Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK

Pada bab ini membicarakan bagian rangsangan sumber arus bolak-balik pada
rangkaian. Rangsangan berupa sumber tegangan dan sumber arus dengan bentuk
sinusoida, sinusoida ini merupakan fungsi matematik yang berubah menurut waktu
dan berulang.
Tujuan Instruksional Khusus
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat
1. Mengetahui rangsangan sumber arus dan tegangan bolak-balik serta cara
penentuan arus dan tegangan pada rangkaian arus bolak balik.
2. Mengenal jika suatu rangkaian arus bolak-balik dengan metoda bilangan
komplek
3. Mengetahui penggunaan dengan metoda fasor

Pengetahuan Awal (Entry Behavior)

Jika mengawali bab ini, perlu dilakukan dengan penjelasan awal mengenai definisi,
fungsi, jenis rangkaian arus bolak-balik yang ada kaitannya dengan penentuan nilai
arus sesaat, tegangan sesaat, tegangan maksimum dan efektif. Selanjutnya berkenaan
dengan beban resitif dan reaktif akan berkaitan dengan penentuan reaktansi,
impedansi dan admitansi. Oleh karena itu, kemampuan awal dilakukan dengan tes
awal atau pertanyaan-pertanyaan tentang arus bolak-balik.
Pentingnya Mempelajari Bab Ini

1. Mahasiswa dapat membedakan pengguaan antara arus bolak balik dan


arus searah serta keuntungan- keuntungan dari penggunaan arus bolak-
balik.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan rangkaian arus bolak-balik ini pada
kehidupan sehari-hari.
A. KARAKTERISTIK SINUSOIDA
1. Tegangan dan Arus Sinusoida
Tinjaulah sebuah gelombang tegangan sinus seperti pada gambar 4-1,
persamaan dari karakteristik tersebut dapat dituliskan :
vt = Vm sin ( t +  ) atau vt = Vm cos( t + – 90 ) 4-1
vt = Vm sin (2f +) atau vt = Vm cos (2f + - 90)

Gambar 4-1
Tegangan sinus

1
Dimana :
Vt = tegangan sesaat dalam volt
t = radian
 = sudut fase dalam derajat
f = frekwensi dalam Hz
Rumusan dapat diberikan

1 
f   4-2
T 2

Suatu arus gelombang kosinus diperlihatkan pada gambar 4-2 yaitu

I = I cos ( t – 0) atau I = I sin (  t – 0 + 90 ) 4-3


Gambar 4-2
Arus kosinus

Amplitudo tegangan gelombang sinus adalah Vm sedang utntuk arusnya adalah


Im dan argumennya adalah t . Kemudian frekwensi radian atau frekwensi sudut
adalah  . misal Vm sin  t digambarkan sebagai fungsi dari argumen t , jelas bahwa
periodiknya adalah 2 radian dan 1 radian = 57,3° . Oleh karena itu persamaan
tersebut sebagai fungsi t dan periodenya adalah T.
Periode tersebut dapat juga dinyatakan dalam derajat (°) , kalau 2 radian
listrik adalah 360°. Jadi tegangan dan arus yang dinyatakan dalam persamaan 4-1 dan
4-2 disebut rangkaian arus bolak-balik .
Gambar 4-3 Tegangan dan arus sefase

2
2. Rangsangan sinusoida dalam unsur-unsur Rangkaian
Dalam resistensi v = i.R merupakan suatu konstata. Ganbar 4-3 arus berbentuk
sinusoida akan menghasilkan tegangan sinusoida lihat tabel 4-1, karena R konstan
maka tidak ada pergeseran fasa antara arus dengan tegangan.

Tabel 4-1
Sumber Sinusoida dengan Unsur-Unsur

i = I sin t i = I cos t

vR = RI sin t vR = RI cos t

vL = LI sin (t + 90) vL = LI cos (t + 90)

vC = I / C sin (t - 90) vC = I / C cos (t - 90)

v = V sin t v = V cos t

iR = V/R sin t iR = V/R cos t

iL = V / L sin (t - 90) iL = V / L cos (t - 90)

iC = CV sin (t + 90) iC = CV cos (t + 90)

Dalam induktansi, fungsi arus tertinggal (lagging) oleh tegangan sebesar /2 radian
atau 90. Gambar 4-4 menunjukkan rangkaian yang mengandung induktansi dengan
bentuk gelombang tegangan dan arusnya.

Gambar 4-4 Arus lagging oleh tegangan 90°

Untuk kapasitansi dengan arus seperti pada tabel 4-1 maka fungsi arus mendahului
tegangan (leading) sejauh /2 atau 90

3
Gambar 4-5 Arus leading oleh tegangan 90°

Hal berikutnya, kita tinjau rangkaian RL seri seperti pada gambar 4-6, tegangan
sumber:
Vs = Vmcos t 4-4

Gambar 4-6 RL Seri dengan Rangsangan Sinusoidal

Dalam rangkaian pada gambar 4-6, i = 2 cos 3t Amper , L = 5 H dan R = 3 .


