Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

MATRIKS

1.1 PENGERTIAN

Definisi :
Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil atau kompleks ) yang
disusun / dijajarkan menurut baris dan kolom.

Skalar-skalar itu pada akhirnya disebut dengan ‘elemen matriks’. Penulisan


matriks digambarkan dengan

o Notasi Matriks
Untuk matriks diberi nama dengan huruf besar seperti A, B, C, D dan lain-
lain. Sedangkan untuk elemen-elemen matriks dinotasikan dengan huruf
kecil dengan indeks yang menunjukkan posisi elemen tersebut pada baris
dan kolom tertentu, contohnya 𝑎𝑖𝑗 (elemen dari matriks A pada baris ke-i
dan kolom ke-j)

Contoh matriks riil :

 3 4 7   bariske  1
 
A= 1 2  9  bariske  2
0 6   bariske  3
 3

  

kolom ke- 1 2 3

Berdasarkan matriks tersebut maka :


a12 =4 a23 = -9
a31 =0 a22 = -2

Secara umum :

______________________________________________ 1
“Bahan Ajar Matriks & Aljabar Linier By Cicilia Puji Rahayu,S.Si ”
Pandang matriks A = ( 𝑎𝑖𝑗 ) , dimana i = 1,2,3,. . .,m dan j = 1,2,3, . . .,n yang
berarti bahwa banyaknya baris matriks tersebut adalah m dan banyaknya
kolom matriks tersebut adalah n.

 a11 a12  a1 n 
 
 a21 a22  a2 n 
A= 
    

a  amn 
 m1 am 2

Matriks A dapat juga dituliskan A (m x n) = (ai j ), dimana m x n disebut ordo


(ukuran) matriks.

o Kesamaan Matriks
Dua buah matriks A = (ai j ) dan B = ( bi j ) dikatakan sama dalam artian
A=B, apabila ukuran / ordo dari kedua matriks tersebut sama (m x n) dan
berlaku ( ai j ) = ( bi j ) untuk setiap i dan j ( i = 1,2,3,…,m dan j= 1,2,3,…,n)

1.2 OPERASI PADA MATRIKS

Operasi-operasi yang berlaku pada matriks adalah sebagai berikut :


1. Penjumlahan Matriks
Syarat dua matriks dapat dijumlahkan : ordo dua matriks
tersebut sama
Konsep penjumlahannya bahwa elemen-elemen yang seletak
dijumlahkan

Contoh 1 :

  2 18   12  7
   
A = 5  14  dan B =  3 11 
0
 23  5
  6 

maka :

______________________________________________ 2
“Bahan Ajar Matriks & Aljabar Linier By Cicilia Puji Rahayu,S.Si ”
  2 18   12  7
   
A + B = 5  14  +  3 11 
0
 23  5
  6 

 10 11 
 
A + B = 2  3
5 17 

2. Perkalian skalar terhadap matriks


Konsep perkalian skalar dengan matriks adalah semua elemen
dikalikan dengan skalar yang dimaksud.
Contoh 2 :

 2 18  6  54 
   
A = 5  14  maka (-3) A =   15 42 
0
 23  0
  69 

Catatan 1 :
Beberapa hukum / sifat yang berlaku pada operasi penjumlahan dan
perkalian skalar, dengan mengambil A,B,C matriks yang mempunyai
ordo sama dan skalar , yaitu :
i. A + B = B + A sifat komutatif
ii. (A+B) + C = A + (B+C) sifat assosiatif penjumlahan
iii.  (A + B) = A + B sifat distributif penjumlahn terhadap
perkalian
iv. selalu ada matriks D sedemikian sehingga A + D = B

3. Perkalian matriks
Syarat dua perkalian matriks dapat dikalikan :
banyaknya kolom matriks pertama = banyaknya baris
matriks yang kedua
Konsep perkaliannya adalah
o Ordo matriks hasil perkalian dua matriks tersebut adalah
banyaknya baris matriks pertama x banyaknya kolom
matriks kedua (Am x n B n x r = C m x r )

______________________________________________ 3
“Bahan Ajar Matriks & Aljabar Linier By Cicilia Puji Rahayu,S.Si ”
o Setiap baris pada matriks pertama dikalikan dengan
setiap kolom pada matriks kedua sesuai dengan tempat
elemen yang dituju (c ij = a i x b j )

Contoh 3 :
Apabila diketahui dua matriks :

