MATRIKS
1.1. Pendahuluan
Definisi.
Matriks adalah sederet bilangan berbentuk persegi panjang yang
diapit oleh sepasang kurung siku yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
1
A11 A12 A1n
A A22 A2 n
A= 21
Am1 Am 2 Amn
2
baris yang terdiri dari n elemen adalah sebuah matriks berorde 1 x n
(matriks baris), dan sebuah vektor kolom yang mempunyai n elemen
adalah sebuah matriks berorde n x 1 (matriks kolom). Sampai saat ini
matriks A yang telah dibicarakan mempunyai elemen-elemen yang
berupa bilangan. Dalam hal yang Iebih umum lagi, elemen-elemen
suatu matriks dapat terdiri atas pernyataan-pernyataan matematika,
seperti fungsi-fungsi trigonornetri, pernyataan-pernyataan aljabar,
turunan, integral atau bahkan matriks-matriks.
3
dari kedua matriks asal. Dengan kata lain, jika A+B=C maka tiap
elemen C akan mempunyai bentuk:
Aij + Bij = Cij
Untuk jelasnya perhatikan contoh di bawah ini:
1 − 2 3 6 5 − 2
A= B=
− 1 0 4
0 0 4
7 3 1
A+ B =C =
− 1 0 8
4
21 9 3 7 3 1
3C = yang mana C = .
24
,
− 3 0 − 1 0 8
Ada banyak cara untuk mengalikan dua buah matriks, antara lain
misalnya hanya mengalikan elemen-elemen yang bersesuaian. Akan
tetapi, definisi perkalian matriks seperti itu tidak akan bermanfaat
dalam penggunaan praktis. Sejak banyak masalah yang menggunakan
matriks berkaitan dengan jawab suatu sistem persamaan linear dan
penggantian peubah-peubah baru dengan transformasi linear, maka
perkalian matriks telah dirumuskan sedemikian rupa untuk
mendukung kemudahan penggunaan matriks itu.
A11 x1 + A12 x 2 = D1
A21 x 2 + A22 x 2 = D 2
di mana x1 dan x2 adalah harga-harga yang belum diketahui sedang
A11, A12, A21, A22, D1 dan D2 adalah konstanta-konstanta. Untuk
menuliskan persamaan itu dalam bentuk matriks, perlu diperkenalkan
tiga buah matriks; matriks pertama terdiri atas koefisien-koefisien
yang ada di ruas kiri, matriks kedua terdiri atas harga-harga yang
5
belum diketahui itu, dan matniks ketiga berisi konstanta di ruas
kanan. Matriks-matriks itu adalah:
A11 A12 x1 D1
A= , x= D=
A21
A22 x2
D2
A11 A12 x 1 D1
=
A21 A22 x 2 D 2 ,
6
C11 C12 A11B11 + A12 B21 A11B12 + A12 B22
Bila = ,
C 21 C 22 A21 B11 + A22 B21 A21 B12 + A22 B22
maka
C11 = A11B11 + A12 B21
C12 = A11B12 + A12 B22
C21 = A21B11 + A22 B21
C22 = A21B12 + A22 B22
Contoh-1:
Hitunglah hasil kali AB untuk matriks A dan B berikut:
− 3
4 − 1 0
A= , B = 3
2 5 − 3 1
− 3
4 − 1 0 4(−3) + (−1)3 + 0(1) − 15
2 5 − 3. 3 = 2(−3) + 5(3) + (−3).1 = 6
1
Contoh-2:
Hitunglah hasil kali A dan B matriks berikut:
1 2 4
4 −1 0
A= B = − 2 − 3 0
− 3
,
2 5
0 6 1
7
Jawab :
1 2 4
4 − 1 0 = 4 + 2 + 0 8 + 3 + 0 16 + 0 + 0
2 5 − 3
. − 2 − 3 0
0 6 1 2 − 10 + 0 4 − 15 − 18 8 + 0 − 3
6 11 16
=
− 8 − 29 5
Contoh-3:
Hitung hasil kali matriks AB dan BA dari:
2 1
1 2
, B = − 2 0 ,
0
A=
− 1 1 3
4 5
2 1
1 2 10 11
0 =
0
AB = . −2
− 1 1 3 8 14
4 5
2 1 1 1 7
1 2
B. A = − 2 0 . − 4
0
= −2 0
−1 1 3
4 5 − 1 5 23
A.B B. A
8
1.2.3 Transpose Matriks.
Transpos matriks didefinisikan sebagai sebuah matriks baru yang
dibentuk dengan menukar baris-baris dan kolom-kolom dari matriks
asal; yaitu, baris pertama dari matriks asal menjadi kolom pertama
dari matriks transpos, baris kedua menjadi kolom kedua dan
seterusnya. Jika matriks A adalah matriks asal yang berordo m x n,
seperti yang tampak di bawah ini
Am1 Am 2 Amn
maka matriks transposnya, ditulis AT, akan berordo n x m:
A1n A2 n Amn
1). (AT)T = A
Juga, matriks transpos dari jumlah 2 buah matriks sama dengan
jumlah matriks-matriks transposnya
2). (A1 +A2)T =A1T +A2T
9
Aturan ini dapat dinyatakan dalam bentuk umum untuk
penjumlahan beberapa buah matniks seperti berikut ini:
3). ( A1 + A2 + + An ) = A1 + A2 + ... An
T T T T
6).I n .B = B.I n = B.
Invers matriks A =
A jk yang berukuran n x n dinyatakan
dengan A −1
Dan merupakan matriks n x n sehingga :
10
1). AA −1 = A−1 A = I
a11 a12
A=
Jika matriks
a 21 a 22 ,
−1 1 a 22 − a12
maka A =
Det A − a 21 a11
Det A = a11 .a 22 − a12 .a 21
a11 . 0 1 a11 0
A= , maka A =
−1
0 ann 0 1
ann
( A −1 ) −1 = A
3. Nilai hasil kali matriks dikali dengan inversnya sama denmgan
matriks identitas
AC .( AC ) −1 = I
5 − 4 3 6 5 − 2
A= B=
− 1 0 3 0 0 4
A + B = ......
2. Hitunglah hasil kali AB untuk matriks A dan B berikut:
− 3
5 − 1 0
A= , B = 3
2 5 − 3 1
3. Tentukan invers dari
3 1
A=
2 4
4.
A−1 = ..........
