Anda di halaman 1dari 27

BAB 2 MULTIMETER

Tujuan Setelah membaca

1. Mampu menjelaskan prinsip kerja multimeter sebagai


ampermeter, voltmeter dan ohmmeter.
2. Mampu melakukan tindak pencegahan kerusakan dalam
menggunakan multimeter.
3. Mampu memilih meter yang mempunyai spesifikasi terbaik.
4. Mampu mengoperasikan multimeter sesuai dengan fungsi dan
dengan ketelitian yang optimal.
5. Mampu melakukan pemeliharaan multimeter.

Pokok Bahasan

Multimeter merupakan alat ukur yang Fungsi multimeter


paling banyak dipergunakan oleh para
dapat untuk :
praktisi, hobist dan orang yang bekerja
berkaitan dengan rangkaian listrik dan (1). Mengukur
elektronika. Multimeter dapat hambatan
dipergunakan untuk mengukur besaran
listrik, seperti : hambatan, arus, tegangan. (Ohmmeter),
Karena dirancang untuk mengukur tiga (2) Mengukur arus
besaran tersebut, maka multimeter sering (Ampermeter),
disebut AVO meter (Amper Volt Ohm ).
(3). Mengukur
tegangan
Pembahasan :
(1) Dasar AVO meter (Voltmeter).
(2) Multimeter Analog
(3) Multimeter Digital
2.1. Multimeter Dasar

2.1.1. Ampermeter Ideal


Ampermeter ideal mempunyai dua sifat dasar,
yaitu: (1) hambatan dalamnya sama dengan Ampermeter ideal :
nol, (2) simpangan jarum benar-benar (1) Simpangan
sebanding dengan arusnya. Pembacaan arus jarum sebanding
arus (linier)
yang diperoleh dari suatu ampermeter yang
(2) Hambatan
ideal adalah sempurna. Karena hambatan dalam meter nol
dalamnya nol, maka tidak akan menghambat
arus yang mengalir dalam rangkaian bila
dihubungkan. Lagi pula karena permukaan
alat ukur ditandai secara sempurna, maka
pembacaannya akan mencapai ketelitian 100
persen.
Ampermeter ideal hanya merupakan
wacana yang susah direalisaikan. Dalam
kenyataannya pasti mempunyai hambatan,
selain itu simpangan jarum ampermeter
biasanya tidak berbanding secara tepat dengan
besar arusnya. Dalam hal pembuatan
ampermeter-ampermeter DC masih dapat dibuat
mendekati sifat-sifat ampermeter ideal. Hambatan
dalamnya dibuat serendah mungkin dan
penyimpangan jarumnya hampir linier.

Mikroampermeter sederhana
dapat dikembangkan fungsinya
sebagai AVO meter disebut Basic
mater mempunyai tahanan dalam
(Rm) tertentu yang dijadikan
sebagai dasar pengembangan
fungsi. Gambar di bawah ini
merupakan mikroampermeter
dengan arus skala penuh (Ifs )
sebesar 100 —A. dapat dijadikan
sebagai Basic Meter.

Gambar 2-1. Basic meter unit


2.1.2. Mengubah Batas Ukur
Suatu ampermeter dengan arus lebih besar dari pada arus skala
skala penuh If s (I full scale) dapat penuhnya. Gambar 2 – 2
diparalel dengan suatu hambatan mengilustrasikan suatu
agar dapat mengukur arus yang ampermeter shunt.

ItIt
It IRsh Ifs
A

Gambar 2-2a.Ampermeter shunt Gambar 2-2b.Ampmeter dengan


basic meter unit

Seperti ditunjukkan pada Gambar, hambatan shunt, (Rsh) sebesar


saat simpangan penuh, mengalir Ish . Sehingga berlaku persamaan
arus total (It ) dalam rangkaian. arus
Sebagian arus mengalir melalui

It = Ish + If s ………………………………….. (2 – 1)

atau Ish = It - If s
Untuk menghitung besarnya hambatan shunt, dapat digunakan
persamaan tegangan:
Ish . Rsh = If s - Rm

Sehingga :
Rsh = If s / Ish . Rm ………………..…………….(2 – 2)
Dengan mensubstitusikan persamaan (2 – 1) ke persamaan (2– 2), maka
diperoleh persamaan :

I
R fs . R }}}}}}}}}}}}}. (2 - 3)
sh I -I m
t fs
Jika :
Rm : hambatan ampermeter sebelum dipasang Rsh
Rm’ : hambatan ampermeter setelah dipasang Rsh
R . R
R ' R / / R m sh . R }}}}}. (2 - 4)
m m sh R  R m
m sh
Besarnya Rm ' dapat diperoleh dengan pendekatan sebagai berikut :
Rm ' = Vin/Iin
dengan pengertian bahwa :
Vin = tegangan input, yaitu tegangan pada ujung-ujung ampermeter
shunt.
Iin = arus input, yaitu arus total yang melalui input (yang masuk ke
dalam rangkaian)
Sehingga persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut

I
R ' fs . R }.......... .......}}}}}}}}}}...... (2 - 5)
m I m
t
Dari persaamaan tersebut ternyata digunakan untuk mengukur arus
bahwa bila arus total (It) lebih total It = 10 mA; maka kita akan
besar dibanding arus skala penuh memperluas jangkauan arus
(If s ) nya dengan suatu faktor, maka dengan faktor 10 kali. Oleh karena
hambatan dari ampermeter shunt itu, hambatan ampermeter shunt
akan berkurang dengan faktor (Rm ) menjadi 1/10 dari harga Rm ’,
tersebut. Sebagai contoh, jika Rm atau sebesar 5 ohm.
= 50 ohm, If s = 1mA, dan akan

Contoh Aplikasi
1. Suatu ampermeter dengan hambatan 50 ohm dan arus simpangan
penuhnya 1 mA. Agar dapat untuk mengukur arus sebesar 5 mA,
berapakah besarnya hambatan shunt dan berapakah besarnya
hambatan ampermeter shunt (Rm ’) ?
Jawab :

I 1 mA; It 5 mA
It Ifs fs
I
ItI a). I fs . R
IRsh sh I -I m
t fs
A
1
. 50 12.5 ohm
5 -1

Gambar 2-3. Ampermeter shunt


a). R ' I /I . R
m fs t m
1/ 5 . 50 10 ohm
atau R ' R / /R
m sh m
12,5 . 50
10 ohm
12,5  50

2. Dari soal 1 di atas, tetapi digunakan untuk mengukur arus It = I A.


Berapakah besarnya Rsh dan Rm ’ nya ?
Jawab :
I
R fs . R
sh I - I m
t fs
1
. 50 0,05 ohm
1000 - 1

Rm ’ = If s /It . Rm

= 1/1000 . 50 = 0.05 ohm

Dari contoh soal di atas, dapat disimpulkan bahwa.

bila : It >> If s ; maka Rsh >> R m dan Rm ‘ = Rsh

3. Suatu ampermeter dengan hambatan 2000 ohm dan arus


simpangan penuh 50 PA, maka akan dishunt seperti pada Gambar
2-4 dengan ring variasi arus: 5 mA; 50 mA; dan 500 mA. Berapakah
besarnya Rm ' dan Rsh pada masing-masing ring tersebut ?

Jawab :
It
Selektor
Ifs = 50 —A
5mA 50mA 500mA

A
Rm = 2K?
Rm’

Gambar 2-4. Ampermeter dengan ring yang berbeda


a) Rm ’ = If s /It . Rm b. Untuk ring 5 mA
50
Untuk ring 5 mA: R . 2000 20,2ohm
sh 5000- 50
Rm ’ = 50/5000 . 2000
Untuk ring 50mA
= 20 ohm 50
R . 2000 2,002ohm
Untuk ring 50 mA: sh 50000- 50

Rm ’ = 50/50000 . 2000 Untuk ring 500 mA


50
= 20 ohm R . 2000 0,2ohm
sh 500000- 50
Untuk ring 500 mA:
Rm ’ = 50/500000 . 2000
= 0,2 ohm

Catatan :
Sebagai catatan, bahwa rangkaian ampermeter shunt seperti pada
Gambar 2-4 di atas mempunyai kekurangan, yaitu pada saat
pergantian posisi saklar dari ring yang satu ke ring yang lain, terjadi
keadaan terbuka sebentar. Hal membahayakan/ mengganggu
gerakkan jarum meter.

Sebagai alternatif lain, maka rangkaian dapat dibuat seperti pada


Gambar 2 - 5, yang sering disebut dengan Ayrton shunt.

5mA

Selektor 50mA RA
+
500mA RB A Ifs=50—A
Rm = 2K?
RC

-
Gambar 2-5. Ayrton shunt
2.1.3. Ampermeter AC

Mikroampermeter DC ini dapat


dikembangkan menjadi ampermeter AC
dengan menambahkkan komponen
penyearah masukan yang fungsinya Sinyal Ac yang diukur
sebelum masuk meter
menyearahkan tegangan masukan AC
disearahkan dahulu
menjadi DC. Meskipun tegangan masukan sehingga arus yang
berupa tegangan AC tetapi tegangan masuk meter tetap
maupun arus yang masuk meter berupa berupa arus DC.
arus DC, sehingga proses pengukuran
sama sebagaimana dijelaskan diatas.
Sehingga ampermeter AC terbentuk atas
ampermeter ideal, Rm, Rsh dan rangkaian
penyearah, sebagaimana digambarkan
pada gambar 2-6 di bawah ini.

