Anda di halaman 1dari 16

METODOLIGI PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, ada kalanya diperlukan suatu metode terobosan
untuk menyelesaikan berbagai masalah di lapangan. Khususnya pada saat-saat menghadapi
kendala yang diakibatkan oleh kondisi di lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan
sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan kontruksi yang sesuai kondisi lapangan,
akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.

Penerapan metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan kondisi lapangan dimana
suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga tergantung jenis proyek yang dikerjakan.

Metode pelaksanaan untuk bangunan gedung berbeda dengan metode pekerjaan bangunan
irigasi, bangunan pembangkit listrik, kontruksi dermaga, maupun konstruksi jalan dan
jembatan. Namun demikian, pelaksanaan semua jenis proyek konstruksi umumnya dimulai
dengan pekerjan persiapan.

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara
pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan
rencana kerja.

Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai berikut:


1. Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu Penyedia Jasa membuat
dan memasang Plank Nama Kegiatan. Dalam Pekerjaan Plank Nama Kegiatan bahan yang
dibutuhkan adalah :
 Triplek 6 mm dengan ukuran 120cm x 240cm
 Kaso dengan ukuran 5/7 cm
 Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
 Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati
Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Plank Nama Kegiatan :
 Triplek berukuran 6mm dengan ukuran 120 x 240 cm di cat berwarna merah
 Buat Tulisan dengan menggunakan Cat warna yang sudah di sepakati
 Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai tiang-tiang
penyangga.
 Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi
suatu proyek.

Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan awal sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu
proyek konstruksi dikerjakan dan harus direncanakan. Perencanaannya dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa
mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut. Ada
beberapa item dalam pekerjaan persiapan, antara lain:
a. Perencanaan Site Plan,
b. Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya,
c. Pembuatan Shop Drawing,
d. Pengadaaan Material untuk Pekerjaan Persiapan,
e. Mobilisasi Peralatan
f. Perencanaan Pelaksanaan di Lapangan.
2. Pekerjaan Pembersihan

a. Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kontraktor membersihkan


lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan
pembanguna.
b. Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga
tidak merusak struktur tanah.
c. Memasang Papan Bouwplank
 Pemasangan patok dan papan bouwplank boleh menggunakan kayu/papan kls.III
yang diketam rata pada sisi kerjanya.
 Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan dengan Direksi.
 Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.

3. Pekerjaan Galian Tanah Biasa

Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah Biasa ini akan dilakukan dengan menggunakan
tenaga manusia dengan menggunakan alat bantu, dan jika memungkinkan akan dilakukan
dengan alat bantu lain yang sesuai, dimana pelaksnaan pekerjaan ini akan dilakukan
mulai dari bagian belakang dengan tujuan untuk memudahkan mobilisasi, baik mobilisasi
tenaga kerja, atau pembuangan hasil galian jika diperlukan serta memudahkan dalam
mobilisasi material.
Pekerjaan galian tanah dilaksanakan setelah mendapatkan ukuran-ukuran yang tepat dan
pasti dari hasil pengukuran dan pemasangan bouwplank, tanah hasil galian ditimbun tidak
terlalu dekat dengan lubang galian supaya tanah galian tidak longsor kembali ke lubang
galian.

Item pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti linggis, cangkul,
sekop dan alat-alat bantu lainnya dengan ukuran galian disesuaikan dengan gambar
rencana. Hasil galian tanah dibuang keluar lokasi pekerjaan. Kelompok pekerja
melaksanakan penggalian dan merapihkan hasil galian. Selama pelaksanaan pekerjaan
galian diusahakan menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak
dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.

Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi dibatasi sepadan dengan
pemeliharaan permukaan galian dengan cara mempertimbangkan akibat dari
pengeringan, perendaman akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.

Galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan pelaksanaan setengah badan
jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat. Semua galian terbuka
diberi rambu peringatan dan penghalang yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang
lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka jalur lalu lintas maupun bahu jalan
diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih beserta lampu
merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan

4. Pekerjaan Timbunan Tanah


Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
Kecuali untuk derah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau tanah rawa,
dasar pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan dan
penggeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas
dasar atas pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan.
Bilamana timbunan akan dibangun atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng lebih
dari 10%, ditempatkan diatas permukaan lama atau pembagunan timbunan baru, maka
lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar yang
cukup sehingga memungkinkan perlaratan pemadat dapat beroperasi. tangga-tangga
tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkan
sedemikian dengan jarak vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang dari
15% dan tidak lebih dari 60cm untuk kelandaiannya yang sama atau lebih besar dari 15%.
Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian hingga
memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.