12
4. Diketahui matriks berikut:
2 1 − 2 0 3 2 0 2 6 0
A = ; B = ; C = 1 0 4 ; D = 3 5 0
1 3 3 4
2 2 − 1 1 3 3 0 2 6 0
5. A= ; B = 3 4 ; C = 1 1 4 ; D = 2 4 0
1 4
Hitung lah :
a. 2A – B dan 3B – A
b. 4A – 2B dan 2(2A – B)
c. 6A + 2D dan D + A-3D
13
d. 5A + 6B +2C
e. B-5C
f. Tentukan transpos matriks : 2 A; 8 B; 5C dan 4D
g. Tentukan invers matriks : 2A; -B; 3C dan 3D
h. Tentukan hasil kali matriks: 3A.B; 6 B.A; 2C.D; -
2D.A; 3B.D; 2D.C;
14
BAB-2 DETERMINAN DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER
2.1. Pendahuluan
Materi bahasan pada bagian ini merupakan dasar dari mata kuliah
yang berkaitan dengan analisa rangkaian listrik dan sistem tenaga
listrik secara umum dengan Pokok bahasan meliputi pengertian dan
simbol, hubungan antara determinan dan matriks aserta syarat
sebuah matriks yang memiliki nilai determinan. Juga diuraikan cara
menuliskan persamaan linier dari sebuah rangkain listrik berdasarkan
KCL atau KVL. Selanjutnya diuraikan determinant orde 2 dan orde
3, sifat-sifat determinan serta metode atau cara yang dgunakan dalam
penyelesaikan ilai determinan adalah tentang Matriks yang meliputi
operasi dasar dari matriks yaitu penjumlahan dan pengurangan
matriks, perkalian antara matriks dengan matriks, transpose matriks
dan invers matriks.
a1 b1
Simbol
a2 b2
Terdiri dari 4 angka a1, a2, b1,b2 yang disusun kedalam dua baris dua
kolom, disebut determinan orde dua atau determinan orde ke dua.
Empat angka tersebut disebut elemen dari determinan.
Definisi:
a1 b1
= a1b2 − b1a2
a2 b2
15
Maka:
2 3
a). = 2(−4) − 3(−1) = −8 + 3 = −5
−1 − 4
6 3
= 6(3) − 3(−4) = 18 + 12 = 30
−4 3
b
a1x + b1y = c1
a2x +b2y = c2
16
c1 b1 a1 c1
c2 b2 a2 c2
x= dan y =
a1 b1 a1 b1
a2 b2 a2 b2
17
Penyelesaian persamaan linier dengan determinan tersebut, disebut
dengan cara Cramer
a1 b1 c1 ...........m1
a2 b2 c2 .........m2
a3 b3 c3 ..........m3
Simbol
... ... ... ........ ...
... ... ... ......... ...
an bn cn ...... mn
20
Kadang-kadang determinan orde ke n ditulis seperti di bawah.
Contoh :
21
a1 0 c1
a2 0 c2 = 0
a3 0 c3
22
Contoh:
a1 + a1' b1 c1 a1 b1 c1 a1' b1 c1
a2 + a '2 b2 c2 = a2 b2 c2 + a '2 b2 c2
a3 + a3' b3 c3 a3 b3 c3 a3' b3 c3
Sifat-sifat ini dapat dibuktikan untuk hal-hal yang istimewa baik yang
terdapat pada determinan orde dua ataupun orde tiga dengan
menggunakan metoda perluasan determinan.
Minor suatu elemen dalam determinan orde n adalah determinan dari
orde n-1 didapat dengan menghapus baris dan kolom yang berisi
elemen yang bersangkutan. Sebagai contoh, minor dari b 2 dalam
determinan orde 3.
a1 b1 c1
a1 c1
a2 b2 c2 adalah
a3 c3
a3 b3 c3
23
Harga Determinan dapat diperoieh dalam bentuk minor seperti
berikut:
1). Pilihlah beberapa baris/kolomnya.
2). Kalikan masing-masing elemen dalam baris/kolom dengan minor
yang bersangkutan dengan didahului tanda (+) atau (-)
berdasarkan jumlah kolom dan baris, genap atau ganjil. Minor
elemen dengan gabungan tanda-tanda tersebut disebut kofaktor
dari elemen.
3). Tambahkan hasil pada 2 secara aljabar.
Sebagai contoh marilah kita selesaikan determinan:
a1 b1 c1 d1
a2 b2 c2 d2
a3 b3 c3 d3
a4 b4 c4 d4
Dengan elemen dalam baris ke 3. Minor a 3, b3, c3, d3 adalah A3, B3,
C3 D3, tanda-tanda yang berhubungan dengan elemen a 3 adalah (+)
karena berada di kolom ke 1 dan baris ke 3 maka 1 + 3 = 4 adalah
genap. Dengan jalan yang sama, tanda-tanda untuk b3, c3 dan d3,
adalah ( - ) ,( + ), ( - ). Maka harga determinan adalah:
a3A3 - b3B3 + c3C3 - d3D3.
Sifat ke-7 berguna untuk menyelesaikan baris atau kolom yang
hasilnya 0. Sifat ini digabung dengan perluasan minor agar
mempermudah penyelesaian determinan. Cara Cramer untuk
menyelesaikan n persamaan linier tersamar dengan n bilangan yang
belum diketahui adalah analog dengan cara yang diberikan bila n
= 2 dan n = 3. Jika n persamaan linier dengan n bilangan yang belum
diketahui
x1, x2, x3, ……………….xn
24
a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 + a1n xn = r1
a12 x1 + a21 x2 + a23 x3 + a2 n xn = r2
........................................................
........................................................
an1 x1 + an 2 x2 + an 3 x3 + ann x n = rn
1 2 −1 1 2
= 3 1 1 3 1 = 2 + 2 + 3 + 1 + 1 − 12 = −3
1 −1 2 1 −1
− 3 2 −1 − 3 2
4 1 1 4 1
6 −1 2 6 −1 − 6 + 12 + 4 + 6 − 3 − 16
x= = =1
−3 −3
1 − 3 −1 1 − 3
3 4 1 3 4
1 6 2 1 6 8 − 3 − 18 + 4 − 6 + 18
y= = = −1
−3 −3
1 2 −3 1 2
3 1 4 3 1
1 −1 6 1 −1 6 + 8 + 9 + 3 + 4 − 36
z= = =2
−3 −3
26
3. Tentukan matniks C untuk pernyataan berikut ini:
C = 3A - 2B
jika matriks-matniks A dan B adalah
2 − 1 4 − 3
A = 0 3 B = 1 2
− 4 1 − 2 5
27
3. 2x + 4y = 9; x + 5y + 5z = 4; 3x + 3y + 8z = 2
4. 2x + 4y - 6z = 2; x + 5y + 7z = - 6; 3x + 5y + 3z = 2
5. 2x + 4y - 6z = 3; x + 5y + 7z = - 4; 3x + 5y + 3z = -1
6. 2x + 4y - 6z = 4; x + 5y + 7z = 2; 3x + 5y + 3z = -5
7. 2x + 4y - 6z = 5; x + 5y + 7z = 0; 3x + y + 3z = -2
8. 2x + 4y - 6z = 9; x + 5y + 7z = 3; 3x + 5y + 3z = 4
28
BAB-3 FUNGSI TRIGONOMETRI
3.1 Pendahuluan
Sejauh ini kita telah mempelajari berbagai fungsi serta
operasinya, diantaranya adalah fungsi trigonometri. Hanya saja yang
kita pelajari selama ini baru terbatas pada pembicaraan fungsi dalam
konteks matematika.
Pada bab ini pembahasan dikembangkan pada berbagai hal,
khususnya hubungan fungsi trigonometri dengan kuat arus dan
tegangan listrik Sehingga pengertian-pengertian di luar matematika
seperti amplitudo, fase sudut, frekwensi dan periode diperlukan untuk
mendukung pembicaraan pada bab ini.
