Anda di halaman 1dari 48

METODE PELAKSANAAN

1. LATAR BELAKANG

Dalam Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini, menguraikan tentang rencana Proses Kegiatan
Rekontruksi Jalan Ngasinan – Ringinarum Tahun Anggaran 2021 yang dilakukan oleh Kontraktor
CV. CIPTA GRAHA PERKASA sebagai dasar jaminan mutu dalam berupaya untuk pelaksanaan
selama masa Kontrak yang disepakati & dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang ( DPUPR ) Kabupaten Kendal, sesuai rencana waktu, kuantitas, dan kualitas yang diatur
dalam buku dokumen Kontrak dan Lampirannya.

Masa pelaksanaan kontrak kerja Kegiatan pekerjaan fisik Paket Pembangunan Rekontruksi Jalan
Ngasinan – Ringinarum yang akan dilaksanakan sesuai penawaran penyedia jasa (Kontraktor)
dalam Tahun Anggaran 2021 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan system
kalendering selama 35 hari. Tahapan berikut diadakan Pengukuran Penerapan kuantitas
dilapangan (MC 0) bersama ketiga unsur, tergambar pekerjaan menjadi Shop Drawing, dibuat
Rencana Jadwal Pelaksanaan (Time Schdulle) pekerjaan, Jadwal Kebutuhan Bahan, Rencana
Jadwal Pengadaan Bahan, Rencana Jadwal Mobilisasi Pekerjaan, personil & peralatan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Program pelaksanaan pekerjaan dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
( DPUPR ) Kabupaten Kendal mengacu ke Sistem yang prosesnya diatur dalam satu ikatan
perjanjian kontrak kerja, dituntut adanya efisien, efektif, tertib Administrasi, tertib Teknis
Petaksanaan serta mendapatkan hasil Akhir yang memenuhi standart Mutu. Rencana Kegiatan
yang tercantum dalam Penawaran Pekerjaan dijabarkan sesuai kategori tercantum pada
Sistem Manajemen Mutu (SMM) Konstruksi,

sebagai bahan pertimbangan agar diketahui Kemampuan Penyedia Jasa di bidang konstruksi
pada periode Waktu, serta Kualitas & kuantitas pekeriaan yang akan dicapai, seperti yang
dipersyaratkanan dalam Dokumen lelang. Kebersihan dan Keselamatan Kerja yang akan
dibicarakan di Rapat bersama sebelum dilaksanakan realisasinya (Pree Contruction Meeting),
apabila terdapat kekurangan dan Kelebihan Kuantitas perlu diadakan Justifikasi Teknik dan
Contrak Cange Order (CCO) dan dibuat Addendum atau Amandemen.
Apabila Kuantitas telah Fixed untuk mempersiapkan, memudahkan koordinasi, atau telah
diajukan Prosedur Kerja dalam mengantisipasi pekeriaan sesuai rencana awal dimulai dari
pengadaan & penelitian laboratorium material yang tersusun dalam Campuran Material maka
dipersiapkan Jobmix Desain dan Jobmix Formula atau Cek kwalitas di pelaksanaan agar nanti
dapat dikontrol Mutu Hasil Pekerjaan terhadap Spesikasi Teknik.
3. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan berada Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah
Dalam Metoda ini kami akan membuat tahapan uraian pekerjaan yaitu :

Perkerasan Beton Semen, tebal 20 cm, dowel Ø 32-300 mm, tie bars D.16-600 mm
( L = 5 ; P = 5 ) m")
A DIVISI 1. UMUM
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Manajemen dan Keselamatan lalulintas
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
4. Papan nama Kegiatan
5. Direksi Keet
II DIVISI 2. DRAINASE
III DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
1. Galian tanah biasa 0-1 m ( tanpa alat )
2. Galian Perkerasan Beton (dengan alat Jack Hammer)
3. Timbunan Sirtu setempat (dengan alat tamper), bahu jalan
4. Timbunan Sirtu setempat (dengan alat Mesin gilas 3 roda), Levelling

IV. DIVISI 4. PEKERJAAN PREVENTIF


V. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
1. Perkerasan Jalan Beton, t= 20 cm dengan Beton fc' = 30 Mpa (K.350) Readymix & Bekisting
plat / besi (termasuk pembasahan)

VI. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL


VII. DIVISI 7. STRUKTUR
1. Beton mutu sedang fc’ = 20 MPa (K.250) Readymix, Bekisting 2x pakai, oprit

VIII. DIVISI 8. REHABILITASI JEMBATAN


IX. DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN & PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pasang Dynabolt ⍉ 12 mm, Panjang 120 cm
X. DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA
Semua item Pekerjaan tersebut diatas akan dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis dan menurut
volume pekerjaan yang tersedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Sa Harga Volume Total


No. Analis Uraian Pekerjaan tu Satuan Pekerjaan Harga
an ( Rp. ) ( Rp. )
1 2 3 4 5 6 7

PERKERASAN BETON SEMEN, TEBAL 20 CM, DOWEL Ø 32-300 MM, TIE BARS D.16-600 MM ( L = 5 ; P = 5 ) M
I DIVISI 1. UMUM
1 1.2 Mobilisasi LS 6.000.000,00 1,00 6.000.000,00
2 1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas LS 2.000.000,00 1,00 2.000.000,00
3 1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja LS 500.000,00 1,00 500.000,00
4 1.22 Papan nama kegiatan Buah 275.000,00 1,00 275.000,00
5 1.23 Direksi keet M2 200.000,00 24,00 4.800.000,00
Jumlah Divisi 1 : 13.575.000,00
II DIVISI 2. DRAINASE
Jumlah Divisi 2 : -
III DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
1 SKH.3.1.(1).1 Galian tanah biasa 0-1 m (tanpa alat) M3 73.012,00 8,50 620.602,00
2 3.1.(10). Galian Perkerasan Beton (dengan alat Jack Hammer) M3 438.004,00 16,50 7.227.066,00
3 SKH.3.2.(2c) Timbunan Sirtu setempat (dengan alat tamper), bahu jalan M3 305.487,00 46,00 14.052.402,00
4 SKH.3.2.(2d) Timbunan Sirtu setempat (dengan alat Mesin gilas 3 roda), levelling M3 254.940,00 38,95 9.929.913,00
Jumlah Divisi 3 : 31.829.983,00
IV DIVISI 4. PEKERJAAN PREVENTIF
Jumlah Divisi 4 : -
V DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
Perkerasan Jalan Beton, t= 20 cm dengan Beton fc’ = 30 Mpa (K.350)
1 SKH.5.3.(1).21 M3 1.569.657,00 230,00 361.021.110,00
Readymix & Bekisting plat / besi (termasuk pembasahan)
Jumlah Divisi 5 : 361.021.110,00
VI DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
Jumlah Divisi 6 : -
VII DIVISI 7. STRUKTUR
1 SKH.7.1 (7a).3 Beton mutu sedang fc’ = 20 MPa (K.250) Readymix, Bekisting 2x pakai M3 1.284.943,00 17,00 21.844.031,00
Jumlah Divisi 7 : 21.844.031,00
VIII DIVISI 8. REHABILITASI JEMBATAN
Jumlah Divisi 8 : -
IX DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN & PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Ls Pasang Dynabolt Ø12 mm, Panjang 120 mm Buah 200.000,00 100,00 20.000.000,00
Jumlah Divisi 9 : 20.000.000,00
X DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA
Jumlah Divisi 10 : -
JUMLAH HARGA PEKERJAAN : 448.270.124,00
TAHAPAN PEKERJAAN
Setelah menerima kontrak tahapan pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah:
1. Melaksanakan koordinasi dengan Konsultan Pengawas , Direksi , konsultan perencana
untuk melaksanakan Pre Construction Meeting
2. Pengurusan Ijin-ijin yang berkaitan dengan pekerjaan.
3. Melaksanakan survey awal guna pembuatan shop drawing bersama dengan Tim PPHP,
Pengawas Monitoring (Direksi Teknis) dan konsultan pengawas.
4. Pengajuan shop drawing ke konsultan pengawas untuk disetujui.
5. Mengadakan perhitungan bersama untuk menentukan volume dan item pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
6. Persipan Mobilisasi Peralatan, tenaga dan bahan.
7. Setelah itu membuat Site Management untuk penentuan letak -letak:
a. Direksi Keet
b. Gudang Lapangan
c. Tempat material pasir pasang muntilan, Besi Baja, Portland cement
d. Area Kerja
8. Pembuatan Time schedule secara detail dari setiap item Pekerjaan.
9. Persiapan persetujuan contoh material
10. Penyediaan peralatan dan rambu-rambu keselamatan kerja
11. Pembuatan marking lapangan untuk penentuan koordinat dan peil lapangan.
12. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadual pekerjaan yang telah disepakati bersama.
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
2. Galian Perkerasan Beton (dengan alat Jack Hammer)

A. Volume yang ingin di capai : 16,50 m3

B. Personil yang dilibatkan :


1. Pelaksana : 1 Orang
3. Petugas K3 : 1 Orang
Mandor, Tukang & Pekerja

C. Bahan yang digunakan :


1. Benang
2. Bambu / kayu

D. Alat yang digunakan :


1. Jack Hammer
2. Sekop
3. Linggis
4. Meteran
5. Gerobak Sorong
6. alat bantu lainnya

E. Waktu pelaksanaan : 2 Minggu, Minggu ke 2 dan ke 3

F. Kualitas yang ingin dicapai :

a. Galian Perkerasan Beton (dengan alat Jack Hammer) dengan lebar dan
kedalaman yang sesuai dengan dimensi perencanaan dan gambar kerja,
kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
b. Hasil galian bersih segala kotoran yang terdapat di dalamnya. Termasuk
bersih dari material padat yang dapat mengganggu pelaksanaan
pekerjaan konstruks.