5 
 2 1 3   
A =   dan B =   7
 4 0  8    2
 

maka : A2 x3 B 3 x 1 = C 2 x 1
5 
 2 1 3   
A B =     7 
 4 0  8  
  2
 ( 10)  ( 7)  ( 6) 
=  
 ( 20)  0  16 

  23 
=  
 4 

Catatan 2 :
Hukum / sifat yang berlaku pada operasi perkalian skalar, dengan
mengambil A,B,C matriks-matriks yang memenuhi syarat-syarat
perkalian adalah :
i. A(B+C) = AB + AC sifat distributif penjumlahan terhadap
perkalian
ii. A(BC) = (AB) C sifat assosiatif perkalian
iii. AB  BA Pada perkalian tidak berlaku sifat
komutatif
iv. Jika AB = 0 (matriks nol) yaitu matriks dengan semua elemennya nol,
maka ada beberapa kemungkinan :
a). A = 0 dan B = 0

______________________________________________ 4
“Bahan Ajar Matriks & Aljabar Linier By Cicilia Puji Rahayu,S.Si ”
b). A = 0 atau B = 0
c). A  0 dan B  0
v. Bila AB = AC belum tentu B = C

1.3 TRANSPOSE DARI SUATU MATRIKS

Kita pandang matriks A = (aij) berukuran (m x n), maka transpose dari


matriks A yang dituliskan AT = (aji ) adalah matriks dengan ukuran / ordo
(nx m ) yang elemen-elemennya diperoleh dengan menuliskan baris ke-i dari
matriks A menjadi kolom ke-i pada matriks AT , dimana i=1,2,3,…
Sifat-sifat yang berlaku pada transpose matriks adalah :
i. (A + B ) T = AT + BT
ii. (AT ) T =A
iii.  (AT ) = ( A ) T
iv. (AB) T = BT AT

Contoh 4 :
2 1 4  3 0 1 
Diketahui matriks A =   ; B =   dan
3 5  3  6 2  2 

2 5
C =  
 3 0 
Tentukan :
1). AT , BT , CT
2). (AT + BT )
3). (A + B )T
4). ( CA) T
5). AT CT

Penyelesaian :

2 3  3 6 
    2  3
1). AT =   1 5  ; BT = 0 2  ; CT =  
4 5 0 
  3  1
  2 

______________________________________________ 5
“Bahan Ajar Matriks & Aljabar Linier By Cicilia Puji Rahayu,S.Si ”
5 9 
 
2). (AT + BT ) =   1 7 
5  5 

5 9 
5 1 5   
3). ( A + B ) =    ( A + B )T = 1 7 
9  5  5  5 
7

 19 6 
 19 23 7   
4). CA =    (CA) T =  23 3 
 6  12   7  12 
3

 19 6 
 
5). AT CT =  23 3 
 7
  12 

1.4 JENIS-JENIS MATRIKS KHUSUS

Ada beberapa jenis matriks khusus yang perlu dipahami, yakni :


1. Matriks Bujursangkar
Matriks bujursangkar adalah matriks dengan banyaknya baris sama
dengan banyaknya kolom. Dengan demikian matriksnya berordo m x m (
biasa disingkat matriks bujursangkar berordo m)
Contoh :
4 0
A =  
 6 9 

2. Matriks Nol
Matriks Nol adalah matriks dengan semua elemennya bilangan nol.
0 0
O =  
0 0 

______________________________________________ 6
“Bahan Ajar Matriks & Aljabar Linier By Cicilia Puji Rahayu,S.Si ”
3. Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks bujursangkar dengan elemen-elemen
selain diaognal utamanya adalah nol
2 0 0
 
B= 0 3 0
0
 0 9 

4. Matriks Skalar
Matriks skalar adalah matriks diagonal dengan elemen-elemen pada
diagonal utamanya sama
7 0 0
 
C = 0 7 0
0 7 
 0
5. Matriks Identitas
Matriks identitas adalah matriks skalar dengan elemen-elemen pada
diagonal utamanya bilangan 1.
1 0 0
1 0  
I2 =   dan I3 =  0 1 0
0 1  0
 0 1 
6. Matriks Segitiga Atas
Matriks segitiga atas adalah matriks bujursangkar dengan elemen-elemen
di bawah diagonal utama semua nol.
 2 3 6 
 
D = 0 1 0 
0  4 
 0

7. Matriks Segitiga bawah


Matriks segitiga bawah adalah matriks bujursangkar dengan elemen-
elemen di atas diagonal utama semua nol.
 5 0 0
 