Mengukur sudut
Dalam kehidupan sehari-hari,sudut dinyatakan dalam satuan
derajad. Dimana 360⁰ ekivalen dengan satu putaran penuh,
sedangkan sudut 90⁰ menggambarkan sudut siku-siku yang senilai
1
dengan putaran penuh. Dalam pengukuran sudut,dapat juga
4
29
Ө s
Penyelesaian :
1. Ө = 7⁰ x 0.01745 rad/⁰ =0.12 rad
3𝜋 180⁰
4. Ө = rad x 𝜋 𝑟𝑎𝑑 = 270⁰
2
30
3.2. Fungsi Trigonimetri
c
a
Contoh :
Tentukan sin Ө, cos Ө, dan tg Ө segitiga dibawah ini
5
3
Penyelesaian :
3
Sin Ө = = 0.6
5
31
4
cos Ө = 5 = 0.8
3
tg Ө = 4 = 0.75
Invers dari suatu fungsi trigonometri adalah suatu sudut yang nilai
fungsinya telah diberikan. Sehingga invers dari sin Ө adalah Ө.
Tulisan berikut akan memberikan gambaran yang lebih jelas.
Jika sin Ө = y, maka Ө = arc sin y = sin-1 y
Jika cos Ө = x, maka Ө = arc cos x = cos -1 x
Jika tg Ө dan ϒ = z, maka z = arc tg Ө = tg -1 x
Contoh :
Tentukan α, β, dan ϒ jika sin α = 0.35, cos β = -0.17, dan tg ϒ = 0.75
pada [0,π]
Penyelesaian:
α = arc sin 0.35 = 20.49⁰
β = arc cos (-0.17) = 99.79⁰
ϒ = tg-1 0.75 = 36.87⁰
32
Tabel 3.1 Kwadran
Tg Ө tg (180⁰ - Ө) tg (180⁰ + Ө) tg (- Ө) = - tg Ө
= - tg Ө = tg Ө
Contoh
1. Jika sin 30⁰ = ½, tentukan sin 150⁰, sin 210⁰, dan sin (-30⁰)
Penyelesaian :
1. Sin 150⁰ = sin (180⁰ - 30⁰) = sin 30⁰ = ½
α
c
a
c2 = a2 + b2
Contoh
1. Tentukan sisi a dan b pada gambar 3.3 dan sudut α
jika c = 8 dan Ө = 30⁰.
Penyelesaian:
1. Perhitungan di mulai dari sisi a
𝑎
Sin Ө =
𝑐
𝑎
Sin 30⁰ = ↔a=8x½=4
8
Untuk menentukan sisi b kita dapat menghitung lewat dua cara,
yaitu
34
𝑏
Cos Ө = ↔ b = cos 30⁰ x c = 8 x 0.866 = 6.93
𝑐
Cara lain kita dapat mengunakan teorema Pythagoras sebagai
berikut :
c2 = a2 + b2 ↔ b2 = c2 – a2
b = √𝑐 2 − 𝑎2 = √82 − 42 = √48 = 6.93
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 6,93
Karena sin α = = = 0.866,
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 8
Soal
1. Ekspresikan sudut – sudut berikut dalam radian
a) 23.5⁰
35
b) 80.5⁰
c) 120⁰
d) 300⁰
e) 1,5 putaran
f) 2,5 putaran
2. Ekspresikan sudut – sudut berikut dalam derajat :
a)0.1 rad b)0.5 rad c)4.3 rad d)π/3 rad e)3π rad
3. Ekspresikan sudut-sudut berikut dalam decimal
3.5. Periode
Jika diperhatikan, harga-harga fungsi sinus dan cosinus akan
kembali pada harga tertentu setelah suatu interval tertentu. Maka
fungsi yang demikian disebut sebagai fungsi periodi dan interval
tertentu tersebut disebut sebagai periode.
Pada fungsi y = sin A dan y = cos A harga akan sama (berulang)
setelah 3600 atau 2. Maka fungsi y = sin A dan y = cos A dikatakan
punya periode 3600. Demikian juga fungsi y = sin 2A dan y = cos 2A
akan akan kembali pada harga semula setelah 1800 atau kemudian.
Sehingga fungsi y = sin 2A atau fungsi y = cos 2A dikatakan punya
periode 1800 atau . Dan secara sama periode dari fungsi-fungsi y =
sin ½ A dan y = cos ½ A adalah 7200 atau 4 Secara umum fungsi y
= sin pA atau y = cos pA
berperiode P = 2/p.
36
3.6. Leading and Lagging Angle
Grafik fungsi y = sin (A ) dan y = cos (A )
Grafik fungsi y = sin A dan y = cos A selalu melalui 0. Bagaimana
dengan grafik y = sin (A + ) dan y = cos (A + ) ? Grafik fungsi y
= sin (A + ) jika digambar akan sejajar dengan y = sin A dengan
jarak Untuk selanjutnya disebut sebagai sudut fase (phase angle).
Jika fase sudut positip, yaitu > 0, maka grafik mendahului
(leading) y = sin A. Jika sudut fase negatip, yaitu < 0 maka y = sin
(x + ) mengikuti (lagging) y = sin A.
37
B
amplitudo
c 0 90 180
A
Gambar.3.4 Phasor
Setelah waktu t detik vektor OA akan berputar menempuh t radian
(dalam gambar ditunjukkan oleh AOB). Jika garis BC diproyeksikan
tegak lurus garis OA sebagai ditunjukkan gambar, maka:
BC
sin t =
OB sehingga BC = OB sin t
Apabila semua komponen vertikal yang diproyeksikan dinyatakan
sebagai y dengan variabel bebas t, maka y akan membentuk sebuah
gelombang sinus sebagai ditunjukkan oleh gambar (3.5).
Waktu Periodik
Kecepatan Sudut
Kecepatan sudut : = 2 f
Secara umum jika diberikan fungsi periodik sinus sebagai
y = A sin (t + ),
dengan:
A = amplitudo
= kecepatan sudut (rad)
waktu periodik, T = (2)/ detik
frekwensi f = / (2)
Contoh-contoh Soal
Contoh 1:
Sebuah tegangan listrik (a.c.) pada waktu t diberikan oleh v = 60 sin
(200 t - 0,25) volt. Tentukan:
a. Amplitudo, waktu periodik, frekwensi dan sudut fase.
b. Tegangan saat t = 0
c. Waktu t, saat V = 0
39
Penyelesaian:
V = 60 sin (200 t - 0,25) volt.
Maka :
a. amplitudo, A = 60 volt
Penyelesaian:
a. amplitudo, A = 75,0 amper
41
100 t = 1,5708 - 0,320
= 1,2508
Jadi t = 1,2508/ (100) = 0,004 dt.