Penghamparan Timbunan
Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila di padatkan akan memenuhi toleransi tebal yang
disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut
sedapat mungkin di bagi rata sehingga sama tebal.
Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan
yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan
untuk persediaan, terutama selama musim hujan. biasanya tidak diperkenankan,
terutama selama musim hujan.
Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, Iereng timbunan lama harus disiapkan
dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan harus
dibuat bertangga (atau dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada
timbuan lama sedmikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan
yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah
dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan
atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat
dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat
dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan
Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar sesegera
mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan penggalian atau pembersihan
dan pengupasan oleh Direksi Pekerjaan. Lapisan penopang dapat dihampir satu lapis atau
beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan
dan sebagaimana diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Pemadatan Timbunan
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memandai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada
dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering
maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya
dihampar.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan
sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang
sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas
pekerjan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat
menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
Dalam menempatkan timbunan di atas gorong-gorong dan bilamana disyaratkan, dalam
Kontrak, harus membuat timbunan tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika kondisi-
kondisi memerlukan penempatan timbunan kembali atau timbunan pada satu sisi lebih
tinggi dari sisi lannya, penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak boleh dilakukan
sampai persetujuan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak melakukan penimbunan
sampai struktur tersebut telah berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan pengujian-
pengujian yang dilakukan di laboratorium di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan
menetapkan bahwa struktur tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk
menahan tekanan apapun yang ditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang
dihampar tanpa adanya kerusakan atau regangan yang di luar faktor keamanan.
Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat pemadat
normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih dari 10
cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat mekanis.
Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas
harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan
dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat
statis minimum 10 kg. pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat
perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa
pipa terdukung sepenuhnya.

5. Pemancangan Cerucuk Kayu Ulin.

6. Pekerjaan Pasangan Batu.


Pekerjaan pasangan batu mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan
pemasangan. Pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran material : 1Pc : 4Ps.
Pasangan batu yang dikerjakan harus sesuai dengan dimensi dan elevasi bangunan yang
akan dibuat berdasarkan gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.
Pembuatan mortar pasangan batu dilakukan dengan menggunakan alat jenis concrete
mixer dan alat bantu seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop, kereta dorong, kasut
kayu dan lain-lain. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa akan menyerahkan
gambar detail rencana pelaksanaan pekerjaan pasangan batu dengan perbandingan
campuran 1 Semen : 4 Pasir.
Penyedia Jasa akan menyerahkan contoh jenis bahan pasangan batu campuran 1 Semen :
4 Pasir kepada Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan. Penyedia Jasa akan
menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan
pasangan batu campuran 1 Semen : 4 Pasir kepada Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala,
menutup hidung, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan kotak P3K
sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.

Pasangan batu campuran 1 Semen : 4 Pasir dilakukan dengan cara manual dan untuk
pengadukan mortar menggunakan alat mekanik yaitu concrete mixer serta alat bantu
seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop, kasut kayu/besi, kereta dorong dan lain-
lain. Mortar pasangan batu harus terbuat dari bahan semen, pasir dan air dengan
perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir.
Semua bahan mortar harus dicampur sampai merata dengan menggunakan alat concrete
mixer sehingga diperoleh hasil yang memuaskan. Perbandingan campuran dibuat
berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen dalam keadaan kering.
Penyedia Jasa akan membuat takaran yang sama ukuran- ukurannya dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan batu, lokasi
pekerjaan akan dibuat profil penampang rencana pasangan batu yang akan dipasang dan
harus berdasarkan gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Lokasi pembuatan adukan atau menempatan alat pengaduk diatur sedemikian rupa agar
dapat menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin
tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung. Lokasi pembuatan adukan akan
diatur sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan dikerjakan. Pasir dan semen
telah disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya).