E = 0 1 0
9
 6 1 

______________________________________________ 7
“Bahan Ajar Matriks & Aljabar Linier By Cicilia Puji Rahayu,S.Si ”
1.5 OPERASI ( TRANSFORMASI ) ELEMENTER BARIS & KOLOM

Pada prinsipnya transformasi elementer baris atau kolom pada matriks akan
menghasilkan matriks yang ekuivalen dengan matriks asalnya. Ada beberapa
transformasi yang perlu dipahami :
1). R ij yang artinya bahwa baris ke-i ditukar dengan baris ke-j
Diketahui matriks
2 2 1 2 2 1
   
A = 4   2
R23
1 3 9 7
 2 7  4 3 
 9  1
2). Ri (k) yang berarti bahwa baris ke- i yang baru diperoleh dengan
mengalikan setiap elemen baris ke- i yang lama dengan skalar k.
Dengan menggunakan matriks A operasi elementer no 1, maka :
6 6 3
 
R 1(3) = 4 1 3
 2 7 
 9

3). R ij (k)  R i (baru) = R i + k x R j


yang artinya bahwa baris ke –i yang baru, didapatkan dari baris ke i yang
lama ditambah dengan k x setiap elemen baris ke- j
Dengan memanfaatkan matriks A pada operasi no 1, maka Operasi
Elementer Baris (OEB) berikut adalah :
2 2 1
 
R 21(- 2) = 0 5 1
 2 7 
 9
keterangan untuk baris ke-2 :
R 2 (lama) = 4 1 3
R 1 (- 2) = -4 4 -2 +
R 2(baru ) = 0 5 1

4). K ij yaitu menukarkan kolom ke- i dengan kolom ke- j


Dengan menggunakan matriks A pada OEB no 1, maka :

______________________________________________ 8
“Bahan Ajar Matriks & Aljabar Linier By Cicilia Puji Rahayu,S.Si ”
1 2 2 
 
K 13 = 3 1 4 
7  2 
 9
5). K i (p) yang artinya kolom ke-i yang baru diperoleh dengan mengalikan
setiap elemen kolom ke-i dengan skalar p.
Dengan memanfaatkan matriks pada OEB no 1., maka :
2 1 1
 
K 2 (1/2) = 4 1
2 3
 2 7 

9
2

6). K ij (p)  K i (baru) = K i + p x K j


yang artinya bahwa kolom ke –i yang baru, didapatkan dari kolom ke i
yang lama ditambah dengan p x setiap elemen kolom ke- j
Dengan menggunakan matriks pada OEB no. 1, maka :
2 1 1
 
K 23 (1) = 4 4 3
 2 7 
 16

keterangan kolom 2 :
K 2( lama ) = - 2 1 9
K 3 (1) = 1 3 7 +
K 2(baru) = - 1 4 16

1.6 LATIHAN SOAL


I). Carilah nilai-nilai x, y, z dan u apabila berlaku :
 3x y  x y  2x   20 y  3
4   = 2   +  
 2z 5u   3z 3u  6  2 u  z 
II) Diketahui matriks-matriks :
1 1 
  3 1 6  1
A = 3  2 ; B =  ; C =  
0 5 4  2 1 
 4 

______________________________________________ 9
“Bahan Ajar Matriks & Aljabar Linier By Cicilia Puji Rahayu,S.Si ”
2 1  4 1
2 1 1    
D =   ; E = 3  3 ; F = 2 1
0 1 1  1
 0   2
 3 
Pertanyaan :
1). AB & DE
2). (AB) C & (DE)B
3). BC & A (BC)
4). D ( E + F)
5). DE + DF
6). (- 4) F & ( -1/2 ) C
7). Lakukan transformasi elementer baris dari matriks E dengan operasi
R 12(-1) , R21(- 2) , R31(- 1) , R 2(1/ 4) , R 32(- 1) , R 1 2(- 4) !

Matriks sudah selesai . . . . . .


Diharapkan mahasiswa sudah memahami pengertian matriks, operasi-
operasi yang berlaku, jenis-jenis matriks khusus, dan OEBK (Operasi
Elementer Baris dan Kolom). Dan pada akhirnya mahasiswa dapat
menyelesaikan soal-soal latihan secara mandiri serta mengembangkannya
sendiri.Amen.
Selanjutnya kita masuk ke materi DETERMINAN MATRIKS . . . . . . .

______________________________________________ 10
“Bahan Ajar Matriks & Aljabar Linier By Cicilia Puji Rahayu,S.Si ”

Anda mungkin juga menyukai