G. Tahapan Pekerjaan
1. Setiap awal pekerjaan harus dilaksanakan pengukuran uitzet, pasang
profil/patok dan pembersihan lapangan yang disetujui oleh direksi /
pengawas lapangan.
2. Elevasi galian ditunjukan dalam gambar atau diberitahukan oleh Direksi /
Pengawas Lapangan sebelum melaksanakan pekerjaan ini, patok tanda
galian ( bouwplank ) harus dipasang dengan teliti. Elevasinya diukur

)
serta disetujui oleh Pengguna Jasa. Pada bouwplank dituliskan elevasi-
elevasinya yang perlu serta titik as galian.
3. Penggalian Galian Perkerasan Beton (dengan alat Jack Hammer) harus
dilakukan sesuai dengan gambar, lebar galian harus cukup memberikan
ruang kerja sesuai dengan lebar pondasi yang akan dibuat.
4. Penggalian Galian Perkerasan Beton (dengan alat Jack Hammer) dekat
bangunan yang tidak akan dibongkar harus dilakukan dengan hati-hati.
5. Dasar galian yang telah mencapai peil, kemudian penyedia jasa melapor
kepada pengawas atau direksi teknis untuk dimintakan persetujuan.
6. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0%, 50% dan 100% pada sudut
pengambilan yang sama.

)
DIVISI 1. UMUM
2. Manajemen dan Keselamatan lalu lintas

1) Volume yang ingin di capai : 1 Ls


2) Personil yang dilibatkan :
a. Pelaksana : 1 Orang
b. Petugas K3 : 1 Orang
Mandor, Tukang & Pekerja

3) Bahan yang digunakan : -

4) Alat yang digunakan :


• Bendera Tangan,
• Lampu Kedip Portabel,
• Peluit
5) Waktu pelaksanaan : 13 Minggu, Minggu ke 1 s/d 13
6) Kualitas yang ingin dicapai :
Manajemen Keselamatan Lalu Lintas sangat diperlukan untuk penunjang
keberhasilan pelaksanaan kegiatan dari kecelakaan kerja di lapangan. Petugas
Manajemen Lalu Lintas harus selalu berada di lokasi kerja dengan menempatkan
petugas untuk mengatur lalu lintas demi keselamatan pekerja dan penggunaan
jalan mengingat pekerjaan ini adalah Peningkatan Jl. Kalisuren - Pakeman
yang mana lalu lintas tidak tertutup,pekerjaan ini meliputi :

1.Persiapan Personil
Personil petugas pengatur lalu lintas masing-masing 2 orang untuk mengatur arus
lalu lintas di setiap lokasi kegiatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu
lintas. Koordinator keselamatan lalu lintas 1 orang, untuk mengatur petugas,
memantau kerja petugas, dan membuat laporan keselamatan lalu lintas.

2. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan secara berkala tentang kondisi keselamatan lalu lintas di lokasi
kerja.

3. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Peringatan : “Hati-Hati, Kurangi Kecepatan Sedang Ada Pekerjan ”.

7) Tahapan Pekerjaan
Membangkitkan kepedulian, hal ini merupakan salah satu permasalahan yang
cukup memprihatinkan di Indonesia sehingga perlu perhatian yang tinggi untuk
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya keselamatan dalam
berlalu lintas yang dapat dilakukan melalui menyebar luaskan dampak kecelakaan,
Langkah lain yang perlu dilakukan pada tahapan ini adalah identifikasi dari
permasalahan keselamatan lalu lintas termasuk meninjau kembali program
keselamatan yang telah dan sedang dilaksanakan.

)
I. UMUM
Meliputi:
1.1. Pengukuran awal / uitzet

 Pengecekan Patok BM dan pemasangan patok CP


1) Memastikan patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan
2) Jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi dengan
baik, dibuat patok beton dengan cor dan memasang titik batas dengan tanda
paku tertanam di tiap patok dan melindungi patok-patok tersebut dengan
perimeter yang baik dan mudah dipantau (dari bambu atau kaso dan diberi tanda
warna atau bendera atau tanda lain yang mudah dilihat)
3) Setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint Survey yang
sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan Pengawas disimpan dan
menjadi dasar acuan seluruh pengukuran berikutnya
4) Titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan cross
check apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar desain atau
gambar konstruksi —jika terjadi perbedaan maka akan dilaporkan kepada
Konsultan untuk dilakukan penyesuaian gambar desain.
5) memastikan patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan seluruh
titik sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama pelaksanaan
proyek dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal
pelaksanaan pematokan (stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan
dilaksanakan
6) Membuat patok-patok Control Point (CP) untuk mempermudah pelaksanaan
pengukuran dan pematokan berikutnya
 Pengukuran Water Pass
Langkah Kerja;
a) Menyiapkan alat ukur waterpass di atas kaki tiga, dan siapkan pula alat tulis
untuk mencatat hasil pengukuran
b) Buka kaki tiga dari pengunci
c) Berdirikan dan dalam keadaan tidak terkunci tinggikan sampai kira-kira
sebatas dada, kemudian kuncikan kembali
d) Renggangkan ketiga kakinya membentuk segitiga sama sisi dengan jarak
antar kaki sekitar 60 cm dan kepala kaki tiga dalam keadaan mendatar
e) Keluarkan alat ukur dari tempatnya, kemudian pasang di atas kepala kaki tiga
yang sudah disiapkan tadi, pasang skrup yang ada di kepada kaki tifa pada
lubang yang ada di bagian bawah alat ukur cukup kuat agar antara kaki tiga
dan alat betul-betul menjadi satu kesatuan.
Lalu injak alat injakan yang ada di kaki tiga
f) Mengatur teropong sejajar dengan dua buah skrup pendatar
g) Putar kedua skup pendatar ke atas atau kebawah secara bersamaan dan skrup
ketiga sebagai pengatur sampingan, sampai gelembung nivo tepat ditengah
kotak
h) Untuk memenuhi syarat garis bidik sejajar garis nivo, atur gelembung nivo
tabungnya agar tepat ada ditengah dengan menggunakan skrup pengatur
nivo tabung
i) Arahkan tropong ke sasaran, berupa rambu ukur yang didirikan tegak diatas
titik pengukuran
j) Cek benang diafragma terlihat atau tidak. Bila tidak terlihat putar-putar skrup
pemokus difragma sampai benang diafragma tersebut terlihat jelas
k) Menentukan dua titik A dan B
l) Membagi panjang PQ dalam beberapa slag
m) Membaca benang tengah di tiap slag, dengan menganggap bacaan bt yang
berlawanan dengan arah pengukuran menjadi arah belakang (b), yang searah
menjadi arah muka (m) dan catat pada lembar kerja. Hitung beda tinggi tiap-
tiap slag.
 Sebelum pekerjaan survei dimulai Penyedia Jasa mempelajari Gambar
Rencana untuk dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan, dan
memastikan serta memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan yang
terjadi, Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan mencapai kesepakatan
dalam menetukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat dalam
revisi minor Gambar.
 Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Direksi
Pekerjaan setelah revisi minor terhadap seluruh rancangan telah
selesai, dimana revisi minor berdasarkan data survei lapangan yang
dikumpulkan oleh Penyedia Jasa.
 Survey lokasi untuk menentukan masing-masing item pekerjaan yang
akan di laksanakan sesuai kondisi di lapangan dan volume pekerjaan
yang ada.
 Penentuan lokasi pekerjaan dengan menggunakan cat/patok-patok
untuk menandai batas-batas dan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan nantinya.
 Cat/patok penanda batas ditempatkan dalam jarak-jarak tertentu pada
tempat-tempat yang sekiranya masih terlihat sampai waktu selesainya
pekerjaan.
 Pengukuran dan penentuan lokasi masing-masing item pekerjaan
dilaksanakan bersama-sama dengan direksi pekerjaan sebagai dasar
perhitungan MC 0.