Rm

Tegangan masukan AC

+ 1 —F
Rsh
+
A

Gambar 2-6. Rangkaian penyearah pada ampermeter AC


Gambar 2-7. Contoh dasar ampermeter

2.1.4. Kesalahan Pengukuran


2.1.4.1. Kesalahan Paralaks

Kesalahan paralaks adalah kesalahan Kesalahan paralaks:


yang disebabkan oleh manusia terutama (1) pembacaan skala tidak
berkaitan dengan pengamatan dan benar.
pembacaan pengukuran. Kesalahan (2) Posisi pembacaan
tersebut antara lain : (1) kesalahan yang tidak tepat.
pembacaan pada skala yang tidak benar
misal mengukur arus dibaca pada skala
tegangan, (2). posisi pembacaan sehingga
posisi jarum tidak berimpit dengan
bayangan jarum di cermin. Hasil
pembacaan dapat kurang atau lebih dari
harga sebenarnya tergantung posisi
pembaca terhadap meter (lihat gambar 1-
3).. Posisi jarum lihat gambar 2-8.
Gambar 2-8. Hasil pembacaan meter

2.1.4.2. Kesalahan Kalibrasi


Salah satu jenis kesalahan yang Karena penyimpangan jarum tidak
terjadi dalam suatu ampermeter berbanding secara tepat dengan
yang nyata adalah kesalahan harga arusnya, maka
kalibrasi. Timbulnya kesalahan ini penyimpangan tersebut biasanya
karena permukaan meter (alat menunjukkan harga arus yang
ukur) mungkin tidak ditandai kurang tepat. Untuk mengatasi hal
secara cermat, atau dengan kata ini dapat dilakukan dengan cara
lain pembuatan tanda/skala yang memasang suatu ampermeter
tidak cermat. Tidak jarang standar yang dihubungkan seri
ampermeter yang mempunyai dengan ampermeter yang akan
tanda/skala pada permukaan yang dikalibrasi, yang dilihat seperti
tidak seragam bagian-bagiannya. Gambar 2 - 9.
Tabel 2-1. Kalibrasi arus

I ideal I I Ideal I kenyataan


A
1 mA 1 mA 0,97 mA
Sumber arus
0,5 mA 0,5 mA 0,51 mA
0,25 mA 0,25 mA 0,26 mA
I kenyataan A
0 0 0

Gambar 2-9. Kalibrasi arus


Pada ampermeter ideal akan pada meter yang belum diberi
terbaca secara tepat harga arus skala (yang dikalibrasi), lantas
sumber, sedangkan pada diberi skala disesuaikan dengan
ampermeter kenyataan (yang skala dari ampermeter yang ideal
akan dikalibrasi), yang mempunyai (standar). Dalam beberapa
tanda/skala pada permukaan kejadian, kapan saja suatu
meter yang kurang tepat ampermeter dipakai, akan terjadi
menghasilkan kesalahan kesalahan kalibrasi.
pembacaan sedikit. Untuk
mengatasai kesalahan ini, maka

Contoh Aplikasi :
Suatu ampermeter mempunyai kesalahan kalibrasi 3% dari arus
simpangan penuh (full scale current). Jadi bila meter tersebut
mempunyai arus simpangan penuh 1 mA, kesalahan kalibrasinya
kurang lebih 0,03 mA. Sehingga untuk arus I mA pada ampermeter
akan terbaca antara 0,97 mA dan 1,03 mA. Di lain fihak, jika arus
yang mengalir pada ampermeter hanya 0,25 mA; meter akan
menunjuk antara 0,22 mA dan 0,28 mA. Dengan demikian semakin
besar, yaitu :
0,03/0,25 x 100% = 12%
Jika dibandingkan dengan 3% pada arus 1 mA.
Oleh karena itu, untuk praktek pengukuran sebaiknya dengan
simpangan arus sebesar mungkin, karena kesalahan kalibrasi
ditentukan dari arus simpangan penuhnya.

2.1.4.3. Kesalahan Pembebanan


Kesalahan lain yang ditemukan hambatan dari ampermeter
dalam pemakaian ampermeter tersebut. Pemasangan
adalah kesalahan yang ampermeter pada cabang
disebabkan oleh adanya rangkaian, akan menambah
hambatan. Penambahan mungkin agak besar, tergantung
hambatan menurunkan arus dari hubungan antara hambatan
yang mengalir dalam rangkaian. ampermeter dan hambatan dari
Penurunan arus mungkin kecil rangkaian dalam pengetesan.
sehingga dapat diabaikan atau

A
A
Rangkaian DC Rangkaian
dengan DC dengan A
sumber dan sumber dan Idm
hambatan hambatan
B
Itm B

Gambar 2-10a. Gambar 2-10b.


