Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

KOMPONEN SIMETRI
Gangguan yang terjadi pada suatu sistem tenaga listrik 3 fasa sering kali mengakibatkan
ketidakseimbangan pada sistem tersebut. Keadaan tersebut tidak dapat dianalisa dengan
perhitungan-perhitungan biasa/umum, sehingga diperlukan suatu metode khusus, yakni
metode komponen simetri.
Dasar pemikiran :
Suatu sistem 3 fasa yang tidak seimbang dapat diuraikan menjadi 3 buah sistem dengan
fasor-fasor yang seimbang dari fasor-fasor aslinya. Fasor-fasor inilah yang disebut kom
ponen simetri.

Himpunan fasor-fasor seimbang dari suatu sistem 3 fasa yang tidak seimbang
adalah :
1. Komponen urutan positif
Terdiri dari 3 fasor yang sama besarnya, berbeda fasa 1200 satu terhadap yang lain
mempunyai urutan fasa yang sama dengan fasor aslinya.

Vc 1 Va 1

1200

1200 1200

Vb 1

2. Komponen urutan negatif


Terdiri dari 3 fasor yang sama besarnya, berbeda fasa 1200, mempunyai urutan
fasa yang berlawanan dengan fasor aslinya.

Va 2

1200

1200
Vb 2
1200

Vc 2

Page 1 of 13
Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

3. Komponen urutan nol


Terdiri dari 3 fasor yang sama besarnya dan arahnya sama.

Vc 0

Vb 0

Va 0

Bila fasor tidak seimbang dinyatakan dalam komponen simetrinya :


Va = Va 1 + Va 2 + Va 0 ........................................................................ (1-1)
Vb = Vb 1 + Vb 2 + Vb 0 ........................................................................ (1-2)
Vc = Vc 1 + Vc 2 + Vc 0 ........................................................................ (1-3)

Penjumlahan secara vektor komponen simetri untuk mendapatkan 3 fasor tidak


seimbang

Va 0
Va

Va 2

Vc 1
Va 1
Vc

Vc 0
Vb Vc 2

Vb 0

Vb 2 Vb 1

Gmb1

Page 2 of 13
Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

Operator–operator
1. Operator j (1 < 900)
Perkalian operator j menyebabkan perputaran 900 berlawanan arah jarum jam
j x j = j2 = 1 < 1800 = -1
2. Operator a (1 < 1200)
Perkalian operator a menyebabkan perputaran 1200 berlawanan arah jarum jam
a = 1 < 1200 = -0,5 + j 0.866
a2 = 1 < 2400 = - 0,5 – j 0,866
a3 = 1 < 3600 = 1 < 00 = 1

Komponen simetris dari fasor tidak simetris


Dari gambar 1 dan menggunakan operator a, akan diperoleh hubungan komponen simetris
dari fasor tidak simetris sebagai berikut :

Vb1 = a2.Va1 Vc1 = a.Va1


Vb2 = a.Va2 Vc2 = a2.Va2 ...................................................... (1-4)
Vb0 = Va0 Vc0 = Va0

Dengan menghubungkan persamaan (1-1) sampai dengan (1-4) maka diperoleh :


Va = Va1 + Va2 + Va0 .............................................................................. (1-5)
Vb = a2.Va1 + a.Va2 + Va0 .............................................................................. (1-6)
Vc = a.Va1 + a2.Va2 + Va0 ............................................................................... (1-7)

Dalam bentuk matriks :

Va  111  Va0 


Vb  =  2  Va1  ........................................................................................... (1-8)
  1a a   
Vc  1aa 2  Va2
 
111  111 
 2  1  
bila A = 1a a  , maka A-1 = 1a a 2 
3
1aa 2  1a 2 a 
   

Page 3 of 13
Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

Jika persamaan (1-8) dikalikan dengan A-1, maka diperoleh :

Va0  111  Va 


Va  = 1 1a a 2  Vb  ...................................................................................... (1-9)
 1 3    
Va2  1a 2 a  Vc 
 

Jika persamaan (1-9) kita uraikan ;


1
Va0 = (Va + Vb + Vc)
3
1
Va1 = (Va + a Vb + a2 Vc)
3
1
Va2 = (Va + a2 Vb + a Vc)
3

Dengan cara yang sama, untuk persamaan arus :


1
Ia = Ia1 + Ia2 + Ia0 Ia0 = (Ia + Ib + Ic )
3
1
Ib = a2.Ia1 + a.Ia2 + Ia0 Ia1 = (Ia + a.Ib + a2.Ic)
3
1
Ic = a.Ia1 + a2.Ia2 + Ia0 Ia2 = (Ia + a2.Ib + a.Ic )
3

Page 4 of 13
Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

IMPEDANSI URUTAN & JARINGAN URUTAN


Merupakan impedansi yang menyebabkan jatuh tegangan urutan pada komponen simetri
karena adanya arus yang mengalir sesuai dengan urutannya yang kemudian disebut
impedansi urutan.

