ZURIMAN ANTHONY
Bentuk Inti Trafo
• Trafo tipe inti (core type)
•Trafo tipe cangkang (shell type)
1. Tipe inti 2. Tipe cangkang
HUKUM DASAR TRANSFORMATOR
• Hukum Maxwell Panjang jalur magnetik (L)
• Hukum Induksi Faraday
Io
E1
+ E2
-
N1 N2
I
E2
E1
N1 N2
a. V1 = 110, maka:
b. V1 = 220, maka:
c. V1 = 330, maka:
Contoh Soal 2
2) Trafo 1 fasa, daya 20 kVA, tegangan 2000/200
V, 50 Hz. Diketahui jumlah lilitan sekunder 66.
Hitunglah:
a. Hitung jumlah lilitan primer
b. Arus beban penuh (nominal) sisi primer dan
sekunder
Jawaban:
a. b.
= 660
Rangkaian Ekuivalen Trafo Tanpa Beban
I1
Io
Ic Im
V1
Jawaban:
a.
b.
KUIS 1
Trafo 1 fasa, daya 5000 VA, tegangan 2300 V / 230 V, frek.
50 Hz. Data hasil pengukuran sebagai berikut :
Arus tanpa beban Io = 0,30 A, rugi inti besi Pc = (B +10) W,
Tahanan belitan primer R1 = 6 ohm dan reaktansi belitan
primer X1 = ‘B’ ohm.
1. Hitung arus nominal (arus beban penuh) transformator
dari sisi primer dan sekunder trafo bila trafo dianggap
ideal.
2. Dalam keadaan trafo tanpa beban, belitan primer disuplai
dengan tegangan 4200 V, hitung tegangan sisi sekunder
dengan:
a) Asumsikan trafo ideal
b) Trafo sebenarnya
3. Hitunglah RC dan XM
TRANSFORMATOR BERBEBAN
1. Beban Rangkaian Murni
V Vm sin t
R V
i i i im sin t
V
R
Keterangan :
Pada rangkaian resistor murni,
arus i dan tegangan V sefase. Vm : tegangan maksimum
im : arus maksimum
R : hambatan murni (ohm)
Diagram fasor beban R :
V
i
R
V
V
i
V Vm sin t
V = Vm sin ωt
i im sin t
i = im sin ωt
ωt
π/2
π
b. Rangkaian Hambatan Induktif (L)
Sebuah kumparan induktor mempunyai induktansi
diri L dipasangkan tegangan bolak-balik V, maka
pada ujung ujung kumparan timbul GGL induksi:
V di
i XL i L
dt
V jX L
V Vm sin t V dan i berbeda fase
i im sin(t 12 ) 90o, arus tertinggal 90o
dari tegangan V.
Hambatan induktif XL mempunyai harga :
X L j.L j (X
2L f=.Lhambatan
) induktif /
reaktansi
Diagram fasor Beban L :
V
V i
jX L
i
V Vm sin t
Amplitudo
V = Vm sinωt i im sin(t 12 )
i = im sin (ωt – 90o)
ωt
c. Rangkaian Hambatan Kapasitif
Sebuah kapasitor dengan kapasitas C dihubungkan
dg tegangan bolak-balik V, maka pada kapasitor
itu menjadi bermuatan, sehingga pada 2 platnya
mempunyai beda potensial sebesar Q
V
C
Besar hambatan kapasitif /reaktansi kapasitif
dari kapasitor, XC :
1 1
XC j
j (.C ) 2. . f .C
Xc
i
V V Vm sin t
i
jX C i im sin(t 12 )
V
Diagram fasor beban C:
V
i i
jX C
V
Amplitudo V Vm sin t
V = Vm sin (ωt) i im sin(t 12 )
ωt
2. Rangkaian R, L Seri
Z
R XL
Xl
i
θ
V i R
V V
i 2 2
Z R2 X L
2 Z R XL
Tegangan pada beban R, L:
V
VL VR = beda potensial pada R
VL = beda potensial pada XL
θ
i VR
1 XL 1 VL VR i.R
tan tan
R VR
VL i. X L
Besar tegangan total V :
2 2
V VR VL V VR VL
atau
SEGITIGA DAYA BEBAN R,L
P
Cos φ = S
S ( VA )
Q
Q ( VAR ) Sin φ = S
j Q
Tan φ =
P ( Watt ) P
Daya Semu : S = V x I* = I 2
xZ ( VA )
R
R XC
i θ
V
∞
XC
Z
V V
i 2
Z R XC
2
Z 2
R XC
2
Tegangan pada beban R,C :
V
VR = beda potensial pada R
R
1 X C VC VR i.R
tan
R VR VC i. X C
Besar tegangan total V :
2 2
V VR VC atau V VR VC
SEGITIGA DAYA BEBAN R,C
P ( Watt ) R P
Cos φ = S
-j i
- Q ( VAR ) -Q
XC S ( VA ) Sin φ = S
Z
-Q
Tan φ =
P
PL = 600 W, Vt = 220 V,
faktor daya = cos = 0,6
mendahului, maka:
*
( S L ) ( PL / cos )
* = -53,13
I2
(Vt ) (Vt )
*
(600 / 0,6) 53,13
I2
( 220)
I 2 4,55 53,13 4,5553,13
*