1.2. Pembersihan lokasi


Pembersihan lokasi dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan
nantinya, lokasi pekerjaan dibersihkan dari semak termasuk penebangan pohon
yang mengganggu, dan pembuangan material hasil pembersihan ke luar lokasi
pekerjaan.

1.3. Penyediaan sarana air bersih, baik air untuk kebutuhan kerja di lapangan ataupun air
minum untuk kebutuhan tenaga kerja dan listrik untuk penerangan.

1.4. Administrasi dan dokumentasi


Administrasi meliputi pembuatan request dan laporan-laporan periodik pelaksanaan
pekerjaan, dokumentasi dilakukan untuk 0 %, 50 %, dan 100 % pada masing-masing
pekerjaan sepanjang waktu pelaksanaannya untuk mendukung administrasi
pekerjaan yang dilaksanakan.

1.5. Pengaturan Lalu-Lintas


Untuk. melindungi pekerjaan dan menjaga keselamatan umum dan menjaga
kelancaraan arus lalu - lintas yang ada disekitar pekerjaan, akan dipasang rambu-
rambu lalu-lintas atau penunjuk arah dan menempatkan penjaga pada setiap tempat
dimana terdapat kegiatan pekerjaan yang sekiranya akan mengganggu lalu-lintas
umum

1. Rencana Management Waktu


Untuk mencapai tepat waktu maka pekerjaan dilaksanakan secara simultan sesuai
dengan jadual yang ada sehingga bisa diketahui jika ada penyimpangan atau
keterlambatan waktu bisa diantisipsi dari awal. Untuk pelaksanaan Rekontruksi Jalan
Ngasinan – Ringinarum Tahun Anggaran 2021 kami merencanakan dapat selesai dalam
90 hari kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah kerja dengan jam kerja mulai jam
08.00 s.d 16.00 setiap harinya dan apabila diperlukan penambahan waktu kerja / lembur
kerja agar mencapai target selesai pekerjaan tepat waktu. Dengan masa pemeliharaan
selama 180 hari .sejak penyerahan pekerjaan yang pertama. Diharapkan penggunaan alat
yang tepat dapat membantu percepatan sehingga waktu yang diberikan dapat selesai
tepat waktu.
Disamping itu juga penggunaan alat dan bahan material yang sudah siap sangat
membantu percepatan pelaksanaan pekerjaan.

2. Sistem Koordinasi dan penugasan antar personil.


Struktur organisasi proyek dibentuk sesusai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk
pekerjaan ini , sehingga bisa menunjang kelancaran untuk pencapaian target.

A. Pelaksana
B. Petugas K3

DIREKTUR
SUGIARTO

PELAKSANA AHLI K3 KONTRUKSI


Tugas dan tanggung jawab personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
sebagai berikut:

Tugas dan tanggung jawab Pelaksana meliputi :


a) Membuat rencana kerja dan anggaran konstruksi.
b) Mengendalikan seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
c) Melakukakan koordinasi dengan semua pihak terkait.
d) Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek di lapangan dari
awal sampai selesai.
e) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
f) Melaksanakan pekerjaan harian sesuai dokumen kontrak.
g) Megkoordinir pekerja agar bekerja efektif dan efisien.
h) Memeriksa kualitas bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
i) Memberikan metode pelaksanaan atas usul perubahan desain d
lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja, sedemikian
rupa sehingga tidak menghambat kemajuan palaksanaan di lapangan.
j) Memonitor kemajuan pekerjaan apakah sudah sesuai rencana.
k) Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai.
l) Memberi perintah kepada Pembantu pelaksana agar hasil
pekerjaan sesuai dengan persyaratan kuantitas dan kualitas.
m) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di lapangan.
n) Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek.

2. Tugas dan tanggung jawab Petugas K-3


Petugas K3 Konstruksi adalah petugas dalam organisasi dalam penyedia jasa
yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum, yang bertugas untuk Menyusun Rencana Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K) Pelaksanaan Dan mengendalikan
resiko K3 konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi :
a) Inspeksi tempat kerja.
b) Inspeksi peralatan kerja.
c) Inspeksi sarana pencegahan kecelakaan kerja konstruksi.
Bertanggungjawab dalam pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
3. Sistem Pengendalian Program
a. Untuk pengendalian program maka harus dibuat rencana pendatangan peralatan dan
bahan sehingga bisa tepat waktu, kebutuhan jumlah bahan harus dihitung per
schedule waktu sehingga keterlambatan pekerjaan akibat terlambatnya material bisa
dihindari.
b. Selalu mengevaluasi time schedule dalam periode harian, mingguan dan bulanan
sehingga bila ada bagian pekerjaan yang terlambat segera dapat diketahui dan
segera diambil langkah penanggulangannya.
c. Pengadaan tenaga kerja harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan
sehinggan memerlukan koordinasi yang tepat untuk memenuhi jumlah dan keahlian
tenaga kerja yang mencukupi setiap harinya.
d. Hubungan yang baik antara personil , rapat rutin selalu diadakan serta mematuhi
arahan dari konsultan teknis dan direksi lapangan guna kelancaran pekerjaan.

4. Sistem Pengendalian Proses.


a. Sebagai bahan untuk pedoman pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1. Bar Chart
2. Curve S
3. Network Planing

b. Rapat Harian
Rapat ini dihadiri oleh pelaksana , konsultan pengawas, sub kontraktor/ mandor
untuk mengadakan perencanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
mengevaluasi hasil kerja hari kemarin. Evaluasi disini berupa evaluasi kuantitas dan
evaluasi kualitas.

C. Rapat Mingguan
Rapat mingguan adalah rapat intern dari seluruh pihak terkait dilapangan, dalam
rapat ini akan dibahas rencana mingguan dan evaluasi prestasi pekerjaan minggu
lalu, untuk dijadikan menjadi laporan mingguan. Rencana kerja minggu yang akan
datang disertai dengan rencana kebutuhan material dan bahan
serta jumlah tenaga kerja yang disesuaikan dengan rencana mingguan Untuk
memudahkan kontrol pengendalian waktu dan proses pelaksanaan pekerjaan, maka
dilakukan penjadwalan waktu kerja (time schadulle) yang dibuat sesuai dengan
urutan / tahapan pekerjaan. Time schadulle meliputi :
- Master Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun
berdasarkan urutan pekerjaan dari saat proyek dimulai hingga proyek
selesai.Dengan Master Schedule dibuat kurva-S perencanaan dan kurva-S aktual.
- Monthly Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada
minggu terakhir setiap bulan yang berisi rencana pelaksanaan berbagai bagian
pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk bulan berikutnya.
- Weekly Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun untuk
dilaksanakan dalam waktu satu minggu.
- Daily Schedule : Rencana kerja harian yang disusun dengan mengacu pada
weekly schedule.
Selain membuat Time Schedule pengendalian waktu pelaksanaan proyek juga
dilakukan dengan membuat Bar Chart. Bar Chart berisi kegiatan pelaksanaan
pekerjaan dan waktu pelaksanaannya dalam waktu satuan minggu yang dikemas
dalam bentuk table.

MINGGU
NILAI
NO URAIAN PEKERJAAN HARGA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BOBOT %
1-7 8 - 14 15 - 21 22 - 28 29 - 35 36 - 42 43 - 49 50 - 56 57 - 63 64 - 70 71 - 77 78 - 85 86 -90
PERKERASAN BETON SEMEN, TEBAL 20 CM, DOWEL Ø 32-300 MM, TIE
A
BARS D.16-600 MM ( L = 5 ; P = 5 ) M
I DIVISI 1. UMUM
1 Mobilisasi 6.000.000,00 1,34 0,67 0,67
2 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas 2.000.000,00 0,45 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 500.000,00 0,11 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
4 Papan nama kegiatan 275.000,00 0,06 0,06
5 Direksi keet 4.800.000,00 1,07 1,07
II DIVISI 2. DRAINASE
III DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
1 Galian tanah biasa 0-1 m (tanpa alat) 620.602,00 0,14 0,07 0,07
3 Galian Perkerasan Beton (dengan alat Jack Hammer) 7.227.066,00 1,61 0,81 0,81
4 Timbunan Sirtu setempat (dengan alat tamper), bahu jalan 14.052.402,00 3,13 3,13
5 Timbunan Sirtu setempat (dengan alat Mesin gilas 3 roda), levelling 9.929.913,00 2,22 2,22
IV DIVISI 4. PEKERJAAN PREVENTIF
V DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
Perkerasan Jalan Beton, t = 20 cm dengan Beton FS.45 Readymix &
1 361.021.110,00 80,54 10,07 10,07 10,07 10,07 10,07 10,07 10,07 10,07
Bekisting plat / besi
VI DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
VII DIVISI 7. STRUKTUR
1 Beton mutu sedang fc’ = 20 MPa (K.250) Readymix, Bekisting 2x pakai 21.844.031,00 4,87 4,87
VIII DIVISI 8. REHABILITASI JEMBATAN -
IX DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN & PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Pasang Dynabolt Ø12 mm, Panjang 120 mm 20.000.000,00 4,46 4,46 -
X DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA
5. Sistem Pengendalian Mutu
Untuk menjaga kualitas pekerjaan yang sedang dilaksanakan pada langkah awal sudah
membuat pedoman mutu atau spesifikasi yang telah dibuat pada penawaran ini.
Pengujian seperti yang di spesifikasi teknik seperti pengujian mortar,beton dan sample
Matrial dilaksankan pada laboratorium yang mendapat rekomendasi dari Direksi
Pengawas. Untuk menjaga kualitas terhadap dimensi, elevasi Jarak maupun ketepatan
secara geografis maka direncanakan menggunakan alat Theodolite.
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality
Control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain, adalah:
- Seluruh material yang digunakan
- Pemilihan tenaga kerja
- Perawatan alat
- Test material di laboratorium dan lapangan

