Anda di halaman 1dari 14

Kegiatan Belajar 3

MODUL PEMBELAJARAN

Nama Bahan Kajian : Analisa Sistem Tenaga Listrik


Kode/sks : /3sks
Program Studi : Teknik Elektro
Falkutas : Falkutas Teknik
Pembelajaran Ke : III (Pertemuan minggu ke 3)
Pokok Bahasan : Konsep komponen –komponen RLC.
Dosen : Rahmaniar

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran)


1. Mahasiswa dapat menjelaskan sumber Tegangan dan Arus Bolak Balik
2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep daya pada arus bolak-balik
Soft skill/Karakter : Dapat bekerja sama dalam kelompok (Tim) komunikatif, gigih dan
kreatif.

A. POKOK BAHASAN
1. Rangkaian Dengan R, L dan C
2. Sumber tegangan dan Arus Bolak Balik

45
B. MODUL- FLASH-NR
SKENARIO PROJEK

Terdapat berbagai jenis alat listrik yang menggunakan Listrik AC, baik Listrik AC 1 Phase
maupun Listrik AC 3Phase, seperti misalnya Lampu pijar, Lampu TL, Rice cooker, Setrika,
Kipas angin, Motor listrik 1 Phase, Motor Listrik 3 Phase, Heater, dan sebagainya. Berbagai
Alat Listrik yang kita sebutkan diatas, membutuhkan Energi/daya listrik agar dapat
dioperasikan atau dinyalakan, dan semuanya itu termasuk kedalam Beban Listrik. Jika
Faktor daya suatu instalasi 0,7 harus dikoreksi menjadi 0,9 tertinggal. Tentukan peralatan
tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki Cos pi sesuai dengan yang diinginkan!
Gambarkan segitiga daya dan buat tabel dayanya!

C. MATERI PEMBELAJARAN

1. Beban Listrik Arus Bolak-Balik (AC).


Pada dasarnya beban-beban listrik tcrdiri beberapa komponen yaitu :
1. Tahanan murni (beban resistif)
2. Kumparan murni (bebab Induktif)
3. Kapasitor murni (beban kapasitif)
Pada rangkaian arus listrik bolak balik, arus yang mengalir mempunyai fasa yang berbeda
terhadap tegangan yang berkerja padanya. Hal ini disebabkan oleh pengarnh beban-beban
listrik yang terdapat pada rangkaian tersebut.

Gambar 1. Gambar diagram beban Listrik

46
2. Rangkaian Dengan Beban Tahanan Murni (R)
Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja
(resistance) , seperti elemen pemanas (heating, element) dan lampu pijar. Beban jenis ini
hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu Sifat
beban resistif itu adalah arus beban resistif sefasa dengan tegangannya atau faktor daya atau
cos φ = 1 Daya aktif P = V. I Cos φ ( Watt) Daya Reaktif Q= V. I Sin φ ( VAR ) Jika Cos
φ = 1 maka Sin φ = 0 dan daya aktif menjadi maximum daya reaktif nol.
Jika suatu tegangan sinusoidal : V = Vm Sin t diberikan pada rangkaian dengan
beban tahanan murni, maka menurut hukum Ohm, besar arus i yang mengalir adalah :

V Vm
i = = . sin t
R R

Vm
=I sin t Im =
m R

dimana:
Persamaan (2 -1) terlihat bahwa arus i yang mengalir dalam rangkaian adalah
sefasa dengan teganganV.
Nilai efektif tegangan dan arus adalah:

Vm Im
V= ; I = ;
2 2

Persamaan tegangan v dan arus i diatas maka besar daya sesaat p adalah :

P = v.i

= Vmsin t . Im sin t

= Vm Im sin2  t

= ½ Vm Im ( 1 – cos 2 t)

= V.I (1 – cos 2  t)

Persamaan di atas terlihat bahwa daya mempunyai frekwensi dua kali lebih besar
pada frekwensi arus dan tegangan. Nilai daya selalu positif dan berubah nol sampai Vm Im.

47
Nilai rata-rata daya P = 1/2 Vm. Im

Gambar 2. Rangkaian dengan Beban R,L dengan Vm= V sin ωt


Jika diamati bentuk glombang hubungan arus dan tegangan akan terlukis sebagai berikut:

Gambar 3. Fasor Diagram Arus dan Tegangan untuk Beban Tahanan Murni
3. Rangkaian Dengan Beban Kumparan Murni (L)
Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparan kawat yang dililitkan pada
suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan
pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini disebabkan oleh
energi yang tersimpan berupa medan magnetis akan mengakibatkan fasa arus bergeser
menjadi tertinggal terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif.
Sifat beban induktif Arus beban induktif 900 ketinggalan terhadap tegangannya atau
faktor daya: cos φ = 0 .
Daya aktif: P = V. In .Cos φ (Watt )
= V. I .Cos 90 °
= V. I . 0
Daya Reaktif: Q = V. In . Sin φ ( VAR )

48
= V. In .Sin 90 °
= V. In . 1
Bila Cos φ = 0 maka Sin φ = 1 dan daya aktif menjadi nol daya reaktif maksimum.
Jika pada suatu rangkaian dengan beban kumparan murni diberikan tegangan
sinusoidal : V = Vm sin t, maka besar arus i yang mengalir dalam rangkaian ini adalah :

1
L 
i= vdt

1
L 
= Vm sin t dt

V
= - m cos  t
L
V
= m sin (t - 90 o )
L
= I m sin ( mt - 90 o )

Persamaan di atas terlihat bahwa arus i tertinggal ( lagging ) sebesar 90 o tegangan v. Besar
daya sesaat p pada rangkaian ini adalah :
Persamaan tegangan v dan arus i diatas maka besar daya sesaat p adalah :
P = v.i
= Vmsin t . Im sin (t-90o)
= - Vm Im sin  t cos t
= ½ Vm Im sin 2 t
Besar daya rata-rata P adalah :
T
1
P =  pdt
T V r
1
P = Vm I m  sin 2  2 dt
2 o

=0

Gambar rangakain AC dengan beban dinggap Induktansi Murni ditunjukkan pada


gambar 17.

49
Gambar 4. Rangkaian Beban Induktanis Murni
Hasil pengukuran terhadap respom tegangan dan arus menunjukkan bahwa arus
tertinggal 900 terhadap tegangan seperti ditujukan pada gambar 12 :

Gambar 5 Fasor diagram arus dan tegangan beban induktansi murni


Gambar 18. terlihat bahwa daya mempunyai frekwensi dua kali lebih besar pada frekwensi
arus dan tegangan. Daya positif bila arus pada rangkaian bertambah dimana pada saat ini
energi tersimpan dalam bentuk medan magnetik di dalam kumparan (induktor). Bila arus
pada rangkaian berkurang maka daya adalah negatip dan pada saat ini energi yang tersimpan
dalam kumparan kembali ke sumber.

4. Rangkaian Dengan Beban Kapasitor Murni (C)


Sebuah kapasitor daya atau yang dikenal dengan nama kapasitor bank harus mempunyai
daya Qc yang sama dengan daya reaktif dari sistem yang akan diperbaiki faktor dayanya.
Jika keadaan ini dipenuhi, kapasitor akan memperbaiki faktor daya menjadi bernilai
maksimum (faktor daya = 1). Besarnya daya reaktif yang diperlukan untuk mengubah factor
daya dari cos φ1 menjadi cos φ2 dapat ditentukan dengan

50
ΔQ = Peff Tan (φ1 – φ2) VAR
Gambar 19 memperlihatkan Perbaikan Faktor Daya

Gambar 6 Perbaikan Faktor Daya


∆𝑄
∆𝐶𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑠𝑎 𝜇𝐹
3𝑉 2 2𝜋𝑓
Dimana:
φ1: adalah faktor daya sebelum didiperbaiki
φ2: adalah faktor daya sesudah diperbaiki
ΔCperphasa: Besar nilai kapasitor perphasa
ΔQ: Jumlah daya rektif yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya (VAR)
Jika pada rangkaian dengan beban kapasitor murni diberikan tegangan sinusoidal : v
= Vm sin t, maka arus i yang mengalir dalam rangkaian ini adalah :
dv
i=C
dt
d
=C ( Vm sin t)
dt
= Vm C cos t
Vm
= cost
1/ C
= I msin (t = 90 o )
Persamaan ( 2- 5) terlihat bahwa arus i mendahului (leading) sebesar 90o tegangan
V.

Besar daya sesaat p adalah :

P = v.i

= Vm sin t . Im sin (t-90o)

= Vm Im sin  t cos t
1
Vm I m sin 2 t = .
2
51
=

Besar daya rata-rata P adalah :

T
1
P =
T 
V
p d t

r
1
P =
2
Vm I m  sin 2 t dt
o

=0

Gambar rangakain AC dengan beban dinggap Induktansi Murni ditunjukkan pada gambar
20

Gambar 7. Rangkaian AC dengan Asumsi Beban Kapasitansi Murni

Gambar 8 Fasor diagram arus dan tegangan untuk beban kapasitor mumi.
Dari gambar 21 terlihat bahwa daya mempunyai frekwensi dua kali lebih besar pada
frekwensi arus dan tegangan. Daya positif bila tegangan naik dan pada saat ini kapasitor
diisi di mana energi tersimpan dalam bentuk medan listrik. Daya negatif bila tegangan tunm
dan pada saat ini kapasitor melepaskan energi yang tersimpan dalam bentuk medan listrik
ke sumber.

52
5. Rangkaian Dengan Beban Induktif ( R dan L )
Jika pada suatu rangakaian dengan beban R dan L , diberikan tegangan sebesar V,
maka jatuh tegangan pada beban yang terdiri :

- VR. = I. R. (jatuh tegangan pada R, sefasa dengan arus I ).


- VL =1. XL (jatuh tegangan pada L, mendahului (leading) sebesar 90° arus I)

Gambar 9 a. Rangkaian dengan beban R dan L


b.Fasor diagram arus dan tegangan untuk beban R dan L
Dari gambar 22.b. dapat dianalisa di mana fasor OA mewakili jatuh tegangan VR
dan fasor AB mewakili jatuh tegangan Vt jadi tegangan sumber (V) adalah OB.

V = VR2 | + VL2

= (I.R) 2 + (I. X L ) 2

=I R 2 + X2
L

V
I =
R 2 + X2
L

Nilai R 2 + X 2L adalah simpedansi (Z) beban. Hal ini dapat dilihat hubungan segitiga
reaktansi induktif pada gambar 2.5.a dimana : Z2 = R2 + XL2

53
Gambar 10 a. Segitiga impedansi pada beban induktif.
b. Komponen arus pada beban induktif
Dari gambar 23.b. terlihat bahwa tegangan V mendahului (leading) terhadap arus
I sebesar sudut , dimana :

R
Cos  =
Z

XL
Sin  =
Z

XL
Tan  =
R

Pada beban induktif, reaktansi XL menyebabkan terjadi pergeseran fasa antara tegangan dan
arus sebesar . Hal ini dapat dianalisa Persamaan gelombang tegangan V dan arus i di bawah
ini :

v = Vm sin t

i = Im sin (t - )

Daya sesaat p adalah :


p = v.i
= Vm sin t . Im sin ( t - )
= Vm sin t . Im sin ( t - )
= 1
Vm I m [cos  − cos(2t −  )]
2

54
Besar daya rata-rata p adalah :

1
P = Vm .I m cos
2
= V .I . cos

Persamaan di atas merupakan Persamaan daya aktif, yaitu daya listrik yang dapat diubah ke
dalam bentuk daya mekanis dan dapat juga diubah ke dalam bentuk lain yaitu bentuk panas.
Bentuk cos ^ disebut faktor daya (power factor).