Tentukan v
Jawab:
Menurut hukum Kirchhoff untuk tegangan kita dapatkan:
v = vL + vR = L di/dt + Ri
= 5 (-6 sin 3t) + 3 (2 cos3t)
= 6 cos 3t – 30 sin 3t Volt
B. METODA FASOR
Kuantitas-kuantitas bentuk bilangan komplek biasanya dinyatakan bentuk
Bilangan Polar dan bukan bentuk bilangan eksponen demi penyederhanaan.
Contoh :
Sumber tegangan :
vt = Vm cos t
Kita nyatakan dalam bentuk komplek sebagai :
Vm  00 4-5
Dan jika arus it = Im cos (t + )
Menjadi
Im   4-6

4
Representasi komplek yang disingkat tadi dinamakan Fasor. Selanjutnya fasor bisa
ditransformasikan ke bentuk bilangan imajiner yaitu:
A  = A cos  + jA sin  4-7

Jika bilangan imajiner di transformasikan ke Fasor maka nilai:

b
a  jb  a 2  b 2 .arc.tg 4-8
a

C. IMPEDANSI DAN ADMITANSI


Perbandingan tegangan fasor V terhadap arus I adalah impedansi, dan diberi
simbul Z dengan satuan ohm(). Sedangkan kebalikan dari impedansi adalah
adamitansi dengan satuan mho (). Hubungan arus dan tegangan dengan unsur-unsur
dalam frekwensi adalah :
I
V  R.I V  j..L.I V  4-9
JC

Dari hubungan diatas maka besar impedansi dapat diperoleh :

V V V 1
 R   JL  
I I I JC
sehngga :

V 1
Z ........Z  impedansi.........Y  ..........Y  admi tan si
I Z
L  XL  2fL...(reak tan si..induktif ) 4-10
1 1
 XC  ...(rak tan si..kapasitif )
C 2C

1. Rangkaian RL Seri

Lihat gambar 4-7, analog dari hukum Ohm, kita dapat menulis :
V = Z. I V² = VR² + VL² (ZI)² = (RI)² + (XLI)².
Dan

Z = R + jXL = R + j2fL Z² = R² + XL² Z  R 2  (2fL) 2 4-11

Gambar 4-7 Rangkaian RL seri

5
Sebuah rangkaian hubungan seri R dan L, besar arus yang melewati adalah :
V
I 4-12
R  (2fL) 2
2

Dan sudut phasa arus serta tegangan adalah :


XL 2fL
  arc  arc 4-13
R R

2. Rangkaian RL Paralel

Rangkaian hubungan parallel dalam arus bolak balik dapat ditentukan nilai arus-
arusnya yaitu:

V V V
I  Y .V  I R   G.V  I L   BL .V 4-14
Z R XL

Dimana :
Y = 1 / Z (admitansi) G = 1 / R (konduktansi)
BL = 1 / XL (suseptansi induktif)
Dari diagram fasor diatas diperoleh ;
2
Y 2  G 2  BL
4-15
2
Y  G 2  BL

Gambar 4-8 Rangkaian RL paralel

Arus yangmelewati rangkaian adalah :

2
I  G 2  B L xV 4-16

Dan beda phasa antara tegangan dan arus adalah :

R R
  arc.tg  asc.tg 4-17
XL 2fL

6
3. Rangkaian RC Seri

Gambar 4-9 Rangkaian RC Seri

Analog dari hukum Ohm :


V = Z.I
Dari diagram fasor diatas didapat ;
2
Z  R2  X C 4-18

Arus yang melewati rangkaian ini :


V
I 4-19
1 2
R (
2
)
2fC

Dan sudut phasa antara tegangan dan arus :


1 1
  arctg  arctg 4-20
( X C .R ) (2fR )

4. Rangkaian RC paralel

Gambar 4-10 Rangkaian RC paralel

Arus I dan arus masing-masimg komponen didapat :


V V V
I  Y .V  I R   G.V  I L   Bc.V 4-21
Z R XL
Dan seperti pad diagram fasor diatas besar adimtansi :

Y 2  G 2  Bc 2 ..........Y  G 2  Bc 2 4-22

7
Sudut phasa antara arus dan tegangan :
  arctg 2fCR 4-23
arus I adalah :

I  G 2  Bc 2 xV 4-24

D. ARUS DAN TEGANGAN EFEKTIF


Tegangan yang tersedia pada outlet dirumah-rumah adalah tegangan sinusoida
yang mempunyai frekwensi 50 Hz dan tegangan 220 volt . Tegangan apakah yang
dimaksud 220 volt ? . Tegangan ini bukanlah tegangan sesaat (vt) , juga bukan nilai
maksimum (Vm) , melainkan adalah nilai efektip dari tegangan sinusoida yaitu harga
keefektipan dari sumber tegangan dalam memberikan daya pada tahanan R . Kita coba
menentukan nilai efektip dari setiap arus periodik seperti pada gambar 4-11 .
Ungkapan matematik umum harga efektip adalah ditentukan terlebih dahulu daya
rata-rata:
1 2 R
P
T  I .R.dt   I 2 .dt
T

Gambar 4-11 Gelombang Menentukan nilai efektif

Daya yang diberikan oleh arus searah adalah


P  I 2 eff .R.watt
Jika diidentikan persamaan diatas untuk memecahkan Ieff , maka :
T
1 2
T 0
I eff  i (t ).dt 4-25

