v Z Ðφ
Tegangan Sumber :
Tegangan sesaat (v) :
v = Vm Sin t (volt)
V = V Ð00 (volt)
Gelombang Tegangan :
v
Vm
p 3p/2 2p
t
0 p/2
Arus Beban :
Jika Sumber Tegangan Melayani Beban Resistif, maka arus yang mengalair
pada rangkaian adalah sebagai berikut :
V
I=Z (ampere)
Dimana :
V = V Ð00
Z = R Ð00
Maka :
V Ð0
I = R Ð0 (ampere)
Sehingga diperoleh :
I = I Ð00 (ampere)
dimana dalam hal ini arus I sefasa dengan tegangan V
atau :
i = Im Sin t (ampere)
Vm v
Im i
p 3p/2 2p
t
0 p/2
Diagram Vektor :
o
VÐ0
o
I Ð0
S̅ = V Ð00 . I Ð00
S̅ = V . I Ð00
S̅ = S Ð00
atau,
S̅ = S ( Cos 00 + j Sin00 )
S̅ = ̅ ̅
P+jQ
Karena
Cos 00 = 1
Sin 00 = 0
Maka :
S̅ = ̅
P (Watt)
Artinya bahwa Daya yang tedapat pada beban Resistif adalah hanya Daya Aktif
Segitiga Daya pada Beban Resisitif
S Q=0
P
2. Daya pada Beban Induktif
Rangkaian :
Z Ðφ
v
Tegangan Sumber :
Tegangan sesaat (v) :
v = Vm Sin t (volt)
V = V Ð0o (volt)
Gelombang Tegangan :
v
Vm
p 3p/2 2p
t
0 p/2
Arus Beban :
Jika Sumber Tegangan Melayani Beban Induktif, maka arus yang mengalir
pada rangkaian adalah sebagai berikut :
V
I=Z (ampere)
Dimana :
V = V Ð0o
Z = Z Ðo
Maka :
V Ð0
I = Z Ð (ampere)
Sehingga diperoleh :
I = I Ð-o (ampere)
dimana dalam hal ini arus I tertinggal (lagging) terhadap tegangan V sebesar
sudut , atau :
i = Im Sin (t - ) (ampere)
p 3p/2 2p
t
0 φ p/2 φ
Diagram Vektor :
o
VÐ0
o
I Ð-φ
S̅ = V Ð00 . I Ð0
S̅ = V . I Ð0
S̅ = S Ð0
atau,
S̅ = S ( Cos 0 + j Sin0 )
Dimana:
̅ = S Cos 0
P (Watt)
̅ = S Sin 0
Q (VAR)
Maka,
𝐒̅ = 𝐏 ̅
̅+𝐣𝐐 (VA)
Artinya bahwa Daya yang tedapat pada beban Induktif adalah Daya Aktif dan Daya
Reaktif Induktif
Segitiga Daya pada Beban Induktif
S
Q
φ
P
3. Daya pada Beban Kapasitif
Rangkaian :
v Z Ð- φ
Tegangan Sumber :
Tegangan sesaat (v) :
v = Vm Sin t (volt)
V = V Ð0o (volt)
Gelombang Tegangan :
v
Vm
p 3p/2 2p
t
0 p/2
Arus Beban :
Jika Sumber Tegangan Melayani Beban Kapasitif, maka arus yang mengalair
pada rangkaian adalah sebagai berikut :
V
I=Z (ampere)
Dimana :
V = V Ð0o
Z = Z Ð-o
Maka :
V Ð0
I = Z Ð− (ampere)
Sehingga diperoleh :
I = I Ðo (ampere)
p 3p/2 2p
t
φ 0 p/2 φ φ
Diagram Vektor :
o
I Ðφ
φ
o
VÐ0
S̅ = V Ð00 . I Ð-0
S̅ = V . I Ð-0
S̅ = S Ð-0
atau,
S̅ = S ( Cos 0 - j Sin0 )
Dimana:
̅ = S Cos 0
P (Watt)
̅ = S Sin 0
Q (VAR)
Maka,
𝐒̅ = 𝐏 ̅
̅−𝐣𝐐 (VA)
Artinya bahwa Daya yang tedapat pada beban Kapasitif adalah Daya Aktif dan Daya
Reaktif Kapasitif
Segitiga Daya pada Beban Kapasitif
Q
S
4. Daya pada Beban Induktif Murni
Rangkaian :
Z Ð90
v
Tegangan Sumber :
Tegangan sesaat (v) :
v = Vm Sin t (volt)
V = V Ð0o (volt)
Gelombang Tegangan :
v
Vm
p 3p/2 2p
t
0 p/2
Arus Beban :
Jika Sumber Tegangan Melayani Beban Induktif Murni, maka arus yang
mengalair pada rangkaian adalah sebagai berikut :
V
I=Z (ampere)
Dimana :
V = V Ð0o
Z = Z Ð90o
Maka :
V Ð0
I = Z Ð90 (ampere)
Sehingga diperoleh :
I = I Ð-90o (ampere)
dimana dalam hal ini arus I tertinggal (lagging) terhadap tegangan V sebesar
sudut 90o, atau :
p 3p/2 2p
t
0 p/2
Diagram Vektor :
o
VÐ0
o
90
o
I Ð-90
S̅ = V Ð00 . I Ð900
S̅ = V . I Ð900
S̅ = S Ð900
atau,
S̅ = S ( Cos 900 + j Sin900 )
Dimana:
̅
P=0 (Watt)
̅ = S Sin 900
Q (VAR)
Maka,
𝐒̅ = +𝐣 𝐐
̅ (VA), atau ̅ = 𝐒̅
𝐣𝐐 (VAR)
Artinya bahwa Daya yang tedapat pada beban Induktif Murni adalah Hanya Daya
Reaktif Induktif
S Q
0
90
P=0
5. Daya pada Beban Kapasitif Murni
Rangkaian :
v Z Ð-90
Tegangan Sumber :
Tegangan sesaat (v) :
v = Vm Sin t (volt)
V = V Ð0o (volt)
Gelombang Tegangan :
v
Vm
p 3p/2 2p
t
0 p/2
Arus Beban :
Jika Sumber Tegangan Melayani Beban Kapasitif Murni, maka arus yang
mengalair pada rangkaian adalah sebagai berikut :
V
I=Z (ampere)
Dimana :
V = V Ð0o
Z = Z Ð-90o
Maka :
V Ð0
I = Z Ð−90 (ampere)
Sehingga diperoleh :
I = I Ð90o (ampere)
-p/2 3p/2 2p
p t
0 p/2
Diagram Vektor :
o
I Ð90
o
90
o
VÐ0
S̅ = V Ð00 . I Ð-900
S̅ = V . I Ð-900
S̅ = S Ð-900
atau,
S̅ = S ( Cos 900 - j Sin900 )
Dimana:
̅
P=0 (Watt)
̅ = S Sin 900
Q (VAR)
Maka,
𝐒̅ = −𝐣 𝐐
̅ ̅ = 𝐒̅
(VA), atau −𝐣 𝐐 (VAR)
Artinya bahwa Daya yang tedapat pada beban Kapasitif Murni adalah Hanya Daya
Reaktif Kapasitif
Segitiga Daya pada Beban Kapasitif Murni
P=0
0
90
S Q