Gambar 11. Kurva arus, tegangan dan daya pada beban induktif

D. RANGKUMAN
Resistansi, reaktansi dan impedansi merupakan istilah yang mengacu pada
karakteristik dalam rangkaian yang bersifat melawan arus listrik. Resistansi merupakan
tahanan yang diberikan oleh resistor. Reaktansi merupakan tahanan yang bersifat reaksi
terhadap perubahan tegangan atau perubahan arus. Nilai tahanannya berubah sehubungan
dengan perbedaan fase dari tegangan dan arus. Selain itu reaktansi tidak mendisipasi
energi. Sedangkan impedansi mengacu pada keseluruhan dari sifat tahanan terhadap arus
baik mencakup resistansi, reaktansi atau keduanya. Ketiga jenis tahanan ini diekspresikan
dalam satuan ohm, Semakin besar hambatan/impedansi, makin besar tegangan yang
dibutuhkan. Impedansi tidak dapat dikatan sebagai hambatan secara spontan. Karena
terdapat perbedaan yang mendasar dari keduanya. Beberapa sumber mengatakan bahwa
impedansi merupakan hasil reaksi hambatan (R, resistensi) dan kapasitas elektron (C,
capacitance) secara bersamaan. Impedansi listrik, atau lebih sering disebut impedansi,
menjelaskan ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoidal. Impedansi listrik
memperluas konsep resistansi listrik ke sirkuit AC, menjelaskan tidak hanya amplitudo
relatif dari tegangan dan arus, tetapi juga fase relatif. Bila sebuah beban diberi tegangan,

55
impedansi dari beban tersebut akan menentukan besar arus dan sudut fase yang mengalir
pada beban tersebut. Faktor daya merupakan petunjuk yang menyatakan sifat suatu beban.

E. TUGAS/ESSAY :
1. Tentukan reaktansi induktif jika diketahui frekuensi rangkaian AC 50Hz, dan induktansi
induktor 1H.

2. Dari soal no. 1 pada contoh kasus diketahui tegangan AC sebesar 50V, berapakah arus
yang mengalir pada rangkaian? Untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan
menggunakan hukum Ohm dimana V = I ∙ R, kemudian ganti ‘R’ (resistansi) dengan
reaktansi induktif (XL).

3. Diketahui V = 50VAC, R = 10Ω, XL = 5Ω, XC = 10Ω tentukan impedansi rangkaian jika


R, L, C dirangkai seri?

4. Sebuah rangkaian R-L-C paralel dimana R = 100Ω, XL = 5Ω, XC = 8Ω dan dihubungkan


dengan tegangan 120VAC, hitung arus total (IT) dan impedansi rangkaian (ZT)?
5. Hitung kuat arus (rms) dan gambarkan tegangan, arus dan daya terhadap waktu dari
rangkaian resistansi berikut:

6. Hitung kuat arus (rms) dan gambarkan tegangan, arus dan daya dari rangkaian berikut :

7. Hitung impedansi total dan tegangan pada masing-masing resistor, induktor dan kapastior
dari rangkaian SERI resistansi-induktansi-kapasitor berikut

56
8. Hitunglah impedansi total dan kuat arus dari masing-masing resistor, induktor dan
kapasitor dari rangkaian PARALEL resistansi-induktansi-kapasitor berikut

57
F. LEMBAR JAWABAN TUGAS / TEST ESSAY
1.
..................................................................................................................................................
.....

2.
..................................................................................................................................................
.....

3.
..................................................................................................................................................
.....
4.
..................................................................................................................................................
.....
5.
..................................................................................................................................................
.....
6.
..................................................................................................................................................
.....
7.
..................................................................................................................................................
.....

8.
..................................................................................................................................................
.....

58

Anda mungkin juga menyukai