Anda di halaman 1dari 29

MAXWELL

BOLTZMANN
Dosen Pengampu: Dr. H. Ahmad Fauzi, M.Si.

Oleh Kelompok 2
Anggota Kelompok

21034041 21034097

Annisa Dewi Anggraini Farahdilla

21034081 21034115

Satifah Rahmania Sally Lerian Edward


Hukum Distribusi Maxwell-Boltzman
Statistik
Klasik

Partikel Identik dapat dibedakan


Jarak partikel penyusunannya sangat jauh sehingga setiap
partikel dapat dibedakan satu terhadap yang lainnya.

Dalam satu keadaan energi dapat diisi oleh lebih dari satu partikel
Tidak menutup kemungkinan bahwa setiap partikel penyusun
gas ideal bergerak dengan energi yang sama. Sehingga ada
kemungkinan keadaan energi yang sama dimiliki oleh beberapa
partikel
Misalkan:
Suatu system terdiri dari tiga buah partikel berbeda, misalnya: A, B dan C. Partikel tersebut tersebar
kedalam tingkat energi pertama yang tergenerasi menjadi 3 keadaan energi (g=3). Kemungkinan
penyusunan partikel yang terjadi sebagai beriku:

State I II III State I II III State I II III

(𝑛1 = 2, 𝑛2 = 0, 𝑛3 = 1)
1. A B C 10. AB - C 19. - C AB

(𝑛1 = 1, 𝑛2 = 1, 𝑛3 = 1)

Makro 2
2. A C B 11. AC - B 20. - B AC
21. - A BC

Makro 1
3. B A C 12. BC - A
4. B C A 13. C AB - 22. C - AB

5. C A B 14. B AB - 23. B - AC

6. C B A 15. A BC - 24. A - BC
(𝑛1 = 2, 𝑛2 = 1, 𝑛3 = 0)

7. AB C - 16. - AB C 25. ABC - -


Makro 2

8. AC B - 17. - AC B 26. - ABC -

9. BC A - 18. - BC A 27. - - ABC


Peluang untuk setiap kejadian
(Peluang statistic Maxwell Boltzmann)
𝑁! 𝑔𝑠𝑛𝑠
𝑊= 𝑔1 𝑛1 𝑔2 𝑛2 … 𝑔𝑖 𝑛𝑖 𝑊 = 𝑁! ෑ
𝑛1 !𝑛2 !𝑛𝑖 ! 𝑛𝑠 !
𝑠
𝜕𝑊 W merupakan perkalian sejumlah
Peluang terbesar 𝑑𝑛 = 0
𝜕𝑛𝑖 𝑖 factor. Untuk mempermudah
perhitungan

𝜕(𝑙𝑛𝑊) 𝑊 → 𝑙𝑛𝑊
𝑑𝑛𝑖 = 0
𝜕𝑛𝑖

𝑛
𝑔𝑖 𝑛𝑖 Rumus Stirling
𝑙𝑛𝑊 = 𝑙𝑛 𝑁! ෑ 1 1
𝑛𝑖 ! ln 𝑁! = 𝑁 + ln 𝑁 − 𝑁 + ln 2𝜋
𝑖=1
2 2
= 𝑙𝑛𝑁! + ∑𝑛𝑖 𝑙𝑛𝑔𝑖 − ∑𝑙𝑛 𝑛𝑖 !
Saat N>>1 → ln 𝑁! = 𝑁𝑙𝑛 𝑁 − 𝑁

Sehingga,
𝑙𝑛𝑊 = 𝑁𝑙𝑛 𝑁 + ∑𝑛𝑖 𝑙𝑛𝑔𝑖 − ∑𝑛𝑖 𝑙𝑛 𝑛𝑖
𝜕(𝑙𝑛𝑊) 𝜕(𝑁𝑙𝑛 𝑁 + ∑∑𝑛𝑖 𝑙𝑛𝑔𝑖 − ∑𝑛𝑖 𝑙𝑛 𝑛𝑖
𝑑𝑛𝑖 = 0 𝑑𝑛𝑖 = 0
𝜕𝑛𝑖 𝜕𝑛𝑖