3 impedansi urutan :
1. Impedansi urutan posistif, yakni impedansi suatu rangkaian, bila hanya mengalir arus
urutan positif saja.
2. Impedansi urutan negatif, yakni impedansi suatu rangkaian, bila hanya mengalir
arus urutan negatif saja.
3. Impedansi urutan nol yakni impedansi suatu rangkaian bila hanya mengalir arus
urutan nol saja.

Impedansi kumparan-kumparan sistem tenaga listrik dapat dikelompokkan :


1. jika diketahui Z saja, maka Z1 = Z2 = Z0
2. Jika diketahui Z1 & Z0, maka Z2 = Z1
3. Jika diketahui Z1, Z2 & Z0, maka Z1 ≠ Z2 ≠ Z0

Pada unsur rangkaian, pada umumnya berlaku :


1. Generator : Z1 = Z2 ≠ Z0
2. Trafo : Z1 = Z2 = Z0
3. Transmisi : Z1 = Z2 ≠ Z0

Rangkaian ekivalen fasa tunggal yang hanya terdiri dari impedansi terhadap salah satu
arus urutan saja disebut sebagai jaringan urutan atau jala-jala urutan tertentu.

3 macam jala-jala urutan :


1. Jala-jala urutan positif, yakni penggambaran sistem tenaga listrik dengan
memperhatikan impedansi urutan positif saja.
2. Jala-jala urutan negatif, yakni penggambaran sistem tenaga listrik dengan
memperhatikan impedansi urutan negatif saja.
3. jala-jala urutan nol, yakni penggambaran sistem tenaga listrik dengan
memperhatikan impedansi urutan nol saja.

Page 5 of 13
Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

Penggambaran jala-jala urutan/jaringan urutan


Masing-masing komponen sistem tenaga listrik yakni Generator, Transmisi, dan Beban,
serta Trafo mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri dalam penggambaran jala-jala
urutannya.

1. GENERATOR

Generator dapat dihubungkan , ,


Penggambaran jala-jala urutan adalah :
Jala-jala urutan posistif (untuk ketiga hubungan diatas)
Rp

-
Eg Va 1
+ Zg 1
a
Ia 1
Va1 = Eg – Ia1 . Zg1

Jala-jala urutan Negatif (untuk ketiga hubungan diatas)


Rp

Va 2
Zg 2
a
Ia 2
Va2 = -Ia2 . Zg2

Jala-jala urutan nol


Rp

= Zg 0

(tidak ada arus yang mengalir ke tanah)

Rp

= Va 0
Zg 0
a
Ia 0
Va0 = -Ia0 . Zg0

Page 6 of 13
Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

Rp

=
3 Zn Va 0
Zg 0
a
Ia 0
Va0 = -Ia0 (3Zn + Zg0)

Ia 0 Arus yang mengalir pada Zn :


a
Ia0 + Ib0 + Ic0
Zg 0 Karena Ia0 = Ib0 = Ic0
Zn Maka I = 3 Ia0
Jatuh tegangan pada Zn

Zg 0 Zg 0
Vzn = 3 Ia0 . Zn
b Ib 0 = Ia0 . 3 Zn
c
Ic 0

2. SALURAN TRANSMISI
Jala-jala urutan positif, negatif, dan nol penggambarannya sama.

Rp

Z1 / Z2 / Z3

Ia 1 / Ia 2 / Ia 0

3. BEBAN (MOTOR)
Jala-jala urutan positif (untuk semua hubungan kumparan)
Rp

-
Va 1
E
+ Z1
a
Ia 1
Va1 = E – Ia1 . Z1

Page 7 of 13
Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

Jala-jala urutan negatif (untuk semua hubungan kumparan)


Rp

Va 2

Z2
a
Ia 2
Va2 = -Ia2 . Z2

Jala-jala urutan nol, dengan hubungan kumparan :


Rp Rp

= Z0 Ia 0 = Z0

Rp Rp

= = 3 Zn
Z0 Z0

4. TRAFO
Jala-jala urutan positif & negatif (untuk semua hubungan kumparan)
Rp

Z1 / Z2

Ia 1 / Ia 2

Jala-jala urutan nol, dengan hubungan kumparan :


Rp Rp

Z0 = Z0
=

Rp Rp
= Z0 = 3 Zn Z0 3 Zn

Rp Rp

= =
Z0 Z0

Rp Rp
= =
Z0 Z0 3 Zn

Page 8 of 13
Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

TRANSFORMATOR TIGA KUMPARAN


Rangkaian ekivalen trafo tiga kumparan

I2
I1
+
+ V2
-
P V1 I3
+
- V3
-

Perbandingan tegangan pada trafo tiga kumparan


V1 N
= 1
V2 N2

V2 N
= 2
V3 N3

V3 N
= 3
V1 N1

Daya kompleks input total


S = V1 I1 + V2 I2 + V3 I3

Gambar jala-jala urutan positif & negatif


P

S
Rp

P=H
T=L
S=M

Page 9 of 13
Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

Gambar jala-jala urutan nol


1. Simbol & Jala-jala urutan nol

ZP 0

ZT 0
T

ZS 0

S
Rp

2. Simbol & Jala-jala urutan nol

P
ZP 0
T
ZT 0

P T S
ZS 0

S
Rp

3. Simbol & Jala-jala urutan nol

P
ZP 0

3 Zn
T
ZT 0
P T S
ZS 0

S
Rp

4. Simbol & Jala-jala urutan nol

ZP 0

ZT 0
T

P T S
3 Zn
S

Rp

Page 10 of 13
Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

Gambarkan jala-jala urutan sistem tenaga listrik berikut :


T1 T2
TR
M

M1

T3
M

M2

XL

Maka akan diperoleh :


1. Jala-jala urutan positif
Z1T1 Z1TR Z1T2

Z1P Z1T Z1XL

Z1S
Z1G Z1M1

Z1M2

+ + +
Eg EM2 EM1
- - -
Rp

2. Jala-jala urutan negatif


Z2T1 Z2TR Z2T2

Z2P Z2T Z2XL

Z2S
Z2G Z2M1

Z2M2

Rp

3. Jala-jala urutan nol


Z0T1 Z0TR Z0T2

Z0P Z0T 3Zn Z0XL


Z0M1
Z0S
ZG0

Z0M2 3Zn

Rp

Page 11 of 13
Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

IMPEDANSI PER UNIT DARI TRAFO TIGA KUMPARAN

Trafo 2 kumparan : rating KVA sama untuk kumparan primer dan sekunder
Trafo 3 kumparan : rating KVA dapat berbeda untuk masing-masing kumparan

Contoh :
Rating sebuah trafo tiga kumparan adalah :
Primer : dihubungkan , 66 KV, 15 MVA

Sekunder : dihubungkan , 13,2 KV, 10 MVA

Tersier : dihubungkan , 2,3 KV, 5 MVA

Pengukuran impedansi trafo 3 kumparan

ZP

ZS ZT

S
T

ZP-S = ZP + ZS …………………………………………………………….. (1)


ZP-T = ZP + ZT …………………………………………………………….. (2)
ZS-T = ZS + ZT …………………………………………………………….. (3)
Jika (1) + (2) + (3), maka :
ZP-S + ZP-T – ZS-T = (ZP + ZS) + (ZP + ZT) – (ZS + ZT)
= 2 ZP
ZP = ½ (ZP-S + ZP-T – ZS-T)
Dengan cara yang sama akan diperoleh :
ZS = ½ (ZP-S + ZS-T – ZP-T)
ZT = ½ (ZP-T + ZS-T – ZP-S)

Catatan :

Perhitungan diatas TIDAK SAMA dengan transformator -

Page 12 of 13
Mata Kuliah AST – Sub Bab Komponen Simetri

P P

ZP

ZPS ZPT
ZS ZT
S
ZST
S
T T

dimana :

Z PS .Z PT
ZP =
Z PS  Z PT  Z ST

Z P .Z S  Z P .Z T  Z S .Z T
ZPS =
ZT

Page 13 of 13

Anda mungkin juga menyukai