Kesimpulan :
Secara umum jika diberikan fungsi periodik sinus: y = A sin (t + ),
maka:
amplitudo =A
kecepatan sudut = radian
waktu periodik, T = (2)/ detik
frekwensi f = / (2) Hz.
sudut fase
42
5. a) y = sin 3t b) y = 3 sin 3t c) y = 4 sin (1/3) t
6. a) y = 3 cos 2t b) y = 3 cos 4 t c) y = 4 cos (1/3) t
7. a) y = sin (3t + 900) b) y = 3 sin (3t + 900)
43
BAB 4. BILNGAN KOMPLEKS
4.1. Pendahuluan
Pokok bahasan yang akan diuraikan pada bagian ini berkaitan
dengan mata kuliah rangkaian listrik arus bolak balik dan mesin
listrik bolak balik. Pada bagian ini akan diuraikan munculnya bagian
imajiner. Selanjutnya bentuk bentuk bilangan kompleks yaitu
rectanguler, bentuk polar dan bentuk eksponensial.
Pada ketiga bentuk bilangan kompleks tersebut diuraikan cara
melakukan operasi aritmetika ( penjumlahan/pengurangan, perkalian,
pembagian dan pangkat.
Bilangan kompleks ialah bilangan yang terdiri dari bagian ril dan
bagian imajiner. Bilangan kompleks ini khususnya bagian imajiner
berkaitan erat dengan persamaan kuadrat (PK). Persamaan Kuadrat
dengan bentuk umum ax2 + bx + c = 0. Persamaan kuadrat memiliki
dua buah akar-akar persamaan. Untuk menentukan akar-akar
persamaan kuadrat tersebut salah satu cara yang paling
memungkinkan ialah dengan rumus abc. Bentuk umum rumus abc
yaitu :
−b b 2 − 4ac
x12 =
2a
44
Dengan rumus ini akan diperoleh salah satu dari tiga kemungkinan
bentuk akar-akar persamaan yaitu :
1. Akar ril dan berbeda, bila b2 – 4 ac > 0.
2. Akar kembar, bila b2 – 4 ac = 0.
3. Akar kompleks konyuget, bila b2 – 4 ac < 0.
Sebagai contoh, jia 2x2 + 9x + 7 = 0, maka kita peroleh:
−9 9 2 − 4 . 2 .7
x12 =
4
−9 81 − 56
x12 =
4
−9 25 −95
x12 = =
4 4
x1 = −1 dan x2 = −3,5
6 36 − 100
x12 =
10
6 ( −64 )
x12 =
10
45
iii). Bukan keduanya.
Jelas bukan kedua-duanya, karena +8 dan -8 adalah akar dari 64,
bukan akar dari (-64). Namun kita tahu bahwa -64 = -1 X 64 dan
dapat ditulis:
6 36 − 100
x 12
=
10
6 j8
x 12
= = 0,6 j 0.8
10
46
Setelah j diganti dengan (−1) , maka kita lihat beberapa
pangkat dari j
J2 = -1
j3=j2.. j = -1 . j = - j
j4= j2 . j2 = (-1) . (-1) = 1
j5 = j dan j10 = (j5)2 =j2 = -1
j25…../ j50…….?. j500…? j1000……?
Z = r o
Z = r (Cos + jSin )
47
rectangular a + jb dimana a bagian ril dan b bagian imajiner berlaku
beberapa operasi aritmetika sebagai berikut :
4.2.1b Perkalian
48
= 6 + j23 – 20
= -14 + j23
Untuk (4 - j5).(3 + j2) = 12 + j(8-15) + 10
Jadi (4 - j5).(3 + j2) = 22 + j7.
Jika pernyataan tersebut berisi lebih dari 2 faktor maka kita kalikan
bersama-sama sebagai berikut:
(3 + j4) ( 2 – j5) (1 – j2) = 6 + j8 –j15 – j220 (1 – j2)
(3 + j4) ( 2 – j5) (1 – j2) = 6 + 20 – j7 (1 – j2)
(3 + j4) ( 2 – j5) (1 – j2) = (26 – j7).(1 – j2)
(3 + j4) ( 2 – j5) (1 – j2) = 26 – 14 – j59
Jadi (3 + j4) ( 2 – j5) (1 – j2) = 12 – j59
Untuk ( 3 + j2 ) ( 3 - j2 ) = 9 + j6 – j6 +4 = 13
Catatan:
3.2.1c Pembagian
3 + j5 49 − j 9
=
3 + j8 73
3 + j5 49 9
Jadi = − j
3 + j8 73 73
Soal Latihan-1
50
1. Sederhanakan: (i). j12 (ii). J15 (ii). J23 (iv). J1000
2. Sederhanakan: (i). (5 – j9) – (2 – j6) + (3 + j4)
(ii). (6 + j3) (2 + j5) (6 + j2), (iii). (4 – j3)2
(iv). 6 + j8) (4 + j5) (7 – j4)
(v). 6 + j3)3 (4 – j3)4 (6 + j12)
3. Kalikan (4 – j3) dengan faktor yang sesuai untuk bilangan nyata.
4. Sederhanakan:
(3 + j 5
i ).
( 2 − j 6)
(3 − j 9).(4 + j 6)
ii ).
3 − j5
(3 − j 9) + ( 4 + j 6)
iii).
(3 − j 5) 2
51
atau a – c = 0 sehingga a = c dan d – b = 0 sehingga d = b.
Maka dari pernyataan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan:
jika 2 bilangan kompleks mempunyai kesamaan, maka:
Contoh:
P
j
r
o X
a
52
maka r 2 = a2 + b2 → r = (a 2
+ b2 )
b b
dan tgn = → = tgn−1
a a
juga a = r cos dan b = r sin
karenanya z = a + jb dapat kita tuliskan menjadi :
z = r cos + j r sin
z = r (cos + j sin )
dimana
b
r = a2 + b2 dan = tgn −1
a
Contoh :
Nyatakan z = 4 + j3 kedalam bentuk polar
Pertama-tama gambar vektor-vektor untuk membantu.
p
j
r 3
P
o
4 x
Gambar 4.2 Contoh Bentuk Polar Bilangan Kompleks
53
Dari segi tiga opx sapat dilihat bahwa :
(i ). r 2 = 4 2 + 32 = 16 + 9 = 25, sehingga r = 5.
(ii ). tgn =
3
= 0,75
4
= tgn −1 0.75 = 36 52'
Z = a + jb = r ( cos + j sin )
Jadi z = 5 ( cos 36o 52’ + j sin 36o 52’
Kita mempunyai nama khusus untuk r dan
Z = a + jb = r ( cos + j sin )
i. r kita sebut Modulus bilangan komplek, z dan sering
disingkat dengan “Mod z” atau ditulis dengan z
Jadi z = 2 + j5, maka modulus
z = 2 2 + 52 = 29
ii. kita sebut Argument bilangan kompleks z dapat
dituliskan dengan “arg z”.
Jadi z = 2 + j5, maka arg z = 68o 12’
Soal-soal latihan:
1. Sederhanakan: (i) . j3 ; (ii) ; (iii) . j12 ; (iv) . j14.
2. Nyatakan dalarn bentuk a +. jb.
(i). (4 - j7) (2 j3).
(ii). (-1 + j)2.
(iii). (5 + j2) (2 + j3)
54
(iv).