Persiapan

- Spesifikasi Teknis
Reject / Tolak Pengadaan
- RKS
- Gambar
- BQ

Cek

Perbaikan Pelaksanaan

- Spesifikasi Teknis
Cek - RKS
- Gambar
- BQ
√ Ya -

Selesai
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri.
Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung,
kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian
teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku
diproyek yang dilaksanakan oleh CV. CIPTA GRAHA PERKAA

Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan


terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin
bahwa proses pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai
semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan
dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat dijalankan
dengan baik dengan adanya:
- Sasaran mutu yang jelas
- Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
- Organisasi proyek yang handal
- Sistem dan prosedur mutu yang baku
- Penerapan manajemen mutu yang konsisten
- Test material di laboratorium dan lapangan
6. Koordinasi Antar Disiplin
Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan dilaksanakan secara
rutin antara pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas, dan Direksi Pekerjaan sebagaimana
dituang dalam kontrak. Demikian juga rapat internal antar bagian dalam organisasi
kontraktor akan dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu dan berfungsi
membahas dan koordinasi pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya
serta program pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut bertujuan agar tercipta suasana
komunikasi kerja yang harmonis sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan.
Disamping itu juga menerapkan sistem koordinasi yang sinergis antara semua pihak
yang terkait dalam kegiatan ini. Dalam pelaksanaan sistem koordinasi tersebut terdapat
garis instruksi, garis koordinasi, dan garis konsultasi antara beberapa pihak tertentu.
Garis instruksi merupakan garis/hubungan pemberian instruksi/tugas pelaksanaan
pekerjaan dari hirarki yang lebih tinggi (dalam hal ini pemberi tugas) ke pihak pelaksana
(kontraktor dan konsultan). Garis koordinasi adalah garis/hubungan
pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan dan hubungan koordinatif dari pihak
pelaksana (kontraktor dan konsultan) ke hirarkhi yang lebih tinggi (pemberi tugas),
sementara garis konsultasi adalah hubungan/garis dari dua belah pihak (kontraktor dan
konsultan) yang sejajar kedudukannya yang bersifat konsultatif. Adapun hubungan
antara pemberi tugas, direksi lapangan, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan
kontraktor di gambarkan seperti bagan dibawah ini :

PEMBERI TUGAS

KONSULTAN KONRAKTOR
PERENCANA PELAKSANA

KONSULTAN DIREKSI TEAM PROYEK


PENGAWAS LAPANGAN

Garis Instruksi
Garis Komunikasi
Garis Koordinasi

7. Sistem Keselamatan dan Keamanan kerja.


Sistem keamanan dan keselamatan Kerja terhadap keseluruhan personil baik pengawas,
pelaksana dan juga pekerja terutama yang ada di dalam lingkungan pekerjaan menjadi
hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian, untuk melayani apabila terjadi
kecelakaan kecil akan disediakan PPPK di Direksi Keet.. Untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja yang mungkin terjadi maka dipasang rambu-rambu peringatan dan
penggunaan sabuk pengaman serta helm pengaman. Disamping itu perusahaan akan
mengikutkan tenaga kerja dan pengawas dalam program Astek.
a. Penerangan dan Keselamatan Kerja
b. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan sarana pengamanan
kerja baik itu berupa helm, sepatu, pakaian pelindung dan pengaman lain yang
diperlukan.
c. Menyelenggarakan, membangun tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang
sesuai dan cukup serta mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk
perlindungan pekerjaan dan keselamatan umum. Jalan-jalan yang tertutup
bagi lalulintas harus dilindungi dengan perintang yang cukup, perintang
tersebut diberi penerangan atau lampu dan dinyalakan mulai sejak matahari
terbenam hingga matahari terbit.

d. Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat untuk menghindari hal – hal


yang tidak diinginkan.
e. Menjaga kebersihan agar menjamin kesehatan lingkungan.
f. Menyediakan kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi
pertolongan darurat bila ada petugas/pekerja yang sakit.
g. Mengasuransikan tenaga kerja.
h. Penginapan untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan.
i. Menyediakan fasilitas sebagai berikut;
- Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan
keamanan.
- Air minum atau air bersih yang dapat diminum untuk semua keperluan selama
pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada diproyek.
- Alat-alat pemadam kebakaran.
- Alat-alat P3K.
- Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan termasuk septictank
sementara.
- Alat Komunikasi.
- Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
- Alat pengendalian dan pengamanan lalu lintas

Manajemen Kebersihan dan Keselamatan Kerja K-3 (K-3 / OHSAS)


Perusahaan jasa kontruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti penggunaan alat
berat, melakukan penggalian dan lain-lain
Dengan adanya hal tersebut maka dipergunakan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang penerapannya meliputi Kantor, Projeck Site serta area
pendukung lainnya yang merupakan kebijakan pihak perusahaan.

Tersedianya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja datau


Occupational Health and Safety Manajement System (SMK3/OHSMS) dimana
system ini diperlukan untuk menurunkan insiden dan penyakit akibat kerja
sehingga tercipta tempat kerja yang aman dan sehat.

Untuk memberikan kepuasan pelanggan dan perlindungan kepada karyawan dan


keselamatan dan kesehatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup dan
dalam rangka pemenuhan OHSAS 18001:2007 butir 4:4.6 maka diperlukan suatu
Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek.

KEBIJAKAN K3
Sudah menjadi kebijaksanaan direksi Perusahaan agar setiap karyawan dan pekerja
mendapatkan tempat yang aman dan sehat dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
Pada prinsipnya semua pihak harus berupaya serta mengambil langkah-langkah
positif sehingga seluruh karyawan dan pekerja terjamin dan bekerja dengan aman
dan sehat. Secara garis besar, kebijakan ini adalah :

1. Mematuhi seluruh peraturan perundangan dalam bidang Keselamatan dan


Kesehatan kerja, yang merupakan persyaratan minimum kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Selalu memberikan perlindungan kepada seluruh karyawan, tamu, pihak ke tiga
dan asset perusahaan dengan mencegah dan mengendalikan kejadian yang dapat
merugikan asset perusahaan.
3. Melakukan komunikasi yang efektif kepada seluruh karyawan, masyarakat dan
pihak-pihak yang berkepentingan.

4. Mempertimbangkan setiap aspek Keselamatan dan kesehatan kerja pada setip


tahap penyelenggaraan kegiatan serta mengendalikan resikoyang ada seminimal
mungkin
5. Meningkatkan kesadaran dan memberikan pengertian bahwah kecelakaan itu
dapat dicegah.
6. Memberikan pengertian bahwah target utama Perusahaan adalah "zero
accident"
7. Mengutamakan keselamatan karyawan dan pekerja dari penggunaan peralatan
dan bahan dilokasi proyek.
8. Menjamin bahwah semua karyawan dan pekerja telah mengetahui dan
melaksanakan pekerjaannya secara produktif yaitu dengan cara yang aman
melalui petunjuk yang benar, instuksi pekerjaan yang tepat, instuksi pemakaian
peralatan yang tepat, instuksi pemakaian bahan yang tepat melalui pengawasan
yang tepat.
9. Menyediaakan fasilitas, peralatan,perlengkapan keselamatan kerja yang layak
dan memadai serta menjamin akan digunakan secara tepat.
10. Memastikan bahwa yang diminta dan direkomendasikan dalam kebijakan K3
telah diikuti.
11. Meningkatkan perlindindungan dan pelestarian lingkungan dalam segalah
aktivitas dan meminimumkan kerusakan yang mungkin terjadi akibat aktivitas
tersebut.

Semua karyawan dan pekerja harus sudah mengetahui akan tanggungjawabnya


masing-masing termasuk peduli akan kesehatannya, keselamatannya dan
lingkunangan ditempat kerja, sehubungan dengan kebijakan diatas.