Rangkaian tanpa meter Rangkaian dengan meter

Pada Gambar 2 - 10a cabang tersebut akan berubah


menunjukkan rangkaian tanpa yaitu menjadi sebesar Idm . Arus Idm
meter, arus mengalir sebesar It m . ini merupakan arus yang
Ini merupakan arus ditunjukkan oleh ampermeter.
sesungguhnya yang ingin diukur. Adapun hubungan secara
Dengan dihubungkannya matematik antara arus tanpa
ampermeter secara seri dengan meter (Itm ) dan arus dengan meter
cabang tersebut Gambar 2 – 10 b; terlihat pada ilustrasi pada
akibat adanya hambatan Gambar 2 - 11.
ampermeter, maka arus pada

Vo Ro Vo Ro
Idm A
Itm

(a) (b)

Gambar 2-11. Rangkaian ekivalen Thevenin


Arus yang sesungguhnya, yang ingin diukur yaitu :

Itm = Vo/Ro

Arus yang terukur secara nyata yaitu:

Idm = Vo / ( Ro + Rm )

Sehingga perbandingan antara keduanya menghasilkan :

I R
dm o ........................................................ ( 2 - 6)
I R R
tm o m
Persamaan 2-6 di atas tersebut hanya tergantung oleh
membandingkan antara arus hambatan thevenin dan hambatan
dengan meter terhadap arus tanpa meter. Perbandingan tersebut
meter dan ternyata perbandingan disebut juga ketelitian (accuracy).

Jadi ketelitian = Idm/Itm x 100%


Bila ampermeter ideal, Rm = 0, maka dIm = It m . Dalam hal ini berarti
ketelitian = 100%.

Prosentase kesalahan (efek) pembebanan = (1 - ketelitian) x 100%


atau : (100% - % ketelitian).
Hal ini memberikan pengertian, pembacaan 99%, berarti
misalnya ketelitian pembacaan kesalahan pembebanan 1%.
100% berarti kesalahan Contoh Implementasi 1:
pembebanan 0%. Ketelitian

1K? 500 ?

2V
1K? Itm A

Gambar 2-12 . Contoh aplikasi Thevenin


Permasalahan :
Dari rangkaian pada Gambar 2 - 12, akan diukur besar arus
yang mengalir melalui hambatan 500 ohm.
(1) Berapa arus yang mengalir pada hambatan tersebut yang
sesungguhnya (arus tanpa meter) ?.
(2) Berapa pula arus yang terbaca pada meter, bila meter
tersebut mempunyai hambatan sebesar 100 ohm ?. Berapa
pula prosentase ketelitian dan prosentase efek
pembebanannya ?.

Solusi :
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, harus dihitung
besarnya tegangan thevenin. (saat ujung-ujung A - B terbuka ) dan
besarnya hambatan thevenin (sumber tegangan dihubung singkat).

Arus tanpa meter


A
Itm = Vo/'Ro = 1 Volt/1 K = I mA

Gambar 2-13. Contoh implementasi

Arus dengan meter :

Vo 1V
Idm = ________ = ___________ = 0.909 mA

Ro +Rm 1000+100)?

Vo 1000
Ketelitian : _________ X 100 % = ----- X 100 % = 90,9 %
Ro +Rm 1100

Efek Pembebanan = 100 % - 90,9 % = 9,1%


Contoh Aplikasi 2
Suatau ampermeter dengan hambatan 1000 ohm, digunakan untuk
mengukur arus yang melalui A - B pada rangkaian di bawah.
4K? 2 K? 2 K?

4 K? 4 K? Itm

Gambar 2-14 Contoh implementasi

Permasalahan :
Berapakah :
a) Arus tanpa meter (Itm )
b) Prosentase ketelitian
c) Prosentase efek pembebanan, bila ampermeter menuniuk 40 PA
dan kesalahan kalibrasi diabaikan,

Penyelesaian :
Ro ( 4/4  2 ) / / 4  2 Ro
A
4 K ohm
I /I R / (R R )
dm tm o o m
Vo
R R
a). I o m . I A
tm R dm Rm=1K?
o
4  1 B
. 40 μ A
4
50 μ A

Gambar 2-15 Contoh implementasi


R
b). Ketelitian . 100%
R R
o m
4
. 100% 80%
4 1
c). Efek pembebanan 100 % - 80 % 20 %