(4 + j3)
(2 − j )
3. Nyatakan dalam bentuk polar:
(i). (3 + j5).
(ii). (-6 + j3).
(iii). (-4 - j5).
4. Nyatakan dalarn bentuk a + jb:
(i). 5 (cos 225o + j sin 2250)
(ii). 4330o
5. Carilah harga-harga x dan y dari
(x + y) + j (x - y) = 14,8 + j 6,3.
6. Nyatakan dalam bentuk eksponensial.
(i). z1 = 37°15’.
(ii). Z2 = 332° 45’.
(iiI). Z3 = 338° 65’
1+ j
7. Nyatakan z = e 2
dalam bentuk a + jb.
55
Untuk operasi aritmetika ini, kita harus mengubah bilangan
kompleksnya menjadi bentuk rectangular (a + jb).
Contoh:
Diketahui:
Z1 = 230 0
Z 2 = 460 0
Hitung a ). Z1 + Z 2
b ). Z1 − Z 2
Penyelesaian:
Z1= 2 (Cos 300+jsin300)
Z1= 2 (0,866 +j0,5) ………. (1)
Z1 = 1,732 + j
Z2 = 4(Cos 600 + j Sin 600)
Z2 = 4 (0,5 + j 0,866)
Z2 = 2 + j 3,464…………….(2)
Sehingga:
Z1+Z2 = (1,732 + j) + (2 + j 3,464)
Z1+Z2 = 3,732 + j 4,464
Z1 - Z2 = (1,732 + j) - (2 + j 3,464)
Jadi Z1 - Z2 = - 0,268 – j 2,464
Jika:
j
Z1 = 2,5 e 4
j
Z2 = 6 e 2
Hitung Z1 + Z2
Penyelesaian:
Z1=2,5 e j/4
56
Z1=2,5 (cos 450+jsin 450)
Z1=2,5 ( 0,707 + j 0,707)
Z1=1,768 + j 1,768
Z2= 6 (cos 900 + jdin 900)
Z2= 6 (0 + j )
Z2= j 6
Sehingga:
Z1+Z2 = (1,768 + j 1,768) + j6
Jadi Z1+Z2 = 1,768 + j7,768
Kesimpulan: Untuk operasi penjumlahan dan pengurangan kita harus
mengubah bentuk polar dan eksponensial kedalam bentuk rectangular
(a+jb),lalu kemudian dilakukan penjumlahan/pengurangan.
4.3.1b. Perkalian
4.3.1c Pembagian
Untuk pembagian kita menggunakan cara yamg sama seperti operasi
pembagian bilangan kompleks bentuk rectangular a + jb, yaitu
dengan mengalikan penyebut dengan kompleks konjugasinya.
Misalkan
Z1 = r1 (cos1 + j sin 1 ) dan Z 2 = r2 (cos 2 + j sin 2 )
Z1 r (cos1 + j sin 1 )(cos 2 − j sin 2 )
Maka = 1
Z2 r2 (cos 2 + j sin 2 )(cos 2 − j sin 2 )
Z1 r cos1 cos 2 + sin 1 sin 2 + j (sin 1 cos 2 − cos1 sin 2
= 1
Z2 r2 (cos2 2 + sin 2 2 )
58
j1
Jika Z1 = 5e dan
j 2
Z 2 = 2e
Z1 5 j (1 − 2 ) Rad
Maka = e
Z2 2
Z1 j (1 − 2 ) Rad
jadi = 2,5e
Z2
4.3.1d Pangkat
Z 1 .Z 2 .Z 3 .Z 4 =
bila Z1 = Z 2 = Z 3 = Z 4 = Z
maka
Z .Z .Z .Z = r.r.r.r cos(1 + 2 + 3 + 4 ) + jSin(1 + 2 + 3 + 4 )
Z 4 = r 4 Cos( + + + ) + jSin( + + + )
Z 4 = r 4 Cos 4 + jSin4
Z 4 = r 4 4
Bentuk Umum
Z n = r n n.
4.3.1.e Akar
Pada butir 1.2.2d kita telah mulai mencari akar suatu bilangan
kompleks, yaitu bila < n < 1. Sekarang kita akan mendalami
bagaimana memilih akar dari suatu bilangan kompleks.
Contoh:
Carilah akar pangkat tiga dari Z= 8 (cos 120o + jsin 120o)
Z1/3= 81/3(cos 120o/3 + jsin 120o/3)
Z1/3 = 2 (cos 40o + jsin 40o)
Disini ada 3 buah vektor akar (akar pangkat 3) yang terdistribusi
secara merata dalam diagram Argand dengan sudut interval sebesar
3600
= 1200
3
Bila dimisalkan
Z1 = 240 0 , maka Z 2 = 240 0 + 120 0 = 2160 0 , Z 3 = 2280 0
60
Z2=2<400
Z2=2<1600
Sb x positif
Z1=2< 2800
Akar Utama
Kita telah mempelajari cara mencari akar suatu bilangan kompleks,
yaitu dengan:
1. Memakai teorema De Moivre untuk mencari akar pertama dari
akar pangkat n
2. Akar-akar yang lain akan terdistribusi pada diagram Argand
dengan interval sudut sebesar 3600/n, dimana n adalah pangkat
akarnya.
Akar utama adalah vektor yang terdekat dengan sumbu x positif.
CATATAN: Akar Pangkat n suatu bilangan adalah sama dengan
pangkat 1/n dari bilangan tersebut.
Jika
Z=2<30O, Hitung Akar Pangkat 5 Dari Z
Z=20,2<6o=1,14<6o
n=5 berarti ada 5 buah vector akar akar yang terdistribusi secara
merata dengan sudut interval sebesar 360o/5= 72o, maka misalkan
Z1=1,14<6o
61
Z2=1,14<((72+6)=1,14<78o, Z3=1,14<(78+72)=1,14<150o,
Z4=1,14<222o
Z5=1,14<294o
Akar utamanya adalah Z1=1,14<6o paling dekat ke sb x positif
x 2 x3 x 4 x5
e x =1 + x + + + + +
2! 3! 4! 5!
x3 x5 x 7 x9
sin x = x − + − + −
3! 5! 7! 9!
x2 x 4 x6
cos x = 1−! + − +
2! 4! 6!
Jika kita mengambil deret untuk e x dan menggantikan x dengan j
didapat:
j 2 2 j 3 3 j 4 4
e j = 1 + j + + + +
2! 3! 4!
2 3 4
= 1 + j − − j + +
2! 3! 4!
62
2 4 3 5
e j = 1 − + − + j − + −
2! 4! 3! 5!
j
Jadi e = cos + j sin
Karena itu r(cos + j sin ) dapat dituliskan menjadi rej. Bentuk ini
disebut bentuk eksponensial bilangan kompleks. Bentuk ini dengan
mudah dapat dihasilkan dari bentuk polar, karena notasi r adalah
sama dan sudut kita ubah dari derajat pada bentuk polar menjadi
radian untuk bentuk eksponensial.
Tiga cara untuk menyatakan bilangan kompleks adalah:
(i). z = a + jb ………………………. bentuk Rectanguler
(ii). z = r(cos + j sin ) …………… bentuk polar.