Dan bila diketahui :


2
i (t )  Im Cos (t   )dt........T 

Dengan substitusi :
1 Im
I eff 
T  Im Cos (t   )dt maka nilai I eff 
2
.............. Im  2 .I eff

Demikian juga untuk tegangan sinusoida akan menghasilkan :

8
t
1 2
T 0
Vef  v dt 4-26

Nilai efektif sering disebut sebagai root mean square value yaitu:
Ieff = Irms Veff = Vrms
Dan
Vm
Vrms  4-27
2

E. RANGKUMAN

Arus Bolak-balik atau Alternating Current (AC) merupakan arus yang terjadi
pada gelombang dengan frekuensi sebanyak 50 kali dalam 1 detik atau HZ pada
simbolnya. Rangkaian arus bolak-balik dapat direpresentasikan antara lain:
1. Sumber Tegangan sesaat vt , tegangan maksimum Vmaks , tegangan
efektif Vefektif dan arus sesaat it , arus maksimum Imaks.
2. Beban – beban resitif R , Reaktansi induktif XL, reaktansi kapasitif XC
dan impedansi Z serta admitansi Y.
Arus bolak-balik secara umum banyak digunakan dalam bidang perkantoran,
industri, bangunan, toko dan perumahan.

F. LATIHAN

1. Latihan Soal

a. Tentukan amplitudo, fase dan frekwensi bentuk sinusoida dari tegangan vt =


12 cos 50t + 10.
Penyelesaian:
Amplitudo adalah Vm = 12 V, fase  = 10 , periode T = 2 /  = 2 / 50 =
0,1257 s dan frekwensi adalah f = 1 / T = 7,958 HZ

b. Sebuah induktor mempunyai arus i = 5 cos 200t A. Tentukan tegangan VL .


Penyelesaian:
Dari tabel 5-1 maka VL = LI cos t + 90 = 2000.10.10-3.5 cos 2000t + 90 =
100 cos 2000t + 90
c. Transformasikan sinusoida dibawah ini ke bentuk fasor dan imajiner
a). i = 6 cos 50t - 40 b). v = -4 sin 30t + 50
Penyelesaian:
 I = 6  -40 A
6 cos -40 + j6 sin -40 = 6. 0,77 + j6.-0,64 = 4,62 - j3,84
 Jika –sin A = cos (A + 90) dan jika v = -4 sin (30t + 50) = 4 cos (30t
+ 50 + 90) = 4 cos (30t + 140) V maka:
V = 4  140 V

9
4 cos 140 + j4 sin 140 = 4.-0,77 + j4.0.64 = - 3,08 + j2,56 V
a. Transformasikan I = -3 + j4 Amper dan V = 1 +j1 Vvolt
I = -3 + j4 = 5  126,87 Amper dan V = 145 Volt

b. Jika tegangan v =12 cos 60t + 45 digunakan pada sebuah induktor 0,1 H
tentukan arus yang mengalir ke induktor.
Peyelesaian:
V = jLI, dimana  = 6 rad/s dan V = 1245
Karena itu maka:
V 1245 1245
I    245  90  2  45
jL j 60 x0,1 690
Jika dikonversi ke kawasan waktu maka it = 2 cos 60t -45

c. Lihat gambar dibawah ini

Tentukan: Vct dan it


Jawab: jika Vs = 10 cos 4t dan  = 4 sehingga
Vs = 100 Volt, maka Impedansinya adalah:
1
Z  5  5  j 2,5
j 4.0,1
Karena itu besar arus:
Vs 100 10(5  j 2,5)
I   2  1,6  j 0,8  1,78926,57 A
Z 5  j 2,5 5  2,5 2
Tegangan pada kapasitor adalah:

I 1,78926,57 1,78926,57
V  IZc     4,47  63,43V
jC j 4 x0,1 0,490
Sehingga:

it  1,789 cos 4t  26,57 Amper dan vt  4,47 cos 4t  63,43.Volt

d. Lihat gelombang dibawah ini.

Vt = 10 sin t pada interval 0 t  dan vt = 0


pada interval  t 2
 2
1  
t
1 2
v 2 rms      
2
v (t ).dt (10 sin t ) dt 0 2 dt 
T 0 2  0  

Dengan secara integral maka dihasilkan:


50 1
v 2 rms  (  sin 2  0)  25 maka vrms = 5 Volt
2 2

10
e. Suatu alat listrik mimiliki unsur kapasitif C = 1000F dan induktansi L =
100mH . Tentukan : reaktansi kapasitif XC dan reaktansi XL .

Jawab:

1 1 1
XC     0,31
2fC 2 x3,14 x50 x10 x10
3 6
3,18

X L  2fL  2 x3,14 x50 x100 x 0,001  31,4

f. Suatu peralatan listrik memiliki reaktansi kapasitif XC = 0,6 , reaktansi


induktifnya XC = 1, resistansi R = 2.
Tentukan : impedansi Z dan admiyansi Y
Jawab:
2
Z  R 2  ( X L  X C )  2 2  (1  0,6) 2  4  2.6  6,6  2,569

1
Y  0,389
2,569

g. Dengan melihat soal point i bila diberi tegangan efektif arus bolak-balik Vef
= 20 Volt. Tentukan arus yang mengalir pada beban itu.