෍ 𝑙𝑛𝑔𝑖 − 𝑙𝑛 𝑛𝑖 𝑑𝑛𝑖 = 0

Persamaan masih bersifat sangat umum, untuk


menyelesaikan persamaan tersebut kita gunakan
‘’langrange Multipliers” yaitu 𝛼 𝑑𝑎𝑛 𝛽

∑ 𝑙𝑛𝑔𝑖 − 𝑙𝑛 𝑛𝑖 + 𝛼 + 𝛽𝐸𝑖 𝑑𝑛𝑖 = 0


Distribusi sistem-sistem pada
0 keadaan energy yang bervariasi untuk
konfigurasi yang paling mungkin
𝑙𝑛𝑔𝑖 − 𝑙𝑛𝑛𝑖 + 𝛼 + 𝛽𝐸𝑖 = 0

𝑛𝑖 = 𝑔𝑖 𝑒 𝛼+𝛽𝐸𝑖 Distribusi M-B


Munculnya parameter α dan β
• Saat perumusan statistic MB didapat
konfigurasi dengan probabilitas terbesar
yaitu
𝛿 ln 𝑊 + 𝛼𝛿𝑁 + 𝛽𝛿𝑈
• Munculnya dua pengali langrange yaitu 𝛼 dan
𝛽 untuk menentukan syarat batas agara
jumlah sistem dan energy assembli konstan
1. Menentukan Parameter 𝜷
Makna fisis Parameter 𝜷

Telah diketahui jumlah sistem yang menempati


𝑒 𝛼+𝛽𝐸𝑠
kelompok energy dirumuskan 𝑛𝑠 = 𝑔𝑠 dengan energy
rata-rata 𝐸𝑠 , mengandung keadaan sebanyak 𝑔𝑠 .

Secara fisis tidak mungkin ada sistem yang memiliki


energy tak berhingga jika → ∞ maka harus 𝑁𝑠 → 0.
Ini hanya mungkin terpenuhi jika parameter 𝛽 bernilai
negatif
2. Bergantung pada besaran apakah 𝜷
Tinjau dua assembli terisolasi dan berada pada suhu yang sama
T. kesamaan suhu bermakna kedua assembli berada dalam
kesetimbangan normal.

Duah buah assembli terisolasi digabung, setelah membuka masing-


masing satu sisinya. Pada batas dua assembli diijinkan pertukaran
energy tetapi tidak diijinkan pertukaran partikel.
Karena assembli gabungan terisolasi dari lingkungan maka pertukaran energy antara dua assembli
awal tidak mengubah energy total assembli gabungan. Maka didapat beberapa konstrain berikut:

𝑁1 = ෍ 𝑛1𝑠 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑠

𝑁2 = ෍ 𝑛2𝑠 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑠

𝑈 = 𝑈1 + 𝑈2 = ෍ 𝑛1𝑠 𝐸1𝑆 + ෍ 𝑛2𝑠 𝐸2𝑆 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛


𝑠 𝑠
Bentuk diferensialnya:
𝜕𝑁1 = ෍ 𝜕𝑛1𝑠 = 0
𝑠

𝜕𝑁2 = ෍ 𝜕𝑛2𝑠 = 0
𝑠

𝜕𝑈 = ෍ 𝐸1𝑠 𝜕𝑛1𝑠 + ෍ 𝐸2𝑠 𝜕𝑛2𝑠 = 0


𝑠 𝑠
Sebelum digabung, jumlah penyusunan sitem pada keadaan-keadaan
energy masing-masing assembli memenuhi

𝑔1𝑠 𝑛1𝑠
𝑊1 = 𝑁1 ! ෑ
𝑛1𝑠
𝑠
𝑔2𝑠 𝑛2𝑠
𝑊2 = 2! ෑ
𝑛2𝑠
𝑠
Ketika dua assembli digabung, Probabilitas penyusunan sistem-
sistem pada assembli gabungan yaitu

𝑊 = 𝑊1 𝑊2
Atau
𝑙𝑛𝑊 = ln 𝑊1 + ln 𝑊2
Mencari konfigurasi dengan probabilitas maksimum dengan memperhatikan tiga konstrain. Harus
kenal dengan tiga pengali langrange yaitu 𝛼1 , 𝛼2 , 𝑑𝑎𝑛 𝛽. Syarat maksimum memenuhi persamaan