(iii). z = r ej ………………………… bentuk eksponensial.
64
Z= e (cos 450-sin 450)
Z= e (0,707- j0,707)a atau
Z =
e
2
( 2 − j 2 )
(2 +j 3)
4
1− j2
dan nyatakan hasilnya dalam bentuk
a. a + jb
b. eksponensial
c. polar
3. Diketahui Z = -3 + j3.
Carilah 5
Z dalam bentuk polar dan eksponensial.
4. Nyatakan 5 + j12 dalam bentuk polar dan hitunglah akar utama
5
5 + j12 nyatakan dalam bentuk a + jb dan r ej
4 (−16 )
5. Carilah nyatakan dalam bentuk
i. a + jb
ii. bentuk polar
65
iii. eksponensial
6. Carilah 5
(−1) , nyatakan dalam bentuk polar.
66
8+ j
17. Hitunglah 4 berikan hasilnya dalam bentuk modulus
6− j
4 (−16 )
25. Carilah nyatakan dalam bentuk a + jb. Tentukan
akar utamanya.
26. Tentukan akar pangkat 5 untuk soal no.15
27. Nyatakan dalam bentuk polar dan eksponensial dari
(i). Z2 = 332° 45’ (ii) 25 + j125
eksponensial
29. Tentukan akar utamanya soal nomor 28
30. Gambarkan diagram Argandnya 24 dan 28
67
31. Jika Z= 6 + j5
8 Tentukan akar utamanya
3 + j5
68
BAB 5. DIFERENSIAL (TURUNAN)
5.1. Pendahuluan
69
y f ( x0 + x) − f ( x0 ) y
= , m = tan =
x x x
70
y = -0,56-(-2)
y = 1,44
y 1,44
= = 7,2
x 0,2
ii). x = x1 - x0 = 0,8 – 1 = -0,2
y = f(0,8) - f(1) = -3,36 – (-2) = -1,36.
y − 1,36
= = 6,8
x − 0,2
5.2. Derivatif
y = f ( x0 + x) − f ( x0 )
y = 2 x0 x + 3x + (x) 2
71
y f ( x0 + x) − f ( x0 )
=
x x
y 2 x0 x + 3x + (x) 2
= = 2 x0 + 3 + (x)
x x
72
perubahan harga x, sebagai x berubah dan x0 ke x0 + x, sebagai
berikut:
f ( x0 + x) − f ( x0 ) y
= .
x x
Jika limit dari pembagian itu ada untuk x → 0 . Limit ini sebagai
apa yang kita definisikan pada perubahan harga setiap saat dari y, per
satuan perubahan dalam x pada x0. Berdasarkan hal itu, kita peroleh
definisi berikut.
5.2.2 Diferen.siasi
Sebuah fungsi dikatakan diferensiasi terhadap x = x 0, jika
disitu mempunyai turunan. Sebuah fungsi disebut diferensiasi pada
suatu interval, jika dapat dideferensir pada sebuah titik dari interval.
Fungsi dari kalkulus elementer bersifat diferensial, kecuali ada
kemungkinan pada titik tertentu yang dipisahkan (diasingkan) pada
interval yang terdefinisi.
73
d c d 1
8). ( )=c
dx u dx u
d d
v (u ) − u (v )
d u
9). ( ) = dx dx ;v 0
dx v v2
d d
10). (u m ) = m.u m −1 (u )
dx dx
11). y=
(3 − 2 x ) maka turunannya adalah y' =
u ' v − uv'
(3 + 2 x ) v2
− 2(3 + 2 x) − (3 − 2 x) 2
sehingga y' =
(3 + 2 x ) 2
− 6 − 4x − 6 + 4x
y' =
(3 + 2 x) 2
− 12
Jadi y' =
(3 + 2 x) 2
' '
Jika f adalah turunan fungsi f, maka f juga sebagai fungsi,
dan merupakan turunan pertama dari f, yang kadang-kadang
'
ditunjukkan sebagai turunan fungsi pertama. Jika turunan f ada
maka disebut turunan kedua dari f, atau fungsi turunan ke dua dan
dinotasikan dengan f ' ' (dibaca: “f double aksen”). Dengan cara
yang serupa, kita definisikan turunan ke tiga dari f, atau fungsi
turunan ke tiga, dimana turunan dari f ' ' ada. Kita notasikan turunan
ketiga dari f, dengan f ' ' ' (dibaca dengan, triple aksen).
Turunan ke n fungsi f, dimana n adalah bilangan bulat yang lebih
besar dari 1 adalah turunan pertama dari turunan (n-1) dari f. kita
n n
notasikan turunan ke n dari f tersebut dengan f , Jadi, jika f
merupakan turunan fungsi ke n, dengan begitu kita dapat menuliskan
fungsi f dengan f(0). Simbol lain untuk turunan ke n dari f adalah :
74
Dxnf. Jika fungsi f didefinisikan sebagai persamaan y = f(x), kita
dapat menuliskan turunan ke n dari f, dengan Dxy.
Contoh-1:
Tentukan semua turunan dari fungsi f(x) = 8x4 + 5x3 – x2 + 7
Penyelesaian :
f ' ( x) = 32 x 3 + 15 x 2 − 2 x
f '' ( x) = 96 x 2 + 30 x
f ''' ( x) = 192 x + 30
f ( 4 ) ( x) = 192
f ( 5) ( x) = 0
f ( n ) ( x) = 0, untuk n 5.
Contoh-2:
Tentukan semua turunan dari f(x) = x sin x
Penyelesaian:
f ' ( x) = sin x + x cos x ( gunakan rumus y = u.v)
f '' ( x) = cos x + cox − x sin x = 2 cos x − x sin x
f ''' ( x) = −2 sin x − sin x − x cos x = −3 sin x − x cos x
f ( 4 ) ( x) = −3 cos x − cos x + x sin x = −4 cos x + x sin x
f ( 5) ( x) = 4 sin x + sin x + x cos x = 5 sin x + x cos x
n sin x x cos x
f ( n ) ( x) =
n cos x x sin x
Contoh-3:
Sebuah partikel bergerak sepanjang garis sesuai dengan persamaan
gerak
s = 2t3- t2 + t + 2 dimana s = f(t) adalah adalah jarak tempuh
partikel dari titik asal pada t detik. Jka v ft/sec adalah kecepatan
75
sesaat pada t detik dan a ft/sec 2 adalah percepatan sesaat pada t
detik, tentukan t, s dan v ketika a = 0.
Penyelesaian:
s = 2t 3 - t 2 + t + 2
ds
v= = 6t 2 − 2t + 1
dt
dv
a= = 12t − 2
dt
1
suntuk a = 0, maka 12t − 2 = 0 → Jadi t = ; sehingga :
6
3 2
1 1 1
s = 2 − + + 2
6 6 6
1 1 1
s = 2 − + +2
216 36 6
2 6 36 432 476
s= + + + = = 2,20 ft
216 216 216 216 216
2
1 1
v = 6 − 2 + 1
6 6
1 2 6 5 ft
v = − + = = 0,83
6 6 6 6 sec
76
du du dy
= x .
dx dy dx
Contoh :
Diferensialkan y2 ke x.
