arus
ARUS AC PADA INDUKTOR
Diagram fasor
Susunan kapasitor Grafik sinusoidal antara
antara tegangan
tegangan dan arus
dan arus
ARUS AC PADA KAPASITOR
VR VL
R L
RANGKAIAN SERI R-L
VR = IR
Impedansi Z = R + XL
2 2
Hukum Ohm I
VL = IX L
V = VR + VL
2 2
Beda Potensial
V = IZ V = I R + XL 2 2
VL XL
Arah fasor tan = tan =
VR R
V V
Kuat arus I= I=
Z R 2 + X L2
Frekuensi resonansi
RANGKAIAN SERI R-C
I VR Jika gabungan seri antara resistor (R) dengan
X (ωt) kapasitor (C) dipasang pada sumber tegangan
bolak-balik, maka tegangan kapasitor 𝑉𝐶
tertinggal oleh arus (I) dengan beda fase 90°,
sedangkan tegangan resistor 𝑉𝑅 mempunyai
VC V fase yang sama dengan arus (I).
VR VC
R C
RANGKAIAN SERI R-C
VR = IR
Impedansi Z = R2 + X C
2
Hukum Ohm I
VC = IX C
V = VR + VC
2 2
Beda Potensial
V = IZ V = I R2 + X C
2
VC XC
Arah fasor tan = − tan = −
VR R
V V
Kuat arus I= I=
Z R 2 + X C2
Frekuensi resonansi
RANGKAIAN SERI L-C
VL
Jika gabungan seri antara induktor (L) dan
V kapasitor (C) dipasang pada sumber tegangan
bolak-balik, maka tegangan induktor 𝑉𝐿
VL - VC
mendahului arus (I) dengan beda fase 90° dan
tegangan kapasitor 𝑉𝐶 tertinggal oleh arus (I)
X (ωt)
I
dengan beda fase 90°.
VC
VL VC
L C
RANGKAIAN SERI L-C
VL = IX L
Hukum Ohm I Impedansi Z = X L − XC
VC = IX C
V = VL − VC
Beda Potensial
V = IZ V = I(X L − XC )
V V
Kuat arus I= I=
Z (X L − XC )
Frekuensi resonansi
RANGKAIAN SERI R-L-C
Ketika gabungan seri antara resistor (R), induktor (L) dan
kapasitor (C) dihubungkan dengan sumber tegangan AC,
maka tegangan resistor 𝑉𝑅 mempunyai fase yang sama
dengan arus (I), tegangan induktor 𝑉𝐿 mendahului arus (I)
dengan beda fase 90°, dan tegangan kapasitor 𝑉𝐶
VL tertinggal oleh arus (I) dengan beda fase 90°.
V
VR VL VC
VL - VC
R L C
X (ωt)
I VR
V
VC
RANGKAIAN SERI R-L-C
VC = IX C
Hukum Ohm I VL = IX L Impedansi Z = R 2 + ( X L − X C )2
VC = IX C
V = VR + (VL − VC ) 2
2
Beda Potensial
V = IZ V = I R 2 + ( X L − X C )2
Arah fasor VL − VC X L − XC
tan = tan =
VR R
Kuat arus V V
I= I=
Z R 2 + ( X L − X C )2
Frekuensi resonansi
RESONANSI PADA RANGKAIAN SERI RLC
• Resonansi adalah suatu gejala yang terjadi pada suatu
rangkaian arus bolak-balik yang mengandung elemen
induktor (L) dan kapasitor (C).
• Terjadinya resonansi pada rangkaian seri RLC jika
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Reaktansi Induktif dan Reaktansi Kapasitif sama
besar (𝑋𝐿 = 𝑋𝑐 )
2. Impedansi = Hambatan resistor (Z=R)
3. Sudut fase = 0
RESONANSI PADA RANGKAIAN SERI RLC
V V
I= =
Kuat arus R 2 + ( X L − X C )2 1
2
1
𝐹𝑟 =
2π 𝐿𝐶
𝐹𝑟 = Frekuensi Resonansi.
L = Induktansi Induktor.
C = Induktasi Kapasitor.
PENERAPAN RESONANSI
Rangkaian osilator
• Rangkaian yang menghasilkan getaran listrik
frekuensi radio untuk memancarkan suara ke
tempat yang jauh.
