Anda di halaman 1dari 15

Oleh : Maya Pujowati, M.

Pd
Arus AC (Alternating Current )
• Arus listrik yang besar dan arahnya selalu
berubah terhadap waktu.
• Sumber Tegangan Bolak-balik : Generator
Arus dan Tegangan Bolak-Balik
• Gaya Gerak Listrik (GGL) yang dihasilkan oleh
generator arus bolak-balik berubah secara periodik
mengikuti fungsi sinusoidal dengan persamaan :

   max sin
• t tegangan bolak-balik
Sehingga persamaan
dapat dinyatakan sebagai berikut:
2
v  vm ax sin ata vv sin t
ma
2ft
u
x T
• Jika tegangan bolak-balik dipasang pada suatu rangkaian,
maka arus yang mengalir pada rangkaian juga merupakan
arus bolak-balik yang berubah terhadap waktu menurut
fungsi sinusoidal, sehingga arus bolak-balik dapat
dinyatakan dengan persamaan :
2
I  I m a x sin t atau sin t
I  I m a x sin 2ft I  m ax
T
I

Alat ukur Arus dan


tegangan listrik Bolak-balik
Nilai Efektif

Arus dan tegangan yang setara dengan arus


dan tegangan searah ( DC ) pada waktu
yang sama dimana energinya sama pada
hambatan yang sama.

• Persamaan :

vef  vmax 
I max
dan I ef
2 2
Contoh
:
1. Sebuah volmeter AC dihubungkan ke sumber
tegangan AC menunjukkan nilai 100 Volt, hitung:
a. tegangan maksimum (vmax)?
b. arus efektif yang mengalir melalui hambatan 50 
yang dihubungkan ke sumber tegangan?
50 

100
V

Penyelesaian
Vef = 100 volt
a.
R = 50  Vm a x  Ve f 2  (100 volt)( 2 )
a. Vmax = ….?
 2 volt
b. Ief = …? 100
b.
Vef 100
Ief  2
 R volt
50 A

Rangkaian Resistif
R

Karena rangkaian resistif dianggap


tidak mempunyai induktansi dan
V kapasitas, maka rangkaian resistif tidak
dipengaruhi oleh perubahan medan
 magnet disekitarnya.
V, I Berdasarkan hal tersebut, maka pada
rangkaian resistif, arus dan tegangan
bolak-balik mempunyai fase yang
sama (sefase) atau beda fasenya nol.
0 180 360 540 720 t

Arus listrik yang melalui R, maka persamaan :

Vab = Vm sin ωt Iab = Im sin ωt


Rangkaian Induktif
L

Pada rangkaian induktif, arus V


listrik mempunyai fase yang
berbeda dengan tegangan. Hal

ini, tegangan V mendahului
arus dengan beda fase sebesar
/2 atau 90o.

I  I m a x s in(t  2 )
X L  V max  V ef  L 
I max I ef 2fL
v  vm ax sin t
Rangkaian Kapasitif

I  I m a x sin(t  2 )

v  vm a x sin t

Vef 1
XC  V max
  
max ef
1
I I C 2fC
Rangkaian R – L Seri
• Hambatan seri R dan XL dihubungkan dengan
tegangan bolak-balik V.
VR  iR VR = beda potensial antara ujung2 R
VL = beda potensial antara ujung2 XL
VL  iX L
Berdasarkan diagram fasor diperoleh hubungan:
V V 2
V 2 dan Z  R2  X 2
R L
L

Kuat arus yang mengalir pada rangkaian ini :


V V
i 
Z R2  X L
2
Rangkaian R-C Seri
• Hambatan seri R dan XC dihubungkan dengan
tegangan bolak-balik V.
VR  iR
VR = beda potensial antara ujung2 R
VC  iX C VC = beda potensial antara ujung2 XC

• Impedansi pada rangkaian RC seri dPt dicari dari


diagram fasor, yaitu :
2
Z R2  X C

• Pergeseran sudut fase antara tegangan dan


arus,yaitu :
X
  RC
Rangkaian R – L – C
Hambatan seri R, XL dan XC dihubungkan dg teg. bolak-balik V.
VR  iR V = beda potensial antara ujung2 R V =
R C

VL  iX L beda potensial antara ujung2 XC VL = beda


potensial antara ujung2 XL
VC  iX C
Besar tegangan total V ditulis secara vektor :
V V 2  (V V ) 2
R L C

Hambatan R, XL dan XC juga dijumlahkan secara vektor :


Z R2  ( X  X )2
L
Z = impedansi (Ohm)
C

Kuat arus yg mengalir pada rangkaian ini adalah :


V V
i 
Z R2  ( X  X )2
L
C
RESONANSI

X L  XC
Rangkaian R-L-C seri
berada pada keadaan 1
2 f L 
resonansi jika harga 2 f C
reaktansi induktif XL sama
dengan harga reaktansi 1
kapasitif XC, sehingga fO
pada keadaan ini XL-XC = 0 2 LC
atau rangkaian 
impedansi sama dengan
hambatan (Z = R).
DAYA PADA RANGKAIAN
ARUS BOLAK-BALIK

• Pada rangkaian arus bolak-balik, dayanya


dapat ditentukan dengan persamaan sebagai
berikut:
P  I e f Vef cos

Anda mungkin juga menyukai