𝜕 ln 𝑊 + 𝛼1 𝛿𝑁1 + 𝛼2 𝛿𝑁2 + 𝛽𝛿𝑈 = 0

berdasarkan persamaan sebelumnya

𝜕𝑙𝑛𝑊1 𝜕𝑙𝑛𝑊2
𝜕 ln 𝑊 + 𝛿𝑙𝑛𝑊1 + 𝛿𝑙𝑛𝑊2 = ෍ 𝛿𝑛1𝑠 + ෍ 𝛿𝑛2𝑠
𝜕𝑛1𝑠 𝜕𝑛2𝑠
𝑠 𝑠
Maka
𝛿 ln 𝑊 + 𝛼1 𝛿𝑁1 + 𝛼2 𝛿𝑁2 + 𝛽𝛿𝑈 = 0

𝜕𝑙𝑛𝑊1 𝜕𝑙𝑛𝑊2
෍ 𝛿𝑛1𝑠 + ෍ 𝛿𝑛2𝑠 + 𝛼1 ෍ 𝛿𝑛1𝑠 + 𝛼2 ෍ 𝛿𝑛2𝑠 + 𝛽 ෍ 𝐸1𝑠 𝛿𝑛1𝑠 + ෍ 𝐸2𝑠 𝛿𝑛2𝑠 = 0
𝜕𝑛1𝑠 𝜕𝑛2𝑠
𝑠 𝑠 𝑠 𝑠 𝑠 𝑠
Disederhanakan menjadi

𝜕𝑙𝑛𝑊1 𝜕𝑙𝑛𝑊2
෍ + 𝛼1 + 𝛽𝐸1𝑠 𝛿𝑛1𝑠 + ෍ + 𝛼2 + 𝛽𝐸2𝑠 𝛿𝑛2𝑠 = 0
𝜕𝑛1𝑠 𝜕𝑛2𝑠
𝑠 𝑠
Agar persamaan tersebut selalu terpenuhi untuk variasi 𝛿𝑛1𝑠 dan 𝛿𝑛2𝑠 berapa
pun, maka suku dalam kurung harus nol, atau

𝜕𝑙𝑛𝑊1
+ 𝛼1 + 𝛽𝐸1𝑠 = 0
𝜕𝑛1𝑠
𝜕𝑙𝑛𝑊2
+ 𝛼2 + 𝛽𝐸2𝑠 = 0
𝜕𝑛2𝑠
Persamaan tersebut mengandung 𝛽 yang sama

Ini mengisyaratkan bahwa jika 𝛽 merupakan fungsi parameter termodinamika


maka parameter yang menentukan 𝛽 haruslah yang tidak berubah sebelum
dan sesudah dua assembli digabung. Parameter tersebut hanya suhu. Karena
sebelum dan sesudah dua asemmbli digabung suhunya sama. Jadi jika
disimpulkan bahwa 𝛽 hanya merupakan fungsi suhu, atau

𝛽 = 𝛽(T)
Bagaimana nilai, 𝜶 𝒅𝒂𝒏 𝜷?
Menentukan nilai 𝜷 Dari energi rata-rata

3 Jumlah partikel yang berada antara E 𝐸 + 𝑑𝐸


𝐸ത = 𝑘𝑇
2

𝑛𝑖 = 𝑔𝑖 𝑒 𝛼+𝛽𝐸𝑖 𝑛(𝐸) 𝑑𝐸= 𝑔(𝐸) 𝑒 𝛼+𝛽𝐸 𝑑𝐸



‫׬‬0 𝐸 𝑛(𝐸) 𝑑𝐸
𝐸ത = ∞ 𝑘𝑇
‫׬‬0 𝑛(𝐸) 𝑑𝐸
3 1
2𝜋𝑉 2𝑚 2 𝐸 2 𝑑𝐸
𝑛(𝐸) 𝑑𝐸 = 𝑒 𝛼+𝛽𝐸
ℎ3
∞ 3 1
‫׬‬0 𝐸 2𝜋𝑉 2𝑚 2 𝐸 2 𝑑𝐸 𝑒 𝛼+𝛽𝐸 3
𝐸ത = 3 1
=−
∞ 2𝛽
‫׬‬0 2𝜋𝑉 2𝑚 2 𝐸 2 𝑑𝐸 𝑒 𝛼+𝛽𝐸