10. PERENCANAAN

A. Perencanaan
1) Identifikasi Bahaya dan pengendalian Resiko Bahaya
2) Pemenuhan perundang - undangan dan persyaratan lainnya
3) Daftar peraturan perundang - undangan dan persyaratan lain yang terkait
dengan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanaan paket
pekerjaan ini adalah :
 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 UU No. 23 1992 tentang kesehatan
 UU No. 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi
 UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan
 Keputusan Menteri tenaga Kerja RI. Nomor : kep - 51/Men/1999 Tentang Nilai
 Ambang batas Faktor Fisika ditempat kerja
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor kep- 187/Men1999 Tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya ditempat kerja
 Peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak
lingkungan.
 Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE.05/BW/1997 Tentang Penggunaan Alat
Pelindung Diri.
 Peraturan Menteri tenaga Kerja No: PER .05/MEN/1996 tentang sistem
Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
 Keputusan presiden No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul akibat
hubungan kerja
 Keputusan menteri kesehatan Nomor 876/menkes/SK/IX/2001/tentang
pedoman teknis analisis dampak lingkungan
 Keputusan Mewnteri Kesehatan Nomor 1217/Menkes SK/IX/2001tentang
pedoman penanganan dampak radiasi
 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 315 Menkes/SK/III/2003 tentang
komite kesehatan dan keselamatan kerja sektor kesehatan
 Permen PU No.9 /PRT/M/2008 tentang pedoman sistem manajemen
keselamatan Kerja (SMK3) konstriuksi bidang PU

B. Sasaran K-3 dan Program K-3


1. Sasaran K-3
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan
dan pekerja yangb terlibat langsung dengan peralatan kerja dan material serta
lingkungan sekitarnya. Sasaran yang dituju dalam penerapan k3 adalah :
a. Menghindari adanya kecelakaan kerja
b. Menghindari adanya penyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan
oleh aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan
resiko pekerjaannya masing-masing.
2. Program K-3
 Promosi program k3 terdiri dari:
a) Pemasangan sign board k3
b) Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan
selamat
c) Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin
terjadi dilokasi pekerjaan dipasang dikantor proyek atau lokasi pekerjaan
dilapangan.
 Sarana peralatan untuk K3
Sarana peralatan untuk K3 terdiri dari :
 Yang melekat pada orang, yaitu :
a) Topi helm
b) Sepatu lapangan
c) Sarung tangan (untuk pekerja tertentu)
d) Obat-obatan untuk P3K
 Sarana peralatan lingkungan yaitu :
Tabung pemadam kebakaran pada ruang-ruang antara lain:
a) Kantor proyek
b) Mess karyawan
c) Barak tenaga kerja
d) Gudang material

 Rambu-rambu peringatan
a) Peringatan bahaya benturan kepala
b) Peringatan bahaya longsoran
c) Petunjuk batas ketinggian penumpukan material
d) Larangan memasuki area tertentu
e) Larangan membawa bahan-bahan yang berbahaya
f) Petunjuk untuk melapor (Keluar Masuk Proyek)
g) Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
h) Peringatan ada alat/masin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)

 Penataan lingkungan
 Lay out planning (perencanaan tata letak)
Perencanaan tata letak harus diatur sedemikian rupa sehingga orang
dan alat yang akan bekerja tidak saling terganggu justru saling
mendukung sehingga dapat dicapai pelaksanaan dengan produktivitas
tinggi dan aman.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak yaitu
a) Dimensi (ukuran), posisi, elevasi (ketinggian);
b) Gerakan manusia dan alat;
c) Suara (kebisingan);
d) Getaran;
e) Cahaya dan situasi udara.
 House keeping kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan
syarat K3

Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 terdiri atas.


a) Penyediaan air bersih yang cukup;
b) Penyediaan toilet/Wc yang bersih;
c) Penyediaan musholah yang bersih dan terawat;
d) Penyediaan toilet/Wc untuk pekerja proyek;
e) Penyediaan bak-bak sampah pada lokasi yangdiperlukan;
f) Pebuatan saluran pembuangan limbah
g) Pembersihan sampah secara teratur;
h) Kerapian penempatan alat-alat kerja dilapangan setelah dipakai
(concrete Vibratory, lampu-lampu penerangan dll).
DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN PEKERJAAN LAIN - LAIN
1. Pasang Dynabolt ⍉ 12 mm, panjang 120 mm

A. Volume yang ingin di capai : 100,00 buah


B. Personil yang dilibatkan :
1. Pelaksana : 1 Orang
2. Petugas K3 : 1 Orang
Mandor, Tukang & Pekerja
C. Bahan yang digunakan :
1. Besi ⍉ 12 mm

D. Alat yang digunakan :


1. Gergaji Potong
2. Bor Listrik
3. Meteran
4. Alat Pembengkok
5. alat bantu lainnya
E. Waktu pelaksanaan : 1 Minggu, Minggu ke 6
F. Kualitas yang ingin dicapai :
a. mutu tarik Besi ⍉ 12 mm sesuai dengan gambar, padat, rapi, bersih dari
kotoran dan telah disetujui oleh direksi

G. Tahapan Pekerjaan :
1. Pengajuan Request of work ( Permohonan pelaksanaan pekerjaan)
yang dilampiri dengan back up volume dan shop drawing
2. Pengajuan approval material (persetujuan pemakaian material)
3. Persiapan berupa pekerjaan pengukuran dan pembuatan acuan
sementara dari papan sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.
4. Meterial disiapkan dilokasi pekerjaan.
5. Pemotongan Besi ⍉ 12 mm sesuai panjang yang di tentukan 120 mm.
6. Setelah selesai pemotongan di lalkukan pengeboran pada bidang yang
akan di pasang.
7. Kemudian hasil pengeboran tersebut, besi yang sudah di potong di
masukan pada lubang tersebut sesuai dengan gambar.
8. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0%, 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

Demikian metode pelaksanaan ini dibuat untuk pedoman agar pelaksanaan


pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang disyaratkan
(Spesifikasi Teknis) dan atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Kendal, MEI 2021


CV. CIPTA GRAHA PERKASA

SUGIARTO
Direktur
)
)
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3. Timbunan Sirtu setempat (dengan alat Stamper), bahu jalan

1) Volume yang ingin di capai : 46,00 m3

2) Personil yang dilibatkan :


a. Pelaksana : 1 Orang
b. Petugas K3 : 1 Orang
, Mandor, Tukang & Pekerja

3) Bahan yang digunakan :


a. Sirtu (quarry - lokasi pekerjaan)
yang berkualitas dan bersih dari sampah dan campuran lainya Bebas dari
gumpalan lempung, bahan organik atau bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki

4) Alat yang digunakan :


a. Stamper Kuda
b. Alat bantu

5) Waktu pelaksanaan : 1 Minggu, Minggu ke 3

6) Kualitas yang ingin dicapai :

Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan
tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan
hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.

7) Tahapan Pekerjaan :
1. Pengajuan Request of work ( Permohonan pelaksanaan pekerjaan) yang
dilampiri dengan back up volume dan shop drawing
2. Pengajuan approval material (persetujuan pemakaian material)
3. Membersihkan area pekerjaan agar terbebas dari kotoran dan sampah
sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan

)
4. Urugan Sirtu yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari
bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level
timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu
yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau
distujui oleh Direksi pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan
harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum
5. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan dengan alat Stamper Kuda,
Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil
yang maksimal dengan dibantu siraman air secukupnya untuk membasahi
material timbunan pilihan
6. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
7. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

)
DIVISI 1. UMUM
4. Papan nama Kegiatan

A. Volume yang ingin di capai : 1 Ls


B. Personil yang dilibatkan :
a. Pelaksana : 1 Orang
b. Petugas K3 : 1 Orang
Mandor, Tukang & Pekerja

C. Bahan yang digunakan :


a. Kayu Kaso 5/7,
b. Paku,
c. Baliho / MMT

D. Alat yang digunakan :


a. Palu,
b. Gergaji,
c. Linggis,
d. dan alat bantu lainya.

E. Waktu pelaksanaan : 7 Hari Kalender Pada Minggu 1

F. Kualitas yang ingin dicapai :


1. Pembuatan papan nama kegiatan yang dibuat dari rangka kayu dengan
ukuran 100cm x 120cm ditopang dengan tiang kayu kaso 5/7 kelas II dengan
tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dilapisi MMT warna yang sesuai
dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan
kegiatan yang dilaksanakan , antara lain :

a) Nama Kegiatan,
b) Nama Pekerjaan
c) Biaya Pekerjaan / Nilai Kontrak
d) Sumber Dana
e) Jangka Waktu Pelaksanaan
f) Nama Penyedia Jasa

)
2. Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh
masyarakat, serta tidak mengganggu lalu lintas pekerja maupun warga
sekitar.
3. Foto dokumentasi pada sudut pengambilan yang sama.