• Terdiri atas kumparan dengan induktansi (L)
yang dirangkai paralel dengan kapasitor
dengan kapasitas (C).
Rangkaian penala
• Rangkaian berfungsi memilih satu gelombang
radio dari sekian banyak gelombang pada
antena penerima radio.
• Terdiri atas sebuah kumparan dengan
induktansi (L) dan kapasitor variabel dengan
kapasitansi (C) yang dirangkai paralel.
SIFAT RANGKAIAN SERI RLC
Sifat rangkaian tergantung dari besar hambatan yang
dihasilkan oleh induktor dan kapasitor. Berikut merupakan sifat-
sifatnya :
1. Jika 𝑋𝐿 > 𝑋𝑐 maka rangkaian bersifat induktif dan V
mendahului I sebesar ϴ atau arus tertinggal oleh tegangan
dengan beda sudut fase -90°.
2. Jika 𝑋𝐿 < 𝑋𝑐 maka rangkaian bersifat kapasitif dan I
mendahului V sebesar ϴ atau arus mendahului tegangan
dengan beda sudut fase 90°.
3. Jika 𝑋𝐿 = 𝑋𝑐 maka rangkaian bersifat resistif dan V serta I
sefasa atau arus tertinggal oleh tekanan dengan beda
sudut fase.
CONTOH SOAL
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Tentukan arus
maksimum dan sifat rangkaian tersebut!
CONTOH SOAL
2. Rangkaian RLC dihubungkan dengan tegangan arus bolak
balik. Jika induktansi pada rangkaian 10−3 H dan frekuensi
resonansinya 1.000 Hz. Tentukan kapasitansinya dengan
mengasumsikan π2 = 10 !
3. Rangkaian RLC dengan R = 30 ohm, L = 40 mH, dan C = 50
µF dihubungkan dengan sumber listrik. Tentukan frekuensi
resonansi pada rangkaian tersebut !
Terimakasih 😊
PERTEMUAN-2
HUKUM KIRCHOFF
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Mahasiswa mengetahui dasar sistem elektrik
• Mahasiswa mengenal Hukum Kirchoff
• Mahasiswa mengetahui contoh kasus sistem elektrik di dunia nyata
• Mahasiswa mampu menghitung besaran arus pada tiap loop
rangkaian paralel
OUTLINE
• Hukum Kirchoff I dan II
• Contoh soal aplikasi hukum Kirchoff I dan II serta penjelasannya
Review Pertemuan-1
Review Pertemuan-1
Contoh cara menghitung kuat arus listrik dengan hukum ohm:
Sebuah aki yang mempunyai tegangan 12 volt dipakai untuk menyalakan lampu
yang mempunyai hambatan 6 kΩ, berapa kuat arus yang mengalir pada lampu ?
Penyelesaian:
Jadi besar kuat arus listrik yang mengalir pada lampu … ampere.
Review Pertemuan-1
LATIHAN SOAL
Terdapat 4 resistor yang dirangkai seperti gambar berikut:
R1 = 100 Ohm
R2 = 100 Ohm
R3 = 200 Ohm
R4 = 100 Ohm
Berapakah nilai hambatan penggantinya (Rp)?
LATIHAN SOAL
Hukum I Kirchhoff
”Jumlah arus yang masuk ke titik
cabang suatu penghantar sama dengan
jumlah arus yang meninggalkan atau
keluar dari titik cabang penghantar
tersebut”
E −I R =0
Cont.
• Misalnya jika terdapat dua loop pada rangkaian seperti di bawah :
dengan : I1 = I2 + I3
i masuk i2 i keluar
i3
i1
i1 = i2 + i3
Hukum Kirchoff I (Kirchoff’s Current Law (KCL)
Hukum Kirchoff I berlaku untuk Rangkaian Paralel pada suatu resistor, yang
berbunyi:
“jumlah kuat arus yang masuk pada titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus
yang keluar dari titik percabangan tersebut”.
Dimana:
Jika besar kuat arus I = 10 ampere, I1 = I3 = 3 ampere. Hitung besar kuat arus I2
?
Penyelesaian:
Diketahui: I = 10 A
I1 = I 3 = 3 A
Ditanyakan: I2 = ........ ?