3 3
∞ 𝛽𝐸 3 ∞
2𝜋𝑉 2𝑚 2𝑒 𝛼 ‫׬‬0 𝑒 𝐸 2 𝑑𝐸 ‫׬‬0 𝑒 𝛽𝐸 𝐸 2 𝑑𝐸 3
= = 1 =−
3 ∞ 1 ∞ 𝛽𝐸 2𝛽
2𝜋𝑉 2𝑚 2 𝑒 𝛼 ‫ 𝐸 𝐸𝛽 𝑒 ׬‬2 𝑑𝐸 ‫׬‬0 𝑒 𝐸 2 𝑑𝐸
0

3
Karena energi rata- rata ini harus sama dengan 𝑘𝑇,
2
3 3
Maka, − = 𝑘𝑇 sehingga diperoleh ungkapan untuk 𝛽:
2𝛽 2

3 3 1
𝑘𝑇 = − 𝛽=−
2 2𝛽 𝑘𝑇
Menentukan nilai 𝜶
Jumlah partikel yang berada antara E 𝐸 + 𝑑𝐸

3 1
∞ ∞ 2𝜋𝑉 2𝑚 2 𝐸 2 𝑑𝐸
‫׬‬0 𝑛(𝐸) 𝑑𝐸 = ‫׬‬0 𝑒 𝛼+𝛽𝐸
ℎ3

3 1 ∞
2𝜋𝑉 2𝑚 2 𝐸 2 𝑑𝐸 1 3 𝜋
𝑁= න 𝐸 2 𝑒 𝛽𝐸 𝑑𝐸 𝑘𝑇 2
ℎ3 2
0
3 1
2𝜋𝑉 2𝑚 2𝐸2𝑒𝛼 3 𝜋
𝑁= 𝑘𝑇 2
ℎ3 2
Menentukan nilai 𝜶
Jumlah partikel yang berada antara E 𝐸 + 𝑑𝐸
Dimulai dari:

𝑛𝑖 = 𝑔𝑖 𝑒 𝛼+𝛽𝐸𝑖

෍ 𝑛𝑎 = ෍ 𝑔𝑠 𝑒 𝛼+𝛽𝑠
𝑠 𝑠

𝑁 = 𝑒 𝛼 ෍ 𝑔𝑠 𝑒 𝛼+𝛽𝑠
𝑠
∞ 3 1
𝑁 = 𝑒 𝛼 න 2𝜋𝑉 2𝑚 2 𝑒 𝛼+𝛽𝐸 𝐸 2 𝑑𝐸
0
3 ∞ 1
= 2𝜋𝑉 2𝑚 2 න 𝑒 𝛽𝐸 𝐸 2 𝑑𝐸
0

Dengan definisi:
𝛽𝐸 = −𝑦
1
𝑦 𝑑𝐸 = − 𝑑𝑦
𝐸=− 𝛽
𝛽
1 1
1 𝑦 2 1 2 1
𝐸2 = − = − 𝑦2
𝛽 𝛽
1 1
∞ ∞
1
𝛽𝐸 2 −𝑦
1 2 1 1 2
න 𝑒 𝐸 𝑑𝐸 =න 𝑒 − 𝑦2 −
0 0 𝛽 𝛽
3
1 2 ∞ 1
−𝑦
= − න 𝑒 𝑦 2 𝑑𝑦
𝛽 0
3
1 2 3
= − Γ
𝛽 2

3 𝜋
Dengan: Γ =
2 2
3
1 2 𝜋
= −
𝛽 2
Kembali ke persamaan N 3
3 1 2 𝜋
𝑁 = 2𝜋𝑉 2𝑚 2𝑒𝛼 −
𝛽 2
1
Dengan: 𝛽=−
𝑘𝑇
3 3 𝜋
𝑁 = 2𝜋𝑉 2𝑚 2𝑒𝛼 𝑘𝑇 2
2
3
𝑁 = 𝑉 2𝜋𝑚𝑘𝑇 2𝑒𝛼