Misalkan u = y 2
du
maka = 2y
dy
Dengan menggunakan dalil rantai diperoleh:
d 2 du dy
(y ) = x
dx dy dx
d 2 dy
(y ) = 2y
dx dx
Bila akan mendiferensialkan sebuah fungsi kita sebut y ke x adalah:
i). Diferensialkan fungsi y ke x
dy
ii). Selalu dikalikan dengan
dx
Aturan ini dapat dinyatakan secara matematis dengan
d
f ( y) = d f ( y) x dy .
dx dy dx
77
a ). y = sin x
dy sin( x + x) − sin x
= Lim
dx x → 0 x
dy sin x cos x + cos x sin x − sin x
= Lim
dx x → 0 x
dy sin x (cos x − 1) sin x
= Lim + cos x
dx x → 0 x x
dy
= 0 + cos x.1
dx
dy
= cos x
dx
b). y = cos x
dy cos x ( x + x) − cos x
= Lim
dx x → 0 x
dy cos x cos x − sin x sin x − cos x
= Lim
dx x → 0 x
dy cos x (cos x − 1) sin x
= Lim + sin x
dx x→0 x x
dy dy
= 0. cos x − sin x.1 = − sin x
dx dx
c). y = tan x
dy d sin x dy cos x. cos x − sin x(− sin x)
= =
dx dx cos x dx cos 2 x
dy cos 2 x + sin 2 x
=
dx cos 2 x
dy 1 dy
= 2
= sec 2 x
dx cos x dx
78
d ). y = cot x
dy d cos x
=
dx dx sin x
dy − sin x. sin x − cos x(cos x)
=
dx sin 2 x
dy − sin 2 x − cos 2 x
=
dx sin 2 x
dy −1 dy
= 2
= − cos ec 2 x
dx sin x dx
dy
y = sin x = cos x
dx
dy
y = cos x = − sin x
dx
dy
y = tan x = sec2 x
dx
dy
y = cot x = − cos ec 2 x
dx
Contoh
Diferensialkan sin(6x+1)
Penyelesaian: Misalkan y = sin (6x+1)
u = 6x+1 , maka y = sin u
79
dy du
= cos u =6
du dx
Gunakan diferensial dengan rumus subtitusi
dy dy du
= .
dx du dx
dy
= cos u.6 = 6 cos u
dx
dy
= 6 cos (6 x + 1)
dx
dy du
= cos u =6
du dx
Gunakan diferensial dengan rumus subtitusi
dy dy du
= .
dx du dx
dy
= cos u.6 = 6 cos u
dx
dy
= 6 cos (6 x + 1)
dx
Contoh lain
a ). y = 3 x 3 sin x
Misal u = 3 x 3 dan v = sin x
du dv
= 9 x 2 dan = cos x
dx dx
dy
= sin x.(9 x 2 ) + 3 x 3 . cos x
dx
dy
= 9 x 2 sin x + 3 x 3 . cos x
dx
dy
= 3 x 2 (9 sin x + x cos x)
dx
80
BAB 6. INTEGRAL
6.1. Pendahuluan
Pada bagian ini diuraikan tentang proses pengintegralan,
pengertian dasar dari integral fungsi trigonometri, integral funsi
eksponensial dan perinsip pnyelesaian integral bagian Intgral
merupakan pook bahasan yang berkaitan dengan materi rangkaian
listrik mesin mesin listrik, dan power electronic Dret Fourier, juga
merupakan dasar penyelesaian yang berkaitan dengan Transformasi
Laplace.
Proses pengintegralan kebalikan dari proses pendiferensialan. Jika
f(x) = x2 maka f ( x) = 2 x . Pengintegralan kebalikan dari
'
81
2).
1
cos ax dx = a sin ax + C (5.2)
3).
1
sin ax dx = − a cos ax + C (5.3)
5).
1
cosec ax dx = − a cotan ax + C
2
(5.5)
82
dv d du
u = uv − v
dx dx dx
xe dx
x
1). Carilah
xe dx = xe − e dx
x x x
1.
xe dx = xe − e + c
x x x
xe dx = x(e − 1) + c
x x
2. Carilah x sin x dx
83
Misal u = x du = dx
dv = sinx dx
dv = sin x dx
v = − cos x
Misal u = 2x du = 2 dx
2 3x 2 3x
= x.e − e
3 9
2 2 2
= (1)e 3 − 0 − e 3 + e 0
3 9 9
4 2
= e3 +
9 9
= 8,9269 + 0,2222 = 9,149
2
4. Hitunglah 3t cos 2t dt
0
Penyelesaian:
Misal u = 3t dan du = cos 2t dt
84
du
= 3 atau du = 3 dt
dt
1
dv = cos 2t dt maka v =
2
sin 2t
1
3t cos 2t dt = 3t 2 sin 2t − 2 sin 2t (3 dt )
1
2
2). Selesaikan x cos x dx 3). Hitunglah 4 x e3 x dx
0
4). Hitunglah 2t cos 3t dt
0
phi
6) 4 x Sinx dx
0
x
2
7). cos x dx
3x
3
8). cos in x dx
9) 2t cos 6t
0
dt
2e
− 2t
10). cos 3t dt
0
85
DAFTAR PUSTAKA
86
LAMPIRAN
87
BIODATA PENYUSUN
A. Identitas Diri Anggota Tim Pelaksana
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ir. Tadjuddin , M.T.
2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 Jabatan struktural -
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 19620102 198803 1 003
5 NIDN 000201 62 03
6 Tempat dan Tanggal Lahir Salobundang , 2 Januari 1962
7 Alamat Rumah Jl.Bangkala 2 no.34 blok 1 Perumnas
Antang Makassar
8 Nomor HP 085242608020
9 Alamat Kantor Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10
Tamalanrea, Makassar
10 Nomor Telepon/Faks 0411-585365, 585 356, 585368/0411-
586043
11 Email tadjuddin246@yahoo.com
12 Lulusa yang dihasilkan D3 = 1609 orang, D4 = 102 orang
13 Matakuliah yang diampuh 1. Sistem Distrbusi Dya Listrik
2. Matematika Teknik
3. Matematika Terapan
4. Ilmu Bahan Listrik
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Universitas Hasanuddin Institut Teknologi
Tinggi Makassar Sepuluh Nopember
Surabaya
Bidang Ilmu Teknik Elektro Teknik Elektro
Tahun Masuk-Lulus 1980-1986 1996-1999
Judul Studi Pentanahan Menara Analisis Pengaruh
Skripsi/Thesis/Disertasi Transmisi Bakaru – Tello Tahanan Jenis Tanah
Makassar Terhadap Tegangan
Permukaan dan
Tahanan Pentanahan
Sistem Grid – Rod pada
Struktur Tanah Dua
Lapis
88
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Jumlah
Sumber
(Juta Rp)
Peningkatan proses Pemintalan dan
Penggulungan benang sutera untuk DIKTI
2010 34
1 meningkatkan produksi 89ndustry
kecil persuteraan daerah ( anggota)
Melaksanakan Penelitian Tentang
Dana
Analisis Automatic Transfer Switch
2012 Rutin 6
2 (ATS) Berbasis Programmable Logic
POLTEK
Contrller (PLC),sebagai anggota
Melaksanakan Penelitian dengan
Dana
Judul "Studi Kasus Penghematan
Rutin
2013 Pemakaian Energi Listrik Rumah 7
3 POLTEK
Tangga dengan menggunakan Alat
Penghemat Listrik (anggota).