Kotak adukan diletakan ditempat datar tepat berada dibawah alat pengaduk/concrete
mixer dan dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangkutan adukan
ke lokasi kerja. Drum air ditempatkan didekat alat pengaduk, kotak-kota takaran
disiapkan secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkut adukan
dan ember disiapkan dekat alat pengaduk kearah konstruksi yang akan dikerjakan.
Material batu yang akan dipasang harus didekatkan dengan lokasi pekerjaan, agar
memudahkan dalam pekerjaan. Pada bagian dasar pemasangan batu harus diberi mortar
terlebih dulu baru dipasang batu.
Mengisi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan/sekop/cetok. Pemasangan batu dilakukan dengan
menggunakan alat bantu kasut kayu atau besi dan palu besar/godem dan lain-lain.
Apabila dalam pembentukan dimensi pasangan batu memerlukan dimensi batu yang
ukuran kecil, maka dilakukan pemecahan batu dengan menggunakan alat bantu palu
besar/godem. Pada bagian permukaan sisi luar pasangan batu yang sudah terbentuk
kemudian diratakan sesuai dimensi rencana bangunan yang dibuat.
Adukan mortar dengan segera dan secepatnya dibawa ke tempat pemasangan dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan
adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain
dari luar Bahan pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir
menggunakan bahan antara lain :
a. Semen
Semen harus disediakan oleh Penyedia Jasa dari hasil produksi pabrik yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup
kuat untuk tahan penanganan kasar. Segera setelah diterimanya di lapangan kerja,
semen akan disimpan dalam penyimpanan yang kering, tahan air dan diberikan
ventilasi yang memadai, dengan pencegahan penyerapan kelembaban yang cukup.
Cara penanganan dan penyimpanan semen oleh Penyedia Jasa harus sesuai dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
b. Batu kali/belah
Material batu akan dipastikan bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan
dipastikan dari jenis yang diketahui awet. Batu yang digunakan batu belah atau batu
bulat, batu kali yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh serta tidak keropos, tidak
berpori. Batu dipastikan rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama-sama dan telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
c. Pasir Pasang
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm atau berdasarkan
petunjuk Direksi Pekerjaan. Pasir diupayakan selalu bersih, keras, padat, tidak
tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau dan
bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan spesi.

d. Air Campuran
Air yang digunakan pada pencampuran mortar dengan perbandingan campuran 1
Semen : 4 Pasir adalah air bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan
lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau tidak mengandung bahan-bahan yang
dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan lemak. Pada saat waktu
istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak terjadi kecelakaan,
baik akibat terinjak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa menyebabkan terluka
ringan atau berat.

Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat yang aman
atau dibawa ke work shop atau digudang penyimpanan alat.
Dan untuk material yang digunakan khususnya bahan semen yang masih terbuka
akan ditutup dan ditempatkan ditempat yang aman jauh dari jangkauan agar tidak
terjadi kecelakan akibat menghirup debu semen atau termakan bahan semen
tersebut.
Sedangkan material batu dan pasir akan ditempatkan dilokasi yang tidak mengganggu
aktivitas kegiatan atau masyarakat yang melewatinya.
Pengukuran pekerjaan pasangan batu kali/belah dengan perbandingan campuran 1
Semen : 4 Pasir diukur menurut dimensi dan elevasi yang sudah dipasang sesuai
dengan bangunan yang dibuat berdasarkan gambar rencana.
Pelaksanaan pasangan batu kali/belah ini akan dilaksanakan dengan menggunakan
tenaga terampil yang telah terbukti kualitasnya dan dilaksanakan pada minggu ke 5
setelah seleseai dilaksanakan pekerjaan galian dan pekerjaan urugan pasir,
sedangkan volume yang akan dilaksanakan sesuai dengan yang tertuang dalam bill of
quantity dengan volume 1.658,00 M3 dengan rencana waktu penyelesaian pekerjaan
pasangan
Pembayaran pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir dibuat
berdasarkan harga satuan setiap per meter kubik (M3) yang telah ditetapkan dalam
Bill Off Quantity (BOQ). Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja,
bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan.