G. Tahapan Pekerjaan :
Pelaksanaan Pek.Papan Nama Kegiatan ini prosedurnya sebagai berikut :
1. Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai tiang-
tiang penyangga.
2. Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam
mengidentifikasi suatu proyek.
3. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi
yang cukup stabil dan dipasang di lokasi yang disetujui direksi.

)
I. DIVISI 1. UMUM
1. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat

A. Volume yang ingin di capai : 1 Ls


Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan
digunakan dalam pekerjaan.
B. Mobilisasi personil
Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai.
Personil yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain:
a. Pelaksana : 1 Orang
b. Petugas K3 : 1 Orang
Mandor, Tukang & Pekerja

C. Mobilisasi alat
Peralatan yang akan digunakan di lapangan harus dipersiapkan paling lambat 3 hari
sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini antara
lain:
1. mesin gilas 3 roda besi 6 – 8 ton
2. Alat pemadat stemper
3. Alat Penggelar dan Perata Beton (Concrete Slip Form Paver)
4. Alat Penggetar beton 4 HP
5. Truk tangki air 2000-3000 ltr
6. Mesin Las
7. Genset dan Lampu Penerangan untuk kerja malam hari
8. Mesin Pemotong Besi
9. Mesin Pemotong Beton
10. Alat Pembuat Alur Permukaan Beton (Grooving)
11. Peralatan Tukang, dll
Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal pekerjaan dan demobilisasi
dilakukan pada mingggu akhir pekerjan setelah pekerjaan selesai.

D. Mobilisasi bahan
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini seperti : batu belah, semen, pasir, dan
yang diangkut ke tempat penyimpanan sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.
E. Waktu pelaksanaan : 2 Minggu, Minggu ke 1 dan Minggu ke 13

F. Kualitas yang ingin dicapai :


a. Agar Pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
b. Agar pekerjaan sesuai speksifikasi teknis.

)
DIVISI 1. UMUM
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

A. Volume yang ingin di capai : 1 Ls

B. Personil yang dilibatkan :


a. Pelaksana : 1 Orang
b. Petugas K3 : 1 Orang
Mandor, Tukang & Pekerja

C. Bahan yang digunakan :


a. MMT
b. Tiang lampu

D. Alat yang digunakan :


a. Lampu penerang jalan
b. Lampu Peringatan
c. Rambu kerja / rambu peringatan
d. Alat pelindung diri

e. Memakai masker
f. Sepatu sefty
g. dan alat bantu lainya.

E. Waktu pelaksanaan : 13 Minggu, Mingu ke 1 s/d mingu ke 13

F. Tahapan Pekerjaan :

Masyarakat Indonesia sedang menghadapi wabah corona covid – 19. Salah satu cara
yang bisa di lakukan adalah tidak menambah korban dengan cara tidak menyebarkan
virus tersebut, pada saat ini sudah melakukan upaya untuk memutus mata rantai
penularan virus Corona covid – 19 di tempat kerja :

1. Sering cuci tangan pakai sabun dan menempatkan wadah hand


sanitizer
2. Pastikan tempat kerja anda bersih
3. Gencarkan tindakan menjaga kebersihan saluran pernafasan dengan
memakai masker
4. Tindakan penyemprotan desinfektan di lokasi kerja

)
Sistem keamanan dan keselamatan Kerja terhadap keseluruhan personil baik
pengawas, pelaksana dan juga pekerja terutama yang ada di dalam lingkungan
pekerjaan menjadi hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian, untuk
melayani apabila terjadi kecelakaan kecil akan disediakan PPPK di Direksi Keet..
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi maka dipasang
rambu-rambu peringatan dan penggunaan sabuk pengaman serta helm pengaman.
Disamping itu perusahaan akan mengikutkan tenaga kerja dan pengawas dalam
program Astek.

a. Penerangan dan Keselamatan Kerja


b. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan sarana pengamanan
kerja baik itu berupa helm, sepatu, pakaian pelindung dan pengaman lain yang
diperlukan.
c. Menyelenggarakan, membangun tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang
sesuai dan cukup serta mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk
perlindungan pekerjaan dan keselamatan umum. Jalan-jalan yang tertutup
bagi lalulintas harus dilindungi dengan perintang yang cukup, perintang
tersebut diberi penerangan atau lampu dan dinyalakan mulai sejak matahari
terbenam hingga matahari terbit.
d. Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat untuk menghindari hal – hal
yang tidak diinginkan.
e. Menjaga kebersihan agar menjamin kesehatan lingkungan.
f. Menyediakan kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi
pertolongan darurat bila ada petugas/pekerja yang sakit.
g. Mengasuransikan tenaga kerja.
h. Penginapan untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan.
i. Menyediakan fasilitas sebagai berikut;
- Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan
keamanan.
- Air minum atau air bersih yang dapat diminum untuk semua keperluan selama
pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada diproyek.
- Alat-alat pemadam kebakaran.
- Alat-alat P3K.
- Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan termasuk septictank
sementara.
- Alat Komunikasi.
- Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
- Alat pengendalian dan pengamanan lalu lintas

)
Manajemen Kebersihan dan Keselamatan Kerja K-3 (K-3 / OHSAS)
Perusahaan jasa kontruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti penggunaan alat
berat, melakukan penggalian dan lain-lain

Dengan adanya hal tersebut maka dipergunakan Program Keselamatan dan


Kesehatan Kerja yang penerapannya meliputi Kantor, Projeck Site serta area
pendukung lainnya yang merupakan kebijakan pihak perusahaan.

Tersedianya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja datau


Occupational Health and Safety Manajement System (SMK3/OHSMS) dimana
system ini diperlukan untuk menurunkan insiden dan penyakit akibat kerja
sehingga tercipta tempat kerja yang aman dan sehat.

Untuk memberikan kepuasan pelanggan dan perlindungan kepada karyawan dan


keselamatan dan kesehatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup dan
dalam rangka pemenuhan OHSAS 18001:2007 butir 4:4.6 maka diperlukan suatu
Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek.

KEBIJAKAN K3
Sudah menjadi kebijaksanaan direksi Perusahaan agar setiap karyawan dan pekerja
mendapatkan tempat yang aman dan sehat dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
Pada prinsipnya semua pihak harus berupaya serta mengambil langkah-langkah
positif sehingga seluruh karyawan dan pekerja terjamin dan bekerja dengan aman
dan sehat. Secara garis besar, kebijakan ini adalah :

1. Mematuhi seluruh peraturan perundangan dalam bidang Keselamatan dan


Kesehatan kerja, yang merupakan persyaratan minimum kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Selalu memberikan perlindungan kepada seluruh karyawan, tamu, pihak ke tiga
dan asset perusahaan dengan mencegah dan mengendalikan kejadian yang dapat
merugikan asset perusahaan.
3. Melakukan komunikasi yang efektif kepada seluruh karyawan, masyarakat dan
pihak-pihak yang berkepentingan.

4. Mempertimbangkan setiap aspek Keselamatan dan kesehatan kerja pada setip


tahap penyelenggaraan kegiatan serta mengendalikan resikoyang ada seminimal
mungkin
5. Meningkatkan kesadaran dan memberikan pengertian bahwah kecelakaan itu
dapat dicegah.
6. Memberikan pengertian bahwah target utama Perusahaan adalah "zero
accident"
7. Mengutamakan keselamatan karyawan dan pekerja dari penggunaan peralatan
dan bahan dilokasi proyek.
8. Menjamin bahwah semua karyawan dan pekerja telah mengetahui dan
melaksanakan pekerjaannya secara produktif yaitu dengan cara yang aman
melalui petunjuk yang benar, instuksi pekerjaan yang tepat, instuksi pemakaian
peralatan yang tepat, instuksi pemakaian bahan yang tepat melalui pengawasan
yang tepat.
9. Menyediaakan fasilitas, peralatan,perlengkapan keselamatan kerja yang layak
dan memadai serta menjamin akan digunakan secara tepat.

)
10. Memastikan bahwa yang diminta dan direkomendasikan dalam kebijakan K3
telah diikuti.
11. Meningkatkan perlindindungan dan pelestarian lingkungan dalam segalah
aktivitas dan meminimumkan kerusakan yang mungkin terjadi akibat aktivitas
tersebut.

Semua karyawan dan pekerja harus sudah mengetahui akan tanggungjawabnya


masing-masing termasuk peduli akan kesehatannya, keselamatannya dan
lingkunangan ditempat kerja, sehubungan dengan kebijakan diatas.