Jawab:

V 20
I   7,78 Amper
Z 2,569

2. Tugas

a. Apa yang saudara ketahui tentang fungsi sinusoida, amplitudo, frekwensi


radian dan perioda.
b. Jika tegangan v = 6 cos 100t - 30 . Tentukan besaran amplitudo, , periode
T, frekwensi dan sudut fase serta bentuk fasornya.
c. Sebuah Induktor 10 mH mempunyai arus i = 5 cos 200t A . Tentukan VL
d. Sebuah rangkaian seri R = 10  dan L = 20mH mempunyai arus i = 2 sin 500t A
. Tentukan: Reaktansi induktif XL, impedansi Z dan Tegangan V
e. Andaikan suatu rangkaian memiliki V = 24  48 volt dan I = 12  10 .
tentukan harga Impedansi Z dan Admintansi Y
f. Suatu rangkaian seri R = 2  dan C = 200 pF, mempunyai tegangan v = 20
cos ( 6,25 x 108 t + 30 ) volt. Tentukan: Reaktansi Kapasitif XC dan V
gunakan dalam bentuk fasor.
g. PLN menghasilkan tenaga listrik berbentuk sinusoida dengan frekwensi 50
Hz dengan tegangan maximum 310 volt yang dicapai pada saat t = 0.

11
Tenttukan teganggan sesaatnya .
h. Suatuu rangkaiann seri R = 10 dan L = 20 mH dimana
d arus sinusoida i = 5
cos ( 500t + 10) A atau I = 5  10. Tentukan
T teg
gangan totaal v .
i. Dikeetahui : tahaanan R = 20 seri denggan induktorr L = 5 H pada  = 4 Hz.
H
Tenttukan :
a). reaktansi innduktip XL
b). impedansi dalam bentu uk bilangann imaginer
c). impedansi dalam
d bentuuk polar
j. Suatuu tahanan R = 10  dihubungkkan seri denngan indukktor L = 0,,1 H
diberrikan teganngan 100 voolt efektip pada
p f = 60 Hz.
Tenttukan :
a). reaktansi
r induktip XL
b). impedansi
i Z
c). arus
a yang mengalir
m padda rangkaiann
d). sudut
s phasaa
k. Sebuuah tahanann R = 5 yaang diparaleel kapasitor C = 450 faarad pad f = 150
Hz.
Tenttukan :
a) reaktansi
r kaapasitip XC
b). Impedansi
I Z
a. Mennunjuk gambbar dibawahh ini , tentukkan vLt dan it.

B. EKSPE
ERIMEN

Gambarr a: Pengukkuran Teganngan dan Arrus pada tam


mpilan Oscillloscope

12
Gambar b: Rangkaian Pengukuran Tegangan dan Arus pada lampu

Eksperimen pada diatas bahwa betujuan membuktikan adanya Tegangan dan arus arus
bolak balik jika dalam suatu rangkaian seperti gambar b maka diperoleh gelombang
sinusoidal sebagai wujud dari adanya tegangan dan arus bolak balik.

C. RUJUKAN
1. Joseph A. Edminister, M.S.E, 1997. Rangkaian Listrik. Seri Buku
Schaum, Teori dan Soal-soal. Erlangga Jakarta. Hal. 36 sampai dengan 46
2. Budiono Mismail. Rangkaian Listrik 1 . Universitas Brawijaya Malang.
Hal. 187 sampai dengan 228.
3. DE LORENZO. Single Phasa Alternating Current. Teaching System for
Technical Training.

D. BACAAN YANG DIANJURKAN


1. Budiono Mismail. Rangkaian Listrik 1 . Universitas Brawijaya Malang.
2. Alexander Sadiku. 2007. Fundamentals of Electric Circuits. Cleveland
State Universuty and Prairie View A&M University . Mc Graw Hill
3. Mohamad Ramdhani. 2002. Rangkaian Listrik. Erlangga Jakarta
4. Joseph A. Edminister, M.S.E, 1997. Rangkaian Listrik. Seri Buku
Schaum, Teori dan Soal-soal. Erlangga Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alexander Sadiku. 2007. Fundamentals of Electric Circuits. Cleveland
State Universuty and Prairie View A&M University . Mc Graw Hill
2. Budiono Mismail. Rangkaian Listrik. Universitas Brawijaya Malang.
3. DE LORENZO. Single Phasa Alternating Current. Teaching System for
Technical Training.
4. Joseph A. Edminister, M.S.E, 1997. Rangkaian Listrik. Seri Buku
Schaum, Teori dan Soal-soal. Erlangga Jakarta.
5. Mohamad Ramdhani. 2002. Rangkaian Listrik. Erlangga Jakarta.
6. William H. Hayt, Jr, Jilid 1, Edisi Keempat. Rangkaian Listrik. Erlangga.
Jakarta

13
BAB V
DAYA DALAM RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK

Dalam bab ini akan dibahas hubungan-hubungan daya untuk rangkaian yang
dirangsang oleh tegangan dan arus sinusoida. Hal ini berkenaan dengan daya sesaat
dimana didalamnya terkandung daya rata-rata, daya maksimum selanjutnya daya
dalam unsur-unsur rangkaian dengan meninjau daya aktif,daya reaktif dan daya
nampak serta faktor daya. Oleh karena itu, rangsangan arus dan tegangan sinosoida
dan unsur-unsur rangkaian yang dikenakannya hendaknya dipahami dengan seksama
dan baik.
Tujuan Instruksional Khusus
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat
1. mengetahui cara penjabaran daya sesaat hingga diperoleh daya rata-rata pada
sebuah jaringan pasif
2. memahami daya yang ada pada unsur rangkaian yaitu daya aktif, daya reaktif
3. memahami daya komplek
4. memahami segitiga daya.
Pengetahuan Awal (Entry Behavior)

Sebelum memahami bab ini dilakukan pengetahuan awal berupa pertanyaan atau tes
tulis pengertian daya, pengertian arus bolak-balik dan tegangan bolak balik serta
mengenai hubungan daya dengan tegangan dan arus bolak-balik. Pengaruh beban
resitif dan beban reaktif terhadap ada dan tidaknya aktor daya.
Pentingnya Mempelajari isi Bab

Agar mahasiswa dapat mamahami daya-daya apa saja yang ada pada rangkaian arus
bolak-balik dan juga dapat mengerti cara menghitung kapasitas-kapasitas arus jika
daya tersebut diserap oleh beban.
A. Macam-Macam Daya Pada Listrik Arus Bolak-Balik

Dalam listrik bolak-balik terdapat tiga jenis daya yaitu :


1. Daya Aktif (P)

Daya aktif adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban. Satuan daya aktif
adalah W (Watt) dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur listrik Wattmeter.
Daya Aktif pada beban yang bersifat resistansi (R), dimana tidak mengandung
induktor grafik gelombang tegangan (V) dan arus se fasa, sehingga besar daya
sebagai perkalian tegangan dan arus menghasilkan dua gelombang yang keduanya
bernilai positif. besarnya daya aktif adalah P. Sisa puncak dibagi menjadi dua untuk
mengisi celah-celah kosong sehingga kedua rongga terisi oleh dua puncak yang
mengisinya.

14
Gaambar gelom
mbang dayaa aktif pada beban yangg bersifat ressistansi

Persamaan Daya aktiff (P) pada beban yang bersifat


b resiistansi :

1 1 1
P x m  xVm xI m 
xP 2 xVx 2 xI
2 2 2

P=VxI

Keterangan :
P = Daya Aktif (W)
Pm = Daya maksimum m (W)
Im = Arus listrik makssimum (A)
Vm = Teganngan maksim mum (V)
V = Teganngan listrik (V)
I = Arus listrik (A)

Dayya aktif pada


p bebann impedanssi (Z), beban impedannsi pada suuatu rangkkaian
diseebabkan oleh beban yanng bersifat resistansi
r (R
R) dan indu
uktansi (L).

Gam
mbar gelombbang daya akktif pada beeban yang bersifat
b resisstansi

15
Makka gelombaang mendaahului geloombang aruus sebesar φ. Perkalian gelombbang
tegaangan dan gelombang
g arus menghhasilkan duua puncak positif
p yangg besar dan dua
punncak negatiff yang kecil. Pergeseran
n sudut fasaa bergantunng seberapa besar nilai dari
kommponen indu uktor nya.

Perssamaan dayya aktif (P) pada


p beban yang bersiffat impedan
nsi :

Kerrangan :
P = Daya aktif (W)
V = Tegangan (V)
I=AArus listrik (A)
cos φ = Faktor daya

2. Daya Reaktif
R (Q)

Dayya reaktif adalah


a dayaa yang dibuutuhkan untuuk pembenntukan medaan magnet atau
daya yang dittimbulkan oleh bebann yang beersifat indukktif. Satuan n daya reaktif
adallah VAR (VVolt.Amper Reaktif). Untuk
U mengghemat dayya reaktif dapat
d dilakuukan
denggan memassang kapasiitor pada raangkaian yaang memiliiki beban bersifat
b induuktif.
Hal serupa serring dilakuukan pada pabrik-pabr
p rik yang mengunakan
m motor bannyak
mennggunakan beban
b beruppa motor-m
motor listrik.
Perssamaan dayya reaktif ;

Keterangan :
Q = Daya Reaktif (VAR)
V = Teganngan (V)
I = Arus listrik (A)
sin φ = Fakto
or reaktif

3. Daya Semu
S (S)

Dayya semu adaalah daya yaang dihasilkkan dari perkkalian teganngan dan arrus listrik. Daya
D
nyatta merupakan daya yanng diberikann oleh PLN kepada kon nsumen. Sattuan daya nyata
n
adallah VA (Vo olt.Ampere).
Bebban yang beersifat dayaa semu adaalah beban yang bersiffat resistanssi (R), conttoh :
lam
mpu pijar, seetrika listrikk, kompor listrik
l dan lain
l sebagainya. Peralaatan listrik atau
beban pada raangkaian liistrik yang bersifat reesistansi tidak dapat dihemat
d kaarena
tegaangan dan arus listrikk se fasa perbedaan sudut fasaa adalah 0o dan mem miliki
nilaai faktor dayya adalah 1. Berikut inii persamaann daya semuu :