7. Pekerjaan Beton Struktur.


Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam pasal
7.1.2 dari spesifikasi.
Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing
mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, lengkap
dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian percobaan campuran beton di
laboratorium berdasarkan kuat tekan beton untuk umur 7 dan 28 hari, kecuali ditentukan
untuk umur-umur yang lain oleh direksi pekerjaan. Kecuali ditentukan lain rancangan
campuran harus memiliki standar deviasi rencana (S) antara 2,5 MPa sampai 8,5 MPa.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis
utama, kecelakaan (workability), kekuatan (strength), dan keawetan (durability). Untuk
jenis pekerjaan beton yang lain, sifat-sifat mekanik beton selain kuat tekan juga penting
untuk diketahui. Penyedia jasa wajib menyerahkan data tersebut kepada Direksi
Pekerjaan.
Campuran Percobaan, Sebelum dilakukan pengecoran, Penyedia Jasa harus membuat
campuran percobaan menggunakan proporsi campuran hasil rancangan campuran serta
bahan yang diusulkan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis
instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan (serta
sudah memperhitungkan waktu pengangkutan dll). Dalam kondisi beton segar, adukan
beton harus memenuhi syarat kelecakan (nilai slump) yang telah ditentukan. Pengujian
kuat tekan beton umur 7 hari dari hasil campuran percobaan harus mencapai kekuatan
minimum 90 % dari nilai kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan dalam rancangan
campuran beton (mix design) umur 7 hari. Bilamana hasil pengujian beton berumur 7 hari
dari campuran percobaan tidak menghasilkan kuat tekan beton yang diisyaratkan, maka
Penyedia Jasa harus melakukan penyesuaian campuran dan mencari penyebab ketidak
sesuaian tersebut.
Penyedia jasa harus mengirim gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan,
dan harus memperoleh persetujuan dari direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan
perancah dimulai.
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam,
sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis
beton, seperti yang diisyaratkan dalam pasal 7.1.4.1

Penyiapan Tempat Kerja


Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang
baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan
beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan syarat yang
disyaratkan.
Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan, dan agar
membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas
sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga
harus disediakan jika diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat
diperiksa dengan mudah dan aman. kerkuse.id
Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar
senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur atau
bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi beton dapat dicor di dalam air
dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran
atau cofferdam.
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan
diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan untuk pekerjaan
beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan.
Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum
menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran beton dan dapat
meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian penetrasi ke dalaman tanah keras,
pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya
dukung dari tanah di bawah pondasi.
Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan,
Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau ke dalaman dari
pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan
tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Acuan
Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus dibentuk dari galian,
dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang
diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap
dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan
dan perawatan. kerkuse.id
Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir struktur
yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan
untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam Acuan harus
dibulatkan.
Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.

Pengecoran
Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24
jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi,
kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun
tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa
tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan.
Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai pengecoran,
pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan atau wakilnya
tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara
keseluruhan.
Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai
posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu
yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang
digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif) untuk memperlambat proses
pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan
selesai.
Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang
dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh
melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan
penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal dengan
tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm
menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48
jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau metode
drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Tremi harus kedap air dan
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus
selalu diisi penuh selama pengecoran.
Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih
dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus
mengalirkan campuran beton di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.
Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton
yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang
baru.
Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus
terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah
disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-
bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang
sesuai dengan betonnya.
Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam
waktu 24 jam setelah pengecoran.
Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis struktur yang
diusulkan dan Direksi Pekerjaan harus menyetujui lokasi sambungan konstruksi pada
jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut harus diletakkan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada
pertemuan elemen-elemen struktur terkecuali disyaratkan demikian.
Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan konstruksi
harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya harus diletakkan pada
titik dengan gaya geser minimum.
Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap monolit.
Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan ke dalaman paling sedikit
4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak pondasi dan dinding. Untuk pelat yang
terletak di atas permukaan, sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian sehingga
pelat-pelat mempunyai luas tidak melampaui 40 m2 , dengan dimensi yang lebih besar
tidak melampaui 1,2 kali dimensi yang lebih kecil.
Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan sebagaimana yang
diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana pekerjaan
terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokan beton
atau penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.
Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) dapat digunakan untuk
pelekatan pada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuatnya.
Pada air asin atau mengandung garam, sambungan konstruksi tidak diperkenankan pada
tempat-tempat 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm di atas muka air tertinggi
kecuali ditentukan lain dalam Gambar.
Pemadatan
Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah
disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk
menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk
memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa
semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan
kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang
diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000
putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan
supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut)
dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit apabila
digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah
penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah secara
vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton yang baru
dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian tersebut. Alat
penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain
tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih
dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain,
serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
Pembongkaran Acuan
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis dan struktur
yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh
perancah dibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga
pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah
dicapai.
Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
ornament, sandaran (railing), dinding pemisah (prapet), dan permukaan vertical yang
terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak
lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperature
yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air
yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperature yang relative tetap dalam
watu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen
dan pengerasan beton.
Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air
ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau
lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat kebawah untuk mencegah
permukaan yang terekspos dari aliran udara.
Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap
saat sampai dibongkar, utuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan
pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan melewati permukaan beton
dalam 7 hari setelah beton dicor atau setelah beton mencapai kekuatan minimum yang
diisyaratkan.
Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaanya mulai mengeras
dengan cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari
atau beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.
Beton yang dibuat dengan semen mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi atau beton
yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambahan (aditif) harus dibasahi
sampai kekuatannya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari atau
setelah beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.

Pengendalian Mutu dilapangan

Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambahan bila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis
yang menunjukan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan
persyaratan bahan pada Pasal 7.1.2
Apabila bahan-bahan yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak dengan pengiriman yang
terus menerus, maka dengan perintah Direksi Pekerjaan, untuk agregat kasar dan agregat
halus Penyedia Jasa harus melakukan pengujian bahan secara berkala selama pelaksanaan
dengan interval maksimum 1000 m3 untuk gradasi dan 5000 m3 untuk abrasi, sedangkan
untuk bahan semen dengan interval setiap maksimum pengiriman 300 ton. Tetapi apabila
menurut Direksi Pekerjaan terdapat indikasi perubahan mutu atau sifat bahan yang akan
digunakan, maka Penyedia Jasa harus segera melakukan pengujian bahan kembali
sebelum bahan tersebut digunakan.

Pengujian untuk kelecakkan


Satu pengujian ‘’slump’’ atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan dilakukan
sesat sebelum pengecoran, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan. Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan
kelecakkan seperti yang diusulkan tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila
Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas dan
secara teknis mutu beton tetap bias dijaga.
Kelecakkan dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga udara atau gelembung
air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan
yang rata, halus dan padat.
Pengujian Kuat tekan
Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji beton
dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata dari dua nilai
kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3buah benda uji) yang selisih nilai
antara keduanya ≤ 5% untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap
jenis komponen struktur yang dicor terisah pada tiap hari pengecoran.
Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji
beton berupa selinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus 150 x 150
x 150 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus
dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudian dirawat
sesuai dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium.
Untuk keperluan evaluasi mutu sebagai dasar pembayaran harus menggunakan data hasil
uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang ditetapkan dalam kontrak. Hasil-hasil
pengujian pada umur yang selain dari yang ditetapkan dalam kontrak hanya boleh
digunakan untuk keperluan selain dari tujuan evaluasi mutu beton sebagai dasar
pembayaran. Nilai-nilai perbandingan kekuatan yang digunakan untuk keperluan ini harus
sesuai dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi waktu.
Untuk pencampuran manual, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing
mutu beton ≤ 60 m3 harus di peroleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 5 m3 beton
dengan minimum satu hasil uji tiap hasil uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil
pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil untuk masing-masing umur. Apabila
pekerjaan beton mencapai jumlah > 60 m3 , maka untuk setiap maksimum 10 m3 beton
berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji.
Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah
masing-masing mutu ≤ 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimal 15 m3
beton secara acak, dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil
pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah > 60
m3 , maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya setelah jumlah 60 m3
tercapai harus diperoleh satu hasil uji.
Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan dalam Tabel 7.1.6.(1) atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan

8. Pekerjaan Bekistimg.
Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya, alasannya yaitu angkutan bekesting menjadi dekat.
Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting
sanggup memakai multiplek atau pasangan batako :
Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk
kesikuan dan leveling pondasi.
Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton
sanggup baik.
Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, supaya pada waktu pengecoran pasangan
dinding batako tidak ambruk/runtuh.
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai : kolom,
balok, plat lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai
balok/kaso dan alat perancah schafolding :
Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan
perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.- Pasangan bekesting harus
rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup menghasilkan bidang yang
flat/maksimal.
Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku
untuk menjaga supaya kolom tetap tegak lurus dan siku.
Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

9. Pekerjaan Wirw Mesh.


Bagaimana cara pemasangan wiremesh dilakukan? Wiremesh yaitu materi bangunan
berupa besi polos/ulir yang terbuat dari materi wirerod. Selanjutnya material ini dibentuk
menjadi lembaran-lembaran dengan kotak 15 x 15 cm serta panjang 5,4 x 2,1 m dan tebal
4-10 mm. Wiremesh ini biasanya digunakan sebagai tulangan dalam pengecoran lantai
bangunan. Ukuran yang lasim adalah lembaran memanjang dengan kotak 15 x 15 cm,
lebar 2.10 m, panjang 50 m – 54 m dan tebal 5 - 6 mm. Wiremesh ini biasanya digunakan
sebagai tulangan dalam pengecoran jalan.

Tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengenal wiremesh. Hal ini terutama
disebabkan oleh maraknya penggunaan behel yang dirakit sendiri untuk pengecoran
dibandingkan dengan wiremesh. Namun bagi para profesional, bisanya mereka lebih
menentukan wiremesh. Ini lantaran wiremesh mempunyai beberapa kelebihan ibarat
proses pembangunan menjadi lebih cepat, mudah, dan tidak memerlukan tenaga yang
terlalu banyak.

Apabila ditinjau dari faktor kekuatan, sanggup dibuktikan bahwa wiremesh jauh lebih
kuat. Sebagai pola pada ketika Anda berniat untuk melaksanakan pengecoran memakai
behel polos yang mempunyai ketebalan 10 mm. Perlu diketahui, nilai tp atau mutu yang
dimiliki oleh besi boton polos yaitu 24. Berbeda dengan wiremesh yang nilai tp-nya lebih
dari 40.
Begitupun dari segi harganya, wiremesh mempunyai keunggulan pada harganya yang
lebih murah. Bahkan sanggup mencapai separuh harga daripada behel. Rata-rata jikalau
kita menciptakan behel sepanjang 1 m, maka dana yang perlu dikeluarkan lebih besar
karena untuk membuat batang-batang besi menjadi ukuran seperti wiremesh dibutuhkan
tenaga lebih banyak dengan waktu lebih lebih lama. Sementara itu, biaya yang perlu
dikeluarkan untuk pengadaan wiremesh lebih kecil karena kebutuhan tenaga untuk
aplikasi lapangan lebih sedikit.
Terdapat beberapa jenis wiremesh yang tersedia di pasaran. Di antaranya yaitu wiremesh
lembaran yang mempunyai ukuran 2,1 x 5,4 m dengan diameter besi sekitar 4-10 mm
serta wiremesh rol/gulungan yang berukuran 2,1 x 54 m yang berdiameter 4-7 mm.
Langkah-langkah pemasangan wiremesh :

Secara prinsip, pemasangan wiremesh ini tidak jauh berbeda dengan pemasangan besi
beton yang digunakan untuk tulangan plate. Namun wiremesh mempunyai kelebihan
yaitu penggunaannya lebih mudah lantaran bentuknya sudah teranyam. Dalam
pelaksanaannya hanya perlu mengukur wiremesh tersebut sesuai dengan luas bidang
yang telah diperhitungkan dengan matang, kemudian potong sesuai ukuran tersebut.
Tetapi jikalau ukuran luasannya ternyata masih kurang, Anda cukup menambahkan
wiremesh dengan overlap kurang lebih 15 cm.

Dalam pemasangan wiremesh, yang harus benar-benar diperhatikan adalah diameter


wiremesh yang akan dipasang dengan kebutuhannya. Jangan hingga ukuran diameter
tersebut tidak sempurna walaupun hanya berselisih 1 mm saja. Ini dikarenakan tingkat
kekuatan wiremesh akan jauh berbeda bila ukurannya tidak sesuai dengan perencanaan.
Wiremesh yang sudah berkarat tidak diperkenankan digunakan karena baik kualitas
maupun kekuatan/tegangan tariknya sudah berkurang.

10. Pekerjaan Baja Tulangan.

Pekerjaan pembesian selalu erat hubungannya dengan pembuatan elemen struktur beton
disamping pekerjaan bekisting dan pengecoran beton. Sebelum pekerjaan pembesian dimulai,
perlu dilakukan marking.

Marking sendiri adalah pengukuran as atau posisi kolom dimana pekerjaan pembesian tidak boleh
melenceng dari gambar rencana atau shop drawing. Pekerjaan pembesian ini akan berpengaruh
besar terhadap kualitas kekuatan dan daya tahan pada bangunan yang akan dibuat. Ada beberapa
tahapan dalam melakukan pekerjaan pembesian, antara lain:

1. Pengadaan Material Baja Tulangan

Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja
tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk.
Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa
mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan.

Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel
diambil secara acak untuk setiap sekian ton baja ntuk masing-masing diameter dengan
panjang masing-masing 1 meter.

Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika
tidak sesuai, maka material akan dikembalikan ke supplier.

2. Penyimpanan Material Baja Tulangan

Material besi tulangan yang telah memenuhi spesifikasi akan disimpan berdasarkan
kelompok diameternya masing-masing. Dalam penyimpanan, hal yang perlu diperhatikan
adalah baja tulangan tidak diperbolehkan bersentuhan dengan tanah. Caranya dapat
memakai balok kayu atau beton yang dijadikan sebagai dasar dan alas. Tujuannya adalah agar
baja tidak berkarat, kotor dan kena benturan.

3. Pemotongan dan Pembengkokan Baja Tulangan


Tahapan ini juga biasa disebut dengan fabrikasi. Pada proses fabrikasi ini akan dilakukan
pembengkokan dan pemotongan pada baja tulangan untuk kemudian dirakit sesuai desain
dan spesifikasi yang dibutuhkan.

Untuk pemotongan digunakan mesin Bar Cutter, sedangkan untuk pembengkokan digunakan
mesin Bar Bender. Dengan cara ini, maka akan dibuat berbagai jenis tulangan, seperti
sengkang, cakar ayam, rangkaian tulangan kolom, balok, pelat, dan shear wall.

4. Pemasangan Baja Tulangan pada Elemen Struktur

Material yang telah difabrikasi akan dirakit oleh para pekerja sehingga membentuk
komponen struktur seperti kolom, balok, pelat, atau shear wall. Kemudian, material yang
telah dirakit akan di pindahkan dengan menggunakan tower crane dari lokasi perakitan ke
lokasi pemasangan.
Pemasangan komponen tulangan dilakukan dengan menggunakan tower crane serta
koordinasi dengan para pekerja yang bertugas melakukan pemasangan tulangan.
Pemasangan dilakukan dengan hati-hati agar akurat dan tidak terjadi dislokasi.

Pada komponen tulangan pelat dapat dipasang beton decking. Tujuannya adalah untuk
menopang tulangan pelat agar tidak melendut dan mengurangi tebal selimut beton. Selain
itu, dipasang juga cakar ayam, yaitu tulangan ulir yang dibengkokkan dan dipasang diantara
tulangan atas dan bawah yang berfungsi menjaga ketebalan pelat lantai agar sesuai rencana.

5. Pengecekan Tulangan

Setelah seluruh tulangan terpasang, maka perlu dilakukan pengecekan tulangan oleh tim
Quality Control apakah jumlah dan posisi tulangan sudah terpasang dengan benar sesuai
dengan gambar rencana.

Pada prinsipnya pemasangan wiremesh tidak jauh berbeda dengan pemasangan Besi Beton
pada Tulangan Plate. Hanya saja karena bentuknya yang sudah teranyam maka
pemasangannya jadi lebih praktis. Wiremesh tinggal diukur sesuai luasan bidang yang
diperhitungkan dan dipotong sesuai kebutuhan. Apabila luasan masih kurang maka
Wiremesh tinggal ditambahkan dan diberi overlap ± 10 cm sampai dengan 15 cm. Yang perlu
diperhatikan dalam pembelian Wiremesh adalah Diameter Besi harus sesuai dengan yg
dibutuhkan. Meski selisih 1 mm, kekuatan Wiremesh akan berbeda. Dan keadaan Wiremesh
yang berkarat sangat tidak disarankan, karena akan mempengaruhi kekuatan dari fungsi
Wiremesh itu sendiri.Wiremesh menjadi salah satu alternatif terbaik untuk
menggantikan fungsi besi tulangan pada dak dan lantai. Penggunaan bahan material
ini bahkan sudah terbukti mampu lebih ekonomis dan cepat pengerjaan. Pada artikel
kali ini kita akan cukup banyak berfokus pada ulasan seputar wiremesh, dari
definisinya, cara penggunaan, cara menghitung sampai ke ukuran ukuran yang
tersedia

Anda mungkin juga menyukai