2.2. Voltmeter
2.2.1. Mengubah Batas Ukur
Suatu voltmeter DC yang ujung-ujung masukan adalah V,
sederhana dapat dibuat dengan arus yang mengalir melalui
memasang hambatan secara seri ampermeter I, hambatan yang
dengan ampermeter (Gambar 2 diseri adalah Rs maka
-16). Bila tegangan pada hubungannya dapat dituliskan :
V = ( R S + R m ) I …………………………….. ( 2 - 7)

Rs I
ARm

Gambar 2-16. Voltmeter DC sederhana


(dengan menggunakan ampermeter)
Gambar 2-17. Voltmeter dengan basic meter unit dan multiplier

Persamaan tersebut menunjukkan voltmeter ialah menandai


bahwa V merupakan fungsi dari I, permukaan meter ke dalam satuan
artinya bahwa bila harga arusnya volt dari satuan ampere, dengan
I, tegangan pada ujung-ujungnya berpedoman pada persamaan 2
(V), maka V besarnya sama -7. Untuk suatu arus simpangan
dengan (Rs + Rm ) kali besarnya I. penuh, besarnya hambatan seri
Sebagai contoh, bila Rs + Rm = 10 akan menentukan besarnya
K ohm dan I = 1 mA, tegangan maksimum yang dapat
tegangannya (V) adalah 10 Volt. diukur. Untuk arus simpangan
Langkah terakhir dalam penuh, dari persamaan 2 -7
perubahan ampermeter ke menjadi :

Vf s = ( Rs + Rm ) If s

dengan arti : Vf s adalah tegangan persamaan tersebut dapat


yang menghasilkan arus diperoleh harga Rs sebagai berikut
simpangan penuh. Dari

Rs = Vfs / If s - Rm ……………………………… (2 – 8 )

Persamaan tersebut merupakan , Rm dan Vfs diketahui. Biasanya


bentuk yang tepat untuk harga Rm sangat kecil dibanding
menghitung harga Rs bila harga If s harga Vf s / If , sehingga :

Rs = Vfs / If s …….……………………………… (2 – 9)
Contoh Implementasi 1 :

Suatu ampermeter dengan If s = 1 mA, Rm = 50 ohm, diubah menjadi


suatu Voltmeter.

Permasalahan :
Berapakah besar hambatan seri yang diperlukan untuk mengukur
dengan tegangan skala penuh (Vf s ) atau batas ukur
= 15 Volt, 50 Volt dan 150 Volt ?

Penyelesaian :
Rs = Vf s / If s - Rm
= 50/1 mA - 50
= 50 K ohm
Untuk Vf s = 15 volt

15
R - 2000 300 Kohm
s 50 . 10- 6

Untuk Vf s = 50 volt

50
R - 2000 1 M ohm
s 50 . 10 - 6

Untuk Vf s = 150 volt


150
R - 2000 3 M ohm
s 50 . 10- 6

Gambar 2-18 Contoh implementasi


2.2.2. Hambatan Masukkan Voltmeter
Untuk voltmeter sederhana seperti Gambar 2-15, hambatan masukan
adalah jumlah dari hambatan seri dan hambatan meter. Hambatan
masukan :

Rin = Rs + Rm
Selain itu, hambatn masukan juga dapat dihitung dari :
Rin = V/I

Sedangkan harga Rin adalah tetap untuk suatu kondisi arus tegangan,
sehingga secara pasti dapat dituliskan dengan :
Rin = Vf s /If s ......................................................... ( 2 - 10 )

Hambatan masukan adalah diganti menjadi 10 Volt maka


tegangan skala penuh dibagi arus hambatan masukannya menjadi
skala penuh. Dengan demikian, 10 kilo ohm. Arus skala pertuh
bila suatu voltmeter mempunyai biasanya tidak tercantum pada
gerakan arus I mA pada skala meter. Biasanya yang tercantum
tegangan 100 Volt, maka adalah data sensitivitasnya, yang
hambatan masukannya 100 kilo didefinisikan sebagai berikut
ohm. Bila jangkauan (batas ukur)

S = 1/If s ........ ( 2 - 11 )

Dengan arti bahwa S adalah arus skala penuh. Satuan


sensitivitas dari Voltmeter dan Ifs sensitivitas adalah 1 dibagi
adalah arus skala penuh dari dengan ampere, atau ohm per
voltmeter. Dikatakan bahwa volt.
sensitivitas adalah kebalikan dari
1 1 1 Ohm
S
I Ampere Volt/Ohm Volt
fs
Dengan demikian, untuk suatu voltmeter dengan arus 1mA,
sensitivitasnya adalah

S = 1/1 mA = 1000 Ohm/Volt.