Dijawab:
I1 = I 2 + I 3 + I 4
10 = 3 + I2 + 3
10 = 6 + I2
I2 = 4
Jadi besar kuat arus listrik yang mengalir pada I2 adalah 4 ampere.
Contoh soal:
Hitung arus I1, I2 dan I3 pada rangkaian berikut:
Diketahui:
R1 = 10 ohm, R2 = 20 ohm, R3 = 30 Ohm
Vdc = 10,8 V
Ditanya:
arus I1, I2 dan I3 = …?
Penyelesaian:
- Cari Rpengganti dulu
Contoh soal:
Vdc = 10,8 V ; RP = 5,4Ω
IT0TAL = Vdc / Rp
= 10,8V / 5,4Ω
= 2A
I1 = Vdc/R1
= 10,8 V / 10Ω
= 1,04 A
I2 = Vdc/R2
= 10,8 V / 20Ω
= 0,504 A
I3 = Vdc/R3
= 10,8 V / 30Ω
= 0,36 A
Hukum II Kirchhoff
Pada rangkaian tertutup jumlah
aljabar gaya gerak listrik (ggl) sumber
arus sama dengan jumlah aljabar
penurunan beda potensial (hasil
perkalian antara kuat arus dan
hambatan)”
Hukum II Kirchoff
• Kuat arus I yang masuk dalam suatu titik percabangan A
sama dengan arus yang keluar dari titik percabangan B :
• Berlaku:
I A = I B = I1 + I 2 + I3
Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut:
ΣE + Σ(I.R) = 0
Keterangan :
E = ggl sumber arus dalam volt
I = kuat arus dalam ampere
R = hambatan dalam ohm
Jika pada rangkaian hanya ada satu
sumber tegangan maka:
E = I(R+r) Keterangan :
V=I.R
negatif
positif
• Arus yang searah dengan penelusuran
loop dihitung positif, sedangkan yang
berlawanan dengan arah penelusuran
dihitung negatif.
• Jika hasil akhir perhitungan kuat arus
bernilai negatif maka kuat arus yang
sebenarnya merupakan kebalikan dari
arah yang ditetapkan.
Langkah-langkah
I = I 1 + I2
Σ E + Σ I.R = 0
loop I = ABFEA
-E1-E2+I2(R4+R2)-I1(R3+R1+R1+R2) = 0
loop 2= ADCBA
E3 + E2 - I(R5+R3) - I2(R4+R2) = 0
Perhatian:
1. Bila arus sesuai dengan arah lintasan tertutup yang diambil, maka I bertanda
positif (+).
2. Bila arah arus berlawanan dengan arah lintasan tertutup yang diambil, maka I
bertanda negatif (—).
3. Untuk gaya gerak listrik atau gglnya bila arah lintasan dari kutub positif ke kutub
negatif, maka ggl (E) bertanda positif (+).
4. Sedangkan pada saat arah lintasan dari kutub negatif ke kutub positif maka E
bertanda negatif (—).
Ilustrasi Hukum Kirchoff II (Kirchoff’s Voltage Law (KVL)
VSUMBER-(VR1+VR2+VR3)=0
VSUMBER=VR1+VR2+VR3
dimana:
sehingga:
VR1=I.R1 ; VR1 = tegangan jatuh pada beban R1
VR2=I.R3 ; VR2 = tegangan jatuh pada beban R2
VR3=I.R3 ; VR3 = tegangan jatuh pada beban R3
Pada rangkaian seri, arus yang mengalir pada masing-masing beban
Jawab :
Diambil lintasan seperti panah,
VAB + VBC + VCD + VDA = 0
I R1 + I R2 + 0 - E = 0
I ( 2 + 3) - 10 = 0
51 - 10 = 0
I=2A
VAB = I R1
VAB = 2 x 2 = 4 V
CONTOH SOAL 2 (KCL):
2. Diketahui : E1 = 4V ; E2 = 6V ; R1=2 Ω ;R2 = 3 Ω dan R4 = 4 Ω. Gambar seperti di bawah :
Lihat Lintasan II
VBE + VDE + VDC + VCB = 0
I3 R3 + 0 - E2 + I2 R2 = 0
(I1 + I2) R3 + I2 R2 - E2 = 0
I1 R3 + I2 R3 + I2 R2 - E2 = 0
I1 R3 + I2 (R2 + R3) - E2 = 0
I1 + 5I2 = 6 ...................................... (2)
(1) 3I1 + 4I2 = 4I x 1I --> 3I1 + 4I2 = 4
(2) I1 + 5I2 = 6I x 3I --> 3I1 + 15I2 = 18
Ditanya : ---------------------------------------------------- -
I1, I2, dan I3 ? 0 - 11I2 = 14
I2 = -14 : -11 = 1,27 A
Jawab :
Lihat Lintasan I Harga I2 dimasukkan persamaan (2)
VAB + VBE + VEF + VFA = 0 I1 + 5I2 = 6
I R1 + I R2 + 0 - E1 = 0 I1 + 5 (1,27) = 6
I R1 + ( I1 + I2 ) R3 - E1 = 0 I1 + 6,36 = 6
I R1 + I R2 + I R3 - E1 = 0
I1 ( R1 + R3) + I2 R3 - E1 = 0 I1 = -0,36 A
I1 ( 2 + 1 ) + 4 I 2 - 4 = 0
3I1 + 4 I2 = 4 ……………….. (1) Jadi I3 = I1 + I2 = 1,27 - 0,36 = 0,91 A
Contoh Soal
Sebuah rangkaian tertutup seperti gambar berikut ini.
Hitunglah:
a. Kuat arus pada rangkaian
b. Beda potensial antara titik A dan C
Contoh Soal
I
V
+ -
Suatu rangkaian listrik sederhana
Sumber Tegangan
Adalah suatu peralatan yang dapat menghasilkan
medan listrik sehingga dapat menyebabkan muatan
bergerak megelilingi suatu rangkaian, seperti
baterai, aki, dinamo atau generator.
Batterai (A brief history)
Batterai Kaki Katak
• Pada akhir abad ke-18 Luigi Galvani (A
professor of anatomy at the University
of Bologna) menemukan bahwa kaki
katak yang baru dibedah yang digantung
pada cantelan tembaga kejang saat
sarafnya disentuh dengan pisau bedah
dari besi.
• Galvani menyimpulkan bahwa di dalam
tubuh katak ada fluida saraf elektrik dan
menyebabkan otot katak berkontraksi
(Animal Electricity)
Baterai Volta
• Pada tahun 1800 Alessandro Volta (Professor Fisika di University
of Pavia) menemukan bahwa arus terjadi bukan karena kaki
kodoknya, tetapi dihasilkan oleh kedua logam yang berbeda (yaitu
cantelan yang terbuat dari tembaga dan pisau yang terbuat dari
besi) yang berada dalam larutan (dalam hal ini ciaran dalam tubuh
katak).
-----> Metallic Electricity
Elektroda Besi
Elektroda Tembaga
Baterai Modern
Baterai Jam
Rechargable AA batteries
Baterai Mobil (Aki)
Struktur Baterai
Penutup atas logam
Pembungkus plastik
+
Pasta
Elektrolit
elektroda
negatif bawah
Prinsip Kerja Baterai
• Baterai adalah suatu peralatan dimana energi kimia diubah langsung menjadi energi listrik.
Suatu baterai terdiri atas elektroda positif (kotoda) dan elektroda negatif (anoda). Kedua
elektroda tidak berhubungan langsung tetapi sama-sama tercelup ke dalam larutan
elektrolit cair atau padat.
• Setiap elektroda mempunyai tegangan, dan beda tegangan antara kedua elektroda disebut
tegangan terminal baterai.
• Tegangan yang dihasilkan oleh suatu baterai bergantung pada zat kimia yang digunakan di
dalamnya, yang mempunyai potensial elektrokimia yang berbeda. Arus disebabkan oleh
reaksi pelepasan dan penerimaan elektron pada ujung-ujung berbeda dari elektroda.
Pentingnya Sumber Tegangan dalam Rangkaian Listrik
- + +
++
+
E1 +
E1 + +
E1 e
+ I E2 - I E2
- -
I - -
- -
-
Bila dalam kawat terdapat medan Arus menyebabkan muatan Dalam waktu singkat E2 mempunyai
listrik E1 maka elektron akan terkumpul pada ujung-ujung besar yang sama dengan E1 sehingga
bergerak dan terjadi arus (I) kawat, menghasilkan medan medan total Etotal = 0 dan arus
listrik E2 dan menurunkan arus. berhenti mengalir.
Agar pada kawat tetap ada arus, maka muatan yang terkumpul pada ujung-ujung kawat
harus dialirkan. Untuk itu harus ada beda potensial antara ujung-ujung kawat tersebut.
Sesuatu peralatan yang dapat mengalirkan muatan dalam rangkaian disebut sumber
gaya gerak listrik (electromotive force source ) disingkat menjadi ggl (emf).
GGL dan Sumber GGL
V+
W
V-
Aliran Arus
: ggl baterai
Vout = Vab= - Ir
I : hambatan dalam baterai
Vab : tegangan terminal
– Ir = IR
atau
I = / (R + r)
Vout -I r
I= = I=
R R R+r
muatan (Coulomb) dQ
Kuat Arus ( I) = =
waktu (detik) dt
Arah Arah
E
arus elektron
Arah aliran arus
Jika baterai dihubungkan dengan ujung-ujung kawat tembaga, maka elektron dalam
tembaga akan ditarik ke sisi positif, mendapat tambahan energi di dalam baterai,
elektron ke luar dari kutub negatif baterai, kemudian elektron kembali mengalir dalam
kawat menuju kutub positif baterai. Demikian seterusnya sehingga elektron bergerak
mengitari loop terus menerus.
tembaga
Baterai
+
Arah aliran arus
resistor
Arah gerak elektron dalam rangkaian
(ke luar dari kutub positif baterai)
Bateraiku
+
Q
I =
t
Satuan SI untuk arus adalah ampere (A):
1A=1C/1s
After André-Marie Ampère, (1775-1836)
Berapa cepat arus mengalir?
• Dalam sebuah bahan misalnya tembaga, pada 300 K memiliki
jumlah elektron bebas n = 1029 buah setiap meter kubiknya.
• Elektron bebas bergerak sangat acak dan bertumbukan satu sama
lain dengan kecepatan rata-rata v = 106 m/s (satu juta meter tiap
detiknya).
• Waktu antar tumbukan satu dengan yang lainnya yang dialami
sebuah elektron berkisar atara 3x10-14 detik. Sebuah waktu yang
sangat pendek.
• Jika kita memberikan medan listrik pada kawat tembaga misalnya,
maka elektron-elektron sesuai dengan hukum elektrostatik yang
pernah kita bahas, akan mengalami gaya Coulomb sebesar :
F = qe E
Cont.
• Akibatnya elektron akan mengalami percepatan mengikuti
hukum Newton :
F
a=
me
vd = a
• Jika kita substitusikan a dari persamaan (4) dan F dari persamaan
(5), maka dihasilkan :
qe E
vd =
me
Cont.
Cont.
qe E
vd =
me
V
E = = 1 Volt / m
l
Cont.
• Karena massa elektron sekitar 10-30 kg dan muatannya 1,6 x10-19
C, maka jika hitung vd pada kawat tembaga :
( 1 , 6 x 10 -19 ) ( 1 ) -14
vd = -30
( 3 x 10 )
10
= 5x 10 -3 m / s
ρ A
L
Hambatan pada penghantar kawat
ρ.L
R = --------
A
Keterangan :
R = hambatan penghantar (Ω)
ρ = hambatan jenis (Ω.m)
L = panjang penghantar (m)
A = luas penampang penghantar (m²)
Hubungan hambatan dengan kenaikan suhu
ρt = ρo (1 + α.Δ T)
Keterangan :
ρt = hambat jenis zat pada suhu T dalam ohm.m
ρo = hambat jenis zat mula-mula dalam ohm.m
α = koefisien suhu dalam /ºC
ΔT = perubahan suhu dalam ºC
Hubungan hambatan dengan perubahan suhu
Rt = Ro(1 + α.ΔT)
Keterangan :
Rt = hambatan penghantar pada suhu T dalam ohm
Ro = hambatn penghantar semula dalam ohm
α = koefisien suhu dalam /ºC
ΔT = kenaikan suhu dalam ºC
Dalam waktu t elektron menempuh jarak
x = d t
Terdapat n partikel per satuan volume yang
vd
membawa muatan q
Q
• Arus I didefenisikan sebagai: I = nqd A
t
I
• Rapat arus J didefenisikan sebagai: J = = nq d Arus per satuan luas
A Satuan: A/m2
J = nq d Vektor rapat arus
Resistivitas beberapa jenis bahan
Bahan (.m)
Perak 1,47 x 10-8
Tembaga 1,72 x 10-8
Emas 2,44 x 10-8
Baja 20 x 10-8
Grafit 3,5 x 10-5
Silikon 2300
Kaca 1010 - 1014
Teflon > 1013
❑ Resistansi / Hambatan Suatu konduktor seragam
Panjang :l
luas penampang : A
Beda potensial : V = Vb – Va
EV 1
J= =
l
VP - VQ = V = El
V
i = JA = A
V l
E=
l
l
V= I
A
l R disebut hambatan
R (Resistance) dari konduktor
A
lV V Hukum Ohm
R = R=
A I I (dalam bentuk lain)
elektron lintasan
Hambatan adalah ukuran tingkat di mana konduktor menghalangi
aliran arus.