PERENCANAAN

A. Perencanaan
1) Identifikasi Bahaya dan pengendalian Resiko Bahaya
2) Pemenuhan perundang - undangan dan persyaratan lainnya
3) Daftar peraturan perundang - undangan dan persyaratan lain yang terkait
dengan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanaan paket
pekerjaan ini adalah :
 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 UU No. 23 1992 tentang kesehatan
 UU No. 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi

 UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan


 Keputusan Menteri tenaga Kerja RI. Nomor : kep - 51/Men/1999 Tentang Nilai
 Ambang batas Faktor Fisika ditempat kerja
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor kep- 187/Men1999 Tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya ditempat kerja
 Peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak
lingkungan.
 Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE.05/BW/1997 Tentang Penggunaan Alat
Pelindung Diri.
 Peraturan Menteri tenaga Kerja No: PER .05/MEN/1996 tentang sistem
Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
 Keputusan presiden No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul akibat
hubungan kerja
 Keputusan menteri kesehatan Nomor 876/menkes/SK/IX/2001/tentang
pedoman teknis analisis dampak lingkungan
 Keputusan Mewnteri Kesehatan Nomor 1217/Menkes SK/IX/2001tentang
pedoman penanganan dampak radiasi

)
 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 315 Menkes/SK/III/2003 tentang
komite kesehatan dan keselamatan kerja sektor kesehatan
 Permen PU No.9 /PRT/M/2008 tentang pedoman sistem manajemen
keselamatan Kerja (SMK3) konstriuksi bidang PU
B. Sasaran K-3 dan Program K-3
1. Sasaran K-3
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan
dan pekerja yangb terlibat langsung dengan peralatan kerja dan material serta
lingkungan sekitarnya. Sasaran yang dituju dalam penerapan k3 adalah :
a. Menghindari adanya kecelakaan kerja
b. Menghindari adanya penyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan
oleh aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan
resiko pekerjaannya masing-masing.
2. Program K-3
 Promosi program k3 terdiri dari:
a) Pemasangan sign board k3
b) Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan
selamat
c) Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin
terjadi dilokasi pekerjaan dipasang dikantor proyek atau lokasi pekerjaan
dilapangan.
 Sarana peralatan untuk K3
Sarana peralatan untuk K3 terdiri dari :
 Yang melekat pada orang, yaitu :
a) Topi helm
b) Sepatu lapangan
c) Sarung tangan (untuk pekerja tertentu)
d) Obat-obatan untuk P3K
 Sarana peralatan lingkungan yaitu :
Tabung pemadam kebakaran pada ruang-ruang antara lain:
a) Kantor proyek
b) Mess karyawan
c) Barak tenaga kerja
d) Gudang material

)
 Rambu-rambu peringatan
a) Peringatan bahaya benturan kepala
b) Peringatan bahaya longsoran
c) Petunjuk batas ketinggian penumpukan material
d) Larangan memasuki area tertentu
e) Larangan membawa bahan-bahan yang berbahaya
f) Petunjuk untuk melapor (Keluar Masuk Proyek)
g) Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
h) Peringatan ada alat/masin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)

 Penataan lingkungan
 Lay out planning (perencanaan tata letak)
Perencanaan tata letak harus diatur sedemikian rupa sehingga orang dan alat
yang akan bekerja tidak saling terganggu justru saling mendukung sehingga
dapat dicapai pelaksanaan dengan produktivitas tinggi dan aman.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak yaitu
a) Dimensi (ukuran), posisi, elevasi (ketinggian);
b) Gerakan manusia dan alat;
c) Suara (kebisingan)
d) Getaran
e) Cahaya dan situasi udara.

 House keeping kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan syarat K3


Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 terdiri atas.
a) Penyediaan air bersih yang cukup;
b) Penyediaan toilet/Wc yang bersih;
c) Penyediaan musholah yang bersih dan terawat;
d) Penyediaan toilet/Wc untuk pekerja proyek;
e) Penyediaan bak-bak sampah pada lokasi yangdiperlukan;
f) Pebuatan saluran pembuangan limbah
g) Pembersihan sampah secara teratur;
h) Kerapian penempatan alat-alat kerja dilapangan setelah dipakai (concrete
Vibratory, lampu-lampu penerangan dll).

)
DIVISI 1. UMUM
5 Direksi Keet

A. Volume yang ingin di capai : 24 m2

B. Personil yang dilibatkan :


a. Pelaksana : 1 Orang
b. Petugas K3 : 1 Orang
Mandor, Tukang & Pekerja

C. Bahan yang digunakan :


a. Kayu Kalimantan
b. Seng Gelombang
c. Asbes
d. Triplek
e. Paku

D. Alat yang digunakan :


a. . Palu,
b. Gergaji,
c. Linggis,
d. dan alat bantu lainya.

E. Waktu pelaksanaan : 1 Minggu, Minggu ke 1

F. Kualitas yang ingin dicapai :


1. Ukuran Direksi keet 4 x 6 m ( 24 m2 )
2. Tiang , rangka dan Rangka atap terbuat dari kayu Kalimantan atau
sejenisnya.
3. Dinding terbuat dari bahan tripleks, atap bangunan dari asbes/ seng
gelombang

G. Tahapan Pekerjaan :
Kerangka kayu kalimantan, atap seng gelombang, dinding triplek, lantai terbuat dari
beton rabat atau bata di plester pasir, serta dilengkapi penerangan yang cukup.
Merundingkan terlebih dahulu dengan Direksi mengenai pembagian halaman untuk
bangunan sementara.
Selanjutnya membuat bangunan sementara yang terdiri dari tempat penimbunan
barang- barang, gudang, ruang Direksi, ruang Kontraktor, kamar mandi/WC dan
ruang- ruang lain yang dianggap perlu.
)
Menyediakan / Menyewa sebuah bangunan untuk direksikeet dan dilengkapi panil-
panil untuk menempel gambar-gambar.
Menyediakan kantor lapangan, akomodasi kantor yang cocok dan fasilitas yang
memenuhi kebutuhan proyek di tempat-tempat pekerjaan penting. Memelihara
bangunan sementara yang telah ada di lapangan dan memperbaiki/mengganti
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan. Bangunan-bangunan seperti ruang
Direksi, los kerja dan bangunan sementara akan dibongkar setelah mendapat
persetujuan Direksi.

Setelah selesai pekerjaan tetap dikenakan setor ke Kas Daerah Kabupaten Kendal
sebesar 50% dari harga direksi keet.

Apabila ternyata disekitar lokasi pekerjaan terdapat bangunan yang dapat


difungsikan sebagai direksi keet, maka dapat menyewa bangunan tersebut dengan
ketentuan luas bangunan sama dengan atau lebih dari ketentuan diatas dan setelah
selesai pekerjaan tetap dikenakan setor ke Kas Daerah Kabupaten Kendal sebesar 50%
dari harga direksi keet
Apabila ternyata disekitar lokasi pekerjaan tidak memungkinkan didirikan direksi
keet, membuat direksi keet namun tidak dapat difungsikan sebagai mana mestinya
atau tidak membuat direksi keet sama sekali, maka semua biaya direksi keet harus
disetorlan ke Kas Daerah Kabupaten Kendal sebesar 100% harga direksi keet

)
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
1. Galian tanah biasa 0-1 m (tanpa alat)

A. Volume yang ingin di capai : 8,50 m3

B. Personil yang dilibatkan :


1. Pelaksana : 1 Orang
2. Petugas K3 : 1 Orang
Mandor, Tukang & Pekerja

C. Bahan yang digunakan :


1. Benang
2. Bambu / kayu

D. Alat yang digunakan :


1. Sekop
2. Linggis
3. Meteran
4. Gerobak Sorong
5. alat bantu lainnya

E. Waktu pelaksanaan : 2 Minggu, Minggu ke 1 dan ke 2

F. Kualitas yang ingin dicapai :

a. Galian tanah dengan lebar dan kedalaman yang sesuai dengan dimensi
perencanaan dan gambar kerja, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Pekerjaan.
b. Lebar dan panjang galian cukup untuk memberikan ruang kerja sesuai
dengan lebar pondasi yang akan dibuat.
c. Hasil galian bersih segala kotoran yang terdapat di dalamnya. Termasuk
bersih dari material padat yang dapat mengganggu pelaksanaan
pekerjaan konstruksi pasangan maupun pondasi.

)
G. Tahapan Pekerjaan
1. Setiap awal pekerjaan harus dilaksanakan pengukuran uitzet, pasang
profil/patok dan pembersihan lapangan yang disetujui oleh direksi /
pengawas lapangan.
2. Elevasi galian ditunjukan dalam gambar atau diberitahukan oleh Direksi /
Pengawas Lapangan sebelum melaksanakan pekerjaan ini, patok tanda
galian ( bouwplank ) harus dipasang dengan teliti. Elevasinya diukur serta
disetujui oleh Pengguna Jasa. Pada bouwplank dituliskan elevasi-
elevasinya yang perlu serta titik as galian.
3. Penggalian tanah harus dilakukan sesuai dengan gambar, lebar galian
harus cukup memberikan ruang kerja sesuai dengan lebar pondasi yang
akan dibuat.
4. Penggalian tanah dekat bangunan yang tidak akan dibongkar harus
dilakukan dengan hati-hati.
5. Tanah galian yang tidak memenuhi syarat sebagai tanah urug harus
disingkirkan dari lokasi. Tanah galian tidak boleh ditimbun di jalan agar
tidak menganggu lalu lintas maupun lingkungan.
6. Dasar galian yang telah mencapai peil, kemudian penyedia jasa melapor
kepada pengawas atau direksi teknis untuk dimintakan persetujuan.
7. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0%, 50% dan 100% pada sudut
pengambilan yang sama.