Definisi untuk sensitivitas dapat digunakan untuk mengubah persamaan


II-10 :
Rin = V fs /Ifs = S . V fs .............................................. ( 2 - 12 )
Persamaan 2 -12 menyebutkan voltmeter perlu diketahui
bahwa hambatan masukan dari besarnya, karena besar atau
Voltmeter pada suatu kecilnya hambatan akan
jangkauan/batas ukur sama berpengaruh terhadap besar atau
dengan sensitivitas dikalikan kecilnya kesalahan pembebanan.
dengan tegangan skala penuh dari Besarnya kesalahan pembebanan
jangkauan/batas ukur tersebut. lebih tergantung pada besarnya
Dengan demikian tercantumnya hambatan masukan voltmeter dari
data sensitivitas pada voltmeter, pada hambatan rangkaian. Hal ini
hambatan masukan voltmeter akan dibahas lebih lanjut pada
dapat dihitung dengan cepat. pembahasan berikutnya.
Besarnya hambatan masukan

Contoh Aplikasi 1
Suatu voltmeter menggunakan arus skala penuh 1 mA.
Hitunglah hambatan masukrun (Rin) pada batas ukur: 5 V ; 50 V dan
500 V.
Penyelesaian :
S = 1/If s = 1/1 mA = 1000 Ohm per Volt
Untuk BU 5 Volt ------- > Vf s 5 Volt
Rin = S . Vfs = 1000.5 = 5 K ohm
Untuk BU 50 Volt ------- > Vf s 50 Volt
Rin = S . Vfs = 1000.50 = 50 K ohm
Untuk BU 500 Volt ------ > Vf s 500 Volt
Rin = S.Vfs = 1000 . 500 = 500 K ohm

Contoh Apikasi 2
Suatu voltmeter dengan arus skala penuh 50PA, mempunyai batas
ukur 5 V ; 50 V; 500 Volt.
Hitunglah hambatan masukan pada setiap ba-tas ukur.
Penyelesaian :
S = 1/Ifs = 1 / (50—A) = 20 KO per Volt

Untuk Vfs = 5 Volt ------- > Rin = 20 . 5 = 100 K Ohm.


Untuk Vf s = 50 Volt ------- > Rin = 20 . 50 = 1 M Ohm
Untuk Vf s = 500 Volt ------ > Rin = 20 . 500 = 10 M Ohm

2.2.3. Kesalahan Pembebanan Voltmeter


Seperti halnya pada ampermeter Demikian halnya pemakaian
bila dipakai untuk mengukur arus voltmeter untuk mengukur
yang mengalami penurunan arus tegangan juga akan mengalami
akibat adanya hambatan dari penurunan tegangan. Besar
ampermeter tersebut. Besar kecilnya penurunan tegangan
kecilnya penurunan arus tersebut tersebut tergantung atas
tergantung atas perbandingan perbandingan hambatan dalam.
hambatan ampermeter terhadap Gambar 2-18 merupakan ilustrasi
hambatan thevenin dari rangkaian. suatu jenis pengukuran tegangan.
a. Tegangan tanpa meter b. Tegangan dengan meter

Gambar 2- 19. Tegangan dengan dan tanpa meter

Tegangan yang akan diukur yaitu antara ujung-ujung hambatan R


tegangan pada ujung-ujung terbaca harga tegangan yang
hambatan R. Vtm adalah baru, yang disebabkan oleh
tegangan tanpa meter, yaitu hambatan dalam voltmeter. Untuk
tegangan sebelum voltmeter menghitung hubungan antara Vdm
dihubungkan. Tegangan yang dan Vtm , maka Gambar 2-19
benar inilah yang dikehendaki dapat digambarkan sebagai
dalam pengukuran. Setelah berikut :
voltmeter dihubungkan, ternyata

a. Rangkaian tanpa meter b. Rangkaian dengan meter


Gambar 2- 20. Ekuivalen dengan dan tanpa meter
Dengan menggunakan Hukum Ohm, dapat dituliskan :
R
V in . V ................................................( 2 - 13 )
dm R R tm
in o

V R
dm in ketelitian.......................................( 2 - 14 )
V R R
tm in o
Keterangan :
Rm = Tahanan dalam voltmeter
Rin = Tahanan masukan rangkaian dalam hal ini = Rm
Vtm = Tegangan beban tanpa meter
Vdm = Tegangan dengan meter

Persamaan 2 -14 menuniukkan Seperti halnya pada ampermeter


ketelitian voltmeter, sepanjang dapat dituliskan juga prosentase
efek pembebanan diperhatikan. kesalahan
pembebanannya.

Prosentase kesalahan pembebanan = (1 - ketelitian ) x 100%

Contoh Aplikasi 1
Voltmeter dengan sensitivitas 20 K ketelitian pembacaan voltmeter
Ohm/V, pada ukur 50 Volt dan tegangan yang terukur pada
digunakan untuk mengukur voltmeter; kesalahan kalibrasi
tegangan antara ujung-ujung AB diabaikan.
dari Gambar di bawah. Hitung :

Gambar 2-21. Rangkaian penyelesaian aplikasi 1


Penyelesaian :
Tegangan pada ujung AB sebelum meter dihubungkan

200
V . 100 V 50 V
dm 200  200

R 200 K / / 200 K 100 K Ohm


o
Pada batas ukur 50 Volt, hambatan masukan (dalam) voltmeter :

Rin = S . Vf s = 20 K . 50 V = 1 M Ohm.

V R 1M
Ketelitian dm in
V R  R 1 M  100 K
tm in o
1/1,1 91 %
Ketelitian 91%, artinya bahwa voltmeter menunjukkan harga 91% dari
tegangan yang sesungguhnya. Sehingga :
Vdm = 0,91 . Vtm = 0,91 . 50 = 45,5 Volt.

Contoh Aplikasi 2
Untuk menunjukkan bagaimana dilukiskan dalam Gambar 2-21.
efek pembebanan sesungguhnya Hitung pembacaan voltmeter pada
berpengaruh, pertimbangkan batas ukur 50 volt dan pada batas
keadaan pengukuran yang ukur 5 volt.

Gambar 2-22. Rangkaian penyelesaian aplikasi 2


Penyelesaian :
800
V . 50 V 25 V
tm 800  800
800
R 400 K Ohm
o 800  800
Pada batas ukur 50 Volt :
Rin = 20 K/V . 50 V = 1 M Ohm

1000000
V . 25 V 17,9 Volt
dm 1000000  400000
Pada batas ukur 5 Volt :
Rin = 20 K/V . 5 V = 100 K Ohm
100000
V . 25 V 5 Volt
dm 100000  400000

Dari perhitungan pada kedua berbeda, dan dengan segera


batas ukur di atas, ternyata kedua- dapat diketahui bahwa voltmeter
duanya menunjukkan harga terbebani terlalu banyak rangkaian
pengukuran yang tidak teliti, (hambatannya terlalu besar) dan
karena tegangan yang akhirnya pembacaannya salah.
sesungguhnya adalah 25 Volt. Dilain pihak, jika batas ukur
Setiap digunakan batas ukur yang dirubah pembacaan yang
berbeda, maka akan diperoleh bertentangan, dapat diyakinkan
hasil pembacaan voltmeter yang yang terjadi dapat diabaikan.

2.3. Ohmmeter
2.3.1. Rangkaian Dasar Ohmeter Seri

Suatu ohmmeter sederhana dapat Vo merupakan tegangan


dibuat dengan menggunakan ohmmeter pada ujung-ujung AB
baterai, ammeter dan hambatan ; saat terbuka. Rangkaian ini jenis
seperti ditunjukkan pada Gambar ohmmeter seri Rx dipasang
2-23. RO merupakan hambatan secara seri dengan meter, identik
thevenin dari ohmmeter, yang dengan pengukuran arus.
mencakup hambatan ammeter Rm .

Ro
A
A
Vo
B
Rx Gambar 2-23
Dasar ohmeter seri
B

Seperti ditunjukkan pada gambar hambatannya, dengan cara


2-23, bahwa Ro merupakan ujung-ujung AB dihubung singkat
hambatan yang dapat diatur. dan hambatan Ro diatur, untuk
Biasanya ohmmeter dinolkan lebih menghasilkan arus skala penuh
dahulu sebelum digunakan yang mengalir melalui ammeter.
mengukur hambatan Rx yang Ini berarti :
belum diketahui besar

If s = Vo/Ro ............ ( 2 - 15 )
Untuk mengukur hambatan Rx , ujung-ujung AB dihubungkan, sehingga
arus yang mengalir :
Vo
I ......................................................................( 2 - 16 )
V  R
o x

Dengan membandingkan persamaan 2 -16 dengan persamaan 2 -15,


maka diperoleh persamaan :
I Ro
I R  R
fs o x
Perbandingan tersebut merupakan simpangan meter (D = deflection),
sehingga dapat dituliskan :

I Ro
D ......................................................(2 - 17 )
I R  R
fs o x
Bila harga Rx = Ro , maka D = I/If s = 1/2
Dari persamaan 2 -17 dapat dituliskan :

D (Ro + Rx ) = Ro

DRx = R o - D Ro
1- D
R R .......... ......................................................( 2 - 18 )
x D o
Berdasarkan persamaan 2 -17, memuat beberapa contoh harga
yaitu D = Ro/(Ro + Rx ), maka Rx terhadap Ro dan harga D.
dapat dibuat suatu tabel yang

Tabel 2-2 Harga Rx dan D


Rx 0 Ro/4 Ro/3 Ro/2 Ro 2 Ro 3 Ro 4 Ro 9 Ro -
D 1 4/5 3/4 2/3 ½ 1/3 1/4 1/5 1/10 0

Contoh Aplikasi 1 Pada Ohmmeter


Harga Rx = 0, maka D = Ro/(Ro, + Kedudukan ini ternyata bila.
Rs ) = 1. Pada kedudukan ini, ujung-ujung AB dari ohmmeter
hambatan yang diukur nol, berarti dihubungsingkat. Bila harga Rx =
arus yang mengalir besar dan Ro , maka D = Ro/ (Ro + R o) = ½
menghasilkan arus skala penuh, Pada kedudukan ini, jarum
atau simpangannya = 1. menyimpang setengah dari skala
penuh. Bila.harga Rx = ~ (tak yang mengalir, sehingga jarum
terhirigga), atau pada keadaan tidak menyimpang atau
terbuka, berarti tidak ada arus simpangannya = 0.

Gambar 2-24. Pembuatan tanda/skala ohmmeter

Gambar 2-25. Skala logaritimis pada ohmmeter seri


Contoh Aplikasi 2 Pada Ohmmeter
Ohmmeter mempunyai arus skala digunakan untuk mengukur suatu
penuh 50PA dan hambatan dalam hambatan dan menghasilkan 1/4
2000 Ohm. Tegangan rangkaian simpangan penuh. Berapakah
terbuka = 6 Volt, ohmmeter besarnya hambatan yang diukur ?
menunjuk nol. Kemudian
Penyelesaian :

V 6
R o 120 K Ohm
o I 50 . 10-6
fs
1- D 1 - 1/4
R . R . 120 360 K Ohm
x D o 1/4

Catatan : harga Ro sudah meliputi harga Rm nya.


Bila ditanyakan berapa harga Rv (Variabel), maka :
Rv = R o - Rm = 120 - 2 = 118 K Ohm.

Ohmmeter dari contah 1 di atas, harga Rx (hambatan yang diukur),


dishunt dengan hambatan 20 yang dapat menghasilkan 1/2
Ohm. Secara pendekatan, berapa simpangan penuh ?
Gambar 2-26 Contoh aplikasi ommeter seri
Penyelesaian :
R
I sh . I
fs R  R t
m sh
R  R
I m sh . I
t R fs
sh
2000  20
. 50 —A 5,05 mA
20

Karena. Rsh   Rm ’, maka secara pendekatan :


It = Rm / Rsh . Ifs
= 2000/20 . 50 A = 5 mA
Sehingga :
Ro = Vo / It
= 6/5 . 10-3 = 1,2 K Ohm
1- D 1 - 1/2
R .R . 1,2 1,2 K Ohm
x D o 1/2
2.3.2. Ohmmeter Paralel
Ohmmeter dibangun dengan Rx. Semakin besar nilai Rx
menggunakan voltmeter, sumber semakin besar beda tegangan
arus konstan dan resistor yang yang terukur. Batasan tegangan
diukur. Prinsip yang digunakan pada ujung-ujung resistansi
adalah bila arus konstan dialirkan menentukan cakupan pengukuran
pada Rx yang tidak diketahui nilai resistansi. Rangkaian dasar
maka beda tegangan pada ujung- ohmmeter parallel ditunjukkan
ujung Rx sebanding dengan nilai pada gambar di bawah ini.
Secara produk jenis ohmmeter Sedangkan ohmmeter seri skala
paralel dikenali dengan skala nol nol berada diujung sebelah kanan
berada disisi kiri sebagaimana berlawanan dengan skala nol
skala nol pada tegangan dan arus. voltmeter dan ampermeter. Jenis
Contoh aplikasi prinsip ohmmeter ohmmeter seri seperti Sanwa,
paralel pada ohmmeter digital. Heles.

Sumber arus konstan

Rx

Gambar 2-27. Dasar ohmmeter paralel

Gambar 2-28. Skala ohmmeter paralel

2.4. Multimeter Elektronik Analog


2.4.1. Kelebihan Multimeter Elektronik
Dalam perkembangannya 2. Pada saat berfungsi sebagai
multimeter menggunakan pengukur arus resistansi
komponen aktif elektronik yang multimeter elektronik cukup
biasanya berfungsi sebagai rendah sehingga dapat
penguat. Multimeter elektronik mencegah kesalahan ukur
lebih disukai karena beberapa karena efek pembebanan.
alasan yang menguntungkan : 3. Skala resistansi dari multimeter
1. Resistansi masukan elektronik arah penyimpangan
multimeter elektronik lebih jarum sama seperti pada
tinggi dan stabil disemua pengukuran tegangan atau arus
cakupan pengukuran sehingga tidak
membingungkan.

Anda mungkin juga menyukai