Melaksanakan Penelitian dengan
Dana
Judul Analisis Penerapan Sistem Grid
2015 Rutin 7
4 unequally Spaced pada Pembumian
POLTEK
Gardu Induk (Ketua).
2016 Perancangan dan pemanfaatan Dikti
solar cell sebagai sumber energy 50
5
listrik saat beban puncak PLN
89
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun
Terakhir
Volume/Nomor/
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Tahun
Pengujian dan persiapan
pengoperasian Gardu Distribusi Januari 2012 ELEKTRIKA
1 pada Lab. Tegangan Menengah No.1 Tahun ke Jurusan Teknik
Prodi Teknik Listrik Pliteknik 11 Januari 2012 Elektro PNUP
Negri Ujung Pandang
Januari 2012
Penerapan kesehatan dan ELEKTRIKA
No.1 Tahun ke
2 keselamatan kerja dalam bidang Jurusan Teknik
11
kerja kelistrikan Elektro PNUP
Januari 2012
Faktor- factor penyebab
berubahnya tegangan sentuh Oktober 2013
4 Pada Pembumian system grid- No.1 Tahun ke SINERGI PNUP
rod dalam struktur tanah dua 11 Oktober 2013
lapis
Januari 2015
Analisis jatuh tegangan pada ELEKTRIKA
No.1 Tahun ke
4 jaringan distribusi P.T PLN Jurusan Teknik
13
(Persero) Rayon Takalar Elektro PNUP
Januari 2015
Analisis Penerapan Sistem Grid Prosiding Uppm
5 unequally Spaced pada Maret 2017 Politeknik Negeri
Pembumian Gardu Induk Ujung Pandang
Ir.Tadjuddin, M.T
90
CURRICULUM VITAE
B. Identitas Diri Anggota Tim Pelaksana
1 Nama Lengkap (dengan Bakhtiar, S.T., M.T.
gelar)
2 Jabatan Fungsional Lektor
3 Jabatan Struktural -
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 19700323 199601 1 001
5 NIDN 0023037001
6 Tempat dan Tanggal Lahir Cacaleppeng Jennae, 23 Maret 1970
7 Alamat Rumah Jl.Dg. Ramang, Perumahan Permata
Sudiang Raya blok K2/10B
8 Nomor Telpon/Hp 081343733755/08157114080
9 Alamat Kantor Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10
Tamalanrea, Makassar 90 245
10 Nomor Telepon/Faks 0411-585365, 585356, 585367/0411-
586043
11 Email bakhtiar_poltekup@yahoo.com
12 Lulusan yang dihsasilkan D3=1609 orang D4= 102 orang
1. Pebangkit dan Gardu Listrik
2. Transmisi dan Distrbusi Tenaga
Listrik
13. Mata Kuliah yang Diampuh
3. Rangkaian Listrik Dasar
4. Perawatan dan Perbaikan
5.Mesin Mesin Listrik
C. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
91
Judul Upaya Perhitungan Faktor Pengali k
Skripsi/Thesis/Di Peningkatan dengan Rasio R/X Jaringan dari
sertasi Efesiensi Sumber ke Gangguan Hubung
Pemakaian Energi Singkat
Listrik di Semen
Tonasa
Bakhtiar, S.T,M.T
93
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri Anggota Tim Pelaksana
1 Nama Lengkap (dengan Ahmad Rosyid Idris , S.T., M.T.
gelar)
2 Jabatan Fungsional Lektor
3 Jabatan Struktural -
4 NIP/NIK/Identitas 19860404 2015041 001
Lainnya
5 NIDN 0023037001
6 Tempat dan Tanggal Sinjai, ,04April 1986
Lahir
7 Alamat Rumah Jl.Dg. Ramang, Perumahan Permata
Sudiang Raya blok K2/10B
8 Nomor Telpon/Hp 081343733755/08157114080
9 Alamat Kantor Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10
Tamalanrea, Makassar 90 245
10 Nomor Telepon/Faks 0411-585365, 585356, 585367/0411-
586043
11 Email bakhtiar_poltekup@yahoo.com
12 Lulusan yang dihsasilkan D3=1609 orang D4= 102 orang
1. Elektronika Daya
13. Mata Kuliah yang Diampuh 2. Matematika Teknik
3. Matematika Terapan
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Universitas Hasanuddin Institut Teknologi
Tinggi Makassar Bandung
Bidang Ilmu Teknik Tenaga Teknik Tenaga
Tahun Masuk-Lulus 1988-1994 2002-2005
Judul Upaya Peningkatan Perhitungan Faktor
Skripsi/Thesis/Disertasi Efesiensi Pemakaian Pengali k dengan
Energi Listrik di Semen Rasio R/X Jaringan
Tonasa dari Sumber ke
Gangguan Hubung
Singkat
94
C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun
Terakhir
Pendanaan
Judul Pengabdian Kepada
No Tahun Jumlah
Masyarakat Sumber
(Juta Rp)
Pemanfaatan Teknologi Solar Cell di
1 2009 Desa Sumabu Kecamatan Bajo Dikti 49
Kabupaten Luwu (Ketua)
Pemanfaatan Teknologi Solar Cell di
Kampung Luppe Kecamatan
2009 Dikti 50
2 Lilirilau Kabupaten Soppeng
(Anggota)
IbM Masyarakat Pegunungan
3 2012 Dikti 40
(Anggota)
Penyuluhan Perawatan Perbaikan
dan Pelatihan Pemasangan Instalasi Rutin
4 2014 POLTE 6
listrik Rumah tinggal di P Balang K
Lompo (anggota)
95
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri Anggota Tim Pelaksana
1 Nama Lengkap(dengan Kazman Riyadi , S.T., M.T.
gelar)
2 Jabatan Fungsional -
3 Jabatan Struktural -
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 19831010201903 1 008
5 NIDN 0910108301
6 Tempat dan Tanggal Lahir Tanjung Pinang, 1Oktober 1983
7 Alamat Rumah Jl.Kemajuan No.29 Kel .Sudiang
8 Nomor Telpon/Hp 081343733755/08157114080
9 Alamat Kantor Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10
Tamalanrea, Makassar 90 245
10 Nomor Telepon/Faks 0411-585365, 585356, 585367/0411-
586043
11 Email Kazman riady @gmail.com
12 Lulusan yang dihsasilkan
D. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Universitas Universitas
Tinggi Muhammadiyah Hasanuddin
Makassar Makassar
Bidang Ilmu Teknik Tenaga Listrik Teknik Te Elektro
Tahun Masuk-Lulus 1988-1994 2002-2005
Judul
Skripsi/Thesis/Disertasi
96
97
98
99
100
101
102