𝛼
𝑁 𝑁
𝑒 = 3 𝛼=ln 3
𝑉 2𝑚𝑘𝑇 2 𝑉 2𝑚𝑘𝑇 2
Distribusi Energi M-B
𝑛(𝐸) 𝑑𝐸 = 𝑔(𝐸) 𝑒 𝛼+𝛽𝐸 𝑑𝐸 = 𝑒 𝛼 𝑒 𝛽𝐸 dE
𝛼
𝑁
𝑒 = 3
𝑉 2𝑚𝑘𝑇 2

1
𝛽=−
2𝜋𝑁 −𝐸 𝑘𝑇
𝑛(𝐸) 𝑑𝐸 = 3 𝑒 𝑘𝑇 𝑑𝐸
𝜋𝑘𝑇 2
Contoh Soal Maxwell Boltzmann
Tentukan Peluang Terbesar untuk menempatkan N molekul
diantara tingkatan energi tertentu sebagai berikut!
Menentukan W
𝑛1 = 𝑎, 𝑏 𝑛2 = 𝑐 𝑛2 = 𝑐 𝑛1 = 𝑎, 𝑏
𝑔1 = 3 𝑠𝑒𝑙 𝑔2 = 2 𝑠𝑒𝑙 𝑔1 = 3 𝑠𝑒𝑙 𝑔2 = 2 𝑠𝑒𝑙

a b c C a b
b a c C b a

a b C ab
𝑊 = 2 𝐶𝑎𝑟𝑎
b a ab
𝑊 = 3 𝐶𝑎𝑟𝑎
a b
𝑊 = 4𝐶𝑎𝑟𝑎
b a

ab
𝑊 = 9 + 2 + 3 + 4 = 18 𝐶𝑎𝑟𝑎
ab
ab 𝑊 = 𝑊1 × 𝑊2

𝑊 = 9 𝐶𝑎𝑟𝑎 𝑊 = 𝑔1 𝑛1 × 𝑔2 𝑛2 = 32 × 21 = 18 Cara
W = 𝑔1 𝑛1 × 𝑔2 𝑛2 W = 𝑔1 𝑛1 × 𝑔2 𝑛2 × 𝑔3 𝑛3 … .

(Akan tetapi nilai W bukan itu yang dibutuhkan


untuk menentukan W)

Mengapa Demikian?
a b c c a,b

Namun bisa juga, b,c


Sehingga,
• ab --- c
W= 3 × 18 = 54 𝐶𝑎𝑟𝑎
• bc --- a
• ac --- b
Menentukan W
𝑛1 = 𝑏, 𝑐 𝑛2 = 𝑎 𝑛2 = 𝑎 𝑛1 = 𝑏, 𝑐
𝑔1 = 3 𝑠𝑒𝑙 𝑔2 = 2 𝑠𝑒𝑙 𝑔1 = 3 𝑠𝑒𝑙 𝑔2 = 2 𝑠𝑒𝑙

b c a a b C
b c a a c b

b c a bc
𝑊 = 2 𝐶𝑎𝑟𝑎
c b bc
𝑊 = 3 𝐶𝑎𝑟𝑎
b c
𝑊 = 4𝐶𝑎𝑟𝑎
c b

bc
𝑊 = 9 + 2 + 3 + 4 = 18 𝐶𝑎𝑟𝑎
bc
bc 𝑊 = 𝑊1 × 𝑊2

𝑊 = 9 𝐶𝑎𝑟𝑎 𝑊 = 𝑔1 𝑛1 × 𝑔2 𝑛2 = 32 × 21 = 18 Cara
Secara Keseluruhan, Maka diperoleh:

W = 18 + 18 + 18 = 54 𝐶𝑎𝑟𝑎

𝑛1 = 2 𝑔1 = 3 𝑠𝑒𝑙 𝑁!
𝑊= 𝑔1 𝑛1 × 𝑔2 𝑛2
𝑛2 = 1 𝑔2 = 2 𝑠𝑒𝑙 𝑛1 ! 𝑛2 !

3! 2 1 3!
𝑊= 3 ×2 = 18 = 3 18 = 54 𝐶𝑎𝑟𝑎
2! 1! 2! 1!
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai