Anda di halaman 1dari 12

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

Pengertian Irigasi
Berdasarkan keputusan menteri no. 32 tahun 2007, irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan,
dan pembuangan air irigasi yang meliputi permukaan, rawa, air bawah tanah, pompa dan tambak.
Menurut Direktorat Jendral Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2009, irigasi adalah usaha
penyediaan, pengaturan dan pembuatan bangunan air untuk menunjang usaha pertanian,
termasuk didalamnya tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan.

Fungsi Irigasi
Irigasi tidak hanya digunakan untuk mendistribusikan air, ada juga beberapa fungsi irigasi antara
lain:
a) Membasahi tanah,hal ini merupakan salah satu tujuan terpenting karena tumbuhan
banyak memerlukan air selama masa tumbuhnya. Pembasahan tanah ini bertujuan untuk
memenuhi kekurangan air apabila hanya ada sedikit air hujan.
b) Merabuk tanah atau membasahi tanah dengan air sungai yang banyak mengandung
mineral.
c) Mengatur suhu tanah agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dengan suhu yang optimal.
Air irigasi dapat membantu tanaman untuk mencapai suhu yang optimal tersebut.
d) Membersihkan tanah dengan tujuan untuk menghilangkan hama tanaman seperti ular,
tikus, serangga, dan lain-lain. Selain itu dapat juga membuang zat-zat yang tidak di
butuhkan oleh tanaman ke saluran pembuang.e)Memperbesar ketersediaan air tanah
karena muka air tanah akan naik apabila digenangi air irigasi yang meresap. Dengan
naiknya muka air tanah, maka debit sungai pada musim kemarau akan naik.
PEMBAHASAN
Metode pelaksanaan dalam melaksanakan suatu pelaksanaan pekerjaan adalah merupakan suatu
keharusan bagi setiap pelaksana untuk mengerjakan suatu proyek, hal ini adalah untuk
memudahkan manager dalam meyikapi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam masa
pelaksanaannya.:
Hal –hal yang perlu mendapatkan perhatian dan pertimbangan dalam meyusun suatu
metodepelaksanaan ini yang antara lain meliputi :
1. Bahan material yang akan digunakan.
2. Tenaga kerja yang diperlukan, baik tenaga lokal maupun tenaga yang didatangkan / tenaga
yang terampil.
3. Alat dan peralatan yang tepat yang digunakan, apakah alat manual ataupun peralatan alat
berat.
4. Faktor cuaca yaitu memanfaatkan hari –hari kerja yang efektif dalam pelaksanaan pekerjaan.

Pekerjaan PersiapanSebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus mengadakan persiapan dan


melakukan koordinasi dengan pihak pengelola kegiatan/penanggung jawab kegiatan, konsultan
pengawas, kepala desa setempat. Dari gambar rencana (dokumen kontrak), maka dapat diketahui
lokasi pekerjaan, macam pekerjaan apa saja yang akan dikerjaakan & volume
pekerjaan.Pekerjaan persiapan meliputi sebagai berikut :
a. Penetapan Base Camp
Tetapkan letak base camp, sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan. Hendaknya di perhatikan
juga lingkungan sosial yang ada.
b. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi dan DemobilisasiMobilisasi disini dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok, yaitu :
Mobilisasi personil tenaga inti pelaksana, Mobilisasi material, Mobilisasi tenaga kerja dan
Mobilisasi peralatan. Mobiliasasi personil akan dilakukan sebelum pekerjaan dimulai sampai
masa persiapan selesai, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pelaksana dalam menyusun
planning kerja setelah terlebih dahulu mengenal lapangan dan melakukan identifikasi terhadap
kemungkinan permasalahan yang timbul nantinya selama waktu definitive pelaksanaan
pekerjaan dimulai.
c. Pembersihan Lokasi
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tahapan awal pada pekerjaan ini yaitu membersihkan
lokasi atau areal yang akan dikerjakan pembersihan terdiri dari tebas tebang pohon-pohon perdu,
semak belukar dan pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud luar dan
dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga sehingga memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan
pengangkutan material.Sampah yang berasal dari pembersihan dibuang disekitar lokasi yang
dijamin tidak akan mengganggu kegiatan pertanian.
d. Dewatering
Pekerjaan dewatering atau pekerjaan pengeringan merupakan pekerjaan persiapan saat
melakukan pengecoran pekerjaan yang mempunyai elevasi dibawah permukaan air dan
dilakukan secara terus menerus hingga konstruksi pasangan maupun beton bertulang sudah
mengering dengan sempurna. Tidak dibenarkan melakukan pasangan batu maupun beton dalam
keadaan tergenang air.
e. Pemasangan Papan Nama Proyek
Pembuatan Papan Nama Proyek yang memuat keterangan tentang pekerjaan ini sesuai dengan
standar yang ditetapkan, dan melakukan pemasangan ditempat yang strategis dan mudah terlihat
oleh masyarakat umum.
f. Pemasangan Bouplank/Profil
Pada setiap pembuatan bangunan, dipasang bouwplank/profil untuk mencantumkan elevasi serta
nama bangunannya. Pemasangan bouwplank/profil berdasarkan elevasi ketinggian dari patok
hasil pengukuran dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai
dan benar serta mendapatpersetujuan dari Direksi. Bouwplank dibuat dari papan kayu yang lurus
dan rata, dalam pelaksanaanya dilapangan, bouwplank dibuat sesuai dengan ukuran dari bentuk
saluran dan bangunan yang akan dibuat agar terlihat bentuk tanah yang akan digali atau pun
bangunan yang akan dipasang. Untuk pekerjaan tanah profil dipasang setiap jarak 25 mata pun
lebih rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus digali ataupun yang harus
ditimbun.
g. Langsir Material Ke Lokasi Pekerjaan
Adapun untuk melangsir material bahan menggunakan artco, gerobak ataupun sepeda motor
tergantung kondisi / medan jalan yang dilalui dari stok material ketitik lokasi pekerjaan.

Pekerjaan Galian dan Timbunan.


a. Bongkaran Pasangan Lama
Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus membongkar pasangan batu yang tidak sesuai
lagi dengan gambar yang baru,hasil bongkaran dibuang dari luar lokasi pekerjaan jangan
sampai terganggu pekerjaan yang akan dikerjakan.
Sebelum memulai bongkaran pasangan lama kontraktor harus konsultasi dengan konsultan
pengawas dan direksi teknis dari dinas pengairan.
b. Pekerjaan Galian
Penggalian tanah yang akan dilaksanakan adalah sepanjang lokasi saluran yang
direncanakan. Untuk menentukan titik-titik elevasi, dipasang patok-patok yang berjarak 25
meter atau sesuai pengarahan Direksi. Dalam pekerjaan ini penggalian dilakukan secara
manual. Hasil galian ditempatkan disisi lokasi pekerjaaan yang tidak mengganggun
pekerjaan. Setelah selesai pekerjaan, hasil galian diratakan kembali.
Cara Pelaksanaan :
1. Semua peralatan dan perlengkapan untuk menggali telah terlebih dahulu disediakan
dilokasi pekerjaan. Seperti : cangkul, sekop, keranjang, pickup untuk mengangkut
tanah dan P3K.
2. Untuk jalur pengangkutan kami membuat jalur kendaraan sendiri dengan
mempertimbangkan keadaan tanah yang ada.
3. Pelaksana membawa gambar kerja untuk mengarahkan pada mandor yang selanjutnya
diteruskan kepada pekerja supaya dalam pelaksanaan tidak melenceng dari gambar.
4. Pekerja menggali tanah menggunakan cangkul, gancu bila ada akar atau batu besar
yang harus diambil, agar dalam pekerjaan pasangan tidak mengganggu.
5. Tanah hasil galian langsung dibawa/diangkut menggunakan kereta dorong/pickup ke
tempat pembuangan sementara yang telah disetujui oleh direksi.
6. Galian tanah dibuat dengan kemiringan sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk dari
direksi.
7. Galian dikerjakan dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah
dibawah tanah yang digali.
c. Timbunan Tanah Hasil Galian Diratakan
Tanah hasil galianakan dipadatkan kembali menjadi tanggul setelah pekerjaan galian dan
pasangan batu selesai dilakukan, tanah yang telah ditumbuk oleh excavator disamping
tempat galian diratakan secara manual sedangkan untuk pemadatan akan digunakan alat
bantu pemadatan yaitu digunakan balok berukuran besar untuk ditumbukkan ke daerah
timbunan oleh beberapa orang pekerja atau bila diperlukan akan digunakan stamper untuk
melakukan pemadatan.
d. Timbunan Tanah Didatangkan, Diratakan, dan Dirapikan
Untuk daerah timbunan yang tanah timbunan nya tidak terpenuhi dari tanah hasil galian,
maka akan didatangkan dari tempat lain. Daerah yang ditimbun adalah tempat –tempat yang
elevasinya belum memenuhi sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Direksi. Tanah
Timbun yang digunakan dipilih yang memiliki kualitas yang baik untuk timbunan.
Penimbunan dilaksanakan lapis demi lapis, lapis pertama ditimbun tanah setebal 25 –30 cm
lalu dipadatkan, kemudian ditimbun tanah setebal seperti lapis pertama dan dipadatkan lagi.
Pekerjaan ini berulang sampai mendapatkan elevasi yang ditentukan.

Pekerjaan Saluran
a. Pekerjaan Saluran.
Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 Pc : 4 PsPekerjaan pasangan batu pecah/ gunung dengan
menggunakan campuran semen pasir dengan perbandingan 1Pc : 4Ps yang dibentuk sesuai
dengan gambar kerja yang ada.
Tahapan Pekerjaan:
1. Pertama –tama semen, pasir, dan air dicampur dengan perbandingan 1Pc : 4Ps dan
diaduk menjadi mortar.
2. Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
3. Selanjutnya susun batu pecah dengan spesi diantarasisi -sisi batu pecah satu dengan
batu pecah yang lain yang merupakan sebagai perekat batu sehingga batu-batu tersebut
saling mengikat.
4. Susun terus batu pecah sesuai dengan gambar rencana yang telah ada.

b. Pekerjaan Plesteran1 Pc : 3 Ps.


Cara Pelaksanaan :
1. Materil dan alat disiapkan dilokasi pekerjaan.
2. Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua
kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
3. Pekerja mempersiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir.
4. Pasir dimasukkan kedalam kedalam concrete mixer terlebih dahulu kemudian semen
dengan perbandingan diatas diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah terasa
sudah tercampur baru diberi air bersih secukupnya sesuai dengan kebutuhan spesi
dengan posisi concrete mixer masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/campuran
semen, pasir, dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
5. Spesi dibawa ketempat pasang plesteran dimana tukang batu dan pekerja sudah siap
ditempat.
6. Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan di plester
dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu
permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat
antara spesi lama dengan spesi baru.
7. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 (satu) lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
dihaluskan dengan air semen atau sesuai dengan spektek dan petunjuk dari direksi.
8. Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai
karena pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi
dengan air selama 7 (tujuh) hari berturut-turut atau sesuai dengan spektek dan
petunjuk dari direksi.
9. Plesteran dibentuk sesuai dengan gambar kerja atau sesuai dengan petunjuk direksi
lapangan dan dirapikan sehingga terlihat bagus.
10. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
c. Pekerjaan Siar 1 Pc : 2 Ps
Pekerjaan siaran akan dilaksanakan setelah plesteran lantaiselesai dan atau sedang
berlangsungdengan perbandingan 1Pc : 2Ps.
Cara Pelaksanaan :
1. Pertama -tama siapkan material di lokasi pekerjaan.
2. Pasir di ayak dengan menggunakan ayakan pasir agar pasir jadi ebih halus dan bebas
dari kotoran -kotoran lainnya.
3. Buat campuran spesi dengan perbandingan 1Pc : 2Ps, aduk terus sampai merata baru
diberi air dan dicampur sampai adukan mortar jadi.
4. Sebelum spesi dipasang terlebih dahulu semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek. Apabila bidang yang dikorek terlalu kering maka terlebih dahulu
permukaan dibasahi dengan menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang
kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
5. Setelah itu siaran dibentuk sesuai lekukan sambungan dan dirapikan sehingga terlihat
indah.
6. Teknik untuk membuat siaran, spesi dikorek dengan menggunakan sendok siar agar
hasilnya terlihat semakin indah.
7. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.

d. Acian
Acian adalah campuran semen dan air diaduk rata sehingga membentuk pasta/krim, Bagian-
bagian tertentu dari permukaan yang diplester sesuai gambar design/kontrak harus diaci.
Acian dikerjakan setelah plasteran betul betul kering / umur ± 7 hari. Setelah selesai di
aci permukaan plesteran tidak terasa lagi butiran pasirnya.

e. Pekerjaan Beton K225

Yang termasuk Pekerjaan Beton meliputi : Mantel Beronjong, Beton Screen, Talang Air
dan beton lainnya disesuaikan dengan gambar. Beton harus terdiri dari semen, agregat
halus dan kasar dengan perbandingan 1 bagian semen, 2 bagian agregat halus, 3 bagian
agregat kasar dan bahan tambahan (additive) yang diijinkan, kesemuanya dicampur
untuk mendapatkan kekentalan yang layak.

Apabila spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di


lapangan tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi, maka Penyedia jasa/Pelaksana
harus memberikan alternatif jenis peralatan atau metode kerja yang menghasilkan produk
yang setara dengan yang diusulkan oleh pihak Direksi. Penyedia jasa harus memberi
perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin timbul karena pengaruh pencucian
material yang bisa mengakibatkan tercemarnya air di perairan umum, dengan
membangun kolam - kolam tampungan atau bangunan lainnya.

Bahan-bahan konstruksi beton yang akan dipakai adalah sebagai berikut :

Semen
Penyedia jasa harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal bulan data-
data sebagai berikut :
• Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai hari terakhir
bulan lalu.
• Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan.
• Jumlah semen yang dipakai selama periode 1 (satu) bulan lalu.
• Penerimaan pengadaan semen selama bulan yang lalu
• Penggunaan atau kehilangan selama bulan yang lalu dengan alasan
• Data lain yang dibutuhkan/dianggap perlu oleh Direksi

Bahan Additive
Jika Penyedia jasa akan menggunakan zat pelambat atau zat tambahan lain yang berfungsi
untuk membantu pengecoran sesuai metodenya atau dibutuhkan beberapa zat tambahan
lainnya yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang sesuai tuntutan spesifikasi, Penyedia
jasa harus mendapatkan persetujuan dari Direksi tentang komposisi dan metode dari
penggunaan zat tambahan.

Aggregat Halus
Pengertian material halus yang dipergunakan adalah material dengan ukuran maksimum 5
mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti
pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir yang ada
tidak memenuhi gradasinya. Penyedia jasa harus melengkapi hasil tes agregat halus untuk
beton dan spesi (mortar) untuk type yang dihasilkan atau selain yang disetujui oleh
Direksi.

Aggregat Kasar
Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran lebih besar
dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik dari 5 mm sampai ukuran maksimum yang
dibutuhkan dan tergantung dari klas betonnya. Agregat kasar untuk beton adalah batu
alam kecuali jika di instruksi oleh Direksi dan harus disediakan oleh Penyedia
jasa Pelaksana.
Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian la innya harus bersih,
dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan. Air yang diketahui
dapat diminum dapat digunakan.
Jika timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas
tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar
semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling. Air
yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7
hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode
perawatan yang sama.

Metoda Pelaksanaan
a. Pencampuran
1. Beton dicampur dengan menggunakan Molen dan tenaga manusia, mengigat volume
yang dikerjakan relative kecil disamping itu lokasi kerja sangat sulit untuk
mobilisasi mesin molen.

b. Pengecoran
1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan tulangan dan bend lain yang
harus dimasukan kedalam beton harus sudah ditetapkan pads pengecoran beton,
acuan harus dibasahi (dilumuri) dengan oli bekas agar permukaan beton halus
dan licin.
2. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui atau sampai pekerjaan selesai.
3. Pengecoran tidak boleh dilaksanakan ditempat terbuka selama ada badai atau hujan
lebat. Semua material dan peralatan pengecoran harus dilindungi terhadap pengaruh
hujan lebat dan badai.

f. Pasangan Bronjong
Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan dari Bagian Pekerjaan Galian, termasuk kunci pada
tumit yang diperlukan untuk pasangan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai
dengan ketentuan. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan sebelum penempatan pasangan bronjong.
Penempatan Bronjong
Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk mem peroleh bentuk serta
posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum
pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara keranjang haruslah sekuat
seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus menerima paling sedikit dua lilitan
kawat pengikat dan kerangka bronjong antara segi enam tepi paling sedikit satu
lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir
dan dibengkokkan ke dalam keranjang.

Pemasangan Batu
Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan
rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya,
dua kawat berlebihan agar terjadi penurunan (settlement). Sisi luar batu yang
berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan bertumpu pada
anyaman.

Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau ulir
penarik pada permukaan atasnya dan diikat. Bilamana keranjang dipasang satu di atas
yang lainnya, sambungan vertikal harus dibuat berselang seling.

Pengerjaan Mantel Beronjong (Beton Cor 1:2:3)

Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum
ditempatkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya
selanjutnya batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Celah-celah antar batu dapat
diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu kecil, sedemikian hingga sisa dari rongga-
rongga tersebut harus diisi dengan

Bronjong Kawat Pabrikasi

Spesifikasi :

Harus terbuat dari bahan baja karbon rendah berlapis galvanis tebal, minimum
untuk kawat anyaman harus 0, 26 kg/ m2, untuk kawat tulangan tepi harus 0, 275 kg/
m2, untuk kawat pengikat harus 0, 24 kg/m2, yang memenuhi BS 1052/ 80 dan BS 443/
82.b)

Diameter kawat :

Kawat ikat diameter 2,0 mm, dengan toleransi ± 4%


Kawat anyaman diameter 2,7 dan 3,0 mm, dengan toleransi ± 4%

Kawat sisi diameter 4,0 mm, dengan toleransi ± 4% Kuat


Tarik : Minimun 41,0 kg/mm²

Jumlah Puntiran : - Kawat diameter 2,7 dan 3,0 mm, minimum 26 kali

- Kawat diameter 4,0 mm, minimum 21 kali

Lapisan Seng :

 Kawat diameter 2,0 mm, minimum 240 gram/m²

 Kawat diameter 2,7 mm, minimum 265 gram/m²

 Kawat diameter 3,0 mm, minimum 275 gram/m²

 Kawat diameter 4,0 mm, minimum 290 gram/m²

Ukuran bronjong kawat dan kemasan

 2 x 1 x 0,5 m dalam unit

 2 x 1 x 1,0 m dalam unit

Diafragma / Sekat : Setiap 1 (satu) meter panjang

Karakteristik Bronjong Kawat Pabrikasi adalah :

Anyaman harus merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga lilitan dengan
bukaan lubang kira-kira 80 mm x 110 mm ( toleransi ± 10% ) , dengan kuat tarik anyaman
sebesar 42 - 50 kN/ m. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka
bronjong sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama
kuatnya seperti pada badan anyaman.

Keranjang harus merupakan unit tunggal dengan dimensi yang disyaratkan dalam
Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan
batu. Tiap Bronjong Kawat Pabrikasi harus diberi diaphragma/ sekat setiap jarak 1 meter.
Sekat ini harus disatukan dengan cara dililit dengan kawat pengikat pada bagian dasar
bronjong.
Kawat pengikat adalah kawat yang dipakai untuk merakit Bronjong dan digunakan
sebagai Bracing untuk mencegah menggelembungnya keranjang bronjong. Spasi kawat
pengikat tidak boleh lebih dari 150 mm. Prosedur untuk menggunakan kawat pengikat
terdiri dari pemotongan kawat dengan panjang secukupnya dan pelilitan kawat pengikat ke
anyaman kawat. Mulai dengan mengikat dengan dua lilitan atau satu lilitan melalui setiap
lubang anyaman dan terakhir, ikatkan kawat pengikat ke anyaman kawat.
Tempatkan diafragma dalam posisi vertical, dan ikat ke sisi panel dengan cara yang sama.

Semua kawat baja yang dipakai dalam pembuatan Bronjong harus sesuai dengan
ketentuan dalam BS 1052/ 80, dan BS 443/ 82. Kuat tarik dari kawat baja = 41 - 51 kg/
mm2.

Lapisan galvanis pada kawat harus tetap melekat meskipun kawat tersebut dililit
melingkar sebanyak 6 (enam) kali pada batang uji dan tidak mengelupas atau
retak bila digosok dengan jari-jari telanjang.

Anyaman kawat harus dibuat dengan mesin penganyam, membentuk segi enam yang
masing-masing sama ukurannya, dengan cara melilitkan setiap pasangan kawat sebanyak 3
(tiga) lilitan ( double twist) , dengan kuat tarik anyaman minimal sebesar 42 kN/ m.

Semua ujung anyaman yang terpotong kecuali ujung bawah dari penyekat, harus terikat
kuat pada kawat sisi yang mempunyai diameter paling sedikit 0.70 mm lebih besar dari
kawat anyamannya ( = 4, 4 mm).

Bagian sisi anyaman harus dianyam menyatu dengan keranjang anyaman sebagaimana
dijelaskan di paragraph ( d) di atas, dengan kawat sisi paling sedikit 0.70 mm lebih besar
untuk keranjang Bronjong berlapis PVC.

Kawat pengikat dan penyambung harus juga terbuat dari heavy galvanized dengan
lapisan PVC serta cukup tersedia untuk keranjang-keranjang Bronjong Angkur, agar
perakitan keranjang Bronjong Angkur pada pekerjaan konstruksi bisa sempurna.
Diameter kawat pengikat harus 3.00 mm dan berlapis PVC.

Batu

Material batu yang akan dipakai untuk Bronjong Kawat Pabrikasi dan Bronjong Angkur
harus terdiri dari batu yang bersih, keras dan dapat tahan lama, berbentuk bulat atau
persegi. Ukuran batu yang diijinkan untuk digunakan adalah antara 15 cm - 25 cm
(toleransi 5%) dan sekurang-kurangnya 85% dari batuan yang digunakan harus
mempunyai ukuran yang sama atau lebih besar dari ukuran tersebut serta tidak boleh ada
batuan yang diijinkan melewati lubang anyaman.

Material Timbunan

Material tanah timbunan yang digunakan pada pemasangan Bronjong harus memenuhi
Spesifikasi yang telah ditetapkan dalam desain. Idealnya tanah timbunan yang digunakan
adalah SIRTU atau dapat juga menggunakan timbunan pilihan.

Apabila diperlukan, untuk menutup bagian dalam yang akan ditimbun dipasang lapisan
penutup seperti geotextile. Dalam kondisi tertentu juga bisa dipakai anyaman ijuk supaya
timbunan tidak hanyut apabila terkena air.

g. Pasangan Pipa Drainase


Suling-suling perlu dibuatkan terutama untuk pekerjaan yang desakan air tanahnya tinggi
sehingga pada masa-masa tekanan air tanah bertambah keras tidak akan merusak konstruksi
dan airnya akan mencari celah keluar lewat suling-suling tersebut. Suling-suling dibuat dari
pipa PVC Ø1,5“ dan paling tidak 1 buah tiap radius 2 m dan dibelakangnya diberi saringan
dari ijuk, kerikil, dan batu-batu kecil. Pekerjaan ini disesuaikan dengan bestek dan
spesifikasi teknisnya atau petunjuk dari Direksi nantinya.

Pertama sekali setelah pekerjaan galian dilakukan oleh si penggali lalu kami persiapkan
peralatan tukang yang termasuk kotak adukan dan kotak takaran yang diminta kepada
direksi lalu kami membuatkan request atau izin untuk melaksanakan pekerjaan pasangan
yang kami ajukan kepada pengawas lapangan dan setelah dimensi galian oke oleh direksi
dan izin pekerjaan pasangan ditanda tangani kami langsung melaksanakan pekerjaan
pasangan batu kali dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai