MODUL PEMBELAJARAN
A. POKOK BAHASAN
1. Rangkaian Dengan R, L dan C
2. Sumber tegangan dan Arus Bolak Balik
45
B. MODUL- FLASH-NR
SKENARIO PROJEK
Terdapat berbagai jenis alat listrik yang menggunakan Listrik AC, baik Listrik AC 1 Phase
maupun Listrik AC 3Phase, seperti misalnya Lampu pijar, Lampu TL, Rice cooker, Setrika,
Kipas angin, Motor listrik 1 Phase, Motor Listrik 3 Phase, Heater, dan sebagainya. Berbagai
Alat Listrik yang kita sebutkan diatas, membutuhkan Energi/daya listrik agar dapat
dioperasikan atau dinyalakan, dan semuanya itu termasuk kedalam Beban Listrik. Jika
Faktor daya suatu instalasi 0,7 harus dikoreksi menjadi 0,9 tertinggal. Tentukan peralatan
tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki Cos pi sesuai dengan yang diinginkan!
Gambarkan segitiga daya dan buat tabel dayanya!
C. MATERI PEMBELAJARAN
46
2. Rangkaian Dengan Beban Tahanan Murni (R)
Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja
(resistance) , seperti elemen pemanas (heating, element) dan lampu pijar. Beban jenis ini
hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu Sifat
beban resistif itu adalah arus beban resistif sefasa dengan tegangannya atau faktor daya atau
cos φ = 1 Daya aktif P = V. I Cos φ ( Watt) Daya Reaktif Q= V. I Sin φ ( VAR ) Jika Cos
φ = 1 maka Sin φ = 0 dan daya aktif menjadi maximum daya reaktif nol.
Jika suatu tegangan sinusoidal : V = Vm Sin t diberikan pada rangkaian dengan
beban tahanan murni, maka menurut hukum Ohm, besar arus i yang mengalir adalah :
V Vm
i = = . sin t
R R
Vm
=I sin t Im =
m R
dimana:
Persamaan (2 -1) terlihat bahwa arus i yang mengalir dalam rangkaian adalah
sefasa dengan teganganV.
Nilai efektif tegangan dan arus adalah:
Vm Im
V= ; I = ;
2 2
Persamaan tegangan v dan arus i diatas maka besar daya sesaat p adalah :
P = v.i
= Vmsin t . Im sin t
= Vm Im sin2 t
= ½ Vm Im ( 1 – cos 2 t)
= V.I (1 – cos 2 t)
Persamaan di atas terlihat bahwa daya mempunyai frekwensi dua kali lebih besar
pada frekwensi arus dan tegangan. Nilai daya selalu positif dan berubah nol sampai Vm Im.
47
Nilai rata-rata daya P = 1/2 Vm. Im
Gambar 3. Fasor Diagram Arus dan Tegangan untuk Beban Tahanan Murni
3. Rangkaian Dengan Beban Kumparan Murni (L)
Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparan kawat yang dililitkan pada
suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan
pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini disebabkan oleh
energi yang tersimpan berupa medan magnetis akan mengakibatkan fasa arus bergeser
menjadi tertinggal terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif.
Sifat beban induktif Arus beban induktif 900 ketinggalan terhadap tegangannya atau
faktor daya: cos φ = 0 .
Daya aktif: P = V. In .Cos φ (Watt )
= V. I .Cos 90 °
= V. I . 0
Daya Reaktif: Q = V. In . Sin φ ( VAR )
48
= V. In .Sin 90 °
= V. In . 1
Bila Cos φ = 0 maka Sin φ = 1 dan daya aktif menjadi nol daya reaktif maksimum.
Jika pada suatu rangkaian dengan beban kumparan murni diberikan tegangan
sinusoidal : V = Vm sin t, maka besar arus i yang mengalir dalam rangkaian ini adalah :
1
L
i= vdt
1
L
= Vm sin t dt
V
= - m cos t
L
V
= m sin (t - 90 o )
L
= I m sin ( mt - 90 o )
Persamaan di atas terlihat bahwa arus i tertinggal ( lagging ) sebesar 90 o tegangan v. Besar
daya sesaat p pada rangkaian ini adalah :
Persamaan tegangan v dan arus i diatas maka besar daya sesaat p adalah :
P = v.i
= Vmsin t . Im sin (t-90o)
= - Vm Im sin t cos t
= ½ Vm Im sin 2 t
Besar daya rata-rata P adalah :
T
1
P = pdt
T V r
1
P = Vm I m sin 2 2 dt
2 o
=0
49
Gambar 4. Rangkaian Beban Induktanis Murni
Hasil pengukuran terhadap respom tegangan dan arus menunjukkan bahwa arus
tertinggal 900 terhadap tegangan seperti ditujukan pada gambar 12 :
50
ΔQ = Peff Tan (φ1 – φ2) VAR
Gambar 19 memperlihatkan Perbaikan Faktor Daya
P = v.i
= Vm Im sin t cos t
1
Vm I m sin 2 t = .
2
51
=
T
1
P =
T
V
p d t
r
1
P =
2
Vm I m sin 2 t dt
o
=0
Gambar rangakain AC dengan beban dinggap Induktansi Murni ditunjukkan pada gambar
20
Gambar 8 Fasor diagram arus dan tegangan untuk beban kapasitor mumi.
Dari gambar 21 terlihat bahwa daya mempunyai frekwensi dua kali lebih besar pada
frekwensi arus dan tegangan. Daya positif bila tegangan naik dan pada saat ini kapasitor
diisi di mana energi tersimpan dalam bentuk medan listrik. Daya negatif bila tegangan tunm
dan pada saat ini kapasitor melepaskan energi yang tersimpan dalam bentuk medan listrik
ke sumber.
52
5. Rangkaian Dengan Beban Induktif ( R dan L )
Jika pada suatu rangakaian dengan beban R dan L , diberikan tegangan sebesar V,
maka jatuh tegangan pada beban yang terdiri :
V = VR2 | + VL2
= (I.R) 2 + (I. X L ) 2
=I R 2 + X2
L
V
I =
R 2 + X2
L
Nilai R 2 + X 2L adalah simpedansi (Z) beban. Hal ini dapat dilihat hubungan segitiga
reaktansi induktif pada gambar 2.5.a dimana : Z2 = R2 + XL2
53
Gambar 10 a. Segitiga impedansi pada beban induktif.
b. Komponen arus pada beban induktif
Dari gambar 23.b. terlihat bahwa tegangan V mendahului (leading) terhadap arus
I sebesar sudut , dimana :
R
Cos =
Z
XL
Sin =
Z
XL
Tan =
R
Pada beban induktif, reaktansi XL menyebabkan terjadi pergeseran fasa antara tegangan dan
arus sebesar . Hal ini dapat dianalisa Persamaan gelombang tegangan V dan arus i di bawah
ini :
v = Vm sin t
i = Im sin (t - )
54
Besar daya rata-rata p adalah :
1
P = Vm .I m cos
2
= V .I . cos
Persamaan di atas merupakan Persamaan daya aktif, yaitu daya listrik yang dapat diubah ke
dalam bentuk daya mekanis dan dapat juga diubah ke dalam bentuk lain yaitu bentuk panas.
Bentuk cos ^ disebut faktor daya (power factor).
Gambar 11. Kurva arus, tegangan dan daya pada beban induktif
D. RANGKUMAN
Resistansi, reaktansi dan impedansi merupakan istilah yang mengacu pada
karakteristik dalam rangkaian yang bersifat melawan arus listrik. Resistansi merupakan
tahanan yang diberikan oleh resistor. Reaktansi merupakan tahanan yang bersifat reaksi
terhadap perubahan tegangan atau perubahan arus. Nilai tahanannya berubah sehubungan
dengan perbedaan fase dari tegangan dan arus. Selain itu reaktansi tidak mendisipasi
energi. Sedangkan impedansi mengacu pada keseluruhan dari sifat tahanan terhadap arus
baik mencakup resistansi, reaktansi atau keduanya. Ketiga jenis tahanan ini diekspresikan
dalam satuan ohm, Semakin besar hambatan/impedansi, makin besar tegangan yang
dibutuhkan. Impedansi tidak dapat dikatan sebagai hambatan secara spontan. Karena
terdapat perbedaan yang mendasar dari keduanya. Beberapa sumber mengatakan bahwa
impedansi merupakan hasil reaksi hambatan (R, resistensi) dan kapasitas elektron (C,
capacitance) secara bersamaan. Impedansi listrik, atau lebih sering disebut impedansi,
menjelaskan ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoidal. Impedansi listrik
memperluas konsep resistansi listrik ke sirkuit AC, menjelaskan tidak hanya amplitudo
relatif dari tegangan dan arus, tetapi juga fase relatif. Bila sebuah beban diberi tegangan,
55
impedansi dari beban tersebut akan menentukan besar arus dan sudut fase yang mengalir
pada beban tersebut. Faktor daya merupakan petunjuk yang menyatakan sifat suatu beban.
E. TUGAS/ESSAY :
1. Tentukan reaktansi induktif jika diketahui frekuensi rangkaian AC 50Hz, dan induktansi
induktor 1H.
2. Dari soal no. 1 pada contoh kasus diketahui tegangan AC sebesar 50V, berapakah arus
yang mengalir pada rangkaian? Untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan
menggunakan hukum Ohm dimana V = I ∙ R, kemudian ganti ‘R’ (resistansi) dengan
reaktansi induktif (XL).
6. Hitung kuat arus (rms) dan gambarkan tegangan, arus dan daya dari rangkaian berikut :
7. Hitung impedansi total dan tegangan pada masing-masing resistor, induktor dan kapastior
dari rangkaian SERI resistansi-induktansi-kapasitor berikut
56
8. Hitunglah impedansi total dan kuat arus dari masing-masing resistor, induktor dan
kapasitor dari rangkaian PARALEL resistansi-induktansi-kapasitor berikut
57
F. LEMBAR JAWABAN TUGAS / TEST ESSAY
1.
..................................................................................................................................................
.....
2.
..................................................................................................................................................
.....
3.
..................................................................................................................................................
.....
4.
..................................................................................................................................................
.....
5.
..................................................................................................................................................
.....
6.
..................................................................................................................................................
.....
7.
..................................................................................................................................................
.....
8.
..................................................................................................................................................
.....
58