)
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
4. Timbunan Sirtu setempat (dengan alat Mesin gilas 3 roda), Levelling

1) Volume yang ingin di capai : 38, 95 m3

2) Personil yang dilibatkan :


a. Pelaksana : 1 Orang
b. Petugas K3 : 1 Orang
, Mandor, Tukang & Pekerja

3) Bahan yang digunakan :


a. Sirtu (quarry - lokasi pekerjaan)
yang berkualitas dan bersih dari sampah dan campuran lainya Bebas dari
gumpalan lempung, bahan organik atau bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki

4) Alat yang digunakan :


a. Mesin gilas 3 roda 6 - 10 ton
b. Alat bantu

5) Waktu pelaksanaan : 1 Minggu, Minggu ke 3

6) Kualitas yang ingin dicapai :

Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan
tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan
hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.

7) Tahapan Pekerjaan :
1. Pengajuan Request of work ( Permohonan pelaksanaan pekerjaan) yang
dilampiri dengan back up volume dan shop drawing
2. Pengajuan approval material (persetujuan pemakaian material)
3. Membersihkan area pekerjaan agar terbebas dari kotoran dan sampah
sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan

)
4. Urugan Sirtu yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari
bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level
timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu
yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau
distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan
harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum
5. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan dengan alat Mesin gilas 3 roda,
Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil
yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material
timbunan pilihan
6. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
7. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

)
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
1. Perkerasan Jalan Beton, t= 20 cm dengan Beton fc' = 30 Mpa (K.350) Readymix
& Bekisting plat / besi (termasuk pembasahan)

2) Volume yang ingin di capai : 230,00 m3

3) Personil yang dilibatkan :


a. Pelaksana : 1 Orang
b. Petugas K3 : 1 Orang
, Mandor, Tukang & Pekerja

4) Bahan yang digunakan :


a. Mutu beton FS. 45 Mpa Ready mix
b. Baja Tulangan (Polos) U24
c. Cat Anti Karat
d. Expansion Cap
e. Polytene 125 mikron
f. Curing Compound
g. Sewa Bekisting plat / besi
h. Aspal sealant

5) Alat yang digunakan :


a. Concrete vibrator
b. Water tanker truck 3000-4000 ℓ
c. Concrete Fix form Finisher
d. Alat Bantu

6) Waktu pelaksanaan : 8 Minggu, Minggu ke 4 s/d ke 11

7) Kualitas yang ingin dicapai :

a. Beton dengan mutu Beton fc' = 30 Mpa (K.350) Readymix


b. Pelaksanaan pada kelandaian curam ( Oprit ) Arah penghamparan dari bawah,
kelecakan beton disesuaikan dengan kemiringan ( mencegah beton mengalir )
c. Foto dokumentasi Pengecoran / Penghamparan Pas. Perkerasan jalan mutu
Beton fc' = 30 Mpa (K.350) Readymix diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100%
pada sudut pengambilan yang sama.

)
8) Tahapan Pekerjaan :
Pada saat pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh konsultan
manajemen konstruksi /Direksi.
Pelaksanaan Pekerjaan Opritan Jalan mutu Beton fc' = 30 Mpa (K.350)
Readymix. termasuk bekisting dan pembasahan ini prosedurnya sebagai
berikut :
Oprit berfungsi memberi bidang datar sebelum memasuki lantai / Jalan
Struktur Beton sehingga dapat meminimalisir kerusakan pada lantai / Jalan
, dan menghubungkan jalan lama dan Jalan Beton Baru sehingga tidak
terjadi perubahan ketinggian yang terlalu mencolok pada keduanya.

Tahapan pekerjaan Beton


a. Bersihkan lantai kerja , selanjutnya pasang bekesting, Beton ready mix
yang berasal dari truck mixer dituang ke dalam bekesting
b. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan concrete vibrator.
c. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan - lahan
mengggunakan towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus
sampai permukaan menjadi rata dan halus mengikuti acuan.
d. Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton
menggunakan karung basah / Karpet basah.

)
DIVISI 7. STRUKTUR
1. Beton mutu sedang fc’ = 20 MPa (K.250) Readymix, Bekisting 2x pakai, oprit

1) Volume yang ingin di capai : 17,00 m3

2) Personil yang dilibatkan :


a. Pelaksana : 1 Orang
b. Petugas K3 : 1 Orang
, Mandor, Tukang & Pekerja

3) Bahan yang digunakan :


a. Mutu beton fc' 21.7 Mpa (K 250) Ready mix
b. Kayu Perancah / Bekisting
c. P a k u

4) Alat yang digunakan :


a. Alat Bantu

5) Waktu pelaksanaan : 1 Minggu, Minggu ke 12

6) Kualitas yang ingin dicapai :

a. Beton dengan mutu Beton fc’ = 20 MPa (K.250) Readymix


b. Pelaksanaan pada kelandaian curam ( Oprit ) Arah penghamparan dari bawah,
kelecakan beton disesuaikan dengan kemiringan ( mencegah beton mengalir )
c. Foto dokumentasi Pengecoran / Penghamparan Pas. Perkerasan jalan mutu
Beton fc’ = 20 MPa (K.250) Readymix diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100%
pada sudut pengambilan yang sama.

7) Tahapan Pekerjaan :
Pada saat pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh konsultan
manajemen konstruksi /Direksi.
Pelaksanaan Pekerjaan Opritan Jalan mutu Beton fc’ = 20 MPa (K.250)
Readymix. termasuk bekisting dan pembasahan ini prosedurnya sebagai
berikut :
Oprit berfungsi memberi bidang datar sebelum memasuki lantai / Jalan
Struktur Beton sehingga dapat meminimalisir kerusakan pada lantai / Jalan
, dan menghubungkan jalan lama dan Jalan Beton Baru sehingga tidak
terjadi perubahan ketinggian yang terlalu mencolok pada keduanya.

)
Tahapan pekerjaan Beton
a. Bersihkan lantai kerja , selanjutnya pasang bekesting, Beton ready mix
yang berasal dari truck mixer dituang ke dalam bekesting
b. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan concrete vibrator.
c. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan - lahan
mengggunakan towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus
sampai permukaan menjadi rata dan halus mengikuti acuan.
d. Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton
menggunakan karung basah / Karpet basah.

)
DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN PEKERJAAN LAIN - LAIN
1. Pasang Dynabolt ⍉ 12 mm, panjang 120 mm

A. Volume yang ingin di capai : 100,00 buah


B. Personil yang dilibatkan :
1. Pelaksana : 1 Orang
2. Petugas K3 : 1 Orang
Mandor, Tukang & Pekerja
C. Bahan yang digunakan :
1. Besi ⍉ 12 mm

D. Alat yang digunakan :


1. Gergaji Potong
2. Bor Listrik
3. Meteran
4. Alat Pembengkok
5. alat bantu lainnya
E. Waktu pelaksanaan : 1 Minggu, Minggu ke 6
F. Kualitas yang ingin dicapai :
a. mutu tarik Besi ⍉ 12 mm sesuai dengan gambar, padat, rapi, bersih dari
kotoran dan telah disetujui oleh direksi

G. Tahapan Pekerjaan :
1. Pengajuan Request of work ( Permohonan pelaksanaan pekerjaan)
yang dilampiri dengan back up volume dan shop drawing
2. Pengajuan approval material (persetujuan pemakaian material)
3. Persiapan berupa pekerjaan pengukuran dan pembuatan acuan
sementara dari papan sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.
4. Meterial disiapkan dilokasi pekerjaan.
5. Pemotongan Besi ⍉ 12 mm sesuai panjang yang di tentukan 120 mm.
6. Setelah selesai pemotongan di lalkukan pengeboran pada bidang yang
akan di pasang.
7. Kemudian hasil pengeboran tersebut, besi yang sudah di potong di
masukan pada lubang tersebut sesuai dengan gambar.
8. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0%, 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

Demikian metode pelaksanaan ini dibuat untuk pedoman agar pelaksanaan


pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang disyaratkan
(Spesifikasi Teknis) dan atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Kendal, MEI 2021


CV. CIPTA GRAHA PERKASA

SUGIARTO
Direktur
)

Anda mungkin juga menyukai