16
4. Segitiga Daya dan Faktor Daya

Dari persamaan S = VI* = P + jQ dan pada gambar 5-4 menunjukkan bahwa:

S 2 = P 2 + Q2

Atau S  P2  Q2 5-7

Gambar 5-4 Segitiga Impedansi sampai dengan segitiga Daya

Selanjutnya perbandingan antara daya katif dengan daya nampak disebut faktor
daya(Power faktor) disingkat pf
Jadi
VI cos 
pf   cos  5-8
VI
Dengan cara yang sama dari perbandingan antara daya reaktif dengan daya nampak
adalah:

VI sin 
faktor..reaktif   sin  5-9
VI

5. Perbaikan Faktor Daya (Power faktor Correction)

Telah dikatakan bahwa peralatan listrik yang akan dihubungkan untuk


memberikan keluaran tertentu ditentukan oleh kebutuhan Volt-Amper beban itu dan
karena itu langsung dipengaruhi oleh faktor daya beban itu. Umumnya perusahaan
listrik memberukan suatu aturan tertetu dalam tarifnya yang menganjurkan
langganannya untuk memaksimumkan faktor daya beban terpasangnya karena untuk
mengurangi rugi-rugi saluran.
Gambar 5-5a Gambar 5-5b

17
Gambar 5-5 Rangkaian dan diagram fasor untuk perbaikan faktor daya
Pada gambar 5-5a dan 5-5b menunjukkan bahwa:
P = S1 cos 1
Menjadi:

Q1 = S1 sin 1 = P tg 1 5-10

Jika kita menginginkan untuk memperluas dari cos 1 ke cos 2 tanpa merubah daya
nyata P (P = S2 cos 2) sehingga daya reaktif baruya adalah:
Q2 = P tg 2 5-11

Pengurangan pada daya reaktif disebabkan oleh kapasitor paralel dan ini menjadi:
QC = Q1 – Q2 = P (tg Q1 – Q2)
Dimana QC = V²rms / XC = CV²rms maka nilai kapasitor yang diperlukan adalah:

QC P (tg1  tg 2 )
C  5-12
V rms
2
V 2 rms

Contoh soal 1:
Sebuah motor listrik dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik 100 V, jika
arus yang mengalir adalah 2 A dan faktor kerjanya 0,8. Berapakah besar nilai daya
semu, daya aktif, dan daya reaktif ?
Diketahui : V = 100 V
I=2A
cos φ = 0,8
Ditanya : S = ?
P=?
Q =?
Jawab :
Menghitung nilai daya semu (S) :
S=VXI
= 100 V x 20 A
= 200 VA
Menghitung nilai daya aktif (P) :

P = V x I x COS 
= 100 V x 2A x 0,8
= 160 W

18
Mennghitung nillai daya reaaktif (Q) :

Q  S 2  P 2  200 2  160 2  40
00 2  256000  144000

Q  120VAR

Con
ntoh soal 2..

Sebuah pabrikk kimia meemasang seebuah trafo 1500 kVA A. Kebutuhhan parik pada
p
mullanya 1160 kVA dengaan faktor daaya 0,70. Peersentase peembebanan trafo sekitaar 78
perssen (1160/1500 = 777.3 persen). Untuk memperbaik
m ki faktor daaya dan untuk
u
menncegah dend da oleh pem
masok listrik
k, pabrik menambahka
m an sekitar 410
4 kVAR padap
beban motor. HalH ini menningkatkan faktor daya hingga 0,,89, dan meengurangi kVAk
yang diperlukaan menjadi 913 kVA, yang meruupakan pennjumlahan vektor v kW dan
kVA AR. Trafo 1500 kVA A kemudiann hanya berrbeban 60 persen darri kapasitassnya.
Sehhingga pabrrik akan daapat menam mbah bebann pada traffonya dimaasa mendattang.
(Stuudi lapangann NPC)

Con
ntoh soal 3
Sekkelompok laampu pijar dengan
d tegangan 220V//58 W, digaabungkan deengan 12 laampu
TL 11 W, ada 30 buah laampu pijar dan lampu TL. Faktorr daya terukkur sebesarr cos
alphha1= 0,5. Hitunglah daya semuu dari bebban dan beesarnya aruus I1 sebeelum
kommpensasi, Jiika diinginkkan faktor kerja menjaadi cos alppha2=0,9. Hitung
H besaarnya
aruss I2 (setelahh kompensasi).
Besarnya daya lampu gabuungan
a) PG = (558 W x 18) + (11 W x 12) = 11766 watt = 1,1176 kW Co
os phi1 = PG
G/S1
>> S1 = Pg/Cos phi1 = 1,1
176kW/0,5 = 2,352 kVA.
k I1 = S1/U = 2,352
2
kVA/22
20 V = 10,69 ampere (A
A)--> sebeluum kompen
nsasi
b) besarnyya daya seteelah kompennsasi (cos phi
p = 0,9) S2
S = PG/Co
os phi2 = 1,176
kW/0,9 = 1,306 kV
VA maka I2
2 = S2/U= 1,306
1 kVA/2220 V = 5,994 A --> settelah
kompen
nsasi

19
B. RANGKUMAN

Daya listrik adalah besarnya laju hantaran energi listrik yang terjadi pada suatu
rangkaian listrik. Dalam satuan internasional daya listrik adalah W (Watt) yang
menyatakan besarnya usaha yang dilakukan oleh sumber tegangan untuk mengalirkan
arus listrik tiap satuan waktu J/s (Joule/detik).
Dalam listrik bolak-balik terdapat tiga jenis daya yaitu :
1. Daya aktif
Daya Aktif pada beban yang bersifat resistansi (R), dimana tidak mengandung
induktor grafik gelombang tegangan (V) dan arus se fasa, sehingga besar daya
sebagai perkalian tegangan dan arus menghasilkan dua gelombang yang keduanya
bernilai positif
Persamaan Daya aktif (P) pada beban yang bersifat resistansi :

1 1
P xPm  xV mxI m
2 2
1
 x 2 xVx 2 xI
2
P=VXI

Daya aktif pada beban impedansi (Z), beban impedansi pada suatu rangkaian
disebabkan oleh beban yang bersifat resistansi (R) dan induktansi (L).

P = Vx I x Cos

2. Daya Reaktif (Q)


Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet
atau daya yang ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif.

Q = V x I x Sin 

3. Daya Semu (S)


Daya semu adalah daya yang dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik.
Daya nyata merupakan daya yang diberikan oleh PLN kepada konsumen. Satuan daya
nyata adalah VA (Volt.Ampere).

S=VxI
Disamping itu dalam daya arus bolak-balik dikenal juga segitiga daya:
Dari persamaan S = VI* = P + jQ dan pada gambar 5-4 menunjukkan bahwa:

S 2 = P 2 + Q2

Atau S  P2  Q2

4. Faktor Daya (Cos )

20
VI cos 
pf   cos 
VI

5. Perbaikan faktor daya


Menentukan besar kapasitor untuk perbaikan cos 
QC P (tg1  tg 2 )
C 
V rms
2
V 2 rms

C. LATIHAN
a. Latihan Soal
1. Sebuah motor arus bolak-balik memiliki daya 5kW, tegangan maksimumnya
230 V dan cos  = 0,65. Tentukan arus maksimum.
Jawab:
Rumus P = V x I x cos  5000 Watt = 230 Volt x I x 0,65
5000Watt
I  33,4 Amper
230Voltx0,65
2. Sebuah jaringan tegangan menengah (JTR) terpasang trafo pada gardu tiang
dengan daya semu S = 250 kVA, tegangan 20 kV. Tentukan besar fuse link
yang akan dipasang.
Jawab:
Rumus: S = V x I  besar Fuse Link biasanya ditentukan besarnya arus I
S 250000.VA
Jadi I    12,5 Amper yang dipasaran dipakai 15 A
V 20000.V
3. Pada Jaringan tegangan rendah (JTR), dimana kapasitas trafo = 400 kVA,
Tegangan = 20 kV / 231V - 400V, Jumlah jurusan = 4 jurusan. Tentukan ukuran
NHfusenya yang akan dipasang.
Rumus : S = V x I

S 400000.VA
I   578,03 Amper
3 xV 1,73 x 400.V

4. Dalam kondisi kerja rata-rata, mator induksi dengan 230 V, frekwensi 50 Hz .


Tentukan :
a. Arus pencatu d. Daya reaktif beban
b. Sudut fase e. Daya yang hilang dalam saluran
c. Daya yang diserap beban f. daya reaktif yang hilang dalam saluran

21
Penyelesaian:
1) I = 10000 / 230x0,70 = 62,1 A
2)  = cos-1 0,70 = 45,6
3) Pbeban = 10000 W
4) Qbeban = (230 x 62,1)2 - 100002 =
10200 var
5) Psaluran = 62,12 x 0,10 = 387 W
6) Qsaluran = 62,12 x 0,40 = 1549 var

5. Sebuah impedansi Z = 3 + j4 Ohm dan tegangan v = 42,5 cos ( 1000t + 30)


volt Tentukan daya-daya pada rangkaian.
Penyelesaian :
Veff = 42,5/2 30 = 30,0530 volt
Z =  3² + 4² =  9 + 16 = 5
 = arc tg 4/3 = 53,13°
Ieff = Veff / Z = 30,0530° / 553,13° = 6,01-23,13° Amper
Dengan menggunakan daya komplek
S = Veff.I*eff = 30.0530 x 6,01-23,13 = 180,66,87
Dari nilai polar ini kita rubah kebentuk sinus cosinus yaitu
S = 180,6 cos 6,87 + j 180,6 sin 6,87 = 179,3 + j 21,6
Maka daya-dayanya adalah
Daya aktif P = 179,3 watt
Daya reaktif Q = 21,6 var
Daya nampak S =  (179,32 + 21,62) = 180,6 volt amper

6. Bila suatu tegangan 120 Vrms , 60Hz dihubungkan pada beban yang menyerap
daya sebesar 4 KW , faktor daya 0,8 lagging. Buktikan jika besar daya rektif
menjadi turun dan tentukan nilai kapasitansi yang dibutuhkan untuk menaikan
power factor menjadi 0,95.
Penyelesaian:
Power factor awal = 0,8
Cos 1 = 0,8  1 = 36,87

Dimana 1 adalah beda fase antara arus dan tegangan. Kita hasilkan daya
nampak dari daya nyata dan power factor, oleh karena itu:
P 4000
S1    5000VA
cos 1 0,8
Daya reaktifnya adalah:
Q1 = S1 sin= 5000 sin 36,87 = 3000 VAR
Bila faktor daya dinaikkan menjadi 0,95
Cos2 = 0,95  2 = 18,19
Daya nyata tidak berubah. Tetapi daya nampak berubah. Maka nilai barunya
adalah:

22
P 4000
S2    4210,5VA
cos  2 0,95
Daya reaktif yang baru menjadi:
Q2 = S2 sin2 = 1314,4 VAR (terbukti)
Sekarang untuk menentukan nilai C:
QC = Q1 – Q2 = 3000 – 1314,4 = 1685,6 VAR
Dan
QC 1685,6
C   310,5F
V rms 2x60 x120
2

b. Tugas
1. Sebuah rangkaian seri dua elemen mempunyai daya rata-rata 940 W dan faktor
daya mendahului 0,707, jika tegangan terpasang v = 99 cos (6000t + 30)
2. Sebuah rangkaian seri R = 10 dan XC mempunyai tegangan efektif sebesar
120 V . Tentukan daya-dayanya
3. Sebuah impedansi Z = 1 + j Ohm dan tegangan i = 38,2 sin ( 1000t + 30) A
Tentukan daya-daya pada rangkaian.
4. Sebuah rangkaian seri dua elemen mempunyai daya rata-rata 1200 W dan faktor
daya terbelakang 0,68 jika tegangan terpasang i = 19 sin (6000t + 30)
Tentukan : a). Ieff b). Veff c). Elemen –elemen rangkaian
5. Sebuah rangkaian seri dua elemen dengan R = 5  dan XL = 15  mempunyai
tegangan efektif 347 volt melintasi tahanan. Tentukan daya komplek dan faktor
daya.
6. Sebuah rangkaian dengan impedansi Z = 8 – j6  mempunyai fasor terpasang
70,7-90 volt. Tentukan segitiga daya lengkap.
7. Suatu beban motor induksi 80 KW bertegangan 220V dan frekwensi 60 Hz
dengan faktor daya 0,72.
Tentukan:
a. Daya reaktif setelah faktor daya dinaikkan menjadi 0,92
b. Nilai kapasitansinya

23
D. EKSPER
RIMEN

mbar a: Ekspperimen Peengukuran Tegangan


Gam T daan Arus dalaam menentuukan Daya

Gambar b:
b Rangkaiaan RC Seri
Eksperimen paada rangkaiian gambar b, bahwa jika j R = 1kkW dan C = 4,7F diiberi
mber tegangan efektif VAC = 10 Volt
sum V maka kiita dapat meengukur VR , VC , I daan P,
1
selaanjutnya menentukan
m sudut asee nya denggan menghhitung   arctg 1
2fRC
f
mudian dapaat ditentukann daya arus bolak – ballik P  V .I . cos 
kem

E. RUJUKA
AN
1. Buddiono Mism
mail. Rangkkaian Listrik 1 . Universitas Braw
wijaya Mallang.
Hall. 254 samppai dengan 276
2
2. Moohamad Ram
mdhani. 200
02. Rangkaiian Listrik. Erlangga Jaakarta. Hal. 269
sam
mpai dengann 280 .

F. BACAA
AN YANG DIANJURK
D KAN
1. Buddiono Mismmail. Rangkaaian Listrikk 1 . Universsitas Brawijjaya Malangg.
2. Aleexander Saddiku. 2007. Fundamenntals of Eleectric Circuuits. Cleveeland
Sta
ate Universuuty and Praiirie View A&M Univerrsity . Mc Graw
G Hill
3. Moohamad Ram mdhani. 20002. Rangkaiian Listrik. Erlangga
E Jaakarta

24
4. Joseph A. Edminister, M.S.E, 1997. Rangkaian Listrik. Seri Buku
Schaum, Teori dan Soal-soal. Erlangga Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA
1. Alexander Sadiku. 2007. Fundamentals of Electric Circuits. Cleveland
State Universuty and Prairie View A&M University . Mc Graw Hill
2. Budiono Mismail. Rangkaian Listrik. Universitas Brawijaya Malang.
3. DE LORENZO. Single Phasa Alternating Current. Teaching System for
Technical Training.
4. Joseph A. Edminister, M.S.E, 1997. Rangkaian Listrik. Seri Buku
Schaum, Teori dan Soal-soal. Erlangga Jakarta.
5. Mohamad Ramdhani. 2002. Rangkaian Listrik. Erlangga Jakarta.
6. William H. Hayt, Jr, Jilid 1, Edisi Keempat. Rangkaian Listrik. Erlangga.
Jakarta

25

Anda mungkin juga menyukai