27/10/2019

ANALISA HUBUNG SINGKAT

PENGETAHUAN DASAR
1. TEGANGAN DAN ARUS DALAM RANGKAIAN 3 FASA

a
Ian
Za’
a’Ed
+ ZR
b b
Ec’o- o - E n
- +’ Z
b’o Ibn ZR
c’ d ZR
Zd +

c
Icn
Diagram hub Generator Y dihubungkan beban Y seimbang

Misal : emf generator Ea’o , Eb’o, Ec’o dalam magnitude dengan beda sudut 1200
misal: tegangan masing2 fasa 100 V maka:
Ea’0 =100 00 V Eb’0 =100 2400 V Ec’0 =100 1200 V

ANALISA HUBUNG SINGKAT

Tegangan terminal generator:

Vao = Ea’o - IanZd
Vbo = Eb’o - IbnZd Vab = Van + Vnb = Van - Vbn
Vco = Ec’o - IcnZd

Sejak o dan n mempunyai potensial sama:

Vao, Vbo dan Vco = Van , Vbn Vcn begitu juga untuk arus

Ec’o Ea’o Van

Ian = =
Zd + ZR ZR
Eb’o Vbn
Ea’o Ibn = =
Z d + ZR ZR
Ec’o Vcn
Icn = =
Zd + ZR ZR

Eb’o

1
 27/10/2019

ANALISA HUBUNG SINGKAT

2.OPERATOR-OPERATOR

• Karena adanya pergeseran fasa pada komponen simetris tegangan dan arus
dalam suatu sistem tiga fasa dengan menunjukan perputaran suatu phasor
dengan 1200
• Bilangan kompleks dengan besar satu dan sudut  adalah sebuah operator
yang memutar phasor yang dikenakannya melalui sudut 
• Huruf a biasanya dipakai untuk menunjukan operator yang menyebabkan
suatu perputaran sebesar 1200
• Operator j dengan rotasi 900 dengan j x j = -1 rotasi 1800

ANALISA HUBUNG SINGKAT

a - a2
3 900

a-1 a 1 - a2
-a2
3 150 0 3 30 0
1 + a + a2 = 0
-1,-a2 1,a2

a2 - 1 1-a
a2 -a 3 -30 0
3 210 0

a = 1 1200 = 1j2/3 =-0,5 + j0,0866

a2 - a
3 -90 0 a2 = 1 2400 = 1j4/3 = -0,5 - j0,0866
a3 = 1 3600 = 1j2 = 1 00 = 1

ANALISA HUBUNG SINGKAT

Diagram phasor tegangan line - line ke tegangan line -

netral
Vcn= aVan 3 Van 300
3 Vcn 300 Vab
Vca
Van= Van 00

Vbn= a2Van
Vbc

3 Vbn 300

Vbn = a2 Van
Va’o = Van - a2 Vbn = Van ( Van(1 - a2)
karena (1 - a2) = 3 30 0
maka : Va’o = 3 Vanj2/3 = 3 Van 300

2
 27/10/2019

ANALISA HUBUNG SINGKAT

3. TRANSFORMASI D - Y.

A B

ZA (YA) ZB (YB)

Zc (YC)

C
ZAB ZCA
YABYCA + YBCYAB + YCAYBC
ZA = YA =
ZAB + ZBC + ZCA YB
ZBC ZAB YABYCA +C YBCYAB + YCAYBC
ZB = YB =
ZAB + ZBC + ZCA YC
ZCA ZBC YABYCA + AYBCYAB + Y CAY BC
ZC =
ZAB + ZBC + ZCA YC =
YAB

ANALISA HUBUNG SINGKAT

TRANSFORMASI Y - D

A ZAB (YAB) B

ZCA (YCA) ZBC (YBC)

C
ZAZB + ZBZC + ZCZA YA YB
ZAB = YAB =
ZC YA + YB + YC
YB YC
ZAZB + ZBZC + ZCZA YBC =
ZBC =
ZA YA + Y B + YC

ZAZB + ZBZC + ZCZA YC YA

ZCA = YCA =
ZB YA + YB + YC

ANALISA HUBUNG SINGKAT

KWANTITAS PER-UNIT
Base KVA1
Base Arus A =
Base tegangan kVL-N

Base tegangan VL-N

Base impedansi  =
Base Arus A
(Base tegangan kVL-N)2 x 1000
Base impedansi  =
Base KVA1

(Base tegangan kVL-N)2

Base impedansi  =
MVA1

Actual impedansi 
Perunit impedansi dari element =
Base impedansi 

3
 27/10/2019

ANALISA HUBUNG SINGKAT

PERUBAHAN BASE DARI KWANTITAS PER UNIT

Actual impedansi  x Base kVA

Per unit impedansi =
(Base tegangan kV)2 x 1000
2
Base kVgiven Base kVA
Per unit Znew = Per-unit Zgiven New

Base kVNew Base KVAgiven

Contoh 1:
Reaktansi Generator X’’ = 0,25 pu nameplate Gen rating 18 kV, 500 MVA dasar
perhitungan 20 kV, 100 MVA tentukan X’’ pada base baru
X’’ = 0,23 (18/20)2 (100/500) = 0,0405 pu atau
X’’ = (0,25 ((18)2/500)/ (202/100) = 0,0405 pu

10

ANALISA HUBUNG SINGKAT

Contoh 2 :
GI
Penyulang

150 kV 20 kV

Trafo tenaga dengan data:

daya = 10 MVA ratio tegangan 150/20 kV reaktansi = 10 %
Perhitungan
impedansi dasar pada trafo (100 %) sisi 20 kV
ZB = 20 kV2/ 10 MVA = 40 Ohm

Reaktansi trafo = 10 %
XT = 10 % x 40 Ohm
= 4 Ohm

11

ANALISA HUBUNG SINGKAT

Contoh 3:
Dasar KVA3 = 30.000 kVA, dasar kVL-L = 120 kV
maka dasar kVA1 = 30.000/3 = 10.000 kVA dan kVL-N = 120/V3 = 69,3 kV
jika beban mempunyai tegangan 108 kV (L-L) dengan daya 18.000 kVA,
kita ingin diperhitungkan dalam perunit maka: (kVL-N= 108/V3 = 62,3 kV)
per-unit tegangan = 108/120 = 62,3/69,2 = 0,90
Per-unit daya = 18.000/30.000= 6.000/10.000 = 0,6

12

4
 27/10/2019

ANALISA HUBUNG SINGKAT

DASAR PERHITUNGAN ARUS DAN IMPEDANSI UNTUK RANGKAIAN 3 FASA

Dasar kVA3
Dasar arus, A =
V3 x dasar tegangan, kVLL

(Dasar tegangan, kVLL/V3)2 x 1000

Dasar impedansi =
Dasar kVA3/3
(Dasar tegangan, kVLL)2 x 1000
Dasar impedansi =
Dasar kVA3

(Dasar tegangan, kVLL)2

Dasar impedansi =
Dasar MVA3

13

MACAM2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA SISTEM TENAGA LISTRIK.

a. Gangguan hubung singkat 3 fase b. Gangguan hubung singkat 2 fase

R R
S S
T T
If3F If2F

c. Gangguan hubung singkat 2 fase- tanah d. Gangguan hubung singkat 1 fase-tanah

R R
S S
T T
If2FT If2FR
If1F-tanah

If2F-ta
nah

If3F = Arus gangguan hubung singkat 3 fase

If2F = Arus gangguan hubung singkat 2 fase
I f1F-tanah = Arus gangguan hubung singkat 1 fase-tanah
I f2F-tanah = Arus gangguan hubung singkat 2 fase-tanah

14

KOMPONEN SIMETRIS

Adalah suatu metode/cara yang dikembangkan oleh charles legeyt

fortesque tahun 1918 dari suatu sistem tak seimbang yang
dapat diuraikan menjadi n buah sistem dengan fasor seimbang
yang dinamakan komponen-komponen simetris (symmetrical
components) dari fasor aslinya. n buah fasor pada setiap
himpunan komponennya adalah sama panjang, dan sudut di antara fasor
yang bersebelahan dalam himpunan itu sama besarnya .

SISTEM TIDAK SIMETRIS AKIBAT DARI:

• Gangguan hubung singkat 1 fasa ketanah, 2 fasa atau 3 fasa melalui

impedansi
• Karena gangguan 1 fasa-tanah, Pengaman hanya satu fasa yang trip,
• Jaringan terbuka

15

5
 27/10/2019

KOMPONEN SIMETRIS
Terdiri dari:
a.Komponen urutan positif (positive sequence components), yang terdiri dari tiga
pasor yang sama besarnya dalam magnitude, dimana masing-masing terpisah satu
dengan lainnya dalam sudut fase 1200 dan mempunyai urutan (squence) fase sama
seperti pasor aslinya.

b. Komponen urutan negatif (negative sequence components), adalah terdiri dari tiga
pasor yang sama besarnya dalam magnitude, dimana masing-masing terpisah satu
dengan lainnya dalam sudut fase 1200 dan mempunyai urutan fase yang
berlawanan dengan pasor aslinya

c. Komponen urutan Nol (Zero sequence components) adalah terdiri dari dari tiga
pasor yang sama besarnya dalam magnitude, dengan pergeseran fase nol (zero)
antara pasor yang satu dengan yang lain.

WYD SN

16

Komponen simetris urutan nol

Komponen urutan ini terdiri dari tiga fasor yang sama

besarnya dan dengan pergeseran fasa nol antara
fasor yang satu dengan yang lain. Gambar dibawah
ini menunjukkan fasor komponen urutan nol dengan
urutan fasa system tenaga listrik abc

17

Fasor urutan nol

Va0=Vb0=Vc0

18

6
 27/10/2019

Analogi V-I

Va0=Vb0=Vc0 = V0
Ia0=Ib0=Ic0 = I0

19

20

PERSAMAAN KOMPONEN SIMETRIS UNTUK TEGANGAN DAN ARUS

1
Va = V0 + V1 + V2 V0 = (Va + Vb + Vc)
3
Vb = V0 + a2V1 + aV2 1
TEGANGAN V1 = (Va + a Vb + a2 Vc)
3
Vc = V0 + aV1 + a2V2
1
V2 = (Va + a2 Vb + a Vc)
3

1
Ia = I0 + I1 + I2 I0 = (Ia + Ib + Ic)
3
2
ARUS Ib = I0 + a I1 + aI2 I1 =
1
(I a + a I b + a2 I c)
3
Ic = I0 + aI1 + a2I2
1
I2 = (Ia + a2 Ib + a Ic)
3

Dimana:
a = 1 1200
a2 =1 2400

21

7
 27/10/2019

PEMBUKTIAN PERSAMAAN DIATAS

TEGANGAN

ARUS

INVERS MATRIK

22

KOMPONEN SIMETRIS DARI VEKTOR TEGANGAN

Uruc tanNol Urutan Positif Urutan Negatif

b
c +
c + +
V0 aV1
a2V2
- - -
- - + a -
+ a V1 + a
- V0 - - V2

V0 a2V1 aV2
+ + +
b b c

aV1
c b a2 V2
V0 (a,b,c)
V1
V2
a
a

2
b a V1 c
aV2

23

CONTOH KOMPONEN SIMETRIS DARI VEKTOR TEGANGAN

24

8
 27/10/2019

CONTOH PHASOR URUTAN KOMPONEN DARI TEGANGAN

25

CONTOH PHASOR URUTAN KOMPONEN DARI TEGANGAN

26

BAGAIMANA JIKA TERJADI GANGGUAN 1 FASE - TANAH

C
B
A

If1F-tanah

RANGKAIAN EQUIVALENT

va

I1 V1
Z1

I2=I1 3Zf
Z2 V2

Ia= I1 Z0 V0

Ia/3

27

9
 27/10/2019

BAGAIMANA DIAGRAM FASOR ARUS PADA GANGGUAN 1 FASE-TANAH

28

BAGAIMANA JIKA TERJADI GANGGUAN 1 FASA - TANAH

MISAL GANGGUAN PADA FASE A

Io 1 1 1 Ia Ia
I1 = 1 1 a a2 0
1
3 = Ia
I2 a2 3
I a 0 Ia

DIPEROLEH:
1
Io = I1 = I2 =Ia
3
3I0 Zf = Vo + V1 + V2 -I0Z0 + (Va – I1Z1) – I2Z2
=

MAKA:
Va
I0 =
Z0 + Z1 + Z2 + 3 Z f
3Va
Ia = 3I0 =
(Z0 + Z1 + Z2 )+ 3 Z f

29

BAGAIMANA JIKA TERJADI GANGGUAN 2 FASA

R
S
T
If2F

RANGKAIAN EQUIVALENT

va
-

I1 V1
Z1
+

Zf

-
I2 Z V2
2

30

10
 27/10/2019

BAGAIMANA JIKA TERJADI GANGGUAN 2 FASA

Io 1 1 1 0 0
1 1
I1 = 1 a a2 -IC DIMANA : Ia = 0 dan Ib = - Ic
3 = -a + a2
I2 3
I a2 a IC -a2 + a

Va
1 1 1 V0
Vb = 0 1 -1 1
Vb - VC = 0 1 -1 a a2 V1
Vc
I a2 a V2

V0

a2-a a-a2 V1
= 0
V2

Vb - VC = (a2 – a)(V1 – V2)

= (a2I1 + aI2)Zf
= (a2 + a)I1 Zf

31

LANJUTAN GANGGUAN 2 FASA

Vb - VC = (a2 – a) (V1 – V2)

= (a2I1 + aI2)Zf
= (a2 – a)I1Zf

(V1 – V2) = I1Zf

Ib = (a2 – a) I1 = -j3I1

Va
I1 =
(Z1 + Z2 )+ Zf

-j3Va
Ib = - Ic =
(Z1 + Z2 )+ Zf

32

BAGAIMANA JIKA TERJADI GANGGUAN 2 FASA- TANAH

Vb = VC = (Ib + Ic) Zf

V0 1 1 1 Va Va + 2V b
1 1
V1 = 1 a a2 Vb
3 = Va + (a + a2)V b
V2 a2 a 3
I Vb Va + (a + a2 )Vb

1
Va = ( Va + 2Vb)
3
1
= {( V0 + V1 + V2) + 2(Ib + Ic)Zf}
3
1
= {( V0 + 2V1) + 2(3I0)Zf}
3
= V1 + 3I0Zf}

DIPEROLEH:
Va
I1 =
Z1 +[ Z2 /(Z 0 + 3Z f)]

33

11
 27/10/2019

BAGAIMANA JIKA TERJADI GANGGUAN 3 FASA

R
S
T
If3F

RANGKAIAN EQUIVALENT

34

BAGAIMANA JIKA TERJADI GANGGUAN 3 FASA

I0 = 0 DAN (Ia + Ib + Ic ) =0

SYMMETRICAL GANGGUAN ADALAH

Va Zf 0 0 Ia
Vb = 0 Zf 0 Ib
Vc 0 0 Zf Ib

URUTAN TEGANGAN:

35

36

12