Rangkaian Ekuivalen Trafo Berbeban
Rangkaian Ekuivalen Trafo Berbeban
I2
Ze1) + V2’
𝑰𝟐 ′
𝑰 𝟏=𝐈 𝟐 =
𝒂
Regulasi Tegangan Trafo
(VR) dilihat dari sisi primer:
KUIS 2a
Sebuah Trafo 1 fasa mensuplai beban 5000 W tegangan
2300 V / 230 V, frekuensi 50 Hz dengan faktor daya 0,B
tertinggal. Trafo mempunyai tahanan belitan primer R1 = 6
ohm, reaktansi belitan primer X1 = ‘20,B’ ohm, R2 = 0,B ohm,
reaktansi belitan sekunder X2 = 2 ohm. Dengan
menggunakan analisa rangkaian trafo dilihat dari sisi
primer, maka hitunglah berapa besarnya:
1. Tegangan pada sisi primer trafo yang sebenarnya
2. Regulasi tegangan pada trafo (VR)
Catatan:
B = 2 angka terakhir No. Bp
KUIS 2b
Sebuah Trafo 1 fasa mensuplai beban 5000 VAR tegangan
2300 V / 230 V, frekuensi 50 Hz dengan faktor daya 0,B
tertinggal. Trafo mempunyai tahanan belitan primer R1 = 6
ohm, reaktansi belitan primer X1 = ‘20,B’ ohm, R2 = 0,B ohm,
reaktansi belitan sekunder X2 = 2 ohm. Dengan
menggunakan analisa rangkaian trafo dilihat dari sisi
primer, maka hitunglah berapa besarnya:
1. Tegangan pada sisi primer trafo yang sebenarnya
2. Regulasi tegangan pada trafo (VR)
Catatan:
B = 2 angka terakhir No. Bp
Analisa Rangkaian Ekuivalen
Trafo dilihat dari sisi ’Sekunder’
I2
I2
Ze2) + V2 𝑉 1′ − 𝑉 2
𝑉 𝑅= 𝑥 100 %
𝑉2
𝑉 1=𝑎𝑉 1′
Analisa Rangkaian Ekuivalen
Trafo dilihat dari sisi ’Sekunder’ Lanjutan
Ze2) + V2
𝑉 1=𝑎𝑉 1′ 𝐼 1′
𝐼 1=
𝑎
KUIS 3a
Sebuah Trafo 1 fasa mensuplai beban 5000 W tegangan
2300 V / 230 V, frekuensi 50 Hz dengan faktor daya 0,B
tertinggal. Trafo mempunyai tahanan belitan primer R1 = 6
ohm, reaktansi belitan primer X1 = ‘20,B’ ohm, R2 = 0,B ohm,
reaktansi belitan sekunder X2 = 2 ohm. Dengan
menggunakan analisa rangkaian trafo dilihat dari sisi
sekunder, maka hitunglah berapa besarnya:
1. Tegangan pada sisi primer trafo yang sebenarnya
2. Regulasi tegangan pada trafo (VR)
Catatan:
B = 2 angka terakhir No. Bp
KUIS 3b
Sebuah Trafo 1 fasa mensuplai beban 5000 VA tegangan
2300 V / 230 V, frekuensi 50 Hz dengan faktor daya 0,B
tertinggal. Trafo mempunyai tahanan belitan primer R1 = 6
ohm, reaktansi belitan primer X1 = ‘20,B’ ohm, R2 = 0,B ohm,
reaktansi belitan sekunder X2 = 2 ohm. Dengan
menggunakan analisa rangkaian trafo dilihat dari sisi
sekunder, maka hitunglah berapa besarnya:
1. Tegangan pada sisi primer trafo yang sebenarnya
2. Regulasi tegangan pada trafo (VR)
Catatan:
B = 2 angka terakhir No. Bp
Efisiensi pada Trafo ()
Yang mana:
Pout = PL (daya pada beban)
Pin = Pout + Prugi-rugi
Prugi-rugi = PC + PCU
PC = IC2 x RC
PCU = I12 x Re1 (dilihat dari sisi primer)
PCU = I22 x Re2 (dilihat dari sisi sekunder)
Keterangan:
Pout = PL = daya pada beban
Pin = daya masukan pada trafo
PC = rugi-rugi daya pada inti besi
PCU = rugi-rugi daya pada kumparan trafo
Efisiensi pada Trafo ()
(Lanjutan)
Rangkaian Ekuivalen Trafo Tanpa Beban
I1
Io
Ic Im
V1
Catatan:
B = 2 angka terakhir No. Bp
KUIS 4b
Sebuah Trafo 1 fasa mensuplai beban 5000 VA tegangan 230
V / 2300 V, frekuensi 50 Hz dengan faktor daya 0,B
tertinggal. Trafo mempunyai tahanan belitan primer R1 = 6
ohm, reaktansi belitan primer X1 = ‘20,B’ ohm, R2 = 0,B ohm,
reaktansi belitan sekunder X2 = 2 ohm. Hitunglah efisiensi
trafo bila trafo mempunyai:
1. Rugi rugi daya pada inti besi trafo = (20 x B) W
2. RC = 1000 ohm
Catatan:
B = 2 angka terakhir No. Bp
SEMOGA
SUKSES