Satuan hambatan adalah Ohm atau ditulis juga
Dalam rangkaian digambar seperti
Hambatan (R)
• Ketika “mengalir” dalam suatu kawat konduktor, elektron
berhadapan/mengalami rintangan dari molekul-molekul dan ion-
ion dalam konduktor tersebut, sehingga mengalami aliran arus
listrik mengalami semacam hambatan.
• Seberapa besar hambatan ini dinyatakan dengan resistansi
(hambatan) yang disimbolkan dengan R. Satuan dari hambatan
dalam SI adalah ohm. Besarnya resistansi suatu bahan atau
konduktor dengan luas penampang A dan panjang l serta hambat-
jenis (resistivitas) adalah : l
l
R=ρ A
A
Resistor (Penghambat Aliran Arus)
Warna pada resistor menunjukkan suatu kode untuk menentukan hambatannya. Dua
warna pertama menunjukkan dua angka pertama dari nilai hambatan. Warna ketiga
menyatakan pengali pangkat sepuluh dari nilai hambatan. Warna terakhir adalah
toleransi dari nilai hambatan. Sebagai contoh, empat warna pada resistor adalah
merah ( = 2 ), hitam ( = 0 ), orange ( = 103 ), dan emas ( = 5% ), sehingga nilai
hambatan adalah 20 x 103 = 20 k dengan toleransi 5% = 1 k.
Energi dan Daya Listrik
Laju dimana muatan Q kehilangan energi potensial saat melewati
resistor adalah
U Q
= V = IV
t t
Sebaliknya, muatan mendapat energi ketika melewati baterai. Karena
laju muatan kehilangan energi sama dengan daya (P) yang dikirim ke
resistor (yang muncul sebagai energi internal), diperoleh
V2
P = IV atau P=I R=2
W = Pt
dV A
dl
• Karena berbentuk silinder volume dari dV adalah :
dV = A dl
• Karena dl adalah jarak yang ditempuh elektron dengan kecepatan
Vd dengan waktu 1 detik maka :
dl = v d 1 = v d
Cont.
• Dengan demikian volume perdetik:
dV = A vd
• Sehingga banyaknya muatan yang mengalir pada dV setiap detik
adalah
I = A vd n qe
• Jika kita substitusikan persamaan persamaan untuk vd, maka
diperoleh
qe2 n
I = AE
me
• Yang berada dalam kurung pada persamaan di atas merupakan
sifat bahan dan sering disebut konduktivitas (), sehingga :
Cont.
I = AE
• karena E=V/l, maka
AV
I=
l
• karena konduktivitas merupakan kebalikan dari resistivitas
(=1/), maka persamaan di atas menjadi
V
I=
l
A
V=IR
ohmic
Keterangan :
V = beda potensial antara ujung-ujung R= tan
penghantar (V)
I = arus listrik yang mengalir (A)
R = hambatan penghantar (Ω) I
Sebuah aki yang mempunyai tegangan 12 volt dipakai untuk menyalakan lampu
yang mempunyai hambatan 60Ω, berapa kuat arus yang mengalir pada lampu ?
Penyelesaian:
Diketahui: V = 12 volt
R = 60Ω
Ditanyakan: I = ........ ?
Dijawab:
I = V / R = 12 / 60
Jadi besar kuat arus listrik yang mengalir pada lampu 0,2 ampere.
Contoh Soal